Nama : Fitriadi
Nim : 2004013
B. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan, pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka
sampai akhirnya mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa
sehingga bayi dilahirkan. Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak
diketahui, tetapi sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya
puncak kontraksi yang berperan dalam persalinan :
1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus
a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron
Progesteron mengjambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen
cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya terjadi karena
estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot polos uterus yang
berdekatan.
Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara
progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan
seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap
konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen
terhadap progesteron cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling
tidak berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang
secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu
meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama
beberapa bulan terakhir kehamilan.
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat
persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise
posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.
c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya semakin
meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar kortisol yang
merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus melepaskan prostagladin
dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan. Prostagladin meningkatkan intensitas
kontraksi uterus.
2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus
a. Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut.
Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus
karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos.
b. Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus
uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal
-sinyal dari serviks ke korpus uterus.
C. Jenis-Jenis Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri melalui jalan lahir
2. Persalinan buatan
Bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps atau
dilakukan operasi cesarean.
3. Persalinan anjuran
Bila persalinan tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian phytomenadione
E. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena
kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
✓ Kontraksi Braxton hicks
✓ Ketegangan dinding perut
✓ Ketegangan ligamentum rotundum
✓ Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
✓ Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
✓ Dibagian bawah terasa sesak
✓ Terjadi kesulitan saat berjalan
✓ Sering miksi ( beser kencing )
b. Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi
keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan
keseimbangan estrogen, progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan
oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin
berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai
his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
✓ Rasa nyeri ringan di bagian bawah
✓ Datangnya tidak teratur
✓ Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
✓ Durasinya pendek
✓ Tidak bertambah bila beraktifitas
2. Tanda Persalinan
a. Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
✓ Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
✓ Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar
✓ Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
✓ Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b. Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his persalinan terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan :
✓ Pendataran dan pembukaan
✓ Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
✓ Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c. Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran
cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
F. Mekanisme Persalinan
Proses penurunan, putaran dan penyesuaian lain yang terjadi pada proses kelahiran
manusia disebut mekanisme persalinan.
Tujuh gerakan cardinal presentasi puncak kepala pada mekanisme persalinan :
a. Engangement (masuknya kepala janin kedalam pintu atas panggul). Hal ini terjadi
sebelum persalinan aktif dimulai, karena otot-otot Abdomen masih tegang, sehingga
bagian presentasi melewati panggul)
b. Penurunan (gerakan bagian presentasi melewati panggul). Penurunan terjadi akibat tiga
kekuatan yaitu:
▪ Tekanan dari cairan amnion
3. Ketuban
▪ Sudah pecah atau belum
▪ Letak kepala
▪ Penurunan dasar bidang hodge, ada empat sueodeneum atau tidak, berapa
besar.
▪ Bokong dikenal ; lunak, domenaturnya tulang saerum
Hodge I :
Bidang hodge yang dibentuk pada lingkaran pintu atas panggul
dengan bagian atas simpisis dan promotorium.
Hodge II :
Sejajar dengan hodge I setinggi bagian simpisis
Hodge III :
Sejajar dengan hodge I, II setinggi spina isheadika kiri dan kanan.
Hodge IV :
Sejajar hodge I, II, III setinggi os cocsigens
Perbedaan Pematangan dan Pembukaan Serviks ( Cervical Effacement ) Pada
Primigravida Dengan Padamultipara :
1. Pada primigravida terjadi penipisan serviks lebih dahulu sebelum terjadi
pembukaan pada multipara serviks telah lunak akibat persalinan
sebelumnya, sehingga langsung terjadi proses penipisan dan pembukaan.
2. pada primigravida, ostium internum membuka lebih dulu daripada ostium
eksternum (inspekulo ostium tampak berbentuk seperti lingkaran kecil di
tengah) pada multipara, ostium internum dan eksternum membuka
bersamaan (inspekulo ostium tampak berbentuk sepertigarislebar)
3. periode kala 1 pada primigravida lebih lama (+ 20 jam) dibandingkan
multipara (+14 jam) karena pematangan dan pelunakan serviks pada fase
laten pasien primigravida memerlukan waktu lebih lama.
▪ Sirkulasi janin
2. Adaptasi ibu :
Perubahan kardiovaskuler
▪ Curah jantung meningkat sekitar 10-15% pada tahap pertama dan 30-50% pada tahap
kedua persalinan
▪ Tekanan darah pada tahap pertama persalinan akibat kontraksi uterus meningkatkan
tekanan darah sistolik sampai 10 mmHg. Pada tahap kedua kontraksi dapat
meningkatkan tekanan sistolik sampai 30 mmHg dan tekanan distolik sampai 25
mmHg.
▪ Ibu tidak boleh melakukan manuver valsalva (menahan nafas dan menegangkan otot
abdomen) karena dapat mengurangi aliran balik vena dan meningkatkan tekanan vena
sedangkan nadi melambat untuk sementara.
▪ Sel darah putih meningkat, sering kali sampai > 25.000/mm3.
Perubahan pernafasan :
Peningkatan frekuensi nafas, hiperventilasi, dapat menyebabkan alokolosis
respiratorik, hipoksia, hipokapnea (karbondioksida menurun) Perubahan pada ginjal :
Dapat mengalami kesulitan untuk berkemih secara spontan, akibat berbagai alasan :
edema jaringan, rasa tidak nyaman Perubahan
integument :
Dapat terjadi robekan-robekan kecil kulit sekitar introctus vagina sekalipun tidak
dilakukan episioomi atau tidak terjadi laserasi
Perubahan musculoskektal
System musculoskektal mengalami stress selama persalinan, diaforesis, keletihan dan
kemungkinan peningkatan suhu menyertai peningkatan aktivitas otot yang menyolok
Perubahan neurology:
Sistem neurology menunjukkan bahwa timbul stress dan rasa tidak nyaman selama
persalinan.
Perubahan pencernaan
Persalinan mempengaruhi system saluran cerna wanita. Bibir dan mulut tampak kering
akibat wanita bernafas melalui mulut, dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap
persalinan
Perubahan endokrin :
Metabolisme meningkat dan kadar glukosa darah dapat menurun akibat dari persalinan
L. Posisi Persalian
1. Posisi Jongkok atau Berdiri
Keuntungan :
• Membantu menurunkan kepala bayi
• Memperbesar ukuran panggul
• Menambah 28% ruang autletnya
• Memperbesar dorongan untuk meneran ( Dapat memberi kontrubusi pada laserasi )
2. Berbaring Miring Kiri Keuntungan :
• Memberi rasa santai bagi Ibu yang letih
• Memberi oksigen yang baik bagi bayi
• Membantu mencegah terjadi laserasi
3. Posisi merangkak Keuntungan :
• Baik untuk persalianan dengan punggung yang sakit. Membantu bayi melakukan
rotasi Peregangan minimal pada perineum.
4. Duduk atau setengah duduk
Keuntungan :
• Lebih mudah bagi penolong untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan
mengamati/ mensipport perineum.
M. Konsep Episiotomy
1. Alasan utama dilakukan episiotomy adalah :
• Mencegah kerusakan spinter ani dan mukosa rectum
• Cegah kerusakan otot panggul
• Cegah trauma kepala janin
• Mudah memperbaiki penyembuhan
2. Indikasi episiotomy
• Mempercapat kelahiran untuk mencegah terjadinya gawat janin
• Mepercapat proses persalinan mencegah gawat ibu
• Mempermudah proses persalianan
3. Episiotomy dapat menyebabkan :
• Meningkatnya jumlah darah yang keluar
• Bertambah luka perinium bagian posterior
• Meningkatkan kerusakan pada spinter ani
• Menyebabkan rasa nyeri pada hari pertama postpartum
N. Konsep Partograf.
Hubungan pembukaan serviks, penurunan kepala janin (bagian terendah) berkaitan
dengan waktu persalinan untuk pertama kali dikemukakan oleh Friedman : bahwa gambaran
hubungan pembukaan serviks dan waktu persalinan berbentuk huruf ”S” yang kemudian
dikenal dengan kurva friedmen.
Hedricks dkk, dalam penelitiannya melihat bahwa terdapat perbedaan kurva friedmen
diantara primigravida dan MultiGravida, pada fase aktif maupun fase laten. Oleh karena itu
badan pekerja WHO (informed working group WHO) mencetuskan gagasan
modifikasi kurva Friedmen menjadi PARTOGRAF WHO
Partograf WHO menetapkan dasar sebagai berikut :
1. Fase aktif mulai pembukaan 3 cm
2. Fase laten lamanya 8 jam
3. Pada fase aktif pembukaan untuk primi dan multigravida sama tidak boleh kurang dari 1
cm/jam
4. Pemeriksaan dalam hanya dilakukan dengan interval waktu 4 jam
5. Keterlambatan persalinan selama 4 jam, memerlukan intervensi medis, dengan
mempertimbangkan indikasi dan keadaan umum ibu maupun janin.
Komponen dalam Partograf WHO
Dalam setiap partograf WHO harus tercantum tiga komponen pokok, yaitu :
1. Rekaman kemajuan persalinan
a. Pembukaan serviks
Dasar ketetapan partograf WHO fase aktif mulai pembukaan 3 cm dan perhitungan
setiap jam pembukaan minimal 1 cm maka pembukaan lengkap tercapai dalam waktu
7 jam
Perhitungan fase laten selama 8 jam dan ditetapkan pembukaan sebesar 3 cm, maka
dari kedua titik tersebut akan dapat dibuat garis yang mencerminkan kurva partograf
WHO yang normal. Garis ini dikenal sebagai garis waspada. Keterlambatan
persalinan masih di adaptasi selama 4 jam dan selebihnya harus diambil tindakan
definitif. Garis sejajar dengan garis waspada yang dibuat dengan memperhitungkan
kelambatan persalinan selama 4 jam disebut garis tindakan.
b. Penurunan kepala
Sebelum inpartu kepala dianggap berada satu telapak tangan (lima jari ) diatas
simpisis. Pada primigravida dimana kepala janin telah masuk PAP minggu 36 berarti
kemungkinan tidak berhadapan dengan kesempitan panggul. Dengan
memperhitungkan kepala lima jari diatas simpisis, dam selanjutnya his akan
menyababkan panurunan kepala dengan perhitungan sebagai berikut:
c. Kekuatan His
Kekuatan His diperhitungkan dalam 10 menit :
• 2 sampai 3 kali, durasi kurang dari 20 detik 4 kali, durasi 20
sampai 40 detik
• 5 kali, durasi labih dari 40 detik.
2. Rekaman keadaan janin
a. Denyut jantung janin
• Denyut jantunh jannin normal 120 sampai 160 per menit
• > 160/menit-takikardi permulaan afiksia
• <120/menit-bradikardi,asfiksia lebih lanjut
• < 100/menit- asfiksia intrauterin berat.
b. Air ketuban air ketuban dapat memberikan petunjuk keadaan janin dalam rahim
berkaitan dengan asfiksia intrauterin. Air ketuban yang perlu mendapakan perhatian
adalah :
• Jumlahnya
• Warnanya : jernih(C-clear) campur mekonium (M-meconeum) kurang (Aabsent)
c. Moulage tulang kepala
Moulage tulang kepala memberikan petunjuk tentang penggul, yang ditetapkan
dengan kriteria sebagai berikut : 0 = sutura masih teraba
+ = tulang kepala menempel
++ = tulang kepala saling menindih
+++ = tulang kepala tumpang tindih berat
3. Keadaan ibu
Keadaan ibu yang patut direkam dan diperhitungkan dalam pertolongan persalinan
adalah :
a. Keadaan umum : TD, N, R, S
b. Keseimbangan cairan : bila mendapat infuse dan ciaran induksi
c. Priduksi urin : jumlahnya diperhitungkan dengan jumlah yang masuk, protenuria,
keton bodi.
Keuntungan dan kerugian pelaksanaan partograf
1. Keuntungan partograf
• Tersedia cukup waktu untuk melakukan rujukan ( sekitar 4 jam ) setelah perjalanan
persalinan melewati garis waspada.
• Dipusat peleyanan kesehatan cukup waktu untuk mengambil tindakan sehingga
tercapai well born baby dan well health mather
• Terbatasnya melakukan pemeriksaan dalam dapat mengurangi
infeksi intrauterine.
2. Kerugian partograf
Kemungkinan terlalu cepat melakukan rujukan, yang sebenarnya dapat diselesaikan
di puskesmas setempat.
Partograf diharapkan dapat menyelesaikan masalah pertolongan persalinan pada garis
waspada dengan jalan :
• Rujukan semakain baik sehingga tidak merugikan penderita
• Pertolongan medis dapat dilakukan dengan lebih sempurna sehingga angka
kesakitan dan kematian dapat diturunkan.
• Mendapat tindakan medis sesuai dengan keadaan dan ditangan yang tepat
Secara nasional partograf diharapkan dapat membantu menurunkan angka
kematian maternal dan perinatal sebagai cermin kemampuan memberikan pelayanan
dan pengayoman medis yang menyeluruh dan lebih bermutu.
Kala I
1. Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi serviks
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi kebutuhan
Kala II
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan pada daerah perineum (pengeluaran
presentase kepala)
2. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penekanan disekitar vesika urinary
Kala III
1. Nyeri akut berhubungan dengan pengeluaran plasenta
2. Risiko perdarahan
Kala IV
1. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan setelah melahirkan
DAFTAR PUSTAKA
1. Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
4. Abdul bari saifuddin,, 2011 , Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan
Disusun Oleh :
Fitriadi, S.Kep
200413
I. DATA UMUM
Inisial klien : Ny. V
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Umur : 26 Tahun
Agama : Islam
V. DATA PSIKOSOSIAL
Penghasilan keluarga setiap bulan : Kurang lebih 1 juta perbulan
Perasaan klien terhadap kehamilan sekarang : Mental bagus, sudah siap
mempunyai anak , sangat sayang dengan anaknya yang akan lahir, siap punya
anak laki-laki maupun perempuan yang penting anaknya sehat
Perasaan suami terhadap kehamilan sekarang : Suami sangat senang
menunggu kehadiran sang buah hati
Jelaskan respon silbing terhadap kehamilan sekarang : Ibu dan suami sudah
merencanakan kehamilan, sehingga sangat senang menunggu buah hati lahir.
LAPORAN PERSALINAN
I. Pengkajian awal
Tanggal : 17 Juni 2021
TTV : TD : 110/70 mmHg,
N : 80x/i
S : 36,5oC
P : 22x/i
Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I : presentasi bokong, TFU 37 cm, LP : 91 cm, TBJ : 3367 gr
Leopold II : Kanan : bagian-bagian kecil (ekstremitas)
Kiri : Punggung
Leopold III : presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
Leopold IV : sebagian besar janin sudah masuk PAP
Hasil pemeriksaan dalam : Pembukaan 3, ketuban utuh
Pemeriksaan perineum : perineum utuh
Dilakukan klisma (ya/tidak) : Tidak
Pengeluaran pervagina : Lendir (+) darah (+) air (-)
Perdarahan pervaginam : Ada
Kontraksi uterus : Tiap 3 menit sekali
DJJ : 133x/i /teratur
Status janin : Hidup, tunggal, dengan presentasi kepala
Kala II
1. Kala II dimulai: tanggal 18 Juni 2021 jam 01.50
2. Lama kala II : 10 menit
3. Tanda dan gejala: pembukaan lengkap, dorongan meneran semakin kuat,
tekanan pada anus, perineum tampak menonjol, vulva membuka, VT 10 cm,
kepala di hodge 3, ketuban (+ ), porsio tampak oedema, lendir (+) darah (+)
air (-)
4. Jelaskan upaya meneran : Meneran klo his datang
5. Pendamping saat melahirkan keluaarga
6. Gawat janin : Miringkan ibu ke sisi kiri, minta ibu tarik napas
7. Keadaan psikososial : Pasien mengatakan nyeri dan perasaan ingin meneran
8. Kebutuhan khusus : Nyeri persalinan
9. Tindakan : Perawatan persalinan
Laporan persalinan kala 2
Tanggal Jam Hasil Observasi Tindakan
18 juni 01.50 1. Ibu rasa ingin 1. Menjelaskan upaya mengejan
2021 meneran yang baik dengan mengajarkan
2. Pembukaan 10 teknik mengejan yang benar
3. DJJ : 142x/i yaitu didahului dengan menarik
4. His : 4 menit nafas kemudian mengejan
Catatan kelahiran
1. Bayi lahir jam : 02.05
2. Nilai APGAR menit I 8 menit V 8 menit X 10
3. Perineum ruptur tingkat Hec LII
4. Bonding ibu dan bayi : Rawat gabung segera setelah melahirkan
5. Tanda-tanda vital : TD 110/ 70 mmHg, Nadi 64 x / menit, Suhu 36 oC RR
21x / menit
6. Pengobatan: Vit K
Kala III
1. Lama Kala III 10 menit
2. Tanda dan gejala: Bayi sudah lahir, placenta lahir spontan, tali pusat
memanjang, peregangan tali pusat terkendali, pasien berkeringat banyak
3. Plasenta lahir jam 02.15
4. Cara lahir plasenta : Spontan
5. Karakteristik plasenta : Panjang tali pusat kurang lebih 50 cm
6. Jumlah Perdarahan 50 cc
7. Peregangan tali pusat terkendali: ya
8. Messase fundus uteri : Fundus uteri bersih sisa placenta sudah dikeluarkan
9. Keadaan psikososial : Sangat senang dengan kelahiran bayinya
10. Kebutuhan khusus : Risiko hipovolemia
11.Tindakan banyak minum
Kala IV
Mulai jam : 02.45
TTV : TD : 110/70 mmHg
N :80x/mnt
S : 36,5 oC
P :18 x/mnt
Kontraksi uterus : Baik/keras TFU 1 cm dibawah pusat
Bayi
1. Bayi lahir tanggal 18 Juni 2021 jam 02.05
2. Jenis kelamin laki-laki
3. Nilai APGAR 1 menit 8 5 menit 8 10 menit 9
4. BB : 3600 gram PB : 48 cm LK : 32 cm LD : 33 cm LL : 12 cm
5. Karakteristik khusus bayi : bayi lahir langsung menangis
6. Suhu 36,4 oC
7. Nadi 134 x/menit
8. Respiratory Rate 51 x/menit
9. Anus : berlubang
10. Perawatan tali pusat : ditutup kasa
11. Pemberian langsung ASI : belum
diri sendiri
Otot-otot Rahim
4. TTV :
menegang
TD : 110/70 mmHg
N : 80x/i
Tekanan kuat dari
S : 36,5℃
Rahim
RR : 22x/i
Nyeri persalinan
DS : Persalinan
1. Klien mengatakan cemas
DO : Ansietas b/d Ibu merasa cemas
1. Klien tampak gelisah krisis
2. Klien tampak tidak tenang situasional Kurang pengetahuan
Ansietas
Kala II
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
DS : Kala II
1. Pasien mengatakan perut
bagian bawah semakin Dorongan meneran
nyeri semakin kuat
DO : Nyeri
1. Dorongan meneran persalinan b/d Tanda-tanda
semakin kuat pengeluaran persalinan (+)
2. Tekanan pada anus janin
Tekanan pada syaraf
3. Perineum tampak
ganglion yang
menonjol
mengelilingi uterus
4. Vulva membuka
dan vagina
5. VT 10 cm
6. Kepala di HODGE 3
Nyeri persalinan
7. Ketuban sudah pecah
warna hijau
8. Porsio tidak teraba
9. Kontraksi uterus kuat
Kala III
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
Faktor risiko Persalinan
1. Pasien berkeringat banyak
2. Pasien tampak lemas Perdarahan
3. Tali pusat memanjang Risiko pervagina meningkat
Personal hygiene
kurang baik
Genitalia kotor
Risiko infeksi
Kala IV
Data Masalah Etiologi
Keperawatan
DS : Persalinan
1. Pasien mengatakan merasa
lemah dan lelah setelah Meneran
proses bayi dan plasenta Keletihan b/d
keluar kondisi Bayi lahir spontan
DO : fisiologis
1. Klien tampak lemas Lemas
2. TFU 1 cm dibawah pusat
3. Kontraksi uterus baik Keletihan
VI. INTERVENSI
Kala I
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
persalinan b/d tindakan 1. Identifikasi lokasi,
dilatasi keperawatan selama karakteristik, durasi,
serviks 1 jam diharapkan frekuensi, kualitas,
ibu mampu intensitas nyeri
mengontrol nyeri 2. Identifikasi respon non
dengan kriteria hasil verbal
: 3. Berikan teknik
1. Kemampuan nonfarmakologis untuk
menggunakan mengurangi rasa nyeri
teknik 4. kontrol lingkungan
nonfarmakologis yang memperberat
dari cukup nyeri
menurun 5. Jelaskan penyebab,
menjadi periode dan pemicu
meningkat nyeri
2. Keluhan nyeri
dari cukup
meningkat
menjadi
menurun
Kala II
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri Setelah dilakukan Manajemen nyeri
persalinan b/d tindakan 1. Identifikasi lokasi,
pengeluaran keperawatan karakteristik, durasi,
janin diharapkan ibu frekuensi, kualitas,
mampu mengontrol intensitas nyeri, dan
nyeri dengan pemantauan kontraksi
kriteria hasil : uterus
1. Kemampuan 2. Identifikasi respon
menggunakan non verbal
teknik 3. Berikan teknik
nonfarmakologis nonfarmakologis
dari cukup untuk mengurangi
menurun rasa nyeri : Massase
menjadi punggung
meningkat 4. Jelaskan penyebab,
2. Keluhan nyeri periode dan pemicu
dari cukup nyeri : Menganjurkan
meningkat pasien banyak berdoa
menjadi dan mengejan saat
menurun kontraksi
Kala III
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Risiko Setelah dilakukan Manajemen
hipovolemia tindakan Hypovolemia
keperawatan 1. Periksa tanda dan
diharapkan status gejala
cairan meningkat hypovolemia
dengan kriteria hasil : 2. Monitor intake
1. Mempertahankan dan output cairan
urine output 3. Berikan asupan
sesuai kebutuhan cairan oral
2. Tanda-tanda vital 4. Anjurkan
dalam batas memperbanyak
normal asupan oral
3. Intake cairan 5. Kolaborasi
membaik pemberian cairan
4. Perasaan lemah IV, jika perlu
menurun
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan perineum
tindakan 1. Inspeksi insisi
keperawatan atau robekan
diharapkan risiko perineum
menurun dengan 2. Fasilitasi dalam
kriteria hasil : membersihkan
1. Kemerahan perineum
menurun 3. Pertahankan
2. Nyeri menurun perineum tetap
3. Bengkak kering
menurun 4. Berikan posisi
nyaman
5. Bersihkan area
perineum secara
teratur
6. Berikan pembalut
yang menyerap
cairan
7. Ajarkan pasien
dan keluarga
mengobservasi
tanda abnormal
pada perineum
Kala IV
No Masalah Tujuan Intervensi
Keperawatan
1. Keletihan b/d Setelah dilakukan Manajemen energi
kondisi fisiologis tindakan 1. Monitor kelelahan
keperawatan fisik dan emosional
diharapkan 2. Sediakan
tingkat keletihan lingkungan nyaman
menurun dengan dan rendah stimulus
kriteria hasil : 3. Fasilitasi duduk
1. Lesu menurun disisi tempat tidur,
2. Gangguan jika tidak dapat
konsentrasi berpindah atau
menurun berjalan
3. Pola napas 4. Anjurkan tirah
menurun baring
5. Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
6. Anjurkan
menghubungi
perawat jika tanda
dan gejala kelelahan
tidak berkurang
7. Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
CATATAN PERKEMBANGAN