Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai
suatu paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu :
manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu profesi
yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani pasien yang
sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien dengan sepenuh
hati) Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang dihadapi oleh klien,
selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik. Untuk itu seorang perawat
memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang lain, ketrampilan intelektual,
teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam perilaku caring atau kasih sayang.
( Dwidiyanti ) jurnal caring 2
Watson [1] defines caring as: “the moral ideal of nursing whereby the end is
protection, enhancement, and preservation of human dignity. Human caring involves
values, a will and a commitment to care, knowledge, caring actions, and consequences.
All of human caring is related to inter subjective human response to health-illness;
environmental-personal interaction; a knowledge of the nurse caring process; self
knowledge, knowledge of one’s power and transaction limitations” (p. 901). Moreover,
Watson posits that “the essence of the value of human care and caring may be futile
unless it contributes to a philosophy of action. The actual concrete action of caring can
transcend the value (and pass it on). The value of c
aring is grounded in the self-transcending creative nurse” (p. 32). She further
believes that human-to-human caring interactions of nursing cannot be validated or
understood using “positivistic, deterministic, materialistic mind set” (Blasdell, 2017)
Watson (2012) dalam Theory of Human Care mengungkapkan bahwa ada sepuluh
carative factor yang dapat mencerminkan perilaku caring dari seorang perawat. Sepuluh
faktor tersebut adalah membentuk sistem nilai humanistik-altruistik, menanamkan
keyakinan dan harapan, mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain,
membina hubungan sa l ing percaya dan sa l ing membantu, meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan negatif, menggunakan metode pemecahan masalah yang
sistematis dalam pengambilan keputusan, meningkatkan proses belajar mengajar
interpersonal , menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan atau
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual, membantu dalam pemenuhan kebutuhan
dasar manusia, mengembangkan faktor kekuatan eksistensial fenomenologis.
(Firmansyah et al., 2019)
Perilaku caring merupakan upaya yang dilakukan perawat untuk dekat dengan
klien dan mengerti apa yang di rasakan klien sehingga perawat mampu melakukan
asuhan keperawatan dengan tepat sesuai masalah yang dialami klien (Potter & Perry
2009, 157). Caring berarti perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
mempunyai sifat peduli terhadap keluhan klien, tidak membeda-bedakan klien
(Wicaksono, 2012, 122). Perilaku caring yang tidak dilakukan secara benar akan
memberikan dampak, baik kepada perawat maupun pasien. Perawat yang tidak
menerapkan perilaku caring dengan baik maka dinilai kurang memiliki motivasi untuk
melakukan kinerja sesuai profesi. Perilaku caring dipengaruhi oleh beberapa faktor salah
satunya adalah komunikasi. Tingkat pengetahuan dan sikap perawat akan mempengaruhi
komunikasi yang efektif, apabila komuikasi yang efektif antara perawat dan klien tidak
terjalin baik maka akan menurunkan motivasi perawat untuk menerapkan perilaku caring
(Sunardi, 2012, 69). Jurnal caring dan komunikasi
Jenis & Kelly menyebutkan “Komunikasi adalah suatu proses melalui mana
seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata)
dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang lainnya (khalayak)”. Berelson
& Stainer “Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian, dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-
gambar, angka-angka, dan lain-lain”. Gode “Komunikasi adalah suatu proses yang
membuat sesuatu dari yang semula yang dimiliki oleh seseorang (monopoli seseorang)
menjadi dimiliki dua orang atau lebih” (verdiansyah, 2008).
Perilaku Caring terhadap pasien merupakan esensi keperawatan yang harus
dilandasi dengan komunikasi yang efektif yang memiliki dampak bagi kepuasan pasien.
Kepedulian, empati, komunikasi yang lembut akan membentuk hubungan yang terapeutik
pada perawat, dengan demikian klien akan merasa nyaman dan mengurangi tingkat stres.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat caring antara lain faktor individu, faktor
psikologis, dan faktor organisasi (Prabowo et al, 2014, 149). Perilaku caring yang
diberikan oleh perawat terhadap klien dapat menimbulkan dampak terhadap
kesejahteraan emosional dan spiritual klien, meningkatkan martabat klien, kontrol diri,
kepribadian, peningkatan kesembuhan fisik, memberikan keamanan serta menimbulkan
hubungan saling percaya antara perawat dengan klien. Menurut penelitian yang telah
dilakukan oleh Chaousis (2005) menyatakan bahwa selama ini banyak upaya yang telah
dilakukan untuk memperbaiki perilaku caring antara lain adalah dengan cara
meningkatkan pengetahuan perawat dengan menciptakan lingkungan pembelajaran yang
dapat mendorong perawat untuk berperilaku caring di kutip dari (Sunardi, 2012, 74) .
jurnal carin dan perawat
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar perawat di ruang asoka telah
menerapkan komunikasi efektif sebanyak (76,7%) dan telah menerapkan perilaku caring
sebanyak (66,7%) uji statistic Spearman Rank menunjukksn p value 0,014 (p value α
=0,05) dan besar koefisien korelasi 0,446 yang berarti kekuatan korelasi sedang.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif
dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.
Sesuai dengan pernyataan Watson (Potter & Perry,2009, 157) Perilaku caring
dikatakan baik apabila perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pasien sesuai
dengan aspek dasar yaitu penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komunikasi yang
efektif . Dalam hal ini peneliti berasumsi, perawat diharuskan menerapkan komunkasi
yang efektif dalam memberikan asuhan keperawatan , agar tercipta hubungan yang baik
antara perawat dengan klien sehingga akan berpengaruh terhadap proses penyembuhan
dan kesehatan klien, sehingga klien merasa bahwa ia di hargai dan di pedulikan.
JURNAL CARING DAN KOMUNIKASI
B. Alasan Pemilihan Judul
Ada beberapa pertimbangan yang mendorong penulis tertarik untuk memilih judul
makalah ‘PENERAPAN PERILAKU CARING DAN KOMUNIKASI PADA KLIEN
DENGAN MASALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI
“TEKNIK NAPAS DALAM PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT TBC” yaitu karena
penulis ingin mengetahui, menemukan, mengindentifikasi dan mengimplementasi
penerapan proses keperawatan kebutuhan oksigenasi pada pasien TBC.
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mampu mengetahui, menemukan, mengidentifikasi dan mengimplementasi perilaku
caring dan komunikasi terapeutik dalam memenuhi kebutuhan oksigenasi: teknik
nafas dalam
2. TujuanKhusus
a. Mampu menjelaskan konsep perilaku caring dan komunikasi keperawatan.
b. Mampu menerapkan perilaku caring dan komunikasi pada tahap pengkajian
kebutuhan oksigenasi.
c. Mampu menerapkan perilaku caring dan komunikasi pada tahap penegakkan
diagnosis kebutuhan okigenasi.
d. Mampu menyusun rencana keperawatan pada pasien dengan penyakit TBC
berdasarkan perilaku caring dan komunikasi.
e. Mampu melaksanakan tindakan implementasi keperawatan pada pasien dengan
penyakit TBC berdasarkan perilaku caring dan komunikasi.
f. Mampu mengevaluasi pasien dengan penyakit TBC berdasarkan perilaku caring
dan komunikasi.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Alasan pemilihanjudul
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Caring dan Komunikasi
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Kasus
B. Proses keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
Aplikasi caring dan komunikasi pada Asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan
Oksigenasi
A. Tahap pengkajian
B. Tahap menegakkan diagnosis
C. Tahap perencanaan keperawatan
D. Tahap implementasi
E. Tahap evaluasi keperawatan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai