Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE (INC)


DI PUSKESMAS ALAK

OLEH :
NAMA : ARIFTAN SERAN
NIM : 181102721
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS
KELAS/SEMESTER : D/III

MENGETAHUI
PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

(RENALDIS GERANS,S. Kep., NS., (VALENNTINUS ENTANG


S. Kep, Ns)
M. Kep., Sp. KMB)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MARANATHA KUPANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
2023
1. KONSEP INTRANATAL CARE (INC)
A. DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan
lain dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ). Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
( 37– 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang  berlangsung
dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B. ETIOLOGI
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh
factor hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh
saraf dan nutrisi,perubahan  biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen
dan progesteron
C. ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN DAN BERAT
JANIN YANG DILAHIRKAN v Abortus
Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar
kandungan Umur hamil sebelum 28 minggu. Berat janin kurang dari 1000 gram v
Persalinan prematuritas Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu. Berat
janin kurang dari 2.449 gram v Persalinan Aterm. Persalinan antara umur hamil 37
sampai 42 minggu. Berat janin diatas 2500 gram v Persalinan Serotinus. Persalinan
melampaui umur 42 minggu. Pada janin terdapat tanda postmaturitas v Persalinan
Presipitatus. Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
D. BENTUK PERSALINAN
1) Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
2) Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi
dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
3) Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah
pemecahan ketuban.
E. PENYEBAB MULAINYA PERSALINAN
1) Perubahan Kadar Hormon - Kadar progesterone menurun (relaksasi otot
menghilang) - Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi - Oksitosin pituitari
dilepaskan (pada kebanyakan kehamilanproduksi hormon ini akan disupresi)
2) Distensi Uterus, dapat menyebabkan hal berikut : - Serabut otot yang tegang
sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan mengadakan kontraksi -
Produksi dan pelepasan prostaglandin - Sirkulasi plasenta mungkin mengganggu
sehingga menimbulkan perubahan hormonal
3) Tekanan Janin - Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam
batas uterus ia akan menyebabkan: - Peningkatan tekanan dan ketegangan pada
dinding uterus - Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul
kontraksi.
F. TANDA-TANDA PERSALINAN
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin lihat
perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi
sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap lebih jauh
kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti memperingan berat
badan bayi dan memungkinkan ibu untuk  bernapas lebih mudah, akan lebih sering
berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam
pelviknya.
1) Persalinan Palsu
a. Terjadi lightening Menjelang minggu ke –36 pada primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala  bayi sudah masuk pintu atas panggul
yang disebabkan:
1) Kontraksi Braxton hicks
2) Ketegangan dinding perut
3) Ketegangan ligamentum rotandum
4) Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
1. Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1) Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2) Dibagian bawah terasa sesak
3) Terjadi kesulitan saat berjalan
4) Sering miksi ( beser kencing )
5) Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan
sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin. Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb
sebagai his palsu. Sifat his permulaan ( palsu ). Rasa nyeri ringan di bagian
bawah. Datangnya tidak teratur. Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa
tanda. Durasinya pendek. Tidak bertambah bila beraktifitas
2) Persalinan Sejati
Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat : · Pinggang
terasa sakit yang menjalar ke bagian depan · Sifatnya teratur,interval makin
pendek, dan kekuatannya makin besar · Mempunyai pengaruh terhadap
perubahan serviks · Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah.
Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi
perubahan  pada serviks yang menimbulkan: · Pendataran dan pembukaan ·
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas·
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan  persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
G. TAHAP-TAHAP PERSALINAN
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka sampai
3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi
lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya  berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
H. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
1) Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan
oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-
otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi
diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut
dan diafragma) digunakan dalam kala II  persalinan.
Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan
ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
2) Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina
sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan
atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3). Passanger  
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang
paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu
disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
4). Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak
tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan
wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang
merugikan.
I. KOMPLIKASI DALAM PERSALINAN
1) Persalinan lama
2) Perdarahan pasca persalinan
3) Malpresentasi dan malposisi
4) Distosia bahu
5) Distensi uterus
6) Persalinan dengan parut uterus
7) Gawat janin
8) Prolapsus tali pusat
9) Demam dalam persalinan
10) Demam pasca persalinan
11)
2. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE (INC)
A. Pengkajian
1. Kala I Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
Penanganan

 Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
 Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
 perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll. Penolong tetap menjaga hak
privasi ibu dalam persalinan
 Menjelaskan kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang
 akan dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan Membolehkan ibu untuk mandi
dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang
 air besar/.kecil. Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi
dengan cara: gunakan
 kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya. Untuk
memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi berikan cukup minum
 Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada
pada partogram. Pada setiap pemeriksaan dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
 Warna cairan amnion
 Dilatasi serviks
 Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan pemeriksaan luar Jika serviks
belum membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu
belum dapat ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang
wanita tsb setelah 4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini
jika serviks terasa tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu
jika tidak terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
 Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekwensi dan durasi.
 Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam selama
persalinanServiks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janinTemuan berikut
menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala 1.:Kontraksi yang
tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten Kecepatan pembukaan serviks
lebih lambat dari 1 cm perjam selama persalinan fase
 aktif Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Kemajuan pada kondisi janin
 Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang dari 100 atau lebih dari
180denyut permenit )
 curigai adanya gawat janin Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan
verteks fleksi sempurna
 digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi Jika didapat kemajuan yang
kurang baik atau adanya persalinan lama tangani penyebab tersebut.
Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
 Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan dehidrasi atau
kesakitan.
 Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V. dan berikan anlgesia
secukupnya. Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan Jika
terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan nutrisi yang kurang segera
berikan dektrose IV.
2. Kala II Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
Penanganan
 Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar
merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu Menjaga
kebersihan diri Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu.
 Mengatur posisi ibu
 Menjaga kandung kemih tetap kosong
 Memberikan cukup minum
Posisi saat meneran
 Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman
 Ibu dibimbing untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk
mengambil nafas
 Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan
janin tidak mengalami bradikardi ( < 120 )
Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
 Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
 Dimulainya fase pengeluaran
Temuan berikut menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
 Tidak turunnya janin dijalan lahir
 Gagalnya pengeluaran pada fase akhir
Kelahiran kepala Bayi
 Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan saat kepala bayi lahir
 Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
 Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika diperlukan
 Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran lendir/darah
 Periksa tali pusat:
1) Jika tali pusat mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat
melalui kepala bayi
2) Jika lilitan pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian
digunting diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
 Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
 Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
 Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu depan
 Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu belakang
 Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian belakang bayi sambil
menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke punggung bayi untuk
mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
 Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
 Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan nilai pernafasan bayi
 Jika bayi menangis atau bernafas (dada bayi terlihat naik turun paling sedikit
30x/m) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
 Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah bantuan dan segera mulai
resusitasi bayi
 Klem dan pototng tali pusat
 Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak kulit dengan kulit dada si
ibu.
 Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan selimut dan pastikan
kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari hilangnya panas tubuh.
3. Kala III Manajemen Aktif Kala II
 Pemberian oksitosin dengan segera
 Pengendalian tarikan tali pusat
 Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
 Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
 Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi
gunamenghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
 Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas simpisis pubis. Selama
kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso kranial kearah
belakang dan kearah kepala ibu.
 Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm didepan vulva.
 Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2-3 menit).
 Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus-
menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
 PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
 Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau
klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas, keluarkan dengan gerakan ke
bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua tangan dapat memegang
plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban.
 Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan masase fundus
agar menimbulkan kontraksi
 .Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum juga lahir dalam
waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam jarak
waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
 Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina atau perbaiki episotomi.
4. Kala IV
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut
ibu ke dunia luar
Penanganan
 Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk
menghentikan perdarahan .
 Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam I dan setiap 30 menit selama jam II
 Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
 Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
 Biarkan ibu beristirahat
 Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
 Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
 Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
 Ajari ibu atau keluarga tentang :
 Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
 Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
B. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri b.d. Fisiologis: his dan penurunan kepala ke panggul
2) Kurang perawatan diri: Mandi/Berpakaian/ Makan/ toileting/ berpakaian/ berhias
b.d kelemahan fisik
Intervensi Keperawatan
NO SDKI SLKI(L 080066) SIKI( 1.08238)
 (D.007)
1 Nyeri Setelah di lakukan tindakan k Majemen nyeri
akut eperawatan selama 1x30 Ting Observasi
kat nyeri menurun dengan 1. Identifikasi
Kritiria hasil: lokasi,karakteristik,durasi,freku
1. Keluhan nyeri ensi,kualitas,intensitas nyeri
menurun. (5) 2. Identifikasi skala nyeri.
2. Meringis menurun(5) 3. Identifikasi respon nyeri non
3. Sikap protektif menur verbal.
un(5) 4. Identifikasi faktor yang
4. Gelisah menurun(5) memperberat dan memperingan
5. Kesulitan tidur nyeri.
menurun(5) 5. Identifikasi pengetahuan dan
6. Mual menurun(5) keyaninan tentang nyeri.
7. Tekanan darah 6. Identifikasi pengaruh budaya
membaik(5) terhadap respon nyeri
8. Nafsu makan 7. Moniitor keberhasilan terapi
membaik(5) komple    menter yang sudah di
9. Pola tidur membaik (5) berikan.
8. Monitor efek samping penggun
aan  analgetik.

Terapeutik
9. Berikan teknik nonfarmokologi
s untuk mengurangi rasa nyeri(
mis. TENS,hipnosis,akupresur,t
erapi musik,terapi pijat,kompre
s hangat atau dingin,terapi
bermain).
10. Kontrol lingkungan yang  mem
perberat rasa nyeri(mis.suhu
ruangan,percahayaan,kebisinga
n)
11. .Fasilitas istrahat dan tidur.
12. Pertimbangan jenis dan sumber 
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
13. Jelaskan penyebab,periode dan 
pemicu nyeri.
14. Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
15.  Anjurkan memonitor nyeri sec
ara mandiri.
16.  Anjurkan menggunakan analge
tik secara tepat.untuk
mengurangi rasa nyeri.
17. Ajarkan teknik
nonfarmokologis
Kolaborasi
18. Kolaborasi pemberian analgeti
k jika perlu
2 (D.0109) (L. 11103)Setelah di lakukan I.11348
Kurang tindakan keperawatan selama  Observasi
perawata 1x24 jam tingkat perawatan 1. Identifikasi kebiasaan aktivitas
n diri diri meningkat dengan perawatan diri sesuai usia
Kriteria hasil: 2. monitor tingkat kemandirian
1.Kemampuan mandi 3. identifikasi kebutuhan alat bantu
meningkat (5) kebersihan diri, berpakaian,
2. Kemampuan mengenakan berhias, dan makan.
pakaian meningkat (5) Terapeutik
3.Kemampuan makan 1. sediakan lingkungan yang
meningkat (5) terapeutik (mis.suasana hangat,
4. kemampuan ke toilet rileks,privasi)
(BAB/BAK) (5) 2. Siapkan keperluan pribadi (mis,
parfum, sikat gigi, dan sabun
mandi)
3. dampingi dalam
melakukanperawatan diri
sampai mandiri
4. fasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
5. fasilitasi kemandirian bantu jika
tidak mampu melakukan
perawatan diri
6. jadwalkan rutunitas perawatan
diri
Edukasi
1. anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan.
C. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan, dimana
perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klian dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
Implementasi keperawatan adalah kegiatan mengkoordinasikan aktivitas
pasien, keluarga, dan anggota tim kesehatan lain untuk membantu masalah kesehatan
pasien yang sesuai dengan perencanaan dan kriteria hasil yang telah ditentukan
dengan cara mengawasi dan mencatat respon pasien terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
D. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus
menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif
dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau
menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011). Evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA

Bundiyah. (2009).Kehamilan Persalinan Gangguan Kehamilan.Yogyakarta: Nuha


Medika
Damayanti, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan
II.Yogyakarta: Deepublish.
Doenges, M. E. (2001).Rencana asuhan keperawatan maternal/bayi. (Edisi) 2. Jakarta :
EGC.
Manuaba. (2009).Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
PendidikanBidan.Jakarta: EGC.
Mitayani. (2013) Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika.
Mochtar. (2003).Sinopsis Obstruksi. Jakarta: EGC
Varney. (2007).Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4.Jakarta : EGC.
WHO. (200). Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dan Rujukan Jakarta
Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai