Anda di halaman 1dari 53

Kebutuhan Aktivitas: Mobilisasi

Definisi kebutuhan aktivitas


Kebutuhan Aktivitas (Mobilisasi)
adalah suatu kondisi dimana tubuh
dapat melakukan kegiatan dengan
bebas (kosier,1989).
Sistem Tubuh yang Berperan
dalam Kebutuhan Aktivitas
 Tulang
 Otot dan Tendon
 Ligamen
 Sistem Saraf
 Sendi
Kebutuhan Mobilitas
Mobilisasimerupakan kemampuan
seseorang untuk bergerak bebas,
mudah, teratur, mempunyai tujuan
memenuhi kebutuhan hidup sehat,
dan penting untuk kemandirian
(Barbara Kozier, 1995).
Jenis Mobilitas
1. Mobilitas Penuh, merupakan
kemampuan seseorang untuk
bergerak secara penuh
2. Mobilitas sebagian, merupakan
kemampuan seseorang untuk
bergerak secara bebas karena
dipengaruhi oleh gangguan saraf
motorik dan sensorik pada area
tubuhnya.
Ex. Hal ini dapat dijumpai pada kasus
cidera atau patah tulang dengan
pemasangan traksi
3.Mobilitas sebagian temporer,
merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya sementara.
Ex. adanya dislokasi sendi dan tulang.
4.Mobilitas sebagian permanen,
merupakan kemampuan individu
untuk bergerak dengan batasan yang
sifatnya menetap.
Ex. terjadinya hemiplegia karena
Faktor yang Mempengaruhi
Mobilitas
 Life style
 Penyakit/Cidera.
 Tingkat Energi
 Usia dan Status Perkembangan
Imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan
keadaan dimana seseorang tidak
dapat bergerak secara bebas karena
kondisi yang mengganggu pergerakan
(aktivitas),
Ex. Pasien yang mengalami trauma
tulang belakang, cidera otak berat
disertai fraktur pada ekstremitas, dan
sebagainya.
Jenis Imobiliasi
1. Imobilitas fisik, merupakan
pembatasan untuk bergerak secara
fisik dengan tujuan mencegah
terjadinya gangguan komplikasi
pergerakan,
Ex. seperti pada pasien hemiplegia
yang tidak mampu mempertahankan
tekanan di daerah paralisis sehingga
tidak dapat mengubah posisi tubuhnya
untuk mengubah tekanan.
 Imobilitas intelektual, merupakan
keadaan dimana mengalami
keterbatasan berpikir, seperti pada
pasien yang mengalami gangguan otak
akibat suatu penyakit.
 Imobilitas emosional, yakni keadaan
ketika mengalami pembatasan secara
emosional karena adanya perubahan
secara tiba-tiba dalam menyesuaikan
diri. Ex. Stres karena diamputasi.
 Imobilitas sosial, yakni keadaan
seseorang yang mengalami hambatan
dalam berinteraksi karena keadaan
penyakitnya sehingga dapat
mempengaruhi perannya dalam
kehidupan sosial.
Perubahan Sistem Tubuh
Akibat Imobilitas
 perubahan pada metabolisme tubuh,
 ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,
 gangguan dalam kebutuhan nutrisi,
 gangguan fungsi gastrointestinal,
 Perubahan sistem pernafasan,
 perubahan kardiovaskuler,
 perubahan sistem musculoskeletal,
 perubahan kulit,
 perubahan eliminasi (buang air besar dan
kecil),dan
 perubahan perilaku.
Perubahan Pada Metabolisme
Tubuh
Menyebabkan:
-Dampak :
Kecepatan - Jumlah metabolisme
Metabolisme dalam - Atropi kelenjar dan
tubuh katabolisme protein
- BMR yang - Ketidakseimbangan
menyebabkan cairan dan
berkurangnya energi u/ elektrolit
perbaikan sel - Demineralisasi
- Ekskresi urine tulang
dan meningkatnya
nitrogen
- Gang. dlm mengubah
zat gizi
- Gangguan
Gastrointestinal.
Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit
Mengakibatkan :
- persediaan protein menurun dan
konsentrasi protein serum berkurang
shg dpt mengganggu keb. cairan
tubuh
- berkurangnya perpindahan cairan
dari intravaskuler ke interstisial dapat
menyebabkan edema
- demineralisasi tulang akibat
menurunnya aktivitas otot
Gangguan Perubahan Gizi
 Terjadi disebabkan o/ menurunnya
pemasukan protein dan kalori dapat
mengkibatkan pengubahan zat-
zat makanan pada tingkat sel
menurun.
 Dimana sel tidak lagi menerima
glukosa, asam amino, lemak, dan
oksigen dalam jumlah yang
cukup untuk melaksanakan
aktivitas metabolisme.
Gangguan Fungsi
Gastrointestinal
 imobilitas dapat menurunkan hasil
makanan yang dicerna, shg
penurunan jumlah masukan yang
cukup dapat menyebabkan keluhan.
 Ex. perut kembung, mual dan nyeri
lambung yang dapat menyebabkan
gangguan proses eliminasi.
Perubahan Sistem Pernafasan
 Akibat imobilitas :
 kadar hemoglobin menurun,
 ekspansi paru menurun, dan
 terjadinya lemah otot yang dapat
menyebabkan proses metabolisme
terganggu.
 Terjadinya penurunan kadar
hemoglobin dapat menyebabkan
penurunan aliran oksigen dari alveoli
ke jaringan, sehingga menyebabkan
anemia.
Perubahan Kardiovaskuler
Perubahan sistem ini akibat imobilitas
atl :
 Dapat berupa hipotensi ortostatik,
 Meningkatnya kerja jantung dan
 Terjadinya pembentukan trombus.
Perubahan Sistem Muskuloskeletal
 Gangguan Muskular.
Dampak : menurunnya massa otot. Ditandai
dengan ATROPI otot.
Gangguan Skeletal
Ex. akan mudah terjadi kontraktur sendi dan
osteoporosis.
Kontraktur : kondisi yang abnormal dengan
kriteria adanya fleksi dan fiksasi yang disebabkan
atropi dan memendeknya otot.
Osteoporosis terjadi akibat reabsorbsi tulang
semakin besar, sehingga menyebabkan jumlah
kalsium ke dalam darah menurun dan jumlah
kalsium yang di keluarkan melalui urine semakin
besar.
Perubahan Sistem Integumen
Hal ini terjadi berupa penurunan
elastisitas kulit karena menurunnya
sirkulasi darah akibat imobilitas dan
terjadinya iskemia serta nekrosis
jaringan superficial dengan adanya
luka decubitus sebagai akibat tekanan
kulit yang kuat dan srikulasi yang
menurun ke jaringan.
 Perubahan Eliminasi
Ex. penurunan jumlah urine yang
mungkin disebabkan kurangnya asupan
dan penurunan curah jantung,
sehingga aliran darah renal dan urine
berkurang.
 Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai akibat
imobilitas antara lain, timbulnya rasa
bermusuhan, bingung, cemas,
emosional tinggi, depresi, perubahan
siklus tidur dan menurunnya koping
mekanisme.
Postur Tubuh
 Postur tubuh (body
alignment) merupakan susunan
geometris dari bagian-bagian tubuh
yang berhubungan dengan bagian
tubuh yang lain. Fungsinya menjaga
keseimbangan.
Ex. seperti dalam posisi duduk, berdiri
dan berbaring yang benar.
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi postur Tubuh
 Status kesehatan
 Nutrisi
 Emosi
 Gaya Hidup
 Perilaku dan Nilai
Kebutuhan Mekanika Tubuh
dan Ambulasi
Manusia mempunyai kebutuhan untuk
bergerak agar dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya dan melindungi
diri dari kecelakaan. Mekanika tubuh
adalah usaha koordinasi dari
muskuskeletal dan sistem saraf untuk
mempertahankan keseimbangan yang
tepat.
