Anda di halaman 1dari 7

Mayeroff  1991  judulnya caring  yang pertama kali mencetuskan tentang caring

Dlm buku menceritakan tentang filosofi, framework.


Swanson  teorinya banyak, mengacu pada Watson, mempunyai
Jangan lupa sumber awalnya.
Terkenal, namun usianya pendek, tidak mempunyai banyak penggemar
Caring  esensi of the nursing, dasar lainnya dikembangkan
Dasar di mayeroff  human  seseorang hrs dibantu
Caring mnrt mayeroff
Nursing ada sesuatu yg hrs digali  essensial  caring
Jika profesi tdk ada penciri maka akan mengambang.
Kedokteran  menyebut dengan curing mengobati
Caring  menghasilkan apa? Berisi, in radian dlm caring.
Caring dan healing proses  nurse be can healer  penyembuh
Caring berhubungan langsung dgn healing.

Bagaimana dunia merubah teori keperawatan dari tahun ke tahun:


 Miskin evidence, menjadi kutu loncat  tdk tahu body knowledge
 ..

Atribut caring  dari konsep analisis, caring berkaitan dengan behavior…improve knowledge
penting, hrs ada esensinya

Bagaimana mjd orang yg amazing  esensi mengarah pada caring


Sharing is caring
Apa yg menjadi meaning
Caring --. Hrs dipertahankan
Caring is nursing
Starting point caring  didapatkan dari nursing education, patient care, penelitian, practice
administrative.
Mayeroff:
Kata kunci : didalam kehidupan manusia caring ada nilai dan aktifitas di sekitar manusia.
Bagaimana cara menemukan perawat yang caring?? Susah
Caring adalah grounded.
Caring –Healing  menggunakan five basic mode: bisa menggambarkan tingkat caring and
uncaring.

Framing Client Care Using Halldorsdottir’s


Theory of Caring and Uncaring Behaviors
within Nursing and Healthcare
Caring invorement, communication 
REFLEKSI DOKTOR

Apakah penelitian yang dilakukan oleh Halldorsdottir memberikan bukti yang


cukup untuk perumusan teoretisnya?
Bagaimana Anda bisa menguji lebih lanjut mode kebersamaan dengan orang
lain melalui penelitian?
Menggunakan kriteria untuk mengevaluasi teori, mengidentifikasi kekuatan
dan keterbatasan teori ini
Berdasarkan penelitian :
Halldorsdottir, S. (1996). Caring and Uncaring Encounters in Nursing and Health Care -
Dcveloping a Theory. Linkoping, Sweden.
Penelitian: Soderman, M., Rosendahl, S., Sallstro, C. (2018). Caring and Uncaring Encounters
between Assistant Nurses and Immigrants with Dementia Symptoms in Two Group Homes in
Sweden-an Observational Study. J Cross Cult Gerontol (2018) 33:299–317.

Analisis:

1. Memberikan bukti dari rumusan teori caring and uncaring modes : bukan merupakan
dikotomi, namun merupakan penyederhanaan interaksi dengan sesame.
2. Caring dan Uncaring terbukti merupakan kontinum yang melambangkan 5 basic modes of
being with another.
3. Dibuktikan 2 metapora menuju profesionalisme caring perawat:
a. The Bridges : kompetensi, perilaku caring, rasa saling percaya, saling berinteraksi
perawat-klien
 Empowerment : dampak positif pada klien : sehat & wellness
b. The Wall : kurang kompeten, uncaring, tidak ada/pemutusan interaksi, tidak percaya.
 Discouragenent : dampak negative klien : Penurunan kesehatan dan kesejahteraan
klien.
4. Hasil penelitian Suderman (2018)  masalah komunikasi terjadi sebagai dampak
penguasaan Bahasa Ibu dan bahasa Imigran perawat klien dalam perawatan penderita
demensia  berdampak pada perilaku caring dan uncaring perawat-klien.

1. How could you further test the modes of being with another through research?

Pengujian 5 basic modes of being with another pada riset selanjutnya :

Evaluasi caring dan uncaring pada pasien paliatif yang menjalani perawatan di rumah
sakit.

Kriteria subyek dengan dependen ADL, perawat klien dapat berkomunikasi dengan
bahasa Indonesia, kondisi klinis pasien homogen, 1 perawat bertanggungjawab pada 1
pasien pada setiap shift jaga.

Hasil riset dapat menjadi evidence based bagi perawat dalam peningkatan asuhan
keperawatan paliatif selanjutnya.

Kriteria dengan subyek pasien paliatif yang membutuhkan perawatan di RS lebih lama,
tergantung dalam pemenuhan kebutuhan dasar, dengan kriteria subyek dengan
penguasaan bahasa yang sama (mampu berbahasa Jawa dan Indonesia). Penerapan
perilaku caring di observasi pada setiap shift perawatan.

 Pada pasien dengan kondisi klinis yang sama, dapat dibuktikan melalui
kesejahteraan dan kesehatan pasien.
 Implikasi pada perawat: evidence based dalam peningkatan pelayanan asuhan
keperawatan selanjutnya

2. Using criteria for evaluating a theory, identify the strengths and limitations of this theory

Kekuatan Teori :
1. Memberi dasar dalam peningkatan asuhan keperawatan melalui pengalaman
kepuasan yang diungkapkan klien pada asuhan keperawatan yang diterima
sebelumnya.
2. Kunci pelayanan professional keperawatan meliputi kompetensi, perilaku caring
dan interaksi perawat klien.
3. Membangun “The Bridges” perawat klien, pengembangan interaksi professional
perawat-klien dengan saling menghormati, memberi kenyamanan dan welas asih
secara etik dan estetik.
Keterbatan teori:
1. Adanya anggapan merupakan teori yang membahas dikotomi
2. Pengujian teori belum seluruhnya memperhatikan kesamaan karakteristik klien
dan pengalaman perawat sebelumnya dalam pelayanan keperawatan.
3. Belum memperhatikan jumlah pasien yang menjadi tanggungjawab perawat,
untuk homogenitas load perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.

- Pasien tidak senang

-
- Selanjutnya, teori tersebut menawarkan beberapa panduan mengenai 'pembangunan jembatan'.
- antara pasien dan perawat, yang melibatkan dua proses yang saling terkait - pengembangan
- keintiman profesional namun tetap menjaga jarak rasa hormat yang nyaman dan
- kasih sayang.
-
- Nilai dari latihan reflektif adalah hanya melalui refleksi pada
- pengalaman bahwa
-
- praktisi dapat secara bermakna mengasimilasi temuan penelitian ke dalam
- praktik di mana "cara 'pribadi', 'etis', dan 'estetis' untuk mengetahui dapat
- dikenal dan dikembangkan
-
- Teori tersebut memberikan arahan tentang apa yang penting dalam pendidikan perawat, apa yang
- sikap dan keterampilan harus ditumbuhkan dalam nmsing sh1dents sehingga penerima
- keperawatan dan perawatan kesehatan lebih mungkin untuk melihat pertemuan peduli dengan mereka sebagai
- mahasiswa dan kemudian sebagai perawat.

DOCTORAL REFLECTION

3. Does the research conducted by Halldorsdottir provide sufficient evidence for her
theoretical formulation?
4. How could you further test the modes of being with another through research?
5. Using criteria for evaluating a theory, identify the strengths and limitations of this theory

Selama berinteraksi dengan klien tentunya banyak pengalaman dalam menerapkan nilai-nilai
Caring. Menurut bapak ibu, kesan mendalam yang dirasakan oleh klien kita atas asuhan yang
diberikan sangat tergantung oleh aspek apa saja?
Aspek-aspek caring yang dapat memberikan kesan mendalam terhadap kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan oleh Ners, diantaranya:
1. Pembentukan system nilai humanistic dan altruistic
memanggil nama pasien dengan nama yang paling disukai, memenuhi dan merespon
panggilan pasien dengan segera, menghormati dan melindungi privacy pasien
menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan pasien, menghargai dan mengakui
sistim nilai pasien, melakukan pengakuan terhadap kebutuhan pasien.
2. Menanamkan sikap penuh pengharapan
memberi motivasi kepada pasien untuk terus berusaha mencari pengobatan dan
perawatan, melaksanakan perawatan dengan kepedulian yang tinggi, menganjurkan
pasien untuk terus berdoa demi kesembuhannya, menunjukkan sikap yang hangat, kesan
mendalam pada pasien
3. Menumbuhkan sensitifitas terhadap diri dan oranglain
menunjukkan sikap tenang dan sabar, menemani atau mendampingi pasien, menawarkan
bantuan dan memenuhi kebutuhan pasien.
4. Mengembangkan hubungan saling percaya dan membantu
mengucapkan salam dan memperkenalkan diri serta menyepakati dan menepati kontrak
yang dibuat bersama, mempertahankan kontak mata, berbicara dengan suara lembut,
posisi berhadapan, menjelaskan prosedur, mengorientasikan klien baru, melakukan
terminasi. Perawat memberikan informasi dengan jujur, dan memperlihatkan sikap
empati yaitu turut merasakan apa yang dialami pasien.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative pasien
memberi kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya, perawat
mengungkapkan penerimaannya terhadap pasien, mendorong pasien untuk
mengungkapkan harapannya, menjadi pendengar yang aktif.
6. Menggunaan metode secara sistematis dalam penyelesaian masalah untuk pengambilan
keputusan melakukan proses keperawatan sesuai masalah pasien, memenuhi kebutuhan
pasien, melibatkan pasien, menetapkan rencana keperawatan bersama dengan pasien,
melibatkan pasien dan keluarga dalam setiap tindakan dan evaluasi tindakan.
7. Meningkatkan pembelajaran dan pengajaran interpersonal
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pemberian pendidikan kesehatan sesuai
kebutuhan pasien, menjelaskan keluhan secara rasional dan ilmiah, meyakinkan pasien
tentang kesediaan perawat untuk memberikan informasi
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spritual yang mendukung
menyetujui keinginan dan memfasilitasi klien untuk bertemu dengan pemuka agama,
bersedia memfasilitasi pertemuan dengan keluarga yang diinginkan, menyediakan tempat
tidur yang selalu rapih dan bersih, menjaga kebersihan dan ketertiban ruang perawatan.
9. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh penghargaan dalam rangka
mempertahankaaan keutuhan dan martabat manusia bersedia memenuhi kebutuhan pasien
dengan tulus dan menyatakan perasaan bangga dapat menolong pasien, menghargai dan
menghormati privacy pasien, menunjukkan kepada pasien bahwa pasien orang yang
pantas dihormati dan dihargai
10. Mengijinkan untuk terbuka pada eksistensial fenomonological agar pertumbuhan diri dan
kematangan jiwa pasien dapat dicapai
memotivasi pasien dan keluarga untuk berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menyiapkan pasien dan keluarga saat mengahadapi fase berduka.

Anda mungkin juga menyukai