Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA KETOASIDOSIS DIABETIKUM

(KAD)

Disusun Oleh :
Nimas Widiya P : 2720160002
Ega Safitri : 2720160005
Riska Agustian : 2720160010
Safira Andani : 2720160016
Linda Munitasari : 2720160018
Yuli Gestina : 2720160024
Ari Wulandari : 2720160042

FAKULTAS ILMU KESEHATAN VII A TA. 2018/2019

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH

Jl. Jatiwaringin Raya No. 12, Pondok Gede, Jakarta Timur

Telp. (021)8484719
Web : www.uia.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat, hidayah serta kesempatan kepada kelompok kami, sehingga kelompok kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa pula kami menyempaikan banyak-banyak terimakasih kepada dosen


pembimbing kami yang telah membimbing serta mengajarkan kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Seperti kata pepatah ”Tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan makalah
ini, tentu masih banyak kekurangan, maka dari pada itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami sampaikan, semoga makalah ini dapat berguna dan membantu
proses pembelajaran bagi para mahasiswa, terutama bagi kami sebagai penyusun

Jakarta, 23 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi.............................................................................................................................3
2.2 Klasifikasi.........................................................................................................................3
2.3 Etiologi.............................................................................................................................3
2.4 Patofisiologi......................................................................................................................4
2.5 Tanda dan Gejala..............................................................................................................5
2.6 Komplikasi........................................................................................................................5
2.7 Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................6
2.8 Penatalaksanaan................................................................................................................6
BAB III : KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.........................................................................................................................8
3.2 Diagnose Keperawatan....................................................................................................10
3.3 Rencana Keperawatan.....................................................................................................11
BAB IV : TINJAUAN KASUS KLIEN DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM
4.1 Pengkajian.......................................................................................................................13
4.1 Analisa Data....................................................................................................................15
4.3 Diagnosa Keperawatan....................................................................................................17
4.4 Perencanaan....................................................................................................................18
4.5 Implementasi...................................................................................................................23
4.6 Evaluasi...........................................................................................................................27
BAB V : PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................29
4.2 Saran...............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut DM 1 yang di tandai oleh
Hiperglikemia, lipolisis yang tidak terkontrol (dekomposisi lemak), ketogenesis
(produksi keton), keseimbangan nitrogen negatif, deplesi volume vaskular,
hiperkalemia, dan ketidakseimbangan elektrolit yang lain, serta asidosis metabolik.
Akibat defisiensi insulin absolut atau relatif, terjadi penurunan uptake glukosa oleh
sel otot, peningkatan produksi glukosa oleh hepar, dan terjadi peningkatan
metabolisme asam lemak bebas menjadi keton. Walaupun hiperglikemia, sel tidak
mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energi sehingga memerlukan konversi
asam lemak dan protein menjadi badan keton untuk energi.(Tarwoto N. S., 2010, hal.
257)
Ketoasidosis diabetik merupakan komplikasi akut yang serius pada pasien diabetes
militus. Keadaan hiperglikemia ini merupakan keadaan emergensi yang
memputuhkan penanganan cepat dan akurat karena dapat menimbulkan kematian.
Pasien dengan ketoasidosis diabetik mempunyai karakteristik hiperglikemia, asidosis
dan ketosis. (Stillwell, 2011, hal. 243)
Ketoasidosis diabetic (KAD) atau disebut koma diabetic dan hyperosmolar
hiperglikemik state (HHS) merupakan dua komplikasi metabolic akut pada DM yang
sangat serius, dan paling sering terjadi. Setiap tahunnya di USA, KAD terjadi pada >
110,000 pasien rawat inap, dengan mortalitas antara 2-10% angka kejaidan HHS
lebih rendah dibandingkan dengan KAD, namun mortalitas nya lebih besar. KAD
paling banyak terjadi pada DM siklus 1 namun pada DM tipe 2 pun mempunyai
resiko terjadi KAD saat terjadinya stress katabolic pada penyakit akut seperti trauma,
pembedahan atau infeksi. Baik KAD maupun HHS besarnya mortalitas terkait
dengan penyakit dasar menyertainya diantaranya adalah sepsis

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan ketoasidosis diabetikum ?
2. Jelaskan tentang klasifikasi ketoasidosis diabetikum ?

1
3. bagaimana etiologi penyakit ketoasidosis diabetikum ?
4. bagaimana patofisiologi penyakit ketoasidosis diabetikum ?
5. Bagaimana tanda dan gejala penyakit ketoasidosis diabetikum ?
6. Bagaimana komplikasi penyakit ketoasidosis diabetikum ?
7. Sebutkan pemeriksaan penunjang ketoasidosis diabetikum !
8. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan ketoasidosis
diabetik?

1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit ketoasidosis diabetikum
b. Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi ketoasidosis diabetikum
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi ketoasidosis diabetikum
3. Mengetahui dan memahami etiologi ketoasidosis diabetikum
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi ketoasidosis diabetikum
5. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum
6. Mengetahui dan memahami komplikasi ketoasidosis diabetikum
7. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang ketoasidosis diabetikum
8. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan
ketoasidosis diabetikum

1.4 Manfaat Penulisan


1. Memahami tentang asuhan keperawatan kritis dengan asidosis diabetic
2. Memberi informasi tentang definisi ketoasidosis diabetikum
3. Memberi informasi tentang klasifikasi ketoasidosis diabetikum
4. Memberi informasi tentang etiologi ketoasidosis diabetikum
5. Memberi informasi tentang patofisiologi ketoasidosis diabetikum
6. Memberi informasi tentang tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum
7. Memberi informasi tentang komplikasi ketoasidosis diabetikum
8. Memberi informasi tentang pemeriksaan penunjang ketoasidosis diabetikum
9. Memberi informasi tentang penatalaksanaan ketoasidosis diabetikum
10. Sebagai referensi mengenai asuhan keperawatan kritis dengan ketoasidosis diabetic

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya defisiensi
insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar hormone yang
berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13)
Diabetik ketoasidosis adalah keadaan kegawat daruratan atau akut dari diabetes
tipe 1, yang di sebabkan oleh meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton akibat
kekurangan atau defisiensi insulin. KAD di karakteristikkan dengan hiperglikemia,
asidosis metanolik, dan keton sebagai akibat kekurangannya insulin. (Krisanty, 2009,
hal. 137)
Jadi Ketoasidosis Diabetik adalah suatu kondisi gawat di mana terjadi akibat
adanya defisiensi insulin yang bersifat absolut atau kekurangan insulin dan
menimbulkan meningkatnya keasaman tubuh benda-benda keton.

2.2 Klasifikasi
Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing masing
menunjukan tingkatan atau stadiumnya dapat dilihat pada table berikut ini :

pH Bikarbonat darah
Stadium Macam KAD
darah BIK
Ringan KAD ringan 7,30-7,35 15-20 mEq/L
Sedang Prekoma Diabetik 7,20-7,30 12-15 mEq/L
Berat Koma Diabetik 6,90-7,20 8-12 mEq/L
Sangat Berat Koma Diabetik < 6,90 < 8 mEq/L
Berat

2.3 Etiologi
Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya karena tidak adanya atau tidak cukupnya
jumlah insulin yang nyata, yang dapat disebabkan oleh :
1. Insulin tidak diberikan atau dengan diberikan dengan dosis yang dikurangi
2. Keadaan sakit atau infeksi

3
3. Manifestasi pertama pada penyakit diabetes yang tidak terdiagnosis dan tidak
terobati.(Wijaya, 2013, hal. 13)

2.4 Patofisiologi
KAD terjadi oleh karena menurunnya konsentrasi insulin efektif danmeningkatnya
hormon kontra insulin (katekolamin, kortisol, glucagon dan growth hormone)
menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan ketosis. Hiperglikemia terjadi sebagai
dampak dari 3 proses : meningkatnya proses gluconeogenesis, meningkatnya
glikogenesis, menurunnya ambilan glukosa dijaringan perifer. Keadaan ini terjadi oleh
adanya ketidakseimbangan hormone tersebut diatas yang menyebabbkan meningkatnya
resistensi insulin sementara disertai dengan meningkatnya kadar asam lemak bebas
(free fatty acid). Kombinasi defisiensi insulin dan meningkatnya hormone kontra
insulin pada KAD menyebabkan pelepasan asam lemak bebas yang tidak terkendali
dari jaringan adipose kedalam sirkulasi (lipolysis) dan terjadi oksidasi asam lemak
bebas dalam hepar menjadi benda keton (β-hydroxybutyrate dan acetoacetate),
menyebabkan ketonemia dan asidosis metabolic.
Hiperglikemi pada pasien kritis hiperglikemia dihubungkan dengan kondisi
inflamasi berat ditandai dengan meningkatnya sitokin proinflamasi (TNF-α, interlekin-
β, interlekin-6, interlekin-8), CRP, reaktif oksigen spesies (ROS), peroksidasi lipid,
factor resiko kardiovaskuler plasminogen activator inhibitor-I (PAI-I), free fatty acid
(FFA) pada keadaan tidak didapatkan infeksi yang jelas atau patologi kardiovaskuler.
Semua parameter tersebut diatas akan kembali mendekati nilai normal dengan terapi
insulin dan rehidrasi dalam waktu 24 jam. Penyebab terjadinya kondisi tersebut diatas
disebabkan oleh karena fenomena stress non spesifik.

4
2.5 Tanda dan Gejala
Kriteria diagnosis KAD adalah sebagai berikut :
1. Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan atau muntah, pernafasan kussmaul (dalam
dan frekuen) , lemah, dehidrasi, hipotensi sampai syok, kesadaran terganggu
sampai koma.
2. Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl (biasanya melebihi 500 mg/dl).
Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35), ketonemia
3. Urin : glukosuria dan ketonuria

2.6 Komplikasi
Komplikasi yang harus di perhatikan dalam kasus KAD :
1. Tidak adekuatnya rehidrasi : tidak adekuatnya rehidrasi di karenakan ginjal
kekurangan perfusi sehingga fungsinya berkurang.
2. Hiperglikemia: keadaan hipergikemia menimbulkan pengeluaran glukosa yang
berlebihan melalui urine, akibat volume plasma yang berkurang akan menyebabkan
ginjal kekurangan perfusi sehingga fungsinya berkurang.dan menyebabkan
hiperglikemia mesakin parah.
3. Hipokalemia: di akibatkan penurunan simpanan kalium dalam tubuh. Kadar kalium
yang rendah dapat terjadi akibat rehidrasi.

5
4. Asidosis metabolik : keadaan dimana produksi asam yang berkebihan, menurunnya
sekresi asam atau hilangnya alkali tubuh.

2.7 Pemeriksaan Penunjang


a. Kadar glukosa darah: > 300 mg /dl tetapi tidak > 800 mg/dl
b. Elektrolit darah (tentukan corrected Na) dan osmolalitas serum.
c. Analisis gas darah, BUN dan kreatinin.
d. Darah lengkap (pada KAD sering dijumpai gambaran lekositosis), HbA1c,
urinalisis (dan kultur urine bila ada indikasi).
e. Foto polos dada.
f. Ketosis (Ketonemia dan Ketonuria)
g. Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
h. Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l
i. Pemeriksaan Osmolalitas = 2[Na+K] + [GDR/18] + [UREUM/6]
j. Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir
k. Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH < 7,3 dan penurunan pada HCO3 250
mg/dl

2.8 Penatalaksanaan
Perbedaan derajat terapi KAD tergantung pada stadiumnya. Protocol terapi KAD
terdiri atas dua fase yaitu : Fase I (Fase gawat) dan fase II (fase rehabilitasi) dengan
batas kadar glukosa darah antara kedua fase tersebut sekitar 250 mg/dl.

6
Keterangan
1. IDRIV= Insulin Dosis Rendah Intervena
2. BIK=bikarbonat
3. Jumlah cairan yang diberikan per24 jam disesuaikan dengan klasifikasi KAD
(stadium I sampai IV). Satu botol Kcl 25 cc berisi 25 mEq infus dapat
dimasukkan dalam cairan. NaCl 0,9% atau aseing asetat
4. Infus Bikarbonat (jangan intervena bolus) dosis 100 mEq/100 ml dalam 2jam
atau ± 20 tts/menit. Tetapi apabila pH ≤ 7,0, maka bikarbonat diberikan
diberikan 25 mEq/25 ml dalam bolus-pelan sisanya 75 mEq/75 ml dalam
bentuk drip 9 20 tts/mnt, dosis bikarbonat dapat diulang tergantung pada
keadaan sewaktu follow up
5. Antibotik secara emperik selanjutnya disesuaikan dengan hasil kultur.
6. Penjelasan rumus :2,4,18,24
2,80,30,20
a. 2 liter (atas), dalam 2 jam (bawah)
b. 80 tts/mnt (atas), dalam 4 jam berikutnya (bawahnya)
c. 30 tts/mnt (atas), dalam 18 jam berikutnya (bawah)
d. 20 tts/mnt (atas), dalam 24 jam berikutnya (bawah

7
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
A. Anamnesis :
1. Riwayat DM
2. Poliuria, Polidipsi
3. Berhenti menyuntik insulin
4. Demam dan infeksi
5. Nyeri perut, mual, mutah
6. Penglihatan kabur
7. Lemah dan sakit kepala
B. Pemeriksaan Fisik
1. Ortostatik hipotensi (sistole turun 20 mmHg atau lebih saat berdiri)
2. Hipotensi, Syok
3. Nafas bau aseton (bau manis seperti buah)
4. Hiperventilasi : Kusmual (RR cepat, dalam)
5. Kesadaran bisa CM, letargi atau koma
6. Dehidrasi
C. Pengkajian Gawat Darurat
1. Airways : kaji kepatenan jalan nafas pasien, ada tidaknya sputum atau benda
asing yang menghalangi jalan nafas
2. Breathing : kaji frekuensi nafas, bunyi nafas, ada tidaknya penggunaan otot
bantu pernafasan
3. Circulation : kaji nadi, capillary refill
D. Pengkajian Head To Toe
1. Data Subyektif
a. Riwayat penyakit dahulu
b. Riwayat penyakit sekarang
c. Status metabolic
Intake makanan yang melebihi kebutuhan kalori, infeksi atau penyakit-
penyakit akut lain, stress yang berhubungan dengan faktor-faktor psikologis
dan social, obat-obatan atau terapi lain yang mempengaruhi glukosa darah,
penghentian insulin atau obat anti hiperglikemik oral.
8
2. Data Obyektif
a. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram otot, tonus otot
menurun, gangguan istrahat/tidur
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istrahat atau aktifitas,
letargi /disorientasi, koma
b. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut, klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas, ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama,
takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, nadi yang
menurun/tidak ada, disritmia, krekels, distensi vena jugularis, kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung.
c. Integritas/ Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, rasa nyeri/terbakar,
kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, nyeri tekan abdomen,
diare.
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi
oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat), urin berkabut, bau busuk
(infeksi), abdomen keras, adanya asites, bising usus lemah dan menurun,
hiperaktif (diare)
e. Nutrisi/Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual/muntah, tidak mematuhi diet,
peningkatan masukan glukosa/karbohidrat, penurunan berat badan lebih
dari beberapa hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen,
muntah, pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkatan gula darah), bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton)
f. Neurosensori

9
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesi, gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut),
gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental, refleks tendon dalam
menurun (koma), aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
h. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen, frekuensi
pernapasan meningkat
i. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis, kulit rusak, lesi/ulserasi, menurunnya
kekuatan umum/rentang gerak, parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam).
j. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat sepertii steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
Rencana pemulangan : Mungkin memerlukan bantuan dalam pengaturan
diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

3.2 Diagnose Keperawatan


1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia

10
3. Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran gas b/d peningkatan keasaman ( pH
menurun) akibat hiperglikemia, glukoneogenesis, lipolysis

3.3 Rencana Keperawatan


A. Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan penurunan kemampuan bernapas
Kriteria hasil :
 Pola nafas pasien kembali teratur.
 Respirasi rate pasien kembali normal
 Pasien mudah untuk bernafas.

Intervensi :
1. Kaji status pernafasan dengan mendeteksi pulmonal.
2. Berikan fisioterapi dada termasuk drainase postural.
3. Penghisapan untuk pembuangan lendir.
4. Identifikasi kemampuan dan berikan keyakinan dalam bernafas.
5. Kolaborasi dalam pemberian therapi medis
B. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan berlebihan (diuresis
osmotic) akibat hiperglikemia
Kriteria hasil :
 TTV dalam batas normal
 Pulse perifer dapat teraba
 Turgor kulit dan capillary refill baik
 Keseimbangan urin output
 Kadar elektrolit normal ü GDS normal
Intervensi :
1. Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan setiap jam
2. Observasi kepatenan atau kelancaran infus
3. Monitor TTV dan tingkat kesadaran tiap 15 menit, bila stabil lanjutkan untuk
setiap jam
4. Observasi turgor kulit, selaput mukosa, akral, pengisian kapiler
5. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium :
 Hematokrit
 BUN/Kreatinin
 Osmolaritas darah
 Natrium
11
 Kalium
6. Monitor pemeriksaan EKG
7. Monitor CVP (bila digunakan)
8. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam :
 Pemberian cairan parenteral
 Pemberian therapi insulin
 Pemasangan kateter urine
 Pemasangan CVP jika memungkinkan
C. Risiko tinggi terjadinya ganguan pertukaran gas b/d peningkatan keasaman ( pH
menurun) akibat hiperglikemia, glukoneogenesis, lipolysis
Kriteria hasil :
 RR dalam rentang normal
 AGD dalam batas normal :
- pH : 7,35 – 7,45
- HCO3 : 22 – 26
- PO2 : 80 – 100 mmHg
- BE : -2 sampai +2
- PCO2 : 30 – 40 mmHg
Intervensi :
1. Berikan posisi fowler atau semifowler ( sesuai dengan keadaan klien)
2. Observasi irama, frekuensi serta kedalaman pernafasan
3. Auskultasi bunyi paru
4. Monitor hasil pemeriksaan AGD
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam :
 Pemeriksaan AGD
 Pemberian oksigen
 Pemberian koreksi biknat ( jika terjadi asidosis metabolik)

12
BAB IV

TINJAUAN KASUS KLIEN DENGAN KETOASIDOSIS DIABETIKUM

4.1 Pengkajian
Pengumpulan Data
A. Pengkajian primer
1. Airway
Takikardia dan takipnea pada prosedur pembayaran atau kegiatan Letargi /
disorientasi, antar-muka, syok hipovolemik, sianosis
2. Breathing
Frekuensi pernapasan meningkat, merasa kekurangan oksigen, sakit kepala,
penglihatan kabur
3. Circulation
Gejala : Mungkin adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas dan
kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, pemulihan yang lama Takikardia.
Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi, sesak ,Nadi yang
menurun / tidak ada, Disritmia Krekels, Distensi vena jugularis, Kulit panas,
kering, dan kemerahan, bola mata cekung
4. Distability
Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan
istirahat/tidur, takipnea, Wajah meringis dengan palpitasi, Frekuensi
pemapasan meningkat.
B. Pengkajian sekuder
(Menurut pengumpulan data base oleh Doengoes)
1. Aktivitas / Istirahat
a. Look : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan, Kram otot, tonus otot
meningkat, cedera istirahat / tidur
b. Listen : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas
Letargi / disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
c. Sirkulasi
d. Look : kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang
lama, kemerahan, bola mata cekung.
e. Listen : Takikardia, Nadi yang menurun / tidak ada, Disritmia, Krekels,
Distensi vena jugularis
f. Feel: Kulit panas, kering.
2. Integritas / Ego
a. Look : Stres, tergantung pada orang lain, Masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi, Ansietas.

13
b. Feel: peka rangsang
3. Eliminasi
a. Look : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia, kesulitan berkemih
(infeksi), ISSK baru / berulang. Urine encer
b. Listen : Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Bising usus
lemah dan menurun, hiperaktif (diare), Abdomen keras, adanya asites.
c. Feel: Rasa sakit / terbakar, Nyeri tekan abdomen.
4. Nutrisi / Cairan
a. Look : Hilang nafsu makan, Mual / muntah, peningkatan masukan
glukosa/karbohirdrat, penurunan berat badan lebih dari beberapa hari /
minggu, penggunaan diuretik (Thiazid). Kulit kering / bersisik, turgor
jelek, muntah, Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan
peningkatan gula darah).
b. Listen : Kekakuan / distensi perut
c. Feel : Haus, bau halisitosis / manis, bau buah (napas aseton).
5. Neurosensori
a. Look : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor / koma (tahap lanjut)
b. Listen : Refleks tendon dalam menurun (koma)
c. Feel : Pusing / pening, sakit kepala, Kesemutan, kebas, kelemahan pada
otot, parestesia, Gangguan penglihatan
6. Nyeri kenyamanan
a. Look : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
b. Listen : Abdomen yang tegang /nyeri (sedang/berat)
7. Pernapasan
a. Look : batuk dengan / tanpa sputum purulen, Frekuensi pernapasan
meningkat
b. Listen : Frekuensi pernapasan meningkat
c. Feel : Merasa kekurangan oksigen
8. Keamanan
a. Look : Kulit kering, gatal, ulkus kulit, Kulit rusak, lesi / ulserasi
b. Listen : diaforesis
c. Feel : Demam, Menurunnya kekuatan, umum / rentang, Parestesia /
paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun
dengan cukup tajam).
9. Penyuluhan/pembelajara
a. Look : Faktor resiko keluarga DM, jantung, stroke, hipertensi.
Penyembuhan yang, Lambat, penggunaan obat seperti steroid, diuretik
(thiazid), dilantin dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa
darah). Mungkin atau tidak memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.
10. Rencana pemulangan
a. Look : Mungkin memerlukan bantuan dalam pemantauan diet,
pengobatan, perawatan diri, pemantauan terhadap glukosa darah.

Klasifikasi Data
Ds:
14
Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengeluh mual muntah
Klien mengeluh nyeri abdomen
Klien mengeluh penglihatan kabur
Klien mengeluh cemas, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Do:
Kelemahan
Takirkardia
Penurunan kekuatan otot
Kulit kering, dan kemerahan, bola cekung
Turgor kulit buruk
Sesak
Nyeri tekan abdomen
Penurunan berat badan
Wajah meringis dengan palpitasi
Frekuensi pernapasan meningkat
Ansietas

4.1 Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 
sakit kepala Pemecahan lemak meningkat

- Klien mengeluh
penglihatan kabur
Pemecahan lemak (lipolysis) menjadi
Do:
asam-asam lemak bebas dan gliserol Pola napas
- Kelemahan 
- Takikardia Asam lemak bebas akan diubah menjadi tidak efektif
- Frekuensi badan keton oleh hati
pernapasan 
meningkat Asidosis
- Sesak 
Respirasi meningkat

Pola napas tidak efektif
2. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 
mengalami Dipakainya jaringan lemak untuk
15
peningkatan rasa memenuhi kebutuhan energi
haus (poliuri dan 
polidipsi) Maka akan terbentuk keton,glikosuria Deficit
 volume
- Klien mengeluh
Glikosuria akan menyebabkan diuresis cairan
sakit kepala
osmotic, yang menimbulkan kehilangan
- Klien mengeluh
air dan elektrolit seperti sodium,
mual muntah
potassium,kalsium,magnesium,fosfat
Do:
dan klorida
- Kelemahan 
- Kulit kering, dan Deficit volume cairan
kemerahan, bola
mata cekung
- Tugor kulit buruk
3. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 
mengalami Dipakainya jaringan lemak untuk
peningkatan rasa memenuhi kebutuhan energy

haus (poliuri dan
Menurunnya transport glukosa kedalam
polidipsi)
jaringan tubuh
- Klien mengeluh 
mual muntal Menimbulkan hiperglikemia yang
- Klien mengeluh meningkatkan glukosuria Perubahan
nyeri abdomen  nutrisi
Do: Menimbulkan kehilangan air dan kurang dari
- Kulit kering,dan elektrolit kebutuhan
kemerahan,bola  tubuh
mata cekung Ketidakcukupan insulin, penurunan
- Tugor kulit buruk masukan oral,status hipermetabolisme

- Penurunan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
kekuatan otot tubuh
- Penurunan berat
badan
4. Ds: Kekurangan insulin
- Klien mengeluh 
nyeri abdomen Menurunnya transport glukosa kedalam
- Klien mengeluh jaringan tubuh

sakit kepala
Menimbulkan hiperglikemia yang
- Klien mengeluh meningkatkan glukosuria
mual muntah 
Do: Glikosuria akan menyebabkan diuresis
- Nyeri tekan osmotic
abdomen 
- Wajah meringis Menimbulkan kehilangan air dan Nyeri
dengan palpitasi elektrolit

Menimbulkan syok hipovolemik

Reflex mual dan muntah

16
Nyeri pada abdomen

Nyeri
5. Ds: Adanya penyakit
- Klien mengeluh 
cemas,tergantunga Ketergantungan pada orang lain dan
n pada orang pengobatan yang diberikan
 Ansietas
lain,masalah
Stressor bagi klien
finansial yang 
berhubungan Ansietas
dengan kondisi
Do:
- Ansietas
- Kelemahan

4.3 Diagnosa Keperawatan


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan asidosis dan respirasi yang
meningkat, ditandai dengan

Ds:
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh penglihatan kabur
Do:
- Kelemahan
- Takikardia
- Frekuensi pernapasan meningkat
- Sesak
2. Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat
hiperglikemia, pengehluaran cairan berlebihan: muntah; pembatasan intake
akibat mual, ditandai dengan:

Ds:
- Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh mual muntah
Do:
- Kelemahan
- Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung
- Turgor kulit buruk
3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme, di
tandai dengan

Ds:
- Klien mengeluh mengalami peningkatan rasa haus (poliuri dan polidipsi)
17
- Klien mengeluh mual muntah
- Klien mengeluh nyer abdomen
Do:
- Kulit kering, dan kemerahan, bola mata cekung
- Turgor kulit buruk
- Penurunan kekuatan otot
- Penurunan berat badan
4. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan reflex mual dan muntah,
nyeri abdomen, ditandai dengan:

Ds:
- Klien mengeluh nyeri abdomen
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh mual muntah
Do:
- Nyeri tekan abdomen
- Wajah meringis dengan palpitasi
5. Ansietas berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain, pengobatan
yang di berikan, masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi, di tandai
dengan:

Ds:
- Klien mengeluh cemas , tergantung pada orang lain, masalah finansial yang
berhubungan dengan kondisi
Do:
- Ansietas
- Kelemahan

4.4 Perencanaan
No Tujuan Intervensi Rasional
.
1. Tupan: 1. Kaji kebutuhan 1. Menilai dan
Setelah diberikan optimal oksigen mengobservasi
tindakan klien sejauh mana tingkat
keperawatan kebutuhan okigen
selama 5 hari 2. Berkan posisi klien
Gangguan pola yang nyaman bagi
napas tidak efektif klien 2. Membantu klien
dapat teratasi agar dapat
3. Berikan oksigen mengoptimalkan
Tupen: sesuai indikasi pola napas dan
Setelah diberikan retraksi dada yang
tindakan 4. Evaluasi irama optimal
keperawatan kedalaman, dan 3. Membantu dalam
18
selama 3 hari frekuensi penyelasaian pola
gangguan pola pernapasan napas klien yang
napas tidak efektif tidak efektif agar
berangsur-angsur dapat bernapas
membaik Kriteria dengan optimal
Hasil : 4. Mengobservasi
sejauh mana tingkat
- kebutuhan
permasalahan dan
oksigen menurun
perkembangan pola
- napas spontan napas klien
adekuat
- tidak sesak
-tidak ada retraksi
2. Tupan: 1. Kaji riwayat 1. Membantu
durasi/intensitas memperkirakan
Setelah diberikan
mual, muntah dan pengurangan
tindakan
keperawatan berkemih volume total.
selama 5 hari berlebihan Proses infeksi yang
deficit volume menyebabkan
2. Monitor vital sign demam dan status
cairan dapat dan perubahan
teratasi tekanan darah hipermetabolik
orthostatic meningkatkan
Tupen:
3. Monitor pengeluaran cairan
Setelah diberikan perubahan insensibel.
tindakan respirasi:
keperawatan kussmaul, bau 2. Hypovolemia dapat
selama 3 hari aceton dimanifestasikan
deficit volume 4. Observasi kualitas oleh hipotensi dan
nafas, penggunaan takikardia
cairan berangsur-
otot asesori dan 3. Hipovolemia
angsur membaik berlebihan dapat
cyanosis
Kriteria Hasil: 5. Observasi ouput ditunjukkan dengan
dan kualitas urin penurunan TD lebih
- TTV dalam 6. Petahankan cairan dari 10 mmHg dari
batas normal 2500 ml/hari jika posisi berbaring ke
diindikasikan duduk atau berdiri.
- Pulse perifer 7. Ciptakan 4. Pelepasan asam
dapat teraba lingkungan yang karbornat lewat
nyaman, respirasi
- Turgor kulit perhatikan menghasilkan
dan capillary perubahan alkalosis
refill baik emosional respiratorik
8. Catat hal yang terkompensasi pada
- Keseimbangan diaporkan seperti ketoasidosis.
mual, nyeri 5. Napas bau aceton
urin output
abdomen, muntah disebabkan
- Kadar elektrolit dan distensi pemecahan asam
lambung keton dan akan
19
normal 9. Obsevasi adanya hilang bila sudah
perasaan kelelahan terkoreksi
yang meningkat, 6. Peningkatan beban
edema, nadi tidak nafas menunjukan
teratur dan adanya ketidakmampuan
distensi pada untuk
vaskuler berkompensasi
10. Kolaborasi : terhadap asidosis
 adanya pemberian 7. Menggambarkan
NS dengan atau kemampuan kerja
tanpa dextrosa ginjal dan
 Albumin, plasma, keefektifan terapi
dextran 8. Kekurangan cairan
 Pertahankan dan elektrolit
kateter terpasang mengubah motilitas
 Pantau lambung,sering
pemeriksaan lab : menimbulkan
-hematokrit muntah dan
-BUN/Kreatinin potensial
-Osmolalitas darah menimbulkan
-Natrium kekurangan cairan
-Kalium dan elektrolit
 Berikan kalium 9. Pemberian cairan
sesuai indikasi untuk perbaikan
 Berikan yang cepat
bikarbonat jika pH mungkin sangat
<7,0 berpotensi
menimbulkan
 Pasang NGT dan
beban cairan
lakukan
10. Pemberian
penghisapan
tergantung derajat
sesuai dengan
kekurangan cairan
indikasi
dan respons pasien
secara individual

3. Tupan : 1. Pantau berat badan 1. Mengkaji


setiap hari atau pemasukan
Setelah diberikan
sesuai indikasi makanan yang
tindakan
keperawatan adekuat termasuk
2. Tentukan program absopsi dan
selama 5 hari diet dan pola
nutrisi kurang dari makan pasien dan utilitasnya
kebutuhan tubuh bandingkan
2. Mengidentifikasika
dapat teratasi dengan makanan
n kekurangan dan
yang dihabiskan
Tupen : penyimpangan dari
3. Auskultasi bising
kebutuhan
usus, catat adanya
Setelah diberikan terapeutik
nyeri
tindakan 3. Hiperglikemia dan
abdomen/perut
keperawatan gangguan
kembung,mual,mu
20
selama 3 hari ntahan makanan keseimbangan
nutrisi kurang dari yang belum cairan dan elektrolit
kebutuhan tubuh dicerna, dapat menurunkan
berangsur-angsur pertahankan puasa motilitas/fungsi
membaik optimal sesuai indikasi lambung (distensi
4. Berikan makanan atau ileus paralitik)
Kriteria Hasil : yang mengandung yang akan
- BB yang nutrient kemudian mempengaruhi
upayakan pilihan intervensi
pemberian yang 4. Pemberian
lebih padat yang makanan melalui
dapat ditoleransi oral lebih baik jika
5. Libatkan keluarga pasien sadar dan
pasien pada fungsi
perencanaan gastrointestinal baik
sesuai indikasi 5. Memberikan
6. Observasi tanda informasi pada
hipoglikemia keluarga untuk
7. Kolaborasi : memahami
- Pemeriksaan GDA kebutuhan nutrisi
dengan figer stick pasien
- Pantau 6. Hipoglikemia dapat
pemeriksaan terjadi karena
aseton, pH dan terjadinya
HCO3 metabolism
- Berikan karbohidrat yang
pengobatan insulin berkurang
secara teratur sementara tetap
sesuai indikasi diberikan insulin ,
- Berikan larutan hal ini secara
dekstrosa dan potensial dapat
setengah salin mengancam
normal kehidupan sehingga
harus dikenali
7. Fungsi kolaborasi :
- Memantau gula
darah lebh akurat
daripada akurat
daripada reduksi
urine untuk
mendeteksi
fluktuasi
- Memantau
efektifitas kerja
insulin agar tetap
terkontol
- Mempermudah
transisi pada
metabolism
karbohidrat dan
21
menurunkan
insiden
hipoglikemia
- Larutan glukosa
setelah insulin dan
cairan membawa
gula darah kira-kira
250 mg/dl. Dengan
metabolisme
karbohidrat
mendekati normal
perawatan harus
diberikan untuk
menghindari
hipoglikemia
4. Tupan : setelah 1. Tanyakan pada 1. Mengkonfirmasi
diberikan tindakan pasien tentang tentang keluhan
keperawatan nyeri nyeri klien
selama5 hari nyeri
dapat teratasi 2. Observasi dan 2. Mengetahui level
catata lokasi keluhan nyeri klien
Tupen : beratnya (skala 0- 3. Analisa penyebab
Setelah diberikan 5) dan karakter dari nyeri klien
tindakan nyeri (menetap, 4. Mengatasi keluhan
keperawatan hilang , timbul, nyeri klien
selama 3 hari nyeri kolik) 5. Meningkatkan
berangsur-angsur 3. Catat istirahat,
membaik kemungkinan memusatkan
penyebab nyeri kembali perhatian
Kriteria Hasil : 4. Anjurkan klien
- Ekspresi pemakaian obat
wajah dengan benar
pasien untuk mengontrol
relaks nyeri
5. Ajarkan teknik
relaksasi
5. Tupan : 1. Ajarkan untuk 1. Membantu untuk
setelah diberikan mengekspresikan mengetahui tingkat
tindakan perasaan kecemasan
keperawatan 3 hari
ansietas dapat 2. Berikan informasi 2. Mengurangi
teratasi tentang kondisi kecemasan keluarga
penyakit, 3. Agar keluarga
Tipen : pengobatan dan dapat
Setela diberikan perawatan mengobservasi
tindakan dirumah keadaan klien dan
keperawatan 3. Ajarkan keluarga mengantisipasi
selama 1 hari untuk kecemasan
ansietas berangsur- berpartisipasi 4. Memberikan

22
angsur membaik dalam perawatan motivasi dan
pasien kebangaan keluarga
Kriteria Hasil : 4. Berikan pujian untuk perawatan
- Keluarga pada keluarga saat berarti
dank lien memberikan 5. Mengurangi tinkat
mengekspr perawatan pada kecemasan dan
esikan pasien meningkatkan
perasaan 5. Jelaskan antisipasi klien dan
dan kebutuhan terapi keluarga
pemahama IV, NGT,
n terhadap pengukuran TTV
kebutuhan dan pengkajian
intevensi
perawatan
dan
pengobatan

4.5 Implementasi
No. Hari/Tanggal No. Waktu/Jam Implementasi Paraf
Dx
1. Jumat 1 1 10.30 1. mengkaji kebutuhan optimal
November oksigen klien
2019 Hasil :
Klien masih membtuhkan
bantuan berupa oksigenasi
2. Memberikan posisi yang
nyaman bagi klien
3. memberikan oksigen sesuai
indikasi
Hasil :
Klien diberikan bantuan
oksigenasi maksimal 51/m
4. mengevaluasi
irama,kedalaman, dan
frekuensi pernapasan
Hasil :
Frekuensi napas cepat,
takipnes
2. Jumat 1 II 11.30 1. Mengkaji riwayat
November durasi/intensitas mual, muntah
2019 dan berkemih berlebihan
Hasil :
Klien masih mual muntah,poliuri
dan polidipsi
2. memonitor vital sign dan
perubahan tekanan darah
orthostatic
Hasil :
Tekanan darah sebelum optimal
23
3. memonitor perubahan
respirasi : kussmaul, bau aceton
4. mengobservasi kualitas
nafas, pengunaan otot asesori
dan cyanosis
Hasil :
Pengunaan otot bantu
pernapasan , sianosis
5. mengobservasi output dan
kualitas urin
Hasil :
Haluaran output dan input urine
belum optimal
6. mempertahankan cairan 2500
mk/hari jika diindikasikan
Hasil :
Menngoptimalkan kondisi klien
7. menciptakan lingkungan yang
nyaman, perhatikan perubahan
emosional
Hasil :
Klien nyaman dan dapat
beristirahat dengan optimal
8. mencatat hal yang dilaporkan
seperti mual, nyeri abdomen,
muntah dan distensi lambung
Hasil :
Terjadi mual muntah dan distensi
abdomen
9. mengobservasi adanya
perasaan kelelahan yang
meningkat, edema, nadi tidak
teratur dan adanya distensi
pada vasikuler
Hasil :
Takikardia, lemah, lelah
10. Berkolaborasi :
- Pemberian NS dengan
atau tanpa dextrose
- Albumin, plasma, dextran
- Pertahankan kateter
terpasang
- Pantau pemeriksaan lab :
 Hematocrit
 BUN/Kreatinin
 Osmolitas darah
 Natrium
 Kalium
- Berikan kalium sesuai
24
indikasi
- Berikan bikarbonat jika
pH <7,0
- Pasang NGT dan lakukan
penghisapan sesuai
dengan indikasi
3. Jumat 1 III 13.00 1. Memantau berat badan setiap
November hari atau sesuai indikasi
2019 Hasil :
BB belum optimal
2. menentukan program diet dan
pola makan pasien dan
bandingkan dengan makanan
yang dihabiskan
Hasil :
Klien disarankan glukosa, asam,
garam
3. Mengauskultasi bising usus,
catat adanya nyeri
abdomen/perut kembung,
mual, muntahan makanan
yang belum dicerna,
pertahankan puasa sesuai
indikasi
Hasil :
Bising usus tidak optimal
4. Memberikan makanan yang
mengandung nutrient
kemudian upayakan
pemberian yang lebih padat
yang dapat ditolerensi
Hasil :
Dapat mengoptimalkan kondisi
klien
5. Melibatkan keluarga pasien
pada perencanaan sesuai
indikasi
Hasil :
Keluarga dapat berkolaborasi
dengan baik
6. Mengobservasi tanda
hipoglikemia
Hasil :
Terdapat tanda hipoglikemia
7. Berkolaborasi :
- Pemeriksaan GDA dengan
finger stick
- Pantau pemeriksaan
aseton , pH dan HC03

25
- Berikan pengobatan
insulin secara teratur
sesuai indikasi
- Berikan larutan desktrosa
dan setengah salin normal
4. Jumat 1 IV 14.00 1. menanyakan pada pasien
November tentenag nyeri
2019 Hasil :
Nyeri yang dirasakan terasa
sekitar area abdomen dan
dada/thorax
2. megobservasi dan catat lokasi
beratnya (skala 0-5) dan karakter
nyeri (menetap, hilang, timbul,
kolik)
Nyeri skala 3, hilang timbul
3. Mencatat kemungkinan
penyebab nyeri ,
Hasil :
Karena mual dan muntah dan
sesak yang dialami
4. Menganjurkan pemakaian
obat dengan benar untuk
mengontrol nyeri
Hasil :
Pemakaian obat analgesic
5. Jumat 1 V 14.30 1. Menganjurkan untuk
November mengekpresikan perasaan
2019 Hasil :
Klien dapat mengekspresikan
perasaan tentang rasa cemasnya
2. memberikan informasi tentang
kondisi penyakit, pengobatan dan
perawatan di rumah
Hasil :
Klien dan keluarga dapat
mengerti dan berkolaborasi dalam
pengobatan dan perawatan
3. Mengajarkan keluarga
untuk berpartisipasi dalam
perawatan pasien
Hasil :
Keluarga dapat berpartisipasi
dengan baik
4. Memberikan pujian pada
keluarga saat memberikan
perawatan pada pasien
Hasil :
Memotivasi klien dan keluarga
berkolaborasi dalam pengobatan
26
dan perawatan

4.6 Evaluasi
No. Hari/Tanggal No. Dx Waktu/Jam Evaluasi Paraf
1. Jumat 1 I 10.30 S = Klien
november mengatakan
2019 masih sesak
O=
Takipnue,
peningkatan
frekuensi
bernapas
A = Tujuan
belum
tercapai
P = Intervensi
dilanjutkan 1-
4
2. Jumat 1 II 11.30 S = Klien
november masih
2019 mengeluh
Rasa haus
O = Polidipsi
dan Poliuri
A = Tujuan
belum
tercapai
P = Intervensi
dilanjutkan 1-
10
3. Jumat 1 III 13.00 S = Klien
november mengeluh
2019 mual dan
muntah
O = Tugor
kulit brk
Buruk
A = tujuan
belum
tercapai
P = Intervensi
dilanjutkan 1-
7
4. Jumat 1 IV 14.00 S = Nyeri
november yang
2019 dirasakan
klien mulai
berkurang
O = skala 2,
27
hilang timbul
A = Tujuan
belum
tercapai
P = Intervensi
dilanjutkan 1-
4
5. Jumat 1 V 14.30 S = klien
november mengatakan
2019 cemas mulai
berkurang
O = wajah
rileks
A = tujuan
tercapai
P=
pertahankan
intervensi 1-4

28
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Diabetes ketoasidosis adalah suatu kondisi dimana terjadi akibat adanya defisiensi
insulin yang bersifat absolute dan terjadinya peningkatan kadar hormone yang
berlawanan dengan isulin. (Wijaya, 2013, hal. 13)

Keto Asidosis Diabetik (KAD) diklasifikasikan menjadi 4 yang masing masing


menunjukan tingkatan atau stadiumnya. Pada pasien ketoasidosis diabetik biasanya
karena tidak adanya atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata, KAD terjadi oleh
karena menurunnya konsentrasi insulin efektif danmeningkatnya hormon kontra
insulin (katekolamin, kortisol, glucagon dan growth hormone) menyebabkan terjadinya
hiperglikemia dan ketosis.

Tanda dan gejala KAD diantaranya Klinis : polyuria, polydipsia, mual dan atau
muntah, pernafasan kussmaul (dalam dan frekuen) , lemah, dehidrasi, hipotensi sampai
syok, kesadaran terganggu sampai koma, Darah : hiperglikemi lebih dari 300 mg/dl
(biasanya melebihi 500 mg/dl). Bikarbonat kurang dari 20 mEq/l (dan pH <7,35),
ketonemia, Urin : glukosuria dan ketonuria. Komplikasi yang harus di perhatikan
dalam kasus KAD Tidak adekuatnya rehidrasi, Hiperglikemia, Hipokalemia., Asidosis
metabolik

4.2 Saran
Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan keperawatan kritis ketoasidosis diabetic diharapkan mampu memahami konsep
dasar kekritisan serta konsep asuhan keperawatan
Institusi pendidikan hendaknya lebih melengkapi literature yang berkaitan dengan
keperawatan kritis
Diaharapkan seorang perawat agar dapat lebih professional dengan pengetahuan
dan keterampilan yang dimiliki sehingga dapat melakukan penanganan kekritisan
dengan cepa dan tepat

29
DAFTAR PUSTAKA

Septianraha. 2011. Gawat Darurat Ketoasidosis Diabetik.


https://www.slideshare.net/mobile/sepianraha/gadar-ketoasidosis-diabetik (24
November 2019)

Wijaya, A S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

iii

Anda mungkin juga menyukai