Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PERSALINAN NORMAL PADA NY.

R
DI RUANG PERSALINAN
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK MASYITA

Disusun dalam rangka memenuhi tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Maternitas

OLEH
KELOMPOK 1
1. NURMALA LATEMBO (14420231012)
2. RATU ANANDA TRIA SARMAN (14420231035)
3. THANIA SUMANTA (14420231017)
4. DIAH AMALIA MIRZANTI DJAMIL (14420231013)

Preseptor Klinik Preseptor Institusi

(………………………...) (Sunarti, S.Kep., Ns., M.Kes)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisiologi kehamilan dan kelahiran bayi secara umum adalah sama, namun karena hal-
hal tertentu yang berkaitan dengan proses pembentukan janin dalam rahim hingga
kelahiran bayi bervariasi, maka fisiologis kelahiran bayi menjadi berbedasatu sama lain
(Barbara, 2016).
Kelahiran dengan berat badan lahir rendah disebabkan oleh prematuritas tinggi,
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim terhambat dan berat lahir rendah
untuk kehamilan. Keadaan tersebut dapat disebabkan oleh penyakit ibu dan komplikasi
kehamilan, gizi rendah, grandemultipara dengan interval pendek (Manuaba, 2005).
Kebanyakan bayi baru lahir beratnya 2700 sampai 4000 g. Berat dan panjang lahir yang
akurat sangat penting karena merupakan dasar untuk pengkajian pertumbuhan di masa
datang (Donna L, 1996) dalam (Barbara, 2016).
Persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5.000.000 jiwa dan sebagian
menyebabkan kematian. Angka kematian bayi pada tahun 2007 sebesar 34/1.000
kelahiran hidup dan kematian neonatal 19/1000 kelahiran hidup. penyebab kematian
neonatal karena BBLR 29%, asfiksia 27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%,
gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan lain-lain 13%. Dalam (Barbara, 2016).
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep medis pada persalinan
2. Untuk mengetahui konsep keperawatan pada persalinan
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
1. Definisi
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai
dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks
secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta (Aboagye, 2016). Persalinan
adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, lahirnya bayi dan plasentadari
rahim ibu (Buku Acuan APN, 2017).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada


kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu
maupun janin (Dwi, 2016) .

2. Etiologi
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara pasti/jelas,
namun beberapa teori menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi

a. Teori penurunan hormon, 1-2 minggu sebelum partus dimulai, terjadi penurunan
hormon progesterone dan estrogen. Progesteron berfungsi sebagai penenang otot-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga
timbul his bila progesteron menurun.
b. Teori plasenta menjadi tua, akan menyebabkan turunnya kadar hormon estrogen
dan progesteron menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi rahim. Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi user 0-plasenta.
d. Teori iritasi mekanik, Dibelakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterhauss). Bila ganglion ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin
akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus (Induction of Labour). Ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria
yang dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser,amniotomi pemecah ketuban. (Yuli R, 2017)
3. Bentuk Persalinan
Terdapat beberapa bentuk persalinan, diantaranya :
a. Persalinan spontan, Bila persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan bantuan
tenaga dari luar.
c. Persalinan anjuran, Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru akan
berlangsung setelah pemecahan ketuban. (Yuli R, 2017)
4. Manifestasi klinis
Tanda-tanda sebelum terjadinya persalinan adalah lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primigravida yaitu. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan sering
sering atau susah buang air kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksikontraksi
lemah di uterus (fase labor pain). Servik menjadi lembek,mulai mendatar dan
sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show). (Hafifah, 2019). Tanda-
tanda impartus yaitu :
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
b. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada bagian
servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirnya.
d. Pada pemeriksaan dalam telah ada pembukaan dan, pendataran serviks.
5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. Power (Tenaga/Kekuatan)
1) His (Kontraksi Uterus), merupakan kekuatan kontraksi uterus karena
otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang
baik adalah kontraksi simetris, fundus dominial, terkordinasi dan
relaksasi. Kontraksi ini bersifat involunter karena berada dibawah saraf
intrinsic.
2) Tenaga mengedan, setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah atau
dipecahkan, serta sebagaian presentasi sudah berada di dasar panggul,
sifat kontraksinya berubah, yakni bersifat mendorong keluar dibantu
dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunteer.
b. Passage (Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul, dasar panggul, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta
dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir tersebut
harus normal.
c. Passenger (Janin, Plasenta, dan Air Ketuban)
1) Janin, passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan
akibat interaksi beberaapa faktor, yakni kepala janin, presentasi, letak,
sikap dan posisi janin.
2) Plasenta, juga harus melewati jalan lahir maka dia di anggab sebagai
bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang
menghambat proses persalinan normal
3) Air ketuban, amnion pada kehamilan aterm merupakan suatu membran
yang kuat dan ulet tetapi lentur. Amnion adalah jaringan yang
menentukan hampir semua kekuatan regangan membran janin, dengan
demikian pembentukan komponen amnion yang mencegah ruptur atau
robekan. Penurunan ini terjadi atas 3 kekuatan yaitu salah satunya
adalah tekanan dari cairan amnion dan juga saat terjadinya dilatasi
serviks atau pelebaran muara dan saluran serviks yang terjadi di awal
persalinan, dapat juga karena tekanan yang ditimbulkan oleh cairan
amnion selama ketuban masih utuh (Widia, 2015).
d. Faktor Psikis (Psikologi)
1) Psikologis meliputi: Kondisi psikologis ibu sendiri, emosi dan persiapan
intelektual, pengalaman melahirkan bayi sebelumnya, kebiasaan adat,
dan dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu.
2) Sikap negative terhadap persalinan di pengaruhi oleh: Persalinan
semacam ancaman terhadap keamanan, persalinan semacam ancaman
pada self-image, medikasi persalinan, dan nyeri persalinan dan kelahiran.
e. Pysician (Penolong)
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini adalah bidan, yang
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Tidak hanya aspek tindakan yang di berikan, tetapi aspek
konseling dan meberikan informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin
utuk mengurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.
6. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Kala I atau kala pembukaan adalah periode persalinan yang dimulai dari his
persalinan yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi lengkap.
Berdasarkan kemajuan pembukaan maka kala I dibagi atas 2 fase, yaitu :
1) Fase laten : fase pembukaan yang sangat lambat ialah dari 0 sampai 3 cm yang
membutuhkan waktu 8 jam.
2) Fase aktif : fase pembukaan yang lebih cepat yang terbagi lagi menjadi :
3) Fase akselerasi (fase percepatan), dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang
dicapai dalam 2 jam.
4) Fase dilatasi maksimal, dari pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam
2 jam.
5) Fase decelerasi (kurangnya kecepatan), dari pembukaan 9 cm sampai 10 cm
selama 2 jam.
b. Kala II
Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan yang dimulai dari
pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
c. Kala III
Kala III atau Kala Uri adalah periode persalinan yang dimulai dari lahirnya bayi
sampai dengan lahirnya plasenta.
d. Kala IV
Kala IV merupakan masa 1-2 jam setelah placenta lahir.Dalam klinik, atas
pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya Kala IV persalinan
meskipun masa setelah placenta lahir adalah masa dimulainya masa nifas
(puerperium), mengingat pada masa ini sering timbul perdarahan (Sarwono,
2017).
7. Mekanisme Persalinan
a. Fiksasi (Engagement) Adalah tahap penurunan pada waktu diameter biparietal
dari kepala janin telah masuk panggul ibu.
b. Penurunan (Decent) yaitu sekitar 96% dari semua persalinan diawali dengan janin
dalam posisi fleksi kepala ke bawah dan tubuhnya sedikit berputar ke sisi kanan
ataupun ke kiri. Kontraksi mulai terjadi kepala bergerak lebih dalam ke pelviks
dan dalam posisi menyamping, dengan wajah ke kanan dan oksiput ke kiri
ataupun sebaliknya.
c. Fleksi, Fleksi ini diameter otak kecil dari kepala janin dapat masuk ke dalam
panggul dan terus menuju dasar panggul.
d. Rotasi interna, Dari kepala akan membuat diameter anteroposterior (yang lebih
panjang) dari kepala menyesuaikan diri dengan diameter anteroposterior dari
panggul ibu.
e. Ekstensi, Pada saat ini jalan lahir ini sudut berubah, kepala yang mengalami
dorongan ke bawah pada dada fleksi, meluncur ke luar dibawah tulang pubis dan
melewati introitus, atau orivisium vagina, ke luar. Dagu terangkat ke atas, atau
ekstensi, dan kepala sampai ke dasar panggul.
f. Rotasi luar, Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah
punggung anak.
g. Ekspulsi janin Setelah rotasi luar bahu depan sampai bawah symphysis dan
menjadi hypomochilionnya untuk kelahiran bahu belakang menyusul bahu depan
dan selanjutnya seluruh badan anak lahir sesuai kurve jalan lahir. (Yuli R, 2017)
8. Tanda-Tanda Persalinan
a. Lightening Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri
karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh :
1) Kontraksi Braxton Hicks
2) Ketegangan otot perut
3) Ketegangan ligamentumrotundum
4) Gaya berat janin kepala ke arah bawah
b. Terjadinya His Permulaan Dengan makin tua pada usia kehamilan, pengeluaran
esterogen dan progesteron semakin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan his, yang lebih sering disebut his palsu. Sifat His Palsu:
1) Rasa nyeri ringan di bagian bawah
2) Datangnya tidak teratur
3) Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
4) Durasinya pendek
5) Tidak bertambah jika beraktifitas
9. Komplikasi
Komplikasi pada persalinan merupakan suatu keadaan penyimpangan dari
normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan ataupun kematian pada ibu
maupun pada bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan. Diantaranya
adalah : Ketuban pecah dini, Persalinan Preterm, Vasa Previa, Prolaps Tali Pusat,
Kehamilan Postmatur, Persalinan Disfungsional, Distosia Bahu, Ruptur Uterus,
Plasenta Akreta, Inversi Uterus, Perdarahan Pasca Partum Dini (Irmayanti, 2011),
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan adalah :
Antenatal Care, Status paritas, Usia, Penyakit Penyerta Ibu Jarak tempat tinggal ke
RS, Rumah Sakit atau Instansi yang merujuk (Irmayanti, 2019).
10. Pemeriksaan Penunjang
a. USG
Teknik diagnostic untuk pengujian struktur badan bagian yang melibatkan formasi
bayangan dua dimensi dengan gelombang ultrasonic.
b. Pemeriksaan Hb, Gula Darah
Pemeriksaan Hb dilakukan 2 kali selama kehamilan. Pada trimester pertama dan
pada kehamilan 30 minggu, karena pada usia 30 minggu terjadi puncak
hemodilusi. Ibu dikatakan anemia ringan Hb <11 gr% dan anemia berat <8 gr%.
Dilakukan juga pemeriksaan golongan darah, protein dan kadar glukosa pada urin.
11. Penatalaksanaan
a. Penanganan umum
1) Lakukan evaluasi cepat kondisi ibu
2) Upaya melakukan konfirmasi umur pada bayi
b. Prinsip penanganan
1) Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan kebersalinan
2) Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya.
c. Pengobatan / penanganan
1) Dengan menggunakan Magnesium Sulfat : dosis awal 4 gr, intravena
dilanjutkan dengan 1-3 gr/jam. Efeksamping yang ditimbulkan yaitu depresi
pernafasan. Golongan andregenic untuk merangsang reseptor pada otot polos
uterus sehingga terjadi relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu
Tarbutalin dengan dosis 0,25 mg diberikan dibawah kulit setiap 30 menit
maksimum 3 kali, atau Ritodin diberikan secara infus intravena maksimum
0,35 mg/menit sampai 6 jam setelah kontraksi hilang dengan dosis
pemeliharaan secara oral 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap 8
jam sampai kontraksi hilang. Selain itu perlu membatasi aktivitas atau tirah
baring.
2) Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur
kebersalinan 34-38 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian
surfaktan.
3) Pemberian antibiotic
Obat oral yang di anjurkan diberikan adalah eritromisin 3 x 500 mg, selama 3
hari. Obat pilihan lain adalah ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari atau dapat
menggunakan antibiotic lain seperti klindamisin. Tidak digunakan pemberian
ko-amoksiklaf karena resiko NEC.
4) Cara persalinan
Bila janin presentasi kepala, maka diperbolehkan partus pervagina bisa
dilakukan episiotomy dengan menggunakan forcep untuk mengurangi trauma
pada kepala dan melindungi kepala janin. Section caesarea tidak memberikan
prognosis yang lebih baik bagi bayi, bahkan merugikan ibu. Prematuritas
jangan dipakai sebagai indikasi untuk melakukan section caesarea. Oleh
karena itu, section caesarea hanya dilakukan atas indikasi obstetric. Pada letak
sunsang 30-34 minggu, section caesarea dapat dipertimbangkan. Setelah
kebersalinan lebih dari 34 minggu, Persalinan dibiarkan terjadi karena
morbiditas dianggap sama dengan kebersalinan aterm.
5) Metode kanguru untuk merawat bayi premature, Metode kanguru mampu
memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah dengan menyediakan situasi
dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu, sehingga member peluang untuk
dapat beradaptasi dengan dunia luar (Rukiyah, 2019).
Pathway
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien Langkah-langkah pertolongan persalinan sesuai dengan Asuhan
Persalinan Normal (APN) meliputi:
a. Melihat Tanda Gejala Kala II
b. Menyiapkan Pertolongan Persalinan .
c. Memastikan Pembukaan lengkap dan Keadaan Janin Baik
d. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan
Meneran.
e. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
f. Menolong Kelahiran bayi Lahirnya Kepala
g. Penanganan Bayi Baru Lahir.
h. Penatalaksanaan Aktif Kala III
i. Menilai perdarahan.
j. Melakukan prosedur pasca persalinan
k. Evaluasi
l. Memastikan kebersihan dan keamanan ibu
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah identifikasi berbagai masalah yang dapat
ditemukan dari hasil pengkajian atau pengumpulan data. Masalah atau
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri Melahirkan
b. Pola napas tidak efektif
c. Keletihan
d. Ansietas
e. Resiko perdarahan
f. Resiko Infeksi (PPNI Pokja, 2016).
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA (SDKI) TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
Nyeri Melahirkan Setelah dilakukan intervensi Manajemen nyeri
selama …. maka diharapkan Observasi:
tingkat nyeri menurun, dengan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, skala dan intensitas nyeri
kriteria hasil: 2. Identifikasi respon nyeri non verbal
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyerI
2. Meringis menurun 4. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
3. Sikap protektif menurun 5. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
4. Gelisah menurun 6. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
5. Kesulitan tidur menurun 7. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
8. Monitor efek samping penggunakan analgetik
Terapeutik:
1. Berikan terapi nonfarmakologi (mis: akupresur, terapi musik, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis: suhu, cahaya, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi:
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik dengan tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgetik (jika perlu)
Pola Napas Tidak Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Jalan Napas
Efektif …. maka diharapkan pola napas Observasi
membaik, dengan kriteria hasil: 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
1. Ventilasi semenit (menurun) 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
2. Kapasitas vital (meningkat) 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
3. Tekanan akspirasi (menurun) Terapeutik
4. Tekanan inspirasi (menurun) 1. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan headtilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga
5. Dispena (menurun) trauma servikal
6. Penggunaan otot bantu 2. Posisikan semi fowler atau fowler
pernapasan (menurun) 3. Berikan minum hangat
7. Ortopnea (menurun) 4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Pemajangan fase ekspirasi 5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
(menurun) 6. Keluarkan sumbatan benda padat dengan forcep McGill
9. Pernapasan cuping hidung 7. Berikan oksigen jika perlu
(menurun) Edukasi
10. Frekuensi napas (membaik) 1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
11. Kedalaman napas (membaik) 2. Ajarkan teknik batuk efektif
12. Ekskrusi dada (membaik) Kolaborasi
1. Kolaborasi bronkodilator, ekspektoran, mukolitik jika perlu
Keletihan Setelah dilakukan intervensi selama Manajemen Energi
…. maka diharapkan tingkat Observasi
keletihan menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
hasil: 2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
1. Verbalisasi kepulihan energy 3. Monitor pola dan jam tidur
meningkat 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
2. Tenaga meningkat Terpeutik
3. Kemempuan melakukan 1. Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus
aktivitas rutin meningkat 2. Lakukan latihan rentang gerak pasif atau aktif
4. Motivasi meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
5. Verbalisasi lelah menurun 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak dapat berpindah atau berjalan
6. Lesu menurun Edukasi
7. Gelisah menurun 1. Anjurkan tirah baring
8. Gelisah menurun 2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
9. Frekuensi napas menurun 3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan.
Ansietas Setelah dilakukan intervensi selama Terapi Relaksasi:
…. maka diharapkan tingkat Observasi
ansietas menurun, dengan kriteria 1. Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain
hasil: yang mengganggu kemampuan kognitif
1. Perilaku gelisah menurun 2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
2. Perilaku tegang menurun 3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan Teknik sebelumnya
3. Keluhan pusing menurun 4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum dan sesudah
4. Anoreksia menurun latihan
5. Palpitasi menurun 5. Monitor respon terhadap terapi relaksasi
6. Frekuensi pernapasan menurun Terapeutik
7. Frekuensi nadi menurun 1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan dengan pencahayaan dan suhu ruang
8. Tekanan darah menurun nyaman, jika memungkinkan
9. Diaphoresis menurun 2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan prosedur Teknik relaksasi
10. Tremor menurun 3. Gunakan pakaian longgar
11. Pucat menurun 4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat dan berirama
12. Konsentrasi membaik 5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang dengan analgetik atau tindakan medis lain,
13. Pola tidur membaik jika sesuai
14. Perasaan keberdayaan membaik Edukasi
15. Kontak mata membaik 1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi yang tersedua (mis. musik, meditasi,
16. Pola berkemih membaik napas dalam, relaksasi otot progresif)
17. Orientasi membaik 2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih
3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih Teknik yang dipilih
6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi (mis. napas dalam, peregangan, atau
imajinasi terbimbing)
4. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dalam proses
perawatan, dimulai secara formal setelah Anda mengembangkan rencana
asuhan keperawatan. Dengan rencana asuhan berdasar pada diagnosis
keperawatan yang jelas dan relevan, dimana intervensi yang didesain
untuk membantu pasien mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan yang
dibutuhkan untuk mendukung atau meningkatkan status kesehatan pasien
(Noviestari et al., 2020).

5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir proses keperawatan
yang yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang telah diamati
dan atau kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap intervensi. Evaluasi
dilakukan secara terus-menerus dan melibatkan klien serta tenaga
kesehatan lainnya. Apabila tujuan dan kriteria hasil tercapai pada evaluasi,
maka klien proses keperawatan dihentikan, jika sebaliknya maka klien
dikaji dan ulang dan harus tetap melewati proses keperawatan (Irman et
al., 2020).
DAFTAR PUSTAKA
Aboagye. (2016). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Edisi 4). Jakarta: Bina
Medika.
APN. (2017). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Barbara. (2016). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : EGC.
Dwi, A. (2016). Asuhan Persalinan Normal Plus Contoh Askeb dan Patologi
Persalinan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hafifah. (2019). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Dimuatdalamhttp:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALIN
AN/laporanpe ndahulaan-pada-pasien-dengan.html (diakses pada 25
novemver 2023 pukul 22.00 WIB)
Irman, O., Nalista, Y., & Keytimu, Y. M. H. (2020). Buku Ajar: Asuhan
Kepeawatan Pada Pasien Sindrom Koroner Akut (Pertama). CV.Penerbit
Qiara Media.
Noviestari, E., Ibrahim, K., Deswani, & Ramadaniati, S. (2020). Dasar-Dasar
Keperawatan: Edisi 9 (9th ed.). ELSEVIER.
PPNI Pokja, T. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (I). Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
PPNI Pokja, T. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
PPNI Pokja, T. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (II). Dewan
Pengurus Pusat PPNI.
Rukiyah, A. Y, dkk. (2019). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta : CV.
Trans Info Media.
Rohani, dkk. 2019, Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.
Sarwono, P. (2017). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT.Bina Pustaka.
FORMAT PENGKAJIAN
PENGKAJIAN INTRANATAL (INC)

Tanggal Pengkajian : 27/11/2023


RS/Ruangan : RSIA Masyita/INC

I. DATA UMUM
Inisial klien : Ny.R (23 th) Nama Suami : Tn. A (25 th)
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Pendidikan Terakhir : SMA Pendidikan : S1
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Masjid Nurul Hidayah, Antang
II. DATA UMUM KESEHATAN
TB/BB : 165 cm/95 Kg
BB sebelum hamil : 70 Kg
Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak pernah konsumsi obat
Alergi (obat/makanan) : Tidak ada alergi obat atau makanan
Diet khusus : Tidak ada
Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
Frekuensi BAB/BAK : 2 kali/6-7 kali
Masalah BAB/BAK : Tidak ada masalah dalam BAB/BAK
Kebiasaan waktu tidur : Tidur siang kurang lebih 1-2 jam
Tidur malam pukul 22.00-05.30

III. DATA UMUM KEBIDANAN


Kehamilan sekarang direncanakan (Ya)
Status Obstetri : G1 P1 A0
HPHT : 13 Februari 2023 Taksiran partus : 20 November 2023
Jumlah anak di rumah : Tidak ada
Mengikuti kelas prenatal : Tidak
Jumlah kunjungan ANC pada kehamilan ini : 8 kali
Masalah kehamilan yang lalu : Tidak ada
Masalah kehamilan sekarang : Mual, ngidam
Rencana KB : Tidak ada
Makanan bayi sebelumnya : ASI
Pelajaran yang diinginkan saat ini : Perawatan perineum
Masalah dalam persalinan yang lalu : Tidak ada

IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


Keluhan Utama : Nyeri area perut bagian bawah tembus belakang
Mulai persalinan (kontraksi) : 27 November 2023/05.50
Pengeluaran pervaginam : 27 November 2023/08.15
Keadaan kontraksi : Frekuensi : 2x10/menit
Durasi : 15-20/detik
Kualitas : Kuat
Denyut jantung janin : Frekuensi : 143 x/menit
Kualitas : Kuat
Irama : Teratur
Pemeriksaan fisik :
Kenaikan BB selama hamil : Pasien mengalami kenaikan BB selama hamil, ±
20 kg
TTV : TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,6oC, P : 20 x/mnt
Kepala dan leher : Normal
Jantung : Kesan normal, tidak ada bunyi tambahan
Paru-paru : Kesan normal, tidak ada bunyi tambahan, auskultasi
vesikuler, perkusi sonor
Payudara : Simetris kiri dan kanan, areola coklat, putting menonjol
Abdomen : Tinggi Fundus Uteri: 33 cm, Lingkar perut: 104 cm
Leopold I : 33 cm
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP (Bawah Dasar Panggul)
Ekstremitas : Tidak ada edema
Refleks : Normal
Pemeriksaan dalam pertama : 05.50 oleh Bidan
Hasil : Pembukaan serviks 8 cm
Ketuban : Merembes
Laboratorium :
Hasil Pemeriksaan Hematologi Rutin
Darah Rutin Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit (WBC) 10.300 /L 5.000-10.000
Lym 20.0 % 20.0-40.0
Mid 6.2 % 1.0-15.0
Gran 73.8 % 50.0-70.0
Eritrosit (RBC) 4.610.000 /L 3.500.000-5.500.000
Hemoglobin (HGB) 11.6 g/dL L: 14-18, P: 12-16
Hematokrit (HCT) 35.4 % 35.0-52.0
Trombosit (PLT) 203.000 /µL 150.000-450.000

V. DATA PSIKOSOSIAL
Penghasilan keluarga setiap bulan : ± 4.000.000
Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : Senang
Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : Senang
LAPORAN PERSALINAN
I. Pengkajian awal
Tanggal : 27 November 2023 Jam : 07.00
TTV : TD : 130/90 mmHg, N : 82 x/mnt, S : 36,6oC, P : 20 x/mnt
Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I : 33 cm
Leopold II : Punggung kiri
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP (Bawah Dasar Panggul)
Hasil pemeriksaan dalam : Pembukaan serviks 8 cm
Pemeriksaan perineum : Perineum menebal, tegang
Pengeluaran pervaginam : Darah, lendir
Perdarahan pervaginam : Tidak ada
Kontraksi uterus : Kekuatan: Kuat, Frekuensi : 3x10/menit
Durasi: 30-35/detik
DJJ : Frekuensi : 143 x/menit
Kualitas : Kuat
Irama : Teratur
Status janin : Janin hidup, tunggal, persentasi kepala

II. Kala persalinan


Kala I
Mulai persalinan : 27 November 2023, Pukul 05.50
Tanda dan gejala : Mengeluh nyeri perut tembus belakang dan terasa
seperti tertekan di area perineum disertai dengan
pengeluaran lendir dan darah
Lama Kala I : ± 2 Jam
Keadaan psikososial : Tampak gelisah dan tegang
Kebutuhan khusus klien : Penanganan nyeri dan motivasi
Tindakan : Memberikan support pada ibu, monitor His
Pengobatan : Infus RL + Oxytocin ½ ampul 8 tpm
Observasi Kemajuan Persalinan
Tanggal/jam Kontraksi uterus DJJ Keterangan
27/11/2023 Baik (bundar dan 140 x/menit Impartu Kala I
05.50 keras)

ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif Kontraksi Uterus Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri
perut pada bagian bawah
tembus belakang
- Nyeri karena proses
melahirkan, nyeri dirasakan
seperti menekan, skala nyeri
7, nyeri dirasakan terus
menerus
Data Objektif
- Pasien tampak meringis
- Pasien tampak gelisah
- Pasien berposisi
meringankan nyeri
- TD : 130/90 mmHg
- Nadi: 82 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Intervensi Rasional
Senin Nyeri Akut berhubungan Manajemen Nyeri 1. Untuk mengetahui lokasi, karakterstik, durasi,
27/11/2023 dengan agen pencedera Observasi frekuensi, intensitas nyeri
fisiologis 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 2. Dengan mengetahui skala nyeri, dapat membantu
frekuensi, kualitas intensitas nyeri untuk mengetahui tingkat nyeri dan perkembangan
2. Identifikasi skala nyeri nyeri
Terapeutik 3. Untuk meningkatkan ventilasi alveoli, mengurangi
3. Berikan teknik nonfarmakologis: relaksasi stress, baik menurunkan intensitas nyeri dan
napas dalam menurunkan kecemasan
Edukasi 4. Untuk memberikan posisi yang nyaman pada pasien
4. Edukasi latihan fisik (anjurkan posisi
miring kiri dan kanan)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin Nyeri Akut 07.10 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 07.30
27/11/2023 kualitas intensitas nyeri S:-
Hasil: Nyeri karena proses melahirkan, nyeri dirasakan O:
seperti menekan, nyeri dirasakan terus menerus - Tampak meringis
07.03 2. Mengidentifikasi skala nyeri - Posisi menghindari nyeri
Hasil: Skala nyeri 7 - Tampak gelisah
07.06 3. Memberikan teknik nonfarmakologis: relaksasi napas dalam - Skala nyeri 6
Hasil: Pasien mampu melakukan relaksasi napas dalam A: Nyeri Akut belum teratasi
4. Menganjurkan posisi miring kiri dan kanan P: Lanjutkan Intervensi (1,2,3,4)
07.10 Hasil: Pasien melakukan miring kiri dan kanan
Kala II
Kala II dimulai : Tanggal 27 November 2023, pukul 08.15
TTV : TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,6 oC, P: 22 x/mnt
Keadaan psikososial : Pasien tampak gelisah dan meringis kesakitan
sambil mengedan
Kebutuhan khusus klien : Cara mengedan yang baik dan benar
Tindakan : Memimpin persalinan
Perineum : Keluar darah
Bonding ibu dan bayi : Dilakukan
TTV bayi : N: 130 x/mnt S: 36,5oC P: 47 x/mnt
Catatan kelahiran
Bayi lahir jam : 08.15
Jenis kelamin : Laki-laki
Nilai APGAR : Menit I : 8/10 Menit V : 10/10
BB/PB/lingkar kepala : 3300 gram/48 cm/ 34cm
Kaput suksadaneum : Tidak ada
Anus : Berlubang
Perawatan tali pusat : Diikat
ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif Kontraksi Uterus Nyeri Melahirkan
- Pasien mengatakan nyeri perut pada
bagian bawah tembus belakang
- Pasien mengatakan ada tekanan pada
vagina
- Nyeri karena proses melahirkan, nyeri
dirasakan seperti menekan, skala nyeri
6, nyeri dirasakan terus menerus
Data Objektif
- Pasien tampak meringis
- Pasien berposisi meringankan nyeri
- TD : 120/70 mmHg
- Nadi: 80 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Intervensi Rasional
Senin Nyeri Melahirkan Manajemen Nyeri 1. Untuk mengetahui lokasi, karakterstik, durasi,
27/11/2023 berhubungan dengan Observasi frekuensi, intensitas nyeri
pengeluaran janin 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, 2. Dengan mengetahui skala nyeri, dapat membantu
frekuensi, kualitas intensitas nyeri untuk mengetahui tingkat nyeri dan perkembangan
2. Identifikasi skala nyeri nyeri
Terapeutik 3. Untuk meningkatkan ventilasi alveoli, mengurangi
3. Berikan teknik nonfarmakologis: relaksasi stress, baik menurunkan intensitas nyeri dan
napas dalam menurunkan kecemasan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin Nyeri 08.16 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, 08.30
27/11/2023 Melahirkan kualitas intensitas nyeri S:-
Hasil: Nyeri karena proses melahirkan, nyeri dirasakan O:
seperti menekan, nyeri dirasakan terus menerus - Tampak meringis
08.20 2. Mengidentifikasi skala nyeri - Posisi menghindari nyeri
Hasil: Skala nyeri 6 - Tampak gelisah
08.23 3. Memberikan teknik nonfarmakologis: relaksasi napas dalam - Skala nyeri 6
Hasil: Pasien mampu melakukan relaksasi napas dalam A: Nyeri Akut belum teratasi
P: Lanjutkan Intervensi (1,2,3)
Kala III
Mulai jam : 08.16
TTV : TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,5 oC, P: 20 x/mnt
Tanda dan gejala : Ada semburan darah, tali pusat memanjang,
perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
Plasenta lahir jam : 08.20
Cara lahir plasenta : Spontan
Karakteristik plasenta : Terkesan lengkap
Diameter : 21 cm
Ketebalan : ± 3 cm
Panjang tali pusat :-
Jumlah pembuluh darah : 2 arteri 1 vena
Insersio tali pusat : Tidak
Kelainan :-
Perdarahan : ± 150 cc
Karakteristik perdarahan : Merah gelap, kental
Keadaan psikososial : Baik
Kebutuhan khusus : Mengembalikan tenaga ibu
Tindakan : Menganjurkan ibu makan dan minum
Pengobatan : Injeksi Oxytocin 1 amp/IM, Cefadroxil 2x1/oral

ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
- Perdarahan ± 150 cc Faktor Risiko Risiko Perdarahan
- Komplikasi pasca partum
- Pasien tampak di Faktor Ridiko Risiko Infeksi
hacting - Efek prosedur invasif
- Ruptur TK II
INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosis Keperawatan Intervensi Rasional
Senin Risiko Perdarahan Pencegahan Perdarahan 1. Jumlah darah lebih dari 800 cc dapat
27/11/2023 Observasi menyebabakan
1. Monitor tanda dan gejala perdarahan perdarahan
Terapeutik 2. Posisi bedres yang baik dapat membantu
2. Pertahankan bedrest selama perdarahan mengurangi perdarahan
Edukasi 3. Memberikan informasi kepada klien dan kelarga
3. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan tentang tanda dan gejala persarahan dapat
Kolaborasi mengurangi rasa cemas
4. Kolaborasi pemberian obat pengontrol 4. Pemberian obat pengontrolperdarahan dapat
perdarahan, jika perlu membantu mencegah perdarahan

Senin Risiko Infeksi Pencegahan Infeksi 1. Pengkajian secara menyeluruh dapat membantu
27/11/2023 Observasi dalam menegakkan diagnosis yang tepat
1. Monitor tanda dan gejala infeksi 2. Untuk menghindari infeksi
Terapeutik 3. Pencegahan secara mandiri dapat membantu agar
2. Pertahankan teknik aseptic tidak terjadi infeksi
Edukasi 4. Asupan nutrisi yang bagus dapat meminimalisir
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi dan tubuh infeksi
anjurkan pasien/keluarga melaporkan
4. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin Risiko 08.18 1. Memonitor tanda dan gejala perdarahan 08.40
27/11/2023 Perdarahan Hasil: Perdarahan ± 150 cc S:-
2. Mempertahankan bedrest selama perdarahan
08.21 O: Ruptur TK II telah ditangani dengan
Hasil: Pasien tampak tirah baring di tempat tidur
3. Menjelaskan tanda dan gejala perdarahan (pusing, pemberian obat oxytocin 1 amp/IM
08.24 pengeluaran darah dari jalan lahir dalam jumlah banyak) A: Masalah Risiko Perdarahan teratasi
Hasil: Pasien memahami apa yang disampaikan
P: Pertahankan Intervensi
4. Kolaborasi pemberian obat pengontrol perdarahan
08.28 Hasil: Injeksi oxytosin 1 amp/IM
Senin Risiko 08.53 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi 09.20
27/11/2023 Infeksi Hasil: Kulit genitalia kemerahan, terasa nyeri S: Pasien mengatakan masih merasa nyeri
2. Mempertahankan teknik aseptic
08.57 O:
Hasil: Mengedukasi pasien untuk melakukan vulva hygien
3. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi dan anjurkan - Pasien tampak di hacting
09.03
pasien/keluarga melaporkan - Kulit genitalia kemerahan
Hasil: Pasien mengerti tentang tanda dan gejala infeksi
A: Risiko infeksi belum teratasi
09.08 4. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Hasil: Pasien mengatakan napsu makan baik, porsi P: Lanjutkan Intervensi (1,2,3,4)
dihabiskan
Kala IV
Mulai jam : 08.30
TTV : TD: 120/80 mmHg, N: 80 x/mnt, S: 36,6 oC, P: 20 x/mnt
Perdarahan : ± 100 cc
Karakteristik : Merah gelap, kental
Tindakan : Periksa fundus, pemberian antibiotik Cefadroxil 2x1/oral

ANALISA DATA
Data Fokus Etiologi Masalah Keperawatan
Data Subjektif Trauma perineum Ketidaknyamanan Pasca
- Pasien mengeluh selama persalinan dan
Partum
tidak nyaman kelahiran
Data Objektif
- Tampak meringis

INTERVENSI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal Diagnosis Intervensi Rasional
Keperawatan
Senin Ketidaknyamanan Edukasi Perawatan Perineum 1. Mengetahui kesiapan
27/11/2023 Pasca Partum Observasi pasien dan kemampuan
1. Identifikasi kesiapan dan menerima informasi
kemampuan menerima 2. Agar pasien memahami
informasi prosedur perineal
Edukasi hygiene yang benar
2. Jelaskan prosedur perineal 3. Agar pasien mengetahui
hygiene yang benar tanda-tanda infeksi pada
3. Jelaskan tanda-tanda infeksi perineum
pada perineum 4. Agar tidak terjadi infeksi
4. Anjurkan selalu menjaga area 5. Agar genitalia tidak lecet
genitalia agar tidak lembab 6. Agar luka perineum
5. Anjurkan menghindari tetap kering
menggunakan bahan apapun
ketika membersihkan area
genitalia (kecuali air bersih)
6. Anjurkan sesering mungkin
mengganti celana dalam
(setiap 4 jam)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL DIAGNOSA JAM IMPLEMENTASI EVALUASI
Senin Ketidaknyam 09.30 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi 10.00
27/11/2023 anan Pasca Hasil: Pasien siap dan mampu menerima informasi tentang perawatan S:
Partum perineum - Pasien mengatakan
2. Menjelaskan prosedur perineal hygiene yang benar (membersihkan vulva tidak nyaman di daerah
09.33
mulai dari labia mayora kiri, labia mayora kanan, labia minora kiri, labia vagina
minora kanan, vestibulum, perineum. Dari arah atas ke bawah dengan - Pasien mengatakan
kapas basah, 1 kapas 1 kali usap) nyeri yang dirasakan
Hasil: Pasien memahami tentang prosedur perineal hygiene nyeri sedang
3. Menjelaskan tanda-tanda infeksi pada perineum, menggunakan REEDA O:
09.38 (rednesss, edema, ecchymosis, discharge, approximation) - Keadaan umum sedang
Hasil: Pasien mengetahui tanda infeksi menggunakan REEDA - Pasien tampak meringis
(rednesss/kemerahan, edema/bengkak, ecchymosis/memar, A:Masalah Ketidaknyamanan
discharge/terdapat nanah, approximation) pasca partum belum teratasi
09.43 4. Menganjurkan selalu menjaga area genitalia agar tidak lembab P: Intervensi edukasi
Hasil: Pasien menjaga area genitalia agar tidak lembab, agar tidak terjadi perawatan perineum
iritasi, infeksi dilanjutkan
5. Menganjurkan menghindari menggunakan bahan apapun ketika
09.46
membersihkan area genitalia (kecuali air bersih)
Hasil: Pasien tidak menggunakan sabun, pewangi, gel, antiseptic dan hanya
menggunakan air bersih untuk membersihkan daerah perineum
09.50 6. Menganjurkan sesering mungkin mengganti celana dalam (setiap 4 jam)
Hasil: Pasien mengatakan akan mengganti celana dalam setiap 4 jam

Anda mungkin juga menyukai