TINJAUAN PUSTAKA
transport oksigen dan juga oleh faktor eksternal seperti suhu yang
ekstrim, injury, alergen, radiasi, zat-zat kimia (Gitaraja, 2008; Potter &
2.1.1 Luka akut yaitu luka yang proses penyembuhannya sesuai dengan
2.1.2 Luka kronik yaitu luka yang proses penyembuhannya gagal dan
membersihkan area luka dari benda asing, mikroba, dan sel-sel mati. Fase
penyembuhan berikutnya.
periode ini berlangsung cepat sekitar 5-10 menit. Selanjutnya akan terjadi
perpindahan sel leukosit ke area luka. Netrofil yang merupakan agen sel
dan
melakukan angiogenesis atau pembentukan kapiler-kapiler baru.
Secara klinis, tanda dan gejala terjadinya fase inflamasi ini adalah
eritema, hangat pada kulit, edema, dan rasa sakit yang berlangsung 3
sampai 5 hari.
rekonstruksi jaringan.
dan
dipengaruhi oleh substansi yang dikeluarkan oleh platelet dan makrofag
(growth factor).
berperan dalam merangsang mitosis sel epidermis. Proses ini dimulai dari
pinggir luka dan akhirnya akan membentuk barier yang menutupi seluruh
Selanjutnya fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan
Fase ini dimulai dari minggu ke 3 sejak luka dan akan berakhir
sampai kurang lebih 1 tahun. Fase ini bertujuan agar dihasilkan jaringan
baru yang kuat dan menyerupai jaringan yang dulu telah rusak.
warna kemerahan yang ada pada jaringan akan mulai berkurang karena
pembuluh darah mulai regresi dan serat fibrin dari kolagen bertambah
telah terbetuk sejak fase proliferasi akan berlanjut di fase ini. Selain
enzim kolagenase.
Pembentukan dan pemecahan ini harus seimbang agar penyembuhan
banyak maka kekuatan jaringan parut melemah dan luka akan selalu
kekuatan jaringan parut yang kuat dan tidak mengganggu aktifitas yang
normal (Gitaraja,
diabetes ini berakhir pada kecacatan dan bahkan kematian. Maka, tidak
heran luka kaki diabetes ini merupakan komplikasi yang paling ditakuti
oleh penderita DM
UK (2013) menyebutkan
bahwa etiologi terjadinya luka kaki diabetik adalah neuropati, iskemia
dan neuroiskemia.
diabetik yang memberikan efek pada sensori, motorik dan syaraf otonom.
terhadap trauma fisik, kimia dan termal. Motor neuropati dapat menjadi
pada kaki. Syaraf otonom secara tipikal berhubungan dengan kulit kering
perifer. Periperal arterial disease adalah salah satu contoh dari iskemia ini.
dan fruktosa.
konduksi
pada sistem syaraf. Penurunan konduksi ini akan sangat terasa pada
area perifer.
dimana kedua kondisi ini adalah etiologi dari luka kaki diabetik (Clayton
1. Superficial ulcer
2. Deep ulcer
(dengan goa)
penderita DM. Hal ini terjadi akibat dari neuropati dan penyakit pembuluh
darah perifer yang menghambat aliran darah ke perifer seperti pada kaki.
kerusakan pada kaki karena penurunan sensasi dan respon terhadap nyeri.
pula.
2. Menurunkan tekanan
3. Kontrol infeksi
4. Revaskularisasi.
terjadi
bersamaan dengan penurunan atau kehilangan sensasi. Oleh
5. Debridement
maksimal.
1. Pencucian luka
serta sisa metabolik tubuh pada cairan luka. Pencucian luka ini
toksik
terhadap jaringan, tidak menghambat fase penyembuhan luka
2. Debridement
rusak.
pada luka
kejadian infeksi dan juga melindungi luka dari trauma dan invansi
bahwa kita tidak bisa mengobati luka yang persiapan dasar lukanya buruk
untuk
mengevaluasi atau menyingkirkan hambatan luka sehingga luka
komponen yaitu
T: Tissue (jaringan)
TIME ini terdiri dari berbagai strategi yang dapat dilakukan pada
penyembuhan luka.
1. Manajemen jaringan nekrotik
Saad, 2012).
bakteri dan
sel yang menghambat proses penyembuhan sehingga dapat
waktu lama, aliran darah yang buruk dan juga karena proses
granulasi yang rapuh dan tidak sehat, bau yang tidak enak,
yang terjadi pada luka. Pada luka operasi produksi eksudat adalah
sembuhnya.
Oleh karena itu keseimbangan kelembaban sangat
perkembangan
tepi luka. Secara mikroskopis, penuaan sel mungkin ada di tepi
Saad, 2012).
Kelly, 2010; Benbow, 2011; Mcintosh, 2009; Falanga et.al, 2008). Selain
warnanya menjadi coklat atau kuning atau abu-abu dan menjadi bersabut
(Anderson,2006).
1. Surgical debridement
2006).
2. Sharp debridement.
3. Chemical debridement.
mahal.
5. Mekanikal debridement.
Anderson, 2006).
memakan
jaringan yang sehat. Selain itu sekresi dari larva ini memiliki efek
slough atau jaringan nekrotik baik itu luka akut atau kronik.
Anderson,
2006).
1. Defenisi
dari sel darah putih serta enzim ini akan memecahkan jaringan
nekrotik
seperti autolytic debridement. Tiga karakteristik yang digunakan
fotografi.
dengan
1 = tidak terlihat
1 = tidak ada
2 = putih/abu-abu
3 = slough kuning
4 = eskar lunak
5 = eskar keras
erat ke dasar luka dan semua tepi luka. Akibat dari debridement
ini, nekrosis mulai terangkat dan mengendur dari tepi luka dan
jenis
jaringan nekrotik (Sussman & Bates-Jensen, 1998; Sussman &
Bates-Jensen, 2012).
2.5 Madu.
yang dihasilkan oleh lebah madu dari nektar sari bunga tanaman atau juga
bagian lain selain bunga tanaman yang secara umum berasa manis. Madu
infeksi
diketahui. Catatan menunjukka n bahwa imperium yang zaman
gula yang seperti agar-agar. Oleh lebah dikurangi kandungan airnya dan
sebagai enzim saliva lebah (Cray, 2010). Madu terdiri dari 20 % air dan
sebagian besar terdiri dari fruktosa dan glukosa, sedangkan sebagian kecil
Panitia Teknis 93S, Makanan dan Minuman. Adapun maksud dan tujuan
Nasional,
2004).
dari pembengkakan luka dan juga dari bakteri. Akibatnya aktifitas bakteri
akan
terhambat. Madu juga mengandung enzim glukosa oksidase dan katalase.
pada luka (Sharp, 2009; Hampton, 2007; Eddy, Gideonsen dan Mack,
2008; Song dan Salcido, 2010; Lee, Sinno dan Khachemoune, 2011).
penggunaan madu lainnya terhadap luka. Fungsi ini merupakan efek dari
adalah gula. Konsentrasi gula yang tinggi tersebut akan memberi sifat
Hal ini khususnya terjadi pada luka bakar, dimana scar dan
kontraktur sering terjadi. Efek lain adalah persepsi pasien dan klinisi
beberapa
alasan yang menyebabkan pasien dan perawat berpersepsi positif
madu (Gheldof, Wang dan Engeseth, 2002; Gheldof dan Engeseth, 2002).
Pada saat ini salah satu madu yang cukup dikenal luas dalam perawatan
luka adalah Manuka Honey. Madu lebih efektif digunakan sebagai terapi
1. Osmolaritas tinggi
luka kronis,
cairan luka akan terlarut akibat kandungan gula yang tinggi pada
madu, sehingga luka menjadi lembap dan hal ini dianggap baik
2. Hidrogen peroksida
mengurangi bau yang tidak enak pada luka khususnya luka kronis.
pada luka.
luka kronis (ulkus vena/arteri dan luka dekubitus) dalam waktu dua
Menurut Belcher (2012) madu memiliki lima cara kerja inti, yaitu:
rendah, membuat bakteri yang ada dalam luka kekurangan air untuk
madu mampu menarik getah bening dari sel dan menurunkan edema
madu ini
disarankan bahwa madu akan mengaktifkan plasmin yang akan
5. Menurunkan bau tak sedap: Substansi dari bau tak sedap ini
amino ini hasil dari penguraian serum dan jaringan protein pada
utama dari madu adalah biaya yang murah dan potensial untuk
Mack, 2008).
ada juga madu yang memiliki efek toksik jika dimakan, namun
permukaan luka dengan lapisan yang tebal pada sebuah kassa dan
pada 10 cm x 10 cm dressing
madu terlarut dengan eksudat luka. Jika tidak ada cairan luka,
area
luka. Hal ini tidak akan efektif untuk merangsang
dengan madu. Ease dalam penelitian ini tercapai ketika seseorang telah
diri, seksualitas dan arti dari kehidupan, hubungan dengan kekuatan yang
Autolytic Kondisi
debridement transcendence
Konteks kenyamanan
(Kolcaba,1991; Kolcaba,1994)
1. Fisik Healing
2. Psikospritual process
3. Lingkungan
4. Sosial
Gambar 2.2 Aplikasi comfort theory pada perawatan luka dengan madu
Skala Skala
kenyamanan kenyamanan
sebelum setelah
tindakan tindakan
Stimulasi
kolagenase
Keterangan: