Oleh :
Nurhayati 2350347063
DOSEN TUTOR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan bagian dari daur siklus seorang wanita dimana proses dari
kehamilan akan menyebabkan wanita terjadi beberapa perubahan dalam dirinya.
Perubahan tersebut meliputi fisik, mental dan sosial. Kebutuhan dasar ibu hamil secara fisik
perlu dipenuhi agar ibu dalam menjalani kehamilannya terjaga kesehatannya. Kebutuhan
tersebut meliputi oksigenasi, nutrisi, personal hiegine, pakaian, eliminasi, seksual,
mobilisasi/body mekanik, istirahat/tidur. Kebutuhan dasar ibu hamil sangat memengaruhi
kesehatan ibu maupun janin selama masa kehamilan. Tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
ibu hamil, akan berdampak pada kesehatan ibu selama kehamilan dan juga secara
langsung mempengaruhi proses persalinan kelak. Pengetahuan seorang ibu hamil akan
sangat mempengaruhi pada keputusan dan perilakunya. Ibu hamil yang memiliki
pengetahuan yang baik tentang pemenuhan kebutuhan dasar kehamilan, maka ia akan
memiliki kesadaran dan memiliki sikap yang baik dalam menjalani kehamilannya (Ersila,
Zuhana, & Suparni, 2019).
Hal - hal tersebut akan membutuhkan kesiapan terhadap ibu yang mengandung baik
secara mental maupun fisik karena setiap bulan kebulan akan berbeda - beda keluhan yang
dirasanya. Perubahan kondisi fisik dan tentu saja psikis ini membutuhkan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Pada dasarnya keluhan
yang dirasa secara fisik seperti mual (morning sicknes), merasa lelah, kram perut
sedangkan secara psikis merasa benci dengan 2 kehamilannya hal tersebut terjadi pada
trimester 1 (dari konsepsi sampai 3 bulan). Pada saat ini, tubuh ibu yang hamil mulai belajar
beradaptasi terhadap berbagai perubahan. Trimester 2 (bulan ke-4 sampai 6 bulan).
Trimester ini merupakan periode yang jarang dikeluhkan oleh ibu hamil akan tetapi ada
perubahan yang dirasa secara fisik yaitu rasa panas diperut sedangkan secara psikisnya
sudah terbiasa dengan kehamilanya, hubungan sosial menjadi meningkat kepada orang lain
yang baru menjadi ibu. Sedangkan di trimester 3 (bulan ke-7 sampai 9 bulan) ada
perubahan secara psikisnya yaitu merasa takut dan merasa sedih. Trimester ketiga
merupakan periode sebelum proses persalinan berlangsung. Secara solusi pada kehamilan
ada aturan-aturan yang bisa diterapkan oleh ibu hamil baik secara aturan medis,
kepercayaan mitos dan kepercayaan pandangan agama Islam. Masalah kehamilan
terhadap ibu hamil adalah hal ilmiah yang dirasakan, akan tetapi apabila tidak diperhatikan
secara serius akan berdampak buruk pada ibu dan janinnya (Ersila, Zuhana, & Suparni,
2019).
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan
terhadap keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Kemampuan pelayanan
kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian
ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) (Kementerian kesehatan RI, 2014). Pemerintah
negara Indonesia sangat menekankan untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB melalui
program-program kesehatan. Upaya yang telah dilakukan Kemenkes melalui pemerintahan
membentuk suatu program yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan
sehingga selama kehamilan dan persalinannya sehat dan selamat. Adapun program-
progam yang dilakukan pemerintah yaitu adanya Program Desa Siaga atau yang saat ini
sudah diganti dengan ANC Terpadu, Program Pendampingan Bumil Resti oleh kader
melalui pendampingan satu ibu hamil didampingi oleh satu kader yang dilakukan sejak awal
kehamilan sampai dengan 42 hari setelah melahirkan (Sulistiyani & Sunarti, 2015).
Dalam pelaksanaan program kesehatan, sangat dibutuhkan sumber daya manusia
yang kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan akan cepat tercapai. Salah satu sumber
daya manusia kesehatan yang paling berperan dalam masalah kesehatan ibu dan anak
adalah bidan. Bidan merupakan tenaga professional yang bertanggung jawab dan
akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan
dan nasehat selama sama hamil, masa persalinan, dan masa nifas, memimpin persalinan
atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir, dan bayi balita.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi pada ibu dan
anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan
tindakan kegawatdaruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan
pendidikan kesehatan tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada keluarga dan
masyarakat. Kegiatan ini harus mencakup pendidikan antenatal dan persiapan menjadi
orangtua serta meluas pada kesehatan perempuan, kesehatan reproduksi dan asuhan anak
(Kementerian Kesehatan RI, 2007).
Hal ini sejalan dengan salah satu filosofi asuhan kebidanan yaitu dengan
menerapkan pinsip Continuity Of Care. Continuity of Care merupakan salah satu
pendekatan model asuhan bidan untuk memberikan asuhan yang komprehensif, bidan
dapat memantau kondisi ibu dan bayi sehingga mencegah terjadi komplikasi yang tidak
segera ditangani. Menurut ICM, bidan adalah penyedia perawatan yang paling tepat untuk
menghadiri wanita yang melahirkan anak. Perawatan kebidanan diantaranya
mempromosikan, melindungi dan mendukung perempuan, kesehatan reproduksi dan hak
seksual, dan menghormati keragaman etnis dan budaya. Itu didasarkan pada prinsip etika
keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia. Perawatan
kebidanan bersifat holistik dan berkelanjutan, didasarkan pada pemahaman tentang
pengalaman sosial, emosional, budaya, spiritual, psikologis dan fisik dari wanita
(International Confederation of Midwives, 2014).
Pemantauan tersebut secara intesif sangatlah diperlukan untuk mendeteksi secara
dini apabila terdapat masalah atau kelainan dengan tujuan menyiapkan wanita hamil secara
komprehensif baik fisik maupun mental serta menyelamatkan ibu dan bayi dalam
kehamilan, persalinan, dan nifas sehingga tidak terjadi penyulit dan komplikasi. Deteksi dini
gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah
terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil.
Faktor predisposisi dan adanya penyakit penyerta sebaiknya juga dikenali sejak awal
sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk mencegah gangguan yang berat
baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
Jika tidak dilakukan asuhan kebidanan secara komprehensif, maka akan
mengakibatkan tidak terdeteksinya komplikasi secara dini, sehingga bisa berlanjut pada
keterlambatan penanganan terhadap komplikasi tersebut. Sehingga menyebabkan
morbiditas dan mortalitas tinggi (Saifuddin, 2014).
B, Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil.
b. Mahasiswa mampu menganalis Adaptasi Psikologis kehamilan.
c. Mahasiswa menganalisis kebutuhan nutrisi ibu hamil di trimester 1.
d. Mahasiswa mampu menganalis perubahan fisik dan psikis pada kehamilan.
e. Mahasiswa dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan.
f. Mahasiswa mampu menganalisa dokomentasi kebidanan berupa penegakan
Diagnosis dan masalah.
D. Manfaat
1) Persepsi
Penafsiran seseorang terhadap kondisinya saat ini. ibu hamil dengan tingkat
pengetahuan yang cukup akan mempersepsikan bahwa kehamilan itu adalah
normal bagi seorang wanita, namun tidak jarang seorang ibu hamil
mempersepsikan kehamilan itu adalah suatu beban yang harus dijalaninya selama
sembilan bulan. Kondisi ini membuat ibu sering mengalami stress bahkan depresi.
2) Dukungan Situasional
Dukungan yang diperoleh oleh seseorang saat dibutuhkan. Dukungan tersebut bisa
dalam bentuk informasi, finansial, keluarga dan petugas kesehatan. Kehamilan
yang tidak dikehendaki membua tibu tidak memiliki dukungan dari lingkungannya.
3) Mekanisme Koping
b. Trimester II
Selama fase trimester kedua kehidupan psikologi ibu hamil tampak lebih tenang,
namun perhatian ibu mulai beralih pada perubahan bentuk tubuh, kehidupan seks,
keluarga dan hubungan batiniah dengan bayi yang dikandungnya, serta
peningkatan kebutuhan untuk dekat dengan figur ibu, melihat dan meniru peran
ibu serta meningkatnya ketergantungan ibu pada pasangannya.
c. Trimester III
a. Dukungan Suami Dukungan suami yang bersifat positif kepada istri yang hamil
akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin, kesehatan fisik dan psikologis ibu. Bentuk dukungan suami tidak cukup dari
sisi finansial semata, tetapi berkaitan dengan cinta kasih, menanamkan rasa
percaya diri, komunikasi terbuka dan jujur, sikap peduli, perhatian, tanggap dan
kesiapan menjadi ayah.
c. Tingkat Kesiapan Personal Ibu Kesiapan personal merupakan modal besar bagi
kesehatan fisik dan psikis ibu. Hal yang berkaitan dengan kesiapan personal
adalah kemampuan untuk menyeimbangkan perubahan-perubahan fisik dengan
kondisi psikologisnya sehingga beban fisik dan mental bisa dilaluinya dengan
sukacita, tanpa stres atau depresi.
d. Pengalaman Traumatis Ibu Trauma yang terjadi pada ibu hamil dipengaruhi
oleh sikap, mental dan kualitas diri ibu tersebut. Terjadinya ketakutan seperti ini
secara berlebihan akan menghambat dan mengganggu imun mental ibu. Beban
trauma yang berat akan mempengaruhi janin dan ibu. Ibu akan sulit berpikir, sulit
mengendalikan emosi, impulsif, takut dan sebagainya.
e. Tingkat Aktivitas Ibu Dokter menganjurkan ibu untuk melakukan latihan prenatal
yang telah dirancang khusus untuk wanita hamil. Latihan yang menguntungkan
bagi wanita hamil adalah latihan menguatkan dinding perut yang akan menopang
uterus dan otot panggul, latihan kaki untuk meningkatkan sirkulasi dan
menghindari kram otot.
D. Beberapa macam perubahan psikologi ibu pada masa kehamilan, antara lain
sebagai berikut.
Perubahan psikologis
1. Perubahan emosional
Perubahan emosional trimester I (penyesuaian) ialah penurunan kemauan seksual
karena letih dan mual, perubahan suasana hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai
berpikir mengenai bayi dan kesejahteraannya, serta kekhawatiran pada bentuk penampilan
diri yang kurang menarik, dan menurunnya aktivitas seksual.
2. Cenderung malas
Penyebab ibu hamil cenderung malas karena pengaruh perubahan hormon dari
kehamilannya. Perubahan hormonal akan memengaruhi gerakan tubuh ibu, seperti
gerakannya yang semakin lamban dan cepat merasa letih. Keadaan tersebut yang membuat
ibu hamil cenderung menjadi malas.
3. Sensitif
Penyebab wanita hamil menjadi lebih sensitif adalah faktor hormon. Reaksi wanita menjadi
peka, mudah tersinggung, dan mudah marah. Apapun perilaku ibu hamil dianggap kurang
menyenangkan. Oleh karena itu, keadaan seperti ini sudah sepantasnya harus dimengerti
oleh suami. Sebaiknya suami jangan membalas kemarahan karena akan menambah
perasaan tertekan terhadap ibu hamil. Perasaan tertekan akan berdampak buruk dalam
perkembangan fisik dan psikis bayi.
4. Mudah cemburu
Penyebab mudah cemburu akibat perubahan hormonal dan perasaan tidak percaya atas
perubahan penampilan fisiknya. Ibu mulai meragukan kepercayaan terhadap suaminya,
seperti ketakutan ditinggal suami atau suami pergi dengan wanita lain. Oleh sebab itu,
suami harus memahami kondisi istri dengan melakukan komunikasi yang lebih terbuka
dengan istri.
Perilaku ibu ingin meminta perhatian lebih sering mengganggu. Biasanya wanita hamil tiba-
tiba menjadi manja dan ingin selalu diperhatikan. Perhatian yang diberikan suami walaupun
sedikit dapat memicu tumbuhnya rasa aman dan pertumbuhan janin lebih baik.
6. Perasaan ambivalen
Perasaan ambivalen sering muncul saat masa kehamilan trimester pertama. Perasaan
ambivalen wanita hamil berhubungan dengan kecemasan terhadap perubahan selama
masa kehamilan, rasa tanggung jawab, takut atas kemampuannya menjadi orang tua, sikap
penerimaan keluarga, masyarakat, dan masalah keuangan. Perasaan ambivalen akan
berakhir seiring dengan adanya sikap penerimaan terhadap kehamilan.
7. Perasaan ketidaknyamanan
Perasaan ketidaknyamanan sering terjadi pada trimester pertama seperti nausea, kelelahan,
perubahan nafsu makan, dan kepekaan emosional, semuanya dapat mencerminkan konflik
dan depresi.
8. Depresi
Depresi merupakan kemurungan atau perasaan tidak semangat yang ditandai dengan
perasaan yang tidak menyenangkan, menurunnya kegiatan, dan pesimis menghadapi masa
depan. Penyebab timbulnya depresi ibu hamil ialah akibat perubahan hormonal yang
berhubungan dengan otak, hubungan dengan suami atau anggota keluarga, kegagalan, dan
komplikasi hamil.
9. Stres
Pemikiran yang negatif dan perasaan takut selalu menjadi akar penyebab reaksi stres. Ibu
mengalami stres selama hamil memengaruhi perkembangan fisiologis dan psikologis bayi.
Sebaliknya, ibu hamil yang selalu berpikir positif membantu pembentukan janin,
penyembuhan internal, dan memberikan nutrisi kesehatan pada bayi. Stres berlebihan yang
tidak berkesudahan dapat menyebabkan kelahiran prematur, berat badan di bawah rata-
rata, hiperaktif, dan mudah marah.
Ansietas merupakan istilah dari kecemasan, khawatir, gelisah, tidak tentram yang disertai
dengan gejala fisik. Ansietas adalah respons emosional terhadap penilaian individu yang
subjektif. Faktor penyebab terjadinya ansietas biasanya berhubungan dengan kondisi
kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan, pengalaman keguguran kembali, rasa
aman dan nyaman selama kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang
tua, sikap memberi dan menerima kehamilan, keuangan keluarga, serta dukungan keluarga
dan tenaga medis. Selain itu, gejala cemas ibu hamil adalah mudah tersinggung, sulit
bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang kencang,
sering buang air kecil, sakit perut, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan
kesemutan, kejang otot, sering pusing, serta pingsan.
Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada
kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari
perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2013).
Nutrisi selama kehamilan adalah salah satu faktor penting dalam menentukan
pertumbuhan janin. Dampaknya adalah berat badan lahir, status nutrisi dari ibu yang sedang
hamil juga mempengaruhi angka kematian perinatal, keadaaan kesehatan neonatal, dan
pertumbuhan bayi setelah kelahiran. Selain itu kesehatan dan banyaknya ibu reproduksi
mungkin mempengaruhi status gizi ibu selama hamil, dimana secara signifikan berhubungan
dengan outcome kehamilan. Pengukuran anthropometri status gizi merupakan hal penting
karena menghasilkan informasi mengenai simpanan lemak atau persen lemak dalam tubuh,
dan aspek lain dari pengukuran badan selama kehamilan yang dapat mempengaruhi
outcome kehamilan.
Menurut Brown (2015) asupan zat gizi merupakan salah satu hal berhubungan
dengan outcome kehamilan. Di Amerika Serikat sekitar 12 per 100.000 hidup terjadi
kematian ibu. Tingkat kematian bayi lebih tinggi lagi yaitu dari 100.000 hidup ada 750 bayi
meninggal pada tahun pertama kelahirannya. Menurut khomsan dan Sulaeman (2017)
angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan (AKG) adalah suatu kecukupan rat-rata zat
gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, dan jenis aktivitas yang dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu
selama hamil. KEK pada ibu hamil perlu diwaspadai kemungkinan ibu melahirkan bayi berat
lahir rendah, pertumbuhan dan perkembangan otak janin terhambat sehingga
mempengaruhi kecerdasan anak di kemudian hari dan kemungkinan premature (Depkes,
2019). Ibu hamil yang beresiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) kurang dari. Menurut Hanim et al (2019) menyatakan bahwa LILA ibu
hamil berkorelasi positif dengan Indeks Masa Tubuh (IMT) ibu hamil, sehingga pengukuran
IMT ibu hamil sama akuratnya dengan pengukuran LILA ibu hamil.
BAB III
KASUS
SEKENARIO KASUS 1
1. Istilah
- Ballotemen
- Forniks posterior
- Inspekulo
- Bimanual
- Istmus
- Abdomen
2. Case pending
- Ibu berusia 22 th
- Mual
- Mulut terasa pahit
- Terlambat haid 2 bulan
- Ibu datang pada tanggal 12 november 2022
- Hpht 25 agustus 2022
- Haid teratur
- Keguguran 6 bulan lalu
- Cemas dan khawatir
- Keluar flek merah kecoklatan
- Ibu tidak memiliki Riwayat penyakit kronik
- Tanda tanda vital normal
- Abdomen ballotemen
- Tanda chedwick
- Bimanual
- Serviks teraba lunak
- Status gizi
3. Masalah
- Ibu merasa sering mual
- Gangguan psikologis
- Cemas
4. Hipotese sementara
- Kemungkinan Ab
- G2P0A1 Gravida 10 minggu dengan Kecemasan
- Kolaborasi dengan dokter untuk di lakukan USG
- Penanganan psikologis untuk menangani rasa cemas
5. More info
- Nutrisi
- Istirahat Total
- Pola Aktifitas
1. Pemeriksaan lain
- USG
- Pemeriksaan LILA
- Pemeriksaan DJJ
- Cek Lab
2. Diagnosis
- G2P0A1 Dengan Kemungkinan Hamil 11 Minggu
3. Asuhan
- Memberikan asuhan Nutrisi seimbang Bagi ibu hamil ( Makan sedikit tapi
sering )
- Memberikan asuhan konseling ketidakyaman kehamilan trimester 1
- Memberikan asuhan konseling tanda-tanda pasti Hamil
- Memberikan Asuhan konseling tanda bahaya kehamilan trimester 1
- Memberikan dukungan emosional kepada Ibu Hal-hal yang ibu alami merupakan
Hal yang psiologis yang di alami ibu hamil trimester 1
- Memberikan konseling Pola aktifitas dan istirahat pada ibu hamil Trimester 1
- Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi tablet FE dan asam folat pada
kehamilannya
- Menganjurkan ibu untuk kontrol dan melakukan USG ke dokter obgyn jika ada
keluhan ke paskes terdeket
- Dokumentasi Asuhan
LO :
1. Mahasiswa dapat mengetahui tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti hamil
2. Mahasiswa mampu menganalis Adaptasi Psikologis kehamilan
3. Mahasiswa menganalisis kebutuhan nutrisi ibu hamil di trimester 1
4. Mahasiswa mampu menganalis perubahan fisik dan psikis pd kehamilan trimester 1
5. Mahasiswa dapat mengetahui tanda bahaya kehamilan
6. Mahasiswa mampu menganalisa dokomentasi kebidanan berupa penegakan
Diagnosis dan masalah