Anda di halaman 1dari 14

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

1.1 Pengertian

Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan dari tempat yang
satu ke tempat yang lain. Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan
untuk berpindah tempat tidur ke kursi roda.
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari tempat tidur ke kursi. Kegiatan ini tentunya di bantu oleh perawat dengan tata
cara yang benar agar tidak terjadi kesalahan yang akan mengakibatkan luka baru pada pasien

1.2 Tujuan

1. Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan


2. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse
3. Mempertahankan kenyamanan pasien
4. Mempertahankan kontrol diri pasien
5. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan (diagnostik, fisik, dll)
6. Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan keadaan fisiknya

1.3 Persiapan alat dan pasien

Persiapan Alat :

1. Kursi roda
2. Handscun atau sarung tangan (bila diperlukan)
3. Sabuk pemindah (bila diperlukan)

Persiapan Pasien :

1. Pasien berada di tempat tidur


2. Jelaskan prosedur pada pasien
3. Kaji kekuatan otot pasien
4. Mobilitas sendi
5. Toleransi aktivitas
6. Tingkat kesadaran
7. Tingkat kenyamanan
8. Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah, sampai kaki pasien bisa
menyentuh lantai.
9. Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat tidur (posisi kursi pada
sudut 45o terhadap tempat tidur), angkat penyokong kaki dan kunci semua roda kursi

1.4 Cara kerja

1. Cuci tangan
2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas
3. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur. Siapkan kursi roda dalam posisi 45o terhadap
tempat tidur pastikan kursi roda dalam keadaan terkunci
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin
6. Renggangkan kedua kaki Anda
7. Fleksikan panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut klien
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan tangan
anda di skapula pasien
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan tungkai
Anda, dengan tetap mempertahankan lutut agar fleksi
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut
11. Tumpukan pada kaki yang jauh dari kursi
12. Instruksikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk
menyongkong
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap
kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan
17. Buka kunci roda pada kursi
18. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
19. Catat prosedur dalam catatan keperawatan

1.5 Hal – hal yang perlu diperhatikan

1. Dokumentasikan hasil tindakan


2. Pastikan posisi pasien berada pada posisi yang paling aman dan nyaman
3. Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan
4. Pada saat membantu pasien pindah, pastikan bahwa roda tempat tidur dan roda pada kursi
roda sudah terkunci
5. Perhatikan lengan pasien yang paralysis agar diletakkan di pangkuannya. Jangan
membiarkannya terkulai sampai ke jari-jari roda karena mungkin saja dapat tersangkut ke
bawah kursi pada saat kursi roda tersebut bergerak
6. Ingatlah untuk menaikkan sandaran kaki ketika pasien akan duduk atau bangun dari kursi
roda
DAFTAR PUSTAKA

Buku saku Praktikum.Kebutuhan dasar Manusia


A.Aziz Alimul Hidayat, S.Kp-Musyrifatul Uliyah, S.Kp
Pengantar : Achir Yani S.Hamid, D.N.Sc

http://kumpulansopkeperawatan.blogspot.com/2014/11/kumpulan-sop-cara-memindahkan-
pasien.html

http://nswahyunc.blogspot.com/2012/06/memindahkan-pasien-dari-tempat-tidur-ke.html

MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

1. Pengertian:
Suatu kegiatan yang dilakuan pada klien dengan kelemahan kemampuan
fungsional untuk berpindah dari tempat tidur ke kursi.

1. Tujuan:
2. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindro disuse
3. Memberikan kenyamanan
4. Mempertahankan kontrol diri pasien
5. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi
6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada klien yang toleransi
dengan kegiatan ini)
7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada klien yang tirah baring
8. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnostik.
9. Prosedur :
10. Ikuti protokol standar
11. Bantu klien ke posisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada
sudut 45 derajat terhadap tempat tidur. Jika menggunakan kursi roda, yakinkan
bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
12. Pasang sabuk pemindahan pila perlu, sesuai kebijakan lembaga
13. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
14. Regangkan kedua kaki anda
15. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
16. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan
tempatkan tangan pada skapula klien
17. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul
andan dan kaki, pertahankan lutut agak fleksi
18. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
19. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara
langsung ke depan kursi
20. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi
untuk menyokong
21. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi
22. Kaji klien untuk kesejajarn yang tepat
23. Stabilkan tungkai dengan slimut mandi
24. Lengkapi akhir protocol

1. Fungsi
2. Mengurangi jumlah energy yang digunakan
3. Mempertahankan keseimbangan
4. Mengurangi kecelakaan
5. Memperluas ekspansi paru
6. Meningkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal

1. Prinsip
2. Memberikan kenyamanan pasien untuk bersosialisasi
3. Memudahkan perawat yang akan megganti seprai ( pada klien yang toleransi
dengan kegiatan ini)
4. Memberikan aktivitas pertama ( latihan pertama ), pada kliene yang tirah baring
5. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan diagnosis
Pengkajian mobilitas pasien berfokus pada rentang gerak (Orange of motion), cara
berjalan, latihan fisik, toleransi aktivitas, dan kesejajaran tubuh. Bagian ini akan membahas
rentang gerak saja. Rentang gerak adalah jumlah maksimum gerakan yang mungkin pada satu
sendi dalam salah satu dari tiga potongan tubuh, seperti sagital, frontal, dan transversal. Rentang
gerak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan rentang penuh gerakan sendi.
Bahkan ketika pasien mampu berdiri untuk berjalan dengan jarak pendek atau duduk dikursi,
mereka mungkin perlu lebih banyak melatih beberapa sendi. .
1. Latihan rentang gerak aktif
Latihan disebut rentang gerak aktif jika pasien melakukan sendiri dengan instruksi dan
kemungkinan beberapa bantuan dari perawat dan anggota keluarga. Perawat menunjukkan pasien
bagaimana melakukan latihan pada titik tahanan ringan. Latihan tidak boleh menimbulkan nyeri.
2. Latihan rentang gerak pasif
Kadangkala pasien terlalu sakit untuk melakukan latihan rentang gerak pada kasus ini
perawat melatih seni untuk pasien. Ini disebut latihan rentang gerak pasif.
Beberapa pasien mulai dengan latihan rentang gerak pasif dan meningkat pada latihan
rentang gerak aktif. Latihan rentang gerak pasif, seperti yang aktif, harus dilakukan pada titik
tahanan tetapi bukan pada titik yang menyebabkan nyeri. Kewaspadaan klinis: latihan rentang
gerak pasien tidak boleh dilakukan pada sendi yang mengalami inflamasi.
Ketika mengkaji rentang gerak, perawat mengajukan anamnese (pertanyaan) dan
membuat observasi untuk mengumpulkan data tentang kekakuan sendi, pembengkakan sendi,
nyeri, keterbatasan sendi, dan gerakan yang tidak seimbang. Pasien yang mobilitas sendinya
terbatas karena penyakit, viabilitas, atau trauma memerlukan latihan sendi untuk mengurangi
bahaya mobilitas.
Teknik ini dapat digunakan oleh perawat untuk memberi perawatan pada klien
imobilisasi. Teknik ini membutuhkan mekanika tubuh yang sesuai sehingga memungkinkan
perawat untuk menggerakan, mengangkat atau memindahkan klien dengan aman dan juga
melindungi perawat dari cedera sistem musculoskeletal. Tujuannya untuk mengurangi resiko
cedera pada klien dan perawat
Hal-hal yang harus dipersiapkan:
a) Kaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis atau paresis, hipotensi, ortostatik, toleransi
aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien mengikuti instruksi
b) Siapkan peralatan dan persediaan yang dibutuhkan
c) Jelaskan prosedur kepada klien
d) Tutup pintu atau gorden
e) Cuci tangan

a) Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda


Sebelum kita membantu pasien untuk berpindah ke kursi roda, yang harus kita lakukan adalah
mengkaji kekuatan otot, mobilisasi sendi, paralisis atau paresis, hipotensi, ortostatik, toleransi
aktivitas, tingkat kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan klien mengikuti instruksi.
Diana tujuan dari pengkajian ini adalah agar mengurangi resiko cedera pada klien dan perawat.
 Pengertian
Suatu kegiatan yang dilakukan pada klien dengan kelemahan kemampuan fungsional untuk
berpindah dari tempat tidur ke kursi roda.(Firmansyah, Memindahkan Pasien Ke Kursi, 2009).
 Tujuan
1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse,
2. Mempertahankan kenyamanan pasien,
3. Mempertahankan kontrol diri pasien,
4. Memindahkan pasien untuk pemeriksaan(diagnostik, fisik, dll.),
5. Memungkinkan pasien untuk bersosialisasi,
6. Memudahkan perawat yang akan mengganti seprei (pada pasien yang toleransi dengan kegiatan
ini), dan
7. Memberikan aktifitas pertama (latihan pertama) pada pasien yang tirah baring.

 Waktu Pelaksanaan
Aktivitas ini dilakukan pada pasien yang membutuhkan bantuan untuk berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda.(Suparyanto, 2010).

 Persiapan:
 Kaji kekuatan otot pasien,
 Mobilitas sendi,
 Toleransi aktivitas,
 Tingkat kesadaran,
 Tingkat kenyamanan,
 Kemampuan untuk mengikuti instruksi.
 Selalu kunci rem pada kedua roda kursi sebelum anda memindahkan pasien ke kursi roda.
Naikkan sanggaan kaki sehingga pasien dapat duduk di kursi roda. Turunkan sangaan kaki ketika
pasien berada di atas kursi roda.

 Alat dan Bahan :


 Kursi Roda,
 Handscun atau sarung tangan (jika perlu),
 Sabuk pemindah (bila diperlukan),
 Kursi roda (posisi kursi pada sudut 45 terhadap tempat tidur, dikunci, angkat penyokong kaki,
dan kunci kaki tempat tidur),
 Jelaskan prosedur pada pasien, dan
 Tutup pintu atau pasang tirai.

 Cara Kerja :
1. Cuci tangan,
2. Lakukan persiapan yang telah disebutkan di atas,
3. Bantu pasien untuk posisi duduk di tepi tempat tidur, dan siapkan kursi roda dalam posisi
45 terhadap tempat tidur,
4. Pasang sabuk pemindah bila perlu,
5. Pastikan bahwa pasien menggunakan sepatu/sandal yang stabil dan tidak licin,
6. Renggangkan kedua kaki Anda,
7. Fleksikan kedua panggul dan lutut Anda, sejajarkan lutut Anda dengan lutut pasien,
8. Genggam sabuk pemindah dari bawah atau rangkul aksila pasien dan tempatkan tangan Anda di
skapula pasien,
9. Angkat pasien sampai berdiri pada hitungan ke-3 sambil meluruskan panggul dan tungkai Anda,
dengan tetap mempertahankan lutut agak fleksi,
10. Pertahankan stabilitas tungkai yang lemah atau paralisis dengan lutut,
11. Tumpukan pada kaki yang jatuh dari kursi,
12. Instrusikan pasien untuk menggunakan lengan yang memegang kursi untuk menyokong,
13. Fleksikan panggul dan lutut Anda sambil menurunkan pasien ke kursi,
14. Kaji pasien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk,
15. Posisikan pasien pada posisi yang dipilih,
16. Observasi pasien untuk menentukan respons terhadap pemindahan. Observasi terhadap
kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan,
17. Cuci tangan setelah prosedur yang dilakukan, dan
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan.

Tabel 1.1 Tindakan dan rasional saat pemindahan pasien ke kursi roda
No Tindakan Rasional
1 Cuci tangan Menghindari terjadinya kontaminasi silang perawat ke
pasien
2 Kursi roda dalam posisi 45° Agar pasien mudah untuk dipindahkan, duduk di kursi
terhadap tempat tidur roda

3 Sabuk pemindah (jika perlu) agar pasien tidak terjatuh saat dipindahkan
ke kursi roda
4 Sepatu / Sandal Agar aman dan terlindungi dari benda-benda yang
membahayakan dan/atau melukai kaki pasien

5 Fleksikan kedua panggul dan Untuk mensejajarkan posisi agar mempermudah


lutut dalam pengangkatan pemindahan pasien

6 Menggunakan lengan yang Agar pasien duduk dengan nyaman, pantatnya tidak
memegang kursi untuk terhempas
menyokong
7 Observasi pasien Memeriksa tingkat respons pasien, mengetahui jika
ada cedera atau perubahan fisik yang mungkin terjadi
saat kita melakukan tindakan pemindahan pasien

8 Cuci tangan sesudah prosedur menghindari terjadinya kontaminasi silang pasien ke


perawat
9 Mencatat prosedur Pendokumentasian

Memindahkan pasien dari kursi roda ke tempat tidur


 Pengertian
Memindahkan klien dari atas kursi roda ke tempat tidur dengan maksud tertentu
 Tujuan
Mengembalikan klien ke tempat idur setelah menjalani prosedur tertentu atau setelah aktivitas
lain
 Persiapan alat
Sarung tangan (jika perlu)
 Langkah prosedur
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Atur kursi roda dalam posisi terkunci dan dekatkan dengan tempat tidur (pastikan juga dalam
posisi terkunci)
3. Ankat kedua tatakan kursi roda dan minta klien untuk meletakkan kaki yang kuat di bawah kursi
roda sedangkan kaki yang lemah di depannya
4. Minta klien untuk berpegangan pada kedua lengan kursi roda dengan kuat sambil menghentakkan
tubuh (jika tetap tidak mampu, rangkul tubuh klien dan bantu klien untuk berdiri)
5. Minta klien untuk berpegangan pada tepi tempat tidur
6. Bantu klien duduk di tepi tempat tidur
7. Minta klien untuk beringsut ke bagian tengah tempat tidur hingga klien dapat berbaring
8. . Atur posisi klien hingga merasa nyaman di tempat tidur
9. Bawa kursi roda menjauh dari tempat tidur klien
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
NURUL ALFI SYAHRA
(P00320015040)
TINGKAT II A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
2016
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN MEMINDAHKAN
PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR

DATA FOKUS
DS : Klien mengatakan badannya terasa lemas.
Klien mengatakan tidak mampu berdiri dan menahan keseimbangan
Klien mengatakan tidak nyaman terhadap tempat tidurnya yang sekarang
DO : Klien tampak pucat dan lemah
Klien tampak tidak bisa bangun dari tempat tidurnya
Klien tampak gelisah

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan fisik secara umum
2. Resiko cedera berhubungan dengan gaya berjalan tidak stabil karna kelemahan fisik

TUJUAN:
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik,
pindah ruangan, dll.)
TINDAKAN KEPERAWATAN:
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar.

STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

(MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR)

TAHAP ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Assalamu’alaikum bu, Perkenalkan nama saya Nurul Alfi Syahra
Mahasiswi Keperawatan Poltekkes Kendari, disini saya yang akan merawat ibu pagi ini
mulai jam 07.00 sampai jam 14.00 Wita.
2. Evaluasi/validasi : Bagaimana kondisinya saat ini bu? Apakah masih terasa lemas?
3. Kontrak :
a. Topic : Baiklah bu, berhubung kita akan melakukan pemeriksaan diagnostic dan
ibu masih belum kuat untuk berdiri dan duduk maka saya akan melakukan tindakan
yaitu memindahkan ibu dari tempat tidur ke brankar.
b. Waktu : Waktu yang saya butuhkan untuk memindahkan ibu ±2-3 menit.
c. Tempat : Saya akan melakukan tindakan di ruangan ini ya bu, tepatnya di Ruang
Anggrek, kamar12.

PERSIAPAN
Persiapan Alat:
Brankar dan handscoen atau sarung tangan (jika perlu)
Persiapan Pasien :
1. Pasien berada di tempat tempat tidur
2. Jelaskan prosedur kepada pasien.
Persiapan Tempat :
1. Atur posisi tempat tidur pada posisi datar dari bagian kepala sampai kaki, kunci semua roda
bed
2. Letakkan berangkar secara parallel di samping tempat tidur, kunci semua roda brankar.
TAHAP KERJA
1. Naikkan posisi tempat tidur sampai lebih tinggi dari berangkar.
Permisi ya bu…, saya naikkan sedikit lebih tinggi tempat tidurnya.
2. Posisikan pasien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk kenyamanan dan privacy.
Permisi ya bu… saya atur posisi ibu agar nanti mudah ketika dilakukan pemindahan.
3. Minta pasien untuk memfleksikan leher jika memungkinkan dan meletakkan kedua tangan
menyilang di atas dada
Ibu, lehernya bisa diluruskan. Dan kedua tangannya disilang diatas dada ya bu.
4. Lakukan persiapan untuk mengangkat pasien. Perawat pertama meletakkan kedua tangan di
bawah bagian dada dan leher, perawat kedua di bawah pinggul, dan perawat ke tiga di bawah
kaki pasien.
Permisi ya bu…
5. Condongkan tubuh ke depan, fleksikan pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Perawat pertama
memberikan intruksi kemudian angkat pasien secara bersama-sama dari tempat tidur dan
pindahkan ke brankar
6. Buat pasien merasa nyaman dan angkat pagar brankar atau kencangkan sabuk pengaman
melintang di atas tubuh pasien.
TERMINASI
Ibu saya telah memindahkan ibu ke brankar, baiklah bu saya akan membawa ibu ke ruang
pemeriksaan diagnostic.
EVALUASI
Subjektif : bagaimana perasaannya bu setelah saya pindahkan ke brankar? Apakah ibu merasa
nyaman setelah saya pindahkan?
Objektif : ibu tampak nyaman berada di brankar.

