INTRANATAL CARE
1. Definisi
Persalinan merupakan proses ketika kontrasi uterus mendorong janin keluar
proses persalinan dimulai, kontrasi ini menjadi kuat dan teratur. Pada akhirnya,
usaha mengejan yang disadari memperkuat kontrasinya, yang mengakibatkan
terjadinya kelahiran. Mulai timbul persalinan terjadi akibat beberapa faktor:
meningkatkan jumlah reseptor oksitosin pada serabut otot uterus dan peregangan
uterus selama perjalannan kehamilan.
2. Etologi
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain
oleh factor hormonal, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus,
pengaruh saraf dan nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron.
a. Perubahan Kadar Hormon
- Kadar progesterone menurun (relaksasi otot menghilang)
- Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi
- Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilanproduksi
hormon ini akan disupresi)
b. Distensi Uterus, dapat menyebabkan hal berikut :
- Serabut otot yang tegang sampai batas kemampuannya akan bereaksi
dengan mengadakan kontraksi
- Produksi dan pelepasan prostaglandin
- Sirkulasi plasenta mungkin mengganggu sehingga menimbulkan
perubahan hormonal
c. Tekanan Janin
- Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam batas uterus
ia akan menyebabkan:
- Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
- Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul kontraksi.
3. Istilah yang Berkaitan dengan Umur Kehamilan dan Berat Janin yang
Dilahirkan
a. Abortus
Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup
diluar kandungan
Umur hamil sebelum 28 minggu
Berat janin kurang dari 1000 gram
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
Berat janin kurang dari 2.449 gram
c. Persalinan Aterm
Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
Berat janin diatas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
Persalinan melampaui umur 42 minggu
Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan Presipitatus
Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
4. Bentuk Persalinan
a. Persalinan Spontan, persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri, dan melalui jalan lahir.
2
keseimbangan
estrogen,
progesteron,
dan
memberikan
b. Intermiten
c. Terasa sakit
d. Terkoordinasi dan simetris
e. Kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis
- Daftar catatan tentang HIS
a. Frekuensi
b. Amplitudo
c. Aktivitas HIS
d. Durasi HIS
e. Datangnya HIS
f. Interval
2) Uterus tonika dalam obstetri
(Sinopsis Obstetri, 2002:83-85)
7. Tahap-tahap Persalinan
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka
sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10
cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini
biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3. Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4. Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 6 jam pertama post partum.
8.
a.
ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua
(otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan yang
disadari. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan
kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
b.
Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum
dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau
resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
c.
Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling
penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu
disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
d.
Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional sama seperti kebutuhan
jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenaan dengan
kehadiran anaknya jika terkena akibat yang merugikan. Faktor psikologis
meliputi :
tidak dikehendaki).
Penerimaan ibu terhadap jalannya perawatan antenatal, petunjuk dan
persiapannya menjalani persalinan, kemampuannya untuk bekerjasama
dengan pemimpin atau penolong persalinan, adaptasi ibu terhadap rasa nyeri
persalinan.
Penolong persalinan diharapkan mempunyai kesabaran dan pengertian
dalam menghadapi persalinan. Seperti memberikan ibu hamil untuk
memilih posisi persalinan berbaring miring ke kiri, memberi rasa santai
pada ibu yang letih, memberi oksigenasi yang baik pada bayi dan
nyeri.
i) Dukungan keluarga
c. Pemeriksaan fisik (Doenges & Moorhouse, 2001)
a. Kala 1
Fase laten
1) Intregritas ego
Dapat senang atau cemas
2) Nyeri/ ketidaknyamanan
Kontraksi regular, peningkatan frekuansi, durasi dan
keparahan .
Kontraksi ringan, masing-masing 5-30 menit,
berakhir 10-30 detik.
3) Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengan pada
umbilikus (tergantung pada posisi janin)
4) Seksualitas
Membran mungkin/ tidak pecah.
Serviks dilatasi dari 0-4 cm
Bayi mungkin pada 0(primigravida) atau dari0-+
2 cm (multigrabida)
Raba vagina sedikit, mungkin lendir merah
muda ( show ), kecoklatan atau terdiri dari
plak lendir.
Fase aktif
1) Akivitas/istirahat
Dapat menunjukkan bukti kelelahan
2) Integritas ego
proses persalinan
Ketakutan tentang kemampuan mengendalikan
pernapasan
Mu ngkin amnesik
Dapat menyatakan saya tidak tahan lagi atau
dapat menginginkan untuk pulang dulu dan
abdomen/ sakral
Dapat menjadi sangat gelisah, menggeliat-geliat
wajah
Tremor kaki dapat trjadi
6) Keamanan
Diaforetik
Irama jantung janin terdengar tepat diatas
simfisis pubis
Denyut jantung janin dapat menunukkan
deselerasi lambat ( sirkulasi uterus terganggu )
fear/iritation/relief/joy
Dapat merasa kehilangan kontrol atau kebalikannnya
seperti saat ini klien kembali mengejan secara akktif
4) Eliminsi
10
uterus
Dapat mengalami rabas fecal saat mengejan
Distensi kandung kemih mungkin ada, dengan urine
kontraks
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran
pada presentasi verteks.
c. Kala3
1) Aktivitas/istirahat
Prilaku dapat direntang senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung
meningkat, kemudian kembali ketingkat normal dengan
cepat
11
dan anatesi
Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap
ada
6) Seksualitas
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saaat
plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam waktu
d. Kala4
12
13
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kecemasan
berhubungan dengan proses persalinan
14
Rasional
Kontinuitas perawatan dapat
menurunkan stress.
Pendidikan serta informasi
tentang keadaan lingkungan
dapat mengurangi stress dan
kecemasan.
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
kan perasaan, rasa takut, dan masalah yang sedang dialaminya.
5. Demonstrasikan metode relaksasi
dalam persalinan dan berikan
kenyamanan.
6. Beri kesempatan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan
klien seperti: nama bayi, rasa takut
selama hamil, dan perkiraan
persalinan.
7. Anjurkan untuk beraktivitas seperti:
jalan-jalan, membaca buku, mendengarkan musik, dan sebagainya.
8. Persiapkan klien dan bantu untuk
pulang.
2.
15
Rasional
mempunyai efek pada persalinan.
Menurunkan stressor yang
dapat memperberat ansietas
dan memberikan strategi
koping.
Pengalihan akan membantu
melewati masa persalinan
yang panjang.
Mengalihkan perhatian dari
persalinan.
Awal fase laten dan tidak ada
tanda-tanda kemajuan persalinan, kenyamanan lingkungan rumah akan mengurangi
stress.
Membantu menentukan
kebutuhan informasi.
Pendidikan antepartum dapat
No
.
2.
3.
Diagnosa Keperawatan
berhubungan dengan
kurang mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
Perencanaan
Intervensi
normal dan prosedur.
Tujuan
Dengan kriteria:
- Klien dapat mengerti
tentang persalinan.
3. Beri informasi tentang pilihan- Klien dan keluarga
pilihan melahirkan dan diskusikan
dapat memutuskan
pilihan perawatan selama proses
tindakan yang tepat.
persalinan.
- Klien dapat mempera- 4. Jelaskan prosedur rutin dan kemung
gakan teknik relaksasi
kinan resiko yang berhubungan
dan posisi mengedan
dengan persalinan.
tahap III (mengerti).
5. Kaji ulang tingkat pengetahuan
klien.
Rasional
memudahkan proses persalinan.
Membantu klien dan keluarga berpartisipasi aktif dalam
pengambilan keputusan.
16
No
.
3.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
4. Inspeksi perineum ibu ada/tidaknya
Herpes, Clamidia, atau kemungkinan infeksi lainnya.
5. Lakukan perawatan perineal sesuai
protokol yang ada.
6. Catat DJJ dan pantau perubahan periodik DJJ setelah ketuban pecah.
7. Kaji adanya prolaps tali pusat pada
vagina.
8. Posisikan klien miring kiri.
9. Berikan oksigen melalui masker.
10. Pantau DJJ dan perubahannya
secara periodik.
17
Rasional
PMS dapat menular pada janin sehingga tindakan sectio
dapat diindikasikan.
Mencegah pertumbuhan bakteri.
Penurunan DJJ setelah ketuban pecah menunjukkan
kompresi tali pusat sehingga
transfer O2 ke janin menurun
Menurunkan resiko infeksi.
Meningkatkan perfusi placen
ta, mencegah sindrom hipotensi terlentang.
Meningkatkan oksigen ibu
untuk kebutuhan fetal.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri akut berhubungan
dengan dilatasi jaringan/
hipoksia akibat tekanan
pada jaringan sekitar.
Tujuan
Rasa nyaman terpenuhi
Dengan kriteria:
- Klien menggunakan
teknik untuk mengontrol nyeri/ketidaknyamanan.
- Melaporkan ketidaknyamanan minimal.
- Tampak rileks/tenang
diantara kontraksi.
Perencanaan
Intervensi
1. Anjurkan klien untuk melakukan
teknik pernapasan/relaksasi, visualisasi (guided imageri) dengan mengajak klien melihat/mendengarkan
dan mengetahui kondisi serta peralatan RS yang sebenarnya.
2. Lakukan masase:
- Efflurage: stimulasi dengan memijit
perut.
- Sacral pressure: memberi tekanan
pada Lumbal 3 menyangga, tangan
penolong menekan di atas otot glutea
dengan arah tekanan diagonal ke
pusat panggul.
- Knee press: ibu dalam posisi duduk
dengan area bokong dan punggung
bawah disokong/ada penyangga,
lutut ibu terpisah beberapa cm dari
kaki di atas lantai. Tangan penolong
di atas lutut ibu dan memberi tekanan
ke arah panggul ibu selama kontraksi.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN FASE AKTIF
18
Rasional
Memblok impuls nyeri dalam
korteks cerebri melalui stimulasi kutan.
Menghindari salah informasi,
mengembangkan koping dan
mengubah persepsi ibu yang
salah.
Memblok impuls nyeri dalam
korteks cerebri melalui stimulasi kutan.
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
- Counter pressure: penekanan pada
saat kontraksi dengan menggunakan
kepalan tangan atau telapak tangan
pada area nyeri.
3. Anjurkan ibu untuk mandi shower.
19
Rasional
No
.
1.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
dan penurunan janin.
6. Pantau DJJ dan TTV ibu.
7. Kaji tingkat nyeri.
2.
20
Rasional
Indikator awal terjadinya hipoksia.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
Tekanan kandung kemih oleh
presentasi janin mengganggu
pengosongan secara tuntas.
Memudahkan berkemih.
Penurunan output menandakan terjadinya dehidrasi.
Peningkatan output menunjukkan adanya retensi cairan.
Kandung kemih terlalu distensi bisa menyebabkan
atoni, menghalangi turunnya
janin dan dapat menimbulkan trauma karena presentasi
janin.
Memantau derajat dehidrasi.
No
.
3.
4.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kecemasan
berhubungan dengan
proses persalinan.
Tujuan
Koping individu lebih
efektif.
Dengan kriteria:
- Respon verbal adanya
perkataan cemas berkurang.
- Keringat berlebih (-).
Perencanaan
Intervensi
1. Berikan dukungan selama intra
partum dengan menemani klien
oleh orang terdekat.
2. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan dan relaksasi.
Rasional
Mengurangi kecemasan dan
kehilangan kontrol.
21
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
tuhan dan kata-kata menyejukkan.
4. Batasi instruksi selama kontraksi.
Rasional
katkan kepercayaan diri.
Memfokuskan perhatian dan
meningkatkan kemampuan
klien dalam instruksi persalinan.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
22
6.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
hentikan/turunkan kecepatan aliran
Oksitosin bila kontraksi lebih dari
60 detik atau uterus gagal relaksasi
diantara kontraksi.
7. Pantau aktivitas uterus dan keadaan
umum ibu (TTV).
1. Pantau DJJ setiap 15-30 menit.
2. Periksa DJJ segera bila ketuban pecah dan periksa lagi 5 menit kemudian serta observasi adanya prolaps
tali pusat.
3. Anjurkan klien untuk tetap tirah
baring
4. Atur posisi miring kiri dan kaki ditinggikan.
5. Bila terjadi deselerasi lambat/bervariasi:
- Hentikan oksitosin bila sedang diberi
kan
23
Rasional
pertonik dan resiko ruptur
uteri.
Evaluasi terhadap tindakan
yang dilakukan.
Indikator penurunan kondisi
yang memerlukan intervensi.
Mendeteksi distress janin karena prolaps tali pusat.
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
24
Rasional
menurunkan kadar oksigen
janin.
Meningkatkan perfusi placenta.
Membantu memindahkan tekanan dari presentasi pada
tali pusat bila tali pusat tertekan.
Meningkatkan volume sirkulasi dan perfusi placenta.
Meningkatkan ketersediaan
oksigen pada placenta.
Deselerasi lambat yang berulang lebih dari 30 menit
mungkin perlu kelahiran dengan sectio caesarea.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri akut berhubungan
dengan dilatasi jaringan/
hipoksia akibat tekanan
pada jaringan sekitar.
Tujuan
Nyeri dapat dikontrol.
Dengan kriteria:
- Keringat berlebih (-).
- Respon verbal nyeri
dapat dikontrol.
Perencanaan
Intervensi
1. Bantu dan latih klien untuk bernapas lebih cepat.
2. Berikan sentuhan fisik selama kontraksi.
3. Lakukan perawatan perineal, ubah
posisi, dan urut bagian sacral/punggung.
4. Anjurkan klien untuk berkemih.
5. Berikan analgetik bila ada program
medis.
6. Kaji tingkat nyeri, dilatasi serviks,
penonjolan perineum dan pengeluaran dari vagina serta TTV.
2.
25
Rasional
Membantu menurunkan persepsi nyeri pada korteks
cerebri.
Sebagai teknik distraksi serta
membantu mempertahankan
kontrol nyeri.
Meningkatkan kenyamanan
dan relaksasi.
Meningkatkan kemajuan persalinan.
Membantu melakukan koping terhadap kontraksi dan
dapat memudahkan persalinan.
Evaluasi dari tindakan yang
telah dilakukan.
Peningkatan tahanan curah
jantung dapat meningkatkan
tekanan darah.
mal.
Diagnosa Keperawatan
dalam proses persalinan
(injeksi Oksitosin).
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
- BJ urine normal.
- Albumin urine < +2.
3.
Rasional
mungkinan menyebabkan
deselerasi lanjut.
Peningkatan BJ urine dan reduksi dalam urine menunjuk
kan dehidrasi yang memungkinkan terjadi hipertensi.
Monitoring keadaan umum,
TD dan nadi klien.
Oksitosin meningkatkan volume sirkulasi jantung dan
curah jantung dapat juga meningkatkan TD dan nadi.
26
4.
Diagnosa Keperawatan
Keletihan berhubungan
dengan proses persalinan.
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
5. Pantau TTV, edema, hematokrit,
perubahan perilaku, dan kepekaan
refleks.
1. Anjurkan klien untuk menutup mata
meluruskan kaki, dan relaksasi diantara kontraksi.
2. Sediakan lingkungan yang redup.
3. Informasikan kemajuan persalinan
dan berikan penguatan.
4. Pantau adanya keton di dalam urine
(ketonuria).
5. Monitor derajat keletihan.
27
Rasional
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
Posisi yang nyaman dapat
mempermudah relaksasi otot.
Membantu meningkatkan istirahat dan menurunkan
stressor.
Mengetahui kemajuan persalinan dapat membantu mempertahankan upaya yang dilakukan.
Ketonuria menandakan asido
sis metabolik sehingga partus
menjadi lama.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi koping
individu tidak efektif berhubungan dengan proses
persalinan yang lama.
Tujuan
Koping individu efektif
Dengan kriteria:
- Klien tampak tenang.
- Emosi klien dapat
dikontrol.
Perencanaan
Intervensi
1. Beri penguatan dan informasikan
bahwa persalinan sudah mengalami
kemajuan.
2. Informasikan cara mengatur pola
pernapasan yang benar.
3. Akui realitas perasaan peka klien.
28
Rasional
Memberikan rasa tenang.
Membantu menurunkan persepsi nyeri.
Peningkatan intensitas dan
frekuensi kontraksi dapat
menurunkan kontrol emosi
individu.
Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman:
nyeri berhubungan dengan
distensi perineum.
Tujuan
Nyeri dapat dikontrol.
Dengan kriteria:
- Nyeri berkurang.
- Respon verbal dan
non verbal nyeri berkurang.
- Anak lahir dengan selamat.
Perencanaan
Intervensi
1. Berikan tindakan kenyamanan
(masase perineal, linen dan pembalut yang kering dan bersih, lingkungan yang sejuk, kompres panas pada perineum, abdomen/punggung).
2. Pantau aktivitas uterus pada setiap
kontraksi.
3. Anjurkan klien untuk mengatur mengedan dengan spontan daripada dilakukan terus menerus, mendorong
selama kontraksi. Tekankan pentingnya menggunakan otot abdomen
dan merelaksasikan otot dasar pelvis.
29
Rasional
Meningkatkan kenyamanan
fisik dan psikologis serta
menurunkan kebutuhan terhadap analgetik dan anestesi.
Membantu mengidentifikasi
pola kontraksi abnormal.
Mengedan spontan yang bukan terus menerus menghindari efek negatif dari valsava
manuver berkenaan dengan
penurunan O2 ibu dan janin.
Relaksasi otot dasar pelvis
menurunkan tekanan untuk
upaya mendorong dan memaksimalkan upaya untuk
mengeluarkan janin.
Pemutaran anak ke arah luar
dan penonjolan perineum ter
jadi saat vertex janin turun,
menandakan kebutuhan un-
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
untuk mengedan: jongkok/rekumlateral, posisi semi fowler/penggunaan kursi melahirkan.
6. Kaji keefektifan untuk mengedan,
bantu klien untuk merelaksasikan
semua otot dan beristirahat diantara
kontraksi.
7. Pantau TD dan nadi ibu serta DJJ,
pantau adanya depresi napas, retensi urine, mual/muntah.
2.
30
Rasional
laksasi jaringan perineal
mengoptimalkan upaya mengedan, memudahkan kemajuan persalinan, menurunkan
ketidaknyamanan.
Relaksasi komplit diantara
kontraksi meningkatkan istirahat dan membantu membatasi ketegangan atau kelelahan otot.
Hipoksia janin mungkin terja
di penurunan sirkulasi dalam
bag placenta ibu.
Adanya dehidrasi, haluaran
urine menurun, peningkatan
BJ urine, penurunan turgor,
produksi mukus menurun.
Peningkatan suhu dan nadi
menandakan dehidrasi dan
infeksi.
- Conjunctiva tidak
3. Lepaskan pakaian yang berlebihan,
anemik.
sejukkan tubuh dengan pakaian
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KALA II
No
.
2.
3.
Diagnosa Keperawatan
Kelelahan berhubungan
dengan proses persalinan.
Tujuan
- Hb dalam batas normal.
Kelelahan berkurang/
hilang.
Dengan kriteria:
- Klien dapat menyusui
anaknya.
- Klien dapat melakukan pekerjaan seharihari sendiri.
Perencanaan
Intervensi
yang menyerap keringat dan pertahankan lingkungan sejuk.
4. Berikan cairan peroral sesuai indika
si/secara parenteral.
Rasional
kehilangan diaforesis.
Mengganti kehilangan cairan
atau larutan IV dengan RL
membantu memperbaiki keti
dakseimbangan elektrolit.
31
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
dan posisi.
32
linan.
Malposisi dan malpresentasi
Rasional
dapat memperlama persalinan dan meningkatkan kelelahan.
Keletihan maternal dan kurangnya kemajuan persalinan
dapat disebabkan karena mal
posisi janin.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kurangnya
volume cairan berhubung
an dengan perdarahan.
Tujuan
Volume darah adekuat.
Dengan kriteria:
- Turgor baik.
- TTV dalam batas normal.
- Conjunctiva tidak ane
mik.
- Hb dalam batas normal.
- Hematokrit dalam batas normal.
Perencanaan
Intervensi
1. Perkirakan jumlah darah dari sarung
handuk, sponge, duk. Perdarahan
bisa dari robekan serviks, vagina,
perineum/episiotomi.
2. Masase fundus uteri.
2.
33
Rasional
Untuk mengetahui jumlah
perdarahan dan mendeteksi
adanya tanda-tanda syok hemorhagic.
Miomentum berkontraksi setelah pelepasan placenta sebagai respon terhadap rangsangan taktil lembut, menurunkan aliran lochea, dan
menunjukkan bekuan darah.
Kekuatan dapat menimbulkan putusnya tali pusat, reten
si fragmen placenta meningkatkan kehilangan darah.
Meningkatkan efek vasokonstriksi dalam uterus untuk
mengontrol perdarahan pasca
post partum setelah pengeluaran placenta.
Masase pada bagian fundus
Diagnosa Keperawatan
Dengan kriteria:
perlahan.
- Tanda-tanda infeksi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KALA III
Tujuan
tidak ada.
- TTV dalam batas normal.
- Lekosit dalam batas
normal.
Perencanaan
Intervensi
2. Masase fundus dengan perlahan setelah pengeluaran placenta.
3. Bersihkan vulva dan perineum dengan larutan antiseptik kemudian
berikan pembalut perineum steril
pada klien.
4. Kolaborasi bila terjadi inversi uterus maka lakukan tindakan:
- Pasang kateter indwelling, infus serta
ukur intake-output dan TTV.
Rasional
Menghindari rangsangan berlebihan pada fundus.
Menghindari terjadinya konta
minasi yang dapat mengakibatkan infeksi asenden selama post partum.
Syok dan perdarahan maternal dapat terjadi akibat inver
si uterus.
Meningkatkan kontraktilitas
miometrium uterus.
Membatasi potensial infeksi
endometrium.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
3.
34
4.
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
ra bila kondisi bayi memungkinkan.
3. Tunda pemberian salf profilaksis
mata sampai pasangan selesai berinteraksi dengan bayi.
1. Berikan kompres es pada perineum
setelah melahirkan.
2. Bantu dengan menggunakan teknik
pernapasan selama perbaikan luka
episiotomi.
3. Ganti pakaian yang basah.
4. Berikan selimut penghangat bila
tremor atau menggigil.
35
Rasional
dekatan.
Memungkinkan bayi untuk
melakukan kontak mata dengan orang tua.
Konstriksi pembuluh darah,
mengurangi edema, dan mem
berikan kenyamanan.
Meningkatkan relaksasi dan
pengalihan.
Memberikan kenyamanan
dan kebersihan.
Tremor/menggigil setelah
melahirkan terjadi karena hilangnya tekanan secara men
dadak pada saraf pelvis.
Kehangatan dapat meningkat
kan relaksasi otot dan perfusi
jaringan.
2.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan ikatan proses
keluarga berhubungan dengan kehadiran anggota
keluarga baru/kelahiran
bayi.
Tujuan
Proses ikatan keluarga
efektif.
Dengan kriteria:
- Keluarga dan ayah
dapat menerima bayi.
Perencanaan
Intervensi
1. Anjurkan ibu untuk menggendong,
menyentuh, dan memeriksa bayi.
2. Anjurkan ayah untuk menggendong
menyentuh, dan membantu perawatan bayi.
3. Anjurkan dan bantu pemberian ASI.
Rasional
Kontak fisik segera setelah
kelahiran memudahkan proses ikatan dan penerimaan
bayi.
Memfasilitasi ikatan ayah
dengan bayi.
Mempunyai efek positif dan
sebagai pertanda dimulainya
tugas ibu untuk meningkatkan ikatan dengan bayi.
36
Diagnosa Keperawatan
Perencanaan
Intervensi
Tujuan
37
Rasional
uterus.
Edema yang berlebihan dapat
menghambat penyembuhan
luka episiotomi.
Untuk meningkatkan volume
sirkulasi dan mencegah syok.
Meningkatkan volume darah
dan menyediakan vena yang
terbuka untuk pemberian
obat.
Evaluasi dari tindakan yang
dilakukan.
Memberi kesempatan penerimaan kejadian intra partum.
Es memberikan anestesi lokal
meningkatkan vasokonstriksi
dan menurunkan pembentuk
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Perencanaan
Intervensi
kaji faktor yang memperberat frekuensi after pain.
4. Anjurkan penggunaan teknik pernapasan untuk relaksasi.
5. Ciptakan lingkungan yang tenang
dan anjurkan klien beristirahat.
6. Beri analgetik sesuai kebutuhan.
7. Kaji tingkat nyeri dan TTV.
38
an edema.
Meningkatkan kontraktilitas
Rasional
uterus.
Meningkatkan kontrol yang
dapat menurunkan ketidaknyamanan karena after pain.
Ketenangan dan istirahat mengurangi kelelahan karena
proses persalinan.
Untuk menurunkan persepsi
nyeri.
Evaluasi dari tindakan yang
sudah dilakukan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Persis, 1995, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas , Jakarta : EGC Edisi 6
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC
NOC, Jakarta, EGC
Mitayani. 2011 Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
Nilsson, L, Thorsell, T., Hammar, P, Z, Pethrus, K., & Ekstrom, A. 2012. Most
Important for First Time Mothers during Labor is to be Respectted. Nursing
Care, volume 1.
Peart, K. (n.d). Managing labour pain safely. Australian Journal Of Advanced
Nursing.volume 25 Number 3.
Rohani, Saswita, r., & marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.
Jakarta : Salemba Medika.
Saputra , D. L. 2014. Illuystrasi Berwarna Anatomi dan Fisiologi. Tangerang Selatan :
Bina Pura Aksara.
Wilkinson, J. M., & Ahern, N. R. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.
Jakarta : EGC
Manuaba Ida, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana, Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002, Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html
http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intra-natal
persalinan.html
40