Prinsip Mekanika Tubuh
 Gravitasi sebagai sumbu dalam pergerakan
tubuh.
 Pusat gravitasi, titik yang ada di pertengahan
tubuh
 Garis gravitasi sbg garis imaginer vertical
melalui pusat gravitasi
 Dasar tumpuan sbg dasar tempat seseorang
dalam posisi istirahat untuk menopang atau
menahan tubuh.
 Keseimbangan dicapai dg
mempertahankan posisi garis gravitasi
diantara garis gravitasi dan pusat tumpuan.
 Berat atau bobot benda yang akan diangkat
akan mempengaruhi mekanika tubuh
Pergerakan Dasar dalam
Mekanika Tubuh
 Gerakan (ambulating). Gerakan yang mempertahankan
keseimbangan tubuh. Contoh: keseimbangan orang
saat berdiri dan saat jalan
 Menahan (squatting). Dalam melakukan pergantian,
posisi menahan selalu berubah. contoh : posisi orang
duduk akan berbeda dengan orang jongkok,
 Menarik (pulling). Menarik dengan benar akan
memudahkan untuk memindahkan benda. dilakukan
penarikan.
 Mengangkat (lifting). Mengangkat merupakan
pergerakan daya tarik.
 Memutar (Pivoting) merupakan gerakan untuk memutar
anggota tubuh dan bertumpu pada tulang belakang.
Faktor –faktor yang Mempengaruhi
Mekanika Tubuh
 Nutrisi
 Emosi
 Situasi dan Kebiasaan
 Gaya Hidup
 Pengetahuan
 Tingkat perkembangan tubuh
 Kesehatan fisik
 Kelemahan neoromuskular dan skelet
 Pekerjaan
Masalah Kebutuhan Aktivitas
 Gangguan mobilitas fisik
 Deficit perawatan diri
 Koping individu tidak efektif
 Kelelahan
Proses dan Tindakan
Asuhan
Keperawatan
Asuhan Keperawatan pada
Masalah kebutuhan Mobilitas
dan Imobilitas
a. Pengkajian
 Riwayat keperawatan sekarang
 Riwayat keperawatan penyakit yang
pernah diderita
 Kemampuan fungsi motorik
 Kemampuan rentang gerak (ROM)
 Perubahan intoleransi Aktivitas
 Kekuatan otot dan gangguan
koordinasi
 Perubahan psikologis
b. Diagnosis keperawatan
 Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang
belakang, fraktur, dan lain-lain.
 Gangguan penurunan curah jantung akibat
imobilitas
 Risiko cedera (jatuh) akibat orthostatic
pneumonia
 Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus
dan kekuatan otot
 Sindrom perawatan diri akibat menurunnya
fleksibilitas otot
 Tidak efektifnya pola napas akibat menurunnya
ekspansi paru
 Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya
gerakan respirasi
 Gangguan eliminasi akibat imobilitas
 Retensi urin akibat gangguan mobilitas fisik
 Inkontinensia urin akibat gangguan mobilitas
fisik
 Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan)
akibat menurunnya nafsu makan (anoreksia)
akibat sekresi lambung menurun,
penurunan peristaltik usus.
 Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)
 Gangguan Interaksi sosial akibat
imobilitas
 Gangguan konsep diri akibat imobilitas
c. Intervensi Keperawatan
Tujuan:
 Meningkatkan kekuatan, ketahanan
otot dan fleksibilitas tinggi
 Meningkatkan fungsi
kardiovaskuler
 Meningkatkan fungsi respirasi
 Meningkatkan fungsi
gastrointestinal
 Meningkatkan fungsi system
perkemihan
d. Tindakan Keperawatan
 Pengaturan posisi tubuh sesuai
kebutuhan pasien
 Fleksi dan Ekstensi Pergelangan
Tangan
 Fleksi dan Ekstensi Siku
 Pronasi dan Supinasi Lengan
bawah
 Pronasi Fleksi Bahu
 Fleksi dan ekstensi jari- jari
 Infers dan efersi kaki
 Fleksi dan ekstensi lutut
e. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil
tindakan keperawatan untuk mengatasi
gangguan mobilitas adalah sebagai berikut:
 Peningkatan fungsi sistem tubuh
 Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot
 Peningkatan fleksibilitas sendi
 Peningkatan fungsi motorik, perasaan
nyaman pada pasien, dan ekspresi
Asuhan Keperawatan Pada
Masalah Postur Tubuh
a. Pengkajian Keperawatan
Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengkaji postur tubuh,
di antaranya:
Postur tubuh yang benar pada saat berbaring,
Postur tubuh yang benar pada saat duduk
Postur tubuh yang benar pada saat berdiri.
b. Diagnosis Keperawatan
Nyeri yang berhubungan dengan posisi duduk,
berdiri dan berbaring yang salah akibat
pemakaian gips pada daerah ekstremitas, dan
lain-lain.
Gangguan mobilitas berhubungan dengan drop
foot lutut akibat kontraktur.
Resiko cidera berhubungan dengan gangguan
keseimbangan yang disertai kelemahan otot.
c. Intervensi Keperawatan
Pertahankan postur tubuh yang tepat dengan
pengaturan posisi yang tepat.
Perbaiki postur tubuh pada tingkat optimal dengan
melatih duduk, berdiri dan tidur secara optimal.
Kurangi cidera akibat postur tubuh yang tidak
tepat dengan membantu pasien melakukan
aktivitas sehari-hari.
Kurangi beban otot dengan cara meletakkan alat
dengan dekat dengan pasien dan bantu kegiatan
yang menimbulkan beban berat.
Cegah komplikasi akibat postur tubuh yang tidak
tepat.
d. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dari hasil
tindakan keperawatan untuk mengatasi
gangguan postur tubuh adalah:
a. tidak terjadi perubahan atau kesalahan
dalam postur tubuhdan
b. pasien mampuberaktivitas dengan
mudah serta tidak merasakan
kelemahan.
Asuhan Keperawatan Pada
Masalah Mekanika Tubuh dan
Ambulasi
a. Pengkajian
 Menilai kemampuan dan keterbatasan
dalam bergerak dengan cara :
 Bangkit dari posisi berbaring ke posisi
duduk
 Kemudian bangkit dari kursi ke posisi
berdiri
 Menilai gaya berjalan
b. Diagnosis Keperawatan
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan adanya kelemahan akibat
spasme otot dan tulang pada extremitas,
nyeri akibat peradangan sendi,
penggunaan alat Bantu dalam waktu
yang lama.
 Risiko cedera berhubungan dengan
adanya paralysis, gaya berjalan tidak
stabil, penggunaan tongkat yang tidak
benar
 Kurang perawatan diri b.d kelemahan
fisik secara umum
c. Intervensi Keperawatan
 Memperbaiki penggunaan mekanika
tubuh pada saat melakukan
aktifitas
 Memulihkan dan memperbaiki
ambulasi
 Mencegah terjadinya cedera akibat
jatuh
d. Tindakan Keperawatan
 Latihan ambulasi
 Duduk diatas tempat tidur
 Turun dan berdiri
 Membantu berjalan
e. Evaluasi
 Melihat kembali perkembangan
kesembuhan klien
 Hasil yang diharapkan dari masalah
mekanika tubuh pada klien tidak dapat
dilihat dalam beberapa hari
 Perawatan mekanika tubuh dan
ambulasi klien harus sering
kali dilakukan.
 Perawat mengantisipasi kebutuhan
untuk mengubah intervensi
SELAMAT BELAJAR.
SEMOGA SUKSES…

Anda mungkin juga menyukai