BAB 1
PENDAHULUAN
asupan makanan yang tinggi purin. Dalam waktu ke waktu jumlah penderita gout
muda yaitu usia produktif yang nantinya berdampak pada penurunan produktivitas
antara produksi dan ekskresi. Artritis gout dapat mengakibatkan masalah yang
sangat berarti bagi penderita dan keluarga penderita, misalnya penderita tidak
orang terdekat, atau teman dekat) yang membatasi kapasitas/ kemampuan klien
untuk secara efektif melakukan tugas penting untuk adaptasi keduanya terhadap
Prevalensi gout pada tahun 2014 yang dilaporkan oleh Organisasi Kesehatan
Dunia Word Health Organitations (WHO) memperkirakan sekitar 335 juta orang
1
2
kronis yang paling lazim terjadi pada lansia, dengan sekitar 49 % lansia
Indonesia pada tahun 2014 sebesar 252.124.458 jiwa. Berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar, Gout artritis merupakan penyakit reumatik yang sering ditemui
pemeriksaan ke dokter, dan 71% hanya mengkonsumsi obat bebas pereda nyeri
dengan penderita gout yang mencapai 4.104 penderita, dengan jumlah 1.882 laki-
banyak jumlah kunjungan yang mencapai 41.481 dalam tahun 2016 (Dinkes
Bondowoso, 2016). Dari data puskesmas tenggarang tahun 2016, penderita gout
mecapai 155 orang pada Kecamatan Tenggarang priode januari- desember 2016,
Desa terbanyak penderita gout adalah Lojajar yang mencapai 43 penderita gout
hiperuresemia, biasanya primer atau sekunder. Pasien gout primer adalah 95%
pria. Di dalam badan, asam urat dibentuk antara lain dari purin makanan.
hati, paru, otak, lambung. Pada gout primer, ginjal dapat menurun fungsinya,
sehingga pengeluaran asam urat menurun. Akibatnya, kadar asam urat dalam
3
semua cairan tubuh naik. Pada tempat-tempat tertentu, Kristal asam urat
mengendap, seperti pada sendi, ginjal, jantung, daun telinga, jari-jari tangan dan
kaki. Massa Kristal urat dikelilingi radang dan disebut tofus. Tofi dapat menyatu
mengidentifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang tepat, bantu
dan tujuan yang sama, bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara
mengenai dampak dari situasi kehidupan pasien terhadap peran dan hubungan
alternatif terhadap situasi yang ada, evaluasi kemampuan pasien dalam membuat
(Bluchek, 2015)
Dari uraian singkat diatas, peneliti ingin mengangkat studi kasus yang
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan keperawatan pada
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
a) Bagi Puskesmas
c) Bagi Responden
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
social.Keluarga merupakankelompokkecilyangterdiridariindividuyang
mempunyaihubunganeratdansaling ketergantungansatudenganlainnyadalam
rangkamencapaitujuantertentu.Undang-Undang No.10tahun1992
istri,dan anak atausuami istri, atauayah dan anaknya, atauibu dan anaknya.
tradisional, yaitu sebagai berikut: keluarga terdiri atas individu yang bergabung
bersama oleh ikatan pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam suatu
rumah tangga yang sama. Saat ini definisi keluarga tradisional terbatas, baik
dan terdiri atas dua individu atan lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
keluarga”.
6
7
pernikahan, peran sebagi orang tua, atau kelahiran; terdiri atas suami istri,
3) Extended family – keluarga inti dari individu terkait lainya (oleh hubungan
darah), yang bisanya merupakan anggota keluarga asal dari salah satu
Keluarga ini terdiri atas “sanak saudara” dan dapat mencakup nenek/kakek, bibi,
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga. Tipe keluarga ada 2 yaitu tipe
1) Keluarga Tradisional
mengahsilkan sistem, orang tua dan anak atau prokreasi. Keluarga ini terdiri dari
Menurut U.S Census tahun 2000, jumlah keluarga inti, yang terdiri dari
seorang ayah yang mencari nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga,
dan anak-anak yang merupakan keluarga kebanyakan pada tahun 1950-an dan
1960-an hanya sekitar 8% dari keseluruhan rumah tangga (Fields, 2001). Saat ini,
hanya 52% anak Amerika yang tinggal dalam keluarga initi tradisional. Dua
1) Dual Earner Family: suatu keluarga inti yang memiliki orang tua atau
anggota keluarga yang dewasa bekerja baik purna atau paruh waktu.
b) Keluarga Adopsi
Adopsi adalah pasangan suami istri yang telah menikah namun tidak dapat
menghasilkan keturunan atau anak, maka dari itu pasangan suami istri
mengadopsi atau mengangkat anak dari pasangan suami istri yang lain.
menyerahkan secara sah tanggung jawab sebagai orang tua seterusnya dari orang
Di satu pihak orang tua adopsi mampu memberi asihan dan kasih sayangnya
bagi anak adopsinya, sementara anak adopsi diberi sebuah keluarga yang snagat
menginginkan mereka.
c) Keluarga Asuh
anak ditempatkan di rumah yang terpisah dari salah satu orang tua atau kedua
orang tua kandung untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan fisik serta
9
d) Extended Family
Extended family yang terdiri dari keluarga inti ditambah dengan keluarga
lain seperti paman, bibi, kakek, nenek, dan lain-lain. Extended family tradisional
adalah keluarga dengan pasangan yang berbagai pengaturan rumah tangga dan
pengeluaran keuangan dengan orang tua, kakak/adik, dan keluarga dekat lainnya.
model pola perilaku yang akan membentuk prilaku mereka. Menurut U,S Bureau
of the Census adalah keluarga yang di dalamnya tinggal seorang anak dengan
minimal salah satu orang tua dan seseorang di luar anggota keluarga inti, baik
e) Usila
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah, atau karena mengejar karir
atau pendidikan.
f) Single Parent
Yaitu Keluarga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak (kandung atau
g) Commuter Family
Kedua orang tua yang bekerja di luar kota, dan hanya berkumpul pada saat
libur saja.
h) Multigeneration Family
i) Kin-network Family.
j) Blended Family
Keluarga yang dibentuk dari janda atau duda dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya.
Keluarga terdiri dari satu orang dewasa terutama ibu dengan anak dari
c) Commune Family
Lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah yang hidup serumah.
f) Cohabiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena alasan
tertentu.
Beberapa keluarga inti dibatasi oleh norma dan aturan, hidup berdekatan
dan saling menggunakan yang sama dan bertanggung jawab membesarkan anak.
i) Foster Family
Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara untuk
waktu sementara.
j) Homeless Family
k) Gang
3) berfikiran positif.
1) Karakteristik pengirim
2) Karakteristik penerima
2) Struktur Peran
Peranadalahserangkaianperilakuyang diharapkansesuai
statusadalahposisiindividudalam masyarakatmisalnya
sebagaisuami,istri,anakdansebagainya.Tetapikadangperanini
yang lain, sedangkan orang tua merekaentah kemana atau malah berdiam diri di
rumah.
3) strukturkekuatan
kearah positif.
a) Legimatipower
13
keluargayanglain.
b) Referent power
orangtua(rolemode).
c) Reward power
d) Coercivepower
Sumberkekuasaanmempunyaikemampuanuntukmenghukum dengan
e) Affectif power
Kekuasaanyangdiberikan melalui
manipulasidenganmemberikanatautidakmemberikanafeksi atau
diklasifikasikan menjadi dua kategori: peran formal atau terbuka dan peran
informal atau tertutup. Sementara peran formal adalah peran eksplisit yang
14
terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah suami, dll), peran informal
anggota keluarga.
efektifnya.
Berbagaipermasalahandihadapiolehsetiapkeluarga dalammemenuhi
keluargaakanmenjadiharmonis.Namun,bilafungsitersebutmengalami
15
iniakanmenjadibebantersendiripadaanggota keluargatersebutyang
lainnya,sehingga diperlukanusaha
darianggotakeluargauntuktetapmenjagafungsidanperanmasing masingagar
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall dan Milller dalam Friedman, 2010
psikologis karena kenyataannya banyak keluarga baru yang masih tinggal dengan
Tugas perkembangan
Keluarga baru ini merupakan anggota dari tiga keluarga ; keluarga, suami,
2) Tahap II-Keluarga
“child bearing” kelahiran anak pertama Dimulai sejak hamil sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak berumur 30 bulan atau 2,5 tahun.
Peran utama perawat adalah mengkaji peran orang tua; bagaiaman orang
orang tua dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang
Tahap ini dimulai saat anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak
berusia 5 tahun.
c) Beradaptasi dengan anaky baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
dengan masyarakat.
Tahap ini dimulai saat anak berumur 6 tahun (mulai sekolah ) dan berakhir pada
saat anak berumur 12 tahun. Pada tahap ini biasanya keluarga mencapai jumlah
masing anak memiliki minat sendiri. Dmikian pula orang tua mempunyai aktivitas
Pada tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk nbersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tugas perkembangan
Merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan
Dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada
saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini tergantung jumlah
anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal
bersama orangtua.
Tugas perkembangan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Pada beberapa
pasangan fase ini dianggap sulit karena masa usia lanjut, perpisahan dengan anak
Tugas perkembangan
a) Mempertahankan kesehatan.
anak-anak.
Fokus mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet seimbang, olah raga
Dimulai saat pensiun sanpai dengan salah satu pasangan meninggal dan
keduanya meninggal.
Tugas perkembangan
pendapatan.
lebih cenderung membutuhkan rasa tanggung jawab yang harus dicapai oleh
memenuhi
ketika keluarga sebagai unit berjuang keras untuk memenuhi tuntutan dan
perkembangan mereka secara indivudual. Tugas keluarga juga dibuat oleh tekanan
dari masyarakat pada keluarga dan anggota keluarga untuk menegaskan harapan
kelompok acuan keluarga dan masyarakat yang lebih luas. Selain itu tugas
perkembangan keluarga, yang meliputi harapan tugas atau peran spesifik pada
setiap tahap yang inheren untuk mencapai lima fungsi dasar dalam keluarga,
terdiri dari
perawatan kesehatan
Setelahpemenuhantugasperkembangankeluarga,keluarga memilikitugas
kesehatankeluargayangharusdipenuhiolehanggotakeluarga lainnya,apabila
salahsatuanggotanyamengalamisakit.(Friedman1998dalamPadila, 2012).
Terdapatlimatugaskesehatankeluarga,yaitu:
2) mengambilkeputusanuntuk melakukantindakan
yangtepatsetelahmengetahuimasalah,
perawatan,menggunakanfasilitaskesehatanyangada sepertirumahsakit.
2.1.2.1 Pengertian
A. Pengertian Medis
jumlah asam urat yang merupakan hasil akhir metabolisme purin. Sebagai hasil
dari hyperuricemia, kristal asam urat berkumpul didalam sendi, yang paling
umum terjadi pada ibu jari (podagra), menyebabkan sakit ketika sendi bergerak
(Helmi, 2011)
paling sering menyerang pria usia pertangahan sampai usia lanjut dan wanita
Gout atau asam urat merupaka hasil metabolisme yang mengalir melalui
peredaran darah, jika kadar asam urat terlalu tinggi atau terlalu sedikit yang
dibuang melalui air kencing, akan terbentu kristal-kristal kecil dan akan
mengendap pada salah satu persendian hingga menimbulkan rasa nyeri, bengkak
B. Pengertian Keperawatan
secara efektif melakukan tugas penting untuk adaptasi keduanya terhadap masalah
kesehatan.
klien dan keluarga yaitu untuk memelihara kesehatan, pencegahan penyakit, dan
yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga
maupun orang tua. Sejauh mana keluarga mengetahui dan mengenal fakta-fakta
dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor
2.1.2.2 Etiologi
23
A. Etiologi Medis
ditimbulkan dari penimbunan kristal di sendi oleh monosodium urat (MSU) dan
kalsium prifosfat dihidrat , dan pada tahap yang lebih lanjut terjadi degenerasi
1) Gout Primer
Gout ini pengaruhi oleh faktor genetik. Terdapat produksi/ sekresi asam urat
2) Gout Sekunder
fosforibosil transferase yang terjadi pada anak-anak dan pada sebagian orang
dewasa.
(Muttaqin, 2008).
B. Etiologi Keperawatan
24
dapat menghambat ekresi asam urat dalam ginjal, seperti: aspirin, dan
deuritik.
2.1.2.3Patofisiologi
sekunder. Didalam badan, asam urat dibentu antara lain dari purin makanan.
hati, paru, otak, lambung. Pada gout primer, ginjal dapat menurun fungsinya,
sehingga pengeluaran asam urat menurun. Akibatnya, kadar asam urat dalam
semua cairan tubuh naik. Pada tempat tempat tertentu, kristal asam urat
mengendap, seperti pada sendi, ginjal, jantung, jari-jari tangan dan kaki. Massa
kristal urat dielilingi radang (limfosit, sel plasma, makrofag) dan disebut tofus.
hiperuresemia, bisa primer atau sekunder. Di dalam badan, asam urat dibentuk
antara lain dari purin makanan. Makanan yang banyak mengandung purin adalah
macam-macam organ seperti hati, paru, otak, lambung. Pada gout primer, ginjal
kadar asam urat dalam semua cairan tubuh naik. Pada tempat-tempat tertentu,
25
Kristal asam urat mengendap, seperti pada sendi, ginjal, jantung, daun telinga,
Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling
ataupun di sekitar persendian. Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau
dan tidak berasa lalu mengalami dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam
sianida (HCN) sehing cairan ekstraseslular yang disebut sodium urat. Jumlah
asam urat dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam urat
dalam tubuh, dan banyaknya ekskresi asam urat. Kadar asam urat dalam darah
ditentukan oleh keseimbangan antara produksi (10% pasien) dan ekskresi (90%
didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl.
reaksi peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering
kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak (Maratus, 2014).
26
Pathway
hiperuricemia
Reaksi peradangan
Artritis Gout disebut juga penyakit pirai (Artritis Urika) adalah gangguan
(kadar asam urat serum lebih dari 7,0 mg/100ml). ini dapat mempengaruhi sendi
pertama dari ibu jari kaki besar adalah sisi primer yang terlibat. Sendi lain yang
terlibat dapat meliputi lutut dan pergelangan kaki. Gambaran klinis Artritis Gout
berupa serangan monoartikular yang ditandai nyeri sendi hebat karena Artritis
Akut. Biasanya terdapat pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan local, dan sendi
hebet sekali sehingga penderita tidak tahan pakai kaos kaki (Rosyidi, 2013).
pada setadium lanjut yang kronik ini dapat timbul serangan akut pada foto rotgen
2.1.2.5Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Medis
28
2) Sendi di istirahatkan
3) Kompres dingin
yang tidak tahan terhadap Benemid atau menurunkan pembentuka asam urat
selain menghindari makanan yang kaya purinm seperti hati, ginjal, dan jeroan.
Pada awal serangan diberikan olkisin setiap jam sampai nyeri hebat menghilang.
Tindakan bedah terdiri atas penyaliran tofus yang berabses dan tofektomi.
dapat disebabkan oleh trauma atau sakit lain. Oleh karena gambaran klinisnya
29
menyerupai gout, kelainan ini disebut juga pseudogout (Sjamsuhidajat & Jong,
2011).
B. Penatalaksanaan Keperawatan
dan latihan fisik ringan. Resiko terjadinya gout lebih besar terjadi pada laki laki
yang tidak memiliki aktivitas fisik dan kardiorepiratori fitnes dibanding dengan
lelaki yang aktif secara fisik dan kardiorespiratori. Serum asam urat dapat
diturunkan dengan melakukan olah raga rutin dan teratur, jika olah raga tersebut
hanya dilakukan secara intermiten justru akan meningkatkan kadar serum asam
urat, sehingga dibutuhkan latihan isometrik, latihan gerak sendi, dan latihan
fleksibilitas yang keseluruhan itu mencakup dalam stabilitas sendi (Zahara, 2013).
2.1.2.6 Komplikasi
Menurut Majori (2015) Komplikasi yang muncul akibat arthritis gout antara lain:
sendi yang sering meradang. Tofi adalah timbunan kristal moosodium urat
tendon. Tofi bisa juga ditemukan di jaringan lunak dan otot jantung, katub
2) Netropati gout
dari pengendapan kristal asam urat dalam tubulus ginjal. Pada jaringan
fosfat).
2.2.1 Pengkajian
1) Nama puskesmas
2) Nama perawat
Diisi dengan nama perawat yang melakukan pengakajian atau nama perawat
3) No. Register
Contohnya: 01. 01. 17. 117 (sesuai dengan rumah sakit / puskesmas)
4) Tanggal pegakajian
Contoh : 17-01-2017
Diisi dengan nama kepala keluarga sesuai dengan kartu keluarga yang ditulis
Diisi dengan alamat rumah lengkap dengan no RT/RW dan nomer telpom
klien
3) Pekerjaan
Diisi dengan pekerjaan, profesi, status, atau sesuai dengan pekerjaan klien
Contohnya: dokter/perawat/wiraswasta/PNS
32
5) Bahasa Sehari-hari.
6) Alat Transportasi
1.
2
3
LANJUTAN
Riwayat
N Na Status Kesehatan
Alat Bantu/ Protesa Penyakit/
o ma Saat ini
Alergi
1.
2.
3.
1) Nama
3) Umur
Contohnya 28 tahun
4) Jenis kelamin
5) Suku
6) Pendidikan terakhir
Contoh: TD: 120/80 mmHg, Suhu: 36,5o, Nadi: 80 x/menit, RR: 20 x/menit
Contoh : ((BCG/Polio/DPT/HB/Campak)
34
Di isi dengan alat bantu apa pun dalam menunjang ke seharian setiap individu
di keluarga tersebut.
STRUKTUR KELUARGA
Fungsi keluarga
Saluran Buang Limbah : Ya/ Tidak* coret (Tidak) apabila mencuci tangan
Tertutup/terbuka* dengan air bersih dan sabun
Coret yang tidak sesuai atau yang ......................................................................................
salah……………………………… Melakukan pembuangan sampah pada tempatnya :
Air Bersih : Ya/ Tidak* ................................................................
Sumber air bersih: coret (Tidak) apabila membuang sampah pada
sumur/PAM/sungai/lain-lain*, tempatnya.
sebutkan.....
Coret yang salah dan sebutan Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
sumber air besih yang di gunakan di ya/tidak
keluarga tersebut coret (Tidak) jika selalu menjaga lingkunga tetap
bersih...........................................................................
Kualitas air: ……………………….. ................ (observasi dan validasi)
Jelaskan kualitas air: seperti tidak Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
ber warna berbau dan tidak berasa. Ya/ Tidak* .coret (Tidak) jika selalu memakan
lauk pauk tiap
Jamban Memenuhi Syarat : hari...............................................................................
Kepemilikan jamban : ya/tidak* ...........
Jenis jamban : leher angsa/cemplung* Menggunakan jamban sehat :
Coret yang salah atau tidak sesuai Ya/ Tidak* coret (Tidak) apabila selalu
dengan keadaan rumah keluarga menggunakan jamban
tersebut. sehat.............................................................................
Jarak septic tank dengan sumber air : ..............
………….. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu :
Sebutkan jarak dari septi tank ke Ya/ Tidak* (menguras, mengubur, menutup)
sumber air coret (Tidak) apabila di rumah tersebut
Contoh : 20 meter. membrantas jentik di rumah sekali
seminggu......................................................................
Tempat Sampah: ......................
Kepemilikan tempat sampah Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
;Ya/Tidak* Tidak* ........................................................
Jenis : Tertutup/Terbuka * Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Coret yang tidak sesuai dengan Tidak* .....................................................
keadaan di rumah tersebut. Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
……………………………………… Tidak* ............................................................
………… Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
coret salah satu yang tidak sesuai dengan keadaan
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan atau ondisi di rumah
Jumlah tersebut........................................................................
Anggota Keluarga (8m2/orang) ............
Ya/Tidak *
Coret yang tidak sesuai dengan
keadaan rumah tersebut.dan
sebutkan berapa meter
persegi/orang di rumah keluarga
tersebut.………………………………
36
keluarga
anggota keluarga
2.2.2 Diagnosa
Kode 00073
Definisi
Perilaku individu pendukung (anggota keluarga, orang terdekat, atau teman dekat)
Batasan karakteristik
1) Agitasi
2) Agresi
3) Depresi
5) Gangguan individualisasi
11) Pengabaian
12) Penolakan
2015)
38
dengan menggunakan skala prioritas yang ditemukan oleh Baylon dan Maglaya,
Menentukan skor untuk setiap kriteria. Kriteria terdiri dalam skala Boylon
1) Kriteria 1 yaitu sifat masalah yang lebih berat dan memerlukan tindakan segera
karena disadari dan dirasakan oleh keluarga. Yang termasuk tipologi dari
kriteria ini adalah ancaman kesehatan, keadaan kurang/tidak sehat dan situasi
kritis.
faktor-faktor berikut:
masalah.
3) Kriteria 3 yaitu potensial masalah untuk dapat dicegah yang tergantung faktor-
faktor berikut:
b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
memperbaiki masalah.
39
d) Adanya kelompok high risk yang menambah potensial masalah untuk dapat
dicegah.
2) Selanjutnya dibagi dengan angka yang tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
2.2.3 Intervensi
orang lain
12.Sediakan informasi aktual
mengenai diagnsis, penanganan,
dan prognosis
2.2.4 Implementasi
1) Tahap perisapan
2) Tahap pelaksanaan
d) Kompeten
b) Mendokumentasikan tindakan
2.2.5 Evaluasi
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat
Tujuan evaluasi
BAB 3
METODE PENULISAN
Desain penulisan yang di pakai dalam karya tulis ini adalah studi kasus
3.2Batasan Istilah
yang menjadi fokus studi kasus. Batasan istilah dalam studi kasus ini adalah
3.3Partisipan
44
Pada studi kasus ini di lakukan asuhan keperawatan pada keluarga yang
3.5Pengumpulan Data
1) Wawancara
Hasil anamnesa yang berisi tentang (identitas lengkap klien, keluhan utama,
dll). Sumber data dapat diperoleh dari klien, keluarga dan perawat lain (triangulasi
data).
3) Studi dokumentasi
(pemeriksaan diagnosti seperti hasil laboratorium, rongen dan urinalisis) serta data
Uji keabsahan data dimaksudkan untuk menguji kualitas data dan informasi
sehingga menghasilkan data dengan validitas tinggi. Uji keabsahan data dilakukan
dengan cara :
3.7Analisis Data
mendalam yang akan dilakukan untuk menjawab rumusan masalah. Urutan dalam
1) Pengumpulan data
2) Mereduksi data
Data dari hasil (wanwancara, observasi dan dokumen) yang telah disalin
dalam bentuk transkrip kemudian dikelompokkan menjadi data subyektif dan data
46
3) Penyajian data
Penyajian data dapat disajikan dalam bentuk tabel, gambar, bagan dan teks
4) Kesimpulan
Dari data yang disajikan, kemudian data di bahas dan di bandingkan dengan
memberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian pada responden, jika
responden menolak, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.
Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang di dapat untuk
3) Confidentiality (Kerahasiaan)
BAB 4
4.1 Hasil
dapur dan ruang makan, 1 kamar mandi dan WC. Tipe rumah permanen, keadaan
lantai terbuat dari keramik, ventilasi rumah cukup, sinar matahari dapat masuk
melalui jendela kaca disetiap ruangan ( total jendela 7 ).limbah rumah mengalir
Jarak septictank dengan WC ± 5 meter. Tn. S mendapatkan air bersih dari air Bor.
Tn. S tinggal sendiri dirumahnya semenjak istrinya meninggal pada tahun 2012.
Tn. S setiap pagi dan sore dikirimi makanan dan lauk oleh anak bungsunya yang
terletak di timur rumah Tn. S dengan jarak ± 25 meter. Anak Tn.S tiga orang,
yang pertama Tn.M yang bekerja di jakarta, Tn. S yang bekerja di bali, dan Ny. S
yang berada di timur rumahnya. Tn. S tinggal sendiri karena kemauannya sendiri,
rumah suaminya sejak pertama kali menikah dan mendapat restu dari ibunya
47
48
4.1.2 Pengkajian
Stressor yg dihadapi keluarga keluarga mengatakan “ semenjak istri saya meninggal, saya tidak
bisa menjaga kesehatan lagi, jika ada masalah saya yang
menyelesaikan masalah itu sendiri. Saat sakit, saya harus
menunggu anak-anak saya datang bekerja untuk ke
dukun/tukang pijet atau ke rumah sakit (puskesmas)”.
