Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG PENYAKIT ARITMIA / DISRITMIA PADA

LANSIA DAN DEWASA

KELOMPOK 4
CHRISTAVANI EFENDI
OTTRI WAHYUNI
HELZA APRILIA YUSDI
WAHIDATUN SA’DIAH
REFIOLA VERMOTASYA
ANA SEPTI ZULIAN
YUMILA ZASKRIMONITA
KURNIAWAN

DOSEN PEMBIMBING : Ns. MIRA ANDIKA, M.Kep.,

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJA PADANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianyalah
makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan insyaallah mudah untuk dipahami oleh
pembaca.
Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas “Asuhan Keperawatan Tentang
Penyakit Aritmia / Disritmia Pada Lansia Dan Dewasa”
Ucapan terima kasih kami sampaikan kpada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan askepini.
Kami sadari bahwa askep ini jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran serta
bersikap membangun sangat diharapkan dari pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.

Padang, 10 Maret 2018

Kelompok
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan masalah 2
C. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT
1. Pengertian 4
2. Anatomi dan fisiologi 5
3. Etiologi 6
4. Klasifikasi 7
5. Manifestasi klinis 8
6. Komlikasi 9
7. Patofisiologi 8
8. WOC 9
9. Pemeriksaan diagnostik 10
10. Penatalaksaan medis dan keperawatan. 10
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian 15
2. Diagnosa kekerawatan 16
3. Intervensi keperawatan
BAB IV PENUTUP 35
A. KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA 36
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh orang sakit harus terlebih
dahulu mengetahui struktur dan fungsi setiap alat dari susunan tubuh manusia yang sehat
dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi tubuh manusia
merupakan dasar yang ppenting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Dengan
mengetahui struktur dan fungsi tubuh manusia, seorang perawat professional dapat makin
jelas menafsirkan perubahan yang terdapat pada alat tubuh tersebut.
Jantung adalah organ penting dalam tubuh manusia yang difungsikan untuk
memompa darah ke seluruh tubuh. Darah yang di pompa ke seluruh tubuh melalui system
peredaran darah membawa zat-zat sangat dibutuhkan oleh tubuh. Pemompaan darah
dipicu oleh simpul SA yang terdapat di sebelah serambi kiri jantung. Untuk mengetahui
aktuvitas elektris otot jantung diperlukan pencatatan atau perekaman dari permukaan
tubuh. Perekaman dapat dilakukan pada permukaan tubuh sebab tubuh adalah konduktor
yang baik. Perekaman ini dilakukan dengan menempelkan elektroda-elektroda pada
lokasi tertentu yang disebut sandapat (lead) pada permukaan kulit pasien. Salah satu
fungsi perekaman ini adalah mengetahui frekuensi detak jantung yang dinyatakan dengan
satuan detak/ menit. Frekuensi memberikan informasi mengenai bagaimana keadaan
jantung, cepat lambatnya impuls jantung, ada tidaknya gangguan pembentukan impuls
dan gangguan fungsi jantung.
Frekuensi detak untuk jantung normal yaitu antara 60-100X/ menit, takikardia
adalah detak jantung yang lebih besar dari 100X/ menit, bradikardia adalah detak jantung
yang lebih kecil dari 60X/ menit, takikardia abnormal adalah detak jantung antara 140-
250X/ menit, flutter adalah detak jantung antara 250-350X/ menit dan fibrilasi adalah
detak jantung yang lebih besar dari 350X/ menit.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari distritmia / aritmia ?
2. Apa anatomi dan fisologi distritmia / aritmia ?
3. Apa etiologi distritmia / aritmia ?
4. Apa klasifikasi distritmia / aritmia ?
5. Apa manifestasi klinis distritmia / aritmia ?
6. Apa komplikasi distritmia / aritmia ?
7. Apa patofisiologi distritmia / aritmia ?
8. Apa woc distritmia / aritmia ?
9. Apa pemeriksaan diaknostik distritmia / aritmia ?
10. Apa pemeriksaan medis dan keperawatan distritmia / aritmia ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari distritmia / aritmia ?
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisologi distritmia / aritmia ?
3. Untuk mengetahui etiologi distritmia / aritmia ?
4. Untuk mengetahui klasifikasi distritmia / aritmia ?
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis distritmia / aritmia ?
6. Untuk mengetahui komplikasi distritmia / aritmia ?
7. Untuk mengetahui patofisiologi distritmia / aritmia ?
8. Untuk mengetahui woc distritmia / aritmia ?
9. Untuk mengetahui pemeriksaan diaknostik distritmia / aritmia ?
10. Untuk mengetahui pemeriksaan medis dan keperawatan distritmia / aritmia ?
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
Aritmia adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls, atau
kelainan elektrofisiologi jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan system konduksi
jantung serta gangguan pembentukan atau penghantaran impuls yang menyebabkan
perubahan dalam urutan normal aktivitas atrium dan ventrikel ( H.V Huikuri, 2007 ).
Secara klinis, aritmia ventrikel dibagi atas yang benigna, yang dapat menjadi
maligna (potensi maligna) dan maligna yang dapat menyebabkan kematian yang
mendadak. Aritmia tersebut dapat timbul karena kelainan dalam pembentukan impuls,
konduksi impuls, atau keduanya (Nafrialdi, 2007).
Disritmia (gangguan irama jantung) yaitu perubahan pada pembentukan dan/atau
penyebaran eksitasi yang menyebabkan perubahan urutan eksitasi yang menyebebkan
perubahan urutan eksitasi atrium atau ventrikel atau transmisi atrioventrikulor. Dimana,
gangguan ini dapat mengenai frekuensi, keteraturan, atau tempat pembentukan potensial
aksi. (Silbernagl, Stefan, dkk.2007.Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi,Jakarta: buku
kedokteran EGC
Disritmia merupakan gangguan system hantaran jantung dan bukan struktur
jantung. Disritmia dapat diidentifikasi dengan menganalisa gelombang EKG. Disritmia
dinamakan berdassarkan pada tempat dan asal impuls dan mekanisme hantaran yang
terlambat. Misalnya, disritmia yang berasal dari lobus sinus (modus SA) dan
frekuensinya lambat dinamakan sinus bradikardia.Ada empat kemungkinan tempat asal
disritma: nodus sinus, atrial, modus AV atau sambungan, dan ventrikel. Gangguan
mekanisme hantaran yang mungkin dapat terjadi meliputi bradikardi, fluter, fibrilasi,
denyut premature, dan penyekat jantung. (Brunner., Suddart. Keperawatan Medical-
Bedah. Edisi 9, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Disritmia jantung adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia bermacam-macam
jenis berat dan efeknya pada fungsi jantung, dimana sebagian di pengaruhi oleh sisi asal
(ventrikel atau supraventrikel). (Dongoes, E Marylynn, dkk. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan: pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien)
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Ukuran dan bentuk


- Jantung adalah organ berongga dan memiliki empat ruang yang terletak antara
kedua paru-paru di bagian tengah rongga thoraks. Dua pertiga jantung terletak
di sebelah kiri garis midsternal. Jantung dilindungi mediastinum.
- Jantung berukuran kurang lebih sebesar kepalan tangan pemiliknya.
Bentuknya seperti kerucut tumpul. Ujung atas yang lebar (dasar) mengarah ke
bahu kanan ; ujung bawah yang mengerucut (apeks) mengarah ke panggul
kiri.
2. Pelapis
- Pericardium adalah kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan
mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini
melekat pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru-paru.
- Lapisan fibrosa luar pada pericardium tersusun dari serabut kolagen yang
membentuk lapisan jaringan ikat rapat untuk melindungi jantung.
- Lapisan serosa dalam terdiri dari dua lapisan :
 Membrane visceral (epikardium) menutup permukaan jantung.
 Membrane parietal melapisi permukaan bagian dalam fibrosa pericardium.
3. Dinding jantung tersusun dari tiga lapisan.
- Epikardium luar tersusun dari lapisan-lapisan sel-sel mesotelial yang berada di
atas jaringan ikat.
- Miokardium tengah terdiri dari jaringan otot jantung yang berkontraksi untuk
memompa darah.
- Endocardium dalam tersusun dari lapisan endothelial yang terletak di atas
jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katub, dan menyambung dengan
lapisan endothelial yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan
meninggalkan jantung.
4. Ruang jantung
Terdapat empat ruang, atrium kanan dan kiri atas yang dipisahkan oleh septum
intratrial ; ventrikel kanan dan kiri bawah, dipisahkan oleh septum interventrikular.

a. Atrium
Dinding atrium relative tipis. Atrium menerima darah dari vena yang membawa
darah kembali ke jantung.
1) Atrium kanan terletak dalam bagian superior kanan jantung, menerima darah
dari seluruh jaringan kecuali paru-paru.
 Vena cava superior dan inferior membawa darah yang tidak
mengandung oksigen dari tubuh kembali ke jantung.
 Sinus coroner membawa kembali darah dari dinding jantung itu
sendiri.
2) Atrium kiri di bagian superior kiri jantung, berukuran lebih kecil dari atrium
kanan, tetapi dindingnya lebih tebal. Atrium kiri menampung empat vena
pulmonalis yang mengembalikan darah teroksigenasi dari paru-paru.
3) Ventrikel
Berdinding tebal. Bagian ini mendorong darah ke luar jantung menuju arteri
yang membawa darah meninggalkan jantung.
a. Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung.
Darah meninggalkan ventrikel kanan melalui trunkus pulmonary dan
mengalir melewati jarak yang pendek ke paru-paru.
b. Ventrikel kiri terletak di bagian inferior kiri pada apeks jantung. Tebal
dindingnya 3 kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah meninggalkan
ventrikel kiri melalui aorta dan mengalir ke seluruh bagian tubuh kecuali
paru-paru.
5. Katub jantung
a. Katub tricuspid terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan. Katub ini
memiliki tiga daun katub (kuspis) jaringan ikat fibrosa irregular yang dilapisi
endocardium.
- Bagian ujung daun katub yang mengerucut melekat pada korda jaringan ikat
fibrosa, chordae tendineae (“hearth string”), yang melekat pada otot papilaris.
Chordae tendineae mencegah terjadinya pembalikan daun katub kea rah
belakang menuju atrium.
- Jika tekanan darah pada atrium kanan lebih besar daripada tekanan darah di
atrium kiri, daun katub tricuspid terbuka dan darah mengalir dari atrium kanan
ke ventrikel kanan.
- Jika tekanan darah dalam ventrikel kanan lebih besar dari tekanan darah di
atrium kanan, daun katub akan menutup dan mencegah aliran balik kedalam
atrium kanan.
b. Katub bicuspid (mitral) terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri. Katub ini
melekat pada chordae tendinease dan otot papilaris, fungsinya sama dengan
fungsi katub tricuspid.
c. Katub semilunar aorta dan pulmonar terletak di jalur keluar ventricular jantung
sampai ke aorta dan trunkus pulmonar. Katub semilunar terdiri dari tiga kuspis
berbentuk bulan sabit, yang tepi konveksnya melekat pada bagian dalam
pembuluh darah. Tepi bebasnya memanjang kedalam lumen pembuluh. Katub
semilunar pulmonar terletak antara ventrikel kanan dan trunkus pulmonary
sedangkan Katub semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
d. Rangka fibrosa jantung
Tersusun dari nodul-nodul fibrokartilago di bagian atas septum iinterventrikular
dan cincin jaringan ikat rapat di sekeliling bagian dasar trunkus pulmonar dan
aorta. Kerangka fibrosa ini berfungsi sebagai tempat perlekatan otot dan katup
jantung.
e. Aliran darah ke jantung
Jalur untuk menuju dan meninggalkan paru-paru disebut sirkuit pulmonar ; jalur
menuju dan meninggalkan bagian tubuh disebut sirkuit sistemik.
- Sirkuit pulmonary
Sisi kanan jantung menerima darah terdeoksigenasi dari tubuh dan
mengalirkannya ke paru-paru untuk dioksigenasi. Darah yang sudah
teroksigenasi kembali ke sisi kiri jantung.
Berikut ini adalah sirkulasi yang melewati jantung :
Atrium kanan katub trikuspid ventrikel kanan
katub semilunar trunkus pulmonar arteri pulmonar
kanan dan kiri kapilar paru vena pulmonar
Atrium kiri
- Sirkuit sitemik
Sisi kiri jantung menerima darah teroksigenasi dari paru-paru dan
mengalirkannya ke seluruh tubuh.
Sirkulasi ketika melewati jantung :
Atrium kiri katup bicuspid ventrikel kiri
trunkus aorta regia dan organ tubuh
- Sirkulasi coroner memperdarahi dinding jantung.
Arteri coroner kanan dan kiri merupakan cabang aorta tepat di atas katup
semilunar aorta. Arteri ini terletak di atas sulkus coroner.
1) Cabang utama dari arteri coroner kiri :
 Arteri interventikular anterior (desenden), yang mensuplai darah ke
bagian anterior ventrikel kanan dan kiri serta membentuk satu
cabang, arteri marginalis kiri, yang mensuplai darah ke ventrikel
kiri.
 Arteri sirkumfleksa mensuplai darah ke atrium kiri dan ventrikel
kiri. Di sisi posterior, arteri sirkumfleksa beranastomosis
(menyatu) dengan arteri coroner kanan.
2) Cabang utama dari arteri coroner kanan :
 Arteri interventrikular posterior (desenden), yang mensuplai darah
untuk kedua dinding ventrikel.
 Arteri marginalis kanan yang mensuplai darah untuk atrium kanan
dan ventrikel kanan.
 Vena jantung (besar, sedang dan oblik) mengalirkan darah dari
miokardium ke sinus coroner, yang kemudian bermuara di atrium
kanan.
 Darah mengalir melalui arteri coroner terutama saat otot-otot
jantung berelaksasi karena arteri coroner juga tertekan pada saat
kontraksi berlangsung.
 Ada Beragam anatomi sirkulasi coroner pada manusia. Sebagian
besar orang memiliki sirkulasi coroner yang seimbang, tetapi ada
orang tertentu yang memiliki “dominan coroner kanan ” atau
“dominan coroner kiri”.

D. ETIOLIGI
Etiologi disritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh:
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
disritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)

E. KLASIFIKASI
1. Sinus Takikardi
Meningkatnya aktifitas nodus sinus, gambaran yang penting pada ECG adalah laju
gelombang lebih dari 100 X per menit, irama teratur dan ada gelombang P tegak
disandapan I,II dan aVF.
2. Sinus bradikardi
Penurunan laju depolarisasi atrim. Gambaran yang terpenting pada ECG adalah laju
kurang dari 60 permenit, irama teratur, gelombang p tgak disandapan I,II dan aVF.

3. Komplek atrium premature


Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar nodus sinus menyebabkan kompleks
atrium prematur, timbulnya sebelu denyut sinus berikutnya. Gambaran ECG
menunjukan irama tidak teratur, terlihat gelombang P yang berbeda bentuknya
dengan gelombang P berikutnya.
4. Takikardi Atrium
Suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu kompleks atrium prematur
sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV.
5. Fluter atrium
Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi atrium cept dan teratur,
dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III dan atau aVF seperti gambaran
gigi gergaji
6. Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel.
Aktifitas atrium sangat cepat.sindrom sinus sakit
7. Komplek jungsional prematur
8. Irama jungsional
9. Takikardi ventrikuler
F. MANIFESTASI KLINIS
Ada beberapa tanda dan gejala Disritmia, yaitu
1. Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur; defisit nadi;
bunyi jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun; kulit pucat, sianosis,
berkeringat; edema; haluaran urin menurun bila curah jantung menurun berat.
2. Sinkop, pusing, berdenyut, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan
pupil.
3. Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina,
gelisah
4. Nafas pendek, batuk, perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas
tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi pernafasan
seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena tromboembolitik
pulmonal; hemoptisis.
5. Demam; kemerahan kulit (reaksi obat); inflamasi, eritema, edema (trombosis
siperfisial); kehilangan tonus otot/kekuatan
6. Palpitasi
7. Pingsan
8. Rasa tidak nyaman di dada
9. Lemah atau keletihan (perasaan
10. Detak jantung cepat (tachycardia)
11. Detak jantung lambat (bradycardia)

G. KOMPLIKASI

H. PATOFISIOLOGI
Disritmia diakibatkan oleh berbagai faktor, di antaranya yaitu infark miokard.
Infark miokard menyebabkan kurang efektifnya otot jantung untuk memompakan
darahnya, kemudian mengakibatkan penurunan cardiak output. Penurunan cardiak output
ini mengakibatkan penurunan perfusi jaringan yang ditandai dengan kulit dingin, pucat,
cianosis, nadi dan respiratori rate (RR) menjadi meningkat. Selain itu, penurunan perfusi
jaringan juga mengakibatkan penurunan kontruksi jantung. Penurunan kontruksi jantung
menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah juga akan menurun, kemudian menyebabkan
penurunan tekanan darah, akhirnya akan menyebabkan kerusakan otot jantung dan
mengakibatkan gangguan transmisi impuls dan akan mengakibatkan disritmia

I. WOC

Infark miokard

Penurunan kardiak output

Penurunan perfusi jaringan


(MK 2)

Cyanosis, kulit dingin, Kemampuan kontraksi Penurunan curah


pucat, HR dan RR jantung menurun jantung MK 1
meningkat

Vasodilatasi pembuluh
darah

Tekanan darah menurun

Kerusakan otot jantung

Gangguan transmisi
impuls
J. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. EKG : menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi. Menyatakan
tipe/sumber disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
2. Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan
dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja).
Juga dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
3. Foto dada: Dapat menunjukkanpembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup
4. Skan pencitraan miokardia : dapat menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard yang
dapat mempengaruhi konduksi normal atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
5. Tes stres latihan : dapat dilakukan utnnuk mendemonstrasikan latihan yang
menyebabkan disritmia.
6. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
mnenyebabkan disritmia.
7. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat contoh digitalis, quinidin.
8. Pemeriksaan tiroid : peningkatan atau penururnan kadar tiroid serum dapat
menyebabkan.meningkatkan disritmia.
9. Laju sedimentasi : Penignggian dapat menunukkan proses inflamasi akut contoh
endokarditis sebagai faktor pencetus disritmia.
10. GDA/nadi oksimetri : Hipoksemia dapat menyebabkan/mengeksaserbasi disritmia.

K. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi medis Anti disritmia
Kelas 1 : sodium channel blocker
a. Kelas 1 A
Quinidine adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flutter.
Procainamide untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmi yang
menyertai anestesi. Dysopiramide untuk SVT akut dan berulang
b. Kelas 1 B
Lignocain untuk disritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia.
Mexiletine untuk disritmia entrikel dan VT
c. Kelas 1 C
Flecainide untuk ventrikel ektopik dan takikardi
2. Terapi mekanis
a. Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk menghentikan disritmia
yang memiliki kompleks GRS, biasanya merupakan prosedur elektif.
b. Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada keadaan gawat darurat.
c. Defibrilator kardioverter implantabel : suatu alat untuk mendeteksi dan
mengakhiri episode takikardi ventrikel yang mengancam jiwa atau pada pasien
yang resiko mengalami fibrilasi ventrikel.
d. Terapi pacemaker : alat listrik yang mampu menghasilkan stimulus listrik
berulang ke otot jantung untuk mengontrol frekuensi jantung.
BAB III
ASKEP TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Umur : biasanya penyakit distritmia ini terjadi pada pasien berumur 45 tahun keatas
Jenis kelamin : biasanya laki-laki lebih berisiko dari pada perempuan
Pekerjaan : biasanya penyakit ini lebih berisiko kepada orang yang pekerja keras
2. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang : biasanya klien mengeluh, pusing, berdenyut,
sakit kepala, nyeri dada ringan sampai berat, gelisah, nafas pendek, batuk,
 Riwayat kesehatan dahulu : biasanya klien
 Riwayat kesehatan keluarga :
3. Aktivitas /istirahat
Gejala :
Kelemahan, kelelahan umum dan karena kerja.
Tanda :
Perubahan frekwensi jantung/TD dengan aktivitas/olahraga.
4. Sirkulasi
Gejala :
Riwatar IM sebelumnya/akut 90%-95% mengalami disritmia), kardiomiopati, GJK,
penyakit katup jantung, hipertensi.
Tanda :
 Perubahan TD, contoh hipertensi atau hipotensi selama periode disritmia.
 Nadi : mungkin tidak teratur, contoh denyut kuat, pulsus altenan (denyut kuat
teratur/denyut lemah), nadi bigeminal (denyut kuat tak teratur/denyut lemah).
 Defisit nadi (perbedaan antara nadi apical dan nadi radial).
 Bunyi jantung : irama tak teratur, bunyi ekstra, denyut menurun.
 Kulit : warna dan kelembaban berubah, contoh pucat, sianosis, berkeringat
(gagal jantung, syok).
 Edema : dependen, umum, DVJ (pada adanya gagal jantung).
 Haluaran urine : menurun bila curah jantung menurun berat.
5. Integritas ego
Gejala :
 Perasaan gugup (disertai takiaritmia), perasaan terancam.
 Stressor sehubungan dengan masalah medik.
Tanda :
 Cemas, takut, menolak, marah, gelisah, menangis.
6. Makanan/cairan
Gejala :
 Hilang nafsu makan, anoreksia.
 Tidak toleran terhadap makanan (karena adanya obat).
 Mual/muntah.
 Perubahan berat badan.
Tanda :
 Perubahan berat badan.
 Edema
 Perubahan pada kelembaban kulit/turgor.
 Pernapasan krekels.
7. Neuro sensori
Gejala :
 Pusing, berdenyut, sakit kepala.
Tanda :
 Status mental/sensori berubah, contoh disorientasi, bingung, kehilangan
memori, perubahan pola bicara/kesadaran, pingsan, koma.
 Perubahan perilaku, contoh menyerang, letargi, halusinasi.
 Perubahan pupil (kesamaan dan reaksi terhadap sinar).
 Kehilangan refleks tendon dalam dengan disritmia yang mengancam hidup
(takikardia ventrikel , bradikardia berat).
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
 Nyeri dada, ringan sampai berat, dimana dapat atau tidak bias hilang oleh obat
anti angina.
Tanda :
 Perilaku distraksi, contoh gelisah.
9. Pernapasan
Gejala :
 Penyakit paru kronis.
 Riwayat atau penggunaan tembakau berulang.
 Napas pendek.
 Batuk (dengan /tanpa produksi sputum).
Tanda :
 Perubahan kecepatan/kedalaman pernapasan selama episode disritmia.
 Bunyi napas : bunyi tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada
menunjukkan komplikasi pernapasan, seperti pada gagal jantung kiri (edema
paru) atau fenomena tromboembolitik pulmonal.
10. Keamanan
Tanda :
 Demam.
 Kemerahan kulit (reaksi obat).
 Inflamasi, eritema, edema (trombosis superficial).
 Kehilangan tonus otot/kekuatan.
11. Penyuluhan
Gejala :
 Faktor risiko keluarga contoh, penyakit jantung, stroke.
 Penggunaan/tak menggunakan obat yang disresepkan, contoh obat jantung
(digitalis); anti koagulan (coumadin) atau obat lain yang dijual bebas, contoh
sirup batuk dan analgesik berisi ASA
 Adanya kegagalan untuk memeprbaiki, contoh disritmia berulang/tak dapat
sembuh yang mengancam hidup.
Pertimbangan :
 DRG menunjukkan rerata lama di rawat : 3,2 hari.
Rencana pemulangan :
 Perubahan penggunaan obat
B. DIAGNOSA
1. Penurunan curah jantung berhubungn dengan perubahn frekuensi jantung, perubahan
irama jantung, perubahan volume sekuncup, perubahan kontrakstilitas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan fisik kurang bugar, masalah pernafasan,
masalah sirkulasi, riwayat intoleransi aktivitas, tidak berpengalaman dengan suatu
aktivitas.
3.

