SYOK SEPSIS
Disusun Oeh :
KELOMPOK 5
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Syok Sepsis.
1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana etiologi Syok Sepsis.
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana manifestasi klinis Syok Sepsis.
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Syok Sepsis.
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana penalaksanaan Syok Sepsis.
1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan informasi pada mahasiswa mengenai Syok Sepsis.
1.4.2 Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang asuhan keperawatan tentang
Syok sepsis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
Selalu menggunakan pendekatan ABCDE.
Airway
Yakinkan kepatenan jalan napas
Berikan alat bantu napas jika perlu
Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan
bawa segera mungkin ke ICU
Breathing
Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
Kaji saturasi oksigen
Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
Periksa foto thorak
Circulation
Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
Monitoring tekanan darah, tekanan darah <>
Periksa waktu pengisian kapiler
Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
Berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
Pasang kateter
Lakukan pemeriksaan darah lengkap
0Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang
dari 360C
Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal
sebelumnya tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan
menggunakan AVPU.
Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat
suntikan dan tempat sumber infeksi lainnya.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b. Sirkulasi
- Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary,
fenomena embolik (darah, udara, lemak)
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya
hipoksemia), hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
- Heart rate : takikardi biasa terjadi
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat
terjadi disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa
terjadi (stadium lanjut)
c. Integritas Ego
- Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
d. Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif: Formasi edema/perubahan berat badan, hilang/melemahnya
bowel sounds
e. Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental,
disfungsi motorik
f. Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal
diffuse, kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
- Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah,
episode anaplastic
h. Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi
eklampsia
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2 , edema paru.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan
preload.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac
output yang tidak mencukupi.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
6. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
C. Intervensi
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 edema paru.
Evaluasi :
S: Pasien mengatakan pola nafasnya sudah membaik
O: RR normal (20x/ menit)
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
Evaluasi:
S: Pasien mengatakan sudah tidak odem paru
O: Menunjukkan TTV dalam rentang normal
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
Temperature Regulation
Memberi banyak minum ( ± 1-1,5
liter/hari) sedikit tapi sering
Mengganti pakaian klien dengan
bahan tipis menyerap keringat.
Implementasi :
Memobservasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
Memberi kompres hangat pada bagian lipatan tubuh ( Paha dan aksila ).
Memonitor intake dan output
Monitor warna dan suhu kulit
Memerikan obat anti piretik
Temperature Regulation
Memberi banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
Mengganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.
Evaluasi;
S: Pasien mengatakan tidak merasa menggigil
O: Suhu normal 37oC
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
Implementasi :
Memmonitor tekanan darah dan nadi apikal setiap 4 jam
Meninstruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi
Memonitor adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas atau
dingin
Kolaborasi obat antihipertensi.
Evaluasi:
S: Paien mengatakan sudah tidak pusing lagi
O: Tekanan darah normal (120/80 MmHg)
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
Implementasi :
Mengkaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
Membantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai dengan
tingkat keterbatasan klien
Memberi penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu dan
meningkatkan kekuatan fisik klien.
Melibatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien
Menjelaskan pada keluarga dan klien tentang pentingnya bedrest
ditempat tidur.
Evaluasi ;
S: Pasien mengatakan sudah bisa melakukan aktifitas sehari-hari
O: Status sirkulasi baik (Nadi : 90x/ menit, RR : 20X/ menit )
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
Implementasi :
Menkaji tingkat kecemasan
Jelaskan prosedur pengobatan perawatan.
Memberi kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang kondisi
pasien.
Memberi penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien dan manfaatnya bagi pasien.
Memberi dorongan spiritual.
Evaluasi:
S: Pasien mengatakan sudah tidak mencemaskan kondisinya
O: Pasien sudah mampu mengontrol teknik untuk mengontrol cemas.
A: Dalam batas normal
P: Masalah teratasi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syok septik adalah jenis syok distributive yang berhubungan dengan aktivasi
sistem respon inflamasi dan biasanya ditandai dengan peningkatan cardiac output,
penurunan resistensi pembuluh darah sistemik, hipotensi dan redistribusi aliran
darah regional mengakibatkan hipoperfusi jaringan. Sepsis adalah suatu keadaan
ketika mikroorganisme menginvasi tubuh dan menyebabkan respon inflamasi
sitemik.
Pasien dengan syok septic memerlukan pemantauan cepat dan agresif serta
penatalaksanaan dalam unit perawatan kritis penatalaksanaannya melibatkan
seluruh sistem organ yang memerlukan pendekatan tim dari bebagai disiplin antara
lain, terapi definitive dan terapi suportif.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander R H, Proctor H J. Shock. Dalam buku: Advanced Trauma Life Support Course
for Physicians. USA, 1993 ; 75 - 94
Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C. Shock. Dalam buku: Hand book of Intensive
Care. London: Chapman and Hall, 1981; 18-29.
Bartholomeusz L, Shock, dalam buku: Safe Anaesthesia, 1996; 408-413
Franklin C M, Darovic G O, Dan B B. Monitoring the Patient in Shock. Dalam buku:
Darovic G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and Noninvasive Clinical
Application. USA : EB. Saunders Co. 1995 ; 441 - 499.
Haupt M T, Carlson R W. Anaphylactic and Anaphylactoid Reactions. Dalam buku:
Shoemaker W C, Ayres S, Grenvik A eds, Texbook of Critical Care. Philadelphia,
1989 ; 993 - 1002.
Thijs L G. The Heart in Shock (With Emphasis on Septic Shock). Dalam kumpulan
makalah: Indonesian Symposium On Shock & Critical Care. Jakarta-Indonesia,
August 30 - September 1, 1996 ; 1 - 4.
Wilson R F, ed. Shock. Dalam buku: Critical Care Manual. 1981; c:1-42.
Zimmerman J L, Taylor R W, Dellinger R P, Farmer J C, Diagnosis and Management of
Shock, dalam buku: Fundamental Critical Support. Society of Critical Care
Medicine, 1997.