KELOMPOK 1
DOSEN PEMBIMBING
Ns. MIRA ANDIKA. M,kep
A. Latar Belakang
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di seluruh dunia, dengan
morbiditas yang tidak proporsional di antara wanita dan orang Asia (Stamper et al.,2009).
Berbeda dengan katarak, kebutaan yang diakibatkan glaukoma bersifat permanen atau
tidak dapat diperbaiki (irreversible) (Kemenkes, 2015). Jumlah penyakit glaukoma di
dunia oleh World Health Organization (WHO) diperkirakan ± 60,7 juta orang di tahun
2010, akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020 (Artini, 2011). iperkirakan 3 juta penduduk
Amerika Serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus-kasus tersebut, sekitar 50% tidak
terdiagnosis (Riordan-Eva dan Witcher, 2008).
Data yang tersedia menunjukkan bahwa 86.000 sampai 116.000. Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas dari mereka telah mengalami kebutaan bilateral
(American Academy of Ophtalmology, 2011). American Academy of Ophtalmology
(2011) membagi
Glaucoma menjadi 3 tipe, yaitu glukoma sudut terbuka, glaukoma sudut tertutup,
dan glaukoma pada anak-anak (childhood glaucoma). Glaukoma sudut terbuka dibagi
lagi menjadi glaukoma sudut terbuka primer, glaukoma sudut normal (normal tension
glaucoma), juvenile open angle glaucoma, suspek glaukoma (glaucoma suspect), dan
glaukoma sudut terbuka sekunder. Glaukoma sudut tertutup juga dibagi lagi menjadi
primary angle closure glaucoma with relative pupillary block, glaukoma sudut tertutup
akut, glaukoma sudut tertutup subakut, glaukoma sudut tertutup kronik, glaukoma sudut
tertutup sekunder dengan dan tanpa blok pupil, dan sindrom iris plateau. Glaukoma sudut
terbuka primer, bentuk tersering pada ras kulit hitam dan putih, menyebabkan
penyempitan lapangan pandang bilateral progresif asimptomatik yang timbul perlahan
dan sering tidak terdeteksi sampai terjadi penyempitan lapangan pandang yang luas. Ras
kulit hitam memiliki risiko yang lebih besar mengalami onset dini, keterlambatan
diagnosis, dan penurunan penglihatan yang berat dibandingkan ras kulit putih (Riordan
Eva dan Whitcher, 2008).
Diperkirakan prevalensi glaukoma sudut terbuka primer di Amerika Serikat pada
individu yang berusia lebih dari 40 tahun adalah 1,86% berdasarkan studi metaanalisis
populasi (American Academy of Ophtalmology, 2011). Secara global, glaukoma sudut
terbuka primer lebih sering terjadi dibandingkan glaukoma sudut tertutup, dengan rasio
perkiraan 3:1, dan variasi yang luas di antara populasi (Stamper et al., 2009)
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan yang ketiga di Indonesia terdapat
sejumlah 0.40% penderita glaukoma di Indonesia yang mengakibatkan kebutaan 0,26%
penduduk. Prevalensi penyakit utama di Indonesia adalah kelainan refraksi 24,72%,
pterigium 8,79%, katarak 7,40%, konjungtiva 1,74%, parut kornea 0,43%, glaukoma
0,40%, retinopati 0,17%. Prevalensi dan peyebab buta kedua 0,16% kelaianan refraksi
0.11%, retina 0,09%, kornea 0.06% dan lain-lain 0.03%, prevalensi total 1,47%.
Diperkirakan di Amerika Serikat ada 2 juta orang yang menderita glaucoma. Diantara
mereka hampir setengah mengalami gangguan pengelihatan dan 70 ribu benar-benar
buta, bertambah setengah 5500 orang/tahun. Glaukoma dapat menyerang semua usia
namun lebih banyak sesuai bertambahnya usia, mengenai sekitar 2% orang berusia di atas
35 tahun. Resiko lainnya adalah diabetes, orang Amerika keturunan Afrika, yang
mempunyai riwayat keluarga menderita glaukoma, dan mereka yang pernah mengalami
trauma atau pembedahan mata, atau yang pernah mendapat terapi kortikostreroid jangka
panjang. Meskipun tak ada penanganan untuk glaukoma, namun dapat dikontrol dengan
obat. Kadang diperlukan pembedahan laser atau konvensional (insisional). Tujuan
penanganan adalah untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan agar dapat
mempertahankan penglihatan yang baik sepanjang hidup dan dapat dilakukan dengan
menurunkan TIO.
Glaukoma merupakan salah satu dari penyebab kebutaan kronis. Terdapat
predisposisi genetik dan insidens lebih tinggi pada orang amerika. Glaukoma merupakan
kondisi yang ditandai oleh tekanan intra okuler yang tinggi yang merusak saraf optik.
Glaukoma kronis merupakan bentuk gangguan paling umum, mempengaruhi kira- kira 2
% orang Amerika dengan usia lebih dari 35 tahun. Glaukoma juga terjadi pada neonatus
dan anak karena abnormalitas kongenital atau obstruksi yang didapat. ada masyarakat
awam banyak yang menganggap bahwa glukoma disebabkan karena tekanan darah tinggi
saja. Dengan ini, penulis mengambil masalah ini sebagai bahan penyuluhan, yang akan
diberikan sebagai suatu informasi kesehatan kepada masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan, pasien di Puskesmas Nanggalo mengerti dan
memahami tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebab dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui Pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui Pengobatan pada Penyakit Glaucoma
3. Mampu mengetahui Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah pengetahuan
dan wawasan mahasiswa tentang Pencegahan dan Perawatan Mata Pada Penyakit
Glaucoma.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di STIKes
MERCUBAKTIJAYA PADANG, dalam memberikan perawatan dan pendidikan
kesehatan pada klien tentang Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penykit
Glaucoma.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan audiens
dengan mengetahui memahami dan melaksanakan tentang Pencegahan dan
Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Pencegahan dan Perawatan Mata pada Penyakit Glaucoma.
2. Sub Pokok Bahasan
a. Mampu mengetahui Pengertian Penyakit Glaucoma
b. Mampu mengetahui Penyebeb dari Penyakit Glaucoma
c. Mampu mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Glaucoma
d. Mampu mengetahui pencegahan Penyakit Glaucoma
e. Mampu mengetahui Perawatan pada Penyakit Glaucoma
f. Mampu mengetahui pengobatan pada Penyakit Glaucoma
3. Sasaran dan target
Pasien yang menderita penyakit glaucoma dan pasien tanpa menderita penyakit
glaucoma di Puskesmas Nanggalo.
4. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. Media dan alat
a. Media
1) LCD
2) Leaflet
6. Waktu dan tempat
Hari / Tanggal : Jum’at / 16 maret 2018
Jam : 10.00 -10.30 Wib
Waktu Pertemuan : 30 Menit
Tempat : Di Puskesmas Nanggalo
D. Materi (terlampir)
E. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab :
2. Moderator : Christavani efendi
3. Presenter : Rahmiana heldayanti
4. Fasilitator : Nevi anggela sari
Helza aprilia yusdi
Sintia delvi
Fadilla oktavia
Winda asmita
Ratih saputri
Rizka febri tamala
Kurniawan
Moh fajri
Wichen elmar yulin
Putri pujaan
Suci rahmanelly
Sutri darwati
Ana septi zulian
5. Obsevator : Ottri wahyuni
F. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
G. Pengaturan Tempat
M Media P N
PJ F
K K K K
K K K K
K K K K
F F
O
Keterangan
PJ
: Penanggung Jawab
M : Moderator
P : Presenter
K : Klien / Peserta
F
: Fasilitator
O
/ : Observer
Media : Media / Model
H. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
dan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan memperhatikan
anggota kelompok dan
pembimbing
Menjelaskan topik Mendengarkan dan memperhatikan
penyuluhan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan memperhatikan
kegiatan
Membuat kontrak waktu Menyetujui kontrak waktu
dan bahasa
Pelaksanaan Menggali pengetahuan Mengemukakan pendapat
( 20 menit ) audiens tentang
Pengertian Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mendengarkan dan memperhatikan
tentang penyebab dari
Penyakit Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan pendapat
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang Tanda
dan Gejala Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mengemukakan pendapat
penyuluhan tentang
pencegahan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menggali pengetahuan Mendengarkan dan memperhatikan
audiens tentang
perawatan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mengemukakan pendapat
positif pada audiens atas
pendapat audiens
Menjelaskan materi Mendengarkan dan memperhatikan
penyuluhan tentang
Pengobatan Penyakit
Glaucoma
Memberi reinforcemen Mendengarkan dan memperhatikan
positif pada audiens atas
pendapat audiens.
Penutup Memberikan kesempatan Memberikan pertanyaan
( 5 menit ) pada audien untuk
bertanya
Memberi reinforcement Mendengarkan dan memperhatikan
pada audiens atas
pertanyaan audiens
Memberikan kesemspatan Mengemukakan pendapat
audiens lain untuk
memberi pendapat
Melengkapi atau Mendengarkan dan memperhatikan
memberikan penjelasan
atas pertanyaan audiens
Mengevaluasi dan Mendengarkan dan memperhatikan
menyimpulkan materi serta ikut menyimpulkan
penyuluhan yang telah
disampaikan
Salam penutup Menjawab salam