Anda di halaman 1dari 61

I.

Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen
(O2) lebih dari 21 % pada tekanan 1 atmosfer
sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh
II. Tujuan pemberian oksigenasi.
1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat
pada jaringan.
2. Untuk menurunkan kerja paru-paru.
3. Untuk menurunkan kerja jantung.
Faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
1. Tahap perkembangan.
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang
besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi
cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada
yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk
dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-
kanak, diameter dari depan ke belakang
berkurang dengan proporsi terhadap diameter
transversal. Pada orang dewasa thorak
diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia
juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan
pola nafas.
2. Lingkungan
Ketinggian, panas, dingin, dan polusi
mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan
makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2
yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya
individu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernafasan dan jantung yang meningkat. Juga
kedalamamn pernafasan yang meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah
perifer akan berdilatasi sehingga darah akan
mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas
yang hilang dari permukaan tubuh akan
mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada
lingkungan dingin sebaliknya terjadi kontriksi
pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan
aliran darah yang akan menurunkan kegiatan2
jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan
oksigen.
3. Gaya Hidup
Aktivitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan
kedalaman pernafasan dan denyut jantung.
Demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok
dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu
dapat menjadi predisposisi penyakit paru.
4. Status kesehatan
Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernafasan
dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem
kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke bagian sel-sel tubuh, selain itu
penyakit pada sistem pernafasan dapat mempunyai efek
sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi
kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia,
karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan
karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi
transportasi gas-gas tersebut dari dan ke sel.
5. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan
laju dan dalam pernafasan ketika depresi pusat
pernafasan dimedula. Oleh karena itu bila
memberikan obat-obat narkotik analgetik,
perawat harus memantau laju dan kedalaman
pernafasan.
6. perubahan/gangguan pada fungsi pernafasan
Fungsi pernafasan dapat terganggu oleh kondisi yang
dapat mempengaruhi pernafasan yaitu :
a. Pergerakan udara kedalam atau keluar paru.

b. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli

dan kapiler paru.


c. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui
darah ke dan dari sel jaringan.
 Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia,
perubahan pola nafas dan obstruksi sebagian
jalan nafas.
Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan
oksigen didalam tubuh yang diinspirasi sampai
jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi,
difusi gas atau transpor gas oleh udara yang dapat
disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu
atau lebih bagian2 dari prose respirasi. Penyebab
lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak
adekuat.
Sianosis yang ditandai dengan warna kebiruan pada
kulit, dasar kuku , dan membran mukosa yang
disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat
penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral
dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3-5 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang
hipoksia akut biasanyan terlihat cemas, lelah dan
pucat.
7. Perubahan pola nafas
Pernafasan yang normal dilakukan tanpa usaha
dan pernafasan ini sama jaraknya dan sedikit
perbedaan kedalamannya. Bernafas yang sulit
disebut dyspnoe (sesak). Kadang2 terdapat nafas
cuping hidung karena usaha inspirasi yang
meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo
yaitu ketidakmampuan untuk bernafas kecuali
pada posisi duduk dan berdiri seperti pada
penderita asma.
8. Obstruksi jalan nafas
Obstruksi jalan nafas lengkap atau sebagian dapat
terjadi disepanjang saluran pernafasan disebelah
atas atau bawah. Obstruksi jalan nafas bagian atas
meliputi : hidung, pharing, laring, thrakea, dapat
terjadi karena adanya benda asing seperti
makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang
(orthopharing) bila individu tidak sadar atau bila
sekresi menumpuk disaluran nafas.
Obstruksi jalan nafas dibagian bawah melibatkan
oklusi sebagian atau lengkap dari saluran nafas
kebrhonkus dan paru-paru. Mempertahankan jalan
nafas yang terbuka merupakan intervensi
keperawatan yang kadang membutuhkan tindakan
yang tepat. Obstruksi sebagian jalan nafas ditandai
dengan adanya suara mengorok selama inhalasi
( inspirasi)
VI. Pengkajian Keperawatan
Secara umum pengkajian dimulai dengan pengumpulan
data tentang :
1. Biodata pasien (umur, sex, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien dapat menunjukkan, tahap
perkembanagan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji
untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya
terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat
pendidikan dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan klien tentang masalhnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama
(PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan
mengganggu oleh klien pada saat perawata mengkaji,
dan pengkajian tentang riwayat keluhan utama
seharusnya mengandung unsur PQRST
(paliativ/provokatif, quality, regio, skala, dn time)
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30-60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20-25 x/mnt
d. Dewasa : 15-20 x /mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat,
kapasitas vital menurun.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini diperlukan dikaji apakah ada
anggota keluarga yang mengalami
masalah/penyakit yang sama
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan klien dan keluarganya
misalnya : merokok, pekerjaan , rekreasi,
keadaan lingkungan, faktor2 alergen dll.
6. Riwayat psikologis
Disini perawat perlu mengetahui tentang :
a. Perilaku/ tanggapan klien terhadap

masalah/penyakitnya.
b. Pengaruh sakit terhadap cara hidup

c. Perasaan klien terhadap sakit dan therapy.

d. Prilaku /tanggapan keluarga terhadap

masalah penyakit dan teraphy.


7. Riwayat spiritual
8. Pemeriksaan fisik
a. Hidung dan sinus
Inspeksi : cuping hidung , deviasi septum,
perforasi, mukosa, (warna, bengkak, eksudat
darah) , kesimetrisan hidung.
Palpasi : sinus frontalis, sinus maksilaris
b. Faring
Inspeksi : warna, simetris, eksudat elserasi,
bengkak.
c. Thrakea
Palpasi : dilakukan dengan cara berdiri disamping
kanan pasien, letakkan jari tengah pada bagian
bawah trakhea dan raba trakhea ke atas, kebawah
dan ke samping sehingga kedudukan trakhea dapat
diketahui.
d. Thoraks
Inspeksi :
 postur bervariasi misalnya pasien dengan masalah
pernafasan kronis klavikulanya menjadi elevasi
keatas.
 bentuk dada pada bayi berbeda dengan orang dewasa,
dada bayi berbentuk bulat melingkar dengan diameter
antero-posterior sama dengan diameter transversal(1-1).
Pada orang dewasa perbandingan diameter antero-
posterior dan transversal adalah 1:2.
 Beberapa kelainan bentuk dada diantaranya:
Pigeon chest yaitu bentuk dada yang ditandai dengan
diameter transversal sempit, diameter antero-posterior
membesar dan sternum sangat menonjol ke depan. Funnel
chest merupakan kelainan bawaan dengan ciri-ciri
berlawanan dengan pigeon chest, yaitu sternum menyempit
ke dalam dan diameter antero-posterior mengecil. Barrel
chest ditandai dengan diameter antero-posterior dan
transversal sama atau perbandingannya 1:1
 Kelainan tulang belakang diantaranya, kiposisi atau
bungkuk dimana punggung melengkung/cembung
kebelakang. Lordosis yaitu dada membusung
kedepan atau punggung membentuk cekung. Skoliosis
yaitu tergeliatnyan tulang belakang kesalah satu sisi.
 pola nafas , dalam hal ini perlu dikaji
kecepatan/frekuensi pernafasan apakah pernafasan
klien uepnea yaitu pernafasan normal dimana
kecepatan 16-24x/mnt, klien tenang, diam, dan tidak
butuh tenaga.
 Perlu juga dikaji volume pernapasan apakah
hiperventilasi yaitu bertambahnya jumlah udara
dalam paru-paru yang ditandai dengan
pernapasan yang dalam dan panjang ataukah
hipoventilasi yaitu berkurangnya udara dalam
paru-paru yang ditandai dengan pernapasan
yang lambat.
 Perlu juga dikaji sifat pernapasan apakah klien
menggunakan pernapasan dada yaitu pernapasan
yang ditandai dengan pengembangan dada,
ataukah pernapasan perut yaitu pernapasan yang
ditandai dengan pengembangan perut
 Perlu juga dikaji ritme/irama pernapasan yang
secara normal adalah reguler atau irreguler,
ataukah klien mengalami pernapasan cheyne stokes
yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi
lambat dan kadang diselingi apnea, atau
pernapasan kusmaul yaitu pernapasan yang cepat
dan dalam, atau pernapasan biot yaitu pernapasan
yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan
diselingi periode apnea.
 Perlu juga dikaji kesulitan bernapas klien, apakah
dispnea yaitu sesak napas yang menetap dan kebutuhan
oksigen tidak terpenuhi, ataukah ortopnea yaitu
kemampuan bernapas hanya bila dalam posisi duduk
atau berdiri.
Perlu juga dikaji bunyi napas, dalam hal ini perlu dikaji
adanya stertor/mendengkur yang terjadi karena
adanya obstruksi jalan napas bagian atas, atau stidor
yaitu bunyi yang kering dan nyaring dan didengar saat
inspirasi, atau wheezing yaitu bunyi napas seperti orang
bersiul, atau rales yaitu bunyi yang mendesak atau
bergelembung dan didengar saat inspirasi, ataukah
ronchi yaitu bunyi napas yang kasar dan kering serta di
dengar saat ekspirasi.
 Perlu juga dikaji batuk dan sekresinya, apakah klien
mengalami batuk produktif yaitu batuk yang diikuti
oleh sekresi, atau batuk non produktif yaitu batuk
kering dan keras tanpa sekresi, ataukah hemoptue
yaitu batuk yang mengeluarkan darah
 Status sirkulasi, dalam hal ini perlu dikaji heart
rate/denyut nadi apakah takhikardi yaitu denyut
nadi lebih dari 100 x/mnt, ataukah bradikhardi
yaitu denyut nadi kurang dari 60 x/mnt.
 Juga perlu dikaji tekanan darah apakah hipertensi yaitu
tekanan darah arteri yang tinggi, ataukah hipotensi
yaitu tekanan darah arteri yang rendah.
Juga perlu dikaji tentang oksigenasi pasien apakah
terjadi anoxia yaitu suatu keadaan dengan jumlah
oksigen dalam jaringan kurang, atau hipoxemia yaitu
suatu keadaan dengan jumlah oksigen dalam darah
kurang, atau hipoxia yaitu berkurangnya persediaan
oksigen dalam jaringan akibat kelainan internal atau
eksternal, atau cianosis yaitu warna kebiru-biruan pada
mukosa membran, kuku atau kulit akibat deoksigenasi
yang berlebihan dari Hb, ataukah clubbing finger yaitu
membesarnya jari-jari tangan akibat kekurangan
oksigen dalam waktu yang lama.
Palpasi: :
Untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada,
nyeri tekan, massa, peradangan, kesimetrisan
ekspansi dan taktil vremitus.
Taktil vremitus adalah vibrasi yang dapat
dihantarkan melalui sistem bronkhopulmonal selama
seseorang berbicara. Normalnya getaran lebih
terasa pada apeks paru dan dinding dada kanan
karena bronkhus kanan lebih besar. Pada pria lebih
mudah terasa karena suara pria besar
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada pasien
dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
diantaranya adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola napas tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan kardiak output
5. Rasa berduka
6. Koping tidak efektif
7. Perubahan rasa nyaman
8. Potensial/resiko infeksi
9. Interaksi sosial terganggu
10. Intoleransi aktifitas, dll sesuai respon klien
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
Yaitu tertumpuknya sekresi atau adanya
obstruksi pada saluran napas.
Tanda-tandanya :
• Bunyi napas yang abnormal
• Batuk produktif atau non produktif
• Cianosis
• Dispnea
• Perubahan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
Kemungkinan faktor penyebab :
• Sekresi yang kental atau benda asing yang menyebabkan
obstruksi
• Kecelakaan atau trauma (trakheostomi)
• Nyeri abdomen atau nyeri dada yang mengurangi
pergerakan dada
• Obat-obat yang menekan refleks batuk dan pusat
pernapasan
• Hilangnya kesadaran akibat anasthesi
• Hidrasi yang tidak adekuat, pembentukan sekresi yang
kental dan sulit untuk di expektoran
• Immobilisasi
• Penyakit paru menahun yang memudahkan penumpukan
sekresi
2. Pola napas tidak efektif
Yaitu respon pasien terhadap respirasi dengan
jumlah suplay O2 kejaringan tidak adekuat
Tanda-tandanya :
• Dispnea
• Peningkatan kecepatan pernapasan
• Napas dangkal atau lambat
• Retraksi dada
• Pembesaran jari (clubbing finger)
• Pernapasan melalui mulut
• Penambahan diameter antero-posterior
• Cianosis, flail chest, ortopnea
• Vomitus
• Ekspansi paru tidak simetris
Kemungkinan faktor penyebab :

• Tidak adekuatnya pengembangan paru akibat


immobilisasi, obesitas, nyeri
• Gangguan neuromuskuler seperti : tetraplegia, trauma
kepala, keracunan obat anasthesi
• Gangguan muskuloskeletal seperti : fraktur dada,
trauma yang menyebabkan kolaps paru
• CPPO seperti : empisema, obstruksi bronchial, distensi
alveoli
• Hipoventilasi akibat kecemasan yang tinggi
• Obstruksi jalan napas seperti : infeksi akut atau
alergi yang menyebabkan spasme bronchial
atau oedema
• Penimbunan CO2 akibat penyakit paru
3. Gangguan pertukaran gas
Yaitu perubahan asam basa darah sehingga terjadi
asidosis respiratori dan alkalosis respiratori.
4. Penurunan kardiak output
Tanda-tandanya :
 Kardiak aritmia  Output urine berkurang
 Tekanan darah  Oedema
bervariasi  Masalah pernapasan
 Takikhardia atau (ortopnea, dispnea,
bradikhardia napas pendek, rales dan
 Cianosis atau pucat batuk)
 Kelemahan, vatigue
 Distensi vena jugularis
Kemungkinan penyebab :
• Disfungsi kardiak output akibat penyakit arteri
koroner, penyakit jantung
• Berkurangnya volume darah akibat
perdarahan, dehidrasi, reaksi alergi dan
reaksi kegagalan jantung
• Cardiak arrest akibat gangguan elektrolit
• Ketidakseimbangan elektrolit seperti kelebihan
potassiom dalam darah
VIII. RENCANA KEPERAWATAN
1. Mempertahankan terbukanya jalan napas
A. Pemasangan jalan napas buatan
Jalan napas buatan (artificial airway) adalah
suatu alat pipa (tube) yang dimasukkan ke dalam
mulut atau hidung sampai pada tingkat ke-2 dan
ke-3 dari lingkaran trakhea untuk memfasilitasi
ventilasi dan atau pembuangan sekresi
Rute pemasangan :
• Orotrakheal : mulut dan trakhea
• Nasotrakheal : hidung dan trakhea
• Trakheostomi : tube dimasukkan ke dalam trakhea
melalui suatu insisi yang diciptakan pada
lingkaran kartilago ke-2 atau ke-3
• Intubasi endotrakheal
B. Latihan napas dalam dan batuk efektif
Biasanya dilakukan pada pasien yang bedrest
atau post operasi
Cara kerja :
• Pasien dalam posisi duduk atau baring
• Letakkan tangan di atas dada
• Tarik napas perlahan melalui hidung sampai
dada mengembang
• Tahan napas untuk beberapa detik
• Keluarkan napas secara perlahan melalui
mulut dampai dada berkontraksi
• Ulangi langkah ke-3 sampai ke-5 sebanyak 2-3
kali
• Tarik napas dalam melalui hidung kemudian
tahan untuk beberapa detik lalu keluarkan
secara cepat disertai batuk yang bersuara
• Ulangi sesuai kemampuan pasien
• Pada pasien pot op. Perawat meletakkan telapak
tangan atau bantal pada daerah bekas operasi
dan menekannya secara perlahan ketika pasien
batuk, untuk menghindari terbukanya luka insisi
dan mengurangi nyeri
C. Posisi yang baik
• Posisi semi fowler atau high fowler memungkinkan
pengembangan paru maksimal karena isi abdomen
tidak menekan diafragma
• Normalnya ventilasi yang adekuat dapat
dipertahankan melalui perubahan posisi, ambulasi
dan latihan
D. Pengisapan lendir (suctioning)
Adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang
berlebihan pada jalan napas, suction dapat
dilakukan pada oral, nasopharingeal, trakheal,
endotrakheal atau trakheostomi tube.
E. Pemberian obat bronkhodilator
Adalah obat untuk melebarkan jalan napas
dengan melawan oedema mukosa bronkhus
dan spasme otot dan mengurangi obstruksi
dan meningkatkan pertukaran udara.
Obat ini dapat diberikan peroral, sub kutan,
intra vena, rektal dan nebulisasi atau
menghisap atau menyemprotkan obat ke
dalam saluran napas.
2. Mobilisasi sekresi paru
A. Hidrasi
Cairan diberikan 2±secara oral dengan cara
menganjurkan pasien mengkonsumsi cairan yang
banyak - 2,5 liter perhari, tetapi dalam batas
kemampuan/cadangan jantung.
B Humidifikasi
Pengisapan uap panas untuk membantu
mengencerkan atau melarutkan lendir.
C. Postural drainage
Adalah posisi khuus yang digunakan agar kekuatan
gravitasi dapat membantu di dalam pelepasan
sekresi bronkhial dari bronkhiolus yang bersarang di
dalam bronkhus dan trakhea, dengan maksud
supaya dapat membatukkan atau dihisap
sekresinya.
Biasanya dilakukan 2 - 4 kali sebelum makan dan
sebelum tidur / istirahat.
Tekniknya :
• Sebelum postural drainage, lakukan :
- Nebulisasi untuk mengalirkan sekret
- Perkusi sekitar 1 - 2 menit
- Vibrasi 4 - 5 kali dalam satu periode
• Lakukan postural drainage, tergantung letak
sekret dalam paru.
3. Mempertahankan dan meningkatkan
pengembangan paru
A. Latihan napas
Adalah teknik yang digunakan untuk menggantikan
defisit pernapasan melalui peningkatan efisiensi
pernapasan yang bertujuan penghematan energi
melalui pengontrolan pernapasan
Jenis latihan napas :
• Pernapasan diafragma
• Pursed lips breathing
• Pernapasan sisi iga bawah
• Pernapasan iga dan lower back
• Pernapasan segmental
B. Pemasangan ventilasi mekanik
Adalah alat yang berfungsi sebagai pengganti
tindakan pengaliran / penghembusan udara ke
ruang thoraks dan diafragma. Alat ini dapat
mempertahankan ventilasi secara otomatis dalam
periode yang lama.
Ada dua tipe yaitu ventilasi tekanan negatif dan
ventilasi tekanan positif.
C. Pemasangan chest tube dan chest drainage
Chest tube drainage / intra pleural drainage
digunakan setelah prosedur thorakik, satu atau
lebih chest kateter dibuat di rongga pleura melalui
pembedahan dinding dada dan dihubungkan ke
sistem drainage.
Indikasinya pada trauma paru seperti :
hemothoraks, pneumothoraks, open pneumothoraks,
flail chest.
Tujuannya :
• Untuk melepaskan larutan, benda padat, udara
dari rongga pleura atau rongga thoraks dan
rongga mediastinum
• Untuk mengembalikan ekspansi paru dan menata
kembali fungsi normal kardiorespirasi pada pasien
pasca operasi, trauma dan kondisi medis dengan
membuat tekanan negatif dalam rongga pleura.
Tipenya :
a. The single bottle water seal system
b. The two bottle water
c. The three bottle water
4. Mengurangi / mengoreksi hipoksia dan kompensasi
tubuh akibat hipoksia
Dengan pemberian O2 dapat melalui :
• Nasal canule
• Bronkhopharingeal khateter
• Simple mask
• Aerosol mask / trakheostomy collars
• ETT (endo trakheal tube)
5. Meningkatkan transportasi gas dan Cardiak Output
Dengan resusitasi jantung paru (RJP), yang
mencakup tindakan ABC, yaitu :
A : Air way adalah mempertahankan kebersihan atau
membebaskan jalan napas
B : Breathing adalah pemberian napas buatan melalui
mulut ke mulut atau mulut ke hidung
C : Circulation adalah memulai kompresi jantung atau
memberikan sirkulasi buatan
Jadi secara umum intervensi keperawatan mencakup
di dalamnya :
a. Health promotion
• Ventilasi yang memadai
• Hindari rokok
• Pelindung / masker saat bekerja
• Hindari inhaler, tetes hidung, spray (yang dapat
menekan nervus 1)
• Pakaian yang nyaman
b. Health restoration and maintenance
• Mempertahankan jalan napas dengan upaya
mengencerkan sekret
• Teknik batuk dan postural drainage
• Suctioning
• Menghilangkan rasa takut dengan penjelasan,
posisi fowler/semi fowler, significant other
• Mengatur istirahat dan aktifitas dengan
memberikan HE yang bermanfaat, fasilitasi
lingkungan, tingkatkan rasa nyaman, terapi yang
sesuai, ROM
• Mengurangi usaha bernapas dengan ventilasi
yang memeadai, pakaian tipis dan hangat,
hindari makan berlebih dan banyak mengandung
gas, atur posisi
• Mempertahankan nutrisi dan hidrasi juga dengan
oral hygiene dan makanan yang mudah dikunyah
dan dicerna
• Mempertahankan eliminasi dengan memberikan
makanan berserat dan ajarkan latihan
• Mencegah dan mengawasi potensial infeksi
dengan menekankan prinsip medikal asepsis
• Terapi O2
• Terapi ventilasi
• Drainage dada
IX. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN
EVALUASI
Implementasi keperawatan sesuai dengan
intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai
tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya
evaluasi proses.
Daftar Pustaka
http://iwansain.wordpress.com/2007/08/22/
kebutuhan-oksigenasi/

Anda mungkin juga menyukai