Anda di halaman 1dari 46

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN

KELUARGA DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI ANAK BALITA


(12-59 BULAN) DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGOTOA
KECAMATAN ANGGOTOA KABUPATEN KONAWE

Proposal Penelitian
Diajukan untuk Menyusun skripsi

OLEH :

SRI AYU SEPTIANA


NIM. P00313019025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI


PRODI D-IV GIZI 20
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN


PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI ANAK
BALITA
(12-59 BULAN) DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGOTOA
KECAMATAN ANGGOTOA KABUPATEN KONAWE

Yang diajukan oleh :


SRI AYU SEPTIANA
P00313019025

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Dr. Suriana Koro, SP, M.Kes Tanggal …………………………….


NIP. 196803131993122001

Pembimbing Pendamping,

Astati, SST, M.Kes Tanggal ……………………………..


NIP. 197512251996032001

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola Makan, dan Pendapatan Keluarga
Dengan Kejadian Status Gizi Anak Balita (12-59 Bulan) Di Wilayah Puskesmas
Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe” dengan baik sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar S.Tr.Gz (Sarjana Terapan Gizi) pada program studi D-
IV Gizi, Politeknik Kesehatan Kendari.
Selama proses penyusunan proposal penelitian melewati berbagai macam

kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan, namun berkat bantuan dan dukungan

berbagai pihak sehingga pada akhirnya dapat terselesaikan Oleh sebab itu, penulis

dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan ucapan terimah kasih

kepada:

1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM, MPPM selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Knedari.

2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Knedari.

3. Bapak Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Gizi

Politeknik Kesehatan Kemenkes Knedari.

4. Ibu Dr. Suriana Koro, SP, M.Kes selaku pembimbing I yang telah ikhlas

meluangkan waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan

Proposal Penelitian ini.

5. Ibu Astati, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberi dukungan dan

membantu penulis dalam penyusunan Proposal Penelitian ini.

ii
6. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan yang

membangun untuk perbaikan proposal.

7. Bapak Ahmad, SKM, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan masukan

yang membangun untuk perbaikan proposal.

iii
8. Bapak Purnomo Leksono, DCN, M.Kes selaku penguji III yang telah memberikan
masukan yang membangun untuk perbaikan proposal.
9. Seluruh staf Pengajar Program Studi D-IV Gizi Polieknik Kesehatan Kemenkes
Kendari, yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan.
10. Rekan-rekan mahasiswa(i) Program Studi D-IV Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kendari Angkatan 2019, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
juga telah banyak memberikan bantuan dan motivasi selama proses penyusunan
proposal penelitian ini.
11. Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada kedua orang
tua tercinta, Ayahanda (Masanuddin), Ibunda (Alm. Lilis Rusniawati) yang telah
melahirkan penulis dan Ibunda (Hj. Suriani S.Ag) yang telah merawat penulis
hingga sekarang dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, serta banyak
memberikan bantuan moral, materi, arahan, motivasi dan selalu mendoakan
keberhasilan serta keselamatan selama menumpuh pendidikan.
12. Ucapan terimakasih yang tersayang Kaka saya Harmin Suyatna dan Akbar Taufik
terimakasih atas dukungannya selama ini.
13. Ucapan terimakasih yang terkasih kepada Abdul Fatta Sa’ada yang telah
memberikan dukungan dan motivasi kepada saya.

Akhirnya penulis menyadari, dalam penyusunan proposal ini masih jauh


dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan hasil ini sangat penulis harapkan. Penulis ucapkan terima
kasih.

Kendari, Agustus 2022

SRI AYU SEPTIANA

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................5
E. Keaslian Penelitian......................................................................................6
BAB II TINJAUN PUSTAKA.......................................................................................8
A. Tealaah Pustaka...........................................................................................8
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep....................................................19
C. Hipotesis....................................................................................................20
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................21
A. Rancangan Penelitian................................................................................21
B. Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................21
C. Populasi dan Sampel..................................................................................21
D. Variabel Penelitian....................................................................................22
E. Jenis dan cara Pengumpulan Data.............................................................22
F. Pengolahan dan Analisis Data...................................................................23
G. Penyajian Data...........................................................................................26
H. Definisi Operasional..................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................28
LAMPIRAN....................................................................................................................30

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian............................................................................................6

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Balita Berdasarkan Indeks
(TB/U)...............................................................................................................................9

Tabel 3.1 Definisi Operasional........................................................................................26

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori............................................................................................19

Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................................19

vi
i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak stunting merupakan hasil kronis gizi buruk dan kondisi yang kurang

baik. Kondisi stunting pada anak dapat di cegah dengan cara meningkatkan

status gizi ibunya pada masa remaja dan wanita subur, pemberian makanan

bayi dan anak yang benar, serta meningkatkan akses air bersih dan sanitasi

yang memadai, imunisasi dan pengobatan untuk penyakit menular (Bertalina &

P.R, 2018).

Stunting merupakan sebuah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan

oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, hal ini

menyebabkan adanya gangguan di masa yang akan datang yakni mengalami

kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Anak

stunting mempunyai Intelligence Quotient (IQ) lebih rendah dibandingkan rata

– rata IQ anak normal (Kemenkes RI, 2018).

Masalah gizi kronis terkait bentuk anak yang pendek (stunting)

merupakan salah satu masalah kekurangan gizi yang mendapat paling banyak

perhatian pada akhir-akhir. Stunting didefinisikan sebagai indeks tinggi badan

menurut umur (TB/U) (Khadilkar, 2011).

Pengetahuan gizi m erupakan pengetahuan ibu tentang gizi yang sangat

berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pengetahuan ibu

tentang gizi yang kurang atau kurangnya menerapkan pengetahuan gizi dalam

kehidupan sehari-hari akan menimbulkan masalah gizi terutama pada anak

(Salman, 2017).

1
Pengetahuan orang tua tentang gizi membantu memperbaiki status gizi

pada anak untuk mencapai kematangan pertumbuhan. Pada anak dengan

stunting mudah timbul masalah kesehatan baik fisik maupun psikis. Oleh

karena itu, tidak semua anak dapat bertumbuh dan berkembang sesuai dengan

usianya, ada anak yang mengalami hambatan dan kelainan ((Purnama AL et

al., 2021).

Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat menentukan bagaimana ibu

memberikan makanan pada anaknya yang sesuai dengan kebutuhan. Gizi yang

kurang pada anak tidak hanya terjadi akibat ekonomi keluarga yang kurang,

tetapi juga karena kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi pada anaknya.

Tingginya tingkat pengetahuan gizi pada ibu akan banyak sekali membantu

menentukan berbagai masalah seperti dalam pemilihan dan penyediaan

makanan yang beraneka ragam (Purnama AL et al., 2021).

Pola pemberian makan yang dilakukan ibu dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan serta perkembangan pada balita yang disebabkan kurangnya gizi

pada saat balita yang bersifat tidak dapat pulih serta penanggulangannya

sangat membutuhkan asupan makanan yang memiliki kualitas baik (Prakhasita,

2017).

Pola makan yang tidak baik akan beresiko terjadi status gizi kurang.

Pola pemberian makan merupakan salah satu perilaku seseorang yang dapat

mempengaruhi status gizi balita ((Handayani, 2020).

Pendapatan keluarga rendah dianggap memiliki pengaruh yang

dominan terhadap kejadian kurus dan pendek pada anak. Pendapatan keluarga

yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat

2
menyediakan semua kebutuhan anak baik yang primer seperti makanan

maupun yang sekunder. Tingkat penghasilan juga ikut menentukan jenis

pangan yang akan dibeli dengan adanya tambahan penghasilan. Keterbatasan

penghasilan keluarga urut menentukan mutu makanan yang disajikan. Tidak

dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan hidangan

yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah

makanan (Sari, 2020).

World Health Organization (WHO) telah mengumpulkan data

prevalensi balita stunting, berdasarkan data tersebut disebutkan bahwa

Indonesia merupakan salah satu Negara yang termasuk ke dalam negara ketiga

dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional

(SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005-2017

adalah 36,4% (WHO, 2018).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi balita

stunting di Indonesia adalah 37,2% (2013) turun menjadi 30,8% (2018), di

provinsi Sulawesi Tenggara terdapat prevalensi stunting pada tahun 2013 yaitu

45% turun menjadi 27% di tahun 2018 (Riskesdas, 2018), sedangkan pada

tahun 2021 yaitu 16,4% (Dinkes Provinsi Sultra, 2021).

Menurut data kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe bahwa

persentase stunting di tahun 2020 di Wilayah Puskesmas Anggotoa adalah

22,34%, sedangkan pada tahun 2021 mengalami peningkatan menjadi 28,29%.

Berdasarkan survey awal di Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa

bahwa stunting pada tahun 2021 sebanyak 73 anak balita.

3
Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan

keluarga dengan kejadian status gizi stunting anak balita (12-59 bulan) di

Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan

pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan keluarga dengan kejadian status

gizi stunting anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa

Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pola makan dan

pendapatan keluarga dengan kejadian status gizi stunting anak balita (12-59

bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten

Konawe

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian status gizi stunting

anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa

Kabupaten Konawe.

b. Mengetahui tingkat pola makan dengan kejadian status gizi stunting anak

balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten

Konawe

4
c. Mengetahui tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian status gizi

stunting anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Anggotoa Kabupaten Konawe.

d. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian status

gizi stunting anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Anggotoa Kabupaten Konawe.

e. Mengetahui hubungan tingkat pola makan dengan kejadian status gizi

stunting anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Anggotoa Kabupaten Konawe.

f. Mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian

status gizi stunting anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa

Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah

Dapat digunakan untuk bahan informasi dan masukan dalam evaluasi

kebijakan dan pengambilan keputusan mengenai masalah stunting pada anak

balita oleh dinas kesehatan.

2. Bagi peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian

dan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama dibangku

kuliah, dan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Diploma IV

Gizi

5
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Peneliti Judul Desain Hasil Persamaan Perbedaan
Hasnawati, Hubungan Pengetahuan Cross Ada hubungan antara Pada Variabel yaitu Teknik penelitian,
Syamsa Latief dan Ibu Dengan Kejadian Sectional pengetahuan ibu pengetahuan ibu tempat penelitian,
Jumiarsih Purnama Stunting Pada Anak dengan kejadian dengan kejadian dan waktu
AL. Balita Usia 12-59 stunting stunting anak balita. penelitian.
Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas lawawoi
Kabupaten Sidrap
Tahun 2021
Salman, Fitri Ani Hubungan Pengetahuan Cross Tidak ada hubungan Pada variabel yaitu Teknik
Arbie dan Yulin Gizi Ibu Dengan Sectional antara pengetahuan pengetahuan gizi penelitian,tempat
Humolungo Kejadian Stunting Pada gizi ibu dengan ibu dengan kejadian penelitian, dan
Anak Balita di Desa kejadian stunting pada stunting anak balita, waktu penelitian.
Buhu Kecamatan balita cross sectional
Talaga Jaya Kabupaten
Gorontalo Tahun 2017
Ridha Cahya Hubunga Pola Makan Cross Terdapat hubungan Pada variabel yaitu Teknik
Prakhasita Dengan Kejadian Sectional yang signitif antara pola makan dengan penelitian,tempat
Stunting Pada Anak pola makan dengan kejadian stunting pada penelitian, dan
Balita Usia 12-59 Bulan kejadian stunting anak balita usia 12-59 waktu penelitian.
di Wilayah Kerja anak balita usia 12-59 bulan
Puskesmas Tambak bulan
Wedi Surabaya Tahun
2017

6
Rika Handayani Hubungan Pola Makan Cross Ada hubungan pola Pada variabel yaitu Teknik penelitian,
dan Tingkat Pendapatan Sectional makan dan tingkat pola makan dan tempat penelitian,
Keluarga Dengan pendapatan keluarga tingkat pendapatan dan waktu
Kejadian Stunting Pada dengan kejadian keluarga dengan penelitian.
Balita Usia 24-59 Bulan stunting pada balita kejadian stunting
Di Desa Karangsari
Kulon Progo Tahun
2020
Ruri Maiseptya Hubungan Pendapatan Cross Menyatakan eratnya Pada variabel yaitu Teknik penelitian,
Sari, dkk keluarga Dengan Sectional hubungan pendapatan pendapatan keluarga tempat penelitian,
Kejadian Stunting Pada keluarga pada dengan kejadian dan waktu
Balita di Wilayah kejadian stunting stunting penelitian.
Puskesmas Seginim balita
Kabupaten Bengkulu
Selatan Tahun 2020
Lia Agustin dan Hubungan Pendapatan Case Ada hubungan Pada variabel yaitu Teknik penelitian,
Rahmawati keluarga Dengan Control pendapatan keluarga pendapatan keluarga desain penelitian,
Kejadian Stunting dengan kejadian tempat dan waktu
Balita di Desa Bangkok stunting penelitian.
Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri
Tahun 2021

7
BAB II
TINJAUN
PUSTAKA

A. Tealaah Pustaka

1. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan pada tubuh manusia yang merupakan

dampak dari makanan dan penggunaan zat gizi yang dikonsumsi seseorang

(Puspasari dan Andriani, 2017).

Status gizi anak diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi

badan (TB). Berat badan anak balita ditimbang menggunakan timbangan

digital yang memiliki presisi 0,1 kg, tinggi badan diukur dengan

menggunakan alat ukur tinggi dengan presisi 0,1 cm (Riskesdas, 2013).

Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian status gizi secara

langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.

a. Penilaian status gizi secara langsung

Penilaian status gizi secara langsung anak balita yang paling

sering dilakukan adalah dengan cara penilaian antropometri. Secara

umum antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan

tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan

asupan protein dan energy (Kemenkes, 2017).

Untuk mengetahui anak balita stunting atau tidak indeks yang

digunakan adalah indeks TB/U. Tinggi badan merupakan parameter

antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan tulang. TB/U

adalah ukuran dari pertumbuhan linear yang dicapai, dapat digunakan

8
sebagai indeks status gizi atau kesehatan masa lampau (Kemenkes,

2016).

Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak


Balita Berdasarkan Indeks (TB/U)
Kategori Status Gizi Ambang Batas (Z-Score)
Sangat Pendek < - 3 SD
Pendek -3 SD sd < - 2 SD
Normal -2 SD sd + 3 SD
Tinggi > + 3 SD
Sumber : (Permenkes,2020)

b. Penilaian status gizi secara tidak langsung

1) Survey konsumsi makanan

Survey konsumsi makanan adalah penentuan status gizi secara

tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang

dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang zat gizi yang diserap oleh

masyarakat, keluarga dan individu.

2) Statistik vital

Pengukuran status gizi menggunakan metode statistik vital

adalah dengan menganalisis data bebrapa statistik kesehatan, seperti

angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian

yang disebabkan oleh penyebab tertentu serta data lainnya yang

berhubungan dengan gizi.

3) Faktor ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah

ekologi yang dihasilkan dari interaksi beberapa faktor fisik, biologis,

dan lingkungan budaya.

9
2. Stunting

a. Pengertian Stunting

Stunting merupakan masalah gizi kronis pada balita yang ditandai

dengan tinggi badan anak yang lebih pendek dibandingkan dengan anak

seusianya. Anak yang menderita stunting akan lebih rentan dengan

penyakit dan ketika dewasa akan berisiko untuk terkena penyakit

degeneratif. Dampak stunting tidak hanya pada segi kesehatan tetapi juga

mempengaruhi tingkat kecerdasan pada anak (Buletin jendela, 2018).

Stunting didefinisikan sebagai keadaan dimana status gizi pada

anak menurut TB/U dengan hasil nilai Z Score = < -3 SD, hal ini

menunjukan keadaan tubuh yang pendek atau sangat pendek hasil dari

gagal pertumbuhan. Stunting pada anak juga menjadi salah satu faktor

risiko terjadinya kematian, masalah perkembangan motorik yang rendah,

kemampuan berbahasa yang rendah, dan adanya ketidakseimbangan

fungsional (Anwar, Khomsan, dan Mauludyani, 2014).

Kejadian balita stunting atau pendek adalah salah satu kejadian

masalah gizi yang telah dialami oleh balita di dunia pada saat ini.Masalah

gizi adalah hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia.Gizi yang

berdampak serius terhadap kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masih

menjadi salah satu masalah di Indonesia.Masalah kekurangan gizi yang

masih cukup tinggi di Indonesia terutama masalah pendek (stunting) pada

balita.Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama

pada saat 1000 hari pertama kehidupan (Hudoyo, 2018).

10
b. Dampak Stunting

Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah stunting

tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak,

kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme

dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat

ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi

belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit, dan risiko

tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit

jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia

tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang berakibat pada

rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkes, 2016).

c. Faktor Yang Berhubungan Dengan Stunting

1) Pengetahuan Ibu

a) Pengertian pengetahuan ibu

Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu.

Pengindraan panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu

proses melihat dan mendengar. Selain itu melalui mata dan

telinga yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses

pengalaman dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun

informal (Wibowo, 2018).

11
b) Tingkat pengetahuan

Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara

rinci terdiri dari enam tingkatan:

(1) Tahu (know)

Tahu merupakan suatu suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya. Seperti mengingat kembali suatu spesifik

dari seluruh bahan yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, tahu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah

(2) Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui

dan menyimpulkan objek yaang telah di pelajari.

(3) Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan suatu kempuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada kondisi yang sebenarnya.

Seperti penggunaan rumus, metode, dan sebagainya.

(4) Analisis (analysis)

Analysis merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek tetapi masih didal

struktur organinasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

12
(5) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan meletakkan atau

menghubungkan suatu bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Seperti menyusun, merencanakan,

meringkas dan sebagainya.

(6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi merupakan pengetahuan untuk melakukan

suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu ditentukan sendiri dan didasarkan oleh ketentuan

yang telah ada (Wibowo, 2018).

c) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

(1) Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat.

(2) Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih

banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas.

(3) Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang

akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal.

(4) Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan

yang meliputi sikap dan kepercayaan.

(5) Sosial ekonomi yakni kemampuan seseorang memenuhi

kebutuhan hidupnya (Lestari, 2015).

13
d) Hubungan pengetahuan dengan status gizi stunting anak balita

Pengetahuan ibu sangat penting peranannya dalam

menentukan asupan makanan karena tingkat pengetahuan gizi

seseorang berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih

makanan yang akan berdampak pada asupan gizi anaknya.

Pengetahuan ibu yang berbeda dapat mempengaruhi status gizi

anak nya.

Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi akan

mempermudah ibu dalam mengasuh anak terutama

memperhatikan asupan makanan anak sehingga status gizi

anaknya baik. Sedangkan ibu yang mempunyai pengetahuan

kurang tentang gizi akan dapat mengakibatkan kurangnya

kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan

sehari-hari yang merupakan salah satu penyebab terjadinya

gangguan gizi (Hasnawati, 2021).

Pengetahuan ibu tentang gizi adalah yang diketahui ibu

tentang pangan sehat, pangan sehat untuk golongan usia tertentu

dan cara ibu memilih, mengolah dan menyiapkan pangan dengan

benar. Pengetahuan gizi ibu yang kurang akan berpengaruh

terhadap status gizi balitanya dan akan sukar memilih makanan

yang bergizi untuk anaknya dan keluarganya. (Nurhastuti, 2019).

Pengetahuan ibu tentang gizi merupakan faktor resiko

kejadian stunting yang bermakna. Pengetahuan

akan menentukan perilaku ibu dalam menyediakan

makanan dengan

14
jenis dan jumlah yang tepat agar anaknya dapat bertumbuh dan

berkembang secara optimal (Round dan Margawati ,2012).

2) Pola Makan

a) Pengertian

Pola makan ialah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai frekuensi dan jenis bahan makanan yang

dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas

suatu kelompok untuk masyarakat tertentu. Pola makan

merupakan faktor yang berhubungan seharusnya

mempertimbangkan angka kecukupan gizi, baik dari segi

karbohidrat, protein, lemak maupun mineral (Handayani, 2020).

b) Faktor yang mempengaruhi pola makan

Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan

kebiasaan makan seseorang. Faktor yang mempengaruhi pola

pemberian makan yaitu status sosial ekonomi, faktor pendidikan,

faktor lingkungan, faktor sosial budaya, faktor agama

(Prakhasita, 2017).

c) Hubungan pola makan dengan status gizi stunting pada anak

balita

Konsumsi makanan atau dalam pola makan yang baik

berpengaruh terhadap status gizi (pertumbuhan) balita. Status

gizi baik bila tubuh memperoleh asupan gizi yang baik, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik dan kesehatan secara umum

pada keadaan umum sebaik mungkin. Pola makan akan

15
memberikan asupan gizi yang mencakup jenis, jumlah dan

jadwal dalam pemenuhan nutrisi. Gizi menjadi bagian yang

sangat penting bagi pertumbuhan. Gizi didalamnya memiliki

keterkaitan yang sangat erat hubungannya dengan kesehatan dan

kecerdasan. Kurangnya gizi kronis yang disebabkan oleh asupan

gizi yang kurang dalam jangka waktu defisiensi gizi maka

kemungkinan besar sekali akan mudah terkena infeksi. Jika pola

makan tidak tercapai dengan baik pada anak balita maka

pertumbuhan anak balita akan terganggu, tubuh kurus, pendek

bahkan bisa terjadi gizi buruk pada balita.

Hal ini berarti bahwa pola makan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita. Apabila pola

makan yang baik maka asupan makanan yang dibutuhkan oleh

anak balita dapat terpenuhi. Pembentukan pola makan yang

baik, merupakan hal yang sangat penting dan harus

diperhatikan, sebab balita membutuhkan nutrisi yang tepat bagi

pertumbuhannya. Bila hal ini tidak terpenuhi, maka balita bisa

menderita kekurangan gizi (Kurniati, 2017).

3) Pola Asuh

Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara.

Sedangkan asuh berarti merawat, menjaga, mendidik. Sehingga pola

asuh berarti bentuk atau sistem dalam merawat, menjaga dan

mendidik. Pola asuh orang tua adalah interaksi orang tua terhadap

anaknya dalam hal mendidik dan memberikan contoh yang baik

16
agar anak dapat kemampuan sesuai dengan tahap perkembangannya

(Handayani, dkk, 2017).

Pola asuh orang tua merupakan segala bentuk dan proses

interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak yang dapat memberi

pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Interaksi orang

tua dalam suatu pembelajaran menentukan karakter anak nantinya

(Rakhmawati, 2015).

4) Pendapatan Keluarga

a) Pengertian

Menurut Suparyanto (2012) Keluarga adalah dua atau

lebih individu yang bergabung karena hubungan darah,

perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang

berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam peran dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya

Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan riil dari

seluruh anggota rumah tangga yang digunakan untuk memenuhi

kebutuhan bersama perseorangan dalam rumah tangga.

Pendapatan keluarga merupakan balas karya atau jasa atau

imbalan yang diperoleh karena sumbangan yang diberikan dalam

kegiatan produksi (Darmawan, 2014).

b) Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi stunting anak

balita

Pendapatan keluarga yang kurang ini dapat mempengaruhi

juga terhadap tumbuh kembang anak. Pada suatu keluarga dengan

17
pendapatan rendah, ditambah jumlah anggota keluarga yang

besar, akan kesulitan untuk mencukupi pangan berkualitas bagi

keluarganya (Kawulusan, 2019).

Pendapatan keluarga yang tinggi dapat memenuhi

ketersediaan pangan dalam rumah tangga sehingga akan

tercukupi zat gizi dalam keluarga. Sebaliknya jika pendapatan

yang rendah maka akan mengakibatkan ketersediaan pangan

dalam rumah tanggga tidak tercukupi. Sehingga pemenuhan zat

gizi dalam keluarga tidak efesien dan berdampak pada

pertumbuhan anak.

5) Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat konsumsi

pangan seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi

kebutuhan hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi akan

cenderung memilih bahan pangan yang lebih baik dalam kuantitas

maupun kualitas dibandingkan dengan orang yang berpendidikan

rendah (Sulistjiningsih, 2013).

6) Pekerjaan Ibu

Ketergantungan wanita bekerja yang sangat besar adalah pada

penerimaan upah. Pendapatan yang menunjang akan memenuhi

tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua

kebutuhan anak baik primer maupun sekunder (Soetjiningsih, 2013).

18
B. Kerangka Teori Dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Pengetahuan Ibu

Pendidikan Konsumsi

Pendapatan keluarga

Status Gizi
Pelayanan Kesehatan

Infeksi

Pola asuh

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (UNICEF J.F Levinson)

2. Kerangka Konsep

Pengetahuan Ibu

Pola makan Status gizi stunting

Pendapatan keluarga

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2018)

= = Variabel yang diteliti

19
C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan kejadian status gizi

status gizi stunting anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

2. Ada hubungan antara tingkat pola makan dengan kejadian status gizi

stunting anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa

Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

3. Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian status

gizi stunting anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa

Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan survey analitik.

Desain penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional (Notoatmodjo, 2018).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada tahun 2023 di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita stunting usia (12-59

bulan) yang berada di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Anggotoa

Kabupaten Konawe, sebanyak 73 anak balita pada 6 desa yaitu desa Nario

Indah, Karandu, Korumba, Analahumbuti, Anggotoa, dan Kukuluri.

2. Sampel

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu anak balita stunting.

b. Sampel

Sampel penelitian ini yaitu anak balita stunting sebanyak 73 anak

balita.

c. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total

sampling dimana jumlah sampel sama dengan populasi (sugiyono, 2017).

21
D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen (variabel bebas) penelitian ini adalah pengetahuan ibu,

pola makan dan pendapata keluarga.

2. Variabel dependen (variabel terikat) penelitian ini adalah status gizi

stunting anak balita.

E. Jenis dan cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan

menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden dalam hal ini

adalah ibu anak balita yang berisi tentang pertanyaan serta jawaban yang

telah disajikan.

a. Status Gizi Stunting

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri

menggunakan indeks TB/U.

Alat ukur :

Alat ukur yang digunakan adalah microtoice dan timbangan digital.

b. Pengetahuan ibu

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara

menggunakan kuesioner yang berisi identitas ibu, dan pertanyaan

mengenai pengetahuan ibu. Semua pertanyaan bersifat tertutup dengan

model pilihan ganda.

22
c. Pola makan

Cara pengumpulan data untuk variabel pola makan dengan cara

wawancara dalam indikator frekuensi dan jenis makanan menggunakan

metode food frequency (FFQ) dengan menggunakan formulir FFQ.

d. Pendapatan keluarga

Cara pengumpulan data untuk variabel pendapatan keluarga dengan

metode wawancara. Dengan menanyakan hasil pendapatan perkapita

keluarga perbulan. Hasilnya dibandingkan dengan rata-rata dengan UMR

Kabupaten Konawe Rp. 2.854.014

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini mencakup data jumlah anak balita

stunting dan gambaran umum dari lokasi penelitian di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Anggotoa Kabupaten Konawe.

F. Pengolahan dan Analisis Data.

1. Pengolahan Data

a. Status Gizi Stunting

1) Kumpulkan hasil pengukuran antropometri

2) Hitung nilai menggunakan rumus Z-Score

3) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori, dimana

kategorinya

Indeks TB/U

(a) Sangat pendek : < -3 SD

(b) Pendek : - 3 SD sd < -2 SD

(c) Normal : -2 SD sd + 3 SD

23
(d) Tinggi : > + 3 SD

(Sumber : Permenkes,

2020)

b. Pengetahuan Ibu

1) Kumpulkan angket dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori,

dimana kategorinya

(a) Cukup : ≥ 60%

(b) Kurang : < 60%

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
Rumus penskoran : Pengetahuan =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥100

Sumber : (Arikunto, 2013)

c. Pola Makan

1) Kumpulkan kuesioner dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori,

dimana kategorinya

(a) Cukup : ≥ nilai median seluruh sampel

(b) Kurang : < nilai median seluruh sampel

Jumlah Skor seluruh sampel

Jumlah seluruh sampel

Sumber : (Supariasa dkk, 2016)

24
d. Pendapatan keluarga

1) Kumpulkan kuesioner dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori,

dimana kategorinya

(a) Tinggi : Jika melebihi UMR Kabupaten Konawe

≥ Rp. 2.854.014

(b) Rendah : Jika di bawah UMR Kabupaten Konawe <

Rp. 2.854.014

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan cara membuat distribusi

frekuensi dari setiap variabel dependen dan independen. Variabel

dependen yaitu status gizi stunting anak balita dengan variabel

indpenden adalah pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan keluarga.

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat untuk melihat hubungan pengetahuan ibu, pola

makan dan pendapatan keluarga terhadap status gizi stunting anak balita

(12-59 bulan). Untuk melihat hubungan tersebut menggunakan program

komputer kemudian dilanjutkan dengan menggunakan uji chi square

taraf signifikan 95% dan nilai kemaknaan (α) 5% yaitu p value > α

(0,05) Ha ditolak dan jika p value < α (0,05) maka Ha diterima.

Analisis bivariat meliputi :

1) Hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi stunting anak

balita (12-59 bulan)

25
2) Hubungan tingkat pola makan dengan status gizi stunting anak

balita (12-59 bulan)

3) Hubungan tingkkat pendapatan keluarga dengan status gizi stunting

anak balita (12-59 bulan)

G. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu tabel disajikan

dalam bentuk narasi dan tabulasi.

H. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Dependen
1. Variabel Stunting
Definisi Suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh
pada anak balita (bawah 5 tahun) disebabkan
oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi
terjadi sejak bayi berada dalam kandungan dan
pada masa awal setelah bayi dilahirkan.
Alat ukur Form antropometri
Kriteria objektif Indeks TB/U
a. Sangat pendek : < - 3 S
b. Pendek : -3 SD sd < -2 SD
c. Normal : -2 SD sd + 3 SD
d. Tinggi : > + 3 SD
Variabel Independen
2. Variabel Pengetahuan ibu
Definisi kemampuan responden untuk menjawab benar
pertanyaan terkait gizi untuk anak balita yang
meliputi pengertian makanan sehat, manfaat
nutrisi, contoh makanan yang mengandung
nutrisi, idela makan sesuai umur, mengatasi sulit
makan.
Cara ukur Wawancara
Alat ukur kuesioner
Kriteria objektif a. Cukup apabila presentasi skor diperoleh ≥
60%
b. Kurang apabila presentasi skor diperoleh <
60%

26
3. Variabel Pola makan
Definisi tindakan yang dilakukan orang tua dalam
pemenuhan gizi dari makanan yang dikonsumsi
anak sesuai dengan usianya berdasarkan frekuensi
dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Wawancara
Cara ukur Formulir FFQ
Alat ukur a. Cukup : ≥ nilai median seluruh sampel
Kriteria objektif b. Kurang : < nilai median seluruh sampel

4. Variabel Pendapatan keluarga


Definisi Pendapatan keluarga adalah hasil yang berupa
uang yang diperoleh tiap bulan dan kemudian
dibandingkan dengan UMR Kabupaten Konawe.
Wawancara
Cara ukur Kuesioner
Alat ukur a. Tinggi : Jika melebihi UMR ≥ Rp. 2.854.014
Kriteria objektif b. Rendah : Jika dibawah UMR < Rp. 2.854.014

27
DAFTAR PUSTAKA

Bertalina, B., & P.R, A. 2018. Hubungan Asupan Gizi, Pemberian Asi Eksklusif, dan
Pengetahuan Ibu dengan Status Gizi (Tb/U) Balita 6-59 Bulan. Jurnal Kesehatan,
9(1), 117. https://doi.org/10.26630/jk.v9i1.800

Damaiyanti, dkk, A. E. (2016). Hubungan Antara Pola Makan Dengan Status Gizi
Pada Balita Di Posyandu Desa Manunggal Wilayah Kerja Puskesmas Batulicin
1 Kecamatan Karang Bintang. 1(1), 63–68.

Dinas Kesehatan Kab. Konawe (2020).

Hudoyo, K. S. (2018) Warta Kesmas. Edisi 2 /. Jakarta: Warta Kesmas Kemenkes


Kesehatan. Available at: www.kesmas. Kemkes.go.id
Handayani, dkk. 2017. Penyimpangan Tumbuh Kembang pada Anak dari Orang Tua
Bekerja Volume 20 no 1 Jurnal Keperawatan. Jakarta : Salemba Humaika

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar.

Kemenkes. 2017. Provinsi Sumatera Utara Buku Saku Pemantauan Status Gizi

. 2016. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta :


Direktorat Bina Gizi

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta:
Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 April 2017 dari www.depkes.go.id
Kurniati, F. D. (2017). Hubungan Antara Pola Makan Dengan Status Gizi Balita Di
Daerah Transmigrasi Ring I Trisik Pantai Selatan Kuloprogo. 12(1), 11–17.
Nurhayati, I. dkk. (2016). Analisa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Status Gizi Balita Di Kabupaten Sragen. 1–8.
Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Renika Cipta.

Nurma Yuneta, A. E., Hardiningsih, H., & Yunita, F. A. (2019). Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Wonorejo
Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan
Aplikasinya, 7(1), 8. https://doi.org/10.20961/placentum.v7i1.26390

Rosa, Revida. 2011. Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan Jajanan Serta Kebiasaan
Jajan Siswa Sekolah Dasar Di Sukabumi(skripsi). Bogor : Institusi Pertamian
Bogor.
Handayani, R. (2020). HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DAN TINGKAT
PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
USIA 24-59 BULAN DI DESA KARANGSARI KULON PROGO.
Handayani, dkk. 2017. Penyimpangan Tumbuh Kembang pada Anak dari Orang Tua

28
Bekerja Volume 20 no 1 Jurnal Keperawatan. Jakarta : Salemba Humaika

Prakhasita, R. C. (2017). HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DENGAN


KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS TAMBAK WEDI SURABAYA. Ir-Perpustakaan
Universitas AIRLANGGA, 41(2014), 12–31.
Purnama AL, J., Hasanuddin, I., & Sulaeman S. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan. Jurnal Kesehatan
Panrita Husada, 6(1), 75–85. https://doi.org/10.37362/jkph.v6i1.528
Samsudin, C. M. (2020). HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI IBU DENGAN
STATUS GIZI PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA TANJUNG
MULIA KEC. PAGAR MERBAU. In Konstruksi Pemberitaan Stigma Anti-China
pada Kasus Covid-19 di Kompas.com (Vol. 68, Issue 1).
http://dx.doi.org/10.1016/j.ndteint.2014.07.001%0Ahttps://doi.org/10.1016/j.ndtein
t.2017.12.003%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.matdes.2017.02.024
Sari, R. M. (2020). HUBUNGAN PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS SEGINIM KABUPATEN
BENGKULU SELATAN. 3(April), 150–158.
Saragih, Jumaini, & Indriati. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap
Keluarga Tentang Perawatan Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Di
Rumah.Handayani, R. (2020). HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKAN DAN
TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA USIA 24-59 BULAN DI DESA KARANGSARI KULON PROGO.
Sulistjiningsih,Hariyani.2013.Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak, Graha Ilmu
Yogyakarta
Puspasari, N. dan Andriani, M. (2017) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan
Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita ( BB / U ) Usia 12- 24 Bulan
Association Mother ’ s Nutrition Knowledge and Toddler ’ s Nutrition Intake with
Toddler ’ s Nutritional Status ( WAZ ) at the Age 12 -24 M’, pp. 369–378. doi:
10.20473/amnt.v1.i4.2017.369-378.
Riskesdas (2013) Pokok-pokok Hasil Riskesdas.
Buletin Jendela. 2018. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Jakarta : Data dan
Informasi Kesehatan.
Permenkes, T. A. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
2 Tahun 2020 Tentang Standar Antropometri Anak.

World Health Organization. Infant And Young Child Feeding [Internet]. world health
Organization. 2018. Tersedia pada:
https://www.who.int/newsroom/factsheets/detail/infant-and-young-child-feeding

Wibowo, D. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga


Tentang Perawatan Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Pamalayan

29
Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas
Husada: Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi,

17(2), 339. https://doi.org/10.36465/jkbth.v17i2.261

LAMPIRAN

30
Lampiran 1

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, Menyatakan kesediaan untuk turut


berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayu Septiana
mahasiswi Program Studi D-IV Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul
penelitian “Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola Makan Dan Pendapatan / Kapita Keluarga
Dengan Status Gizi Stunting Anak Balita (12-59 Bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas
Anggotoa Kecamatan Anggotoa”. Persetujuan ini saya buat dengan sukarela, tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.

………….. , …………2023

Penanggung Jawab

Peneliti Responden

Sri Ayu Septiana (........................................)

31
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN
PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI STUNTING
ANAK BALITA
(12-59 BULAN) DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGOTOA
KECAMATAN ANGGOTOA

No Sampel :
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Data ibu
Nama ibu :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Agama :
No. HP :
Mulai wawancara : Pukul.............WITA
Selesai wawancara : Pukul ……… WITA
Tanggal wawancara :
Nama Enumerator : ………………………………..
2. Data umum anak balita
Nama anak balita :
Umur :
TTL :
Jenis kelamin :
Anak Ke :

32
B. STATUS GIZI STUNTING ANAK BALITA
Pengukuran TB Pengukuran BB
………………………..cm ……………………..kg

Indeks Nilai
Kategori Status Gizi *)
Z-Score
TB/U 1. Tinggi 2. Normal 3. Pendek 4. Sangat Pendek
Lingkari Kategori Status Gizi Yang Sesuai Nilai Z-Score
Keterangan :
TB/U :
Tinggi : < - 3 SD
Normal : -3 SD sd < - 2 SD
Pendek : -2 SD sd + 3 SD
Sangat pendek : > + 3 SD
C. PENDAPATAN KELUARGA
Berapa rata-rata pendapatan ibu dan bapak yang bekerja seluruhnya (baik
pokok maupun kerja sampingan) dalam setiap bulannya?
1. ≥ Rp 4.200.799,-
2. < Rp 4.200.799,-

D. PENGETAHUAN IBU
Petunjuk pengisian : beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar
1. Apa yang ibu ketahui tentang makanan sehat ?
a. Makanan yang berguna untuk tubuh
b. Makanan yang mengandung zat gizi
c. Makanan yang menyenangkan
d. Makanan yang enak rasanya
2. Kebutuhan nutrisi yang diperlukan balita meliputi..
a. Protein dan vitamin
b. Karbohidrat protein vitamin dan mineral

33
c. Karbohidrat dan vitamin
d. Vitamin dan mineral
3. Salah satu manfaat vitamin A…
a. Membantu kesehatan mata
b. Membantu pertumbuhan
c. Mencegah sariawan
d. Menjaga kekebalan tubuh
4. Manfaat protein adalah…
a. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
b. Menyediakan energi
c. Sumber energi
d. Memelihara kesehatan kulit
5. Makanan berikut yang mengandung protein hewani
adalah…
a. Tempe
b. Gandum
c. Minyak ikan
d. Daging
6. Mentega/margarin merupakan jenis makanan yang banyak mengandung…
a. Lemak
b. Vitamin
c. Protein
d. Karbohidrat
7. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya akan…
a. Protein
b. Vitamin
c. Karbohidrat
d. Mineral
8. Untuk mencegah agar balita tidak mudah sakit adalah…
a. Mengonsumsi buah dan sayur
b. Minum multivitamin
c. Makan nasi dan lauk

34
d. Benar semua
9. Dalam sehari, balita usia 3 tahun hendaknya mendapatkan makanan…
a. 1 piring nasi/pengganti
b. 1-1/piring nasi/pengganti
c. 2 piring nasi/pengganti
d. 1-2 piring nasi/pengganti
10. Selain makanan utama, balita dapat pula diberikan makanan..
a. Makanan selingan
b. Makanan siap saji
c. Makanan ringan
d. Makanan pendamping ASI
11. Ideal pemberian makan balita yaitu..
a. 3x makan utama dan 2x makan selingan
b. 3x makan utama dan 3x makan selingan
c. 4x makan utama dan 2x makan selingan
d. 4x makan utama dan 1x makan selingan
12. Agar anak tertarik makan, maka usaha yang dilakukan adalah…
a. Makanan disajikan dengan menarik
b. Mengajak anak makan direstoran/luar
c. Memberikan makan ketika anak lapar
d. Memberikan pewarna buatan agar lebih menarik
13. Berikut ini adalah contoh upaya untuk mengatasi balita sulit makan,
kecuali..
a. Mengurangi memberi snack yang berlebihan
b. Memaksakan makan pada saat anak tidak mau makan
c. Pengaturan jadwal pemberian makanan dan selingan
d. Ciptakan suasana yang menyenangkan
14. Agar mendapat nutrisi tulang yang baik anak harus mendapatkan vitamin…
a. Vitamin K
b. Vitamin B
c. Vitamin D
d. Vitamin A

35
15. Vitamin yang berfungsi membantu pembekuan darah adalah …
a. Vitamin K
b. Vitamin B
c. Vitamin D
d. Vitamin A
16. Zat gizi yang berguna untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh adalah..
a. Karbohidrat
b. Protein
c. Vitamin
d. Mineral
17. Sayuran dan buah-buahan merupakan..
a. Vitamin
b. Mineral
c. Vitamin dan mineral
d. Protein
18. Jam makan yang merupakan cadangan energi terbesar dan tidak boleh
dilewatkan adalah..
a. Makan pagi
b. Makan siang
c. Makan malam
d. Tidak tahu
19. Zat gizi apakah yang terkandung didalam garam dapur..
a. Vitamin
b. Mineral
c. Yodium
d. Kalsium
20. Masalah yang timbul bila balita kelebihan gizi adalah..
a. Balita gendut dan sehat
b. Tubuh tampak ideal
c. Balita tidak mudah sakit
d. Meningkatkan resiko
penyakit Sumber : (Susanti, 2018)

36
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟
Rumus penskoran : pengetahuan =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑥 100

E. POLA MAKAN
Frekuensi Konsumsi (Skor Konsumsi Pangan)

Minggu
3-6 kali/

1-2 kali/

pernah
minggu
No. Bahan Makanan

˃3kali

Tidak
1 kali/
/hari

hari

kali
se-
2
(50) (25) (15) (10) (5) (0)
A. Makanan Pokok
1 Nasi
2 Biskuit
3 Jagung Segar
4 Kentang
5 Mie Basah
6 Mie kering
7 Roti Putih
8 Singkong
9 Sukun
10 Tape beras ketam
B. Lauk Hewani
11 Daging Sapi
12 Daging ayam
13 Ikan Segar
14 Ikan Teri Kering
15 Telur Ayam
16 Udang Basah
C. Lauk Nabati
17 Kacang hijau
18 Kacang kedele
19 Kacang merah
20 Kacang mete
21 Tahu
D Sayuran
21 Bayam
22 Kangkung
23 Sawi

37
24 Terong
E. Buah-buahan
25 Alpukat
26 Anggur
27 Durian
28 Jeruk manis
29 Mangga
30 Nenas
31 Pepaya
Skor konsumsi pangan
Kategori objektif :
1) Cukup : ≥ nilai rata-
rata seluruh sampel
2) Kurang : < nilai rata-
rata seluruh sampel

Sumber : Survey Konsumsi Pangan, 2018

38

Anda mungkin juga menyukai