Anda di halaman 1dari 21

Konsep pembidaian dan teknik

Pembidaian

Di susun kelompok 2 :
Muhammad imron
Dewi kesuma handayani
Abdul razaq
Roza sabila
Risyad maulana
Ervi ersiana
Mutia pratiwi
Upaya untuk menstabilkan dan mengistirahatkan
(imobilisasi) bagian yang cedera.

Tujuan :
1. Mencegah pergerakan
2. Mengurangi terjadinya cedera baru
3. Mengistirahatkan anggota yang patah
4. mengurangi rasa nyeri
5. Mempercepat penyembuhan
Macam bidai :

1.Bidai keras
2.Bidai Traksi
3.Bidai improvisasi
4.Gendongan / belat & bebat
Bidai keras
Bidai yang dapat dibentuk
Bidai Traksi
Ketentuan umum pembidaian (1)

Walau membidai dengan alat atau cara


apapun ada ketentuan yang berlaku
pada semua pembidaian.
1. Sedapat mungkin informasikan rencana
tindakan kepada penderita
2. Paparkan seluruh bagian yang cedera
dan rawat perdarahan bila ada
Ketentuan umum pembidaian (2)
3. Selalu buka atau bebaskan pakaian
pada daerah sendi sebelum membidai.
Buka perhiasan di daerah patah atau di
bagian distal
4. Nilai GSS / PSM (Awal)
Ketentuan umum pembidaian (3)
5. Siapkan alat-alat selengkapnya
6. Jangan berupaya merubah posisi bagian
yang cedera. Upayakan membidai dalam
posisi ketika ditemukan
7. Jangan berusaha memasukkan bagian
tulang yang patah
Ketentuan umum pembidaian (4)
8. Bidai harus meliputi dua sendi dari tulang
yang patah. Ukur bidai pada anggota
badan yang sehat
9. Bila cedera pada sendi, bidai kedua
tulang yang mengapit sendi tersebut.
Upayakan juga membidai sendi
distalnya.
Ketentuan umum pembidaian (5)

10. Lapisi bidai dengan bahan yang lunak,


bila memungkinkan.
11. Isilah bagian yang kosong antara tubuh
dengan bidai dengan bahan pelapis.
12. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan
terlalu longgar.
Ketentuan umum pembidaian (6)

13.Ikatan harus cukup jumlahnya,


dimulai dari sendi yang banyak
bergerak, kemudian sendi atas dari
tulang yang patah.
14. Selesai dilakukan pembidaian,dilakukan
pemeriksaan gerakan-sensasi-sirkulasi
(GSS) kembali, bandingkan dengan
pemeriksaan GSS pertama
15. Jangan membidai berlebihan
Bila dianggap perlu penolong harus memindahkan
Penderita maka harus diperhatikan :

1. Jangan membuat cedera lebih lanjut pada


penderita.
2. Hindari cedera pada penolong.

MEKANIKA TUBUH

Menggunakan gerakan tubuh penolong yang


baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan
Dalam pemindahan penderita.
PRINSIP DASAR PEMINDAHAN PENDERITA
1. Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu.
2. Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar
3. Kondisi fisik penolong baik dan terlatih

BEBERAPA HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN


DALAM MENGANGKAT PENDERITA
1. Nilai kesulitan yang akan terjadi pada saat proses
pemindahan dan pengangkatan berlangsung.
2. Rencanakan pergerakan sebelum mengangkat penderita
3. Jangan coba mengangkat / menurunkan jika tidak yakin
4. Gunakan otot tungkai untuk mngangkat
5. Jaga keseimbangan
6. Pindahkan penderita dg beban serapat mungkin dg tubuh
Penolong.
7. Lakukan gerakan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang
secara vertikal.
8. Bila dapat kurangi jarak / ketinggian yg harus dilalui
9. Perbaiki posisi & angkat secara bertahap.
Macam Pemindahan Penderita

1. Pemidahan Darurat
- Menarik kemeja penderita
- Menarik dengan selimut
- Menarik dengan kain
- Menarik dari ketiak / lengan

2. Pemindahan Biasa
- Teknik angkat langsung (2-3 penolong )
- Teknik angkat anggota gerak
Berdasarkan pertanyaan yang mungkin terjadi pada
saat memindahkan penderita :

a. Kapan saatnya penderita dipindahkan ?


b. Apakah penilaan dan pemeriksaan harus selesai
sebelum pemindahan ?
c. Berapa lamakah tulang belakang harus dijaga
(stabilisasi manual ) ?
Peralatan pemindahan penderita :
1. Tandu beroda
2. Tandu lipat
3. Tandu scoop
4. Tandu kursi
5. Tandu basket
6. Tandu selimut
7. Papan spinal

Selesai

Anda mungkin juga menyukai