Oleh:
MUHAMMAD FARID ABIDIN, S.Kep
NIM: 70900120034
(...........................................) (...........................................)
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Tujuan 2
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya (Logan’s, 2004).
Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang komplek dengan
atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-
masing mempunyai sebagaimana individu ( Illis, 2004 ). Keluarga adalah
sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik,
kakak, dan nenek. (Raisner, 2009). Duvall (1986, dalam Ali, 2009 ),
menguraikan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak
dari perkawinan sebelumnya.
k. Keluarga usila
Keluarga terdiri dari suami dan istri yang ssudah usia lanjut,
sedangkan anak sudah memisahkan diri.
2. Tipe keluarga non tradisional
a. Keluarga Orang Tua Tunggal Tanpa Menikah (The unmerrid teenage
mother).
Keluarga yang terdiri dari 1 orang dewasa terutama ibu dan anak dari
hubungan tanpa nikah.
b. The step parents family
Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family
Keluarga yang terdiri dari lebih dari satu paangan monogami yang
menggunakan fasilitas secara bersama.
d. The nonmarrital hetero seksual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa nikah.
e. Keluarga Homoseksual (Gay and lesbian family)
Seseorang yang mempunyai persamaan seks tinggal dalam 1 rumah
sebagaimana pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
alasan tertentu.
g. Groupmarriage family
Beberapa orang dewasa yang telah merasa saling menikah berbagi
sesuatu termasuk seks dan membesarkan anak.
h. Group nertwork family
Beberapa keluarga inti yang dibatasi oleh norma dan aturan, hidup
berdekatan dan saling menggunakan barang yang sama dan
bertanggung jawab membesarkan anak.
i. Foster family
Keluaraga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
j. Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
k. Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga
yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kabahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah kelurga timbul karena fungsi afektif
keluarga tidak terpenuhi. Komponen yang perlu dipenuhi oleh
keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan
maningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat
dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain
diliat keluarga atau masyarakat.
2) Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
3. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang
teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang
kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,
kemampuan perawat dalam menyampaikan informasi yang
disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
6. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga
yang optimal.
7. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
8. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di
masyrakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
9. Modifikasi lingkunga
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
6. Tingkat Pencegahan
Mengembangkan sebuah kerangka kerja, yang disebut sebagai tingkat
pencegahan, yang digunakan untuk menjelaskan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tingkat pencegahan tersebut mencakup seluruh spektrum kesehatan
dan penyakit, juga tujuan-tujuan yang sesuai untuk masing-masing tingkat.
Leavell dkk. (1965, dalam Friedman, 1998). Ketiga tingkatan tersebut
adalah adalah :
a. Pencegahan primer yang meliputi peningkatan kesehatan ddan tindakan
preventif khusus yang dirancang untuk menjaga orang bebas dari
penyakit dan cedera.
b. Pencegahan sekunder yang terdiri dari atas deteksi dini, diagnosa, dan
pengobatan.
c. Pencegahan tersier, yang mencakup tahap penyembuhan dan rehabilitasi,
dirancang untuk meminimalkan ketidakmampuan klien dan
memaksimalkan tingkat fungsinya.
Ketiga tingkat pencegahan itu, merupakan tujuan dari keperawatan
keluarga. Tujuan -tujuan tersebut terdiri atas peningkatan, pemeliharaan,
pemulihan terhadap kesehatan (Hanson, 1987 dalam Friedman, 1998).
Peningkatan kesehatan merupakan pokok terpenting dari keperawatan
keluarga. Akan tetapi, sudah tentu, pendeteksian secara dini, diagnosa
dan pengobatan merupakan tujuan penting pula. Pencegahan tertier atau
rehabilitasi dan pemulihan kesehatan secara khusus menjadi tujuan yang
penting bagi keperawatan keluarga saat ini, mengingat perkembangan
keperawatan kesehatan dirumah dan pravelensi penyakit – penyakit
kronis, serta ketidakberdayaan dikalangan lanjut usia yang populasinya
semakin meningkat dan cepat (Friedman, 1998)
B. KONSEP DEWASA
1. Karakterisik Keluarga Dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase
usia dewasa awal sebagai berikut:
a. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang
mulai menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa
b. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling
produktif untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka
akan memiliki peran baru sebagai orang tua
c. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-
masalah baru yang berbeda dengan masalah sebelumnya,
diantaranya masalah pernikahan
d. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa
yang memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena
pada masa itu seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-
harapan baru, dan kondisi lingkungan serta permasalahan baru
e. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu,
hubungan dengan kelompok teman sebaya semakin renggang
f. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan
pola hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat
komitmen-komitmen baru dalam kehidupan
g. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang
tergantung pada pihak lain
h. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh
anggota kelompok orang dewasa
i. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru
j. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
2. Tugas Perkembangan
Perkembangan dalam arti tumbuh, bertambah besar, mengalami
diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan yang dinamis pada masa
dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini ada tiga
macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam
kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya.
Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun
tidak harus terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir
proses penuaan berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang
lain.
Seperti halnya sulit untuk menentukan kapan dimulainya fase
dewasa, begitu pula dirasa sulit untuk menunjukkan kapan dimulainya
proses menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu penting bila pendapat
mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambaran citra yang
negatif seperti yang ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks.
2006. 323-324)
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda
semakin memiliki kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka
siap melakukan tugas reproduksi, yaitu mampu melakukakn
hubungan seksual denga lawan jenisnya, asalkan memnuhi
persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi). Untuk sementara
waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan terlebih
dahulu.
Mereka akan beruapaya mencari calon teman hidup yang
cocok untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk
membentuk kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan
menentukan kriteria usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa
tertentu, sebagai persyaratan pasangan hidupnya. Setiap orang
mempunyai kriteria yang berbeda-beda.
4. Pertimbangan Kesehatan
Dewasa awal umumnya aktif dan mempunyai masalah kesehatan
utama minimum. Akan tetapi gaya hidup mereka dapat menempatkan
mereka pada resiko penyakit atau kecacatan selama masa dewasa tengah
atau akhir. Dewasa awal mungkin juga rentan secara genetik terhadap
penyakit kronis tertentu seperti diabetes mellitus dan hiperkolesterolemia
keturunan ( Price dan Wilson, 1992). Penyakit crohn, radang kronis pada
usus halus lebih umum terjadi pada usia 15-35 tahun. Insiden infertalitas
juga meningkat pada masa sekarang yang mempengaruhi 15-20% dewasa
sehat lain, banyak klien infertile merupakan dewasa awal (Bobak dan
Jensen, 1993)
a. Masalah Fisiologis
1) Faktor Resiko
Faktor risiko bagi kesehatan dewasa awal berasal dari komunitas,
gaya hidup dan riwayat keluarga. Faktor risiko ini mempunyai
kategori sebagai berikut ;
Kematian dan Cedera karena kekerasan
Kekerasan adalah penyebab terbesar mortalitas dan morbilitas pada
populasi dewasa awal. Kematian dan cedera dapat terjadi karena
serangan fisik, kecelakaan kendaraan bermotor atau kecelakaan
lain dan usaha bunuh diri.
Pengkajian faktor yang mempredisposisi kekerasan yang
mengakibatkan cedera atau kematian, yaitu :
Kemiskinan
Keretakan keluarga
Penganiayaan
Pengabaian anak
Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat secara langsung maupun tidak langsung
berperan terhadap mortalitas dan morbilitas pada dewasa awal.
Intoksikasi pada dewasa awal dapat menyebabkan cedera berat
dalam kecelakaan kedaraan bermotor yang dapat mengakibatkan
kematian atau kecacatan permanen. Penyalahgunan pada obat
stimulan dan depresan yang (“upper”) dapat menekan system
kardiovaskuler dan persyarafan yang dapat meluas sehingga
menyebabkan kematian.
Kehamilan yang tidak diinginkan
Kehamilan yang tidak direncanakan meskipun lebih umum terjadi
pada masa remaja, sebanyak 55% kemamilan terjadi pada wanita
dewasa awal dan tengah (Alan Guttmacher Institute). Kehamilan
yang tidak direncanakan dapat mempunyai efek fisik dan
emosional jangka panjang pada masa awal dewasa. Kehamilan
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus
mempertimbangkan perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga
membedakan tahap serta konsekuensi perkembangan baik psikologi dan
biologis.
a. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun. Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui.
Perubahan fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada
wanita hamil dan keluarga usia subur sangat luas.
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosis keperawatan yang mungkin timbul pada keluarga
dewasa adalah :
a. Masalah Potensial
1) Gangguan proses keluarga
2) Gangguan citra tubuh
3) Gangguan proses berpikir
4) Gangguan pemeliharaan kesehatan
5) Gangguan peyalahgunaan zat
6) Gangguan pola seksual
7) Konflik peran keluarga
8) Konflik pengambilan keputusan
9) Ketidakefektifan koping keluarga
10) Hambatan interaksi social
11) Ketidakberdayaan
12) Defisit pengetahuan
13) Defisit perawatan diri
14) Perubahan kebutuhan nutrisi
b. Masalah Resiko
1) Risiko perubahan peran orang tua
2) Risiko penularan infeksi
3) Risiko kesepian
4) Risiko cedera
c. Masalah Potensial
1) Potensial berkembangnya koping keluarga
2) Potensial pemeliharaan kesehatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Data Umum
Nama KK : Maryam Dg. So’na
Usia : 50 thn
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Pa’bundukang
Suku : Makassar
Agama : Islam
Aktivitas : Mengurus rumah tangga
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Klien mengatakan bahwa rumah yang ditinggali sekarang merupakan
rumah pribadi darihasil kerja keras klien dan suaminya dahulu. Rumah
klien merupakan rumah permanen dengan dinding semen, lantai keramik
dan memiliki 3 kamar tidur, 1 kamar mandi. Rumah klien tampak bersih,
rapih, ventilasi yang cukup dan pencahayaan yang baik. Selain itu dari sisi
ruangan terdapat dapur yang bersih akan tetapi pada tempat cuci piring
tampak kurang bersih. Pada kamar mandi menggunakan jamban jongkok,
penampungan air dari ember, terdapat septic tank yang berjarak sekitar 5m
dari rumah, menggunakan sumber air dari sumur bor dengan kondisi air
yang baik. Klien mengatakan kadang jika hujan deras halaman rumah
tergenang air dan hanya menyerah ketanah
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Klien mengatakan sering berkomunikasi dengan tetangga rumahnya
disekitaran dusun pa’bundukang RW 2 yang biasanya dimanfaatkan jika
ada waktu luang klien disore hari
3. Mobilitas geografis keluarga
Klien setiap harinya hanya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga seperti
biasanya dan hanya sesekali berkebun jika pada musimnya untuk mencari
nafkah memenuhi kebutuhan keluarganya. Anak klien dalam status
mahasiswa yang mengharuskan klien biasanya sendiri dirumah dari pagi
sampai dengan sore ataupun malam
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Sesekali anak klien yang sudah memiliki rumah tangga sendiri datang dan
kadang tinggal untuk beberapa hari dirumah klien untuk menemani dan
membantu klien. Klien mengatakan dirinya memiliki 3 orang anak akan
tetapi anak pertama dan kedua sudah memiliki rumah tangga sendiri
5. Sistem pendukung keluarga
Klien mengatakan anak-anaknya sangat membantu dalam memberi
dukungan untuk dirinya diantara nya mengantar klien jika jadwal control
klien dirumah sakit, mengingatkan untuk meminum obat secara rutin dan
sebagainya dalam bentuk mendukung klien dalam berbagai hal
D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Klien berkomunikasi dengan keluarga dan warga sekitar menggunakan
bahasa Makassar dan sesekali dengan menggunakan bahasa Indonesia.
Pola komunikasi dalam keluarga dan warga sekitar lancar
2. Struktur kekuatan keluarga
Klien mengatakan semenjak suami klien meninggal keputusan ada pada
dirinya akan tetapi klien kadang membicarakan lebih lanjut dengan anak-
anaknya sebelummengambil keputusan
3. Struktur peran
Klien tuk saat ini peran utama dalam keluarganya berada pada dirinya
4. Nilai dan norma budaya
Klien mengatakan seluruh anggota keluarganya menganut agama Islam
dan suku Makassar dan keluarga klien tidak melakukan kegiatan yang
bertentangan dengan norma budaya, agama dan kesehatan
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Klien mengatakan sangat bahagia memiliki anggota keluarga yang seperti
saat ini meskipun tidak sebahagia diwaktu suami klien masih ada. Klien
I. Pemeriksaan fisik
sesuai rencana
Keluarga menyatakan
3. masalah kesehatan secara √
benar
Keluarga memanfaatkan
4. fasilitas kesehatan sesuai √
aturan
Keluarga melaksanakan
5. perawatan sederhana √
sesuai anjuran
Keluarga melaksanakan
6. tindakan pencegahan √
secara aktif
Keluarga melaksanakan Klien mengatakan hanya
tindakan promotif secara berbagi pengalaman
7. √
aktif ketika anggota
keluarganya sakit
Keterangan :
Kemandirian I : jika kriteria 1 dan 2 terpenuhi
Kemandirian II : jika kriteria 1 - 5 terpenuhi
Kemandirian III : jika kriteria 1 - 6 terpenuhi
Kemandirian IV : jika kriteria 1 - 7 terpenuhi
ANALISA DATA
SKORING MASALAH
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
realistic
4. Fasilitasi pengambilan
keputusan keputusan secara kolaboratif
meningkat 5. Hormati hak pasien untuk
menerima atau menolak
informasi
TUK 3 :
Keluarga mampu
merawat anggota TUK 3 :
keluarganya yang sakit, Merawat anggota keluarga yang
dengan kriteria hasil : sakit, dengan intervensi :
Luaran Tambahan Intervensi Pendukung
Tingkat Kepatuhan Dukungan Keluarga
L.12110 Merencanakan Perawatan
Ekspektasi Meningkat I.13477
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kebutuhan dan
1. Verbalisasi harapan keluarga tentang
kemauan kesehatan
mematuhi program 2. Identifikasi tindakan yang dapat
perawatan atau dilakukan oleh keluarga
pengobatan 3. Gunakan sarana dan fasilitas
meningkat yang ada dalam keluarga
2. Perilaku mengikuti 4. Ajarkan cara perawatan yang
program bisa dilakukan keluarga
perawatan/pengoba
tan membaik
TUK 4 : TUK 4 :
Keluarga mampu Memodifikasi lingkungan yang
memodifikasi aman untuk anggota keluarganya,
lingkungan yang aman dengan intervensi :
untuk anggota Intervensi Pendukung
keluarganya, dengan
kriteria hasil : Dukungan Keluarga
Merencanakan Perawatan
Luaran Tambahan
I.13477
Motivasi
1. Identifikasi kebutuhan dan
L.09080 harapan keluarga tentang
Ekspektasi Meningkat
TUK 5 : TUK 5 :
Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas kesehatan
memanfaatkan fasilitas anggota keluarganya, dengan
kesehatan anggota intervensi :
keluarganya, dengan Intervensi Pendukung
kriteria hasil :
Edukasi Perilaku Upaya
Luaran Tambahan Kesehatan
Motivasi I.12435
L.09080 1. Informasikan sumber yang tepat
Ekspektasi Meningkat yang tersedia di masyarakat
dengan kriteria hasil : 2. Anjurkan menggunakan fasilitas
kesehatan
1. Upaya mencari 3. Ajarkan menentukan perilaku
sumber sesuai spesifik yang akan diubah (mis.
kebutuhan Keinginan mengunjungi
meningkat fasilitas kesehatan)
2. Perilaku Setelah dilakukan TUK 1:
Kesehatan intervensi, masalah Mengenal masalah kesehatan
Cenderung keperawatan pada anggota keluarganya, dengan
Berisiko
keluarga teratasi dengan intervensi:
D.0099
kriteria hasil : Intervensi Pendukung
TUK 1: Bimbingan Sistem Kesehatan
Keluarga mampu I.12360
mengenal masalah
1. Identifikasi masalah kesehatan
kesehatan anggota
keluarga
keluarganya, dengan
2. Identifikasi inisiatif keluarga
kriteria hasil:
3. Bimbing dalam
Luaran Tambahan mengembangkan kemampuan
Pemeliharaan memecahkan masalah kesehatan
Kesehatan secara mandiri
L.12106
Ekspektasi Meningkat
kesehatan
5. Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari
6. Ajarkan cara pemeliharaan
kesehatan
TUK 4 :
Keluarga mampu TUK 4 :
memodifikasi
lingkungan yang aman Memodifikasi lingkungan yang
untuk anggota aman untuk anggota keluarganya,
keluarganya, dengan dengan intervensi :
kriteria hasil : Intervensi Pendukung
Luaran Tambahan Edukasi Kesehatan
Manajemen I.12383
Kesehatan
1. Jelaskan factor risiko yang
L.12104 dapat mempengaruhi kesehatan
Ekspektasi Meningkat 2. Ajarkan perilaku hidup bersih
dengan kriteria hasil : dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
1. Melakukan digunakan untuk meningkatkan
tindakan untuk perilaku hidup bersih dan sehat
mengurangi factor
risiko meningkat
TUK 5 : TUK 5 :
Keluarga mampu Memanfaatkan fasilitas kesehatan
memanfaatkan fasilitas anggota keluarganya, dengan
kesehatan anggota intervensi :
keluarganya, dengan Intervensi Utama
kriteria hasil :
Promosi Perilaku Upaya
Luaran Tambahan Kesehatan
Pemeliharaan I.14502
Kesehatan
1. Identifikasi perilaku upaya
L.12106 kesehatan yang dapat
Ekspektasi Meningkat ditingkatkan
dengan kriteria hasil : 2. Orientasi pelayanan
kesehatan yang dapat
1. Menunjukkan
dimanfaatkan
pemahaman
perilaku sehat
meningkat
2. Perilaku mencari
bantuan meningkat
3. Kesiapan Setelah dilakukan
Peningkatan intervensi, masalah
Manajemen keperawatan pada
Kesehatan
keluarga teratasi dengan
D.0112 TUK 1:
kriteria hasil :
Mengenal masalah kesehatan
TUK 1:
anggota keluarganya, dengan
Keluarga mampu intervensi:
mengenal masalah
Intervensi Pendukung
kesehatan anggota
keluarganya, dengan Skrining Kesehatan
kriteria hasil: I.14581
Luaran Tambahan 1. Sediakan lingkungan yang
Manajemen nyaman selama prosedur
Kesehatan Keluarga skrining kesehatan
2. Lakukan anamnesis riwayat
L.12105
kesehatan, factor risiko, dan
Ekspektasi Meningkat pengobatan, jika perlu
dengan kriteria hasil : 3. Informasikan hasil skrining
1. Kemampuan kesehatan
menjelaskan
masalah kesehatan
yang dialami
meningkat
TUK 2 : TUK 2 :
Keluarga mampu Mengambil keputusan dalam
mengambil keputusan menyelesaikan masalah kesehatan
dalam menyelesaikan anggota keluarganya dengan
masalah kesehatan intervensi :
anggota keluarganya, Intervensi Pendukung
dengan kriteria hasil :
Dukungan Pengambilan
Luaran Tambahan Keputusan
Manajemen I.09265
Kesehatan
1. Fasilitasi mengklarifikasi nilai
L.12104 dan harapan yang membantu
Ekspektasi Meningkat membuat pilihan
dengan kriteria hasil : 2. Diskusikan kelebihan dan
kekurangan dari setiap solusi
1. Melakukan
3. Fasilitasi pengambilan
tindakan untuk
keputusan secara kolaboratif
mengurangi factor
2. Kemampuan
peningkatan bahaya lingkungan
kesehatan
TUK 5 :
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan anggota TUK 5 :
keluarganya, dengan Memanfaatkan fasilitas kesehatan
kriteria hasil : anggota keluarganya, dengan
Luaran Tambahan intervensi :
Pemeliharaan Intervensi Utama
Kesehatan Promosi Perilaku Upaya
L.12106 Kesehatan
Ekspektasi Meningkat I.14502
dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi perilaku upaya
1. Kemampuan kesehatan yang dapat
menjalankan ditingkatkan
perilaku sehat 2. Orientasi pelayanan kesehatan
meningkat yang dapat dimanfaatkan
2. Perilaku
mencaribantuan
meningkat
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TUK 2 :
Mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
anggota keluarganya dengan intervensi :
Dukungan Pengambilan Keputusan
1. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu
membuat pilihan
Hasil : klien mengatakan bahwa penyakit nya adalah cobaan
dari Tuhan dan kesembuhan ada ditangan Tuhan pula
2. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