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN (MEMINDAHKAN


PASIEN DARI BRANKAR KE KURSI RODA atau ROSTUR)

DATA FOKUS
DS:
1. Klien mengatakan merasa jenuh dan tidak nyaman terus-terusan di tempat tidur
2. Klien mengatakan belum terlalu kuat untuk berdiri
DO:
1. Klien tampak gelisah dan bosan
2. Klien tampak sedikit lemas.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya kelemahan fisik secara umum
2. Resiko cedera berhubungan dengan gaya berjalan tidak stabil karna kelemahan fisik.
TUJUAN:
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik,

pindah ruangan, dll.)

TINDAKAN KEPERAWATAN:
Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kursi roda.

STRATEGI KOMUNIKASI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


(MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA)
TAHAP ORIENTASI
1. Salam terapeutik : Assalamu’alaikum bu, Perkenalkan nama saya Nurul Alfi Syahra
Mahasiswi Keperawatan Poltekkes Kendari, disini saya yang akan merawat ibu pagi ini
mulai jam 07.00 sampai jam 14.00 Wita.
2. Evaluasi/validasi : Bagaimana kondisinya saat ini bu? Apakah masih terasa lemas?
3. Kontrak :
a. Topic : Baiklah bu, berhubung ibu jenuh dan tidak nyaman dengan suasana kamar maka
saya akan melakukan tindakan keperawatan yang memindahkan ibu dari tempat tidur ke
rostur agar ibu bisa melatih otot-otot ibu sekaligus sya juga dapat membawa ibu untuk
berkeliling dan bersosialisasi.
b. Waktu : Waktu yang saya butuhkan untuk memindahkan ibu ±2-3 menit.
c. Tempat : Saya akan melakukan tindakan di ruangan ini ya bu, tepatnya di Ruang
Anggrek, kamar12.
PERSIAPAN ALAT
Kursi roda
TAHAP KERJA
1. Cuci tangan
2. Bantu klien keposisi duduk di tepi tempat tidur. Buat posisi kursi pada sudut 45 derajat
terhadap tempat tidur, yakinkan bahwa kurisi ini dalam posisi terkunci
3. Pasang sabuk pemindahan bila perlu, sesuai kebijakan lembaga
4. Yakinkan bahwa klien menggunakan sepatu yang satabil dan anti slip
5. Regangkan kedua kaki anda
6. Fleksikan panggul dan lutut anda, sejajarkan lutut anda dengan klien
7. Pegang sabuk pemindahan dari bawah atau gapai melalui aksila klien dan tempatkan tangan
pada skapula klien
8. Angkat klien sampai berdiri pada hitungan 3 sambil meluruskan panggul andan dan kaki,
pertahankan lutut agak fleksi
9. Pertahankan stabilitas kaki yang lemah atau sejajarkan dengan lutut anda
10. Berporos pada kaki yang lebih jauh dari kursi, pindahkan klien secara langsung ke depan
kursi
11. Instruksikan klien untuk menggunakan penyangga tangan pada kursi untuk menyokong
12. Fleksikan panggul anda dan lutut saat menurunkan klien ke kursi roda
13. Kaji klien untuk kesejajaran yang tepat untuk posisi duduk
14. Posisikan klien pada posisi yang dipilih
15. Observasi klien untuk menentukan respon terhadap pemindahan.Observasi terhadap
kesejajaran tubuh yang tepat dan adanya titik tekan.
16. Tutup salam sebelum meninggalkan klien setelah selesai melakukan tindakan
17. Cucitangan
18. Catat prosedur dalam catatan keperawatan klien.
TERMINASI
Ibu saya telah memindahkan ibu ke kursi roda. Baiklah bu saya akan membawa ibu unutk
berkeliling agar dapat bersosialisasi dengan yang lain
EVALUASI
Subjektif : bagaimana perasaannya bu setelah saya pindahkan ke kursi roda? Apakah ibu merasa
nyaman setelah saya pindahkan?
Objektif : ibu tampak nyaman berada di kursi roda.
Ibu tampak semangat untuk melatih otot-ototnya agar dapat berfungsi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai