Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan limpahan berkah dan karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah ini di susun sebagai salah satu Tugas Mata Kuliah Komunitas. Dalam
proses pembuatan hingga penyelesaian makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
Makalah ini, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk
perbaikan di masa yang akan datang, semoga Allah SWT selalu merahmati kita
semua. Amin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 46
B. Saran ................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 48
i
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian
adalah beberapa hal yang di duga sebagai faktor yang berperan terhadap
hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta
dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi, hal ini berarti juga
menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeks,
yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indonesia. Untuk lebih mengenal
serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi.
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama
dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan diastolik lebih besar atau sama
gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau
jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-
1
Oleh karena itu negara Indonesia yang sedang membangun di segala
program pencegahan yang terarah, Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
hipertensi.
2
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
terdiri atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang
dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun
sebagai keluarga.
dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau
ayah dan anak-anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. Lain halnya menurut
BKKBN (1999) dalam Yolanda (2017), keluarga adalah dua orang atau lebih
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan,
memiliki hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan
1. Bentuk keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
2) Keluarga adopsi.
jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang
menguntungkan baik bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak orang
menginginkan mereka
(Friedman, 2010).
oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang akan
pasangan sejenis.
5
4) Keluarga dengan orang tua tunggal
bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak terdiri
atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman–teman seperti mereka
yang sama – sama tinggal di rumah pensiun, rumah jompo, atau hidup
diri dengan situasi keluarga yang baru, anak – anak seing kali
memiliki masalah koping yang lebih besar karena usia dan tugas
7) Keluarga binuclear
anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah
6
tingkat kerjasama dan waktu yang dihabiskan dalam setiap rumah
2. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) dalam Yolanda 2017:
a. Fungsi afektif
utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
cara menjalankan fungsi dan memikul peran social orang dewasa seperti
peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian
status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada
anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi
saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
7
d. Fungsi perawatan kesehatan
e. Fungsi ekonomi
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
3. Struktur keluarga
Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur peran,
pengambilan keputusan.
a. Struktur peran.
Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang
nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat
c. Proses komunikasi
Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan proses
komunikasi disfungsonal.
8
1) Proses komunikasi fungsional.
pengerim dan penerima pesan yang baik isi maupun tingkat intruksi
pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan antara isi dan tingkai
intruksi.
kemampua atau potensial, actual dari individu anggota keluarga yang lain.
Lain halnya menurut menurut Padila (2012) dalam Yolanda (2017), struktur
diantaranya adalah :
9
a. Patrilineal
b. Matrilineal
c. Matriloka
d. Patrilokal
e. Keluarga kawin
10
penyebab yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
membuat keputusan.
perawatannya).
psikososial).
11
4) Upaya pencegahan penyakit.
a. Sebagai pendidik
kesehatan.
12
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
menjadi
f. Sebagai fasilitator
mengatasi masalah.
13
g. Sebagai peneliti
intim yang baru.Tahap ini juga disebut sebagai tahap pernikahan. Tugas
bulan.Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci menjadi
14
membentuk keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil
keluarga besar dengan menambah peran menjadi orang tua dan menjadi
kakek/nenek
berusia 2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat
ini dapat terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan
keluarga
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu
15
menyosialisasikan anak- anak termasuk meningkatkan restasi,
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau
selama enam atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak
meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal
dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada
untuk meberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar
pertama dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”,
ketika anak terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas keluarga pada
16
ini adalah menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,
salah satu atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan
(Yolanda, 2017).
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh
darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin &
Hardhi 2015)
darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh
17
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
2. Patofisiologi Hipertensi
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor
ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini,
18
pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan
bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
tahanan perifer (
3. Etiologi
bagian yaitu:
akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat
hipertensi.
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat
diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah
sebagai berikut :
1) Riwayat keluarga
20
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada
2) Usia
3) Jenis kelamin
lebih besar.
4) Etnis
21
terhadap vasopressin, tinginya asupan garam, dan tinggi stress
lingkungan.
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien
darah besar.
2) Stress
3) Obesitas
4) Nutrisi
22
menstimulasi mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat.
pengembangan hipertensi.
5) Penyalahgunaan obat
secara langsung.
5. Manifestasi Klinis
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
pembuluh darah, dan pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus
23
beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner & Suddart,
pusat,
glomerolus.
kapiler.
6. Pemeriksaan Penunjang
ginjal.
(meningkatkan hipertensi).
diuretik.
24
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat
meningkatkan hipertensi.
primer (penyebab).
katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
25
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
7. Komplikasi
terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya & Putri (2013), sebagai
berikut :
a. Jantung
akan
b. Otak
26
c. Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat
d. Mata
8. Penatalaksanaan
Suddart, 2015).
a. Terapi nonfamakologis
hidup
kolesterol namun kaya dengan serat dan protein, dan jika berhasil
empat kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum
tinggi buah dan sayur seperti : pisang, alpukat, papaya, jeruk, apel
28
langsung dengan timbulnya hipertensi, tetapi merokok dapat
Terapi pijat Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada
energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka
b. Terapi farmakologis
hipertensi yaitu:
1) Diuretik
29
Contoh obat diuretik Kuat adalah Hidroklorotiazid, Klortalidon,
Enalapril,
Ramipril,
AT1 dan AT2. Reseptor AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh
30
angiotensin seperti: vasokontriksi, sekresi aldosteron, rangsangan saraf
Irbesartan,
5) Antagonis Kalsium
Diltiazem.
c. Komplikasi
darah otak.
1. Pengkajian
masyarakat yang dilaksanakan pada orang baik sehat maupun sakit secara
2011).
a. Data umum
keluarga
32
3) Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat keluarga inti
pelayanan kesehatan.
c. Pengkajian lingkungan
ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling
33
status kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan
secara medis : status imunisasi anak, kebersihan gigi setelah makan, dan
berikut :
dangkal, nadi cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan
jantung
didapatkan bunyi kuat dan keras pada katup aorta dan katup
mitral.
35
ikterus bilamana ada gagal jantung dan dilakukan pemeriksaan
mata.
kemih penuh.
36
keperawatan. Diagnosis keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan
informasi
37
Tabel. 3. Rencana intervensi Keperawatan
a. Pengetahuan: Proses
penyakit
keputusan perawatan
HT
a. Partisipasi dalam
mengambil keputusan
38
3. Keluarga dapat merawat - Pengajaran : diet
HT - Pengajaran:
latihan yang
disarankan
d. TTV
e. Pain Level
lingkungan untuk
perawatan penderita HT
a. Faktor resiko HT
fasilitas pelayanan
kesehatan
a. Kepatuhan: perilaku
menerima
39
pelayanan
kesehatan
2 Ketidakefektifan 1. Keluarga dapat mengenal Pengajaran proses
penyakit
menajemen masalah HT
keluarga
a. Pengetahuan: Proses
penyakit
keputusan perawatan
a. Berpartisipasi dalam
memutuskan perawatan
kesehatan
keluarga yang
sakit:
a. Manajemen penyakit
kronis
b. Vital sign
4. Keluarga mampu Manajemen
lingkungan yang
memodifikasi aman
lingkungan
a. Pengendalian factor
resiko
40
5. Keluarga mampu Konsultasi
menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan
a. Perilaku mencari
pelayanan
41
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
binaannya.
B. Diagnosa Keperawatan
maupun potensial.
ditingkatkan.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan
2. Intoleransi aktivitas
6. Ketidakefektifan koping
7. Defisit pengetahuan
8. Ansietas
9. Resiko cidera
C. Intervensi Keperawatan
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
secara langsung dan dilakukan secara kontinu, (Nursing) yaitu rencana tindakan
masalah,
43
serta menentukan prioritas, intervensi tidak bersifat rutin, acak atau standar tetapi
D. Implementasi Keperawatan
Klien dan keluarga dapat menilai potensi dan kemampuan sumber daya sendiri
E. Evaluasi Keperawatan
subyektif dari wawancara atau ungkapan langsung pasien, O(obyektif) berisi data
44
mandiri, kolaboratif, diagnosis laboratorium maupun konseling sebagai tindak
mengembangkan sumber daya dalam keluarga. Hal ini sesuai dengan konsep
tahap yang menentukan apakah tujuan yang telah ditetapkan mudah atau sulit
masalah kesehatan, mampu merawat anggota keluarga yang sakit dan mampu
yang tersedia.
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
bagian yaitu Hipertensi primer atau esensial dan Hipertensi Sekunder atau
Hipertensi Renal.
BUN, glukosa, kalium serum, kalsium serum, kolesterol dan trigeliserida serum,
pemeriksaan tiroid, urinalisa, VMA urin, asam urat, steroid urin dan juga IVP.
menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai
darah dari arteri tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
46
Penulis banyak berharap para pembaca sudi memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pasien hipertensi.
47
DAFTAR PUSTAKA
Amin Huda Nurarif, Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berda
sarkan Diagnose Medis &NANDA NIC-NOC Edisi Revisi Jilid 2.
Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
Friedman, Marilyn, 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga, konsep dan praktik. EGC.
Jakarta
Haryanto, A., dan Rini, S. (2015). Keperawatan Medikal Bedah 1. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta
48