Hasil : klien mengatahui risiko yang akan terjadi apabila
dirinya tidak melakukan pengobatan secara rutin
3. Fasilitasi melihat situasi secara realistic
Hasil : klien mengetahui akan pentingnya memeriksakan
kesehatannya
4. Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
Hasil : klien mengatakan sering meminta pendapat dengan
anak anaknya sebelum mengambil keputusan
5. Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
Hasil : klien menerima informasi yang diberikan
TUK 2 :
Mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah kesehatan
anggota keluarganya dengan intervensi :
Dukungan Pengambilan Keputusan
1. Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu
membuat pilihan
Hasil : klien mengatakan bahwa penyakit nya adalah cobaan dari
Tuhan dan kesembuhan ada ditangan Tuhan pula
2. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
Hasil : klien mengatahui risiko yang akan terjadi apabila dirinya
tidak melakukan pengobatan secara rutin
3. Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
Hasil : klien mengatakan sering meminta pendapat dengan anak
anaknya sebelum mengambil keputusan
4. Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
Hasil : klien menerima informasi yang diberikan
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
NO. EVALUASI (SOAP/SOAPIER) NAMA JELAS
KEPERAWATAN
SUBJEKTIF
Klien mengatakan kurang mengenal masalah kesehatan yang dialaminya
OBJEKTIF
Klien menanyakan terkait penyakit yang dialaminya
ASSESMENT
Kesiapan
Peningkatan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan belum teratasi
1. Muh. Farid Abidin
Pengetahuan PLANNING
D.0113
Lanjutkan Intervensi TUK 3
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
1. Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan oleh keluarga
3. Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
4. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
2. Perilaku Kesehatan SUBJEKTIF Muh. Farid Abidin
Cenderung
Berisiko Klien mengatakan sesekali dirinya stress jika melihat anaknya sedang sakit
D.0099 dan enggan untuk meminum obat dan memeriksakan kesehatannya dan
sering mengalami hipertensi
OBJEKTIF
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
NO. EVALUASI (SOAP/SOAPIER) NAMA JELAS
KEPERAWATAN
1. Kesiapan Muh. Farid Abidin
SUBJEKTIF
Peningkatan
Pengetahuan Klien mengatakan lebih mengetahui banyak hal terkait masalah kesehatan
D.0113
OBJEKTIF
Klien tampak lebih mengenal masalah kesehatan
ASSESMENT
Kesiapan Peningkatan Pengetahuan teratasi
PLANNING
Pertahankan Intervensi :
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
1. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
SUBJEKTIF
Klien dan keluarga nya berharap tetap sehat
OBJEKTIF
Klien tampak mengerti dengan perilaku hidup bersih dan sehat
Kesiapan
Peningkatan ASSESMENT
2. Manajemen Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan mulai teratasi Muh. Farid Abidin
Kesehatan
D.0112 PLANNING
Lanjutkan Intervensi TUK 5
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TUK 5 :
Memanfaatkan fasilitas kesehatan anggota keluarganya, dengan
intervensi :
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan
Kesiapan Peningkatan
Rabu Muh. Farid
3. Manajemen Kesehatan 1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
17/11/21 Abidin
D.0112 Hasil : klien dan keluarga aktif dalam menjaga kebersihan
lingkungannya
2. Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Hasil : klien dan keluarga mengetahui pelayanan kesehatan
yang terdapat di lingkungannya
EVALUASI KEPERAWATAN
DIAGNOSIS
NO. EVALUASI (SOAP/SOAPIER) NAMA JELAS
KEPERAWATAN
SUBJEKTIF
Klien mengatakan lebih mengetahui banyak hal terkait masalah kesehatan
OBJEKTIF
Klien tampak lebih mengenal masalah kesehatan
Kesiapan
Peningkatan ASSESMENT
1. Muh. Farid Abidin
Pengetahuan Kesiapan Peningkatan Pengetahuan teratasi
D.0113
PLANNING
Pertahankan Intervensi :
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan
1. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
SUBJEKTIF
Klien mengatakan lebih mengetahui terkait hipertensi
OBJEKTIF
Klien tampak mengerti terkait hipertensi yang dialaminya
Perilaku Kesehatan ASSESMENT
Cenderung
2. Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko teratasi Muh. Farid Abidin
Berisiko
D.0099 PLANNING
Pertahankan Intervensi :
Edukasi Kesehatan
1. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat