Anda di halaman 1dari 70

PERAN PERAWAT TERHADAP MOTIVASI

KESEMBUHAN PASIEN KANKER PAYUDARA


STADIUM LOKAL-LANJUT: LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Disusun oleh

ANDHEAS PUTRI VERLITASARI

1710201102

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021
PERAN PERAWAT TERHADAP MOTIVASI
KESEMBUHAN PASIEN KANKER PAYUDARA
STADIUM LOKAL-LANJUT: LITEREATURE REVIEW

SKRIPSI

Disusun Oleh

ANDHEAS PUTRI VERLITASARI

1710201102

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2021

ii
PERAN PERAWAT TERHADAP MOTIVASI
KESEMBUHAN PASIEN KANKER PAYUDARA
STADIUM LOKAL-LANJUT:: LITERATURE REVIEW1

Andheas Putri Verlitasari2, Diah Nur Anisa3

ABSTRAK
Latar Belakang: Kanker payudara adalah penyakit malignansi yang dimulai pada sel-
sel payudara. Perawat kanker memiliki peran penting sebagai koordinator dalam
perawatan. Merencanakan tindakan pasa pasien, mendidik pasien dan keluarga tetang
kanker, memberikan reverensi dalam pengobatan yang efektif, berkoordinasi dengan
tenaga kesehatan terkait dan siap bersedia berkomunikasi dengan klien dan kelaurga.
Adapun hal yang terjadi apabila perawat memberikan edukasi dan pengajaran yaitu akan
memotivasi individu untuk mempertahankan kesehatannya dan memotivasi untuk
sembuh.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perawat terhadap
motivasi kesembuhan pasien kanker payudara stadium lokal-lanjut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode literature
review atau studi pustaka. Bahan analisa terdiri dari tiga jurnal dalam bahasa
inggris dan bahasa indonesia yang dapat diakses full-text dengan menggunakan
database.
Hasil: Penelitian menggunakan 1 jurnal internasional dan 2 jurnal nasional
dengan mengetahui apasaja peran perawat yang dapat meningkatkan motivasi
kesembuhan pasien kanker payudara. dan hasil penelitian ini bahwa peran perawat
kepada pasien kanker adalah baik.
Kesimpulan: Perawat menunjukkan perilaku caring perawat maka semakin besar
pula nilai pada harapan sembuh pasien dan sebaliknya. Selain peran dan caring
perawat yang tak kalah penting lagi adalah dukungan dari keluarga pasien.

Kata Kunci : Peran Perawat, Motivasi Kesembuhan, Kanker Payudara


Daftar Pustaka : 20 jurnal, 2 buku, 6 website
Halaman : 67 halaman, 7 tabel, 2 gambar, 3 lampiran

1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta
3
Dosen Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdullillahirobil’allamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan serta kelancaran kepada saya dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Peran Perawat Terhadap Motivasi
Kesembuhan Pasien Kanker Payudara Stadium Lokal-Lanjut ” Tidak lupa
sholawat serta salam senantiasa tercurah pada junjungan kita, guru besar kita
Nabi Muhammad SAW semoga kita semua selalu mendapat syafa’atnya hingga
yaumul akhir nanti. Peneliti menyadari bahwa keberhasilan penelitian dan
penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih banyak kepada:
1. Warsiti, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat. selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta yang telah memberikan izin dan doa untuk kelancaran dalam
penyusunan skripsi ini.
2. Moh Ali Imron, S.Sos., M.Fis. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin dan doa
untuk kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ns.Deasti Nurmaghupita, M.Kep., Sp.Kep.J selaku Ketua Program Studi
Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan izin
doa untuk kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
4. Yuni Purwanti, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji yang telah
memberikan izin doa untuk kelancaran dalam penyusunan skripsi ini
5. Diah Nur Anisa, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku dosen pembimbing yang telah
dengan sabar membimbing serta memberikan masukan dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Kedua orangtua Bapak dan Ibu yang selalu mendukung, dan selalu support
baik moral, material serta doa yang tak ada hentinya diberikan kepada saya.
7. Teman-teman PSIK terimakasih sudah menjadi sahabat yang selalu
memberikan dukungan, doa serta semangat kepada saya.
8. Semua pihak yang telah ikut membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan


baik dari segi penyusunan maupun yang lain, oleh karena itu dengan lapang dada
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi kritik dan saran
kepada penulis sehingga dapat memperbaiki skripsi ini.

Wassallamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh


Yogyakarta, 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMA COVER LUAR ....................................................................................i


HALAMAN COVER DALAM.............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................8
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
A. Tinjauan Teoritis...............................................................................................10
B. Kerangka Konsep Penelitian.............................................................................29
C. Tinjaun Islami...................................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................33
A. Strategi Pencarian Literature.............................................................................33
B. Kriteria Literature..............................................................................................36
C. Penilaian kualitas ..............................................................................................38
BAB VI..................................................................................................................39
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................39
A. Hasil pencarian literarure review.....................................................................39
B. Pemebahasan.....................................................................................................44
C. Keterbatasan Literature…………………………………….……...
……………………....49
BAB V....................................................................................................................50
SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................50
A. Simpulan.............................................................................................50
B. Saran...................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Analisis Masalah (PICOST)..........................................................20

Tabel 3.2. Kata Kunci.....................................................................................30

Tabel 4 1 Hasil Penelitian...............................................................................40

Tabel 4.2 Karakteristik Responden.................................................................43

Tabel 4.3 Pengobatan......................................................................................44

Tabel 4 4 Caring Perawat...............................................................................44

Tabel 4.5 Motivasi Kesembuhan....................................................................45


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori..........................................................................16

Gambar 3.1. Hasil Pencarian..........................................................................22


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker merupakan penyakit tidak menular yang disebabkan

oleh pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal dan tidak

terkendali (Alteri et all, 2011). Kanker payudara adalah penyakit

malignansi yang dimulai pada sel-sel payudara (American Cancer

Society, 2014). Faktor resiko tinggi kanker payudara diantaranya adalah

jenis kelamin wanita, usia yang lebih dari 50 tahun, riwayat keluarga

dan genetik (pembawa mutasi gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53

(p53), riwayat penyakit payudara sebelumnya (DCIS) pada payudara

yang sama, LCIS, densitas tinggi pada mammografi), riwayat

menstruasi dini (<12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun), riwayat

reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal,

obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dada dan faktor lingkungan

(Komite Nasional Penanganan Kanker, 2015). Selain itu faktor

terbanyak penyebab kematian akibat kanker payudara di negara

berpenghasilan rendah sampai tinggi adalah rokok, konsumsi alkohol,

konsumsi buah dan sayur yang rendah serta faktor lingkungan

(Kementrian Kesehatan RI, 2015)

Angka insidensi kanker payudara di Amerika adalah sekitar

92/100.000 wanita dengan mortalitas yang cukup tinggi yaitu

27/100.000 atau 18% dari kematian yang dijumpai pada wanita

1
2

sedangkan di Indonesia adalah 12/100.000 wanita (Komite Nasional

Penanganan Kanker, 2015). Prevalensi kanker terbesar terjadi di

Yogyakarta yaitu sebesar 4,1% dengan kasus kanker payudara

sebanyak 4.325 kasus (Kementrian Kesehatan RI,2015). Menurut Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, prevalensi tumor/kanker di

Indonesia menunjukkan adanya peningkatan dari 1,4 per 1.000

penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per 1.000 penduduk pada tahun

2018. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta

sebanyak 4,86 per 1.000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 per

1.000 penduduk danGorontalo 2,44 per 1.000 penduduk (Kemenkes RI,

2019).

Locally advance breast cancer (LABC) atau biasa disebut

kanker payudara local lanjut adalah kanker payudara dengan gambaran

klinis memiliki ukuran tumor yang besar (>5cm), melibatkan kulit

payudara atau tidak, melibatkan otot dada, telah menyebar

hinggakelenjar getah bening axilla, telah menyebar ke ipsilateral

internal mammary, atau telah menyebar hinggakelenjar getah bening

pada supraclavicula dengan tidak adanya bukti metastasis pada organ

yang berjauhan. Berdasarkan AJCC, LABC biasa meliputi kanker

payudara stadium IIB, IIIA, IIIB, atau IIIC (Rustogi et al, 2005).

Kanker akan memberikan dampak negatif pada aspek kehidupan

seseorang seperti fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang akan

mempengaruhi kualitas hidup pasien. Dampak fisik yang akan

dirasakan pada pasien kanker adalah nyeri pada penyakit dan

pengobatannya, penurunan nafsu makan, kelelahan, perubahan citra


3

tubuh, penurunan fungsi seksual dan gangguan tidur, sedangkan untuk

dampak psikologis ditimbulkan seperti menolak, takut, cemas, sedih,

emosional tinggi, menyalahkan diri sendiri dan kehilangan kontrol

hidup yang akan menyebabkan pasien depresi (Cancer Council

Australia, 2016).

Adanya mitos bahwa kanker tidak bisa disembuhkan atau setiap

penderita kanker akan meninggal mengakibatkan seseorang takut jika

terdiagnosa kanker payudara, sehingga tidak mau melakukan

pemeriksaan sejak dini. Pada stadium awal biasanya kanker payudara

belum menimbulkan keluhan dan tidak disadari, bahkan tidak jarang

yang menemukan adanya kelainan atau benjolan adalah orang lain yaitu

suaminya. Keluhan timbul pada stadium lanjut atau jika kanker sudah

bermetastase. dampak perempuan yang terdiagnosa kanker payudara

akan mengalami penderitaan total mencakup fisik, mental, sosial dan

spiritual. Motivasi merupakan usaha dan tenaga penggerak untuk

memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan kadang-kadang

dilakukan dengan mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang

bermanfaat dalam mencapai tujuan. Dengan adanya motivasi manusia

akan lebih cepat dan bersungguh-sungguh dalam melakukan tindakan

serta menyadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai

suatu kebutuhan.

Perawat adalah suatu profesi yang memiliki sifat pekerjaan

dalam situasi yang selalu menyangkutkan hubunganantar individu dan

interaksi yang terjadi dapat memberi dampak terhadap individu yang

bersangkutan. secara umum perawat memiliki beberapa peran antara


4

lain pemberi asuhan, pemimpin komunitas, educator, advocator, dan

peneliti (Kemenkes RI, 2017). Cholidas (2016) menyatakan bahwa

peran perawat biasanya mengembangkan dan mengelola rencana

perawatan untuk membantu pasien memahami prosedur dan kemudian

memulihkan diri dari prosedur. Hal ini mungkin juga termasuk bekerja

dengan keluarga pasien. Perawat dapat melakukan pemeriksaan atau

melaksanakan tindakan kesehatan preventif dalam pedoman yang

ditetapkan dan instruksi dari ahli radiologi. Selain itu, perawat dapat

merekam temuan dokter dan mendiskusikan kasus dengan baik ahli

radiologi atau profesional kesehatan lainnya. Seringkali, seorang

perawat akan membantu selama pemeriksaan atau terapi (Indriyatmo,

2015).

Peran perawat sebagai edukator adalah melakukan suatu proses

belajar dan mengajar antara perawat dan pasien untuk mengubah

perilaku yang didapatkan dari pengetahuan baru atau keterampilan

secara teknis (Harnilawati, 2013). Perawat memberikan edukasi

kesehatan pada pasien secara berkelanjutan dari perawatan pasien

masuk rumah sakit hingga pasca rumah sakit. Perawat memberikan

edukasi sebagai perantara informasi agar pasien dan keluarga dapat

mengatasi penyakitnya dengan berbagai cara, serta masyarakat pun

mendapatkan manfaat dari edukasi yang ditujukan (Bastable, 2002).

Perawat kanker memiliki peran penting sebagai coordinator

dalam perawatan. Merencanakan tindakan pasa pasien, mendidik pasien

dan keluarga tetang kanker, memberikan reverensi dalam pengobatan

yang efektif, berkoordinasi dengan tenaga kesehatan terkait dan siap


5

bersedia berkomunikasi dengan klien dan kelaurga. Selain itu perawat

juga berperan sebagai pemberi dukungan. Dukungan pada pasien

kanker bisa secara perawatan maupun emosional. perawatan pada

pasien secara maksimal akan membantu dalam proses penyembuhan

dan paliatifnya. Dukungan emlsional akan meningkatkan manajement

koping pasien dan keluarga (Rieger & Yarbro, 2003)

Menurut Hidayat (2012) terdapat beberapa peran perawat yaitu,

pemberi perawatan (care giver), advocate, pencegahan penyakit,

pendidik, konseling, kolaborasi, pengendalian keputusan etik dan

sebagai peneliti. Secara umum, peran perawat membantu penderita

kanker, menjaga asupan makanan, mendampingi serta memberikan

motivasi. Tidak hanya itu perawat juga memberikan pelayanan

Memberikan Layanan On-Call, Memantau kondisi dan asupan nutrisi

pasien, Memberikan Arahan dan Saran Untuk Pasien Kanker,

Memberikan Dukungan, Penyedia Fasilitas Hal tersebut dilakukan

karena perawat harus terus memantau perkembangan penderita kanker

secara berkala (MediCall, 2020)

Efek samping yang dialami pasien yang ditimbulkan membuat

pasien merasa tidak nyaman, takut, cemas dan malas, bahkan bisa

sampai frustasi atauputus asa dengan pengobatan yang dijalani,

sehingga dalam hal ini pasien kanker payudara sangat membutuhkan

motivasi untuk proses penyembuhan (Sari, 2012). Motivasi pasien

untuk menjalani radioterapi kanker payudara adalah sebagai upaya

untuk pemenuhan suatu kebutuhan terapi agar meringankan gejala,

menghambat pertumbuhan dan penyebaran kanker. Motivasi dapat


6

diartikan sebagai proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku

manusia berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang

tergerak, Stoner & Freeman (1995) dalam Suarli & Bahtiar (2015).

Kurangnya perilaku caring dalam proses pelayanan kesehatan

akan menghambat proses kesembuhan pasien. Pasien akan mengalami

hilangnya motivasi untuk sembuh karena tidak adanya dukungan dari

lingkungan pasien. Karena dengan motivasi pasien akan memiliki

keinginan untuk hidup dan keinginan untuk sembuh yang tinggi.

Keinginan hidup dan sembuh ini akan mempercepat proses sembuh

pasien dari penyakit yang dideritanya. Tidak hanya perawat saja yang

dapat menumbuhkan motivasi sembuh pasien, dukungan keluarga yang

selalu mengingatkan pasien untuk minum obat dan mengantarkan

pasien ke klinik untuk berobat juga akan mempercepat proses sembuh

pasien. Dukungan dari keluarga dan lingkungan yang adekuat akan

meningkatkan motivasi kesembuhan seseorang (Nurwidji, 2013).

Hatta (2016) mengatakan bahwa motivasi untuk berobat

sangatlah dipengaruhi oleh motivasi eksternal yaitu motivasi dari

keluarga. Indriyatmo (2015) mengatakan bahwa terdapatnya hubungan

yang signifikan antara dukungan keluarga terutama suami dan anak

dengan motivasi untuk sembuh pada pasien kanker yang menjalani

kemoterapi, artinya bahwa semakin baik dan meningkat dukungan

keluargamaka semakin baik dan meningkat motivasi untuk sembuh

pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi tersebut.

Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien

yang berasal dari dalam pasien. Tujuan pasien memilki motivasi


7

sembuh adalah untuk meningkatkan kemauan pasien agar cepat sembuh

dari sakit. Banyak persoalan yang dialami jika seseorang mengalami

suatu penyakit tertentu tanpa memiliki motivasi untuk sembuh dari

sakitnya. Persoalan ini bisa terjadi karena kurangnya kasih sayang dari

keluarga serta kemungkinan dari diri pasien sendiri yang sudah tidak

mempunyai motivasi untuk sembuh dikarenakan penyakit yang diderita

sudah terlalu lama dan tidak kunjung sembuh (Kinasih, 2012).

Proporsi yang diberikan sebanyak dua perempatnya adalah

caring (tindakan yang berfokus pada kenyamanan dan kepuasan kepada

klien selama dirawat), seperempatnya adalah tindakan curing (tindakan

pengobatan yang diberikan untuk proses penyembuhan) dan sisanya

adalah coring (tindakan inti perawatan saat memberikan pelayanan).

Perilaku caring perawat adalah hal yang sangat penting bagi pasien

sebagai pengguna jasa dalam pelayanan keperawatan yang akan

membantu salah satu kesembuhan pasien itu sendiri. Peran perawat saat

ini lebih banyak terlibat aktif dan memusatkan diri terhadap cure

seperti cara diagnostik dan pengobatan. Ilmu pengetahuan dan

teknologi yang saat ini berkembang, menuntut melakukan peran ganda

dalam menjalani tugas caring dan curing (Manurung, 2013).

Caring yang baik yang diberikan oleh perawat kepada pasien

akan menimbulkan kepuasan terhadap pasien yang sedang dirawat.

Perilaku caring akan terwujud jika perawat dapat memberikan

perhatian yang penuh, persahabatan, simpati dan empati kepada pasien

yang sedang dirawat. Caring perawat merupakan cara yang bermakna

dan memotivasi tindakan. Caring juga disebut sebagai suatu tindakan


8

yang memberikan pelayanan berupa asuhan fisik serta memberikan rasa

aman dan nyaman pada keselamatan klien (Lutfiyati, 2013).

Dampak yang terjadi apabila perawat tidak memberikan edukasi

dan pengajaran kepada pasien yaitu pasien akan merasa cemas dengan

kondisinya, pasien merasa takut saat dilakukan prosedur pengobatan

maupun perawatan bahkan pasien merasa tidak mendapat dukungan

motivasi untuk sembuh dan pasien merasakan tidak ada kepedulian dari

perawat mengenai kondisi sakitnya. Adapun hal yang terjadi apabila

perawat memberikan edukasi dan pengajaran yaitu akan memotivasi

individu untuk mempertahankan tingkat kesehatan yang optimum,

mencegah penyakit, menangani penyakit, dan mengembangkan

keterampilan individu untuk merawat diri dan keluarga secara mandiri

(Bastable, 2002).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana peran perawat yang dapat diberikan

terhadap motivasi kesembuhan pasien kanker payudara stadium lokal-

lanjut ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran perawat

terhadap motivasi kesembuhan pasien kanker payudara stadium lokal-

lanjut berdasarkan penelusuran literature.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi


9

perawat dalam bekerja bahwa kepercayaan pasien pada perawat

sangat diperlukan untuk menumbuhkan motivasi sembuh.

2. Bagi Pasien

Pasien diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaannya pada

perawat yang membatu proses penyembuhan sehingga dapat

membantu mempercepat kesembuhan pasien.

3. Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi

penelitian selanjutnya yang ingin meneliti tentang hal- hal yang

mempengaruhi motivasi sembuh pada pasien.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Definisi Motivasi

a. Pengertian

Motivasi berasal dari kata “motive” yang berasal dari kata

“motion” artinya gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif

dalam arti yang lebih luas berarti rangsangan, dorongan atau

penggerak terjadinya suatu tingkah laku (Saam dan Wahyuni,

2013). Menurut Sunaryo (2004) motivasi adalah daya pendorong

pada seseorang yang mengakibatkan seseorang mengarahkan

perilakunya untuk memenuhi kebutuhannya.

b. Aspek-aspek Motivasi Sembuh

Menurut Conger (1997 dalam Syasra, 2011), indikator

aspek motivasi sembuh pasien meliputi:

1) memiliki sikap positif

Hal ini ditunjukkan dengan adanya kepercayaan diri yang

kuat, perencanaan diri yang tinggi, selalu optimis dalam

menghadapi suatu hal.

2) berorientasi pada pencapaian suatu tujuan

Hal ini menunjukkan bahwa motivasi menyediakan suatu

orientasi tujuan tingkah laku yang diarahkan pada sesuatu.

3) kekuatan yang mendorong individu


10
11

Hal ini menunjukkan bahwa timbulnya kekuatan akan

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kekuatan ini

berasal dari dalam diri individu, lingkungan sekitar, serta

keyakinan individu akan kekuatan kodrati. Jenis Motif dalam

Pembentukan Motivasi

Terdapat tiga motif yang membentuk motivasi menurut

Gerungan (2004) yaitu:

1) Motif biogenetis

Adalah yang berkembang pada diri manusia dan berasal dari

kebutuhan-kebutuhan organisme orang demi kelanjutan

kehidupannya secara biologis. Motif ini bercorak universal

dan kurang terikat dengan lingkungannya.

2) Motif sosiogenetis

Adalah motif-motif yang dipelajari orang dan berasal dari

lingkungan tempat orang itu berada dan berkembang. Motif

tidak berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan

interaksi sosial dengan orang-orang atau hasil kebudayaan

orang.

3) Motif teogenetis

Adalah motif yang berasal dari interaksi antara manusia

dengan Tuhan seperti yang terwujud dalam ibadahnya dan

dalam kehidupannya sehari-hari di mana ia berusaha

merealisasikan norma-norma agamanya. Sementara itu,

manusia memerlukan interaksi dengan Tuhannya untuk dapat


12

menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang

berketuhanan di dalam masyarakat yang heterogen.

c. Macam-macam Motivasi

Herijulianti, Indriani dan Artini (2002) menyatakan bahwa

terdapat dua macam motivasi yaitu:

1) Motivasi Intrinsik

Adalah motivasi yang timbul dalam diri individu yaitu

semacam dorongan yang bersumber dari dalam diri, tanpa

harus menunggu rangsangan yang bersifat konstan.

2) Motivasi Ekstrinsik

Adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan

atau dorongan dari luar. Rangsangan tersebut dapat

dimanifestasikan bermacam-macam sesuai dengan karakter,

pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Abraham Maslow dalam Asmadi (2005) menyatakan bahwa

motivasi pertumbuhan dan perkembangan didasarkan pada

kapasitas setiap manusia untuk tumbuh dan berkembang.

Kapasitas tersebut merupakan pembawaan setiap manusia.

Kapasitas itu pula yang mendorong manusia mencapai tingkat

hierarki tertinggi kebutuhan yang paling tinggi yang aktualisasi

diri meliputi :

1) Kebutuhan fisiologi (physiological need)

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan manusia yang


13

sangat primer dan mutlak harus dipenuhi untuk memelihara

homeostatis biologis dalam kelangsungan hidup manusia.

Kebutuhan ini merupakan syarat dasar apabila kebutuhan ini

tidak terpenuhi maka dapat mempengaruhi kebutuhan yang

lain, misalnya makanan dan beraktivitas.

2) Kebutuhan rasa aman (self security needs)

Kebutuhan akan keselamatan dan keamanan adalah

kebutuhan untuk melindungi diri dari berbagai bahaya yang

mengancam baik terhadap fisik maupun psikososial.

3) Kebutuhan mencintai dan dicintai (love and belongingness

needs)

Kebutuhan cinta adalah kebutuhan dasar yang

menggambarkan emosi seseorang. Kebutuhan ini merupakan

suatu dorongan di mana seseorang berkeinginan untuk

menjalin hubungan yang bermakna secara efektif atau

hubungan emosional dengan orang lain. Dorongan ini akan

menekan seseorang sedemikian rupa, sehingga ia akan

berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan

pemenuhan kebutuhan akan cinta kasih dan perasaan

memiliki.

4) Kebutuhan harga diri (self esteem needs)

Menurut hierarki kebutuhan manusia, seseorang dapat

mencapai kebutuhan harga diri bila kebutuhan terhadap

mencintai dan dicintai telah terpenuhi. Terpenuhinya

kebutuhan harga diri seseorang tampak dari sikap


14

penghargaan diri yang merujuk pada penghormatan diri dan

pengakuan diri.

5) Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs)

Kebutuhan aktualisasi diri adalah tingkat kebutuhan

kebutuhan tertinggi. Aktualisasi diri berhubungan dengan

proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari

seseorang. Ini menyangkut kebutuhan untuk menunjukkan

kemampuan keahlian dan potensi yang dimiliki seseorang.

Faktor motivasi menurut Wahyu Sumidjo ( 1996 ) meliputi :

1) Faktor Internal

Segala sesuatu dari dalam individu seperti kepribadian, sikap,

pengalaman, pendidikan dan cita-cita

a) Sifat kepribadian adalah corak kebiasaan manusia yang

terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi

serta menyesuaikan diri terhadap rangsangan dari dalam

diri maupun lingkungan, sehingga corak dan cara

kebiasaannya itu merupakan kesatuan fungsional yang

khas pada manusia itu, sehingga orang yang

berkepribadian pemalu akan mempunyai motivasi

berbeda dengan orang yang memiliki kepribadian keras.

b) Intelegensi atau pengetahuan merupakan seluruh

kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara

terarah dan efektif, sehingga orang yang mempunyai

intelegensi tinggi akan mudah menyerap informasi, saran,

dan nasihat.
15

c) Sikap merupakan perasaan mendukung atau tidak

mendukung pada suatu objek, dimana seseorang akan

melakukan kegiatan jika sikapnya mendukung terhadap

obyek tersebut, sebaliknya seseorang tidak melakukan

kegiatan jika sikapnya tidak mendukung. Cita-cita

merupakan sesuatu yang ingin dicapai dengan adanya

cita-cita maka seseorang akan termotivasi mencapai

tujuan.

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan, agama,

sosial, ekonomi, kebudayaan, orang tua, dan saudara.

a) Pengaruh lingkungan baik fisik, biologis, maupun

lingkungan sosial yang ada sekitarnya dapat

mempengaruhi tingkah laku seseorang sehingga dorongan

dan pengaruh lingkungan akan dapat meningkatkan

motivasi individu untuk melakukan sesuatu.

b) Pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya

melibatkan tingkah laku individu maupun kelompok. Inti

kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil

dari proses belajar mengajar adalah terbentuknya

seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas. Dengan

belajar baik secara formal maupun informal, manusia

akan mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang


16

diperoleh seseorang akan mengetahui manfaat dari saran

atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam usaha

meningkatkan status kesehatan.

c) Agama merupakan keyakinan hidup seseorang sesuai

dengan norma atau ajaran agamanya. Agama akan

menjadikan individu bertingkah laku sesuai norma dan

nilai yang diajarkan, sehingga seseorang akan termotivasi

untuk mentaati saran, atau anjuran petugas kesehatan

karena mereka berkeyakinan bahwa hal itu baik dan

sesuai dengan norma yang diyakininya.

d) Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat

berpengaruh terhadap tingkah laku seseorang. Keadaan

ekonomi keluarga mampu mencukupi dan menyediakan

fasilitas serta kebutuhan untuk keluarganya. Sehingga

seseorang dengan tingkat sosial ekonomi tinggi akan

mempunyai motivasi yang berbeda dengan tingkat sosial

ekonomi rendah.

e) Kebudayaan merupakan keseluruhan kegiatan dan karya

manusia yang harus dibiasakan dengan belajar. Orang

dengan kebudayaan Sunda yang terkenal dengan

kehalusannya akan berbeda dengan kebudayaan Batak,

sehingga motivasi dari budaya yang berbeda, akan

berbeda pula.
17

f) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat diperoleh dari orang tua, yang

dianggap sudah pengalaman dalam banyak hal, sehingga

apapun nasihat atau saran dari orang tua akan

dilaksanakan. Selain itu dukungan keluarga dapat juga

diperoleh dari saudara yang merupakan orang terdekat

dan akan secara langsung maupun tidak langsung

berpengaruh pada motivasi untuk berperilaku.

3) Cara Memberikan Motivasi

Sunaryo (2004) menyatakan bahwa ada beberapa cara yang

dapat diterapkan dalam memberikan motivasi yaitu :

a) Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force), yaitu

cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau

kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa

yang harus dilakukan.

b) Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement),

yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi

hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan

motivasi.

c) Memotivasi dengan identifikasi (motivating by

identification on egoinvoiremen), yaitu cara memotivasi

dengan menanamkan kesadaran.

2. Kesembuhan atau Kesehatan

Menurut World Health Organization (Smet, 1994:7),

kesehata atau kesembuhan adalah keadaan (status) sehat secara utuh


18

secara fisik, mental (rohani) dan sosial, dan bukan hanya suatu

keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Lyttle

(dalam Latipun dan Notosoedirdjo, 1999:6), sehat dikatakan sebagai

orang yang tidak mengalami gangguan atau kesakitan. Kesehatan

pada prinsipnya berada pada rentangan yang kontinum, yaitu antara

titik yang benar-benar sakit dan titik yang benar-benar sehat. Sehat

didefinisikan sebagai suatu kondisi keseimbangan antara status

kesehatan jasmani, mental, sosial dan spiritual yang memungkinkan

orang tersebut hidup secara mandiri dan produktif yang memerlukan

intervensi pengobatan dan perawatan karena keduanya mempunyai

peran yang sama dalam penyembuhan penyakit. Berdasarkan devinisi

diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sembuh adalah hal yang baik

atau pulih menjadi sehat kembali setelah sakit. Sedangkan

kesembuhan adalah suatu keadaan perihal sembuh

3. Kanker Payudara

a. Pengertian Kanker payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang

jaringan payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh

kaum wanita, meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum

pria pun bisa terkena kanker payudara ini, walaupun masih

sangat jarang terjadi. Prognosis kanker payudara tergantung pada

tingkat pertumbuhannya. Dari hasil pengamatan, umumnya

penderita kanker payudara sudah tidak dapat ditolong karena

terlambat diketahui dan diobati (Purwoastuti, 2012).


19

b. Faktor Resiko

Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan

terjadinya kanker payudara (Suryo, 2009).

1) Usia; pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki

resiko tinggi terjadinya kanker payudara.

2) Riwayat penyakit, penderita pernah memilii riwayat penyakit

yang sama yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan

sudah melakukan pengangkatan kanker, maka akan beresiko

pula pada payudara yang sehat.

3) Riwayat keluarga, penderita memiliki riwayat keluarga yang

mana ibu, atau saudara perempuan yang mengalami penyakit

yang sama akan beresiko tiga kali lipat untuk menderita

kanker payudara.

4) Faktor genetik dan hormonal, Kadar hormonal yang

berlebihan akan menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak

yang akan menyebabkan kanker payudara.

5) Menarce, menopause, dan kehamilan pertama, seseorang

yang mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun,

menopause yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia

yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker payudara.

6) Obesitas pascamenopouse, diamana seseorang yang

mengalami obesitas itu akan meningkatkan kadar estrogen

pada wanita yang akan beresiko terkena kanker.

7) Dietilstilbestrol, adalah obat untuk mencegah keguguran akan

beresiko terkena kanker.


20

8) Penyinaran, ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan

sinar pada dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya

kanker payudara.

c. Tanda dan Gejala

Terdapat beberapa tanda dan gejala pada kanker payudara

antara lain (Kamaladewi, 2017).

1) Pada tahap awal kanker terdapat benjolan di payudara dan

tidak menimbulkan rasa sakit.

2) Benjolan di payudara teraba keras dan tidak beraturan.

3) Terdapat benjolan kecil di ketiak.

4) Payudara tidak simetris.

5) Keluarnya cairan yang berbau dari putting.

d. Tahapan pada Kanker Payudara (Baughman & Hackley, 2000).

Tahap I : tumor yang berukuran kurang dari 2 cm, tidak ada

penyebaran ke aksila.

Tahap II : tumor berukuran diantara 2-5 cm, metastasi tidak

terdeteksi.

Tahap III : tumor berukuran lebih dari 5 cm, dan sudah

terdeteksi metastasis ke aksila, atau kelenjar getah

bening.

Tahap IV : kanker sudah bermetastasis jauh

e. Etiologi

Penyebab kanker payudara merupakan multyfactorial.


21

Faktor reproduksi dan ketidak seimbangan hormon, genetik,

nutrisi, konsumsi alkohol, merokok, dan pemaparan komulatif

dalam jangka waktu lama terhadap kontaminan seperti

heterosiklik amina maupun pestisida (Tabaga, 2015).

f. Manifestasi Klinis

Kanker payudara banyak ditemukan di kuadran luar

bagian atas dimana sebagian besar jaringan payudara berada

(Smeltzer, 2009). Tanda awal terjadinya kanker payudara yaitu

dengan munculnya masa (benjolan) kecil, teraba, dapat

digerakkan dan tidak terasa nyeri, biasanya tidak terdeteksi

sebelumnya (Salemis, 2012). Beberapa perempuan tidak

memiliki gejala dan tidak teraba adanya benjolan tetapi memiliki

hasil mamogram yang abnormal (Smeltzer, 2010). Keluhan nyeri

payudara yang menyebar dan nyeri tekan saat menstruasi

biasanya berhubungan dengan penyakit kanker payudara jinak

(Smeltzer, 2010). Patofisiologi

Menurut Tabaga, 2015 penyebab kanker payudara saat ini

belum pasti karena bersifat banyak faktor. Faktor resiko

penyebab kanker payudara adalah usia 55 ditandai dengan

menopause yang terlambat, riwayat keluarga yang mengalami

kanker payudara, menarche dini, pemakaian pil mengandung

estrogen, konsumsi alcohol, obesitas (Anggrowati,2013).

g. Penatalaksanaan

Menurut Tim Cancer Helps (2010), pengobatan kanker

payudara dapat digolongkan kedalam dua kelompok besar


22

berdasarkan cara bekerja dan waktu yang digunakan. Pengobatan

kanker ada dua jenis, yaitu lokal dan pengobatan sistemik.

Pengobatan lokal digunakan untuk mengobati tumor tanpa

mempengaruhi bagian tubuh lainnya.Contohnya, pembedahan

dan radioterapi. Pengobatan sistemik merupakan pengobatan

yang diberikan kedalam aliran darah atau melalui mulut dan

bergerak ke seluruh tubuh untuk mencapai sel-sel kanker yang

mungkin telah menyebar keluar payudara. Contoh pengobatan

sistemik diantaranya pembedahan, radioterapi, penyinaran,

kemoterapi.

4. Peran Perawat

a. Pengertian

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam

suatu sistem. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari

dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kusnanto, 2009).

Jadi peran perawat adalah suatu cara untuk menyatakan aktivitas

perawat dalam praktik, yang telah menyelesaikan pendidikan

formalnya, diakui dan diberikan kewenangan oleh pemerintah

untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan

secara profesional sesuai dengan kode etik profesinya. Peran

yang dimiliki oleh seorang perawat antara lain peran sebagai

pelaksana, peran sebagai pendidik, peran sebagai pengelola, dan

peran sebagai peneliti (Asmadi, 2008). Dalam melaksanakan

asuhan keperawatan, perawat mempunyai peran dan fungsi


23

sebagai perawat diantaranya pemberi perawatan, sebagai

advokat keluarga, pencegahan penyakit, pendidikan, konseling,

kolaborasi, pengambil keputusan etik dan peneliti (Hidayat,

2012).

b. Peran Perawat

Dalam melaksanakan keperawatan, menurut Hidayat (2012)

perawat mempunyai peran dan fungsi sebagai perawat sebagai

berikut:

1) Pemberian perawatan (Care Giver)

Peran utama perawat adalah memberikan pelayanan

keperawatan, sebagai perawat, pemberian pelayanan

keperawatan dapat dilakukan dengan memenuhi kebutuhan

asah, asih dan asuh. Contoh pemberian asuhan keperawatan

meliputi tindakan yang membantu klien secara fisik maupun

psikologis sambil tetap memelihara martabat klien. Tindakan

keperawatan yang dibutuhkan dapat berupa asuhan total,

asuhan parsial bagi pasien dengan tingkat ketergantungan

sebagian dan perawatan suportif-edukatif untuk membantu

klien mencapai kemungkinan tingkat kesehatan dan

kesejahteraan tertinggi (Berman, 2010). Perencanaan

keperawatan yang efektif pada pasien yang dirawat haruslah

berdasarkan pada identifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.

2) Sebagai advocate keluarga

Selain melakukan tugas utama dalam merawat,

perawat juga mampu sebagai advocat keluarga sebagai


24

pembela keluarga dalam beberapa hal seperti dalam

menentukan haknya sebagai klien. Dalam peran ini, perawat

dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepada

profesional kesehatan lain, seperti menyampaikan keinginan

klien mengenai informasi tentang penyakitnya yang diketahu

oleh dokter. Perawat juga membantu klien mendapatkan hak-

haknya dan membantu pasien menyampaikan keinginan

(Berman, 2010).

3) Pencegahan penyakit

Upaya pencegahan merupakan bagian dari bentuk

pelayanan keperawatan sehingga setiap dalam melakukan

asuhan keperawatan harus selalu mengutamakan tindakan

pencegahan terhadap timbulnya masalah baru sebagai

dampak dari penyakit atau masalah yang diderita. Salah satu

contoh yang paling signifikan yaitu keamanan, karena setiap

kelompok usia beresiko mengalami tipe cedera tertentu,

penyuluhan preventif dapat membantu pencegahan banyak

cedera, sehingga secara bermakna menurunkan tingkat

kecacatan permanen dan mortalitas akibat cidera pada pasien

(Wong, 2009).

4) Pendidik

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien,

perawat harus mampu berperan sebagai pendidik, sebab

beberapa pesan dan cara mengubah perilaku pada pasien atau

keluarga harus selalu dilakukan dengan pendidikan


25

kesehatan khususnya dalam keperawatan. Melalui

pendidikan ini diupayakan pasien tidak lagi mengalami

gangguan yang sama dan dapat mengubah perilaku yang

tidak sehat. Contoh dari peran perawat sebagai pendidik

yaitu keseluruhan tujuan penyuluhan pasien dan keluaraga

adalah untuk meminimalkan stres pasien dan keluarga,

mengajarkan mereka tentang terapi dan asuhan keperawatan

di rumah sakit, dan memastikan keluarga dapat memberikan

asuhan yang sesuai di rumah saat pulang (Kyle & Carman,

2015).

5) Konseling

Konseling merupakan upaya perawat dalam

melaksanakan peranya dengan memberikan waktu untuk

berkonsultasi terhadap masalah yang dialami oleh pasien

maupun keluarga, berbagai masalah tersebut diharapkan

mampu diatasi dengan cepat dan diharapkan pula tidak

terjadi kesenjangan antara perawat, keluarga maupun pasien

itu sendiri. Konseling melibatkan pemberian dukungan

emosi, intelektual dan psikologis. Dalam hal ini perawat

memberikan konsultasi terutama kepada individu sehat

dengan kesulitan penyesuaian diri yang normal dan fokus

dalam membuat individu tersebut untuk mengembangkan

sikap, perasaan dan perilaku baru dengan cara mendorong

klien untuk mencari perilaku alternatif, mengenai pilihan-

pilihan yang tersedia dan mengembangkan rasa pengendalian


26

diri (Berman, 2010).

6) Kolaborasi

Kolaborasi merupakan tindakan kerja sama dalam

menentukan tindakan yang akan dilaksanakan oleh perawat

dengan tim kesehatan lain. Pelayanan keperawatan pasien

tidak dilaksanakan secara mandiri oleh tim perawat tetapi

harus melibatkan tim kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi,

psikolog dan lain-lain, mengingat pasien merupakan individu

yang kompleks/ yang membutuhkan perhatian dalam

perkembangan (Hidayat, 2012).

7) Pengambilan keputusan etik

Dalam mengambil keputusan, perawat mempunyai

peran yang sangat penting sebab perawat selalu berhubungan

dengan pasienkurang lebih 24 jam selalu disamping pasien,

maka peran perawatan sebagai pengambil keputusan etik

dapat dilakukan oleh perawat, seperti akan melakukan

tindakan pelayanan keperawatan (Wong, 2009).

8) Peneliti

Peran perawat ini sangat penting yang harus dimiliki

oleh semua perawat pasien. Sebagai peneliti perawat harus

melakukan kajian-kajian keperawatan pasien, yang dapat

dikembangkan untuk perkembangan teknologi keperawatan.

Peran perawat sebagai peneliti dapat dilakukan dalam

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pasien (Hidayat,

2012).
27

Menurut Puspita (2014) peran perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan secarakomprehensif

sebagai upaya memberikan kenyamanan dankepuasan pada

pasien, meliputi:

1) Caring, merupakan suatu sikap rasa peduli, hormat,

menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan

mempelajari kesukaan-kesukaan seseorang dan

bagaimana seseorang berpikir dan bertindak.

2) Sharing artinya perawat senantiasa berbagi pengalaman

dan ilmu atau berdiskusi denganpasiennya.

3) Laughing, artinya senyum menjadi modal utama bagi

seorang perawat untuk meningkatkan rasa nyaman

pasien.

4) Crying artinya perawat dapat menerima respon

emosional baik dari pasien maupun perawat lain sebagai

suatu hal yang biasa disaat senang ataupunduka.

5) Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun

psikologis merupakan komunikasi simpatis yang

memiliki makna.

6) Helping artinya perawat siap membantu denganasuhan

keperawatannya.

7) Believing in others artinya perawat meyakini bahwa

orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk selalu

meningkatkan derajat kesehatannya.

8) Learning artinya perawat selalu belajar dan


28

mengembangkan diri dan keterampilannya.

9) Respecting artinya memperlihatkan rasa hormat dan

penghargaan terhadap orang lain dengan menjaga

kerahasiaan pasien kepada yang tidak

berhakmengetahuinya.

10) Listening artinya mau mendengar keluhan pasiennya.

11) Feeling artinya perawat dapat menerima, merasakan, dan

memahami perasaan duka , senang, frustasi dan rasa puas

pasien.
29

B. Kerangka Konsep Penelitian

Dampak apabila
diberikan motivasi:
1. Aktualisasi diri Pasien menjalani
2. Pengetahuan kemoterapi serta
3. Lingkungan memiliki keinginan
4. Dukungan dan kualitas hidup
keluarga yang tinggi
5. Peran perawat Motivasi kesembuhan

Faktor yang mempengaruhi: Dampak tidak


1. Faktor Internal diberikan motivasi:
- Kepribadian Pasien tidak mau
- Pengalaman menjalani pengobatan
- Sikap
- Pendidikan
- Cita-cita
2. Faktor Eksternal
- Lingkungan
- Agama
- Orang Tua

Gambar 2 1.

Kerangka Konsep

Keterangan :

: Diteliti : Tidak diteliti

: Arah yang diteliti : Arah yang tidak diteliti

Berdasarkan kerangka konsep diatas factor yang mempengaruhi

motivasi kesembuhan pada pasien kanker payudara stadium lokal-lanjut

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu factor internal dan eksternal.

Faktor internal seperti pendidikan sikap ,kepribadian, lingkungan, dan

cita-cita sedangkan factor eksternalnya lingkungan, agama dan

orangtua. Dalam penelitian ini akan membuktikan bahwasaanya


30

motivasi sangat berpengaruh terhadap kesembuhan pada pasien kanker

stadium lokal-lanjut di Rumah Sakit. Dampak apabila tidak diberikan

motivasi adalah pasien menjalani kemoterapi serta memiliki keinginan

dan kualitas hidup yang tinggi sedangkan dampak apabila tidak

diberikannya motivasi pada pasien adalah pasien tidak mau menjalani

pengobatan.

C. Tinjaun Islami
Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni

movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Istilah motif mengacu

pada sebab atau mengapa seseorang berprilaku. Dari kata motif ini

terbentuk kata motivasi. Dalam Psychology Understanding Of Human

Behavior seperti yang dikutip oleh Ngalim Poerwanto menjelaskan

bahwa yang dimaksud motivasi adalah suatu pernyataan yang kompleks

didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku ke suatu

tujuan atau perangsang. Bila dipakai dalam arti ini, maka motivasi akan

meliputi segala aspek psikologis. Walau demikian para psikolog

membatasi konsep motivasi pada faktor-faktor yang menguatkan

perilaku dan memberikan arahan pada perilaku itu. Suatu organisme

yang dimotivasi akan melakukan aktivitasnya secara lebih giat dan

lebih efiseien dibandingkan dengan organisme yang beraktivitas tanpa

motivasi.

Motivasi adalah dorongan yang sangat menentukan tingkah laku

dan perbuatan manusia.Motivasi menjadi kunci utama dalam

menafsirkan dan melahirkan perbuatan manusia. Peranan yang

demikian menentukan ini, dalam konsep Islam disebut sebagai niyyah


31

dan Ibadah. Niyyah merupakan pendorong utama manusia untuk

berbuat atau beramal.Sementara Ibadah adalah tujuan manusia berbuat

atau beramal.

Sebagaimana sudah dikatakan bahwa Allah tidak menciptakan

manusia dan jin kecuali hanya untuk beribadah, bukan untuk mencari

kekayaan.Dengan demikian orang seperti ini hidupnya benar-benar

sesuai dengan maksud Allah, yaitu beribadah kepada-Nya.Tetapi kalau

orang didalam hidupnya hanya mengejar kekayaan, di mana kekayaan

itu menurutnya merupakan pangkal bahagia, maka jelaslah arah

hidupnya pasti melenceng dari tujuan yang baik, ikhlas, dan murni.

Motivasi akan mengarahkan orang untuk melakukan sesuatu

sebagaimana yang dia mimpikan. Dalam sistem nafs, motif bersifat

fitri, dalam arti bahwa manusia memiliki kecederungan dan potensi

yang berlaku secara universal, meski setiap orang memiliki keunikan

dalam dirinya. Didalam sistem nafs juga terdapat naluri dan insting

yang memiliki kecederungan tertentu. Dorongan-doronga nafs tersebut

ada yang disadari dan ada pula yang tidak disadari.

Isyarat tentang adanya tingkah laku manusia (motif) dalam

sistem nafs dipaparkan dalam Al-Qur’an dalam surah yusuf ayat 53:

ِ ‫ار ۢةٌ بِٱلس ُّٓو ِء إِاَّل َما َر ِح َم َرب ِّٓى ۚ إِ َّن َربِّى َغفُو ٌر َّر‬
ٌ‫حيم‬ َ ‫س أَل َ َّم‬ ُ ِّ‫َو َمٓا أُبَر‬
َ ‫ئ نَ ْف ِس ٓى ۚ إِ َّن ٱلنَّ ْف‬

Arti: Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena


sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang.

Ayat di atas secara jelas mengisyaratkan ada sesuatu didalam

sistem nafs yang menggerakkan tingkah laku manusia pada kejahatan.


32

ٰۤ
ِ ْ‫ك لِ ْل َمل ِٕٕىِ• َك ِة ِانِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬
‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا‬ َ ُّ‫َواِ ْذ قَا َل َرب‬

َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬ َ ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬ ُ ِ‫َويَ ْسف‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para

malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata,

“Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan

menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu

dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku

mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dalam ayat di atas, malaikat mengisyaratkan bahwa pada

dasarnya manusia memiliki insting atau naluri yang merusak. Meskipun

manusia memiliki predikat khalifah di bumi, manusia memiliki

dorongan jahat yang dapat menggerakannya pada perbuatan merusak

dan pertumpahan darah. Respons menjadi positif, jika memenuhi

pemuasan motif fitrinya seseorang tetap ingat kepada Allah, berpegang

teguh kepada tuntunan agama, dan tuntunan akhlak (moral). Jika hal itu

dilakukan, maka orang tersebut dapat mengendalikan motif jahatnya

dengan respons yang se-imbang. Kemampuan seseorang mengalahkan

stimulus negatif secara bertahap akan melemahkan kekuatan negatif

motif fitri itu sendiri.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literature


1. Analisis Masalah (PICOST)
Tabel 3.1
Analisis Masalah (PICOST)
Population Pasien kanker payudara stadium local-lanjut
Intervention Peran Perawat
Comparison -
Output Motivasi kesembuhan
Study Correlation cross sectional kuantitatif
Time Januari 2015 sampai Desember 2020

2. Kata Kunci dan Database


a. Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean

operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk

memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah

dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan.

Tabel 3.2
Kata Kunci
Peran Perawat Motivasi Kanker Payudara
Kesembuhan
AND AND AND

The role of the Motivation of Breast cancer


nursing recovery
34

b. Data Base

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh

beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu.

Data yang digunakan dalam peelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi

baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam Literature Review ini

menggunakan 2 database yaitu Pubmed, dan Google Scholar. Dalam

penelitian ini data yang digunakan mencakup kata gambaran

pengetahuan tentang deteksi dini kanker serviks pada wanita usia subur

pada sumber penyedia jurnal penelitian. Kriteria Literature

B. Kriteria Literature

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dalam literature review ini adalah :

a. Diakses dari database Google Scholar dan PubMed

b. Pasien dengan Kanker payudara stadium local-lanjut

c. Naskah free fulltext, terdapat abstrak, pendahuluan, metode, hasil dan

pembahasan, kesimpulan serta daftar pustaka

d. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris

e. Menggunakan desain penelitian Cross Sectional

f. Tahun terbit 1 Januari 2015 sampai 31 Desember 2020

g. Sesuai dengan topik penelitian yaitu peran perawat terhadap motivasi


35

kesembuhan pasien kanker local lanjut.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria inklusi dalam literature review ini adalah :

a. Naskah dalam bentuk abstrak saja

b. Tidak dapat diakses dan artikel berbayar

c. Naskah atau artikel tidak dapat di download

C. Penilaian Kualitas/Kelayakan

Penelitian ini menggunakan JBI Critical appraisal atau tinjauan

sistematis literatur intervensi tertentu, kondisi atau masalah tertentu. Panduan

JBI untuk melakukan tinjauan penelitian efektivitas, penelitian kualitatif,

prevalensi atau insiden, etiologi atau risiko, evaluasi ekonomi, teks atau

opini, akurasi tes diagnostik, metode campuran, ulasan payung, dan ulasan

scoping. Penilaian kualitas atau kelayakan pada penelitian ini menggunakan

JBI dengan desain metode Cross Sectional. Dimana penilaian berbentuk tabel

atau checklist yang berisi pertanyaan apakah jurnal atau artikel yang

digunakan dapat dikatakan layak atau tidak untuk digunakan sebagai studi

literature review. Penilaian kriteria diberi jawaban ‘ya’, ‘tidak’, ‘tidak jelas’,

atau ‘tidak berlaku’, dan setiap kriteria dengan skor ‘ya’ diberi satu poin dan

nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan

dijumlahkan. Skor penelitian setidaknya memiliki nilai minimal 50%. Jika

skor <50% maka jurnal atau artikel dikatakan tidak layak untuk dijadikan

studi literature review.


36

D. Seleksi Literature (PRISMA)


1. Hasil Pencarian
Diagram PRISMA Seleksi Literature Review

Identifikasi Jumlah Artikel


Jumlah artikel yang
yang didapat dari
didapat dari data base
data base PubMed
Google Scholar (862 )
(37)

Skrining Jumlah Artikel


Jumlah Artikel setelah
yang duplikasi
ceking duplikasi (896)
(3)

Jumlah Artikel setelah Jumlah Artikel


diskrining (inklusi) yang dieliminasi
(24) (872)
Kelayakan
Jumlah Artikel
Jumlah Artikel sesuai yang dieliminasi
uji kelayakan (3) (21)

Diterima
Jumlah Artikel
yang diterima (3)

Gambar 3.1.

Hasil Pencarian
37

a. Identifikasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsesia (2014, hlm.

417), “Mengiden-tifikasi adalah menentukan atau menetapkan

identitas”.Identifikasi disini merupa-kan untuk pengerucutan

masalah penelitian yang akan dipaparkan. “Masalah penelitian

dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu dari pengalaman bekerja

sehari-hari, dari hasil membaca atau menelaah buku-buku, atau dari

yang dirasakan masalah oleh orang lain dan juga database”

(Arikunto, 2013, hlm. 80). Peneliti mencari jurnal di Google

Scholar dan PubMed dengan menggunakan kata kunci yangs udah

di buat.

b. Skrinning

Skrining (Screening) adalah penyaringan atau pemilihan

data yang bertujuanuntuk memilih masalah penelitian yang sesuai

dengan topik yang diteliti. Adapun topik yang diteliti dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

konsep diri pada orang yang mengalami cedera luka bakar.Dengan

topik tersebut,data jurnal yang diakses dalam proses penelitian ini

di-screening berdasarkan pada kriteria seperti jurnal diterbitkan

dalam rentang waktu 1 Januari 2015 sampai 31 Desember, tipe

jurnal (Review articles, research articles) dan jurnal yang dapat

diakses secara penuh atau full text.

c. Kelayakan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti uji

kelayakan adalah pengujian terhadap kemampuan kerja. Arti

lainnya dari uji kelayakan adalah uji kepatutan. Uji kelayakan yang
38

digunakan JBI Critical appraisal atau tinjauan sistematis literatur

intervensi tertentu, kondisi atau masalah tertent dengan desain

penelitian menggunkana Cross Sectional.

d. Diterima

Setelah melewati proses identifikasi, skrining dan juga

kelayakan peneliti mengambil keputusan berapa jurnal yang akan

dipakai untuk literature review.

2. Proses Pengumpulan Data Literature Review


Pengumpulan data literature review meliputi bebe beberapa

proses antara lain :

a. Penyusunan Literature review sesuai topik yang telah disetujui

antara pembimbing dan mahasiswa yaitu “Peran Perawat Terhadap

Motivasi Kesembuhan Pasien Kanker Payudara Stadium Lokal-

Lanjut”

b. Menentukan kata kunci dan kriteria literature yang digunakan

menggunakan PICOST.

c. Menentukan database yang akan digunakan yaitu dengan Google

Scholar dan PubMed.

d. Melakukan pennyisiraan literature menggunakan guideline PRISMA

dan penilaian kelayakan menggunakan JBI Critical appraisal.

e. Melakukan analisis literature dan pelaporan hasil literature review.


BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pencarian literarure review

Berdasarkan hasil penelusuran literature dari dua database yaitu google

scholar dan portal garuda dengan menggunakan kata kunci “Peran Perawat” DAN

“Motivasi Kesembuhan” DAN “Kanker Payudara”, didapatkan 3 jurnal yang sesuai

dengan topik dan tujuan penelitian ini. 3 jurnal tersebut sebelumnya telah diseleksi

menggunakan uji kelayakan JBI Critical Appraisal Tools Study Cross Sectional,

dengan setiap jawaban ya diberikan skore 1 dan tidak diberikan skore 0, kemudian

hasil tersebut dijumlahkan dimana jurnal yang diterima harus memenuhi syarat

minimal 50%, selengkapnya sebagai berikut:

1. Hasil rangkuman literature review

Hasil dari rangkuman jurnal yang sudah didapatkan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada table berikut ini:


40

Tabel 4 1.

Hasil Penelitian

No. Judul/Penu Negara/ Bahasa Tujuan Jenis Metoed pengumpulan data Populasi dan Hasil
lis/Tahun tempat penelitian Penelitian/study/ jumlah sample
penelitian variabel
1
Caregiver burden Radiation Inggris Untuk menilai studi deskriptif Pengumpulan data 157 keluarga yang Pengasuhan dalam keluarga
and associated oncology pengasuhan dan cross-sectional dilakukan dengan cara memenuhi syarat wanita dengan kanker
factors amongst clinic in faktor yang mewawancarai pengasuh wanita payudara stadium lanjut
carers of women Nigeria terkait di antara kuesioner yang diberikan. dengan kanker mengalami beban yang cutup.
with advanced pengasuh Setiap kuesioner terdiri dari payudara stadium Pengakuan populasi rentan ini
breast cancer keluarga tiga bagian. Bagian A lanjut dan menerima perawatan
attending a wanita dengan mencari informasi tentang yang baik untuk mengurangi
radiation kanker sosial- beban dan kekhawatiran
oncology clinic in payudara karakteristik demografi mereka.
Nigeria stadium lanjut. responden. Bagian B
Ikechi et.al 2021 dirancang oleh peneliti dan
divalidasi wajah
oleh tiga rekan senior
(konsultan dokter keluarga)
untuk
membatasi ambiguitas dan
memastikan kesederhanaan
dan kejelasan. Ini
bagian mencari informasi
tentang proses pengasuhan.
Bagian C berisi ZBI

2 Anxiety Radiotera Inggris Untuk Menggunakan Sementara itu, pengasuh Dilakukan pada Setiap satu dari sepuluh
Disorders in pi dan mengetahui studi cross- dinilai menggunakan 130 pengasuh- pengasuh dalam penelitian ini
Family Caregivers Onkologi prevalensi dan sectional kuesioner sosio-demografis pasien, direkrut memiliki gangguan
of Breast Cancer Rumah faktor terkait dilakukan pada self-rated, The dengan kecemasan yang dapat
Patients Sakit gangguan pengasuh Skala Dukungan Sosial pengambilan didiagnosis, terkait dengan
41

Receiving Kuala kecemasan di keluarga yang Dirasakan Multi- sampel non-acak di pemberian perawatan tertentu
Oncologic Lumpur, antara pengasuh pasien rawat inap dimensi Rumah Sakit Kuala faktor dan pengobatan pasien.
Treatment in pasien kanker dan rawat jalan (MSPSS) dan Depresi Lumpur Ini harus mengingatkan
Malaysia payudara yang sedang Anxiety Stress Scale dokter untuk risiko tersebut
Siti Hazrah dkk, menerima menjalani (DASS-21) dan menunjukkan kebutuhan
2017 perawatan pengobatan (DASS). dukungan psikologis untuk:
onkologi di untuk kanker pasien dan
Rumah Sakit payudara. Para pengasuh atau keluarga.
Kuala Lumpur. pasien direkrut
dari semua
mereka yang
menghadiri
Institut

3 Hubungan Rumah Indonesia Untuk Penelitian ini Menggunakan teknik 112 responden Hasil menunjukkan terdapat
Perilaku Caring Sakit menganalisis menggunakan sampelpurposive sampling pasien kanker hubungan antara perilaku
Perawat Dengan Baladhika hubungan metode cross dengan payudara caring perawat dengan
Tingkat Harapan Husada perilaku caring sectional dan Data didapatkan melalui Tingkat harapan sembuh
Sembuh Pada Jember Perawat dengan didapatkan kuesioner CBI-24 dan pasien kanker yang menjalani
Pasien Kanker tingkat harapan Analisis pada kuesioner skala harapan. program kemoterapi di
Yang Menjalani sembuh pasien penelitian ini Rumah Sakit Baladhika
Program kanker yang Menggunakan uji Husada Jember
Kemoterapi Di menjalani korelasi Kendall (p value < 0,001; τ = 0,375).
Rumah Sakit program Tau B (τ). Perilaku caring perawat dapat
Baladhika Husada kemoterapi di meningkatkan kenyamanan
Jember Rumah Sakit pasien dan membuat pasien
Baladhika lebih
Alvinda Apriliatul Husada Jember. Semangat menjalankan terapi
Jannah, dkk yang dijalani.
(2020)
42

Berdasarkan hasil penelusuran literature review terlihat pada

table 4.1 di dapatkan 3 jurnal dengan 2 jurnal nasional dan 1 jurnal

internasional yang menggunakan bahasa Indonesia serta bahasa inggris

dan penelitian dilakukan secara global. Tujuan pada ketiga jurnal ini yaitu

mengetahui dan menjelaskan terkait peran perawat terhadap motivasi

kesembuhan pasien kanker payudara stadium lanjut. Analisi dari ketiga

jurnal 3 jurnal menggunakan study kelayakan cross sectional. Subjek

yang digunakan pada kedua penelitian dari 3 jurnal adalah pasien dengan

kanker payudara dan instrument yang digunakan adalah kuesioner.

Perbedaan analisis pada ketiga jurnal adalah 1 jurnal dengan purpose

sampling, dan 2 jurnal tidak menyebutkan. Hasil analisis jurnal pertama

157 keluarga yang memenuhi syarat pengasuh wanita dengan kanker

payudara stadium lanjut , jurnal kedua 130 pengasuh-pasien, direkrut

dengan pengambilan sampel non-acak, jurna ketiga tidak menggunakan

responden tetapi dengan jumlah jurnal yang di dapat. Hasil dari ketiga

jurnal adalah bahwa peran perawat, tindakan serta pengobatan yang

dilakukan oleh pasien kanker payudara akan sangat berpengaruh terhadap

kesembuhan pasien yang menjalani kemoterapi.

2. Distribusi frekuensi 3 jurnal

a. Karakteristik responden

Karakteristik umum responden berdasarkan 3 jurnal terkait usia dan

pekerjaan. Jurnal yaitu penelitian dari Janah, dkk (2012) mengatakan

rata-rata usia yang mengalami kanker payudara adalah ≥ 40 tahun.

Kriteria jenis kelamin penelitian dari Jannah, dkk (2020)

menyebutkan didominasi oleh perempuan, kemudian 2 jurnal yaitu


43

penelitian Ikechi et.al (2021) dan Siti H, et.al (2017) tidak

menyebutkan karakteristik jenis kelamin. Pada karakteristik

pekerjaan 1 jurnal dari Siti H, et.al (2017) mengatakan dominan

pengangguran, dan 2 jurnal lagi penelitian dari Ikechi et.al (2021) dan

Jannah, dkk (2020) menyebutkan bekerja.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden dari 3 Jurnal

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)


Usia
- ≥ 40 tahun 1 33,3%
- ≤ 30 tahun 1 33,3%
- tidak menyebutkan 1 33,3%

Jenis Kelamin
- Laki-laki 0 0%
- Perempuan 1 33,3%
- Tidak menyebutkan 2 66,6%
Pekerjaan
- Bekerja 2 66,6%
- Pengangguran 1 33,3%

Berdasarkan table 4.2 dapat dijelaskan bahwa dari ke 3 jurnal dengan

karakteristik responden berdasarkan usia, yang mengalami kanker

payudara tidak ada yang mendominari yaitu masing-masing

mempunyai kriteria usia disetiap jurnal (33,3%) hanya ada 1 jurnal

yang tidak menyebutkan usia (33,3%), jenis kelamin di dominasi oleh

perempuan (33,3%) dan karakteristik berdasarkan pekerjaan pada

tabel menyebutkan 1 jurnal bekerja sebagai pengangguran (33,3%), 2

jurnal lain menyebutkan bekerja (66,6%).

b. Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan oleh pasien dengan kanker payudara

stadium lanjut 3 jurnal penelitian dari Jannah (2020), Siti H, et.al

(2017) dan Ikechi, et.al (2021) menyebutkan pengobatan dengan


44

kemoterapi.

Tabel 4.3

Pengobatan

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


Kemoterapi 3 100%

Berdasarkan tabel 4.3 dukungan keluarga dapat dijelaskan bahwa 3

jurnal mengatakan pengobatakn yang dilakukan oleh pasien kanker

payudara adalah kemoterapi (100%)

c. Caring perawat dan tindakan keperwatan

Gambaran perilaku caring perawat 2 jurnal yaitu penelitian dari

Jannah (2020) dan Ikachi, et.al (2021) mengatakan baik dan 1 jurnal

yang lain yaitu penelitian dari Siti H, et.al (2017) tidak menyebutkan.

Tabel 4 4

Caring Perawat

Dukungan Keluarga Frekuensi Persentase (%)


Baik 2 66,6%
Tidak menyebutkan 1 33,3%

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwasannya perilaku caring

perawat dan tindakan keperawatan pada pasien kanker payudara baik

(66,6%).

d. Motivasi kesembuhan pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi

Motivasi kesembuhan pasien kanker payudara yang menjalani

kemoterapi dari ketiga jurnal yaitu dari Siti H, et.al (2017). Ikechi,

dkk 2019) dan Jannah, dkk (2020) menyebutkan motivasi

kesembuhanya baik.

Tabel 4.5
45

Motivasi Kesembuhan

Motivasi Kesembuhan Frekuensi Persentase (%)


Baik 3 100%

Berdasarkan tabel 4.5 motivasi dan tingkat kesembuhan pasien

kanker payudara dapat dijelaskan bahwa 3 jurnal mengatakan

motivasi kesembuhan pasien baik (100%).

B. Pembahasan

Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan

payudara, merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh kaum wanita,

meskipun berdasarkan penemuan terakhir kaum pria pun bisa terkena kanker

payudara ini, walaupun masih sangat jarang terjadi. Prognosis kanker

payudara tergantung pada tingkat pertumbuhannya. Kanker akan memberikan

dampak negatif pada aspek kehidupan seseorang seperti fisik, psikologis,

sosial dan spiritual yang akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Motivasi

merupakan usaha dan tenaga penggerak untuk memenuhi kebutuhan yang ada

dalam diri manusia dan kadang-kadang dilakukan dengan mengeyampingkan

hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan.

a. Karakteristik Responden

karakteristik responden berdasarkan usia, yang mengalami kanker

payudara di usia lebih dari 40 tahun (33,3%) tapi tidak dipungkiri juga

diusia kurang dari 30 tahun juga bisa mengalami kanker payudara

(33,3%) . Sesuai dengan data penelitian bahwa batasan usia di dominasi

oleh pasien yang berusia lebih dari 40 tahun. Hal ini sesuai dengan teori

yang menyatakan bahwa, sebagian besar kasus kanker payudara terjadi

padawanita usia > 40 tahun keatas dan dapat mempengaruhi motivasi

mereka (Smeltzer & Bare, 2002). Sejalan dengan hasil penelitian Suranta
46

(2016) menemukan bahwa usia responden rentan terkena kanker pada tahap

dewasa akhir (41-60 tahun) dari 71 responden yang menjadi sampel terdapat

50 responden yang berusia pada tahap tersebut. Karakteristik jenis kelamin

pada tabel menyebutkan didominasi oleh perempuan ( 33,3%) yang sesuai

dengan penelian yang dilakukan oleh (Hardiano, Huda, & Jumaidi, 2015)

dari 51 responden yang mengalami kanker mayoritas berjenis kelamin

perempuan yaitu 40 orang ( 78,4%). Perempuan yang telah melewati

masa menopause akan mengalami beberapa perubahan hormonal yang

secara empiris memungkinkan terjadinya peningkatan resiko perubahan

sel normal menjadi abnormal. Hal tersebut yang menurut asumsi peneliti

menjadi salah satu faktor yang menjadikan perempuan tinggi angka

kejadian mengalami kanker.

Karakteristik berdasarkan pekerjaan pada tabel menyebutkan 1

jurnal mengatakan pengangguran (33,3%), 2 jurnal lain memiliki

pekerjaan (66,6%). Apabila dikaitkan dengan motivasi untuk sembuh,

pekerjaan yang dapat dilihat dari sosial ekonomi keluarga, apabila

dikaitkan dengan motivasi pasien untuk sembuh dan dukungan keluarga

maka dengan status ekonomi yang tinggi yang dimiliki seseorang maka

akan mempunyai dukungan dan motivasi untuk sembuh. Penelitian ini

sesuai dengan teori Lee (2008) yang mengatakan bahwa pekerjaan

mempunyai pengaruh terhadap kanker payudara, padatnya aktivitas

seorang wanita mengakibatkan kurangnya olahraga atau aktivitas visik

yang kurang. Penelitian yang di lakukan oleh Aggraini, (2017)

menunjukan bahwa dari 52 responden yang mengalami kanker,

responden dengan pekejaan swasta paling tinggi yaitu 19 responden (36,5


47

%). Menurut Budiman et al, (2013) status pekerjaan dapat mempengaruhi

tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalankan pengobatan.

b. Pengobatan

Pengobatan pada pasien kanker dapat dijelaskan bahwa 3 jurnal

mengatakan pengobatan pasien kanker dengan kemoterapi (100%).

Penelitian yang dilakukan oleh Jannah (2020) dengan riwayat pengobatan

antara kemoterapi dengan operasi dan kemoterapi hampir sama yaitu

kemoterapi saja sebanyak 53 (47,3%). Kemoterapi adalah pemberian obat

antikanker pada pasein yang diberikan melalui infus atau disuntukan.

Kemoterapi merupakan rangkaian terapi yang dilakukan secara

berkelanjutan dan terprogram, serta harus dilakukan di rumah sakit

karena pemberian kemoterapi harus sesuai prosedur tertentu ataupun

protokol. Kuantitas pemberian kemoterapi masing-masing pasien berbeda

sesuai dengan kondisi pasien dan jenis obat antikanker yang digunakan

(Conti et al., 2013). Frekuensi kemoterapi masing-masing pasien berbeda

tergantung pada jenis kanker, tujuan pengobatan, jenis kemoterapi yang

digunakan dan bagaimana tubuh merespon kemoterapi (National Cancer

Institut, 2015). Di Singapura anyak orang menggunakan pengobatan

complementary and alternative medicine (CAM), di Singapura

pengobatan ini termasuk pengobatan tradisional. Pengobatan dengan

metode CAM ini masih diteliti untuk memastikan apakah CAM akan

mengganggu pengobatan konvensional, sehingga dapat mencegah

keterlambatan pengobatan dan berpotensi berbahaya interaksi obat-obat

antara CAM dan agen kemoterapi atau radioterapi.

Selain menggunakan pengobatan dengan kemoterapi penelitian


48

daridari Tracey, et.al (2019) menyebutlan bahwa pada pasien kanker

payudara dapat dilakukan masectomi. Tindakan pembedahan ini bisa

dilakukan sendiri atau bersamaan denan pengobatan kanker payudara

lainnya seperti radioterapi dan kemoterapi. Setelah dilakukan masectomi

pasien diminta untuk selalu control dan berkomunikasi kepada dokter dan

perawat, informasi setelah masectomi sangatlah penting bagu pasien.

Informasi yang bisa di dapatkan seperti informasi mengenai pemulihan

saat rumah, termasuk bagaimana cara membersihkan luka bekas operasi

supaya tidak infeksi danterjadi komplikasi seperti limfedema. Dukungan

keluarga sangat dibutuhkan oleh pasien kanker saat menjalani kemoterapi

dengan menenangkan hati pasien bahwa keluarga akan bersama-sama

dan membantu pasien dalam menghadapi kemoterapi. Menurut penelitian

yang telah dilakukan oleh Sudiyanti, Eni (2017) bahwa dukungan

keluarga mempunyai peran penting bagi pasien untuk menentukan jenis

pengobatan yang akan dilakukan oleh pasien, dan dukungan keluarga

sangat penting dalam memotivasi pasien dalam menjalankan kemoterapi.

c. Caring perawat dan tindakan keperawatan pasien kanker payudara

Perilaku caring perawat dan tindakan keperawatan pada pasien

kanker payudara baik (66,6%). Hasil penelitian ini hampir sama dengan

hasil penelitian yang dilakukan di ruang Asoka RSUD Jombang

menunjukkan bahwa sebesar 66,7% responden mempersepsikan perilaku

caring perawat baik (Lisdiati, 2017). Perawat selalu mendengarkan

pasien dengan penuh perhatian, perawat telah memperlakukan pasien

sebagai individu dan pasien merasa perawat telah menunjukkan sikap

empati dengan menanyakan apa yang dirasakan ataukah pasien perlu


49

bantuan atau tidak (Jannah, dkk. 2017). Perawat juga dapat memberikan

informasi kepada pasien tentang pengobatan dan pemulihan setelah

tindakan operasi bagi pasien yang menkalani masectomi Tracey, dkk

(2019).

Menurut Saragih (2017) pengukuran perawatan paliatif pada

pasien kanker payudara diperoleh data mayoritas responden mendapatkan

perawatan paliatif tinggi. Perawatan paliatif memiliki peranan penting

bagi perawatan pasien dengan penyakit terminal yang dapat dilakukan

secara sederhana sering kali prioritas utamanya adalah kuallitas hidup

(Irawan 2013). Perawatan paliatif atau perawatan terpadu yang bersifat

aktif dan menyeluruh, dengan pendekatan-pendekatan multidisiplin yang

terintegrasi, yang memiliki tujuan untuk mengurangi penderitaan pasien,

memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidup dan juga

memberikan support kepada keluarganya (Rasjdi, 2010). Hal ini dapat

dilakukan dengan meringankan masalah- masalah yang didapatkan

pasien berupa masalah fisik, psikologis, social dan spiritual yang dapat

membuat pasien tidak menghadapi masalah-masalah yang dapat terjadi

(Campell2013).

d. Motivasi sembuh pasien kanker payudara

Motivasi kesembuhan pasien kanker payudara dapat dijelaskan

bahwa 3 jurnal mengatakan motivasi kesembuhan pasien baik (100%).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa motivasi

yang dimiliki individu dapat menentukan kualitas perilaku yang

ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam

kehidupan lainnya, sehingga diharapkan terbentuknya suatu tindakan atau


50

perilaku dari seseorang tersebut yang didasari oleh tingginya dukungan

dari keluarga. Khususnya bagi pasien kanker payudara dalam menjalani

kemoterapi. Dalam penelitian Jannah (2020) mengatakan bahwa pasien

mengemukakan bahwa telah memiliki tujuan untuk sembuh dari penyakit

kanker yang diderita. Pasien mengungkapkan akan melakukan segala

cara untuk sembuh walaupun setelah kemoterapi terdapat efek samping

yang dirasakan namun pasien masih akan tetap semangat menjalaninya.

Pasien juga mengemukakan bahwa masih mencari informasi untuk

pengobatan dan yakin bahwa akan meraih target kesembuhan mereka.

Selain itu penelitian ini di dukung oleh Indriyatmo (2015)

menginformasikan bahwa dukungan keluarga yang kurang pada pasien

kanker dapat menyebabkan pasien tersebut kurang termotivasi menjalani

kemoterapi sehingga enggan bahkan tidak datang sesuai jadwal yang

telah ditentukan oleh dokter. Perlunya motivasi keluarga dan orang

terdekat kepada pasien selama menjalani kemoterapi untuk

menumbuhkan rasa percaya diri dan meningkatkan motivasi pasien

kanker payudara untuk menjalani kemoterapi, sehingga menjalankan

program kemoterapi sampai selesai dan mencapai kesembuhan dari

penyakitnya. Pasien kanker yang mempunyai motivasi yang baik

disebabkan kemoterapi telah menjadi kebutuhan bagi dirinya yaitu

kebutuhan akan rasa aman. Kemoterapi memberikan jaminan keamanan

bagi kesehatan dirinya karena kemoterapi merupakan pengobatan yang

harus dijalani oleh pasien kanker. Pasien yang telah mengetahui manfaat

dan dampak kemoterapi bagi kesehatannya dapat menjalani kemoterapi

dengan baik, namun bagi pasien yang tidak mengetahui manfaat


51

kemoterapi dan efek samping ditimbulkan harus menyesuaikan dengan

keadaan yang baru seperti kondisi yang tidak menyenangkan (Sari,

2012).

Menurut hasil penelitian Ratna (2010) bahwa dukungan keluarga

yang positif sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak dan akan saling

membutuhkan dukungan, karena pasien kanker payudara pada umumnya

diliputi kemarahan dan depresi. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan

motivasi dalam diri pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi

memerlukan dukungan yang tinggi dari keluarga. Kekuatan dari

dalamdiri pasien kanker payudara akan lebihmeningkat jika didukung

oleh kekuatan lain (dukungan keluarga) dan dengan adanya rasa percaya

diri dari dalam diri pasien itu sendiri. Penelitian dari Jannah, dkk (2020)

berpendapat bahwa perawat perlucmeningkatkan harapan sembuh pasien

dengan meningkatkan goal, pathway thinking, agency thinking, dan

kombinasi pathway-agency thinking dengan begitu pasien dapat memiliki

tujuan untuk sembuh, memiliki dan mengembangkan cara-cara untuk

sembuh dan memiliki keyakinan bahwa ia mampu melakukan segala cara

tersebut dan dapat mencapai tujuan untuk sembuh.

e. Hubungan peran atau caring perawat terhadap motivasi kesembuhan

pasien kanker payudara

Perilaku caring perawat dengan tingkat harapan pasien kanker

terdapat hubungan dimana nilai p-value didapatkan sebesar 0,013 dengan

tingkat kepercayaan (α = 0,05) dinyatakan terdapat hubungan karena p-

value < 0,05 (Sulisno dan Sari, 2016). Peneliti berpendapat bahwa

penelitian ini sesuai dan menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang


52

bermakna antara perilaku peran dan caring perawat dengan tingkat

harapan sembuh pasien. Perawat berperan sebagai motivator dan edukator

bagi pasien yang ditanganinya.di rumah sakit kanker dharmais para

perawat nya juga berperan sebagai motivator disaat pasien dan keluarga

pasien mulai putus asa dalam menghadapi penyakit kanker tanpa harus

diminta oleh pasien atau keluarga pasien. Perawat menggunakan segala

pengetahuannya untuk dapat meberikan pertolongan pada pasien. Perawat

perlu mengetahui proses penyakit pasien untuk dapat memberikan asuhan

keperawatan yang berkualitas. Perawat dapat memenuhi kebutuhan

pasien jika perawat memiliki pengetahuan tentang penyakit yang sedang

dirasakan pasien (Ferguson, 2018). Menurut Ilkafah and Harniah (2017),

perilaku caring perawat berhubungan dengan kepuasan klien. Klien yang

menilai perawat berperilaku caring dengan baik juga merasakan kepuasan

yang tinggi. Perawat mengungkapkan rasa pencapaian kepuasan saat dapat

memberikan pelayan pada pasien (Eldh et al., 2016).

C. Keterbatasan Literature

Selama proses penelitian dilakukan, tidak sedikit peneliti menemukan

hambatan dan penelitian ini juga mempuyai beberapa keterbatasan.

keterbatasan yang selama ini peneliti temukan adalah proses pencarian jurnal

yang lumayan sulit karena jurnal yang sesuai dengan tipik penelitian hanya

sedikit yang sesuai dengan kriteria inklusi.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya perubahan

sel normal menjadi sel abnormal yang tidak terkontrol dan dapat

bermetastase, baik menginvasi jaringan terdekat maupun jaringan biologis

yang jauh (Setiawan, 2015). Caring perawat sangatlah penting, contohnya

seperti memberikan dukungan, motivasi, memberikan pengobatan dan

tindakan keperawatan dengan baik dan mengedukasi serta memberikan

support kepada keluarga pasien. Perawat menunjukkan perilaku caring

perawat maka semakin besar pula nilai pada harapan sembuh pasien dan

sebaliknya. Selain peran dan caring perawat yang tak kalah penting lagi

adalah dukungan dari keluarga pasien. Dukungan keluarga merupakan faktor

eksternal untuk dapat mempengaruhi motivasi seseorang, tetapi dukungan

keluarga sangat berperan bagi mereka yang sedang menghadapi atau yang

menderita suatu penyakit. Khususnya pada pasien kanker payudara dalam

menjalani kemoterapinya, karena hal ini dapat membantu dan mempercepat

proses penyembuhan bagi pasien kanker payudara. Pasien yang mempunyai

motivasi yang baik akan patuh dalam menjalani kemoterapi.


B. Saran
1. Bagi penderita kanker payudara

Hasil literature review ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan

terkait tentang motivasi dan dukungan kepada pasien kanker payudara

stadium lanjut agar termotivasi untuk menjalani kemoterapi dan semangat

untuk sembuh.

2. Bagi Perawat

Diharapkan bagi perawat agar memberikan penyuluhan kepada

keluarga pasien kanker payudara tentang dukungan keluarga dan motivasi

pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi, agar pasien dapat

lebih termotivasi dalam menjalani kemoterapi.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

evidence base bagi penelitian berikutnya dan bahan pertimbangan bagi

yang berkepentingan untuk melakukan penelitian yang sejenis.

Diharapkan kepada peneliti lain yang tertarik dapat menspesifikkan

variabelnya, seperti tingkat pengetahuan pasien kanker payudara terhadap

motivasi menjalani kemoterapi atau gambaran motivasi pasien kanker

payudara yang baru terdiagnosa dalam menjalani pengobatan.


DAFTAR PUSTAKA

Adz-Dzaky., Baakaran, H. (2001). Psikoterapi & konseling Islam


Penerapan Metode sufistik. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Ahmad, A. S., & Hamid. (2000). Aspek Spiritual Dalam Keperawatan.
Jakarta: Midya Medika.
Yani, A., S. Hamid. (2000). Aspek Spiritual Dalam Keperawatan. Jakarta:
Midya Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta: Salemba Medika.
Sumijatun. (2010). Konsep Dasar Menuju Keperawatan Professional.
Transinfo Media. Jakarta.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Selemba
Medika
Kemenkes RI. 2015. Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
American Cancer Society. (2014). Breast Cancer. Available
at:http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003090-
pdf.pdfdiakses 29 Mei 2016.

Dianasari, T., & Koesyanto, H. (2017). Penerapan Manajemen Keselamatan


Radiasi Di Instalasi Radiologi Rumah Sakit. Unnes Journal of Public
Health, 6(3).
Harnilawati. (2013). Konsep dan proses KeperawatannKeluarga. Sulawesi
Selatan: Pustaka As Salam.
Sari, E. A., Maryati, I., & Komariah, M. (2016, April). Motivasi Mahasiswi
Keperawatan Dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri Sebagai Deteksi Dini
Kanker Payudara . Jurnal Ilmu Keperawatan, 1(1).
Suyanto, & Arumdari, N. P. (2015). Dukungan Keluarga pada Pasien Kanker yang
Menjalani Kemoterapi. Unissula Press, 90-95.
56

Lampiran 1 tool critical appraisal: penelitian Cross sectional


Reviewer : Andheas Putri Verlitasari
Judul : Anxiety Disorders In Family Caregivers Of Breast Cancer Patients Receiving
Oncologic Treatment In Malaysia
Tahun : 2017
Nomor literatue : 1
JAWABAN
N
PERTANYAAN TIDAK TIDAK
O
YA TIDAK JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi pada
1 artikel tersebut? √
Apakah pengaturan dan pemilihan
2 responden dijelaskan secara detil? √
Apakah terdapat penjelasan cara
3 melakukan uji validitas dan reliablitas? √
Apakah terdapat penjelasan tentang
penentuan kriteria dalam uji validitas
4 reliabilitas? √
Apakah terdapat penjelasan tentang
5 faktor atau variabel pengganggu? √
Apakah tedapat penjelasan tentang cara
mengatasi faktor atau variabel
6 pengganggu? √
Apakah terdapat penjelasan uji statistik
7 yang digunakan dan sesuai? √
Apakah hasil di ukur dengan cara yang
8 valid dan reabilitas ? √

Simpulan:
√ diterima

ditolak

Keterangan: hasil dari uji kelayakan lebih dari 50%


57

Reviewer : Andheas Putri Verlitasari


Judul : Caregiver burden and associated factors amongst carers of women with
advanced breast cancer attending a radiation oncology clinic in Nigeria
Tahun : 2021
Nomor literatue : 2
JAWABAN
N
PERTANYAAN TIDAK TIDAK
O
YA TIDAK JELAS ADA
Apakah terdapat kriteria inklusi pada
1 artikel tersebut? √
Apakah pengaturan dan pemilihan
2 responden dijelaskan secara detil? √
Apakah terdapat penjelasan cara
3 melakukan uji validitas dan reliablitas? √
Apakah terdapat penjelasan tentang
penentuan kriteria dalam uji validitas
4 reliabilitas? √
Apakah terdapat penjelasan tentang
5 faktor atau variabel pengganggu? √
Apakah tedapat penjelasan tentang cara
mengatasi faktor atau variabel
6 pengganggu? √
Apakah terdapat penjelasan uji statistik
7 yang digunakan dan sesuai? √
Apakah hasil di ukur dengan cara yang
8 valid dan reabilitas ? √

Simpulan:
√ diterima

ditolak

Keterangan: hasil dari uji kelayakan lebih dari 50%


58

Lampiran tool critical appraisal: penelitian system review


Reviewer : Andheas Putri Verlitasari
Judul : Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Harapan Sembuh Pada
Pasien Kanker Yang Menjalani Program Kemoterapi Di Rumah Sakit Baladhika Husada Jember
Penulis : Alvinda Apriliatul Jannah, dkk
Tahun : 2020
Nomor literatue : 3

JAWABAN
N
PERTANYAAN TIDAK TIDAK
O
YA TIDAK JELAS ADA
Apakah pertanyaan penelitian dituliskan
1 secara jelas? √
Apakah terdapat kriteria inklusi pada
2 artikel yang akan direview? √
Apakah dijalaskan strategi penulusuran
3 artikel? √
Apakah dijelaskan database yang
4 digunakan? √
Apakah penilaian (kelayakan) studi
5 sudah dilakukan dengan tepat? √
Apakah uji kelayakan critical appraisal
6 dilakukan secara independent? √
Apakah dijelaskan metode yang
digunakan untuk
meminimalisir kesalahan dalam ekstraksi
7 data? √
Apakah metode yang digunakan untuk
menggabungkan berbagai studi sudah
8 tepat? √
9 Apakah terdapat bias publikasi? √
Apakah rekomendasi yang diberikan
10 didukung dengan data yang diperoleh? √
Apakah terdapat saran bagi penelitian
11 selanjutnya? √
Simpulan:
√ diterima

ditolak

Keterangan: hasil dari uji kelayakan lebih dari 50%


59

Google scholar
PubMed
Mendeley
Cek duplikasi

Anda mungkin juga menyukai