C. INTERVENSI
NO DX.KEPERAWATAN NOC NIC
1 Penurunan curah jantung Keefektifan pompa jantung Perawatan jantung
b.d perubahn frekuensi Indikator : Aktivitas –aktivitas :
jantung, perubahan irama - Tekanan darah sistol - Secara rutin
jantung, perubahan - Tekanan darah diastole menecek pasien baik
volume sekuncup, - Denyut jantung apical secara fisik dan
perubahan kontrakstilitas - Praksi ejeksi psikologis sesui
- Ukuran jantung dengan kebijakan
- Distritmia tiap agen atau
- Edema paruh penyedia layanan
- Pastikan tingkat
Status sirkulasi aktivitas pasien yang
Indikator : tidak
- Tekan darah sistol membahayakan
- Tekanan darah diastole curah jantung atau
- Tekanan nadi mempropokasi
- Tekanan darah rat-rata serangan jantung
- Tekanan darah vena - Monitor tanda –
sentral tanda vitasl secara
- Tekanan baji paruh rutin
- Suara nafas tambahan - Monitor distritmia
- Meningkatkan berat badan jantung termasuk
gangguan ritme dan
konduksi jantung
- Dokumentasikan
distritmia jantung
- Catat tanda dan
gejala penurunan
curah jantung
- Monitor EKG
adakah perubahan
sekmen SP
sebagaimana
mestinya
- Lakukan penilaian
komprehensif pada
sirkulasi perifer
secara rutin sesuai
kebijakan harian

Monitor hemodinamika
invasif
Aktivitas –aktivitas :
- Bantu dengan
memasukkan dan
melepaskan selang
infasif
hemodinamika
- Bantu dengan tes
allen untuk
mengefaluasi
sirkulasi kolateral
ulnar sebelum
panulasi arteri radial
- Bantu dengan
pemeriksaan ekstrai
dada setelah
memasukkan kateter
pulmonal
- Monitor garis
jantung dan ritme
- Kalibrasi alat
keangka 0 setiap 4-
12 jam dengan tepat
dengan transduser
setingkat atrium
kanan
- Monitor gelombang
hemoradik untuk
perubahan fungsi
kardiovaskuler
- Bandingkan
parameter
hemodinamik
dengan tanda dan
gejala klinik lainnya
- Gunakan kloset
sistem kardiakautput
setprut
2 Intoleransi aktivitas b.d Toleransi terhadap aktivitas Terapi aktivitas
fisik kurang bugar, Indikator : Aktivitas – aktivitas :
masalah pernafasan, - Saturasi oksigen ketika - Pertimbangkan
masalah sirkulasi, beraktivitas kemampuan klien
riwayat intoleransi - Frekuensi nadi ketika dalam berpatisipasi
aktivitas, tidak beraktivitas melalui aktivitas
berpengalaman dengan - Frekuensi pernafasan spesifik
suatu aktivitas. ketika beraktivitas - Pertimbangan
- Kemudahan bernafas komitmen klien
ketika beraktivitas untuk meningkatkan
- Tekanan darah distolik frekuensi dan jarak
ketika beraktivitas aktivitas
- Tekanan darah sistolik - Bantu klien untuk
ketika beraktivitas tetap memilih
- Temuan / hasil EKG ( aktivitas dan
elektrokardiogram ) pencapaian tujuan
- Warna kulit melalui aktivitas
- Kecepatan berjalan yang konsisten
- Jarak berjalan dengan kemampuan
- Toleransi dalam menaiki fisik, fisiologis dan
tangga social
- Kekuatan tubuh bagian - Dorong aktivitas
atas kreaktif yang tepat
- Kekuatan tubuh bagian - Bantu klien
bawah memperoleh
transportasi untuk (
Daya tahan dapat mengikuti )
Indikator : aktivitas jika
- Melakukan aktivitas rutin memang diperlukan
- Aktivitas fisik - Bantu klien untuk
- Konsentrasi mengidentifikasi
- Daya tahan otot aktifitas yang
- Libido diinginkan
- Pemulihan energy setelah - Bantu klien
istirahat mengidentifikasi
- Oksigen darah ketika aktivitas yang
beraktivitas bermakna
- Hemoglobin hematocrit - Bantu klien untuk
- Glukosa darah menjadwalkan
- Serum elektrolit darah waktu- waktu
spesifik terkait
Energi psikomotor dengan aktivitas
Indikator : harian
- Menunjukkan afek yang - Bantu klien dan
sesuai dengan situasi keluarga untuk
- Menunjukkan kosentrasi mengidentifikasi
- Menjaga kebersihan dan kelemahan dalam
tampilan personal level aktivitas
- Menunjukkan nafsu makan tertentu
yang normal - Inditifikasi strategi
- Mematuhi rajimen untuk meningkatkan
pengobatan partisipasi terkait
- Mematuhi rajimen dengan aktifitas
terapeutik yang diinginkan
- Menunjukkan ketertarikan - Intruksikan pasien
pada lingkungan dan keluarga untuk
- Menunjukkan tingkat melaksanakan
energy yang stabil aktivitas yang
- Menunjukkan kemampuan diinginkan maupun
untuk menyelesaikan tuga yang telah
sehari-hari diresepkan

Perawatan jantung :
rehabilitasi
Aktivitas – aktivitas :
- Monitor toleransi
pasien terhadap
aktivitas
- Pertahankan jadwal
abulansi , sesuai
toleransi pasien
- Berikan dukungan
harapan yang
realistic pada pasien
dan keluarga
- Intruksikan psien
dan keluaga
mengenai resep
yang tepat dan
pengobatan diluar
tempat pasien
dirawat
- Intruksikan pasien
dan keluarga untuk
mengatasi
mengangkat atau
mendorong barang (
benda berat ) dengan
cara yang tepat
- Intruksikan pasien
dan keluarga untuk
melanjutkan
perawatan
- Koordinasikan
rujukan pasien (
diet, pekerja social,
dan fosio terapi )
- Skrining akan
adanya kecemasan
dan depresi pada
pasien sebagaiman
mestinya

Menajemen energy
Aktivitas – aktivitas :
- Kaji status fisiologis
pasien yang
menyebabkan
kelemahan kontek
usia dan
perkembangan
- Anjurkan pasien
mengungkapkan
perasaan secara
ferbal mengenai
keterbatasan yang di
alami
- Gunakan instrument
yang valit untuk
mengukur kelelahan
- Tentukan persepsi
pasien atau orang
terdekat dengan
pasien mengenai
penyebab kelelahan
- Perbaiki deficit
status fisiologis (
misalnya kemoterapi
yang menyebabkan
anemia) sebagai
kualitas utama
- Monitor intake atau
asupan nutrisi untuk
mengetahui sumber
energy yang adekuat
KESIMPULAN

Aritmia adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari impuls, atau kelainan
elektrofisiologi jantung yang dapat disebabkan oleh gangguan system konduksi jantung serta
gangguan pembentukan atau penghantaran impuls yang menyebabkan perubahan dalam urutan
normal aktivitas atrium dan ventrikel
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddarth.
Edisi 8. Jakarta: EGC.
Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika
https://www.scribd.com/doc/makalah-disritmia

Anda mungkin juga menyukai