Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE (INC)

Nama : Fitriadi
Nim : 2004013

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
INTRANATAL CARE (INC)

Konsep Dasar Medis A. Pengertian


Intrapartal/Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina keduni luar. Persalinan normal
adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala, masuk
melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara spontan.
Berhubungan dengan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi dilahirkan dikenal
beberapa istilah :
1. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viables), berat janin > 100g, tua kehamilan > 28 minggu.
2. Partus Prematuras adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 – 36
minggu, janin dapat hidup tetapi premature, berat janin antara 1000 – 2500gr
3. Partus matures atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37 – 40 minggu
janin matur, berat badan diatas 2500 gram.
4. Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih dari
waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
5. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di kamar mandi, di
atas kendaraan, dll.
6. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti
tenaga ada atau tidaknya disproporsi sepalopelvik.
Istilah-Istilah Yang berhubungan Dengan Kehamilan dan Persalinan
1. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
2. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil pertama kali
3. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable.
4. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama
kali.
5. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup lebih dari 1 x
6. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi lebih dari 5 x hidup/mati

B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan, pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka
sampai akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa
sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak
diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya
puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron
Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen
cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena
estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang
berdekatan.
Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara
progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan
seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap
konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen
terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling
tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang
secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu
meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama
beberapa bulan terakhir kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat
persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise
posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin
meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang
merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin
dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut.
Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus
karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus
uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal
-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau
dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian phytomenadione

D. Faktor-Faktor Yang Berperan Dalam Persalinan


Power (kekuatan mendorong janin keluar)
1. His
Gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus
uteri dimana tuba fologi, memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
“pacemaker” yang terdapat dinding uterus daerah tersebut.
2. Kontraksi otot-otot dinding perut
3. Kontraksi difragma pelvis
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum rotundum
a. Pasenger (janin dan placenta)
b. Passage (Jalan lahir)
c. Posisi ibu
d. Psikologi ibu
5. Penolong
Untuk Menerangkan Persalinan akan akibat berturut-turut :
Tenaga yang mendorong anak keluar
1. His
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada waktu kontraksi
otototot rahim menguncuk sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah
rahim dan serviks Sifat-sifat His :
a. Kontraksi simetris dan terkoordinasi
b. Fundus dominant kemudian diikuti relaksasi
c. Involunter, intermitten
d. Terasa sakit dan kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis.
Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His: 1)
Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit 2) Amplitude
atau intensitas : batasan kekuatan his dikukur dalam mmHg 3) Aktivitas His :
adalah frekuensi dan amplitude dengan unit motexido.
4) Durasi His : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan
detik 5) Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur atau tidak
Perubahan-perubahan akibat His : a) Pada uterus dan serviks
Uterus teraba keras, padat karena kontraksi hidrostatik air ketuban dan tekanan
intrauterine naik serta menyebabkan serviks menjadi mendatar dan terbuka. b) Pada
ibu
Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim, juga ada kenaikan nadi dan
tekanan darah
c) Pada janin
Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero placenta kurang, maka timbul hipoksia
janin, djj lambat dan kurang jelas didengar adanya iskemia fisiologis.

Pembagian dan sifat-sifat His :


1) His pendahuluan
a) His tidak kuat, tidak teratur
b) Menyebabkan show
2) His pembukaan
a) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 mm
b) Mulai kuat teratur dan sakit
3) His pengeluaran/his mengedan (kala II)
a) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama
b) His untuk pengeluaran janin
c) Koordinasi bersama antara his kontraksi, otot perut, kontraksi diafragma dan
ligament
4) His pelepasan uri (Kala III)
Kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirkan plasenta
5) His pengiring (Kala IV)
Kontraksi lemah, masih relative nyeri, pengecilan dalam beberapa jam/hari
2. Tenaga mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah, tenaga yang mendorong
anak keluar setelah his, terutama disebabkan oleh otot dinding perut yang
mengakibatkan peninggian tekanan intra abdomen, pada saat kepala sampai pada
dasar panggul, timbul suatu refleks yang mengakibatkan pasien menutup glotisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah. Tenaga
mengejan ini hanya dapat berhasil kalau pembukaan sudah lengkap.
3. Perubahan-perubahan pada Uterus dan Jalan Lahir Dalam Persalinan
Sejak kehamilan yang lanjut uterus dengan jelas terdiri atas 2 bagian
a) Segmen atas rahim dibentuk oleh korpus uterus, berperan aktif dalam kontraksi dan
dindingnya tebal dengan mulainya persalinan untuk mendorong anak keluar
b) Segmen bawah rahim terjadi dari isthmus uteri, berperan pasif dan makin tipis
dengan mulainya persalinan karena diregang mengadakan relaksasi dan dilatasi
serta menjadi saluran tipis
1) Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran
melintang maupun ukuran muka belakang berkurang
✓ Karena ukuran melintang berkurang maka lingkaran tulang punggung anak
berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan
demikian katub atas anak tertekan pada fundus sedangkan katub bawah
ditekan ke dalam pintu atas panggul
✓ Karena rahim bertambah panjang, maka otot-otot memanjang dan menarik
pada SBR dan serviks
2) Faal ligament rotundum dalam persalinan
Ligament rotundum mengandung otot polos dan kalau uterus berkontraksi otot
ligament rotundum ikut berkontraksi hingga ligament menjadi pendek
a) Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung
berpindah ke depan mendesak dinding perut ke depan.
b) Fundus uteri terlambat, sehingga waktu kontraksi fundus tidak dapat naik ke
atas
3) Perubahan pada serviks
a) Pendataran serviks
Ialah pemendekan dari canalis servikalis, yang semula berupa saluran yang
panjangnya 1 - 2 cm menjadi suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis
b) Pembukaan serviks
Ialah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu tulang
dengan diameter beberapa mm menjadi lubang yang dilalui anak kira-kira
10 cm
Factor-faktor yang menyebabkan pembukaan serviks :
✓ Waktu kontraksi SBR dan serviks diregang oleh isi rahim terutama oleh
air ketuban dan ini menyebabkan tarikan pada serviks
✓ Waktu kontraksi, bagian dari selaput yang terdapat diatas canalis
servikalis menonjol ke dalam canalis servikalis dan membukanya.
✓ Mungkin otot-otot serviks menarik pada
pingir ostium dan membesarkannya
4) Perubahan pada vaginan dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina, dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding yang tipis oleh bagian depan anak.
Saat kepala sampai di vulva, lubang vagina menghadap ke depan atas, dari
luar peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan
menjadi tipis sedangkan anus membuka

E. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
✓ Kontraksi Braxton hicks
✓ Ketegangan dinding perut
✓ Ketegangan ligamentum rotundum
✓ Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
✓ Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
✓ Dibagian bawah terasa sesak
✓ Terjadi kesulitan saat berjalan
✓ Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai
his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
✓ Rasa nyeri ringan di bagian bawah
✓ Datangnya tidak teratur
✓ Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
✓ Durasinya pendek
✓ Tidak bertambah bila beraktifitas

2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
✓ Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
✓ Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
✓ Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
✓ Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
✓ Pendataran dan pembukaan
✓ Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
✓ Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

F. Mekanisme Persalinan
Proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran
manusia disebut mekanisme persalinan.
Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan :
a. Engangement (masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul). Hal ini terjadi
sebelum persalinan aktif dimulai, karena otot-otot Abdomen masih tegang, sehingga
bagian presentasi melewati panggul)

b. Penurunan (gerakan bagian presentasi melewati panggul). Penurunan terjadi akibat tiga
kekuatan yaitu:
▪ Tekanan dari cairan amnion

▪ Tekanan langsung kontraksi fundus pada janin

▪ Konraksi diafragma dan otot-otot abdomen


c. Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul atau dasar
panggul, dapat masuk kedalam pintu bawah panggul.

d. Putaran paksi dalam


Di mulai pada bidang setinggi spira iskiadika, tetapi putaran ini belum selesai sampai
bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah ketika oksiput berputar kearah
anterior, wajah berputar kearah posterior setiap kali terjadi kontraksi, kepala janin
diarahkan oleh tulang panggul dan otot-otot dasar panggul.
e. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kearah anterior oleh
perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis pubis, kemudian
kepala muncul keluar akibat ekstensi. Pertama-tama oksiput, kemudian wajah, dan
akhirnya dagu.
f. Resistensi dan Putaran Paksi Luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan saat ia
memasuki pintu atas, ketika ia mencapai pintu bawah bahu berputar kearah garis tengah dan
dilahirkan dibawah lengkung pubis (Bahu anterior turun lebih dahulu), bahu posterior
diarahkan kearah perineum sampai ia bebas keluar dari introitus vagina. g. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat keatas tulang pubis ibu dan badan bayi
dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kearah simfisis pubis, ketika seluruh tubuh
bayi keluar, persalinan bayi selesai, ini merupakan akhir tahap kedua persalinan dan
waktu saat tubuh bayi keluar seluruhnya, dicatat dalam catatan medis.

G. Tahap – Tahap Persalinan


1. Tahap Persalinan Kala I
a. Dimulai sejak pembukaan 0-10 (lengkap)
b. Tanda dan gejala:
Kala pembukaan dibagi atas fase:
1) Fase laten
Dimana pembukaan serviks berlangsung sampai pembukaan 3 cm berlangsung 78
jam.
2) Fase aktif
Berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
✓ Periode ekselarasi : berlangsung selama 2 jam pembukaan menjadi 4 cm
✓ Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm
✓ Periode desekrasi : Berlangsung lambat dalam waktu 2 jam pembukaan jadi 10
cm atau lengkap
Fase-fase yang dikemukakan diatas dijumpai :
▪ Prime

(a) Serviks mendatar dulu baru dilatasi


(b) Berlangsung 13-14 jam
▪ Multi

(c) Mendatar dan membuka bisa bersamaan


(d) 6 – 7 jam
Pemeriksaan Dalam
2. Pembukaan serviks
▪ Lunak dan pendataran serviks

▪ Masih tebal atau tipis

▪ Pembukaan dari arah serviks

3. Ketuban
▪ Sudah pecah atau belum

▪ Pembukaan hampir lengkap, pecahnya ketuban

4. Bagian terendah dan posisinya


▪ Kopold III dan IV

▪ Kepala : keras, bulat dan teraba sutura

▪ Letak kepala

▪ Penurunan dasar bidang hodge, ada empat sueodeneum atau tidak, berapa

besar.
▪ Bokong dikenal ; lunak, domenaturnya tulang saerum

4. Sifat flour albus


5. Keadaan patologis : tumor, kekalmen serviks, halangan penurunan bagian
terendah.
Catatan :
Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali.
Pemeriksaan Luar :
Bidang Hodge : Untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin
turun dalam panggul.

Hodge I :
Bidang hodge yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
dengan bagian atas simpisis dan promotorium.
Hodge II :
Sejajar dengan hodge I setinggi bagian simpisis
Hodge III :
Sejajar dengan hodge I, II setinggi spina isheadika kiri dan kanan.
Hodge IV :
Sejajar hodge I, II, III setinggi os cocsigens
Perbedaan Pematangan dan Pembukaan Serviks ( Cervical Effacement ) Pada
Primigravida Dengan Padamultipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah) pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk sepertigarislebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan
multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.

2. Tahap Persalinan Kala II


a. Dimulai dari pembukaan lengkap (10) sampai dengan okipolsi total (pengeluaran
janin secara lengkap).
b. Tanda dan gejala : His semakin kuat, interval 2’ – 3’, durasi 50’ – 100’ pecah
ketuban, adanya keinginan untuk mengejan akibat penakanan pleksus Fronkouser,
anus membuka, vulva membuka, perineum meregang, saat his kepala janin mulai
tampak.
c. Lama pada primepara + 1 jam dan multipara + 30 menit
3. Tahap Persalinan Kala III
a. Mulai sejak bayi baru lahir lengkap sampai plasenta lahir lengkap
b. Kontraksi dengan amplitudo sama dengan kala I dan II
c. Nyata penciutan permukaan kavum uteri (tempat implantasi plasenta) Metode
Pelepasan Plasenta :
✓ Menurut Mathaw Duean : dimulai dari pinggir placenta (marginal) sehingga
terjadi perdarahan dan diikuti oleh pelepasan placentanya
✓ Menurut Schultae : dimulai dari tengah sehingga plasenta lahir diiukti oleh
pengeluaran darah
✓ Kombinasi keduanya
Prasat Pengeluaran Plasenta

Cara menguji Plasenta Lepas atau Belum : a.


Perasat kusner
Tangan kanan : tali pusat, bagian kiri → fundus uteri, tali pusat masuk kembali
→ belum lepas, tetap / tidak masuk → lepas
b. Perasat klien
Ibu minta mengedan → tali pusat turun kembali, berhenti mengedan → tali
pusat tetap → lepas tali pusat masuk kembali → belum lepas
c. Perasat Strassman
Tangan kanan → Menarik sedikit tali pusat, tangan kiri → mengetok-ngetok
fundus uteri terasa getaran, belum lepas
d. Perasat Manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan
kanan memegang dan mengecangkan tali pusat, kedua tangan ditarik
berlawanan, sehingga dapat terjadi :
1) Tarikan terasa berat dan talipusat tidak memanjang berrarti placenta belum
lepas
2) Tarikan terasa ringan (mudah) dan tali pusat memanjang berarti placenta
telah lepas
Tanda-tanda placenta telah lepas :
✓ Terjadi kontraksi seingga rahim membulat dan terdorong keatas
✓ Placenta terdorong kearah segmen bawah rahim
✓ Tali pusat bertumbuh panjang ✓ Terjadi perdarahan mendadak Tanda plasenta
belum lepas :
✓ Perubahan bentuk uterus dan ukuran uterus
✓ Pertambahan panjang tali pusat
✓ Semburan darah tiba-tiba
✓ Melepaskan placenta perasat erade uterus dipijat seperti memeras jeruk tidak
dianjurkan lagi kecuali terpaksa.
Tertinggalnya sebagai jaringan placenta :
✓ Perdarahan perineum yang berkepanjangan
✓ Bahaya infeksi
✓ Polip placenta
✓ Degenerasi ganas → carcinoma
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada Kala III:
✓ Perdarahan
✓ Kelengkapan placenta
✓ Ada tidaknya, placenta subsenturia ada
✓ Kontraksi rahim, lakukan massase ringan pada korpus uteri
✓ Pengosongan kandung kemih → mencegah otoni uteri
✓ Pemberian uterotonika bila perlu
✓ Observasi ruptus peritoneum atau luka episiotomi yang ada (heeting)
4. Tahap Persalinan Kala IV
Dimulai setelah pengeluaran placenta sampai 2 jam post partum. Penting karena
angka kematian post partum yang tinggi dicurigai infeksi periperineum.
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru
selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang
intensive karena perdarahan dapat terjadi. Misalnya normal adalah 100-300 cc, bila
perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi, perlu diingat ibu tidak boleh
ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada Kala IV :
1. Kontraksi uterus harus baik
2. Tidak ada perdarahan pervagina atau alat genetika lain
3. Placenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap
4. Kandung kemih harus kosong
5. Luka perineum terawat baik, tidak ada hematoma
6. bayi dalam keadaan baik
7. Ibu dalam keadaan baik

H. Langkah- Langkah Pertolongan persalinan Normal


1. Saat kepala didasar panggul dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai
6 cm peritoneum tipis pada primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat
dilakukan episiotomi median, mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan
episiotomi adalah untuk menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan
melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala, tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi
robekan baru sedangkan tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dengan suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung
dibersihkan dari lender, kepala dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna
menyesuaikan os aksiput ke arah punggung. Periksa tali pusat, jika tali pusat melilit
leher, coba untuk melepaskan lilitan tesebut melalui kepala janin.
5. Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik curam kebawah untuk
melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu belakang setelah kedua
bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan bayi
6. Setelah bayi lahir seluruhnya, angkat kepala bayi dan punggungnya pada satu tangan
dan tangan lainnya mengangkat bokog. Rendahkan posisi kepala bayi agar cairan /
mukus dapat keluar. Jalan nafas dibersihkan dengan menghisap lendir sehingga bayi
dapat bernafas dan menangis dengan nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7. Keringkan bayi untuk mencegah hipotermi, letakkan bayi diatas perut ibunya, selimuti
bayi dan biarkan ibu memeluk bayinya
8. Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril, jepitkan klem yang satu
kurang lebih 3 cm dari ujung tali pusat pada bayi dan klem yang lain sekitar 2 cm diatas
klem yang pertama
9. Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama dengan klem yang kedua. Biarkan
klem yang kedua tetap pada tempatnya. Ikat tali pusat dengan benang steril dibawah
klem yang pertama.
10. Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
o Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru bayi telah berkembang
dengan sempurna
o Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya dilakukan pada bayi yang aterm
sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
o Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan segera sehingga darah yang
masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar untuk mengurangi terjadi ikterus
hemolitik dan kern ikterus
11. Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana mestinya
12. Tunggu hingga plasenta terlepas dan jangan menarik tali pusat. Anjurkan ibu untuk
meneran untuk melahirkan plasenta. Secara perlahan keluarkan membran plasenta
dengan menggunakan gerakan hingga plasenta terlepas. Letakkan plasenta pada baki
kemudian periksa keutuhan membran plasenta.
13. Ukur jumlah perdarahan di tahap II
14. Periksa keadaan uterus, secara perlahan lakukan pemijatan uterus dan peragakan pada
ibu cara untuk melakukan pemijatan uterus sendiri
15. Menjahit luka spontan atau luka episiotomi 16. Bersihkan area perineum dan gunakan
pembalut.

I. Adaptasi Terhadap Persalinan 1.


Adaptasi janin :
▪ Denyut jantung janin

▪ Sirkulasi janin

▪ Pernapasan dan perilaku janin

2. Adaptasi ibu :
Perubahan kardiovaskuler
▪ Curah jantung meningkat sekitar 10-15% pada tahap pertama dan 30-50% pada tahap

kedua persalinan
▪ Tekanan darah pada tahap pertama persalinan akibat kontraksi uterus meningkatkan

tekanan darah sistolik sampai 10 mmHg. Pada tahap kedua kontraksi dapat
meningkatkan tekanan sistolik sampai 30 mmHg dan tekanan distolik sampai 25
mmHg.
▪ Ibu tidak boleh melakukan manuver valsalva (menahan nafas dan menegangkan otot

abdomen) karena dapat mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan tekanan vena
sedangkan nadi melambat untuk sementara.
▪ Sel darah putih meningkat, sering kali sampai > 25.000/mm3.

Perubahan pernafasan :
Peningkatan frekuensi nafas, hiperventilasi, dapat menyebabkan alokolosis
respiratorik, hipoksia, hipokapnea (karbondioksida menurun) Perubahan pada ginjal :
Dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan, akibat berbagai alasan :
edema jaringan, rasa tidak nyaman Perubahan
integument :
Dapat terjadi robekan-robekan kecil kulit sekitar introctus vagina sekalipun tidak
dilakukan episioomi atau tidak terjadi laserasi
Perubahan musculoskektal
System musculoskektal mengalami stress selama persalinan, diaforesis, keletihan dan
kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok
Perubahan neurology:
Sistem neurology menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman selama
persalinan.
Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi system saluran cerna wanita. Bibir dan mulut tampak kering
akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan

Perubahan endokrin :
Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat dari persalinan

J. Penanganan Nyeri Pada Persalinan


1. Pengertian
Nyeri merupakan suatu fenomena yang neurofisiologi yang bersifat subjektif dan
merupakan pengalaman pribadi
2. Teknik mengurangi rasa nyeri
Pada saat yang tepat hasil konsepsi akan dikeluarkan dari uterus, hal ini akan
menimbulkan adanya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa sakit.
Adapun yang menimbulkan sakit pada persalinan :
▪ Emosi seperti takut dan cemas

▪ Tekanan pada organ sekitar

▪ Hiplesia miometrium dan sekitarnya

Rasa sakit yang diakibatkan


▪ Meningkatnya efektifitas saraf pada simpatis ditandai dengan : meningkatnya nadi,
pernafasan, tekanan darah, dan tonus otot.
▪ Gerakan tubuh seperti : mengepal, mencari pegangan.

▪ Ucapan verbal seperti mendesak atau berteriak.

▪ Ekspresi wajah berubah

▪ Respon terhadap lingkungan menurun

▪ Kebutuhan akan kontak fisik

3. Metode mengurangi rasa sakit


Ada beberapa cara yang dilakukan dalam membantu mengurangi rasa sakit saat
melahirkan :
a. Kenyamanan
Posisi dan pengelolaan selama sakit posisi yang dianjurkan miring kekiri untuk
mengurangi penekanan vena cava, kepala ditinggikan 45o agar kerja jantung dan paru
ringan, sedangkan pengelolaan selama rasa sakit adalah pengosongan kandung kemih,
kebersihan alat, mengingat ibu dianjurkan ekspirasi lewat mulut sehingga perlu
menganjurkan ibu untuk kumur-kumur.
b. Relaksasi
Perawat/bidan selama membantu klien melakukan relaksasi hal ini perlu
diingatkan yaitu menjelaskan kepada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi adalah
sangat penting untuk mengurangi tekanan abdomen pada uterus dan juga memberikan
rasa nyaman, ada beberapa cara masase yang diperlukan dalam merangsang saraf
berdiameter besar, yakni :
• Efflearange (pijatan pada abdomen, paha atau dada)
• Denp baik massage
• Firm confer pressure
• Abdominal lifting
c. Distraktion atau mengalihkan perhatian
d. Mengurangi kecemasan dan ketakutan
e. Memanfaatkan orang terdekat

K. Bonding Dan Attachment


Bonding adalah daya tarik awal dan dorongan untuk terjadinya ikatan bathin antara
orang tua dan bayinya yang merupakan langkah awal untuk saling tertarik dan berespon
antara orang tua dan bayi untuk menciptakan kasih sayang dan menerima bayinya sebagai
anggota keluarga. Prinsip bonding adalah :
1. Pada menit atau jam pertama sesudah kelahiran adalah masa yang paling optimal untuk
dilakukan bonding.
2. Respon spesifik manusiawi ketika pertama kali bayi diberikan pada orang lain.
3. Monotropy adalah proses yang terstruktur, dimana sewaktu-waktu orang tua hanya dapat
berespon pada satu bayi.
4. Perlu umpan balik antara orang tua dan bayi melalui beberapa tanda seperti gerakan
tubuh dan gerakan mata.
5. Awal penentu perkembangan masa depan
Attachment adalah Proses agar tetap terjadinya keterikatan bathin antara ibu dan
bayi.
Proses attach.. melalui fase-fase berikut :
1. Pendahuluan
Pada fase ini orang tua menyentuh bayinya dengan ujung jari, lalu meraba dengan
telapak tangannya dan kemudian mendekap bayinya. Pada fase ini waktunya sangat
bervariasi, dari beberapa menit sampai beberapa hari
2. Perkenalan
Pengetahuan orang tua tentang tingkah laku bayinya meningkat, adanya penguatan atau
perubahan tingkat orientasi.
3. Peraturan timbal balik antara harapan dan kebutuhan perlu adanya saling penyesuaian
antara ibu dan bayi dalam hal kebiasaan sehari-hari.

