Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA

KELOMPOK 1

DOSEN PEMBIMBING
Ns. MIRA ANDIKA. M,kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2018
NAMA KELOMPOK :
1. RAHMIANA HELDAYANTI
2. CHRISTAVANI EFENDI
3. NEVI ANGGELA SARI
4. SINTIA DELFI
5. OTTRI WAHYUNI
6. RIZKA FEBRITAMALA
7. HELZA APRILIA YUSDI
8. FADHILA OKTAVIA
9. MOH. FAJRI
10. WINDA ASMITA
11. RATIH SAPUTRI
12. KURNIAWAN
13. PUTRI PUJAAN
14. WICHEN ELMAR YULIN
15. ANA SEPTI ZULIAN
16. SUCI RAHMANELLY
17. SUTRI DARWATI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA

Pokok Bahasan : Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma


Hari / Tanggal : Jum’at / 16 maret 2018
Waktu : 10.00 -10.30 WIB
Tempat : Di Puskesmas Nanggalo

A. Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di seluruh dunia, dengan
morbiditas yang tidak proporsional di antara wanita dan orang Asia (Stamper et al.,2009).
Berbeda dengan katarak, kebutaan yang diakibatkan glaukoma bersifat permanen atau
tidak dapat diperbaiki (irreversible) (Kemenkes, 2015). Jumlah penyakit glaukoma di
dunia oleh World Health Organization (WHO) diperkirakan ± 60,7 juta orang di tahun
2010, akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020 (Artini, 2011). iperkirakan 3 juta penduduk
Amerika Serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus-kasus tersebut, sekitar 50% tidak
terdiagnosis (Riordan-Eva dan Witcher, 2008).
Data yang tersedia menunjukkan bahwa 86.000 sampai 116.000. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas dari mereka telah mengalami kebutaan bilateral
(American Academy of Ophtalmology, 2011). American Academy of Ophtalmology
(2011) membagi
Glaucoma menjadi 3 tipe, yaitu glukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup,
dan glaukoma pada anak-anak (childhood glaucoma). Glaukoma sudut terbuka dibagi
lagi menjadi glaukoma sudut terbuka primer, glaukoma sudut normal (normal tension
glaucoma), juvenile open angle glaucoma, suspek glaukoma (glaucoma suspect), dan
glaukoma sudut terbuka sekunder. Glaukoma sudut tertutup juga dibagi lagi menjadi
primary angle closure glaucoma with relative pupillary block, glaukoma sudut tertutup
akut, glaukoma sudut tertutup subakut, glaukoma sudut tertutup kronik, glaukoma sudut
tertutup sekunder dengan dan tanpa blok pupil, dan sindrom iris plateau. Glaukoma sudut
terbuka primer, bentuk tersering pada ras kulit hitam dan putih, menyebabkan
penyempitan lapangan pandang bilateral progresif asimptomatik yang timbul perlahan
dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi penyempitan lapangan pandang yang luas. Ras
kulit hitam memiliki risiko yang lebih besar mengalami onset dini, keterlambatan
diagnosis, dan penurunan penglihatan yang berat dibandingkan ras kulit putih (Riordan
Eva dan Whitcher, 2008).
Diperkirakan prevalensi glaukoma sudut terbuka primer di Amerika Serikat pada
individu yang berusia lebih dari 40 tahun adalah 1,86% berdasarkan studi metaanalisis
populasi (American Academy of Ophtalmology, 2011). Secara global, glaukoma sudut
terbuka primer lebih sering terjadi dibandingkan glaukoma sudut tertutup, dengan rasio
perkiraan 3:1, dan variasi yang luas di antara populasi (Stamper et al., 2009)
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia terdapat
sejumlah 0.40% penderita glaukoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan 0,26%
penduduk. Prevalensi penyakit utama di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%,
pterigium 8,79%, katarak 7,40%, konjungtiva 1,74%, parut kornea 0,43%, glaukoma
0,40%, retinopati 0,17%. Prevalensi dan peyebab buta kedua 0,16% kelaianan refraksi
0.11%, retina 0,09%, kornea 0.06% dan lain-lain 0.03%, prevalensi total 1,47%.
Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. Diantara
mereka hampir setengah mengalami gangguan pengelihatan dan 70 ribu benar-benar
buta, bertambah setengah 5500 orang/tahun. Glaukoma dapat menyerang semua usia
namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia, mengenai sekitar 2% orang berusia di atas
35 tahun. Resiko lainnya adalah diabetes, orang Amerika keturunan Afrika, yang
mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma, dan mereka yang pernah mengalami
trauma atau pembedahan mata, atau yang pernah mendapat terapi kortikostreroid jangka
panjang. Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat dikontrol dengan
obat. Kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional). Tujuan
penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan agar dapat
mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang hidup dan dapat dilakukan dengan
menurunkan TIO.
Glaukoma merupakan salah satu dari penyebab kebutaan kronis. Terdapat
predisposisi genetik dan insidens lebih tinggi pada orang amerika. Glaukoma merupakan
kondisi yang ditandai oleh tekanan intra okuler yang tinggi yang merusak saraf optik.
Glaukoma kronis merupakan bentuk gangguan paling umum, mempengaruhi kira- kira 2
% orang Amerika dengan usia lebih dari 35 tahun. Glaukoma juga terjadi pada neonatus
dan anak karena abnormalitas kongenital atau obstruksi yang didapat. ada masyarakat
awam banyak yang menganggap bahwa glukoma disebabkan karena tekanan darah tinggi
saja. Dengan ini, penulis mengambil masalah ini sebagai bahan penyuluhan, yang akan
diberikan sebagai suatu informasi kesehatan kepada masyarakat.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien di Puskesmas Nanggalo mengerti dan
memahami tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebab dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui Pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui Pengobatan pada Penyakit Glaucoma
3. Mampu mengetahui Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang Pencegahan dan Perawatan Mata Pada Penyakit
Glaucoma.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG, dalam memberikan perawatan dan pendidikan
kesehatan pada klien tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penykit
Glaucoma.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan audiens
dengan mengetahui memahami dan melaksanakan tentang Pencegahan dan
Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.

C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
2. Sub Pokok Bahasan
a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebeb dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan pada Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui pengobatan pada Penyakit Glaucoma
3. Sasaran dan target
Pasien yang menderita penyakit glaucoma dan pasien tanpa menderita penyakit
glaucoma di Puskesmas Nanggalo.
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Media
1) LCD
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at / 16 maret 2018
Jam : 10.00 -10.30 Wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Di Puskesmas Nanggalo
D. Materi (terlampir)

E. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab :
2. Moderator : Christavani efendi
3. Presenter : Rahmiana heldayanti
4. Fasilitator : Nevi anggela sari
Helza aprilia yusdi
Sintia delvi
Fadilla oktavia
Winda asmita
Ratih saputri
Rizka febri tamala
Kurniawan
Moh fajri
Wichen elmar yulin
Putri pujaan
Suci rahmanelly
Sutri darwati
Ana septi zulian
5. Obsevator : Ottri wahyuni

F. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
G. Pengaturan Tempat
M Media P N

PJ F

K K K K

K K K K

K K K K

F F
O

Keterangan
PJ
: Penanggung Jawab

M : Moderator
P : Presenter
K : Klien / Peserta

F
: Fasilitator

O
/ : Observer
Media : Media / Model
H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan memperhatikan
anggota kelompok dan
pembimbing
Menjelaskan topik Mendengarkan dan memperhatikan
penyuluhan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan memperhatikan
kegiatan
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak waktu
dan bahasa
Pelaksanaan Menggali pengetahuan Mengemukakan pendapat
( 20 menit ) audiens tentang
Pengertian Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mendengarkan dan memperhatikan
tentang penyebab dari
Penyakit Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan pendapat
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang Tanda
dan Gejala Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mengemukakan pendapat
penyuluhan tentang
pencegahan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang
perawatan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan pendapat
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mendengarkan dan memperhatikan
penyuluhan tentang
Pengobatan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens.
Penutup Memberikan kesempatan Memberikan pertanyaan
( 5 menit ) pada audien untuk
bertanya
Memberi reinforcement Mendengarkan dan memperhatikan
pada audiens atas
pertanyaan audiens
Memberikan kesemspatan Mengemukakan pendapat
audiens lain untuk
memberi pendapat
Melengkapi atau Mendengarkan dan memperhatikan
memberikan penjelasan
atas pertanyaan audiens
Mengevaluasi dan Mendengarkan dan memperhatikan
menyimpulkan materi serta ikut menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan
Salam penutup Menjawab salam

I. Evaluasi/ Laporan Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan.
- Penanggung jawab
Bekerja sesuai yang diharapkan dengan cara mengarahkan dan membimbing
anggota kelompoknya dalam diskusi.
- Presenter
Penyaji sudah sesuai dalam penyampaian atau penjelasan materi kepada
audiens.
- Moderator
Moderator sudah sesuai dalam melukukan tugasnya yaitu memandu jalannya
diskusi.
- Fasilitator
Fasilitator masih sudah sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu
mengarahkan dan membimbing audiens pada saat penyuluhan.
- Obsevator
Obsevator sudah sesuai dalam menjalankan tugasnya yaitu mengamati dan
memperhatikan jalannya penyuluhan dari pertama sampai akhir.
b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.
Dalam melaksanakan penyuluahan tempat duduk yang digunakan oleh audiens
sesuai dengan yang terdapat pada SAP.
c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.
Tempat sudah sesuai dengan yang diharapkan, tetapi media yang kami gunakan
belum sesuai dengan yang terdapat pada SAP.
2. Evaluasi Proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.
b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.
c. Selama proses berlangsung diharapkan audience dapat mengikuti seluruh kegiatan
penyuluhan/tidak ada yang meninggalkan ruangan.
d. Selama kegiatan berlangsung diharapkan audience berperan aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengertian penyakit
glaucoma
b. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan penyebab dan
pencegahan glaucoma
c. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan tanda dan gejala penyakit
glaucoma
d. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pencegahan penyakit
glaucoma
e. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan perawatan penyakit
glaucoma
f. Sebanyak 80% peserta yang hadir mampu menyebutkan pengobatan penyakit
glaucoma
LAMPIRAN MATERI

PENCEGAHAN DAN PERAWATAN MATA PADA PENYAKIT GLAUCOMA


A. PENGERTIAN PENYAKIT GLAUCOMA
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana tekanan bola mata tidak normal atau
lebih tinggi dari pada normal yang mengakibatkan kerusakan saraf penglihatan dan
kebutaan (Sidarta Ilyas, 2004). Menurut Martinelli (1991) dalam Sunaryo Joko Waluyo
(2009), bahwa Glaukoma merupakan kelainan mata yang mempunyai gejala peningkatan
tekanan intra okuler (TIO), dimana dapat mengakibatkan penggaungan atau pencekungan
pupil syaraf optik sehingga terjadi atropi syaraf optik, penyempitan lapang pandang dan
penurunan tajam pengelihatan.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat,
sehingga terjadi kerusakan pada saraf optikus dan menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan (Mayenru Dwindra, 2009). Glukoma akut adalah penyakit mata yang
disebabkan oleh tekanan intra okuler yang meningkat mendadak sangat tinggi. (Mansjoer,
Arif : 2001). Glukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan
bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata yang permanen.
(Mansjoer, Arif : 2001). Jadi, menurut kelompok kami glaukoma adalah suatu penyakit
mata dimana meningkatnya tekanan intra okuler baik akut atau kronis, sehingga
menyebabkan penurunan fungsi penglihatan.
Glaukoma merupakan sekelompok penyakit kerusakan saraf optic (neoropati
optik) yang biasanya disebabkan oleh efek peningkatan tekanan okular pada papil saraf
optik. Yang menyebabkan defek lapang pandang dan hilangnya tajam penglihatan jika
lapang pandang sentral terkena. (Bruce James. et al , 2006 : 95)
Jadi, Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak
langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama
akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Hal ini disebabkan
karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan
membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata
yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
B. PENYEBAB PENYAKIT GLAUCOMA
Penyebab dari glaukoma adalah sebagai berikut (Sidharta Ilyas, 2004):
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan cilliary.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau dicelah pupil
Faktor-faktor resiko dari glaukoma adalah (Bahtiar Latif, 2009):
a. Umur
Resiko glaukoma bertambah tinggi dengan bertambahnya usia. Terdapat 2 % dari
populasi usia 40 tahun yang terkena glaukoma. Angka ini akan bertambah dengan
bertambahnya usia.
b. Riwayat anggota keluarga yang terkena glaukoma
Untuk glaukoma jenis tertentu, anggota keluarga penderita glaukoma mempunyai
resiko 6 kali lebih besar untuk terkena glaukoma. Resiko terbesar adalah kakak adik
kemudian hubungan orang tua dan anak-anak.
c. Tekanan bola mata
Tekanan bola mata diatas 21 mmHg beresiko tinggi terkena glaukoma. Meskipun
untuk sebagian individu, tekanan bola mata yang lebih rendah sudah dapat merusak
saraf optik. Untuk mengukur tekanan bola mata dapat dilakukan dirumah sakit mata
atau pada dokter spesialis mata.
d. Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya pemakai obat tetes mata yang mengandung
steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk penderita asthma, obat
steroid untuk radang sendi, dan pemakai obat secara rutin lainnya.

C. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT GLAUCOMA


Umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota keluarga dalam garis vertical
atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini berkembang secara perlahan
namun pasti, penampilan bola mata seperti normal dan sebagian besar tidak menampakan
kelainan selama stadium dini. Pada stadium lanjut keluhan klien yang muncul adalah
sering menabrak akibat pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan
pandang menjdi lebih sempit hingga kebutaan secara permanen.
Gejala yang lain adalah (Harnawartiaj,2008):
1) Mata merasa dan sakit tanpa kotoran.
2) Kornea suram.
3) Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah.
4) Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat.
5) Nyeri di mata dan sekitarnya.
6) Udema kornea.
7) Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang.
8) Lensa keruh.
Selain itu glaucoma akan memperlihatkan gejala sebagai berikut (Sidharta Ilyas,2004)
1) Tekanan bola mata yang tidak normal
2) Rusaknya selaput jala
3) Menciutnya lapang penglihatan akibat rusaknya selaput jala yang dapat berakhir
dengan kebutaan.

D. PENCEGAHAN PENYAKIT GLAUCOMA


Glaukoma adalah penyakit yang menyebabkan resiko kebutaan. Karena itu
penyakit ini sangat menakutkan. Penderita glaukoma banyak yang merasa lebih depresi,
ketika mendapatkan diagnosis. Terkadang gejala yang tidak muncul pada tahap awal
menyebabkan keterlambatan penanganan. Tingkat keparahan glaukoma akan berjalan
secara bertahap dalam dalam waktu yang pelan maupun cepat. Semua itu tergantung dari
kondisi tekanan pada lensa mata. Karena itulah perlindungan kesehatan mata agar tidak
terkena glaukoma harus dilakukan sejak awal. Ada beberapa upaya yang bisa Anda
lakukan untuk bisa terhindar dari glaukoma. Berikut ini adalah langkah alami yang perlu
dilakukan sejak dini :
a. Mengontrol Kadar Gula Darah
Kadar gula darah sangat penting untuk melindungi mata dari tekanan pada lensa
yang berlebihan. Tekanan lensa inilah yang akan menyebabkan glaukoma dan
umumnya memang jarang disadari. Karena itu hal penting yang harus Anda
lakukan adalah memiliki pola kebiasaan makan makan yang baik. Hindari terlalu
sering mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat komplek, gula
berlebihan dan biji-bijian. Beberapa makanan yang harus dikonsumsi dalam
jumlah terbatas misalnya seperti nasi, pasta, sereal, kentang dan roti putih.
b. Olahraga
Melakukan berbagai jenis olahraga akan membantu menurunkan resiko tekanan
pada mata berlebihan. Terlebih bagi yang selalu bekerja di depan layar komputer.
Latihan atau olahraga juga bisa melindungi tubuh dari penyakit glaukoma akibat
kondisi metabolisme yang buruk seperti tekanan darah tinggi dan diabetes.
c. Melindungi Mata
Biasakan untuk melindungi mata apabila sedang melakukan olahraga atau
pekerjaan yang bisa meningkatkan resikocedera mata. Anda bisa menggunakan
kacamata khusus yang memang bisa melindungi area mata agar tidak terkena zat
asing maupun tekanan berlebihan. Pada awalnya mungkin tidak nyaman tapi
memang sangat diperlukan.
d. Hindari Makanan Mengandung Lemak
Kebiasaan mengkonsumsi berbagai jenis makanan yang mengandung lemak trans
akan membuat kesehatan mata Anda beresiko tinggi terkena glaukoma. Lemak
akan membuat sistem lensa mata menjadi lebih buruk terutama jenis lemak yang
didapatkan dengan cara dibakar dan digoreng. Karena itu hindari semua jenis
makanan yang mengandung lemak atau makan dalam jumlah yang sangat terbatas
saja. (baca juga : bahaya mengkonsumsi gorengan)
e. Pemeriksaan Mata
Pemeriksaan mata seharusnya memang sudah dilakukan sejak awal. Meskipun
glaukoma bisa terjadi pada usia lebih dari 42 tahun namun ada beberapa kasus
dimana usia muda terserang glaukoma. Karena itu pemeriksaan secara teratur
harus dilakukan untuk mengetahui gejala sejak awal. Bahkan orang yang
memiliki riwayat glaukoma dalam keluarga harus melakukan pemeriksaan secara
teratur.
KESIMPULAN
Glaukoma adalah suatu keadaan dimana di tandai dengan peningkatan tekanan intra
okuler yang dapat merusak saraf mata sehingga mengakibatkan kebutaan. Glaukoma
diklasifikasikan antara lain glaukoma primer, glaukoma sekunder, glaukoma kongenital dan
glaukoma absolut. Penyebabnya tergantung dari klasifikasi glaukoma itu sendiri tetapi pada
umumnya disebabkan karena aliran aquos humor terhambat yang bisa meningkatkan TIO. Tanda
dan gejalanya kornea suram, sakit kepala, nyeri, lapang pandang menurun, dll. Komplikasi dari
glaukoma adalah kebutaan. Penatalaksanaannya dapat dilakukan pembedahan dan obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.
Susan Martin Tucker, Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosisi dan
Evaluasi. Ed 5 Vol3 EGC. Jakarta 1998.
Brunner & Suddart. Keperawatan Medical Bedah EGC. Jakarta 2002.

Anda mungkin juga menyukai