Anda di halaman 1dari 37

TUGAS

MATA KULIAH
PENGKAJIAN MATERNITAS LANJUT

DOSEN : DR. Yati Afiyanti, MN

Di susun oleh:
Aryanti Wardiyah (1006833565)
Henny Dwi Susanti (1006833754)
Muaningsih (1006833893)

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN MATERNITAS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS INDONESIA

2011

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu prioritas utama pembangunan kesehatan di Indonesia adalah Program

Kesehatan ibu dan anak. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan

bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu program Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu, dan untuk

mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan

mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal

ditingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer dan dengan melakukan asuhan

antenatal care.

Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting, hal ini berkaitan dengan mensturasi,

kehamilan, menyusui dan mengasuh anak. Salah satu indikator untuk menilai derajat

kesehatan adalah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Penurunan angka

kematian ibu masih dirasa sangat lambat, masalah kematian ibu pertama kali dibahas oleh

forum internasional di Nairobi, Kenya pada bulan oktober tahun 1987. Sebagai tindak

lanjut, pada tanggal 29 juni tahun 1988 di Indonesia diadakan Lokakarya Kesejahteraan

ibu yang melibatkan 17 sektor dan pihak terkait untuk mendukung upaya Safe

Motherhood.

Pada lokarya tersebut presiden RI telah memberikan petunjuk untuk menekan angka

kematian ibu (AKI) 50% dari AKI 1986 (450/100.000 kelahiran hidup) menjadi

225/100.000 kelahiran hidup pada akhir tahun 2000. Kegiatan itu diprakarsai oleh depkes,

2
BKKBN dan Kantor Meneg UPW bekerjasama dengan POGI4.

Angka kematian ibu untuk Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2005 adalah 354/100.000

kelahiran hidup, sedangkan secara Nasional adalah 307/100.000. Cakupan pelayanan

antenatal yang dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil Kala I pada tahun 2005 untuk

Sulawesi Selatan adalah 83,12 % sedangkan cakupan Kala IV tahun 2005 adalah

71,92%1.

Jumlah kematian perinatal di 33 provinsi, yaitu lahir mati ditambah kematian bayi umur

0-6 hari tercatat sebesar 217 kasus kematian. Proporsi lahir mati cukup tinggi yaitu

34,6% (75 kematian) dari seluruh kematian perinatal. Sisanya, yaitu kematian bayi umur

0-6 hari (disebut juga kematian bayi neonatal dini), sebesar 142 kasus kematian. Di lain

pihak, jumlah kematian neonatal, yaitu kematian bayi 0-28 hari, tercatat 181 kasus

kematian. Bila dibandingkan dengan seluruh kematian neonatal ini, kematian bayi

neonatal dini (0-6 hari) adalah sebesar 78,5%. Poporsi terbesar disebabkan karena

gangguan/kelainan pernafasan (respiratory disorders), selanjutnya urutan ke 2 dan 3

disebabkan oleh prematuritas dan sepsis. Penanganan bayi baru lahir harus terfokus pada

peningkatan kemampuan bidan desa untuk menangani asfiksia pada bayi baru lahir.

Proporsi bayi prematur yang meninggal cukup tinggi (32,4%) menunjukkan bahwa

penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena alasan lainnya, seperti

terlambat membawa atau terlambat menerima pelayanan kesehatan. Kematian bayi

neonatal lanjut (7-28 hari) tercatat 39 kasus. Terbanyak karena sepsis (20%).

Untuk kematian perinatal, faktor kesehatan ibu ketika ia hamil dan bersalin kemungkinan

berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandungnya. Dengan mengetahui

penyakit/gangguan kesehatan ibu ketika hamil, maka tindakan pencegahan maupun

pengobatan harus ditujukan terhadap ibu ketika hamil. Bayi yang dilahirkan dengan lahir
3
mati/still birth atau yang mengalami kematian neonatal dini (umur 0-6 hari),

pewawancara menanyakan apakah ibu bayi tersebut mengalami gangguan kesehatan

ketika mengandung bayi tersebut. Dari sejumlah 217 kasus kematian perinatal, 96.8%

ibu dari bayi perinatal terganggu kesehatannya ketika hamil. Penyakit yang banyak

dialami ibu hamil pada bayi yang lahir marti secara berturut-turut adalah hipertensi

maternal (24%), komplikasi ketika bersalin (partus macet) sebesar 17.5%. Sedangkan

gangguan kesehatan ibu hamil dari bayi meninggal berumur 0-6 hari adalah ketuban

pecah dini (23%), dan hipertensi maternal (22%) (Riskesdas, 2007). Sehingga untuk

menekan angka tersebut diperlukan sumber daya yang terampil dan terlatih. Pengetahuan

tersebut salah satunya didapatkan melalui pelatihan Asuhan Persalinan Normal.

Persalinan adalah adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Sebab terjadinya partus sampai kini

masih merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-faktor humoral, pengaruh

prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai

faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai. Perubahan-perubahan dalam biokimia

dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain

penurunan kadar hormone estrogen dan progesterone. Seperti diketahui progesteron

merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi

kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari

minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih-lebih sewaktu partus. Seperti telah

dikemukakan, “plasenta menjadi tua” dengan tuanya kehamilan. Villi koriales

mengalami perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan progesteron menurun.

Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-

otot uterus. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah passageway, passenger,

powers penolong dan psikis. Respon psikologis maternal dapat mempengaruhi kondisi

4
fisik selama persalinan dan menurunkan kekuatan ibu, dan begitu juga sebaliknya. Oleh

karena itu, semua elemen ini merupakan energi bagi ibu yang sangat penting dan harus

dijaga kecukupannya, karena dapat mempengaruhi perkembangan dan kondisi ibu

selama persalinan. Sebagai seorang perawat harus membantu klien dalam dalam

menghadapi persalinan tersebut secara adekuat terkait ke-5 faktor tersebut, agar ibu

mampu mengeluarkan tenaga dan energinya saat akan melahirkan, baik secara fisik

maupun psikis, sehingga comfort/kenyamanan dalam proses persalinan dapat terpenuhi

secara mximal. Sebagai upaya dalam mempertahankan kenyamanan yang meliputi

seluruh aspek kehidupan dalam proses persalinan dilakukan dengan berbagai cara agar

ibu dapat beradaptasi terhadap beberapa tanda dan perubahan yang dialami dalam proses

persalinan. Dijelaskan bahwa pengalaman hidup dan peristiwa yang dialami seseorang

dapat menjadi kekuatan untuk mencapai adaptasi dengan lingkungan. Hasil akhir

berdasarkan Kolcaba adalah tercapainya kenyamanan individu secara keseluruhan

(Kolcaba, 2001 dalam Tomey, 2006). Kondisi yang dialami oleh resipien tentang

tindakan kenyamanan itu sendiri sebagai pengalaman yang holistik dan segera dari

kekuatan untuk memperoleh tiga tipe kenyamanan (dorongan, ketentraman dan

transcendence) serta empat konteks pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan

lingkungan).

B. Tujuan

Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan secara langsung format

pengkajian keperawatan maternitas lanjut pada kasus dengan pendekatan teori comfort

dari Kolcaba.

5
Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mengetahui teori dan konsep persalinan.

2. Memahami konsep Comfort Theory dari Katherine Kolcaba

3. Membuat format pengkajian pada ibu intranatal dengan pendekatan teori

Konservatif dan Comfort

4. Mengaplikasikan format pengkajian ibu intranatal berdasarkan Comfort Theory

pada kasus nyata

5. Menganalisa penerapan format pengkajian pada kasus nyata

C. Ruang Lingkup

Pembahasan meliputi konsep dan penerapan format pengkajian berdasarkan Comfort

theory pada kasus nyata.

D. Metodologi

Metode yang digunakan adalah aplikasi kasus.

BAB II

6
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP INTRANATAL

I. Teori Persalinan

Persalinan (labor) adalah serangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi dari

dalam uterus melalui jalan lahir. (Reeder, 2001).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu

maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2002)

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan adalah : Passage (jalan lahir),

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,

dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan

lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Power, adalah

kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan

tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang

dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Passanger Janin.

Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar dan keras dari janin

adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

Psikologis meliputi : Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual,

Pengalaman bayi sebelumnya, Kebiasaan adat,dukungan dari orang terdekat pada

kehidupan ibu. Dan faktor yang terakhir adalah Penolong, Peran dari penolong

persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang

mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan

kesiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan.

2. SEBAB-SEBAB MULAINYA PERSALINAN


7
a. Penurunan Kadar Progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya estrogen

meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan

antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan

atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan pada progesteron sehingga timbul

his.

b. Teori Oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul

kontraksi otot-otot rahim.

c. Keregangan Otot-Otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang

oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang

otot-otot dan otot-otot rahim makin rentan.

d. Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang peranan,

oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.

e. Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 sampai aterm terus

meningkat. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot

rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan

pemicu terjadinya persalinan.

3. TAHAP PERSALINAN

a. Kala I

8
Didefinisikan sebagai permulaan persalinan yang sebenarnya. Dibuktikan

dengan perubahan serviks yang cepat dan diakhiri dengan dilatasi serviks yang

komplit (10 cm), hal ini dikenal juga sebagai tahap dilatasi serviks.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan untuk

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan

primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

1. Fase laten

Dimulai dari puncak kontraksi yang regular sampai 3 cm dilatasi. Kontraksi

terjadi setiap 10-20 menit dan berakhir 15-20 detik. Dimana pembukaan

serviks berlangsung lambat, berlangsung dalam 7 -8 jam

2. Fase aktif

Berlangsung mulai dari kemajuan aktif sampai dilatasi lengkap terjadi.

Secara umum dari pembukaan 4 cm (akhir dari fase laten) sampai 10 cm

atau dilatasi akhir kala I dan berlangsung selama 6 jam.

Fase aktif dibagi kedalam 3 fase :

a. Akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm

b. Dilatasi maksimal/kemajuan maksimal : selama 2 jam pembukaan

berlangsung cepat dari pembukaan 4 cm menjadi 9 cm

c. Deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9

sampai 10 cm atau lengkap

b. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya

bayi.

Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit, dan multigravida 30 menit

Gejala utama kala II :

9
1. His terkoordinir, kuat, cepat (2-3 menit sekali)

2. Kepala janin di dasar panggul

3. Merasa mau BAB

4. Anus membuka

5. Vulva membuka

6. Perineum menonjol

7. PD pembukaan lengkap

c. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

Tanda-tanda klinis dari pelepasan plasenta yaitu :

Semburan darah

Pemanjangan tali pusat

Perubahan bentuk uterus : dari diksoid menjadi bentuk bundar (globular)

Perubahan dalam posisi uterus : uterus naik di dalam abdomen.

d. Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum, untuk

mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum.

TUJUAN ASUHAN PERSALINAN

10
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya

mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan

memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Banyak penyulit atau

komplikasi yang mengakibatkan kematian ibu dan bayi dapat dihindarkan

jika persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu dihadiri

oleh petugas yang terlatih serta kompeten dengan secara cepat mendiagnosa

dan menangani penyulit.

Pendekatan komprehensif merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan

persalinan dan bayi baru lahir.

Lima benang merah dalam asuhan persalinan :

1. Membuat keputusan klinik

a. Pengumpulan data

b. Diagnosis kerja

c. Penatalaksanaan klinik

d. Evaluasi hasil implementasi tatalaksana

2. Asuhan sayang ibu dan bayi

a. Persalinan merupakan peristiwa alami

b. Sebagian besar persalinan umumnya akan berlangsung normal

c. Pertolongan memfasilitasi proses persalinan

d. Tidak asing, bersahabat, rasa saling percaya, tahu dan siap

membantu kebutuhan klien, memberi dukungan moril, dan

kerjasama semua pihak (penolong-klien-keluarga)

3. Pencegahan infeksi

a. Kewaspadaan standar

11
b. Mencegah terjadinya dan transmisi penyakit

c. Proses pencegahan infeksi instrumen dan aplikasinya dalam

pelayanan

d. Barier protektif

e. Budaya bersih dan lingkungan yang aman

4. Rekam medik (Dokumentasi)

a. Kelengkapan status klien

b. Anamnesis, prosedur dan hasil pemeriksaan fisik, laboratorium, dan

uji atau penapisan tambahan lainnya

c. Partograf sebagai instrumen membuat keputusan dan dokumentasi

klien

d. Kesesuaian kondisi klien dan prosedur klinik terpilih

e. Upaya dan tatalaksana rujukan yang diperlukan

5. Sistem rujukan efektif

a. Alasan keperluan rujukan

b. Jenis rujukan (darurat atau optimal)

c. Tatalaksana rujukan

d. Upaya yang dilakukan selama merujuk

e. Jaringan pelayanan dan pendidikan

f. Menggunakan sistem umum dan sistem internal rujukan kesehatan

Sebagai perawat/bidan, klien akan mengandalkan pengetahuan,

keterampilan dan pengambilan keputusan yang kita lakukan untuk :

1. Mendukung ibu dan keluarganya secara fisik dan emosional

selama persalinan dan kelahiran

12
3. Membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara

pemantauan ketat dan deteksi dini selama persalinan dan kelahiran

3. Merujuk ibu untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu

4. Memberikan asuhan yang akurat kepada ibu, dengan intervensi minimal,

sesuai dengan tahap persalinannya

5. Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan infeksi

yang aman

6. Selalu memberitahukan pada ibu dan keluarganya mengenai kemajuan,

adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan dalam

persalinan

7. Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir

8. Membantu ibu dengan pemberian asi dini

5. TANDA-TANDA PERSALINAN

a. Tanda Persalinan Sudah Dekat

b. Adanya Lightening Menjelang minggu ke-36, pada primigravida

terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu

atas panggul. Gambaran Lightening pada primigravida menunjukkan

hubungan antara ketiga P, yaitu ; power (kekuatan his), passage

(jalan lahir normal), passanger (janinnya dan plasenta).

2. Terjadinya his permulaan (his palsu)

Sifat his permulaan (his palsu) :

a. Rasa nyeri ringan di bagian bawah

13
b. Datangnya tidak teratur

c. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda

d. Durasinya pendek

e. Tidak bertambah bila beraktifitas

b. Tanda Persalinan

1. Penipisan dan pembukaan serviks ( Effacement dan Dilatasi serviks )

Effacement serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama

tahap pertama persalinan. Serviks yang dalam kondisi normal memiliki

panjang 2 sampai 3 cm dan tebal sekitar 1 cm, terangkat ke atas karena

terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen

bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian

ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement

lengkap. Pada kehamilan aterm pertama, effacement biasanya terjadi

lebih dahulu dari pada dilatasi.. Pada kehamilan berikutnya, effacement

dan dilatasi cenderung bersamaan. Tingkat effacement dinyatakan dalam

persentase dari 0% sampai 100%. Dilatasi serviks adalah pembesaran

atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal

persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dilatasi

lengkap (sekitar 10 cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan. Apabila

dilatasi serviks lengkap, serviks tidak lagi dapat di raba. Dilatasi serviks

lengkap menandai akhir tahap pertama persalinan

2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)

14
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan

untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi uterus

involunter, yang disebut kekuatan primer, menandai dimulainya

persalinan. Kekuatan primer membuat serviks menipis, berdilatasi dan

janin turun. Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul,

sifat kontraksi berubah, yakin bersifat mendorong keluar. Kekuatan

sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi

serviks lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi

keluar dari uterus dan vagina

4. Keluarnya lendir bercampur darah (Show) melalui vagina.

Sumbatan mukus, yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar

mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan

menutup kanal servikal pada awal kehamilan. Blood show adalah

pengeluaran dari mukus plug tersebut. Blood show merupakan tanda dari

persalinan yang sudah dekat, yang biasanya terjadi dalam jangka waktu 24-

48 jam terakhir, asalkan belum dilakukan pemeriksaan vaginal dalam 48 jam

sebelumnya karena pemecahan mukus darah selama waktu tersebut mungkin

hanya efek trauma minor atau pecahnya mukus plug selama pemeriksaan.

Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes, perdarahan yang lebih

banyak menunjukan penyebab yang abnormal.

Konsep teori Comfort Katherine Kolcaba

Teori Comfort Kolcaba secara khusus ditujukan pada praktik keperawatan guna

menyediakan kenyamanan. Teori ini juga menjelaskan suatu bagaimana proses

pemberian asuhan keperawatan yang dapat memberikan kenyamanan pada pasien,

15
kemudian dievaluasi oleh perawat. Teori Comfort ini termasuk dalam Middle range

theory (Sitzman & Eichelberger, 2011).

1) Asumsi dasar

Secara umum, comfort didefinisikan sebagai suatu pengalaman tentang

perawatan yang efektif yang memenuhi kebutuhan akan kenyamanan. Terdapat

tiga tipe comfort dan empat konteks pengalaman dimana terjadi kenyamanan

(Kolcaba, 1994). Tiga tipe comfort sebagaimana didefinisikan oleh Kolkaba

adalah: relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi dalam empat

konteks pengalaman meliputi aspek fisik, psikosipiritual, sosial dan lingkungan

Asumsi asumsi lain yang dikembangkan oleh Kolcaba antara lain :

1. Manusia mempunyai respons yang holistic terhadap stimulus yang kompleks.

2. Comfort diartikan sebagai hasil asuhan keperawatan yang efektif.

3. Manusia berupaya untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan dan akan mencari

kenyamanan dimanapun manusia berada.

4. Perawat berada pada posisi yang memiliki tugas untuk mengidentifikasi

kebutuhan kenyamanan pasien, pengukuran kenyamanan, dan mengkaji hasil

untuk mendukung adanya peningkatan kenyamanan.

5. Ditingkatkannya kenyamanan akan menguatkan pasien dalam perilaku

mencari kesehatan (HSBs) sesuai pilihannya.

6. Pasien yang memiliki kekuatan untuk aktif menggunakan perilaku mencari

kesehatan ( HSBs) akan merasa puas terhadap pelayanan kesehatan.

7. Integritas institusional didasarkan pada sistem nilai yang berorientasi pada

penerima perawatan (Tomey, Alligood, 2006).

2) Kerangka teori

16
1. Keperawatan

Keperawatan merupakan penilaian kebutuhan akan kenyamanan, perancangan

kenyamanan digunakan untuk mengukur suatu kebutuhan, dan penilaian

kembali digunakan untuk mengukur kenyamanan setelah dilakukan

implementasi. Secara subjektif, penilaian dan penilaian kembali dapat dinilai ,

seperti saat perawat menanyakan kenyamanan pasien, atau secara objektif,

seperti perawat melakukan observasi pada penyembuhan luka, perubahan

perilaku. Penilaian lain yang dikembangkan Kolcaba yaitu melalui rangkaian

penilaian skala melalui penglihatan atau daftar pertanyaan.

2. Pasien

Kolcaba memandang bahwa penerima dari perawatan akan kenyamanan ini

bisa dari individu (pasien, pelajar, pekerja, dewasa tua), keluarga, institusi,

atau komunitas yang berkaitan dengan kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

3. Kesehatan

Kolcaba menggambarkan kesehatan sebagai fungsi yang optimal yang

dididefinisikan oleh pasien sebagai kelompok, keluarga maupun komunitas.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan beberapa aspek dari pasien, keluarga, atau lingkungan

institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau oranglain yang dibutuhkan

agar dapat meningkatkan kenyamanan.

3) Kerangka Skematik Teori

17
Taxonomi struktur dari comfort dapat digunakan sebagai pedoman untuk

mengembangkan kuesioner tentang kenyamanan, untuk melakukan tindakan asuhan

keperawatan yang didalamnya terdapat unsure kenyamanan secara holistic dalam

sampel rumah sakit dan partisipan di komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item

positif dan negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak

yang tersedia.

Adapun struktur dari taxonomi tersebut berikut ini :

18
Tipe Comfort

Relief Ease Transedence

Fisik

Psikospiritual

Lingkungan

Sosial

Comfort / kenyamanan

Kondisi yang dialami oleh resipien tentang tindakan kenyamanan itu sendiri sebagai

pengalaman yang holistik dan segera dari kekuatan untuk memperoleh tiga tipe

kenyamanan (dorongan, ketentraman dan transcendence) serta empat konteks

pengalaman (fisik, psikospiritual, sosial dan lingkungan). Tipe-tipe kenyamaman

didefiniskan sebagai :

a. Dorongan (relief) adalah kondisi resipien yang membutuhkan kebutuhan yang

spesifik dan segera.

b. Ketenteraman (ease) adalah kondisi yang tenteram atau kepuasan hati.

c. Transcedence adalah kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya

(nyeri).

Empat konteks kenyamanan adalah :

19
a. Fisik berkaitan dengan sensasi jasmani dan mekanisme homeostatik.

b. Psikospiritual berkaitan dengan kesadaran diri, internal diri, termasuk

penghargaan, konsep diri, seksual dan makna hidup, termasuk juga

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa.

c. Lingkungan berkaitan dengan keadaan sekitarnya, kondisi-kondisi dan

pengaruhnya. Lingkungan dapat diubah oleh pasien, perawat atau lainnya

untuk meningkatkan kenyamanan.

d. Sosiokultural berkaitan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan

hubungan sosial, sebagaimana tradisi keluarga, ritual.

B. APLIKASI FORMAT PENGKAJIAN INTRANATAL BERDASARKAN TEORI

KOLCABA

Pengkajian merupakan proses pengumpulan data-data baik melalui wawancara dan

observasi yang meliputi aspek konservasi energi, integritas struktur, integritas personal,

dan integritas sosial.

1. Identitas

Nama : Nama Suami :

Umur : Umur :

Suku/bangsa : Suku/bangsa :

Agama :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Pendidikan : Pendidikan :

MRS :

2. Pengkajian

20
KALA I

Relief Ease Transedence

Fisik

 Keluhan utama
 Tanda-tanda vital
 Keadaan umum
 Data antopometri : TB, BB
 Sistem penglihatan
 Sistem pendengaran
 Sistem respirasi
 System kardiovaskuler
 System pencernaan
 System neurosensori
 Sistem perkemihan
 Sistem reproduksi
 System integument
 System musculoskeletal
 System haematology
 System imunologi
 Personal higyene
 Gaya hidup
 Pemeriksaan Obstetrik :
Leopold I-IV
 Pemeriksaan Janin : DJJ
 Tindakan yang akan
dilakukan
 Riwayat obstetric :
kehamilan dan persalinan
yang lalu
 Riwayat pengobatan
 Pemeriksaan lab
 Riwayat penyakit
(terdahulu dan penyakit
keluarga)

Psikospiritual

 Persepsi
 Konsep diri
 Mekanisme koping
 Dukungan keluarga/orang
terdekat
 Kecemasan

21
 Nilai spiritual

Lingkungan

 Resiko terjadinya kekerasan


 Peran sosial
 Pola budaya sekitar

Kala II

Fisik

 Keluhan utama
 Keadaan umum
 Pemeriksaan obstetric
- His
 Cairan dan eletrolit
 Pemeriksaan Janin : DJJ
 Tindakan yang akan
dilakukan
 Pengobatan yang dilakukan

Psikospiritual

 Mekanisme koping
 Dukungan keluarga/orang
terdekat
 Kecemasan
 Nilai spiritual

Lingkungan

 Pola budaya sekitar

22
Kala III

Fisik
Keluhan utama

 Keadaan umum
 Pemeriksaan obstetric
 Cairan dan eletrolit
 Plasenta dan tali pusat:
berat, kotiledon,
selaput/membrane,
panjang&insersi tali pusat.
 Tindakan yang akan
dilakukan
 Pengobatan yang dilakukan

Psikospiritual

 Konsep diri
 Mekanisme koping
 Dukungan keluarga/orang
terdekat
 Kecemasan
 Nilai spiritual

Lingkungan

 Pola budaya sekitar

Kala IV

Fisik

 Keluhan utama
 Cairan elektrolit
 Nutrisi
 Keadaan umum
 Evaluasi 2 jam post partum:
TTV, perdarahan, kontraksi
(tiap 15’ pertama)
selanjutya tiap 30’
 Observasi tindakan dan
adanya tanda-tanda infeksi
 Kandung kemih

23
Psikospiritual

 Konsep diri
 Mekanisme koping
 Dukungan keluarga/orang
terdekat
 Kecemasan
 Nilai spiritual

Lingkungan

 Pola budaya sekitar

BAB III

Tinjauan kasus

a. Gambaran umum kasus


24
Tanggal pengkajian: 16 September 2011

Ny. A berusia 25 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam,
suku jawa, status menikah 1 tahun. Suami Tn.M, usia 29 tahun, pendidikan terakhir SMA,
agama islam, suku jawa, pekerjaan karyawan swasta. Ny.A datang ke Puskesmas K.pada
tanggal 16 September 2011, pukul 8:00 WIB dengan keluhan perut mules-mules, keluar
lendir dan darah dari kemaluan. Diagnosa G:1P0A0.

Keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis. Klien mengatakan perutnya terasa
mules-mulessejak tadi subuh jam 5:00 WIB setelah sholat subuh. Klien kemudian berbaring ,
tapi mules-mules semakin sering dan pada jam 7:30 WIB keluar cairan dengan lendir dan
darah dari kemaluannya.dan oleh suami klien kemudian dibawa ke Puskesmas K. klien
mengatakan sangat takut menghadapi proses persalinannya, karena ini merupakan
pengalaman pertama bagi klien.

HPHT tanggal 3 Desember 2010 .TP : 10 September 2011 riwayat menstruasi yaitu menarche
umur 13 tahun, teratur tiap bulan dengan siklus 28 hari, lama haid 5 -6 hari, dan tidak ada
keluhan saat haid. Klien mengatakan belum pernah/ tidak menggunakan KB karena klien
baru mau mempunyai anak pyang pertama. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit hipertensi, diabetes melitus ataupun penyakit keturunan lainnya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu TD: 110/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, RR: 24 x/menit,
suhu : 36, 5 ̊C, TB: 155 cm, BB: 52kg.

Pengkajian berdasarkan teori Comfort

Kala I

1. Fisik
Sistem penglihatan:

25
Kedua mata simetris antara kanan dan kiri, tidak ada perdarahan, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan.

Sistem pendengaran:
Telinga simetris, tidak ada massa, tidak kotor, tidak ada gangguan pendengaran.

Sistem penciuman:
Rongga hidung simetris, tidak ada cairan, tdk ada perdarahan, tidak ada massa,
keadaan bersih, tidak ada kelainan.

Sistem pengecapan:
Bibir simetris, tidak pucat, rongga mulut bersih, tidak tampak stomatitis, gigi tidak
ada yang tanggal, tidak ada karies gigi

Sistem respirasi dan pemeriksaan dada:


Dada simetris, kedua mamae simetris, puting susu menonjol, tidak teraba masssa,
tidak tampak lesi, aerola mamae hiperpigmentasi, frekuensi pernafasan 24x/menit,
bunyi nafas vesikuler.

Sistem pencernaan dan abdomen:


Nafsu makan baik, semenjak hamil klien makan sedikit tapi sering, klien minum
kurang lebih 5-6 gelas/hari. Abdomen membesar karena kehamilan, bising usus
15x/menit, terdapat striae kehamilan, linea nigra.

Sistem neurosensori:
Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak pukul 5:00 WIB. Dengan skala nyeri
saat ini berada pada angka 7 pada rentang 1-10 (nyeri berat). Nyeri menjalar sampai
ke pinggang, semakin lama semakin sering dengan rentang waktu yang makin
panjang. Klien belum pernah melahirkan, klien menduga-duga kalau keadaan seperti
ini berarti tanda akan melahirkan.

Sistem reproduksi dan pola hubungan seksual:


Klien mengeluh keluar lendir bercampur darah pada pukul 7:30 WIB, klien
mengatakan tetap melakukan hubungan seksual meski perutnya besar karena
kehamilan.

Sistem integument:
Turgor kulit normal, kulit tidak sianosis, kulit lembab,tidak ikterik, CRT >2 “, tidak
ada lesi, tidak ada odema.

Sistem musculoskeletal:
Kaki simetris, tidak tampak kelainan bentuk ekstremitas.

26
Sistem hematologi: tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem imunologi: tidak dilakukan pemeriksaan lab, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.

Personal hygine:
Klien tampak berpakain rapih dan bersih, rambut bersih, kuku bersih, kulit bersih
(tidak berdaki), tidak tercium bau badan, organ genetalian tidak tampak kotor, tampak
pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah ± 15cc.

Gaya hidup:
Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan minum minuman beralkohol dan
merokok. Klien jarang berekreasi, jarang olahraga.

Pemeriksaan obstetric:
Pukul 8:00 WIB

TFU 32 cm, puka, persentasi kepala, janin hidup tunggal, his 2x10’ dengan durasi
30”. Penurunan kapala H II.hasil pereiksa dalam pembukaan 3cm, porsio tipis
70%,lunak,posisi ubun-ubun kecil kanan depan.
Pemeriksaan janin
DJJ: 140x/menit
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah persalinan normal. Tidak ada penyakit
yang menyertai kehamilannya, keluhan mual-muntah hanya pada trimester perrtama.
Klien pernah mengalami influensa selama kehamilannya. Mertua klien memiliki
riwayat hipertensi.

2. Psikospiritual
Persepsi :
Klien sangat menginginkan kehamilan, karenanya klien sangat bersyukur dengan
kehamilannya saat ini. Klien mersa kehamilannya adalah anugrah karena tidak semua
perempuan bisa mendapatkannya.

Konsep diri:
Klien meraa dirinya telah sempurna karena klien hamil dan akan melahirkan. Klien
merasa sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.

Mekanisme koping:
Klien berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT supaya persalinannya lancar.
Meski ini pengalaman pertama tapi klien berharap akan baik-baik saja.

Dukungan keluarga/orang terdekat:


Suami adalah orang yang paling dekat dengan klien, sehingga kehadirannya sangat
mendukung klien dalam menghadapi persalinan.

27
Kecemasan:
Klien merasa takut akan persalinannnya saat ini, tapi karena ada dukungan dari
suaminya maka klien berusaha tenang.

Nilai spiritual:
Klien menganggap kehamilannya anugrah yang harus disyukuri, saat nyeri datang
klien hanya berzikir..

3. Lingkungan
Suami perhatian dengan klien dan berharap tidak terjadi apa-apa dengan klien.suami
sangat berharap kelahirannya dimudahkan dan berjalan lancar. Dalam masyarakat,
klien seorang ibu rumah tangga biasa. Klien dan keluarga berasal dari budaya jawa,
tetapi tidak ada yang mempengaruhi kebiasaan selama hamil atau melahirkan. Tidak
ada pantangan atau makanan khusus selama hamil atau saat melahirkan.

Relief Ease Transedence

Fisik Frekuensi nafas - Pengeluran per vaginam - Nyeri di perut


24x/menit. lendir bercampur darah ± bagian bawah sejak
15 cc. pukul 05.00 WIB,
- TFU: 32 cm, puka, skala nyeri saat ini
presentasi kepala, janin pada angka 7 pada
hidup tunggal, his: rentang 1-10 (nyeri
2x10’x30“. Penurunan berat)..
kepala H. II. Hasil periksa
dalam: pembukaan 3
cm, portio tipis 70%,
lunak, posisi uuk kanan
depan, penurunan H II.
- DJJ: 140 x/menit

Psikospiritual Klien merasa takut


akan persalinannya
karena merupakan
pengalaman yang
pertama, namun ia
pasrah dan berdoa
pada Allah SWT

Lingkungan Tidak ada budaya atau ritual


tertentu yang dilakukan

Sosial Suami selalu


memberikan
support dan
mendampingi klien

28
Diagnosa keperawatan kala I :

a. Cemas berhubungan dengan proses persalinan

b. Memperoleh peran pendamping persalinan (wellness diagnosis)

c. Mempertahankan landasan spiritual yang kuat (wellness diagnosis)

Kala II

I. Fisik

- Keluhan utama:
Klien mengeluh nyeri seperti diperas-peras, terasa kencang di perutnya, rasanya
sangat tidak nyaman, skala nyeri 10 pada rentang 1-10 (nyeri berat) dan rasanya
seperi ingin buang air besar. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis.
- Pemeriksaan obsterik
Pukul 20.40 WIB

TFU: 32 cm, puka, presentasi kepala, janin hidup tunggal, his: 5x10’ dengan

10 cm,
durasi 40“. Penurunan kepala H. III. Hasil periksa dalam: pembukaan
portio tidak teraba posisi ubun-ubun kecil kanan depan, penurunan H IV,
tampak adanya keinginan meneran ibu, tekanan pada anus, perineum menonjol

dan vulva membuka dan kepala mulai crowning 5-6 cm didepan vulva

- Pemeriksaan bayi
Bayi lahir pada pukul 20:40 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, berat lahir

3500 gram, panjang badan 52 cm.

Rencana persalinan normal. Klien mengeluh nyeri saat his, klien kurang dapat

meneran dengan benar sesuai instruksi petugas. ada robekan perinium derajat

1,klien tidak dilakukan tindakan episiotomy karena menolak.

II. Psikospiritual

Saat ini klien pasrah dan ia yakin ia akan melewati ini semua dengan baik .
29
- Dukungan keluarga/orang terdekat
Suami klien terus menemani klien dan memberi dukungan pada klien.
- Kecemasan
Klien tampak cemas menghadapi persalinannya.
- Nilai spiritual
Klien dan suami tak henti-hentinya berdoa demi keselamatan klien dan anaknya,
dan pada saat anakya lahir suami klien mengazani anaknya.
III. Lingkungan
Tidak ada nilai budaya yang ekstrim semuanya berjalan apa adanya.
Relief Ease Transedence

Fisik pembukaan 10 cm, portio - Merasa sangat


tidak teraba posisi uuk nyeri dan ingin
kanan depan, penurunan H meneran
IV, ibu Nampak adanya
keinginan meneran, tekanan
pada anus, perineum
menonjol dan vulva
membuka dan kepala mulai
crowning 5-6 cm
didepan vulva

Psikospiritual - Suami klien terus


menemani klien

Lingkungan dan Tidak ada budaya


social yang ekstrim dan
bertentangan dengan
prosedur

Diagnosa keperawatan kala II


- Nyeri akut berhubungan dengan proses persalinan (kala II)
- Mempertahankan kontrol selama persalinan (wellness diagnosis)

Kala III

- Keluhan utama:
30
Klien mengatakan nyeri pada perutnya masih ada tapi sudah berkurang, pada skala 4
(nyeri sedang), klien merasa lelah dengan proses persalinan yang baru saja dialami.
- Keadaan umum: cukup, kesadaran kompos mentis
- Pemeriksaan obsterik : TFU 1 jari diatas pusat, kontraksi bagus, uterus teraba keras.
- Cairan dan elektrolit : turgor kulit normal, ibu nampak berkeringat, nadi teraba kuat.
- Plasenta lahir pada pukul 21:00 WIB, kotiledon lengkap, selaput/membrane lengkap,
insertion tali pusat marginal, berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm. perdarahan ±
150cc
- Tindakan yang akan dilakukan hecting karena terdapat laserasi derajat 1.
I. Psikospiritual
- Mekanisme koping
Klien merasa bersyukur dan merasa menjadi ibu ketika menyusui bayinya.
- Dukungan keluarga/orang terdekat
Suami klien mengatakan siap membantu klien.
- Kecemasan
Klien mengatakan kecemasannya sekarang berkurang karena persalinan berjalan
dengan lancar.
- Nilai spiritual
Klien dan suami merasa bahagia dan bersyukur pada Allah dengan lahirnya
anaknya dan akan selalu berdoa bagi bayinya.
II. Lingkungan
Suami klien mengatakan akan mengubur plasenta bayi di belakang rumahnya
agar lebih aman.

Relief Ease Transedence

Fisik - Nyeri skala 6 (nyeri Nyeri skala 6 (nyeri


sedang), TFU 1 jari sedang)
diatas pusat, kontraksi
bagus, uterus teraba
keras.
- laserasi derajat 1

Psikospiritual - klien merasa


bersyukur dan

31
merasa menjadi ibu
ketika menyusui
bayinya.
- Suami klien terus
menemani klien

Lingkungan Tidak ada budaya atau


dan social ritual khusus dan
bertentangan dengan
prosedur

Diagnosa kala III

- Nyeri berhubungan dengan disintegrasi jaringan kulit (luka) sekunder terhadap


proses persalinan.
- Memulai penetapan menyusui ASI (wellness diagnosis)
- Memulai pengintegrasian bayi ke dalam keluarga (wellness diagnosis)
- Interaksi proresif dengan anggota kelompok pendukung (wellness diagnosis)

Kala IV

I. Fisik
- Keluhan utama
Klien merasa capek dan kelelahan.
- Keadaan umum : cukup, kesadaran kompos mentis.
- Cairan dan elektrolit : turgor kulit normal, nadi teraba kuat, mukosa oral
lembab.
- Nutrisi : minum 2 gelas teh manis.
- Evaluasi 2 jam post partum : TD 110/70 mmHg, Nadi 85x/menit, RR
20x/menit, suhu 370C, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus +, perdarahan per
vaginam + merembes dalam pembalut, bladder tidak tegang.
Integritas struktur : Jahitan rapat,.
II. Psikospiritual
Suami klien mengatakan banyak tetangga di sekitar yang siap membantu dan
mendukung klien.
Relief Ease Transedence

32
Fisik - minum 2 gelas teh manis - Klien merasa capek dan
- TTV dalam batas normal, kelelahan
perdarahan merembes,
terdapat jahitan luka

Psikospiritual - Suami klien terus


menemani klien
- klien mengatakan sudah
tidak cemas

Lingkungan dan
social

Diagnosa kala IV

- Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan terbukanya barier (utama) tubuh


karena adanya luka.
- Kelelahan
- Pemeliharaan termoregulasi (wellness diagnosis)
- Mempertahankan kepercayaan diri dalam keterampilan merawat bayi (wellness
diagnosis)

a. Dorongan (relief) adalah kondisi resipien yang membutuhkan kebutuhan yang


spesifik dan segera.
b. Ketenteraman (ease) adalah kondisi yang tenteram atau kepuasan hati.
c. Transcedence adalah kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya
(nyeri).
d. Dorongan (relief) adalah kondisi resipien yang membutuhkan kebutuhan yang
spesifik dan segera.
e. Ketenteraman (ease) adalah kondisi yang tenteram atau kepuasan hati.
f. Transcedence adalah kondisi dimana individu mampu mengatasi masalahnya (nyeri).

BAB IV

PEMBAHASAN

33
Hasil pengkajian yang didapatkan kelompok terhadap Ny. A di Puskesmas K klien
melahirkan dengan persalinan normal dimana proses persalinan klien mulai kala I sampai
kala IV berjalan lancar. Pengkajian pada intranatal menggunakan format berdasarkan teori
Kolcaba. Teori ini menggambarkan praktik keperawatan yang berfokus pada pasien
(patient center practice) dan menjelaskan tentang kenyamanan pasien. Dalam hal ini perawat
berperan sebagai evaluator yang artinya perawat dapat menentukan tindakan pemberian
kenyamanan yang tepat agar pasien merasa aman dan pulih.

Analisa SWOT pada pengkajian ini, beberapa hal yang dapat dipelajari adalah
A. Kelebihan aplikasi pengkajian intranatal dengan menggunakan teori comfort (Kolcaba) :
- Isi dari format pengkajian Kolcaba lebih menyeluruh dan mencakup semua aspek
yaitu aspek bio, psikososial dan spiritual, lingkungan dan budaya, sehingga hal ini
dapat memberikan masukan pada penyempurnakan format pengkajian intranatal yang
selama ini digunakan.
- Mengkaji sumber-sumber yang dimiliki ibu dan keluarga yang bisa menjadi kekuatan,
mempertahankan wholeness.
- Dapat digunakan untuk mengkaji kondisi ketidakmampuan ibu dalam beradaptasi
dengan stimulus yang muncul.
- Melakukan pengkajian pada klien sehingga didapatkan data-data yang lebih kompleks
, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan desain sebagai upaya
memberikan kenyamanan kepada klien dengan penggunaan teori Kolcaba.
- Bisa diterapkan pada asuhan individu, keluarga, kelompok dan komunitas

B. Kekurangan aplikasi pengkajian intranatal dengan menggunakan Teori comfort


(Kolcaba) :
- Semua komponen tidak dapat diterapkan terutama pada kala II.

C. Opportunity
1. Teori kolcaba tersebut dapat diaplikasikan dalam bidang keperawatan maternitas.

34
2. Instrument struktur comfort dapat digunakan dak sn dikembangkan dalam
pembuatan kuesioner riset dan menentukan tindakan perawat sehubungan dengan
kenyamanan klien.
3. Banyaknya lulusan spesialis maternitas yang bekerja di lahan praktek yang bisa
memperkenalkan dan mengembangkan penggunaan teori ini.

D. Ancaman
1. Format pengkajian yang dikembangkan berdasarkan teori Kolcaba bisa diterapkan di
RS hanya saja seringkali kita dihadapkan RS setempat.
2. Masih banyak teori keperawatan lain yang lebih cocok untuk mengkaji intranal

BAB V

PENUTUP
35
A. Kesimpulan

Persalinan merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Periode intranatal, seorang


ibu akan mengalami beberapa masa-masa perubahan yang terjadi dalam tubuhnya.
Perubahan terjadi baik secara biologis, psikososial dan spiritual. Beberapa faktor yang
mempengaruhi persalinan berhubungan dengan manusia, lingkungan, kesehatan maupun
keperawatan. Seorang ibu yang mengalami persalinan diharapkan bisa beradaptasi
terhadap setiap perubahan, sehingga dapat mencapai kenyamanan keseimbangan
seutuhnya. Kenyamanan merupakan salah satu kebutuhan penting yang musti dipenuhi
bagi pasien.

B. Saran
1. Diperlukan sosialisasi teori Kolcaba pada perawat yang bekerja di klinik, rumah sakit
serta institusi.
2. Pelatihan-pelatihan tentang penggunaan dan aplikasi teori ini kedalam praktek,
khususnya fase intranatal.
3. Pengembangan lebih lanjut terkait dengan comfort supaya dapat digunakan pada area
klinik dan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

36
Bobak, M. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC
Henderson, Christine. (2001). Buku ajar konsep kebidanan (essential midwifery). editor:
Yulianti, Devi. Jakarta: EGC
Kolcaba, K. (1997). The Comfort Line. (online). http://www.thecomfortline.com/kolcaba .
diakses tanggal 05 November 2008
Kolcaba, K. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of Advanced
Nursing,19, 1178–1184.

Kolcaba, K. (1996). A holistic perspective on comfort care as an advance directive.Critical


Care Nursing Quarterly, 18(4), 66–79.

Reeder, M. (1997). Maternity nursing: family, newborn, and neonatal women’s health care.
Philadelphia: JB. Lippincott Company
Sitzman & Eichelberger. (2011). Understanding the Work of Nurse Theorists A Creative
Beginning, Second Edition. Jones and Barlett Publisher. Canada

Tomey & Alligood. (2006). Nursing theorists and their network (6th ed). St. Louis, Missouri:
Mosby, Inc.
Tomey & Alligood. (2006). Applications and utility (6th ed). St. Louis, Missouri: Mosby, Inc.

37

Anda mungkin juga menyukai