L. Posisi Persalian
1. Posisi Jongkok atau Berdiri
Keuntungan :
• Membantu menurunkan kepala bayi
• Memperbesar ukuran panggul
• Menambah 28% ruang autletnya
• Memperbesar dorongan untuk meneran ( Dapat memberi kontrubusi pada laserasi )
2. Berbaring Miring Kiri Keuntungan :
• Memberi rasa santai bagi Ibu yang letih
• Memberi oksigen yang baik bagi bayi
• Membantu mencegah terjadi laserasi
3. Posisi merangkak Keuntungan :
• Baik untuk persalianan dengan punggung yang sakit.  Membantu bayi melakukan
rotasi  Peregangan minimal pada perineum.
4. Duduk atau setengah duduk
Keuntungan :
• Lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati/ mensipport perineum.

M. Konsep Episiotomy
1. Alasan utama dilakukan episiotomy adalah :
• Mencegah kerusakan spinter ani dan mukosa rectum
• Cegah kerusakan otot panggul
• Cegah trauma kepala janin
• Mudah memperbaiki penyembuhan
2. Indikasi episiotomy
• Mempercapat kelahiran untuk mencegah terjadinya gawat janin
• Mepercapat proses persalinan mencegah gawat ibu
• Mempermudah proses persalianan
3. Episiotomy dapat menyebabkan :
• Meningkatnya jumlah darah yang keluar
• Bertambah luka perinium bagian posterior
• Meningkatkan kerusakan pada spinter ani
• Menyebabkan rasa nyeri pada hari pertama postpartum

N. Konsep Partograf.
Hubungan pembukaan serviks, penurunan kepala janin (bagian terendah) berkaitan
dengan waktu persalinan untuk pertama kali dikemukakan oleh Friedman : bahwa gambaran
hubungan pembukaan serviks dan waktu persalinan berbentuk huruf ”S” yang kemudian
dikenal dengan kurva friedmen.
Hedricks dkk, dalam penelitiannya melihat bahwa terdapat perbedaan kurva friedmen
diantara primigravida dan MultiGravida, pada fase aktif maupun fase laten. Oleh karena itu
badan pekerja WHO (informed working group WHO) mencetuskan gagasan
modifikasi kurva Friedmen menjadi PARTOGRAF WHO
Partograf WHO menetapkan dasar sebagai berikut :
1. Fase aktif mulai pembukaan 3 cm
2. Fase laten lamanya 8 jam
3. Pada fase aktif pembukaan untuk primi dan multigravida sama tidak boleh kurang dari 1
cm/jam
4. Pemeriksaan dalam hanya dilakukan dengan interval waktu 4 jam
5. Keterlambatan persalinan selama 4 jam, memerlukan intervensi medis, dengan
mempertimbangkan indikasi dan keadaan umum ibu maupun janin.
Komponen dalam Partograf WHO
Dalam setiap partograf WHO harus tercantum tiga komponen pokok, yaitu :
1. Rekaman kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Dasar ketetapan partograf WHO fase aktif mulai pembukaan 3 cm dan perhitungan
setiap jam pembukaan minimal 1 cm maka pembukaan lengkap tercapai dalam waktu
7 jam
Perhitungan fase laten selama 8 jam dan ditetapkan pembukaan sebesar 3 cm, maka
dari kedua titik tersebut akan dapat dibuat garis yang mencerminkan kurva partograf
WHO yang normal. Garis ini dikenal sebagai garis waspada. Keterlambatan
persalinan masih di adaptasi selama 4 jam dan selebihnya harus diambil tindakan
definitif. Garis sejajar dengan garis waspada yang dibuat dengan memperhitungkan
kelambatan persalinan selama 4 jam disebut garis tindakan.
b. Penurunan kepala
Sebelum inpartu kepala dianggap berada satu telapak tangan (lima jari ) diatas
simpisis. Pada primigravida dimana kepala janin telah masuk PAP minggu 36 berarti
kemungkinan tidak berhadapan dengan kesempitan panggul. Dengan
memperhitungkan kepala lima jari diatas simpisis, dam selanjutnya his akan
menyababkan panurunan kepala dengan perhitungan sebagai berikut:

Penurunan ini dihitung dengan jari diatas simpisis (perlimaan)

c. Kekuatan His
Kekuatan His diperhitungkan dalam 10 menit :
• 2 sampai 3 kali, durasi kurang dari 20 detik  4 kali, durasi 20
sampai 40 detik
• 5 kali, durasi labih dari 40 detik.
2. Rekaman keadaan janin
a. Denyut jantung janin
• Denyut jantunh jannin normal 120 sampai 160 per menit
• > 160/menit-takikardi permulaan afiksia
• <120/menit-bradikardi,asfiksia lebih lanjut
• < 100/menit- asfiksia intrauterin berat.
b. Air ketuban air ketuban dapat memberikan petunjuk keadaan janin dalam rahim
berkaitan dengan asfiksia intrauterin. Air ketuban yang perlu mendapakan perhatian
adalah :
• Jumlahnya
• Warnanya : jernih(C-clear) campur mekonium (M-meconeum) kurang (Aabsent)
c. Moulage tulang kepala
Moulage tulang kepala memberikan petunjuk tentang penggul, yang ditetapkan
dengan kriteria sebagai berikut : 0 = sutura masih teraba
+ = tulang kepala menempel
++ = tulang kepala saling menindih
+++ = tulang kepala tumpang tindih berat
3. Keadaan ibu
Keadaan ibu yang patut direkam dan diperhitungkan dalam pertolongan persalinan
adalah :
a. Keadaan umum : TD, N, R, S
b. Keseimbangan cairan : bila mendapat infuse dan ciaran induksi
c. Priduksi urin : jumlahnya diperhitungkan dengan jumlah yang masuk, protenuria,
keton bodi.
Keuntungan dan kerugian pelaksanaan partograf
1. Keuntungan partograf
• Tersedia cukup waktu untuk melakukan rujukan ( sekitar 4 jam ) setelah perjalanan
persalinan melewati garis waspada.
• Dipusat peleyanan kesehatan cukup waktu untuk mengambil tindakan sehingga
tercapai well born baby dan well health mather
• Terbatasnya melakukan pemeriksaan dalam dapat mengurangi
infeksi intrauterine.
2. Kerugian partograf
Kemungkinan terlalu cepat melakukan rujukan, yang sebenarnya dapat diselesaikan
di puskesmas setempat.
Partograf diharapkan dapat menyelesaikan masalah pertolongan persalinan pada garis
waspada dengan jalan :
• Rujukan semakain baik sehingga tidak merugikan penderita
• Pertolongan medis dapat dilakukan dengan lebih sempurna sehingga angka
kesakitan dan kematian dapat diturunkan.
• Mendapat tindakan medis sesuai dengan keadaan dan ditangan yang tepat
Secara nasional partograf diharapkan dapat membantu menurunkan angka
kematian maternal dan perinatal sebagai cermin kemampuan memberikan pelayanan
dan pengayoman medis yang menyeluruh dan lebih bermutu.

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Kala I
1. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi serviks
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi kebutuhan

Kala II
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan pada daerah perineum (pengeluaran
presentase kepala)
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan disekitar vesika urinary

Kala III
1. Nyeri akut berhubungan dengan pengeluaran plasenta
2. Risiko perdarahan
Kala IV
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan setelah melahirkan

DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

2. Sarwono, 2012, Ilmu Bedah kebidanan, Yayasan sarwono, Jakarta.

3. Hacher/moore, 2001, Esensial obstetric dan ginekologi, hypokrates , jakarta

4. Abdul bari saifuddin,, 2011 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta

5. Manuaba,Ida Bagus Gede, 2010, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga

berencana, EGC, Jakarta

6. Marlyn Doenges,dkk, 2011,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta


ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL CARE PADA NY. V
DENGAN PERSALINAN NORMAL DIRUANG KAMAR
BERSALIN RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Maternitas

Disusun Oleh :

Fitriadi, S.Kep

200413

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI NERS
2021
PENGKAJIAN INTERNATAL

Tgl. Pengkajian : 17 Juni 2021


Puskesmas/RS : RSUD Labuang Baji

I. DATA UMUM
Inisial klien : Ny. V
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam

Nama Suami : Tn. M


Pekerjaan : Wirswasta
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Kawin
Alamat : BTN Minasaaupa ,lok 9

II. DATA UMUM KESEHATAN


TB/BB : 155 cm/ kg
BB sebelum hamil : 55 kg
Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
Keluhan utama : Nyeri perut tembus belakang
Obat-obatan : Oxytocin
Alergi (obat/makanan/bahan tertentu) : Tidak ada
Diet khusus : Tidak ada
Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
Lain-lain :-
Frekuensi BAB/BAK : BAB 1-2 x sehari, BAK 5-6 kali
sehari
Masalah BAB/BAK : Tidak ada

III. DATA UMUM KEBIDANAN


Kehamilan sekarang direncanakan : Ya
Status obstetric : G1 P0 A0
HPHT : 9 September 2020
Jumlah anak di rumah : -
Jenis BB Lahir Keadaan
No. Cara Lahir Umur
Kelamin Saat Ini
1. Laki-laki Normal 3600 Hidup 1 hari

Mengikuti kelas prenatal (ya/tidak) : Tidak


Jumlah kunjungan ANC pada kehamilan ini : 4 kali di PKM, 2 kali
didokter
Masalah kehamilan yang lalu :-
Masa kehamilan sekarang :
Rencana KB :PIL KB

Pelajaran yang diinginkan saat ini : Relaksasi/pernafasan/manfaat ASI/cara


memberi minum botol/senam nifas/metode KB / perawatan perineum /
perawatan payudara/lain-lain, jelaskan……………
Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : Suami dan keluarga
Masalah dalam persalinan yang lalu : Tidak ada

IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


Mulai persalinan (kontraksi) tanggal/jam : 17 Juni 2021/14.00
Pengeluaran pervaginam (tanggal/jam) : lendir darah sudah keluar
Keadaan kontraksi (frekuensi dalam 10 menit, lamanya, kekuatannya) : 3 menit
sekali
Denyut jantung janin (DJJ) :
Frekuensi : 133x/menit
Kualitas : Normal
Irama : Teratur
Pemeriksaan Fisik :
Kenaikan BB selama hamil : kg
TTV : TD : 110/70 mmHg
N: 80/i
S : 36,5oC
P : 22 x/i
Kepala dan leher : Bentuk kepala mesochepal, rambut hitam, panjang
dan bersih, ekspresi wajah menahan nyeri
Jantung : Normal, simetris, bunyi jantung regular
Paru-paru : Simetris, tidak ada suara tambahan, bunyi sonor,
suara nafas vesikuler
Payudara : Membesar, tumor tidak ada, simetris kanan dan kiri,
areola hiperpigmentasi, puting susu menonjol, kolostrum belum keluar
Abdomen :
1. Inspeksi : Pembesaran perut : sesuai dengan tuanya kehamilan,
bentuk perut: memanjang, linea alba/nigra: ada linea nigra, strie
albican/livide: ada,kelainan: tidak ada, pergerakan janin: aktif
2. Palpasi : pergerakan janin dalam 24 jam baik
Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xiphoideus, TFU 30 cm.
bagian fundus uteri teraba bagian bulat lunak (bokong)
Leopold II : Teraba bagian keras memanjang sebelah kiri ibu
(punggung), teraba bagian-bagian kecil di sebelah kanan (ekstremitas)
Leopold III : Teraba bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
3. Auskultasi DJJ: frekuensi: 133 kali/ menit, teratur/ tidak: teratur.
4. Anogenital : Vulva vagina, varices: tidak ada varices, luka : tidak ada
luka, kemerahan: tidak ada kemerahan, nyeri: tidak ada nyeri, pengeluaran
pervaginan: lendir (+), darah (+), air (-)
5. Perineum :-

6. Anus : Haemorhoid: tidak ada haemorhoid, lain-lain: tidak ada.

7. Inspekulo : Vagina: tidak dilakukan, portio: tidak dilakukan.


Ekstremitas : Kedua kaki dan tangan tidak edema
Refleks : Refleks patella +
Pemeriksaan dalam pertama : 14.00 oleh dokter obgyn
Hasil : Pembukaan 3
Ketuban : Belum pecah
Warna :
Pemeriksaan penunjang :
1. USG abdomen
Gravid tunggal hidup intrauterine, presentasi kepala, punggung kiri
2. Laboratorium :
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan
Tes Darah Rutin
WBC 6.35 10^3/uL
LYM% 1.49 %
GRAN% 0.24 %
MID% 4.62 %
LYM# 23.5 10^3/uL
GRAN# 3.8 10^3/uL
MID# 72.7 10^3/uL
RBC 7.88 10^6/uL
HGB 10.77 g/dL
32.6 %
HCT
84.1 fL
MCV
27.5 pg
MCH
32.3 g/dL
MCHC
43.0 %
RDW-CV
12.6 fL
RDW-SD
353 10^3/uL
PLT
0.26 fL
MPV
0
PDW
7.4 %
PCT
15.9 %
PLCR
11.0 10^9/L
PLCC
L.E.D
HB 10, g/%
Lekosit 6,35 mmg
Kimia Darah
Glukosa Darah Sewaktu 113 mg/dL
Immunologi
Sifilis (Rapid) Negatif
HbsAg Non Reaktif
Antigen SARS-CoV-2 Negatif

V. DATA PSIKOSOSIAL
Penghasilan keluarga setiap bulan : Kurang lebih 1 juta perbulan
Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : Mental bagus, sudah siap
mempunyai anak , sangat sayang dengan anaknya yang akan lahir, siap punya
anak laki-laki maupun perempuan yang penting anaknya sehat
Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : Suami sangat senang
menunggu kehadiran sang buah hati
Jelaskan respon silbing terhadap kehamilan sekarang : Ibu dan suami sudah
merencanakan kehamilan, sehingga sangat senang menunggu buah hati lahir.

LAPORAN PERSALINAN
I. Pengkajian awal
Tanggal : 17 Juni 2021
TTV : TD : 110/70 mmHg,
N : 80x/i
S : 36,5oC
P : 22x/i
Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I : presentasi bokong, TFU 37 cm, LP : 91 cm, TBJ : 3367 gr
Leopold II : Kanan : bagian-bagian kecil (ekstremitas)
Kiri : Punggung
Leopold III : presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sebagian besar janin sudah masuk PAP
Hasil pemeriksaan dalam : Pembukaan 3, ketuban utuh
Pemeriksaan perineum : perineum utuh
Dilakukan klisma (ya/tidak) : Tidak
Pengeluaran pervagina : Lendir (+) darah (+) air (-)
Perdarahan pervaginam : Ada
Kontraksi uterus : Tiap 3 menit sekali
DJJ : 133x/i /teratur
Status janin : Hidup, tunggal, dengan presentasi kepala

II. Kala persalinan


Kala I
1. Mules sejak jam 14.00 tgl 17 juni 2021
2. Lama kala 1 : 12 jam
3. Tanda dan gejala : Pembukaan 3, lendir , darah belum keluar, , pasien
mengatakan nyeri tembus belakang
4. Tanda-tanda vital : TD 110/70 mmHg, Nadi 80 x /menit, Suhu 36,5 oC, RR
22 x /menit
5. Keadaan psikososial : Pasien mengatakan cemas, pasien tampak gelisah,
pasien tampak tidak tenang
6. Kebutuhan khusus klien : Nyeri persalinan, ansietas
7. Tindakan : Reduksi ansietas dan kontrol nyeri
8. Pengobatan tgl 17 Juni 2021 : 14.00 Oxytocyn drips
9. Observasi kemajuan persalinan :
Tanggal Jam Hasil Observasi Tindakan
17 juni 14.05 1. KU cukup 1. Observasi His, DJJ dan kemajuan
2021 2. TD : 110/80 persalinan
mmHg. Nadi 2. Anjurkan ibu untuk mengosongkan
80x/i, S : 36,5℃, kandung kemih
RR : 20x/i 3. Anjurkan untuk teknik relaksasi
3. His = 2 x 10 ( 10- nafas dalam
15) 4. Anjurkan ibu miring kiri
4. DJJ 133 x/i 5. Beri dukungan pada ibu untuk
5. Pembukaan 3 kamajuan persalinan
6. Ketuban belum 6. Informasikan keadaan persalinan.
pecah
7. Kepala di hodge 2
8. Porsio : lunak,
sedang, tipis

Kala II
1. Kala II dimulai: tanggal 18 Juni 2021 jam 01.50
2. Lama kala II : 10 menit
3. Tanda dan gejala: pembukaan lengkap, dorongan meneran semakin kuat,
tekanan pada anus, perineum tampak menonjol, vulva membuka, VT 10 cm,
kepala di hodge 3, ketuban (+ ), porsio tampak oedema, lendir (+) darah (+)
air (-)
4. Jelaskan upaya meneran : Meneran klo his datang
5. Pendamping saat melahirkan keluaarga
6. Gawat janin : Miringkan ibu ke sisi kiri, minta ibu tarik napas
7. Keadaan psikososial : Pasien mengatakan nyeri dan perasaan ingin meneran
8. Kebutuhan khusus : Nyeri persalinan
9. Tindakan : Perawatan persalinan
Laporan persalinan kala 2
Tanggal Jam Hasil Observasi Tindakan
18 juni 01.50 1. Ibu rasa ingin 1. Menjelaskan upaya mengejan
2021 meneran yang baik dengan mengajarkan
2. Pembukaan 10 teknik mengejan yang benar
3. DJJ : 142x/i yaitu didahului dengan menarik
4. His : 4 menit nafas kemudian mengejan

sekali dengan kedua tangan memegang

5. Anus menonjol kaki (dibawah lutut). Pandangan

dan vulva ibu diarahkan ke perutnya.

membuka 2. Memberikan dukungan mental

6. Kepala janin di dengan cara menjaga privasi ibu

hodge 3 3. Memberikan penjelasan tentang

7. Portio tampak proses kemajuan persalinan

oedema 4. Memberikan penjelasan tentang

8. Ketuban sudah prosedur yang akan dilakukan

pecah dan keterlibatan ibu


5. Mendampingi ibu agar merasa
9. Ibu ingin
nyaman
mengejan
6. Menawarkan minum untuk
mencegah dehidrasi
7. Memimpin persalinan
8. Mengobservasi keadaan umum
bayi

Catatan kelahiran
1. Bayi lahir jam : 02.05
2. Nilai APGAR menit I 8 menit V 8 menit X 10
3. Perineum ruptur tingkat Hec LII
4. Bonding ibu dan bayi : Rawat gabung segera setelah melahirkan
5. Tanda-tanda vital : TD 110/ 70 mmHg, Nadi 64 x / menit, Suhu 36 oC RR
21x / menit
6. Pengobatan: Vit K

Kala III
1. Lama Kala III 10 menit
2. Tanda dan gejala: Bayi sudah lahir, placenta lahir spontan, tali pusat
memanjang, peregangan tali pusat terkendali, pasien berkeringat banyak
3. Plasenta lahir jam 02.15
4. Cara lahir plasenta : Spontan
5. Karakteristik plasenta : Panjang tali pusat kurang lebih 50 cm
6. Jumlah Perdarahan 50 cc
7. Peregangan tali pusat terkendali: ya
8. Messase fundus uteri : Fundus uteri bersih sisa placenta sudah dikeluarkan
9. Keadaan psikososial : Sangat senang dengan kelahiran bayinya
10. Kebutuhan khusus : Risiko hipovolemia
11.Tindakan banyak minum

Kala IV
Mulai jam : 02.45
TTV : TD : 110/70 mmHg
N :80x/mnt
S : 36,5 oC
P :18 x/mnt
Kontraksi uterus : Baik/keras TFU 1 cm dibawah pusat

Pemantauan persalinan kala IV :


Tanggal Jam Hasil Observasi Tindakan
18 juni 02.45 1. Kontraksi uterus 1. Mengobservasi kontraksi
2021 baik/keras, TFU 1 uterus
cm dibawah pusat 2. Mengobservasi kontraksi
2. TD : 110/70 mmHg, uterus
N 80x/I, RR : 18x/i 3. Memeriksa TD, nadi, kandung
3. Perineum rupture kemih dan perdarahan setiap
hec LII 15 menit pada jam pertama dan
4. Asi belum keluar 30 menit pada jam kedua
5. Bonding ibu dan 4. Menganjurkan pasien untuk
bayi minum untuk mencegah
dehidrasi
5. Membiarkan pasien
beristirahat dan membantu
pasien pada posisi yang
nyaman
6. Mengajarkan pada
pasien/keluarga tentang
bagaimana cara memeriksa
fundus dan menimbulkan
kontaksi, tanda-tanda bahaya
bagi ibu dan bayi

Bayi
1. Bayi lahir tanggal 18 Juni 2021 jam 02.05
2. Jenis kelamin laki-laki
3. Nilai APGAR 1 menit 8 5 menit 8 10 menit 9
4. BB : 3600 gram PB : 48 cm LK : 32 cm LD : 33 cm LL : 12 cm
5. Karakteristik khusus bayi : bayi lahir langsung menangis
6. Suhu 36,4 oC
7. Nadi 134 x/menit
8. Respiratory Rate 51 x/menit
9. Anus : berlubang
10. Perawatan tali pusat : ditutup kasa
11. Pemberian langsung ASI : belum

III. KLASIFIKASI DATA


Data Subjektif Data Objektif
1. Pasien mengatakan nyeri 1. Pasien tampak menahan nyeri saat
perut seperti tembus kontraksi
belakang 2. Adanya ketegangan otot
2. Pasien mengatakan 3. Pasien berkeringat banyak
cemas 4. Pasien tampak fokus pada diri sendiri
3. Pasien mengatakan perut 5. Pasien tampak gelisah
bagian bawah semakin 6. Pasien tampak tidak tenang
nyeri 7. Pasien mengatakan merasa lemah
dan lelah setelah proses bayi dan
plasenta keluar
8. Dorongan meneran semakin kuat
9. Tekanan pada anus
10. Perineum tampak menonjol
11. Vulva membuka
12. VT 10 cm
13. Kepala di hodge 3
14. Ketuban sudah pecah warna hijau
15. Porsio tipis lunak
16. Kontraksi uterus kuat
17. Tali pusat memanjang
18. Peregangan tali pusat terkendali
19. Placenta lahir spontan
20. Panjang tali pusat 50 cm
21. Pasien tampak lemas
22. TFU 1 cm dibawah pusat
23. Kontraksi uterus baik
24. Tampak rupture perineum
25. Hec LII
26. Perineum tampak berdarah
27. Pengeluaran darah kala III 50 cc
28. TTV Kala 1:
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
S : 36,5℃
RR : 22x/i
29. TTV Kala 4 :
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,5 0 c
RR : 18x/i

IV. ANALISA DATA


Kala I
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
DS : Kala I
1. Pasien mengatakan nyeri
di perut tembus belakang Otot-otot Rahim
DO : berkontraksi
1. Pasien tampak menahan Nyeri mendorong bayi
nyeri saat kontraksi persalinan b/d keluar
2. Adanya ketegangan otot dilatasi

3. Pasien tampak fokus pada serviks Kontraksi

diri sendiri
Otot-otot Rahim
4. TTV :
menegang
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
Tekanan kuat dari
S : 36,5℃
Rahim
RR : 22x/i

Rasa sakit kontraksi


dari bawah panggul
ke bawah perut

Nyeri persalinan
DS : Persalinan
1. Klien mengatakan cemas
DO : Ansietas b/d Ibu merasa cemas
1. Klien tampak gelisah krisis
2. Klien tampak tidak tenang situasional Kurang pengetahuan

Ansietas

Kala II
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
DS : Kala II
1. Pasien mengatakan perut
bagian bawah semakin Dorongan meneran
nyeri semakin kuat
DO : Nyeri
1. Dorongan meneran persalinan b/d Tanda-tanda
semakin kuat pengeluaran persalinan (+)
2. Tekanan pada anus janin
Tekanan pada syaraf
3. Perineum tampak
ganglion yang
menonjol
mengelilingi uterus
4. Vulva membuka
dan vagina
5. VT 10 cm
6. Kepala di HODGE 3
Nyeri persalinan
7. Ketuban sudah pecah
warna hijau
8. Porsio tidak teraba
9. Kontraksi uterus kuat

Kala III
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Faktor risiko Persalinan
1. Pasien berkeringat banyak
2. Pasien tampak lemas Perdarahan
3. Tali pusat memanjang Risiko pervagina meningkat

4. Peregangan tali pusat hipovolemia

terkendali Sirkulasi darah dan

5. Placenta lahir spontan cairan intravaskuler


menurun
6. Panjang tali pusat 50 cm
7. Pengeluaran darah kala III
Risiko hipovolemia
55 cc
Faktor risiko : Rupture periuneum
1. Rupture perineum Risiko Infeksi
2. Hec LII Derajat 1 robekan
3. Perineum tampak berdarah pada jaringan luar
dan jaringan kulit
Cedera jaringan
lunak setelah
persalinan

Personal hygiene
kurang baik

Genitalia kotor

Risiko infeksi

Kala IV
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
DS : Persalinan
1. Pasien mengatakan merasa
lemah dan lelah setelah Meneran
proses bayi dan plasenta Keletihan b/d
keluar kondisi Bayi lahir spontan
DO : fisiologis
1. Klien tampak lemas Lemas
2. TFU 1 cm dibawah pusat
3. Kontraksi uterus baik Keletihan

4. Tekanan darah 110/70


mmHg
5. Nadi 80x/i
6. Suhu 36,5℃
7. Respirasi 18x/i
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kala I
1. Nyeri persalinan b/d dilatasi serviks
2. Ansietas b/d krisis situasional
Kala II
1. Nyeri persalinan b/d pengeluaran janin
Kala III
1. Nyeri persalinan b/d pengeluaran janin
2. Risiko hypovolemia
3. Risiko infeksi
Kala IV
1. Keletihan b/d kondisi fisiologis

VI. INTERVENSI
Kala I
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
persalinan b/d tindakan 1. Identifikasi lokasi,
dilatasi keperawatan selama karakteristik, durasi,
serviks 1 jam diharapkan frekuensi, kualitas,
ibu mampu intensitas nyeri
mengontrol nyeri 2. Identifikasi respon non
dengan kriteria hasil verbal
: 3. Berikan teknik
1. Kemampuan nonfarmakologis untuk
menggunakan mengurangi rasa nyeri
teknik 4. kontrol lingkungan
nonfarmakologis yang memperberat
dari cukup nyeri
menurun 5. Jelaskan penyebab,
menjadi periode dan pemicu
meningkat nyeri
2. Keluhan nyeri
dari cukup
meningkat
menjadi
menurun

2. Ansietas b/d Setelah dilakukan Reduksi ansietas


krisis tindakan 1. Monitor tanda-tanda
situasional keperawatan ansietas
diharapkan tingkat 2. Temani pasien untuk
ansietas menurun mengurangi kecemasan
dengan kriteria hasil 3. Pahami situasi yang
: membuat ansietas
1. Verbalisasi 4. Gunakan pendekatan
khawatir akibat yang tenang dan
kondisi yang meyakinkan
dihadapi 5. Jelaskan prosedur,
menurun termasuk sensai yang
mungkin dialami
2. Perilaku gelisah
6. Informasikan secara
menurun
factual mengenai
3. Konsentrasi dari
diagnosa, pengobatan,
cukup
dan prognosis
memburuk
7. Anjurkan keluarga
menjadi
untuk tetap bersama
menurun
pasien
8. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
9. Latih teknik relaksasi

Kala II
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
persalinan b/d tindakan 1. Identifikasi lokasi,
pengeluaran keperawatan karakteristik, durasi,
janin diharapkan ibu frekuensi, kualitas,
mampu mengontrol intensitas nyeri, dan
nyeri dengan pemantauan kontraksi
kriteria hasil : uterus
1. Kemampuan 2. Identifikasi respon
menggunakan non verbal
teknik 3. Berikan teknik
nonfarmakologis nonfarmakologis
dari cukup untuk mengurangi
menurun rasa nyeri : Massase
menjadi punggung
meningkat 4. Jelaskan penyebab,
2. Keluhan nyeri periode dan pemicu
dari cukup nyeri : Menganjurkan
meningkat pasien banyak berdoa
menjadi dan mengejan saat
menurun kontraksi

Kala III
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Risiko Setelah dilakukan Manajemen
hipovolemia tindakan Hypovolemia
keperawatan 1. Periksa tanda dan
diharapkan status gejala
cairan meningkat hypovolemia
dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake
1. Mempertahankan dan output cairan
urine output 3. Berikan asupan
sesuai kebutuhan cairan oral
2. Tanda-tanda vital 4. Anjurkan
dalam batas memperbanyak
normal asupan oral
3. Intake cairan 5. Kolaborasi
membaik pemberian cairan
4. Perasaan lemah IV, jika perlu
menurun
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan perineum
tindakan 1. Inspeksi insisi
keperawatan atau robekan
diharapkan risiko perineum
menurun dengan 2. Fasilitasi dalam
kriteria hasil : membersihkan
1. Kemerahan perineum
menurun 3. Pertahankan
2. Nyeri menurun perineum tetap
3. Bengkak kering
menurun 4. Berikan posisi
nyaman
5. Bersihkan area
perineum secara
teratur
6. Berikan pembalut
yang menyerap
cairan
7. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengobservasi
tanda abnormal
pada perineum

Kala IV
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Keletihan b/d Setelah dilakukan Manajemen energi
kondisi fisiologis tindakan 1. Monitor kelelahan
keperawatan fisik dan emosional
diharapkan 2. Sediakan
tingkat keletihan lingkungan nyaman
menurun dengan dan rendah stimulus
kriteria hasil : 3. Fasilitasi duduk
1. Lesu menurun disisi tempat tidur,
2. Gangguan jika tidak dapat
konsentrasi berpindah atau
menurun berjalan
3. Pola napas 4. Anjurkan tirah
menurun baring
5. Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
6. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
7. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Ny. V

Diagnosa Medis : G1 P0 A0 GR 40 minggu 1 hari, inpartu kala 1


partus aterm PBK

Ruang Rawat : Kamar Bersalin


Diagnosa Keperawatan Kala 1 : Nyeri Persalinan b/d dilatasi serviks,
ansietas b/d krisis situasional

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Tanggal/Jam Tangan
17 Juni 1. Mengidentifikasi lokasi, 17 Juni 2021/Jam
2021/ karakteristik, durasi, 14.20
Jam frekuensi, kualitas, S :
14.00 intensitas nyeri 1. Pasien
Hasil : Pasien mengatakan mengatakan nyeri
nyeri seperti tertusuk- seperti tertusuk-
tusuk pada bagian perut, tusuk pada bagian
pasien mengatakan ingin perut
meneran 2. Pasien
2. Mengidentifikasi respon mengatakan rasa
non verbal ingin meneran
Hasil : Pasien tampak O :
meringis, pasien tampak 1. Pasien tampak
gelisah, pasien tampak meringis
mengusap-ngusap 2. Pasien tampak
perutnya, pasien tampak menahan nyeri
menahan nyeri 3. Pasien tampak
3. Memberikan teknik mengusap-ngusap
nonfarmakologis untuk perutnya
mengurangi rasa nyeri 4. Pasien tampak
Hasil : Pasien tampak nyaman dengan
nyaman dengan posisi posisi miring
miring dan relaksasi nafas A : Masalah belum
dalam teratasi
P : Pertahankan
4. Mengontrol lingkungan
intervensi
yang memperberat nyeri
Hasil : Pasien dianjurkan
ditemani oleh satu
keluarga
5. Menjelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
Hasil : Pasien tampak
mengerti dengan
penjelasan yang diberikan
17 Juni 1. Memonitor tanda-tanda 17 Juni 2021/Jam
2021/Jam ansietas 14.35
14.25 Hasil : Pasien tampak S :
gelisah, pasien tampak Pasien mengatakan
cemas cemas
2. Menemani pasien untuk O :
mengurangi kecemasan 1. Pasien tampak
Hasil : Pasien tampak gelisah
cemas 2. Pasien tampak
3. Memahami situasi yang cemas
membuat ansietas 3. Pergerakan pasien
Hasil : Pasien diberikan tidak
penjelesan mengenai terkoordinasi
situasi yang dirasakan A : Masalah belum
4. Menggunakan pendekatan teratasi
yang tenang dan P : Pertahankan
meyakinkan intervensi
Hasil : Pasien
menceritakan perasaan
yang dirasakan
5. Menjelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Hasil : Pasien mengerti
dengan penjelasan yang
diberikan
6. Menginformasikan secara
factual mengenai
diagnosa, pengobatan, dan
prognosis
Hasil : Pasien dan
keluarga memahami
dengan informasi yang
diberikan
7. Menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
Hasil : Pasien tampak
ditemani oleh kakaknya
8. Menganjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
Hasil : Pasien
mengungkapkan perasaan
yang dirasakan
9. Melatih teknik relaksasi
Hasil : Pasien kooperatif
mengikuti teknik relaksasi
Diagnosa Keperawatan Kala 2 : Nyeri Persalinan b/d pengeluaran janin

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Tanggal/Jam Tangan
18 Juni 1. Mengidentifikasi nyeri 18 Juni 2021/Jam
2021/ Hasil : Pasien tampak 02.10
Jam meringis kesakitan S:
02.05 2. Mengidentifikasi respon 1. Pasien
non verbal mengatakan nyeri
Hasil : Pasien tampak semakin hebat
meringis kesakitan 2. Pasien
3. Memberikan teknik mengatakan nyeri
nonfarmakologis untuk semakin sering
mengurangi rasa nyeri O:
Hasil : Pasien tampak 1. Pasien tampak
melakukan tarik nafas meringis
dalam kesakitan
4. Menjelaskan penyebab, 2. Pasien tampak
periode dan pemicu nyeri tidak tenang
Hasil : Pasien dan karena nyeri
keluarga mengerti dengan A : Masalah belum
penjelasan yang diberikan teratasi
P : Pertahankan
intervensi

Diagnosa Keperawatan Kala 3 : Risiko Hipovolemia, Risiko infeksi

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Tanggal/Jam Tangan
1. Periksa tanda dan gejala 18 Juni 2021/Jam
18 Juni
hypovolemia 02.25
2021/
Jam Hasil : Pasien tampak S :

02.15 pucat, pasien tampak O :


berkeringat banyak, 1. Pasien tampak
jumlah darah yang keluar berkeringat
kurang lebih 400 ml banyak
2. Memonitor intake dan 2. Pasien tampak
output cairan pucat
Hasil : Pasien tampak 3. Jumlah darah
minum banyak, pasien yang keluar
tampak diberikan cairan kurang lebih 50
melalui IV, BAK lancar, cc
keringat tampak banyak 4. Pasien terpasang
3. Memberikan asupan infus cairan RL +
cairan oral oxytocin 2 amp 28
Hasil : Pasien diberikan tpm
minuman oral A : Masalah belum
4. Menganjurkan teratasi
memperbanyak asupan P : Pertahankan
oral intervensi
Hasil : Pasien dianjurkan
minum banyak
5. Penatalaksanaan
pemberian cairan melalui
IV
Hasil : Pasien terpasang
infus cairan RL+oxytocin
2 amp 28 tpm
Jam 1. Inspeksi insisi atau 18 Juni 2021/Jam
02.15 robekan perineum 02.15
Hasil : Hec LII S:
2. Memfasilitasi dalam O :
membersihkan perineum 1. Perineum tampak
Hasil : Pasien dianjurkan luka dengan 6
membersihkan dengan air jahitan
biasa 2. Hec LII
3. Mempertahankan 3. Perineum tampak
perineum tetap kering kering
Hasil : Perineum tampak A : Masalah belum
kering teratasi
4. Memberikan posisi P : Pertahankan
nyaman intervensi
Hasil : Pasien tampak
nyaman dengan posisi
miring
5. Membersihkan area
perineum secara teratur
Hasil : Perineum pasien
sudah dibersihkan
6. Memberikan pembalut
yang menyerap cairan
Hasil : Pasien dibantu
memakai diapers
7. Mengajarkan pasien dan
keluarga mengobservasi
tanda abnormal pada
perineum
Hasil : Pasien mengerti
dengan penjelasan yang
telah diberikan
8. Penatalaksanaan
pemberian obat
Hasil : Asam mefenamat
3x500 mg
SF 2x1 tab

Diagnosa Keperawatan Kala 4 : Keletihan b/d kondisi fisiologis

Tgl/Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda


Tanggal/Jam Tangan
18 Juni 1. Memonitor kelelahan fisik 18 Juni 2021/Jam
2021/ dan emosional 02.50
Jam Hasil : Pasien mengatakan S :
02.30 badan terasa lemas setelah Pasien mengatakan
melahirkan badan terasa lelah
2. Menyediakan lingkungan setelah melahirkan
nyaman dan rendah O :
stimulus 1. Pasien tampak
Hasil : Pasien ditemani lelah
dengan 1 keluarga dan 2. Pasien tampak
diberikan posisi yang berkeringat
nyaman banyak
3. Memfasilitasi duduk disisi 3. Pasien tampak
tempat tidur, jika tidak terbaring lemas
dapat berpindah atau A : Masalah belum
berjalan teratasi
Hasil : Pasien tampak bias P : Pertahankan
berjalan dengan bantuan intervensi
keluarga atau perawat
4. Menganjurkan tirah
baring
Hasil : Pasien tampak
terbaring istirahat
5. Menganjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
Hasil : Pasien kooperatif
6. Menganjurkan
menghubungi perawat jika
tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
Hasil : Pasien dan
keluarga mengerti
7. Mengajarkan strategi
koping untuk mengurangi
kelelahan
Hasil : Pasien mengerti
dengan stragtegi yang
diajarkan

Anda mungkin juga menyukai