MATA KULIAH
PENGKAJIAN MATERNITAS LANJUT
Di susun oleh:
Aryanti Wardiyah (1006833565)
Henny Dwi Susanti (1006833754)
Muaningsih (1006833893)
UNIVERSITAS INDONESIA
2011
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak. Program ini bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan
bagi ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi neonatal. Salah satu program Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit dikalangan ibu, dan untuk
mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan Anak adalah dengan meningkatkan
mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan kesehatan ibu dan perinatal
ditingkat pelayanan dasar dan pelayanan rujukan primer dan dengan melakukan asuhan
antenatal care.
Kesehatan reproduksi merupakan masalah penting, hal ini berkaitan dengan mensturasi,
kehamilan, menyusui dan mengasuh anak. Salah satu indikator untuk menilai derajat
kesehatan adalah Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Penurunan angka
kematian ibu masih dirasa sangat lambat, masalah kematian ibu pertama kali dibahas oleh
forum internasional di Nairobi, Kenya pada bulan oktober tahun 1987. Sebagai tindak
lanjut, pada tanggal 29 juni tahun 1988 di Indonesia diadakan Lokakarya Kesejahteraan
ibu yang melibatkan 17 sektor dan pihak terkait untuk mendukung upaya Safe
Motherhood.
Pada lokarya tersebut presiden RI telah memberikan petunjuk untuk menekan angka
kematian ibu (AKI) 50% dari AKI 1986 (450/100.000 kelahiran hidup) menjadi
225/100.000 kelahiran hidup pada akhir tahun 2000. Kegiatan itu diprakarsai oleh depkes,
2
BKKBN dan Kantor Meneg UPW bekerjasama dengan POGI4.
Angka kematian ibu untuk Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2005 adalah 354/100.000
antenatal yang dipantau melalui kunjungan baru ibu hamil Kala I pada tahun 2005 untuk
Sulawesi Selatan adalah 83,12 % sedangkan cakupan Kala IV tahun 2005 adalah
71,92%1.
Jumlah kematian perinatal di 33 provinsi, yaitu lahir mati ditambah kematian bayi umur
0-6 hari tercatat sebesar 217 kasus kematian. Proporsi lahir mati cukup tinggi yaitu
34,6% (75 kematian) dari seluruh kematian perinatal. Sisanya, yaitu kematian bayi umur
0-6 hari (disebut juga kematian bayi neonatal dini), sebesar 142 kasus kematian. Di lain
pihak, jumlah kematian neonatal, yaitu kematian bayi 0-28 hari, tercatat 181 kasus
kematian. Bila dibandingkan dengan seluruh kematian neonatal ini, kematian bayi
neonatal dini (0-6 hari) adalah sebesar 78,5%. Poporsi terbesar disebabkan karena
disebabkan oleh prematuritas dan sepsis. Penanganan bayi baru lahir harus terfokus pada
peningkatan kemampuan bidan desa untuk menangani asfiksia pada bayi baru lahir.
Proporsi bayi prematur yang meninggal cukup tinggi (32,4%) menunjukkan bahwa
penanganan bayi prematur belum memuaskan, atau karena alasan lainnya, seperti
neonatal lanjut (7-28 hari) tercatat 39 kasus. Terbanyak karena sepsis (20%).
Untuk kematian perinatal, faktor kesehatan ibu ketika ia hamil dan bersalin kemungkinan
pengobatan harus ditujukan terhadap ibu ketika hamil. Bayi yang dilahirkan dengan lahir
3
mati/still birth atau yang mengalami kematian neonatal dini (umur 0-6 hari),
ketika mengandung bayi tersebut. Dari sejumlah 217 kasus kematian perinatal, 96.8%
ibu dari bayi perinatal terganggu kesehatannya ketika hamil. Penyakit yang banyak
dialami ibu hamil pada bayi yang lahir marti secara berturut-turut adalah hipertensi
maternal (24%), komplikasi ketika bersalin (partus macet) sebesar 17.5%. Sedangkan
gangguan kesehatan ibu hamil dari bayi meninggal berumur 0-6 hari adalah ketuban
pecah dini (23%), dan hipertensi maternal (22%) (Riskesdas, 2007). Sehingga untuk
menekan angka tersebut diperlukan sumber daya yang terampil dan terlatih. Pengetahuan
Persalinan adalah adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar. Sebab terjadinya partus sampai kini
prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai
dan biofisika telah banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya partus, antara lain
merupakan penenang bagi otot-otot uterus. Menurunnya kadar kedua hormon ini terjadi
kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai. Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari
Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-
powers penolong dan psikis. Respon psikologis maternal dapat mempengaruhi kondisi
4
fisik selama persalinan dan menurunkan kekuatan ibu, dan begitu juga sebaliknya. Oleh
karena itu, semua elemen ini merupakan energi bagi ibu yang sangat penting dan harus
selama persalinan. Sebagai seorang perawat harus membantu klien dalam dalam
menghadapi persalinan tersebut secara adekuat terkait ke-5 faktor tersebut, agar ibu
mampu mengeluarkan tenaga dan energinya saat akan melahirkan, baik secara fisik
seluruh aspek kehidupan dalam proses persalinan dilakukan dengan berbagai cara agar
ibu dapat beradaptasi terhadap beberapa tanda dan perubahan yang dialami dalam proses
persalinan. Dijelaskan bahwa pengalaman hidup dan peristiwa yang dialami seseorang
dapat menjadi kekuatan untuk mencapai adaptasi dengan lingkungan. Hasil akhir
(Kolcaba, 2001 dalam Tomey, 2006). Kondisi yang dialami oleh resipien tentang
tindakan kenyamanan itu sendiri sebagai pengalaman yang holistik dan segera dari
lingkungan).
B. Tujuan
Tujuan Umum
pengkajian keperawatan maternitas lanjut pada kasus dengan pendekatan teori comfort
dari Kolcaba.
5
Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
D. Metodologi
BAB II
6
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP INTRANATAL
I. Teori Persalinan
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat melalui jalan
lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut harus normal. Power, adalah
kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his atau kontraksi uterus dan
tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang
dihasilkan oleh adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Passanger Janin.
Kepala janin dan ukuran-ukurannya. Bagian yang paling besar dan keras dari janin
adalah kepala janin. Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
kehidupan ibu. Dan faktor yang terakhir adalah Penolong, Peran dari penolong
persalinan dalam hal ini adalah mengantisipasi dan menangani komplikasi yang
mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan
antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan
atau 1-2 minggu sebelum partus terjadi penurunan pada progesteron sehingga timbul
his.
b. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu timbul
c. Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung, bila dindingnya teregang
oleh karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang
d. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar supra renal janin rupa-rupanya juga memegang peranan,
oleh karena pada anencephalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
e. Teori Prostaglandin
3. TAHAP PERSALINAN
a. Kala I
8
Didefinisikan sebagai permulaan persalinan yang sebenarnya. Dibuktikan
dengan perubahan serviks yang cepat dan diakhiri dengan dilatasi serviks yang
komplit (10 cm), hal ini dikenal juga sebagai tahap dilatasi serviks.
1. Fase laten
terjadi setiap 10-20 menit dan berakhir 15-20 detik. Dimana pembukaan
2. Fase aktif
b. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi.
9
1. His terkoordinir, kuat, cepat (2-3 menit sekali)
4. Anus membuka
5. Vulva membuka
6. Perineum menonjol
7. PD pembukaan lengkap
c. Kala III
Semburan darah
d. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum, untuk
10
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Banyak penyulit atau
jika persalinan dikelola dengan baik. Semua kelahiran harus selalu dihadiri
oleh petugas yang terlatih serta kompeten dengan secara cepat mendiagnosa
a. Pengumpulan data
b. Diagnosis kerja
c. Penatalaksanaan klinik
3. Pencegahan infeksi
a. Kewaspadaan standar
11
b. Mencegah terjadinya dan transmisi penyakit
pelayanan
d. Barier protektif
klien
c. Tatalaksana rujukan
12
3. Membuat diagnosa, menangani komplikasi-komplikasi dengan cara
yang aman
persalinan
5. TANDA-TANDA PERSALINAN
terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu
13
b. Datangnya tidak teratur
d. Durasinya pendek
b. Tanda Persalinan
bawah rahim pada tahap akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian
ujung serviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement
atau pelebaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal
dilatasi serviks lengkap, serviks tidak lagi dapat di raba. Dilatasi serviks
14
Ibu melakukan kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan
Sumbatan mukus, yang di buat oleh sekresi servikal dari proliferasi kelenjar
mukosa servikal pada awal kehamilan, berperan sebagai barrier protektif dan
pengeluaran dari mukus plug tersebut. Blood show merupakan tanda dari
persalinan yang sudah dekat, yang biasanya terjadi dalam jangka waktu 24-
hanya efek trauma minor atau pecahnya mukus plug selama pemeriksaan.
Normalnya, darah yang keluar hanya beberapa tetes, perdarahan yang lebih
Teori Comfort Kolcaba secara khusus ditujukan pada praktik keperawatan guna
15
kemudian dievaluasi oleh perawat. Teori Comfort ini termasuk dalam Middle range
1) Asumsi dasar
tiga tipe comfort dan empat konteks pengalaman dimana terjadi kenyamanan
adalah: relief, ease, and transcendence yang dapat terpenuhi dalam empat
2) Kerangka teori
16
1. Keperawatan
2. Pasien
bisa dari individu (pasien, pelajar, pekerja, dewasa tua), keluarga, institusi,
3. Kesehatan
4. Lingkungan
institusi yang dapat dimanipulasi oleh perawat atau oranglain yang dibutuhkan
17
Taxonomi struktur dari comfort dapat digunakan sebagai pedoman untuk
sampel rumah sakit dan partisipan di komunitas. Untuk dapat melakukan hal ini item
positif dan negatif harus dikembangkan secara berimbang pada tiap sel dalam kotak
yang tersedia.
18
Tipe Comfort
Fisik
Psikospiritual
Lingkungan
Sosial
Comfort / kenyamanan
Kondisi yang dialami oleh resipien tentang tindakan kenyamanan itu sendiri sebagai
pengalaman yang holistik dan segera dari kekuatan untuk memperoleh tiga tipe
didefiniskan sebagai :
(nyeri).
19
a. Fisik berkaitan dengan sensasi jasmani dan mekanisme homeostatik.
KOLCABA
observasi yang meliputi aspek konservasi energi, integritas struktur, integritas personal,
1. Identitas
Umur : Umur :
Suku/bangsa : Suku/bangsa :
Agama :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Pendidikan : Pendidikan :
MRS :
2. Pengkajian
20
KALA I
Fisik
Keluhan utama
Tanda-tanda vital
Keadaan umum
Data antopometri : TB, BB
Sistem penglihatan
Sistem pendengaran
Sistem respirasi
System kardiovaskuler
System pencernaan
System neurosensori
Sistem perkemihan
Sistem reproduksi
System integument
System musculoskeletal
System haematology
System imunologi
Personal higyene
Gaya hidup
Pemeriksaan Obstetrik :
Leopold I-IV
Pemeriksaan Janin : DJJ
Tindakan yang akan
dilakukan
Riwayat obstetric :
kehamilan dan persalinan
yang lalu
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan lab
Riwayat penyakit
(terdahulu dan penyakit
keluarga)
Psikospiritual
Persepsi
Konsep diri
Mekanisme koping
Dukungan keluarga/orang
terdekat
Kecemasan
21
Nilai spiritual
Lingkungan
Kala II
Fisik
Keluhan utama
Keadaan umum
Pemeriksaan obstetric
- His
Cairan dan eletrolit
Pemeriksaan Janin : DJJ
Tindakan yang akan
dilakukan
Pengobatan yang dilakukan
Psikospiritual
Mekanisme koping
Dukungan keluarga/orang
terdekat
Kecemasan
Nilai spiritual
Lingkungan
22
Kala III
Fisik
Keluhan utama
Keadaan umum
Pemeriksaan obstetric
Cairan dan eletrolit
Plasenta dan tali pusat:
berat, kotiledon,
selaput/membrane,
panjang&insersi tali pusat.
Tindakan yang akan
dilakukan
Pengobatan yang dilakukan
Psikospiritual
Konsep diri
Mekanisme koping
Dukungan keluarga/orang
terdekat
Kecemasan
Nilai spiritual
Lingkungan
Kala IV
Fisik
Keluhan utama
Cairan elektrolit
Nutrisi
Keadaan umum
Evaluasi 2 jam post partum:
TTV, perdarahan, kontraksi
(tiap 15’ pertama)
selanjutya tiap 30’
Observasi tindakan dan
adanya tanda-tanda infeksi
Kandung kemih
23
Psikospiritual
Konsep diri
Mekanisme koping
Dukungan keluarga/orang
terdekat
Kecemasan
Nilai spiritual
Lingkungan
BAB III
Tinjauan kasus
Ny. A berusia 25 tahun, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam,
suku jawa, status menikah 1 tahun. Suami Tn.M, usia 29 tahun, pendidikan terakhir SMA,
agama islam, suku jawa, pekerjaan karyawan swasta. Ny.A datang ke Puskesmas K.pada
tanggal 16 September 2011, pukul 8:00 WIB dengan keluhan perut mules-mules, keluar
lendir dan darah dari kemaluan. Diagnosa G:1P0A0.
Keadaan umum klien baik, kesadaran compos mentis. Klien mengatakan perutnya terasa
mules-mulessejak tadi subuh jam 5:00 WIB setelah sholat subuh. Klien kemudian berbaring ,
tapi mules-mules semakin sering dan pada jam 7:30 WIB keluar cairan dengan lendir dan
darah dari kemaluannya.dan oleh suami klien kemudian dibawa ke Puskesmas K. klien
mengatakan sangat takut menghadapi proses persalinannya, karena ini merupakan
pengalaman pertama bagi klien.
HPHT tanggal 3 Desember 2010 .TP : 10 September 2011 riwayat menstruasi yaitu menarche
umur 13 tahun, teratur tiap bulan dengan siklus 28 hari, lama haid 5 -6 hari, dan tidak ada
keluhan saat haid. Klien mengatakan belum pernah/ tidak menggunakan KB karena klien
baru mau mempunyai anak pyang pertama. Klien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
menderita penyakit hipertensi, diabetes melitus ataupun penyakit keturunan lainnya.
Pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu TD: 110/70 mmHg, Nadi: 84x/menit, RR: 24 x/menit,
suhu : 36, 5 ̊C, TB: 155 cm, BB: 52kg.
Kala I
1. Fisik
Sistem penglihatan:
25
Kedua mata simetris antara kanan dan kiri, tidak ada perdarahan, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, tidak ada gangguan penglihatan.
Sistem pendengaran:
Telinga simetris, tidak ada massa, tidak kotor, tidak ada gangguan pendengaran.
Sistem penciuman:
Rongga hidung simetris, tidak ada cairan, tdk ada perdarahan, tidak ada massa,
keadaan bersih, tidak ada kelainan.
Sistem pengecapan:
Bibir simetris, tidak pucat, rongga mulut bersih, tidak tampak stomatitis, gigi tidak
ada yang tanggal, tidak ada karies gigi
Sistem neurosensori:
Klien mengeluh nyeri perut bagian bawah sejak pukul 5:00 WIB. Dengan skala nyeri
saat ini berada pada angka 7 pada rentang 1-10 (nyeri berat). Nyeri menjalar sampai
ke pinggang, semakin lama semakin sering dengan rentang waktu yang makin
panjang. Klien belum pernah melahirkan, klien menduga-duga kalau keadaan seperti
ini berarti tanda akan melahirkan.
Sistem integument:
Turgor kulit normal, kulit tidak sianosis, kulit lembab,tidak ikterik, CRT >2 “, tidak
ada lesi, tidak ada odema.
Sistem musculoskeletal:
Kaki simetris, tidak tampak kelainan bentuk ekstremitas.
26
Sistem hematologi: tidak dilakukan pemeriksaan
Sistem imunologi: tidak dilakukan pemeriksaan lab, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
Personal hygine:
Klien tampak berpakain rapih dan bersih, rambut bersih, kuku bersih, kulit bersih
(tidak berdaki), tidak tercium bau badan, organ genetalian tidak tampak kotor, tampak
pengeluaran pervaginam lendir bercampur darah ± 15cc.
Gaya hidup:
Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan minum minuman beralkohol dan
merokok. Klien jarang berekreasi, jarang olahraga.
Pemeriksaan obstetric:
Pukul 8:00 WIB
TFU 32 cm, puka, persentasi kepala, janin hidup tunggal, his 2x10’ dengan durasi
30”. Penurunan kapala H II.hasil pereiksa dalam pembukaan 3cm, porsio tipis
70%,lunak,posisi ubun-ubun kecil kanan depan.
Pemeriksaan janin
DJJ: 140x/menit
Rencana tindakan yang akan dilakukan adalah persalinan normal. Tidak ada penyakit
yang menyertai kehamilannya, keluhan mual-muntah hanya pada trimester perrtama.
Klien pernah mengalami influensa selama kehamilannya. Mertua klien memiliki
riwayat hipertensi.
2. Psikospiritual
Persepsi :
Klien sangat menginginkan kehamilan, karenanya klien sangat bersyukur dengan
kehamilannya saat ini. Klien mersa kehamilannya adalah anugrah karena tidak semua
perempuan bisa mendapatkannya.
Konsep diri:
Klien meraa dirinya telah sempurna karena klien hamil dan akan melahirkan. Klien
merasa sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
Mekanisme koping:
Klien berserah diri sepenuhnya kepada Allah SWT supaya persalinannya lancar.
Meski ini pengalaman pertama tapi klien berharap akan baik-baik saja.
27
Kecemasan:
Klien merasa takut akan persalinannnya saat ini, tapi karena ada dukungan dari
suaminya maka klien berusaha tenang.
Nilai spiritual:
Klien menganggap kehamilannya anugrah yang harus disyukuri, saat nyeri datang
klien hanya berzikir..
3. Lingkungan
Suami perhatian dengan klien dan berharap tidak terjadi apa-apa dengan klien.suami
sangat berharap kelahirannya dimudahkan dan berjalan lancar. Dalam masyarakat,
klien seorang ibu rumah tangga biasa. Klien dan keluarga berasal dari budaya jawa,
tetapi tidak ada yang mempengaruhi kebiasaan selama hamil atau melahirkan. Tidak
ada pantangan atau makanan khusus selama hamil atau saat melahirkan.
28
Diagnosa keperawatan kala I :
Kala II
I. Fisik
- Keluhan utama:
Klien mengeluh nyeri seperti diperas-peras, terasa kencang di perutnya, rasanya
sangat tidak nyaman, skala nyeri 10 pada rentang 1-10 (nyeri berat) dan rasanya
seperi ingin buang air besar. Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis.
- Pemeriksaan obsterik
Pukul 20.40 WIB
TFU: 32 cm, puka, presentasi kepala, janin hidup tunggal, his: 5x10’ dengan
10 cm,
durasi 40“. Penurunan kepala H. III. Hasil periksa dalam: pembukaan
portio tidak teraba posisi ubun-ubun kecil kanan depan, penurunan H IV,
tampak adanya keinginan meneran ibu, tekanan pada anus, perineum menonjol
dan vulva membuka dan kepala mulai crowning 5-6 cm didepan vulva
- Pemeriksaan bayi
Bayi lahir pada pukul 20:40 WIB dengan jenis kelamin laki-laki, berat lahir
Rencana persalinan normal. Klien mengeluh nyeri saat his, klien kurang dapat
meneran dengan benar sesuai instruksi petugas. ada robekan perinium derajat
II. Psikospiritual
Saat ini klien pasrah dan ia yakin ia akan melewati ini semua dengan baik .
29
- Dukungan keluarga/orang terdekat
Suami klien terus menemani klien dan memberi dukungan pada klien.
- Kecemasan
Klien tampak cemas menghadapi persalinannya.
- Nilai spiritual
Klien dan suami tak henti-hentinya berdoa demi keselamatan klien dan anaknya,
dan pada saat anakya lahir suami klien mengazani anaknya.
III. Lingkungan
Tidak ada nilai budaya yang ekstrim semuanya berjalan apa adanya.
Relief Ease Transedence
Kala III
- Keluhan utama:
30
Klien mengatakan nyeri pada perutnya masih ada tapi sudah berkurang, pada skala 4
(nyeri sedang), klien merasa lelah dengan proses persalinan yang baru saja dialami.
- Keadaan umum: cukup, kesadaran kompos mentis
- Pemeriksaan obsterik : TFU 1 jari diatas pusat, kontraksi bagus, uterus teraba keras.
- Cairan dan elektrolit : turgor kulit normal, ibu nampak berkeringat, nadi teraba kuat.
- Plasenta lahir pada pukul 21:00 WIB, kotiledon lengkap, selaput/membrane lengkap,
insertion tali pusat marginal, berat 500 gram, panjang tali pusat 50 cm. perdarahan ±
150cc
- Tindakan yang akan dilakukan hecting karena terdapat laserasi derajat 1.
I. Psikospiritual
- Mekanisme koping
Klien merasa bersyukur dan merasa menjadi ibu ketika menyusui bayinya.
- Dukungan keluarga/orang terdekat
Suami klien mengatakan siap membantu klien.
- Kecemasan
Klien mengatakan kecemasannya sekarang berkurang karena persalinan berjalan
dengan lancar.
- Nilai spiritual
Klien dan suami merasa bahagia dan bersyukur pada Allah dengan lahirnya
anaknya dan akan selalu berdoa bagi bayinya.
II. Lingkungan
Suami klien mengatakan akan mengubur plasenta bayi di belakang rumahnya
agar lebih aman.
31
merasa menjadi ibu
ketika menyusui
bayinya.
- Suami klien terus
menemani klien
Kala IV
I. Fisik
- Keluhan utama
Klien merasa capek dan kelelahan.
- Keadaan umum : cukup, kesadaran kompos mentis.
- Cairan dan elektrolit : turgor kulit normal, nadi teraba kuat, mukosa oral
lembab.
- Nutrisi : minum 2 gelas teh manis.
- Evaluasi 2 jam post partum : TD 110/70 mmHg, Nadi 85x/menit, RR
20x/menit, suhu 370C, TFU setinggi pusat, kontraksi uterus +, perdarahan per
vaginam + merembes dalam pembalut, bladder tidak tegang.
Integritas struktur : Jahitan rapat,.
II. Psikospiritual
Suami klien mengatakan banyak tetangga di sekitar yang siap membantu dan
mendukung klien.
Relief Ease Transedence
32
Fisik - minum 2 gelas teh manis - Klien merasa capek dan
- TTV dalam batas normal, kelelahan
perdarahan merembes,
terdapat jahitan luka
Lingkungan dan
social
Diagnosa kala IV
BAB IV
PEMBAHASAN
33
Hasil pengkajian yang didapatkan kelompok terhadap Ny. A di Puskesmas K klien
melahirkan dengan persalinan normal dimana proses persalinan klien mulai kala I sampai
kala IV berjalan lancar. Pengkajian pada intranatal menggunakan format berdasarkan teori
Kolcaba. Teori ini menggambarkan praktik keperawatan yang berfokus pada pasien
(patient center practice) dan menjelaskan tentang kenyamanan pasien. Dalam hal ini perawat
berperan sebagai evaluator yang artinya perawat dapat menentukan tindakan pemberian
kenyamanan yang tepat agar pasien merasa aman dan pulih.
Analisa SWOT pada pengkajian ini, beberapa hal yang dapat dipelajari adalah
A. Kelebihan aplikasi pengkajian intranatal dengan menggunakan teori comfort (Kolcaba) :
- Isi dari format pengkajian Kolcaba lebih menyeluruh dan mencakup semua aspek
yaitu aspek bio, psikososial dan spiritual, lingkungan dan budaya, sehingga hal ini
dapat memberikan masukan pada penyempurnakan format pengkajian intranatal yang
selama ini digunakan.
- Mengkaji sumber-sumber yang dimiliki ibu dan keluarga yang bisa menjadi kekuatan,
mempertahankan wholeness.
- Dapat digunakan untuk mengkaji kondisi ketidakmampuan ibu dalam beradaptasi
dengan stimulus yang muncul.
- Melakukan pengkajian pada klien sehingga didapatkan data-data yang lebih kompleks
, sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan desain sebagai upaya
memberikan kenyamanan kepada klien dengan penggunaan teori Kolcaba.
- Bisa diterapkan pada asuhan individu, keluarga, kelompok dan komunitas
C. Opportunity
1. Teori kolcaba tersebut dapat diaplikasikan dalam bidang keperawatan maternitas.
34
2. Instrument struktur comfort dapat digunakan dak sn dikembangkan dalam
pembuatan kuesioner riset dan menentukan tindakan perawat sehubungan dengan
kenyamanan klien.
3. Banyaknya lulusan spesialis maternitas yang bekerja di lahan praktek yang bisa
memperkenalkan dan mengembangkan penggunaan teori ini.
D. Ancaman
1. Format pengkajian yang dikembangkan berdasarkan teori Kolcaba bisa diterapkan di
RS hanya saja seringkali kita dihadapkan RS setempat.
2. Masih banyak teori keperawatan lain yang lebih cocok untuk mengkaji intranal
BAB V
PENUTUP
35
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Diperlukan sosialisasi teori Kolcaba pada perawat yang bekerja di klinik, rumah sakit
serta institusi.
2. Pelatihan-pelatihan tentang penggunaan dan aplikasi teori ini kedalam praktek,
khususnya fase intranatal.
3. Pengembangan lebih lanjut terkait dengan comfort supaya dapat digunakan pada area
klinik dan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
36
Bobak, M. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC
Henderson, Christine. (2001). Buku ajar konsep kebidanan (essential midwifery). editor:
Yulianti, Devi. Jakarta: EGC
Kolcaba, K. (1997). The Comfort Line. (online). http://www.thecomfortline.com/kolcaba .
diakses tanggal 05 November 2008
Kolcaba, K. (1994). A theory of holistic comfort for nursing. Journal of Advanced
Nursing,19, 1178–1184.
Reeder, M. (1997). Maternity nursing: family, newborn, and neonatal women’s health care.
Philadelphia: JB. Lippincott Company
Sitzman & Eichelberger. (2011). Understanding the Work of Nurse Theorists A Creative
Beginning, Second Edition. Jones and Barlett Publisher. Canada
Tomey & Alligood. (2006). Nursing theorists and their network (6th ed). St. Louis, Missouri:
Mosby, Inc.
Tomey & Alligood. (2006). Applications and utility (6th ed). St. Louis, Missouri: Mosby, Inc.
37