Anda di halaman 1dari 13

EVIDENCE BASED NURSING PRACTICE

TEKNIK RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN

Disusun oleh :
Salsabila Nurul Hidayah (P1337420719010)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecemasan merupakansalah satu penyebabkelahiran prematur(Lilliecreutz


et al., 2016),kala II lama dan kematian janin (Gentile, 2017). Wanita bersalin lebih
rentan mengalami kecemasan (Abegaz et al., 2022). Pada ibu lebih rentan
terhadap ketakutan akan proses melahirkan karena mereka tidak memiliki
pengalaman persalinan sebelumnya. Dengan demikian, ketakutan akan kelahiran
anak ini meningkatkan kerentanan psikologis wanita terhadap faktor yang
berkaitan dengankecemasan karena ekspektasi yang lebih tinggi terhadap nyeri
persalinan, kurangnya pengalaman menjadi seorang ibu, rasa kehidupanbaru,
serta tuntutan dan tanggung jawabyang bertambah.
Penatalaksanaan kecemasan ibu hamil dapat berupa terapi farmakologis
dan non farmakologis (Domínguez-Solís et al., 2021). Pada penggunakan terapi
farmakologis tentunya akan memberikan dampak buruk jika digunakan secara
terus menerus dan mengakibatkan ketergantungan. Dalam beebrapa penelitian
terapi non farmakologis disarankan sebagai salah satu alternatif aman. Relaksasi
autogenik adalah salah satu terapi nonfarmakologisndengan menggunakan diri
sendiri sebagai pusat terapi dengan menggunakan kata kata pendek atau afirmasi
yang dapat menenangkan pikiran. Relaksasi ini dapat membuat ibu merasa
nyaman, damai dengan fokus pada nafas dan detak jantung sehingga ketegangan
fisiologis dapat berkurang.
B. Tujuan
Berdasarkan fenomena tersebut maka tujuan penulis untuk mengetahui
efektivitas terapi relaksasi autogenik pada pasien yang mengalami kecemasan
intranatal di basukarna ( Tulip 4) RSJ Prof. Dr Soerojo Magelang.
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas terapi relaksasi autogenik pada pasien yang
mengalami kecemasan intranatal di basukarna ( Tulip 4) RSJ Prof. Dr Soerojo
Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui rencana tindakan mengurangi keceasan pada ibu intranatal
b. Untuk mengetahui kemungkinan hambatan yang akan ditemui
c. Untuk mengetahui factor factor apa saja yang dapat mempengaruhi persalinan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persalinan (Intranatal)


1. Definisi Intranatal
Intranatal atau disebut juga persalinan, merupakan suatu proses
pengeluaran janin dan plasenta dari uterus, dengan ditandai meningkatnya
aktivitas otot rahim (intensitas dan frekuensi kontraksi) yang mengakibatkan
penipisan dan pembukaan serviks serta keluarnya lender darah (bloody show)
dari vagina (Manurung, 2011; Karjatin, 2016).
Persalinan merupakan proses ketika bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal apabila prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya
penyulit. Persalinan dimulai sejak uterus berkontraksi dan mengakibatkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) serta berakhir dengan
lahirnya plasenta secara lengkap (Sondakh, 2015).
2. Faktor yang mempengaruhi
a. Power (kontraksi/HIS ibu) Otot uterus atau myometrium berkontraksi dan
relaksasi selama kala 1 persalinan. Hal yang perlu dikaji saat kontraksi atau
HIS kala I yaitu :
1) Frekuensi: menghitung banyaknya kontraksi selama 10 menit (misal
terjadi setiap 3-4 menit).
2) Durasi: menghitung lama terjadinya kontraksi, tercatat dalam hitungan
detik (misal setiap kontraksi berlangsung 45-50 detik).
3) Intensitas: kekuatan kontraksi. Hal ini ditinjau dengan palpasi
menggunakan ujung jari pada bagian fundus perut ibu dan digambarkan
sebagai:
a) Ringan : dinding rahim mudah menjorok selama kontraksi.
b) Sedang : dinding rahim tahan terhadap lekukan selama kontraksi.
c) Kuat : dinding rahim tidak dapat indentasi selama kontraksi.
b. Passageaway (jalan lahir)
Pada bagian ini terdiri dari tulang panggul dan jaringan lunak leher
rahim/serviks, panggul, vagina, dan introitus (liang vagina). Bentuk panggul
ideal yang dapat melahirkan secara pervaginam disebut ginekoid.
c. Passanger (janin, plasenta dan ketuban)
Penumpang/janin merupakan yang dimaksud dengan passanger.
Passanger/janin serta hubungannya dengan jalan lahir, merupakan faktor
utama dalam proses persalinan. Hubungan antara janin dan jalan lahir
termasuk tengkorak janin, sikap janin, sumbu janin, presentasi janin, posisi
janin, dan ukuran janin.
d. Psikologis ibu
Pengalaman dan kepuasan seorang ibu selama proses persalinan dapat
ditingkatkan apabila ada koordinasi tujuan diadakannya kolaborasi antara
ibu dan petugas kesehatan dalam perencanaan perawatan. Apabila ibu
mengalami cemas berlebihan, maka proses dilatasi/pelebaran serviks akan
terhambat yang mengakibatkan partus lama dan meningkatkan persepsi
nyeri. Kecemasan ibu dapat meningkatkan hormon yang berhubungan
dengan stress seperti betaendorphin, hormon adrenocorticotropic, kortisol
dan epineprin. Hormon-hormon tersebut meningkat lalu menurunkan
kontraktilitas (kontraksi) uterus.
e. Posisi ibu
Posisi ibu melahirkan dapat membantu adaptasi secara anatomis dan
fisiologis untuk bersalin. Perawat dapat memberi informasi mengenai posisi
ibu bersalin untuk memberikan dukungan pada ibu bersalin. Persalinan atau
partus merupakan proses pengeluaran janin, plasenta, dan membrane
dikeluarkan melaui rahim (Karjatin, 2016).
3. Tanda dan gejala
1) Lightening
2) Perubahan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Konsistensi serviks menjadi
seperti sedikit penipisan.
3) Ketuban pecah dini
4) Persalinan palsu
5) Blody show
6) Gangguan saluran cerna
4. Bentuk persalinan
1) Persalinan spontan : bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan
kekuatan ibu sendiri
2) Persalinan buatan : bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3) Persalinan anjuran : bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan rangsangan, istilah yang berkaitan dengan
umur kehamilan dan berat janin yang dilahirkan:
- Abortus
a. Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
b. Hidup diluar kandungan
c. Umur hamil sebelum 28 minggu
d. Berat janin kurang dari 1000 gram
- Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu. Berat janin
kurang dari 2.449 gram
- Persalinan aterm
a. Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
b. Berat janin diatas 2500 gram
- Persalinan serotinus
a. Persalinan melampaui umur 42 minggu
b. Pada janin terdapat tanda post maturitas

B. Terapi autogenic terhadap tingkat kecemasan


Masalah psikologis berupa kecemasan selama hamil. Kecemasan ibu
hamil diakibatkan karena kurangnya persiapan untuk melahirkan (Sofiati et
al., 2022). Kecemasan merupakan salah satu penyebab kelahiran
prematur(Lilliecreutz et al., 2016), kala II lama dan kematian janin (Gentile,
2017).
Ibu primigravida lebih beresiko mengalami kecemasan. Hal ini disebabkan
karena ketakutan akan timbulnya kecacatan pada janin, masalah dalam persalinan
serta takut akan rasa nyeri (Tri susilowati, 2020). Kecemasan, jika tidak diobati,
dapat menyebabkan dampak buruk bagi ibu dan juga janin (Mumtaz & Akram,
2020).
Beberapa metode non farmakologi secara signifikan dapat menanggani
kecemasan diantaranya desensitisasi sistematis, relaksasi, pemaparan, pemodelan,
pelatihan tegas, dan teknik pengendalian diri (Mumtaz & Akram, 2020). Selain itu
terapi yoga, terapi meditasi, terapi thai chi dan relaksasi otot progresif juga dapat
membantu menanggani kecemasan (Sulastri dan Lismarini, 2018).
Relaksasi autogenik adalah salah satu terapi nonfarmakologis dengan
menggunakan diri sendiri sebagai pusat terapi dengan menggunakan kata kata
pendek atau afirmasi yang dapat menenangkan pikiran (Nani & Setiyani,
2021).Relaksasi ini dapat membuat ibu hamil merasa nyaman, damai dengan
fokus pada nafas dan detak jantung sehingga ketegangan fisiologis dapat berkurang.
Dampak kecemasan pada Ibu hamil dan janin secara langsung dapat
berkontibusi pada kematian ibu janin sehingga dapat meningkatkan Angka
Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Penangganan yang tepat sangat
dibutuhkan untuk mencegah dampak yang buruk.
BAB III
METODOLOGI

Teknik relaksasi autogenic merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat melatih
seseorang masuk dalam situasi atau keadaan santai. Hal ini akan mengeluarkan energy positif
yang secara langsung dapat mempengaruhi psikologi ibu dan berdampak pada kehamilan dan
janin (Umam et al., 2020).

JURNAL 1

Judul Pengaruh Teknik relaksasi autogenic terhadap tingkat


kecemasan ibu menjelang persalinan
Jurnal Jurnal ilmu psikologi dan kesehatan
Waktu 2022
Tempat penelitian Puskesmas Merdeka Palembang
Penulis Prahardian Putri
Latar Belakang Terdapat banyak masalah dan keluhan selama kehamilan
salah satunya masalah psikologis berupa kecemasan.
Penatalaksanaan kecemasan dapat dilakukan dengan
menejemen nonfarmakologi. Relaksasi autogenik adalah
salah satu terapi nonfarmakologi dengan menggunakan
diri sendiri sebagai pusat terapi dengan menggunakan
kata-kata afirmasi yang dapat menenangkan pikiran.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi autogenik
terhadap tingkat kecemasan ibu menjelang persalinan
Subjek Penelitian seluruh ibu menjelang persalinan yang berkunjung di
( kelompok penelitian) puskesmas Merdeka Palembang dengan mengunakan teknik
purposive sampling dengan jumlah sampel 34 orang. Populasi
dari penelitian ini adalah seluruh ibu diwilayah kerja
Puskesmas Merdeka Palembang
Metode Penelitian - Penelitian experimental dengan pendekatan quasi
experimental (penelitian eksperimen semu) melalui
rancangan penelitian one group pre-test post-test design

JURNAL 2

Judul Efektivitas relaksasi autogenic terhadap kecemasan pasien


Jurnal Jurnal Mitra Kesehatan (JMK)
Waktu 2021
Tempat penelitian Puskesmas Sawit Seberang Kecamatan sawit Seberang
Kabupaten Langkat
Penulis Noviyana Prasasti
Latar Belakang Gangguan mental emosional yang bermanifestasi sebagai
gangguan kecemasan dan depresi sehingga dapat
mempengaruhi pasien dalam menjalani proses penyembuhan,
relaksasi autogenik diketahui menjadi salah satu dari terapi
komplementer yang dapat memberikan efek positif terhadap
kondisi kecemasan yang dialami oleh pasien.
Tujuan Penelitian untuk mengetahui pengaruh dari Relaksasi autogenic atau
autogenic training untuk mengurangi kecemasan .
Subjek Penelitian Seluruh pasien intranatal yang mengalami kecemasan
( kelompok penelitian)
Metode Penelitian - Penelitian experimental dengan pendekatan quasi
experimental (penelitian eksperimen semu) melalui
rancangan penelitian two group pre-test post-test design

JURNAL 3

Judul Efektivitas relaksasi autogenic terhadap kecemasan pasien


Jurnal Jurnal Ners
Waktu 2013
Tempat penelitian RSIA Kendangsari Surabaya
Penulis Farida Juanita
Latar Belakang Penyebab utama kegagalan menyusui adalah rasa tidak
percaya diri pada ibu. Teknik relaksasi autogenic training
merupakan metode yang sesuai dengan teori keperawatan self
care di mana ibu dapat mandiri dalam membangun niat positif
dan motivasi.
Tujuan Penelitian untuk menguji pengaruh latihan relaksasi autogenic training
terhadap keefektifan pada ibu bersalin
Subjek Penelitian Seluruh pasien intranatal yang mengalami kecemasan dan
( kelompok penelitian) Sampel sebanyak 26 orang.
Metode Penelitian - Penelitian ini menggunakan experimental posttest only -
non equivalent control group design.

3. Strategi Penelusuran

Penulis menelusur langsung ke literatur primer dengan membuka – buka ( browsing)


melalui internet sesuai dengan subjek yang dibutuhkan. Langkah – Langkah yang penulis
ambil yaitu
1. Mendefinisikan permasalahan yang dihadapi dan informasi yang dibutuhkan
2. Menyusun konsep permasalahan
3. Menyusun daftar istilah / kata kunci / descriptor yang relevan dengan
permasalahan yang dibutuhkan
4. Pemilihan sumber informasi
5. Melakukan penelusuran
6. Memeriksa data bibliografi hasil penelusuran
7. Mengunduh artikel lengkap
8. Memeriksa daftar Pustaka

Penulis menggunakan model penelusuran Successive fraction yaitu model yang


dimulai dengan satu atau dua kata kunci dengan hasil temuan yang sangat besar kemudian
dengan menggunakan operator AND secara terus menerus penulis memperkecil hasil
temuan lalu sampai pada batas yang memuaskan penulis.

BAB III

RENCANA TINDAKAN
a. Tahapan Proses Evidence Based Practise
1. Langkah 1 : kembangkan semangat penelitian
Sebelum memulai dalam tahapan yang sebenarnya di dalam EBNP, harus
ditumbuhkan semangat dalam penelitian sehingga klinikan akan lebih nyaman dan
tertarik mengenai pertanyaan – pertanyaan berkaitan dengan perawatan pasien
2. Langkah 2 : Ajukan pertanyaan klinis dalam format PICOT
Pertanyaan klinis dalam format PICOT untuk menghasilkan evidence yang lebih
baik dan relevan
a) Populasi pasien : siapa yang menjadi populasi yang menderita masalah
b) Intervensi ( I) : Intervensi keperawatan seperti apa yang kira – kira
menyebabkan masalah bagi pasien, organisasi, dan perawat?
c) Hasil yang diharapkan / outcome : Berupa pengetahuan, praktik, proses, dan
pasien
d) Batas waktu / time ( T) : berapa waktu yang diperlukan?
3. Langkah 3 : Cari bukti terbaik
Mencari bukti untuk menginformasikan praktek klinis adalah sangat efisien ketika
pertanyaan diminta dalam format PICOT. Menggunakan format PICOT
membantu untuk mengidentifikasi kata kunci atau frasa yang ketika masuk
berturut – turut dan kemudian digabungkan, memperlancar lokasi artikel yang
relevan dalam database penelitian.
4. Langkah 4 : Kritis menilai bukti
Setelah artikel yang dipilih untuk direview harus cepat dinilai untuk menentukan
yang relevan, valid, terpercaya, dan berlaku untuk pertanyaan klinis.
5. Langkah 5 : mengintegrasikan bukti dengan keahlian klinis dan prefensi pasien
serta nilai – nilai
6. Langkah 6 : evaluasi hasil keputusan praktek atau perubahan berdasarkan bukti
setelah menerapkan EBNP
7. Langkah 7 : menyebarluaskan hasil EBNP

b. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Model IOWA
model of evidence based practice to promote quality care. Model ini diawali dari
pemicu atau masalah. Pemicu / masalah ini sebagai focus masalah. Jika masalah
mengenai prioritas dari suatu organisasi tim segera dibentuk. Tim terdiri dari staf
perawat, tenaga kesehatan lain,, atau orang yang dirasa penting dalam EBNP.
Langkah selanjutnya adalah mensistesis EBNP. Perubahan terjadi dan dilakukan jika
terdapat cukup bukti yang mendukung untuk terjadinya perubahan. Kemudian
dilakukan evaluasi dan diikuti dengan diseminasi.

c. Kemungkinan hambatan dan pemecahan masalah


- Hambatan dalam EBNP
1. Kesulitan dalam mengubah praktek
2. Kurangnya dukungan administratif
3. Kurangnya mentor berpengetahuan
4. Kurangnya kesadaran dari perawat ataupun yang lainnya
5. Merasa kewalahan
6. Lingkungan kerja yang tidak mendukung
7. Tidak ada waktu dalam melaksanakan

d. Evaluasi

Diharapkan akan mengurangi keluhan yang disampaikan oleh klien tentang


keluhan kecemasan saat bersalin dapat berkurang serta factor – factor yang dapat
mempengaruhi persalinan

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengetahuan, pengertian, dan peringatan untuk
mengurangi nyeri persalinan menggunakan terapi relaksasi autogenik.
Relaksasi autogenik adalah salah satu terapi nonfarmakologis dengan
menggunakan diri sendiri sebagai pusat terapi dengan menggunakan kata kata
pendek atau afirmasi yang dapat menenangkan pikiran. Relaksasi ini dapat
membuat ibu merasa nyaman, damai dengan fokus pada nafas dan detak
jantung sehingga ketegangan fisiologis dapat berkurang
B. Saran
a. Bagi ibu hamil dan bersalin

Ibu dapat menerapkan tehnik distraksi dengan relaksasi autogenic, terapi


disaat menghadapi persalinan selanjutnya dan ibu bisa mengurangi
penggunakan obat-obat yang bisa menimbulkan efek yang kurang baik.

b. Bagi petugas kesehatan


Diharapkan agar bekerjasama dalam memberikan terapi khususnya
relaksasi autogenik pada ibu yang memiliki tingkat kecemasan untuk
mengurangi kecemasan. Dan dianjurkan kedepan bisa memberikan therapy
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai