DI KELURAHAN MOJOROTO
KEC. MOJOROTO
KOTA KEDIRI
PROPOSAL
Oleh :
Proposal
Di Susun Oleh :
NIM : 70420001
Pembimbing
Mengetahui :
Prodi S1 Keperawatan
OLEH
Di setujui oleh :
Pembinbimng :
Mengetahui :
Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata kediri
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Kediri”
1. Dra. EC. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin, Apt., selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk
menyelesaikan pendidikan.
4. Yanuar Eka Pujiastutik, S. Kep, Ns., M.Kes., selaku Ketua Program Studi S1
skripsi ini.
skripsi ini.
6. Ayah dan Ibu yang selalu menemani dan memberikan dorongan baik secara
materi, semangat dan motivasi agar saya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan semua pihak yang telah
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 8
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 8
1. Pengertian pengetahuan..........................................................................................................22
2. Tingkat Pengetahuan ..............................................................................................................23
C. KONSEP PENDIDIKAN KESEHATAN .......................................................... 28
& : Dan
/ : Atau
% : Persen
- : Kurang
: : Titik dua
+ : Tambah
= : Sama dengan
< : Kurang dari
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ASI ( Air susu ibu ) adalah sumber asupan nutrisi bagi bayi baru lahir, yang mana
sifat ASI (Air Susu Ibu) bersifat eksklusif sebab pemberiannya berlaku pada bayi
berusia 0 bulan sampai 6 bulan. Dalam fase ini harus diperhatikan dengan benar
mengenai pemberian dan kualitas ASI, supaya tidak mengganggu tahap perkembangan
selama enam bulan pertama semenjak hari pertama lahir (HPL). Definisi bayi umur 6
bulan mendapat ASI Eksklusif adalah jumlah bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari
mendapat ASI Eksklusif 6 bulan terhadap jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), bahwa hanya 44% dari
bayi baru lahir di dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak lahir,
masih sedikit juga bayi di bawah usia 6 bulan menyusu secara eksklusif. Cakupan
pemberian ASI eksklusif di Asia Selatan 47%, Amerika Latin dan Karibia 32%, Asia
Timur 30%, Afrika Tengah 25%, dan Negara berkembang 46%. Secara keseluruhan,
kurang dari 40% anak di bawah usia 6 bulan di beri ASI eksklusif (WHO, 2019)
Di Indonesia Pada tahun 2020 (Kemenkes RI, 2020) jumlah bayi usia kurang dari
6 bulan dari 3.196.303 sasaran bayi kurang dari 6 bulan terdapat 2.113.564 bayi usia
kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Eksklusif atau sekitar 66,1%. Pada
provinsi jawa timur mencapai 61.0% untuk cakupan presentasi bayi pemberian ASI
eksklusif menurut sumber data Dinas kesehatan Jawa Timur, 2020. Sementara cakupan
ASI eksklusif untuk Kota Kediri mencapai 62,7% (Dinkes Kota Kediri, 2020)
Data dari Dinas Kesehatan Kota Kediri pada tahun 2020 untuk Kecamatan
Mojoroto Kelurahan Mojoroto sebanyak 82,7% (22 balita) yang belum di berikan ASI
eksklusif. Melihat data tersebut masih belum mencapai 50% ibu memberikan ASI
manfaatnya pada masa pandemik hal ini di dapatkan pada saat wawancara dengan
masyarakat..
mengurangi risiko terjadinya anemia, mengurangi risiko kanker ovarium dan payudara,
memperkuat ikatan batin seorang ibu dengan bayi yang dilahirkan, sebagai salah satu
metode KB sementara. Manfaat ASI bagi keluarga antara lain, mudah pemberiannya
seperti tidak perlu mencuci botol dan mensterilkan sebelum digunakan, menghemat
biaya, bayi sehat dan jarang sakit sehingga menghemat pengeluaran keluarga. Selain
itu, menurunkan angka kesakitan dan kematian anak, mengurangi subsidi untuk rumah
sakit, mengurangi devisa untuk membeli susu formula, meningkatkan kualitas generasi
Banyak faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan. Penelitian Cahaya Diah Lestari (2019) menyatakan hasil penelitian bahwa
penyebab kegagalan ASI eksklusif yang paling dominan adalah karena faktor
pendidikan dan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan teori Though and Feeling yang
dikemukakan oleh WHO (2007), dalam Notoatmdjo (2010) bahwa yang menyebabkan
seseorang itu berperilaku tertentu adalah karena empat alasan pokok,yaitu pemikiran
dan perasaan yang terdiri dari pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayan, orang penting
Bayi yang memperoleh ASI memiliki tingkat pemahaman terhadap sesuatu lebih
baik. Proses pemberian ASI juga meningkatkan kepercayaan diri anak. Semua
keuntungan ini tidak akan diperoleh bayi yang tanpa ASI. Ibu sendiri juga mengalami
kerugian bila tidak memberikan ASI. Karena menyusui sebetulnya tabungan kesehatan
ibu di masa mendatang. Menyusui mengurangi risiko osteoporosis, diabetes melitus dan
Ibu juga akan kehilangan keampuhan dari sel Hamlet, Human Alpha-lactalbumin
Made Lethal to Tumor Cells, di dalam ASI. Penelitian menemukan makin panjang
durasi ibu menyusui, semakin banyak pula tabungan sel Hamlet di dalam tubuh ibu. Sel
Hamlet mampu membunuh 40 macam sel ganas sel secara spesifik tanpa mengganggu
sel sehat. Sel ini dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas obat terhadap bakteri
berbahaya dan kebal obat. Berbeda dengan obat kemoterapi pada pasien kanker, yang
mana tidak hanya membunuh sel kanker tapi juga sel sehat. Itulah mengapa setelah
menjalani kemoterapi, pasien mengalami rambut rontok dan kulit kering (Utami Roesli,
2007).
Apa lagi di masa pandemi seperti sekarang kondisi pandemi covid-19, akses
kepada layanan esensial seperti konseling menyusui di rumah sakit, klinik kesehatan,
dan melalui kunjungan ke rumah terganggu. Bahkan, informasi tidak tepat yang beredar
tentang keamanan menyusui menurunkan angka ibu. selama pandemi belum berakhir,
ibu yang terkonfirmasi positif mengidap pasien covid-19, UNICEF dan WHO meminta
agar tetap mendukung ibu melanjutkan menyusui tanpa memisahkan ibu dari bayinya.
tepat. Hingga saat ini, belum ada data yang cukup menyimpulkan bawah covid-19
ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak melalui menyusui. Di sisi lain, penghentian
pemberian ASI dan pemisahan ibu dari bayinya bisa menimbulkan konsekuensi
signifikan. Dengan demikian, manfaat pemberian ASI tampak melampaui potensi risiko
penularan secara substansia menyusui karena para ibu takut menularkan penyakit
pemberian ASI ekskulsif untuk tumbuh kembang bayi di masa pandemik ini atas
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh edukasi ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu tentang asi
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
1. Manfaat teoritis
berhubungan dengan pengetahuan ibu terhadap ASI eksklusif menjadi bahan kajian
lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi institusi
ASI ekskulsif .
b. Bagi peneliti
Diharapkan dari hasil penelitian yang di buat ini bias menjadi acuan sumber dalam