Hanya ada satu orang dalam rumah. membersihkan rumah sendiri dan rutin, kalau
sudah hampir hari raya anak-anak saya yang
membersihkan)
Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Tidak*
Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya/
Tidak* keluarga mengatakan, “saya tidak bisa
bekerja berat, berjalan jauh. Aktivitas saya tiap
hari hanya duduk dan menjaga rumah”.
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/ Tidak*
merokok didalam rumah
□Penggunaan alkohol dan zat adiktif : ya/tidak
Do :
Klien tampak meringis dan memegang
lututnya saat hendak berdiri dari duduk.
klien tampak sedih saat ditanya tentang cara
menyelesaikan masalah dalam keluarga.
TD: 140/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 36,5oC
P : 20x/menit
Urin Acid :
7,1 mg/dl
4.1.3Diagnosa keperawatan
No Tanggal Diagnosa Paraf
1 24 Agustus 2017 Ketidakmampuan koping keluarga
Kode : 00073
Domain 9. Koping/ toleransi stress
Kelas 2. Respon Koping
53
Rumus skoring:
Skor yang diperoleh x bobot
skor tertinggi
54
4.2 Pembahasan
Data keluarga Tn. S yang berusia 87 tahun tinggal sendiri dalam satu rumah,
istri Tn. S sudah lama meninggal, Tn memiliki 3 orang anak. Anak dan cucunya
sudah menikah, Tn. S yang dulu bekerja sebagai sopir, nampak sedih saat ditanya
tentang istrinya, mata Tn. S berkaca – kaca “istri saya meninggal pada tahun
2012, sejak dari waktu itu saya tinggal sendiri nak tidak ada teman untuk
bermusyawarah”.sejak tahun 2010 yang lalu Tn. S tidak bekerja lagi karena
usianya yang sudah tua dan istriya yang melarang untuk bekerja,” saya dilarang
untuk bekerja dengan istri saya karena sudah tua, anak – anak saya juga melarang
saya untuk bekerja nak”, saat ini Tn bekerja sebagai pedangang dan pembuat sapu
lidi.
kekuaatan fisik dan pendapat, mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga usia lanjut, tugas
perkembangan keluarga tidak dapat dijalankan, hal ini tidak sesuai dengan teori
yang ada karena Tn. S tidak dapat mempertahankan suasana rumah yang
Tn. S selalu merasa sedih saat mengingat istrinya, Tn. S tidak bersemangat untuk
terpisah dengannya, sehingga jika Tn. S sakit atau ada masalah yang mengganggu
fikirannya, Tn. S mengatakan tidak tahu harus bermusyarawah dengan siapa “jika
saya sakit atau memiliki masalah seperti tidak punya uang atau mengingat istri
saya, saya menyelesaikan sendiri, dan saya tidak bercerita pada anak dan cucu
Struktur keluarga yang terjadi pada keluarga tersebut pada pola komunikasi
disfungsional hal ini tidak sesuai dengan teori struktur keluarga, karena Tn. S
selalu menyembunyikan masalah yang dihadapi dari dari anak dan cucunya,
sedangkan pada peran keluarga tidak ada perbedaan dengan teori. Pengambilan
keputusan dalam keluarga keluarga mengatakan, “ bila ada masalah, saya selalu
mengatasi sendiri, tapi kalau anak-anak saya tahu mereka membantu masalah
yang sedang dialami tapi pendapat anak saya sering tidak sependapat dengan saya.
Saat ada istri saya, saya selalu bermusyawaroh dengan istri saya dalam
mengambil keputusan. Fungsi keluarga berjalan dengan baik, tidak ada masalah
Pola koping keluraga tidak efektif, stressor yang dihadapi Tn. S adalah
penyakit gout yang diderita oleh Tn.S, saat penyakitnya kambuh Tn. S hanya
berdiam diri tidak menceritakan kepada anaknya karena Tn.S takut anaknya
dapur dan ruang makan, 1 kamar mandi dan WC. Tipe rumah permanen, keadaan
lantai terbuat dari keramik, ventilasi rumah cukup, sinar matahari dapat masuk
melalui jendela kaca disetiap ruangan (total jendela 7).limbah rumah mengalir
62
Jarak septictank dengan WC ± 12 meter. Tn. S mendapatkan air bersih dari air
Bor, konsumsi buah dan sayur tidak setiap hari, ada anggota keluarga yang
merokok didalam rumah. Hal ini memenuhi syarat rumah sehat dan sesuai dengan
Anggota keluarga sangat peduli kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga
juga mengetahui masalah yang dialami anggota keluarganya yaitu asam urat/ gout
artritis dan hipertensi yang diderita oleh Tn. S, keluarga juga mengetahui
penyebab terjadinya gout dikarenakan Tn.S memiliki riwayat pola makan tidak
teratur pada saat masih bekerja dulu, tetapi keluarga tidak mengetahui tanda dan
gejala gout, keluarga hanya tahu saat Tn. S sudah sakit. Keluarga Tn. S sering
penyakitnya tidak parah, dan keluarga Tn. S tidak tahu manfaat faasilitas
Tn. S mengatakan “jika ada masalah saya selalu selesaikan sendiri pak,
kalau dulu saat masih ada istri saya, saya selalu bercerita dengan istri saya.
jika masalah ekonomi anak anak saya ikut membantu mengatasi masalah tersebut.
63
Saat saya sakit seperti sakit lutut, anak saya langsung memanggil tukag pijet
/dukun kerumah, saya berusaha sendiri dan tidak menceritakan pada anak anak
saya, jika anak anak saya tahu, saya bermusyarawoh dengan mereka. Tetapi,
pendapat dari anak anak saya jarang sesui dengan keinginan saya”.
Diagnosa keperawatan yang muncul sama pada tinjauan kasus pada kasus
tersebut yang sesuai dengan teori adalah sebagai berikut Ketidakmampuan koping
2015).
memiliki beberapa tujuan dan intervensi yang sesuai dengan data keluarga Tn. S.
Pada prinsipnya antara teori – teori yang ada pada buku acuan Nursing
dan intervensi ini sangat membantu peneliti dalam melakukan pengumpulan data
diterapkan pada klien. Hal ini disebabkan karena keadaan klien yang tidak
dilakukan karena keterbatasan klien dan waktu, akan tetapi hal itu dapat
digunakan klien.
Pada evaluasi semua masalah belum dapat teratasi. Terutama pada masalah
4 kali kunjungan masih teratasi sebagian, sehingga tidak sesuai dengan tujuan
mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang ada pada perencanaan. Sehingga
terlebih dahulu. Hal ini mengakibatkan kesulitan bagi peneliti untuk menyelesai
intervensi seperti teori, dan peneliti berharap dengan proses keperawatan yang
mengacu pada teori teori yang telah dipaparkan dapat berguna bagi peneliti dan
keluarga.
66
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
tahapan.
5.1.1 Pada tahap pengkajian, asuhan keperawatan pada anggota keluarga gout
membuat keputusan.
5.1.5Pada evaluasi mengacu pada kriteria hasil yang ada dalam intervensi yang
dibuat. Evaluasi yang didapat pada kasus tersebut dapat diatasi.Hal ini
pikirkan akan sulit sembuh akhirnya dengan melakukan pola hidup sehat.
5.2 Saran
5.2.1 Diharapkan pada masa yang akan datang dapat digunakan sebagai salah
5.2.2 Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk keluarga agar
kesehatan tentang gout artritis dan cara pencegahannya yang sesuai dengan
siaran radio, dan televisi atau melalui penyuluhan secara langsung oleh
pencegahan seperti pola hidup sehat, pengaturan diet yang benar dan
DAFTAR PUSTAKA
Yogyakarta: Mocomedia.
Bondowoso
lampung.
Ester, Monica. 2015. diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi. Jakarta. EGC
Friedman, Marilyn M. dkk. 2014. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori,
Moco Media.
Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid. 2014. Proses Keperawatan Teori dan
Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
InternaPublising.