Oleh :
PINTA NIATEKU
220202057
Dengan memanjatkan segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang selalu
melimpahkan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Asuhan Keperawatan Keluarga dan Komunitas Asuhan Keperawatan
Pada Ny.M Dengan Masalah Hipertensi Di Dusun VI Tanjung Gusta” Tahun 2023.
Dalam penyusunan askep ini, penulis mendapat banyak bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ivan Elizabeth Purba, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutara Indonesia.
3. Ns. Rumondang Gultom, M.K.M Selaku Dosen Koordinator dan Pembimbing
Akademik Stase Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
4. Ns. Siska Evi Simanjuntak, MNS Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
5. Ns. Rinco Siregar, MNS Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase Keperawatan
Komunitas dan Keluarga .
6. Ns. Adventy Riang Bevy Gulo, M.Kep, Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
7. Ns. Masri Saragih, M.Kep selaku Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
8. Ns. Flora Sijabat MNS selaku Selaku Dosen Pembimbing Akademik Stase
Keperawatan Komunitas dan Keluarga.
9. Seluruh pihak yang membantu dalam penyusunan dan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada Ny.M dengan masalah hipertensi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan asuhan keperawatan pada Ny.M dengan
masalahhipertensi. Masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan oleh karena itu,
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
asuhan keperawatan ini.
Medan, Februari 2023
Pinta Niateku
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal. Menurut Nurarif
A.H. & Kusuma H. (2016), hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik
sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan
masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda gejala khusus pada penyakit
hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas seperti biasanya.
Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes, 2018), orang-orang
akan tersadar memiliki penyakit hipertensi ketika gejala yang dirasakan semakin parah
dan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan dikarena sebagian besar
orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi. Hipertensi pada lansia
disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katub jantung yang
membuat kaku katub, menurunnya kemampuan memompa jantung, kehilangan
elastisitas pembuluh darah perifer, dan meningkatnya resistensi pembuluh darah
perifer (Nurarif A.H. & Kusuma H., 2016). Penyebab lansia menderita hipertensi
diatas karena kemunduran fungsi kerja tubuh.
Keluarga mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan dan
pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat. Bila terdapat masalah satu anggota keluarga akan menjadi
satu unit kelurga. Karena ada hubungan yang kuat antara kelurga dengan status
anggota kelurganya. Peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek keperawatan
kesehatan anggota kelurganya, untuk itulah keluargalah yang berperan dalam
menetukan cara asuhan yang diperlukan oleh keluarga (Dion & Betan, 2013).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan,
ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman ( 1998 ) dalam Dion
& Betan, ( 2013 ) yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan keluarga, membuat
keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,
mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat, menggunakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas keluarga tersebut harus
selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut tidak
dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.
Berdasarkan Pengkajian yang telah dilakukan di Desa Tanjung Gusta didapatkan hasil
27.6 % yang mengalami hipertensi pada usia dewasa. Untuk itulah perlu dilakukan
upaya pelayanan kesehatan keluarga dengan hipertensi yang salah satunya adalah
keluarga Ny.N Dari latar belakang di atas, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan
dengan asuhan keperawatan pada keluarga Ny. N
1.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian masalah pada latar belakang diatas, maka rumusan masalah
sebagai berikut :“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Ny.M Dengan Masalah
Sistem Kardiovaskular : Hipertensi Di Dusun VI Tanjung Gusta”.
1.2 Tujuan
Penulis mampu memberikan dan menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.M dengan
hipertensi secara komprehensif.
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu mendeskripsikan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi
pada Ny.M
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien Ny.M dengan masalah
hipertensi
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada pasien Ny.M dengan masalah
hipertensi
3. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan pada pasien Ny.M
dengan masalah hipertensi
4. Mahasiswa mampu melakukan implementasi pada pasien Ny.M dengan
masalah hipertensi
5. Mahasiswa mampu evaluasi keperawatan pada pasien Ny.M dengan masalah
hipertensi
6. Mahasiswa mampu melakukan pendokumentasian pada pasien Ny.M dengan
masalah hipertensi.
