Disusun oleh:
i
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Diajukan oleh
TELAH DISETUJUI
Kediri,………..
Dosen Pembimbing
Dr.Yenny Puspitasari,S.Kep.Ns.,M.Kes,
NIDN. 0723038001
MENGETAHUI
Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh
Proposal Penelitian ini Telah Diuji Dan Dinilai Oleh Panitia Penguji
Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Pada………..
DOSEN PENGUJI
Ketua Penguji
Suci Anggraeni, M.Kep. ………..
Penguji
Nur Yeny H.,M.Kes ………..
Pembimbing
Dr. Yenny P.,M.Kes ………..
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Institut Imu Kesehatan STRADA Indonesia
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kami memanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah, sehingga
penyusunanSkripsi yang berjudul “Pengaruh Pola Konsumsi Pangan Dan Asupan
Gizi Terhadap Indeks Masa Tubuh Pada Anak Stunting Di Dusun Krajan Bawah
Suger Lor Maesan Kabupaten Bondowoso”
Terlaksananya penyusunan proposal skripsi ini adalah berkat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :
1. Dr. dr. H. Sentot Imam Suprapto, MM selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Strada Indonesia atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya
untuk menjadi mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Institut Ilmu
Kesehatan Strada Indonesia.
2. Dr.Agusta Dian Ellina,S.Kep.Ns.,M.Kep. selaku Dekan Fakultas Keperawatan
dan Kebidanan Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan.
3. Nur Yeny Hidajaturrokhmah,S.Kep.Ns.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi
S1 Ilmu Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia atas
kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada saya untuk menjadi
mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan
Strada Indonesia.
4. Dr. Yenny Puspitasari, S.Kep.Ns., M.Kes, selaku pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam
mengerjakan skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan proposal
skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semua budi baik pihak yang telah
memberikan kesempatan, bantuan dan dorongan dalam menyelesaikan proposal
skripsi ini.
v
Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan proposal skripsi ini, kami
menyadari proposal skripsi ini masih belum sempurna. Maka masukan dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan, kami ucapkan terima kasih.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
1. Tujuan Umum ........................................................ 5
2. Tujuan Khusus ....................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................... 6
1. Manfaat Teoritis ........................................................ 6
2. Manfaat Praktis ....................................................... 6
E. Keaslian Penelitian ........................................................... 7
vii
3. Dampak Stunting .....................................................
16
4. Upaya Penurunan Stunting .......................................
17
B. Konsep Index Masa Tubuh ..............................................
18
1. Pengertian Index Masa Tubuh .................................
18
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Index Masa Tubuh
21
C. Konsep Pola Konsumsi Pangan .......................................
22
1. Pengertian Pola Konsumsi Pangan ...........................
22
2. Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Pangan
25
3. Pengukuran Pola Konsumsi Pangan ........................
26
4. Kategori Jumlah Zat Gizi yang Dikonsumsi ............
30
D. Konsep Asupan Gizi ........................................................
30
1. Pengertian Asupan Gizi ............................................
30
2. Kebutuhan Gizi untuk Anak ....................................
31
3. Kekurangan Gizi ......................................................
39
viii
E. Pengaruh Konsumsi Pangan Dan Asupan Gizi
Terhadap Indeks Masa Tubuh Pada Anak Stunting ........
..........................................................................................
F. Kerangka Konsep ............................................................
41
G. Hipotesis Penelitian .........................................................
42
ix
E. Definisi Operasional ......................................................
47
F. Lokasi Penelitian .............................................................
48
G. Teknik Pengumpulan Data .............................................
49
H. Analisis Data ..................................................................
52
I. Etika Penelitian ..............................................................
53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
.................................................................................................................55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pertumbuhan berjalan optimal. Salah satu masalah gizi terbesar pada anak
kronik karena asupan gizi tidak terpenuhi dalam waktu lama akibat
berbanding umur (PB/U) untuk anak usia < 2 tahun dan tinggi badan
berbanding umur (TB/U) untuk anak usia > 2 tahun dengan hasil nilai z-score
< -2 standar deviasi (SD). Indonesia untuk prevalensi anak stunting menjadi
30.8%, yaitu terdiri dari 19.3% pendek (TB/U -3 SD s/d <-2 SD) dan 11.5%
sangat pendek (TB/U <-3 SD). Persentase ini menurun jika dibandingkan
badan berbanding umur atau BB/U) dan wasting atau kurus 10.2% (berat
1
2
Masrul, 2018). Salah satu faktor yang mempengaruhi stunting yaitu genetik
dari orang tua yaitu tinggi dan berat badan orang tua. Selain itu, terdapat
banyak faktor seperti pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, pengetahuan ibu,
(MP-ASI), riwayat dari penyakit infeksi, serta tingkat kecukupan zat besi dan
hubungan tinggi badan (TB) ibu dengan stunting. Nilai value 0,000 yang
mana prevalensi tinggi badan ibu normal 85% sedangkan prevalensi ibu
pendek 15% (Toliu, Malonda, & Kapantow, 2018). Penelitian lain yang
tubuh (IMT) ibu adalah 20.63 ± 2.53 kg/m2 , sementara IMT pada anak-anak
laki-laki adalah 15.19 ± 1.62 kg/m2 dan anak-anak perempuan 14.86 ± 1.37
kg/m2 dengan value < 0.001. IMT ibu yang sangat signifikan
mass index for Z-Score (BMIZ) dengan nilai 0.748 dan hasil value < 0.001
signifikan antara status nutrisi anak dan ibu (Tigga & Sen, 2016).
3
pasangan ibu yang tidak hamil dan anak berusia < 60 bulan yang berpartisipasi
hubungan positif dari status gizi ibu dengan anak. Ibu dengan perawakan
rendah memiliki anak dengan perawakan lebih rendah. Ibu dengan obesitas
sentral memiliki anak yang lebih tinggi. Sedangkan, ibu dengan obesitas
obesitas berat atau abdominal obesity memiliki anak dengan body mass index-
akan tetapi masih sedikit dilakukan penelitian mengenai variabel IMT ibu
ibu dan anak di salah satu posyandu, didapatkan ada anak yang memiliki nilai
laki dan 5 anak berjenis kelamin perempuan dari 32 anak. Adapun, hasil IMT
ibu menunjukkan 7 ibu berada pada ambang overweight, ibu dengan IMT
optimal (Susanty, 2014). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada
masa-masa ini akan berakibat buruk pada kehidupan masa depan yang sulit
proses akumulatif dari kurangnya asupan zat-zat gizi dalam jangka waktu yang
pada anak (Niga dan Purnomo, 2016). Pola makan pada balita sangat berperan
penting dalam proses pertumbuhan pada balita, karena dalam makanan banyak
terkena defisiensi gizi maka anak akan mudah terkena infeksi. Jika pola makan
pada balita tidak tercapai dengan baik, maka pertumbuhan balita juga akan
terganggu, tubuh kurus, gizi buruk dan bahkan bisa terjadi balita pendek
(stunting), sehingga pola makan yang baik juga perlu dikembangkan untuk
asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting, Menurut
Salah satunya yaitu pola pemberian makan dan asupan gizi. Oleh karena itu,
gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah
B. Rumusan Masalah
pengaruh konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada
Bondowoso?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah Suger Lor
2. Tujuan Khusus
indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah Suger
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting
2. Secara praktisi
a. Bagi Institusi
pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting
dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting,
tentang konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh
d. Bagi Responden
konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada
anak stunting
E. Keaslian Penelitian
masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah Suger Lor Maesan
A. Konsep Stunting
1. Pengertian Stunting
rendah, asupan nutrisi dan kesehatan ibu yang buruk, riwayat sakit
berulang dan praktik pemberian makan pada bayi dan anak yang tidak
stunting adalah kurva WHO child growth standard tahun 2006 yang
pola asupan gizi anak, BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), pemberian ASI
langsung adalah status gizi pada ibu hamil, pola asuh yang tidak optimal
9
10
a. Konsumsi makanan
jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata orang perhari yang umum
dari kedua pangan ini akan membawa dampak negatif bagi kesehatan
diabetes.
menyebabkan stunting pada anak. Salah satu zat gizi yang menjadi
menjadi 2 yaitu asupan zat gizi makro atau makronutrien dan asupan
adalah asupan protein, sedangkan asupan zat gizi mikro yang paling
c. Penyakit Infeksi
Anak dengan kurang gizi akan lebih mudah terkena penyakit infeksi.
dalam jangka waktu yang lama dan disertai dengan muntah dan diare,
d. Faktor Genetik
berisiko memiliki anak stunting 1,48 kali dibanding ibu normal. Ayah
maka stunting yang timbul pada anak atau keturunannya sulit untuk
badan normal asalkan tidak terpapar oleh faktor-faktor risiko yang lain
(Candra, 2020).
e. Status Ekonomi
zat gizi anak tidak terpenuhi, padahal anak memerlukan zat gizi yang
ini berarti kebutuhan protein anak tidak terpenuhi karena anak tidak
f. Jarak Kelahiran
disebabkan karena anak yang lebih tua belum mandiri dan masih
14
salah satu anak, biasanya yang lebih tua tidak mendapatkan ASI yang
g. Riwayat BBLR
malnutrisi yang lama. Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari
normal (< 2.500 gr) mungkin masih memiliki panjang badan normal
kemudian, walaupun hal ini sering tidak disadari oleh orang tua. Orang
dengan berat badan kurang atau anak yang sejak lahir berat badannya di
penyerapan makanan. Apabila hal ini terjadi dalam waktu yang lama
makanan) karena tidak ada makanan yang cukup untuk kebutuhan bayi
(Rahayu, 2018).
bagi setiap orang terutama balita umur 1-2 tahun harus selalu
Bila hal ini terjadi terus menerus akan terjadi gangguan pertumbuhan
3. Dampak Stunting
Stunting jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat akan menjadi
akibat kekurangan gizi kronis selama 1000 hari pertama kehidupan anak,
irreversible (tidak bisa diubah) dan anak tidak akan pernah mempelajari
atau mendapatkan sebanyak yang dia bisa. Anak yang menderita stunting
pada masa sekarang kemungkin yang lebih besar akan tumbuh menjadi
dewasa yang kurang pendidikan, miskin, kurang sehat dan lebih rentan
e. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
gizi dan kesehatan lain yang terkait stunting dan diprioritaskan setelah
Tematik, dan Spasial (HITS). Upaya penurunan stunting akan lebih efektif
Indeks massa tubuh (IMT) yang dikenal sebagai Body Mass Index
komposisi tubuh. Intrepretasi IMT tergantung pada umur dan jenis kelamin
anak, karena anak lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang
biayanya murah dan metode skrining kategori berat badan yang mudah
National Institute of Health (NIH) pada tahun 1998 dan The Expert
pengukuran berat badan pada anak dan remaja di atas usia 2 tahun. IMT
Quatelet (berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat tinggi badan
2017).
tinggi badan, yang keduanya dapat dilakukan secara akurat oleh seseorang
dengan sedikit latihan. Salah satu kelemahan IMT adalah tidak bisa
membedakan berat yang berasal dari lemak dan berat dari otot atau tulang.
risiko yang sama untuk konsekuensi kesehatan pada semua ras atau
adalah IMT anak yaitu Indeks Massa Tubuh per Umur (IMT/U) sesuai
2020).
20
(Kemenkes, 2020).
a. Tentukan IMT anak. Setelah nilai IMT tersebut diperoleh maka, nilai
WHO/NCHS 2007 sesuai dengan jenis kelamin dan umur anak. Untuk
berikut ini:
dengan standart indeks massa tubuh sesuai jenis kelamin dan umur
anak.
terlihat pada Tabel 2 Secara teoritis, Z-score dapat dihitung dengan cara
berikut
a. Usia
b. Jenis Kelamin
Pria lebih gemuk daripada wanita. Distribusi lemak tubuh juga berbeda
pada pria dan wanita, dengan anak laki-laki lebih rentan terhadap lemak
c. Genetik
obesitas.
d. Pola Makan
Banyak keluarga makan makanan cepat saji yang tinggi lemak dan
5. Aktivitas fisik
Pada saat yang sama, aktivitas fisik telah menurun secara signifikan
Pola konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang dimakan
Oleh karena itu ekspresi setiap individu dalam memilih makanan akan
berbeda satu dengan yang lain. Ekspresi tersebuat akan membentuk pola
2004).
jenis dan jumlah bahan makanan rata-rata orang perhari yang umum
konsumsi pangan di indonesia masi belum sesuai dengan pola pangan ideal
yang tertuang dalam pola pangan harapan. Konsumsi dari kelompok padi-
23
lemak, minyak dan gula sudah berlebihan. Kelebihan dari kedua pangan ini
Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam
setiap hari yang terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati,
sayuran, dan buah yang dikonsumsi setiap hari. Makanan pokok adalah
orang atau sekelompok masyarakat yang terdiri dari beras, jagung, sagu,
b) Frekuensi makan
penurunan konsumsi energi, protein dan zat gizi lain (Brown et al.2005
adalah 3 kali sehari, anak remaja dengan pola makan yang teratur
ialah tiga kali sehari dengan makanan selingan pada pagi ataupun siang
b) Pendidikan
c) Lingkungan
d) Peraturan/program pemerintah
a) Recall 24-jam
serta minuman yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu. Recall
dilakukan oleh petugas yang telah terlatih. Data yang diperlukan dari
turut. Data food recall 1 kali 24 jam kurang dapt mewakili dalam
variasi yang lebih besar pada asupan harian individu (Supariasa, 2017)
jenis dan jumlah makanan dan minuman dalam satu periode waktu,
dan pengolahan makanan tersebut. Metode ini disebut juga diary record
(Supariasa,2017).
kebiasaan makan.
porsinya.
(Supariasa,2017).
(Supariasa,2017).
Jumlah konsumsi zat gizi yang meliputi energi, protein, lemak dan
a) Kurang : <80%
b) Baik : 80 – 110%
c) Lebih : >110%
Asupan zat gizi merupakan jumlah zat gizi yang masuk melalui
Asupan zat gizi diperoleh dari makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Makanan tersebut akan diuraikan menjaid zat gizi lalu diserap melalui
dinding usus dan masuk ke dalam cairan tubuh. Fungsi umum dari zat gizi
Asupan gizi yang tidak seimbang dan kurang merupakan salah satu
tulang. Selain itu untuk mencegah kajadian stunting ada beberapa zat gizi
a. Karbohidrat
dan hati, selulosa, serat dan pati yang banyak terkandung didalam nasi,
Anggraini, 2010).
b. Lemak
lemak dapat diperoleh dari lemak nabati dan hewani. Lemak nabati
hewani dapat diperoleh pada daging, minyak ikan, kuning telur, dan
2010).
c. Protein
oleh tubuh. Protein akan mengganti sel – sel yang telah rusak di dalam
33
pada anak maka akan dapat merusak produksi dan efek dari hormone
IDF-1, yang merusak akuisasi mineral massa tulang (Sari et al., 2016).
sumber energi bagi tubuh. Energi sangat dibutuhkan oleh tubuh, salah
satu berasal dari protein sebesar (10-15%), dan energi yang lain berasal
dari karbohidrat (50 – 60%) dan lemak (25 – 35%). Pada tahun pertama
daging, ikan, telur, makanan laut, unggas, dan susu (Lau, 2009).
d. Zinc
stabilisasi membran, dan sebagai ion bebas didalam sel. Zink juga
Wirjatmadi, 2012).
bayi yang baru lahir asupan zink untuk tubuh akan terpenuhi hanya
dengan ASI dan simpanan zink didalam hati (Adriani & Wirjatmadi,
2012).
makanan ini diantaranya adalah daging, ungas, telur, ikan, susu, keju,
hati, makanan yang berbahan dasar gandum, ragi, selada, roti serta
35
penyembuhan luka yang lama. Hal ini sesuai dengan fungsi dari zink
e. Zat Besi
mekanisme oksidasi seluler (Maryam, 2016). Selain itu zat besi juga
oksigen kedalam otot, kolagen (protein yang berada didalam tulang, dan
bervariasi. Kebutuhan zat besi setiap hari pada bayi usia 0-11 bulan
adalah 0,5-7 mg, anak usia 1-9 tahun adalah 8-10 mg, laki – laki usia
10-12 tahun adalah 13 mg, laki – laki usia 13-15 tahun adalah 19 mg,
36
laki-laki usia 16-18 tahun adalah 15 mg, laki-laki usia 19-65 keatas
10-12 tahun adalah 20 mg, perempuan usia 13-49 tahun adalah 26 mg,
dampak itu maka kebutuhan zat besi didalam tubuh harus terpenuhi
f. Vitamin A
Terdapat dua jenis vitamin yaitu vitamin yang dapat larut dalam
air dan vitamin yang dapat laut dalam lemak. Vitamin yang dapat larut
berwarna kuning atau hijau seperti, wortel, ubi alae dan waluh yang
dengan panas, asam alkali dan mudah teroksidasi oleh udara, serta akan
mudah rusak jika dipanaskan dengan suhu yang tinggi besama dengan
42 udara, sinar, dan lemak yang telah rusak. Kelebihan vitamin A juga
g. Kalsium
90% kalsium didalam tubuh terdapat pada gigi dan tulang (Maryam,
bengkok. Hal ini dapat dicegah mulai dari dini yaitu dengan
(Maryam, 2016).
h. Fosfor
yang kaya akan protein seperti daging, ayam, telur, serealia, susu dan
fosfor juga bisa terdapat pada bahan makanan , kacang hiau, kelapa,
tahu, jagung, beras setengah giling, tepung terigu, roti putih, biskuit,
Gejala yang akan muncul akibat dari kekurangan forsof ini adalah rasa
3. Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi pada anak sering diabaikan oleh orang tua maupun
oleh pengasuh. Karena gejala awal dari kekurangan gizi pada anak adalah
penurunan nafsu makan dan anak sulit makan, tetapi hal ini tidaklah
dianggap masalah yang besar oleh 46 orang tua maupun pengasuh. Padahal
jika hal ini terus menerus berlanjut maka akan menyebabkan penurunan
berat badan anak. Karena pada anak idealnya setiap bulan mengalami
kenaikan berat badan sebesar 500 gram, tetapi pada anak yang mengalami
sulit makan dan berlanjut berat badan anak akan meningkat sebesar 200
pendek (stunting). Dan akan menyebabkan hal yang lebih fatal lagi karena
bulan (Maryam, 2016). Selain itu juga akan menyebabkan anak tampak
pada balita usia 12-59 bulan dengan didapatkan nilai (p=0,002) dan nilai
koefiisen relasi (r=0,32) dari hasil tersebut mengambarkan hasil yang lemah.
stunting memiliki pola asuh makan yang kurang dan pada uji chi square
terhadap status gizi anak. Betambahnya usia anak makanan yang diberikan
gizi. Asupan energi dari karbohidrat, lemak, protein bila melebihi angka
F. Kerangka Konsep
Asupan Gizi:
- Aneka ragam gizi
- Pemberian makan dalam
sehari
Keterangan :
= diteliti
= tidak diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep pengaruh konsumsi pangan dan asupan gizi
terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan
Bawah Suger Lor Maesan Kabupaten Bondowoso
42
G. Hipotesis Penelitian
hipotesis yang ditegakkan adalah ada pengaruh konsumsi pangan dan asupan
gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah
METODE PENELITIAN
penelitian. Pada bagian ini akan diuraikan tentang metode yang digunakan dalam
prosedur pengambilan dan pengumpulan data, cara analisis data, masalah etika,
A. Desain Penelitian
subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja atau pengambilan data variabel
bebas dan variabel terikat dilakukan sekali waktu pada saat bersamaan
(Notoatmodjo, 2018).
B. Kerangka Kerja
Judul :
Pengaruh konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa
tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah Suger Lor
Maesan Kabupaten Bondowoso
Populasi :
Seluruh anak di Dusun Krajan Bawah Suger Lor Maesan
Kabupaten Bondowoso
Total Sampling
Sampel :
Anak yang mengalami Stunting di Dusun Krajan Bawah Suger
Lor Maesan Kabupaten Bondowoso sebanyak 32 Responden
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Editing, Coding, Tabulating
Analisis Data
Analisis Univariat : distribusi frekwensi
Analisis Bivariat : uji Chi Square
Hasil
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka kerja pengaruh konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap
indeks masa tubuh pada anak stunting di Dusun Krajan Bawah Suger
Lor Maesan Kabupaten Bondowoso
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
penelitian ini adalah seluruh obyek yang diteliti, yang mempunyai satu
atau beberapa ciri yang sama. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi
Bondowoso.
2. Sampel
3. Sampling
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
digunakan dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas.
sebagai berikut :
dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
definisi variabel, indikator variabel, alat ukur, skala pengukuran dan hasil ukur
Variabel Definisi
Indikator Alat ukur Skala Skor/Penilaian
Penelitian Operasional
Pola Pola konsumsi 1. Jenis Konsumsi Kuesioner Nominal Pemberian skor
Konsumsi adalah gambaran 2. Frekuensi Daftar 0 = skor <4
Makan mengenai jenis, 3. Jumlah pertanyaan/ 1 = skor 4-5
jumlah dan kuisioner 2 = skor >5
frekuensi zat gizi SQ-FFQ
yang dikonsumsi
sehari
Asupan Gizi Rata-rata frekuensi 1. Intake gizi Kuesioner Nominal 0 = Frekuensi dan
dan jenis beranekaragam jenis asupan gizi
pemberian gizi - Karbohidrat pada anak tidak
pada anak - Lemak bervariasi
yang sesuai - Protein 1 = Frekuensi dan
dengan kebutuhan - Zinc jenis asupan gizi
anak untuk - Zat besi pada anak
pertumbuhan dan - Vitamin A bervariasi
perkembangannya. - Kalsium
- Fosfor
2. Rata-rata
pemberian
makan dalam
sehari
Indeks Masa Pengukuran Tinggi 1. Berat badan Timbangan Nominal 0 = Sangat kurus
Tubuh (IMT) Badan dibagi berat 2. Tinggi badan 1 = Kurus
badan anak dalam 3. Umur 2 = Normal
meter 3 = Gemuk
dikuadratkan
F. Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Kabupaten Bondowoso.
2. Waktu Penelitian
digunakan adalah jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dari
Kesehatan Bondowoso.
4. Setelah menerima surat balasan atau ijin dari Dinas Kesehatan
Bondowoso.
data.
sampel terpilih
keluarga.
tahapan berikut :
1. Editing
atau kuesioner.
2. Coding
bervariasi
a) 0 = sangat kurus
b) 1 = kurus
c) 2 = normal
d) 3 = gemuk
3. Scoring
C. Analisa Data
konsumsi pangan dan asupan gizi terhadap indeks masa tubuh pada anak
1. Analisa Univariat
variabel dependen. Analisis ini berguna untuk menilai kualitas data dan
Setelah dihitung nilai setiap item pada tabel frekuensi dan persentase
Persentase Tafsiran
0,0 % Tidak seorangpun dari responden
1 % – 25 % Sangat sedikit dari responden
26 % – 49 % Sebagian kecil/hampir setengah dari responden
50 % Setengah dari responden
51 % – 75 % Sebagian besar dari responden
76 % – 99 % Hampir seluruh dari responden
100 % Seluruh dari responden
Sumber : Arikunto (2017)
2. Analisis Bivariat
variabel bebas dan variabel terikat. Uji statistik yang digunakan adalah Uji
antara Pola konsumsi makan, asupan gizi dan index masa tubuh.
D. Etika Penelitian
yang akan diteliti serta disertai judul penelitian. Hal ini agar responden
dijadikan subjek penelitian maka peneliti tidak boleh memaksa dan harus
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
Account, M. C., & Kemenkes RI. 2013. Stunting dan Masa Depan Indonesia.
http;//www/google.com/search?
client=opera&q=stunting+dan+masa+depan+ indonesia.
Adriani, P. dkk, 2022. Stunting pada Anak. Padang : PT. Global Eksekutif
Teknologi
Adriani, Merryana & Wirjatmadi, B. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan
Edisi Pertama. Jakarta: Prenadamedia Group.
Astuti, D. K. 2016. Hubungan Karakteristik Ibu dan Pola Asuh Gizi dengan
Kejadian Balita Stunted di Desa Hargorejo Kulonprogo DIY. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Baliwati,Y. F, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya
Hall, C., Bennett, C., Crookston, B., Dearden, K., Hasan, M., Linehan, M., …
West, J. 2018. Maternal Knowledge Of Stunting In Rural Indonesia.
International Journal Of Child Health And Nutrition, 7(4), 139–145.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Semester I, Vol. 1). Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Kemenkes RI,
Jakarta.
Lau, E. 2009. Heathy Express Super Sehat Dalam 2 Minggu. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Olsa, E. D., Sulastri, D., & Anas, E. 2018. Hubungan Sikap Dan Pengetahuan Ibu
Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Baru Masuk Sekolah Dasar Di
Kecamanatan Nanggalo. Jurnal Kesehatan Andalas, 6(3), 523–529.
Oktavia, P. D., & Suryani, D. 2019 ‘Asupan Protein Dan Zat Gizi Mikro Pada
Anak Stunting Usia 3-5 Tahun’, Jurnal Penelitian Terapan, pp. 27–33.
Putri RM, Maemunah N, Rahayu W. 2017. Kaitan karies gigi dengan status gizi
anak pra sekolah. J care;5(1):28-37
Purwarni, E. and Mariyam 2013 ‘Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi pada
Anak 1 sampai 5 Tahun di Kabuman Taman Pemalang’, Jurnal
Keperawatan Anak, 1(1), pp. 30–36
Ratufelan, E., Zainuddin, A., & Junaid, J. 2018. Hubungan Pola Makan, Ekonomi
Keluarga Dan Riwayat Infeksi Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita
Diwilayah Kerja Puskesmas Benu-Benua Tahun 2018. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2).
Sari, E. M., Juffrie, M., Nurani, N., & Mei Neni, S. 2016. Asupan Protein,
Kalsium Dan Fosfor Pada Anak Stunting Dan Tidak Stunting Usia 24-59
Bulan Di Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat. Universitas Gadjah
Mada
Septikasari, M. 2018. Status Gizi Anak Dan Faktor Ysng Mempengaruhi Edisi
Pertama. Yogyakarta: Uny Press.
Setiawan, E., Machmud, R., & Masrul. 2018. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian stunting pada anak usia 24-59 bulan di wilayah kerja
Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang tahun 2018.
Jurnal FK Unand, 7(2), 275–284.
Sutomo, Budi & Anggraini, D. Y. 2010. Menu Sehat Alami Untuk Batita &
Balita. Tanggerang: Pt. Agro Media Pustaka.
Sudargo, T., Kusmayanti, Nur, Aini, & Hidayati, Nurul, L. 2018. Defisiensi
Ypdium, Zat Besi, Dan Kecerdasan (Gajah Mada). Yogyakarta
Tigga, P. L., & Sen, J. 2016. Maternal body mass index is strongly associated
with children ? Journal of Anthropology, 2016, 2–10.
Lampiran 1
Surat Ijin Penelitian Awal
Lampiran 2
Surat Ijin Bankespikol
Lampiran 3
Kediri,…,….. 2023
Responden
(....................................)
LEMBAR OBSERVASI
Judul : Pengaruh Pola Konsumsi Pangan Dan Asupan Gizi Terhadap Indeks Masa
Tubuh Pada Anak Stunting Di Dusun Krajan Bawah Suger Lor Maesan
Kabupaten Bondowoso
Tanggal pengisian :
Kode responden :
Petunjuk pengisian :
1. Baca pernyataan yang ada dengan baik
2. Jawablah pernyataan pada tempat yang telah disediakan
3. Isilah pada kolom yang tersedia
4. Tanyakan langsung pada peneliti atau petugas jika anda kesulitan dalam
menjawab pertanyaan.
Identitas Responden
Data Umum
Kode
1. Usia anak sekarang
1. < 1 tahun
2. 2 - 4 tahun
3. > 4 tahun
2. Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
3. Data Antropometri
BB = Kg
TB = cm
Lampiran 5
Lampiran 6
Nomer Responden :
Tanggal :
Semi Quantitatif - Food Frequency Quistonare (SQ-FFQ)
Frekuensi Penggunaannya Volume
Jenis Bahan
No Tidak Urt Jumlah
Makanan Harian Mingguan Bulanan
Pernah (gram)
A. Karbohidrat
1 Beras
2 Jagung
3 Roti
4 Biskuit
5 Mie
6 Kentang
7 Singkong
8 Ubi
9 Lainnya
B. Protein Hewani
1 Daging ayam
2 Telur
3 Ikan
4 Udang
5 Daging sapi
6 Pindang
7 Ikan asin
8 Daging bebek
9 Lainnya
64
C. Protein Nabati
1 Tempe
2 Tahu
3 Kacang ijo
4 Kacang tanah
5 Kedelai
6 Kacang merah
7 Lainnya
D. Sayuran
1 Bayam
2 Kubis/kol
3 Daun singkong
4 Buncis
5 Wortel
6 Labu siam
7 Pakis
8 Jagung muda
9 Tauge
10 Brokoli
11 Mentimun
12 Jamur merah
13 Jamur kuping
14 Sawi putih
15 Sawi hijau
16 Selada
17 Lainnya
E. Buah-buahan
1 Semangka
2 Pepaya
3 Melon
4 Apel
65
5 Jeruk
6 Anggur
7 Strawberry
8 Salak
9 Pear
10 Rambutan
11 Bengkuang
12 Mangga
13 Anggur merah
14 Anggur hijau
15 Nanas
16 Pisang
17 Durian
18 Lainnya
F. Susu
1 Susu
2 Keju
3 Es krim
4 Lainya
66
Lampiran 7
IdentitasResponden
Nama :
Tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Berat badan :
Tinggi badan :
NO NAMA HIDANGAN
Lampiran 8.
44
3. Jumat , 14 juni
2023 -Perbaiki kerangka konseptual
Selasa , 8
8. -Perbaiki metodologi penelitian
agustus 2023
Senin 21
9. agustus 2023 -Acc judul silahkan disusun
45
Selasa, 5
10. -via email
September
2023
Kosul BAB I Revisi definisi
oprasional
BAB II tambahkan literature
BAB III kuisioner
Jumat , 6
11. oktober 2023 -via email
Revisi bab II teori
Hipotesis lanjut BAB III
Kamis ,12
Oktober 2023
12. -Via email
Konsul BAB I Revisi definisi
oprasional
Konsul BAB II Tambahkan
literature
Revisi BAB III Kuesioner
Jumat 13
13. oktober 2023 -Via email
Acc BAB I
Acc BAB II
BAB III populasi sampling
Jumat 13
oktober 2023
14. Konsul BAB III tambahkan alat
ukur dan kuisioner pada lampiran
Jumat 13
15. oktober 2023 -Via email
BAB III Tambahkan kuisioner
pada lampiran dan revisi tekhnik
sampling
Jumat 13
16. oktober 2023
-Via email
ACC Propsal maju siding
proposal Jumat 13 oktober 2023
46