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Dalam ilmu sosiologi, keluarga memerlukan pelayanan kesehatan yang berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial maka tipe
keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta
keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perlu mengetahui bebagai
tipe keluarga.
1. Tradisional
a) The Nuclear Family (keluarga inti)
Keluarga terdiri suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
suatu rumah.
i) Kin-Network Family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Contoh: dapur,
kamar mandi, televisi, telepon, dan lain-lain.
1. Keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus utama pengkajian atau
asuhan.
2. Keluarga menjadi bagian depan dan anggota keluarga secara individu sebagai latar
belakang atau konteks.
3. Keluarga dipandang sebagai sistem yang saling berinteraksi.
4. Fokus hubungan dan dinamika keluarga secara internal, fungsi, dan struktur
keluarag sama baik dalam berhubungan dengan subsistem keluarga dalam
keseluruhan dan dengan lingkungan luarnya.
5. Sistem keperewatan keluarga menggunakan pengkajian klinik lanjut (advanced)
dan keterampilan intervensi berdasarkan integrasi keperawatan, terapi keluarga,
dan teori sistem.
Tingkat V : keluarga sebagai komponen sosial
Pada tingkatan ini, keluarga digambarkan sebagai salah satu bagian (subsistem) dari
sistem yang lebih besar, yaitu komunitas (sosial). Keluarga di pandang sebagai salah
satu lembaga dasar dimasyarakat, seperti lembaga pendidikan, kesejahteraan, atau
agama.
2.1.4 Struktur Keluarga
Peran menunjukkan pada beberapa set perilaku yang bersifat homogen dalam
situasi sosial tertentu. Peran lahir dari hasil interaksi sosial. Peran biasanya
menyangkut posisi dan posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam
suatu sistem sosial tertentu.
Peran formal berkaitan dengan posisi formal keluarga, bersifat homogen. Peran
formal yang standar dalam keluarga, antara lain: pencari nafkah, ibu rumah
tangga, pengasuh anak, supir, tukang renovasi rumah, tukang masak, dan lain-
lain. Jika dalam keluarga hanya terdapat sedikit orang untuk memenuhi peran
tersebut, maka anggota keluarga berkesempatan untuk memerankan beberapa
peran dalm waktu yang berbeda.
1. Peran parental dan perkawinan
2. Peran-peran dalam keluarga
3. Peran seksual perkawinan
4. Peran ikatan keluarga atau kinkeeping
5. Peran kakek/nenek
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang antaranya :
a) Ayah
Struktur dan fungsi merupakan hubungan yang dekat dan adanya interaksi yang
terus-menerus antara yang satu dengan yang lainnya. Struktur didasari oleh
organisasi (keanggotaan dan pola hubungan yang terus menerus).
Fungsi keluaraga menurut Friedman (2003)
Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini
merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan
systole > 140 mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di mana tekanan
yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan
ginjal.
2.2.2 Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2000) penyebab hipertensi dibagi menjadi 2,
yaitu :
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi
dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih
90% penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10%
nya tergolong hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada
usia 30-50 tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit
renovakuler, aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan
penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi
penyebab timbulnya hipertensi primer, termasuk faktor lain yang
diantaranya adalah faktor stress, intake alkohol moderat, merokok,
lingkungan, demografi dan gaya hidup.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita
hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1. Elastisitas dinding aorta menurun
2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kekmampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
c. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya
melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang
minum air putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada
keturunan hipertensi maupun diabetes mellitus. Berat badan yang
berlebih akan membuat aktifitas fisik menjadi berkurang. Akibatnya
jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.Obesitas dapat
ditentukan dari hasil indeks massa tubuh (IMT). IMT merupakan alat
yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya
yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.
Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas
18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil dan olahragawan (Supariasa, 2012).
2.2.4 Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhirespon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan
hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh
darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal
menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
2.2.6 Patofisiologi
Pengontrol mekanisme kontraksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di
bagian pusat vasomotor didalam otak tepatnya di medulla. Dari sini
bermula jaras saraf simpatis, yang kemudian berlanjut kebawah korda
spinalis serta dikeluarkan dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdomen. Rangsangan ini dikirim ke Impuls yang merambat
melalui sistem saraf menuju Gnglia simpatik. Hal ini , neuron preganglio
melepaskan asetilkolin, yang dapat merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah. Kemudian dilepaskan noreepineprin yang
berakibat pembuluh darah berkonstriksi
4. Gagal jantung
Tekanan darah yang terlalu tinggi memaksa otot jantung bekerja lebih
berat untuk memompa darah yang menyebabkan pembesaran otot jantung
kiri sehingga jantung mengalami gagal fungsi. Pembesaran pada otot
jantung kiri disebabkan kerja keras jantung untuk memompa darah.
2.2.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah di atas 140/90 mmHg.
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, alamat sebelum
tinggal di panti, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan sebelumnya,
pendidikan terakhir, tanggal masuk panti, kamar dan penanggung jawab.
2. Riwayat keluarga
Menggambarkan silsilah (kakek, nenek, orang tua, saudara kandung,
pasangan, dan anak-anak).
3. Riwayat pekerjaan
Menjelaskan status pekerjaan saat ini, pekerjaan sebelumnya, dan
sumbersumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan yang
tinggi.
4. Riwayat lingkungan hidup
Meliputi : tipe tempat tinggal, jumlah kamar, jumlah orang yang tinggal
di rumah, derajat privasi, alamat, dan nomor telpon.
5. Riwayat rekreasi
Meliputi : hoby/minat, keanggotaan organisasi, dan liburan.
6. Sumber/system pendukung
Sumber pendukung adalah anggota atau staf pelayanan kesehatan seperti
dokter, perawat atau klinik.
7. Deksripsi Harian Khusus Kebiasaan Ritual Tidur
Menjelaskan kegiatan yang dilakukan sebelum tidur. Pada pasien lansia
dengan hipertensi mengalami susah tidur sehingga dilakukan ritual
ataupun aktivitas sebelum tidur.
8. Status kesehatan saat ini
Meliputi : status kesehatan umum selama stahun yang lalu, status
kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan kesehatan
utama, serta pengetahuan tentang penatalaksanaan masalah kesehatan.
9. Obat-obatan
Menjelaskan obat yang telah dikonsumsi, bagaimana mengonsumsinya,
atas nama dokter siapa yang menginstruksikan dan tanggal resep.
10. Status imunisasi
Mengkaji status imunisasi klien pada waktu dahulu.
11. Nutrisi
Menilai apakah ada perubahan nutrisi dalam makan dan minum, pola
konsumsi makanan dan riwayat peningkatan berat badan. Biasanya
pasien dengan hipertensi perlu memenuhi kandungan nutrisi seperti
karbohidrat, protein, mineral, air, lemak, dan serat. Tetapi diet rendah
garam juga berfungsi untuk mengontrol tekanan darah pada klien.
12. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan suatu proses memeriksa tubuh pasien dari
ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk menemukan tanda
klinis dari suatu penyakit dengan teknik inpeksi, aukultasi, palpasi dan
perkusi.
Pada pemeriksaan kepala dan leher meliputi pemeriksaan bentuk kepala,
penyebaran rambut, warna rambut, struktur wajah, warna kulit,
kelengkapan dan kesimetrisan mata, kelopak mata, kornea mata,
konjungtiva dan sclera, pupil dan iris, ketajaman penglihatan, tekanan
bola mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan septum
nasi, menilai ukuran telinga, ketegangan telinga, kebersihan lubang
telinga, ketajaman pendengaran, keadaan bibir, gusi dan gigi, keadaan
lidah, palatum dan orofaring, posisi trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena
jugularis serta denyut nadi karotis.
Pada pemeriksaan payudara meliputi inpeksi terdapat atau tidak kelainan
berupa (warna kemerahan pada mammae, oedema, papilla mammae
menonjol atau tidak, hiperpigmentasi aerola mammae, apakah ada
pengeluaran cairan pada putting susu), palpasi (menilai apakah ada
benjolan, pembesaran kelenjar getah bening, kemudian disertai dengan
pengkajian nyeri tekan).
2. ancaman 1
3. krisis
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
1. dengan mudah 2 2
2. hanya sebagian 1
3. tidak dapat 0
harus ditangani
2. ada masalah 1
tapi tidak
perlu ditangani
0
3. masalah tidak
dirasakan
2. Skoring
X X X X
Ket :
: Perempuan : Keturunan
: Pasien
Ecomap Family :
Tempat
Ibadah
Keluarga
Keluarga Tn. M
tn .b
Keluarga
Ny. N Keluarga
Ny. P
Keluarga
Ny. E
Lahan
kosong
Penghasilan : ± 1.600.000/bulan
Upaya lain : tidak ada upaya lain
Harta benda yang dimiliki (perabot,transportasi,dll)
Tv, Lemari, sofa, Kulkas, Kipas,Sepada Motor
3. Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Luas rumah : 3 x 8
Tipe rumah : Permanen
Kepemilikan : Rumah sendiri
Jumlah dan ratio kamar/ ruangan : Kamar tidur 2, kamar mandi 1, ruang
tamu, ruang nonton dan makan
Ventilasi /jendela: terdapat ventilasi namun jarang di buka
Pemanfaatan ruangan : terdapat 3 kamar tidur 1 kamar mandi, dapur,
ruang tamu,ruang dapur
K. M
K. T K. T
Dapur
R. Keluarga
K. T
R. Tamu
Septi tank : ada
Sumber air minum : PDAM
Kamar Mandi : 1 Bersih
Sampah : tidak memakai Limbah RT tempat yang tertutup
Kebersihan lingkungan : Lingkungan sampah bersih
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Kebiasaan: Aktif dimasyarakat mengikuti pengajian, kegiatan
senam pagi dan Ny “M”
Aturan/kesepakatan
Setiap bulan ada pengutipan uang sampah
Budaya
Selalu saling tolong menolong
c. Perkumpulan dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga sering mengikuti wirit dan pengajian
d. System pendukung keluarga:
Jumlah anggota keluarga yang tinggal di rumah untuk saat ini 4 orang,
yaiut Tn.Z, Ny. M dan anak-anak.
c. Struktur peran ( peran masing – maing anggota keluarga) : Ny.M berperan sebagai
kepala keluarga.
d. Nilai norma keluarga : Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur,
demikian pula
e. dengan sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap sakit ada obatnya, bila
ada keluarga yang sakit dibawa ke puskesmas
I. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit langsung dibawa
ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
b. Fungsi sosialisasi
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam keluarga baik
dan selalu mentaati norma yang baik.
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Interaksi dan hubungan keluarga baik
3) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan: Ny.M
4) Kegiatan keluarga waktu senggang: Menonton TV
5) Partisipasi dalam kegiatan sosial : Selalu ikut dalam kegiatan gotong royong.
c. Fungsi perawatan kesehatan ( 5 tugas keluarga dibidang kesehatan)
1) Mengenal Masalah : Ny.M kurang mengetahui masalah kesehatan yang
dialaminya saat ini
2) Mengambil keputusan masalah terhadap keluarga yang sakit : keluarga hanya
mengetahui sedikit tentang kesehatan anggota keluarga, berusaha agar sakitnya
tidak parah
3) Merawat keluarganya yang sakit : bila ada anggota keluarga yang sakit keluarga
merawat
4) Memodifikasi lingkungan dalam dan luar rumah : keluarga selalu menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan
5) Memanfaatkan fasilitas kesehatan : mengantarkan ke rumah sakit atau petugas
kesehatan
d. Fungsi reproduksi
1) Perencanaan jumlah anak : tidak ada
2) Akseptor : Ya yang digunakan lamanya
3) Akseptor : Belum alasannya
4) Keterangan lain:
e. Fungsi ekonomi
b. Stressor jangka panjang : Ny.M khawatir tentang penyakitnya dan takut akan lebih
parah
e. Strategi adaptasi fungsional : Ny.M bila sedang sakit pusing maka dibuat tidur atau
istirahat.
HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya: Ny.M berharap selalu sehat dengan usia yang
sudah 45 tahun, namuin harapannya selalu diberi Kesehatan.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Ny.M berharap petugas kesehatan selalu
memberikan pelayanan, pengobatan terbaik untuk masayarakat apalagi lansia.
PEMERIKSAAN FISIK
NAMA ANGGOTA KELUARGA
NO. VARIABEL
Tn.Z Ny.M Ny.S Tn.A Ny.A
4. Riwayat Penyakit -
Sebelumnya
9. Sistem Persarafan
Typologi Masalah
No Daftar masalah kesehatan
1. ACTUAL
1. Defisit pengetahan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah hipertensi yang terjadi pada keluarga Ny.M
.
9. Pengkajian 5 tugas keluarga
No Kriteria Pengkajian
2 Mengambil keputusan yang tepat Keluarga Ny.M Setiap ada masalah selalu
dimusyawarahkan kepada semua anggota keluarganya.
Karena kurang pengetahuan keluaga membawa untuk
kepuskesmas dan menyiapkan makanan yang biasa
3 Merawat anggota keluarga yang Keluarga mengatakan tidak tau merawat Ny.M dan
sakit masih menyiapkan makanan yang biasa
4. Memodifikasi lingkungan Keluarga masih sudah mampu memodifikasi lingkungan
1 DS Ketidakmampuan Ketidakmampuan
- Klien mengatakan belum keluarga mengenal koping keluarga
tau seperti apa
masalah
penyakitnya
- Klien mengatakan jika
mengkomsumsi daging
atau makanan berlemak
maka akan menimbulkan
nyeri
DO
- Klien terlihat bingung
- Klien diam ketika diberi
pertanyaan seputar
penyakitnya
2 DS Ketidakmampuan Manajemen
- - Klien mengatakan jika keluarga Ny.M Kesehatan
terjadi serangan ia hanya Keluarga Ny.M
memanfaatkan
meminum obat dan istirahat Tidak Efektif
- - keluarga mengatakan jika fasilitas kesehatan
terjadi serangan tidak yang ada
membawa klien kepuskesmas
DO
- - Klien terlihat lemas
- - TD: 160/100 mmHg
DO:
Total 2 1/6
Total 3 1/3
Defisit pengetahan Setalah dilakukan Setelah dilakukan 2 keluar keluarga mampu 1. Bina hubungan saling
berhubungan pendidikan kali pertemuan ga mengenal masalah percaya
1 kesehatan tentang keluarga mengerti mamp tentang kesehatan 2. Kaji tingkat
dengan
hipertensi keluarga tentang hipertensi u pengetahuan keluarga
Ketidakmampuan mengetahui apa itu meng 3. Berikan pendidikan
keluarga mengenal hipertensi enal kesehatan tentang
masal hipertensi
masalah hipertensi
ah 4. Evaluasi tingkat
yang terjadi pada tentan pengetahuan keluarga
keluarga Ny.M g
keseh
atan
Manajemen keluarga mampu Setelah dilakukan keluarga Keluarga mampu Anjurkan untuk untuk
Kesehatan m e n g g u n a k a n iintervensi 3 kali mampu memanfaatkan pergi atau
2 fasilitas pertemuan keluarga kepelayanan fasilitas memanfaatkan fasilitas
Keluarga Tidak
pelayanan mampu kesehatan kesehatan. kesehatan bila terjadi
Efektif pada Ny.M k e s e h a t a n . menggunakan serangan
di keluarga Ny.M pelayanan
kesehatan
berhubungan
dengan
Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
Penurunan Koping Setalah dilakukan Keluraga mampu Keluarga 1. Kaji skala nyeri
Keluarga tidak intervensi memutuskan mampu 2. Demonstrasikan cara
3 keperawatan untuk merawat, merawat Membuat jus tomat
efektif pada Ny.M
keluarga mampu meningkatkan atau anggota 3. kolaborasi pemberian
berhubungan merawat anggota memperbaiki keluarga obat sesuai indikasi
dengan keluarga yang sakit kesehatan untuk yang diberikan
meningkatkan
ketidakmampuan
atau
keluarga Ny.M memperbaiki
mengambil kesehatan.
keputusan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1 Senin, 30 Januari 5. Membina hubungan saling percaya S: Keluarga Ny.M mengatakan sudah
2023 6. Mengkaji tingkat pengetahuan
Pukul 17.00 WIB keluarga mengetahui tentang hipertensi
7. Memberikan pendidikan kesehatan O: Keluarga Ny.M mampu menyebutkan
tentang hipertensi kembali definisi, penyebab, tanda dan gejala
8. Mengevaluasi tingkat pengetahuan hipertensi
keluarga A: Masalah teratasi
P: Intervensi dipertahankan
- Mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga
2 Selasa, 31 Januari 1. Mengkaji skala nyeri S: Ny.M mengatakan nyeri kepala timbul saat
2023 2. Mendemonstrasikan cara membuat jus tomat mengkomsumsi daging
Pukul 17.00 WIB O:
- TD :160/100mmHg
- Suhu : 36,0 C
- Ny.I tampak memegangi kepala dan leher
A : Masalah belum teratasi
P :Lanjutkan intervens
- Kaji skala nyeri
- Anjurkan klien teratur mengonsumsi jus tomat
- Kolaborasi pemberian obat
3 Rabu, 1 Februari Menganjurkan untuk untuk pergi atau S: Keluarga mengatakan sudah memanfaatkan
2023 memanfaatkan fasilitas kesehatan bila terjadi fasilitas kesehatan bila terjadi serangan
Pukul 16.00 WIB serangan O: -
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi
BAB 4
PEMBAHASAN
1.1 Pengkajian
Setelah Pengakajian merupakan satu tahapan dimana perawat mengambil data
yang ditandai dengan pengumpulan informasi terus menerus dan keputusan
professional yang mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai sumber : wawancara,
observasi rumah keluarga dan fasilitasnya, pengalaman yang dilaporkan
anggota keluarga (Padila, 2012).
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas penulis melakukan pengkajian pada
keluarga Tn.Z dengan menggunakan format pengkajian keluarga, metode
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah data yang
diperlukan. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 30 januari 2023 Ny.M
yang berusia 84 tahun mengalami hipertensi, menurut Black & Hawks (2014)
pada tinjauan pustaka orang yang beresiko hipertensi yaitu berusia antara 30-
50 tahun dan wanita lebih beresiko terjadi hipertensi.
5.1 Kesimpulan
Pengkajian, berdasarkan hasil pengkajian ditemukan data Ny.M dengan
keluhan sakit kepala, pusing, nyeri tengkuk, jantung terasa berdebar dan klien
mengatakan kesulitan tidur jika sakit kepala itu muncul. Klien mengatakan
bahwa dari anggota keluarga dari suami atau istri tidak ada yang memiliki
riwayat hipertensi hanya Ny.M yang mengalami hipertensi
5.1 Saran
Penulis memberikan seran sebagai berikut :
1. Untuk pencapaian hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan
hubungan yang baik dan keterlibatan klien, keluarga dan tim kesehatan
lainnya.
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
(Yogyakarta).
Ekarini, N. L. P., Wahyuni, J. D., & Sulistyowati, D. (2020). Faktor - Faktor yang
Berhubungan dengan Hipertensi pada Usia Dewasa. 5(1), 61–73.
Fatmawati, B. R., Suprayitna, M., Prihatin, K., & Hajri, Z. (2022). Taklukkan
Hipertensi Cegah Dengan Diet Dash. Jurnal LENTERA, 2(2), 192–199.
Kadir, S. (2019). Pola Makan dan Kejadian Hipertensi. Jambura Health and Sport
Journal, 1(2), 50–60.
Permata, F., Andri, J., Padila, P., Andrianto, M., & Sartika, A. (2021). Penurunan
Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi Menggunakan Teknik Alternate Nostril
Breathing Exercise. Jurnal Kesmas Asclepius, 3(2), 60–69.
Sartika, A., Andri, J., & Padila, P. (2022). Progressive Muscle Relaxation (PMR)
Intervention with Slow Deep Breathing Exercise (SDBE) on Blood Pressure of
Hypertension Patients. Journal of Nursing and Health, 2(2), 65–76.
WHO. (2019). Global Target 6:A 25% relative reduction in the prevalence of reise
blood pressure or contain the according to national circumstances.