Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny.

M DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA HIPERTENSI
DI RT 014 / RW 003 DESA PASSO
KECAMATAN BAGUALA
KOTA AMBON

Disusun Oleh:
JESISCA SILVIA M TEURUPUN
NIM. 01.2.17.00612

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
BAB I
TINJAUAN TEORI

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan masalah kesehatan publik utama di seluruh dunia dan

merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskuler tersering, serta belum

terkontrol optimal di seluruh dunia. Namun, hipertensi dapat dicegah dan

penanganan efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung.

Hipertensi berdasarkan kriteria JNG didefinisikan sebagai suatu kondisi

dimana tekanan darah sistolik lebih atau sama 140 mmHg atau tekanan darah

diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg. Hipertensi mengakibatkan

pada 1/2 penyakit jantung koroner dan sekitar 2/3 penyakit serebrovaskular

(Budi, 2015)

Prevalensi hipertensi pada populasi global usia diatas 20 tahun pada tahun

2000 sebesar 26,4% (1 milyar jiwa); 26,6% laki- laki, 26,1% perempuan.

Menurut Budi dkk diperkirakan tahun 2025 prevalensi hipertensi meningkat

menjadi 60%. Di negara- negara maju, prevalensi hipertensi pada laki- laki

37,4%, pada perempuan 37,2%. Hipertensi di Amerika Serikat (20,3%0 dan

Kanada (21,4%) lebih rendah dibandingkan beberapa negara Eropa, seperti

Swedia (38,4%), Italia (37,7%), Inggris (29,6%), Spanyol (40%), dan Jerman

(55,3%). Di bekas negara sosialis, prevalensi hipertensi pada laki- laki 35,3%,

perempuan 39,1%. Prevalensi di Asia termasuk Cina sebesar 20,0%, Korea

22,9%. Perkiraan pada tahun 2025 terjadi peningkatan prevalensi hipertensi

pada populasi global menjadi 29,2% (1,56 miliar), hal ini terutama didasarkan

pada peningkatan tajam hipertensi di negara sedang berkembang. Pada tahun


2030, 23 juta kematian kardiovaskuler dan sekitar 85% terjadi pada negara

penghasilan rendah sampai menegah. Pencegahan hipertensi adalah mungkin,

di mana deteksi dini dapat mengurangi insiden komplikasi termasuk stroke,

penyakit jantung koroner, pegal jantung, dan penyakit ginjal (Budi, 2015).

Hipertensi dapat dikontrol sehingga mencapainilai normal dan stabil. Sebagian

besar penderita hipertensi membutuhkan proses pengobatan dalam jangka

waktu lama. Tatalaksana pengobatan hipertensi yang baik dapat membantu

proses pencegahan atau penundaan terjadinya masalah kesehatan akibat

hipertensi.

Prinsip penatalaksanaan pengobatan hipertensi adalah menjadikan tekanan

darah seseorang mencapai nilai kurang dari 140/90 mmHg atau nilai kurang

dari 130/80 mmHg. Perlakuan pertama yang dilakukan adalah memodifikasi

gaya hidup (Ilifestyle) menjadi gaya hidup sehat (Yunita, 2014).

1.2 Batasan Penulisan


Dalam penulisan laporan, penulis membatasi ruang lingkup dalam asuhan
keperawatan pada keluarga dan anggota keluarga yang sakit dengan
hipertensi. Penulis hanya melakukan asuhan keperawatan keluarga pada
masalah yaitu: “
Hipertensi” yang dilaksanakan selama 2 hari.
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan pada
sistem kardiovaskuler hipertensi.
2. Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada keluarga dengan gangguan
hipertensi.
2. Mampu menganalisa data untuk merumuskan masalah pada keluarga
dengan gangguan hipertensi.
3. Mampu menyusun diagnosa pada keluarga dengan gangguan
hipertensi.
4. Mampu memprioritaskan masalah keperawatan dengan cara scoring.
5. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga dengan
gangguan hipertensi.
6. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan keluarga pada gangguan
hipertensi.
7. Mampu melakukan evaluasi pada keluarga dengan gangguan
hipertensi.
8. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperawatan dalam
bentuk narasi.
9. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat, serta
dapat mencari solusinya.
10. Mampu memberikan sumbang saran untuk meningkatkan asuhan
keperawatan keluarga.

1.4 Metode dan Sistematika Penulisan


1.4.1 Metode Penulisan
Dalam penyusunan penulisan laporan ini penulis menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dan
teknik penulisan yang digunakan antara lain :
1. Wawancara
Wawancara merupakan pembicaraan terarah yang dilakukan bertatap
muka secara jarak jauh melalui media elektronik yaitu telepon genggam.
Wawancara untuk memperoleh data dapat dilakukan secara formal yaitu
pada saat melakukan pengambilan riwayat kesehatan keluarga.
Wawancara informal yaitu pada saat melakukan implementasi
keperawatan yang memungkinkan keluarga memberikan informasi
tentang permasalahan kesehatan yang mungkin ada.
a) Keluarga
Untuk mendapatkan informasi tentang biografi, anggota keluarga,
tingkat pengetahuan keluarga, status kesehatan keluarga, status
kesehatan anggota keluarga, masalah – masalah kesehatan maupun
keperawatan serta kesulitan – kesulitan yang dihadapi keluarga untuk
meningkatkan kesehatannya.
b) Petugas kesehatan dan tokoh masyarakat setempat.
2. Observasi
Pengamatan yang dilakukan terhadap keluarga baik secara langsung
maupun tidak langsung untuk memperoleh data, dimana penulis ikut
serta memberikan asuhan keperawatan keluarga melalui pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
3. Studi dokumentasi
Pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan yang ada dan
sekaligus mempelajari buku-buku atau referensi yang berguna untuk
memperoleh dasar-dasar teori yang berhubungan dengan rheumatoid
arthritis serta permasalahannya sehingga dapat digunakan untuk landasan
dalam pemberian asuhan keperawatan pada keluarga.

1.4.2 Sistematika Penulisan


Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai laporan ini, maka
penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari empat BAB
yaitu :
BAB I : Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang, batasan masalah,
tujuan penyusunan laporan, metode dan sistematika penulisan
BAB II : Berisi tentang tinjauan teori yang meliputi konsep keluarga,
konsep teori kasus rheumatoid arthritis (defisnisi, etiologi,
manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan),
dan konsep asuhan keperawatan
BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan
keperawatan, dan evaluasi keperawatan
BAB IV : Berisi kesimpulan dan saran
Kemudian dilanjutkan dengan penulisan daftar pustaka serta lampiran-
lampiran yang berisi SAP, Lembar HE, dan Leaflet yang berkaitan dengan
masalah

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Pengertian
Keluarga sebagai bagian sub sistem didalam masyarakat memiliki
karakteristik yang unik dalam kehidupan keluarga tersebut. Banyak ahli
menguraikan pengertian keluarga sesuai dengan perkembangan social
masyarakat. Berikut akan dikemukakan beberapa pengertian keluarga.
a. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang berasal dari kelompok
keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling mengikutsertakan
dalam kehidupan yang terus menerus, biasanya bertempat tinggal dalam
satu rumah, mempunyai ikatan emosional dan adanya pembagian tugas
antara satu dengan yang lainnya (menurut buku keperawatan keluarga
karya Tantut Susanto tahun 2012).
b. Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga
mempunyai ikatan emosional, dan mengembangkan dalam interelasi
sosial, peran dan tugas
Dari beberapa pengertian tentang keluarga maka dapat disimpulkan
bahwa karakteristik keluarga adalah
1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi.
2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika berpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain.
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sosial, seperti: suami, istri, anak, kakak, dan adik.

2.1.2 Tipe Keluarga

a) Keluarga memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam


pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan social, maka tipe keluarga
juga akan berkembang mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran
serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka perawat perlu
mengetahui berbagai tipe keluarga.
b) Diet, konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi.
c) Berat badan, obesitas (> 25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.

1. Tradisional
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
yang sudah memisahkan diri.
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya yang disebabkan karena
mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam
satu rumah seperti nuclear family disertai paman, tante, orang tua
(kakek nenek), dan keponakan.
f. The single parent family
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah atau ibu) dengan anak,
hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian, atau
karena ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).

g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja di luar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat “weekends” atau
pada waktu-waktu tertentu.
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan
yang sama. Contoh: dapur, kamar mandi, televise, telepon, dan lain-
lain.
j. Blended family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari hasil perkawinan atau dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone/single-adult family
Ke luarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan (separasi) seperti: perceraian atau ditinggal
mati.
2. Non Tradisional
a) The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.


c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama; sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.

d) The nonmarital heterosexual cohabiting family


Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e) Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama
sebagaimana ‘marital partners’.
f) Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
g) Group marriage-family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga
bersama, yang saling merasa saling menikah satu dengan yang
lainnya, berbagai sesuatu termasuk seksual dan membesarkan
anaknya.
h) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup
berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan bertanggung jawab
membesarkan anaknya.
i) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara
didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga aslinya.
j) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.

2.1.3 Struktur Kekuatan Keluarga


Kekuasaan mempunyai banyak arti termasuk pengaruh, control, dominasi,
dan pengambilan keputusan.Secara umum, kekuasaan/kekuatan keluarga
adalah kemapuan individu untuk mengontrol, memengaruhi dan mengubah
tingkah laku anggota keluarga. Komponen utama dari struktur kekuatan
adalah pengaruh dan pengambilan keputusan.

Pengaruh atau kekuasan dominasi adalah tingkat penggunaan tekanan


formal informal kepada orang lain dan berhasil dalam memaksakan
pandangannya meskipun awalnya dilakukan, sedangkan pembuatan
keputusan adalah proses pencapaian persetujuan untuk melakukan
serangkaian tindakan atau status quo. Dengan kata lain, pembuatan
keputusan merupakan alat untuk menyelesaikan segala sesuatu dan melalui
pengambilan keputusan ini kekuasaan dimanifestasikan. Berkaitan dengan
pengambilan keputusan, istilah yang erring digunakan adalah
otoritas/wewenang. Otoritas atau wewenang adalah istilah yang menyatakan
keyakinan yang dianut bersama oleh anggota keluarga, yang didasarkan
secara kultur dan normative serta menyatakan seseorang mempunyai hak

10
untuk mengambil keputusan dan menerima posisi kepemimpinan.

2.1.4 Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga dibagi menjadi lima, yaitu:
1. Fungsi afektif dan koping: keluarga memberikan kenyamanan emosional
anggota, membantu anggota dalam membentuk identitas dan
mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi: keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan,
nilai, sikap, dan mekanisme koping; memberikan feedback, dan
memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi: keluarga melahirkan anaknya.
4. Fungsi ekonomi: keluarga memberikan financial untuk anggota
keluarganya dan kepentingan di masyarakat.
5. Fungsi fisik atau perawatan kesehatan: keluarga memberikan keamanan,
kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan,
perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.
Indonesia membagi fungsi keluarga menjadi delapan dengan bentuk
operasional yang dapat dilakukan oleh setiap, yaitu:

1. Fungsi keagamaan
a. Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga.
b. Menerjemahkan ajaran/norma agama ke dalam tingkah laku hidup
sehari-hari seluruh anggota keluarga.
c. Memberikan contoh konkret dalam hidup sehari-hari dalam
pengalaman dari ajaran agama.
d. Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang
keagamaan yang tidak atau kurang diperolehnya disekolah dan di
masyarakat.
e. Membina rasa, sikap, dan praktik kehidupan keluarga beragama
sebagai fondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
2. Fungsi budaya
a. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan
norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin
dipertahankan.
b. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk menyaring
norma dan budaya asing yang tidak sesuai.

11
c. Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga, anggotanya mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negative globalisasi
dunia.
d. Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras, dan seimbang dengan
budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia sejahtera.
3. Fungsi cinta kasih
a. Menumbuh-kembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar-
anggota keluarga (suami-isteri-anak) ke dalam symbol- simbol nyata
(ucapan, tingkah laku) secara optimal dan terus menerus.
b. Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar-anggota keluarga
maupun antar-keluarga yang satu dengan lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif.
c. Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi
dalam keluarga secara serasi, selaras, dan seimbang.
d. Membina rasa, sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
4. Fungsi perlindungan
a. Memenuhi kebutuhan rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak
aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.
b. Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai
bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.
c. Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
5. Fungsi reproduksi
a. Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.
b. Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

c. Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan


dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal
anak yang diinginkan dalam keluarga.
d. Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang
kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
6. Fungsi sosialisasi
a. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan keluarga

12
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan
utama.
b. Menyadari, merencanakan, dan menciptakan kehidupan keluarga
sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai
konflik dan permasalahan yang di jumpainya, baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
c. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal- hal yang
diperlukannya untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan
(fisik dan mental), yang tidak/kurang diberikan oleh lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
d. Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja dapat bermanfaat positif bagi anak, tetapi
juga bagi orang tua dalam rangka perkembangan dan kematangan
hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.
7. Fungsi ekonomi
a. Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam
lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan
perkembangan kehidupan keluarga.
b. Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

c. Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan


perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras,
dan seimbang.
d. Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera.
8. Fungsi pelestarian lingkungan
a. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan intern
keluarga.
b. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan ektern
keluarga.
c. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan yang
serasi, selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dengan
lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.
d. Membina kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup
sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

2.1.5 Tahapan dan perkembangan keluarga

13
Perawat keluarga perlu mengetahui tentang tahapan dan tugas
perkembangan keluarga, untuk memberika pedoman dalam menganalisis
pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan keluarga serta untuk
memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan dari satu tahap ke
tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga mempunyai tugas
perkembangan yang berbeda seperti:
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
Tugas perkembangan keluarga antara lain membina hubungan yang
harmonis dan kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang
saling memuaskan, membina hubungan dengan oranglain dengan
menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, merencanakan
kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orangtua.

b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai umur
30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitu membentuk keluarga
muda sebagai sebuah unit, mempertahankan perkawinan yang
memuaskan, memperluas persaahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orangtua kakek dan nenek dan mensosialisasikan
dengan lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan.
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua beumur 2-
6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ke III yaitu memenuhi
kebutuhan anggota keluarga, mensosiaisasikan keluarga,
mengintergrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan
anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam
keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan,
mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama,
memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga denagn anak usia sekolah (anak tertua usia 6- 13
tahun)
Tugas perkembangan keluarga dalam tahap IV yaitu mensosialisasikan
anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
dengan hubungan teman sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan
yang memuaskan , memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota
keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat
menyelesaikan tugas sekolah.
e. Tahap ke V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20

14
tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan


kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan
mandiri., memfokuskan kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi
secara terbuka antara orangtua dan anak-anak memberikan perhatian,
memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka 2 arah
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas siklus
keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didaapat
melalui perkawinan anak-anak, melanjutkan untuk memperbaharui
hubungan perkawinan, membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan
dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan
komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orangtua dengan
menantu, menata kembali peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan
anak.
g. Tahap VII, orangtua usia pertengahan (tanpa jabatan, pension)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan
lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan
yang memuaskan dan penuh arti para orang tua dan lansia, memperkokoh
hubungan perkawinan, menjaga keintiman, merencanakan kegiatan yang
akan dating, memperhatikan kesehatan masing-masing pasangan, tetap
menjaga komunikasi dengan anak-anak.
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan
yang menurun, memperthanakan hubungan perkawinan, menyesuaikan
diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan antar
keluarga generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka,
saling memberi perhatian yang menyenangkan antar pasangan,
merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti berolahraga,
berkebun, mengasuh cucu.

2.1.6 Tugas keluarga di bidang kesehatan


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas di

15
dalam bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan. Ada 5 tugas
keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di lakukan( Fridman dalam
Achjar, 2010).

1. Mengenal masalah kesehatan

Setiap anggotanya perubahan sekecil apapun yang di alami anggota


keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab
keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera di catat
kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi


keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siap diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segeralah
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi
atau bahkan bisa teratasi. Jika keluarga mempuyai keterbatasan agar
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

3. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak


dapat membatu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu mudah.
Perawat ini dapat di lakukan di rumah apabila keluarga mempunyai
kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau ke
pelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi (Suparyanto , 2012).
a. Memodifikasi lingkungan keluarga seperti pentingnya hygiene sanitasi
bagi keluarga, upaya pencegahan penyakit yang dilakukan keluarga,
upaya pemeliharaan lingkungan yang dilakukan keluarga, kekompakan
anggota keluarga dalam menata lingkungan dalam dan luar rumah yang
berdampak pada kesehatan keluarga.
b. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan
keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan,
keberadaan fasilitas kesehatan yang ada, keuntungan keluarga terhadap
pengunaan fasilitas kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau
oleh keluarga, adakah pengalaman yang kurang baik dipersepsikan
keluarga (Achjar, 2010).

2.2 Konsep Hipertensi


2.2.1 Definisi

16
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2011).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari
suatu periode (Wajan, 2010).
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg
dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi pada seseorang
klien pada tiga kejadian terpisah (Ignatavicius, 2012).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari
140/90 mmHg dan diklasifikasikan menurut derajat keparahannya,
mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal, tinggi sampai maligna
(Doengoes, 2012).

2.2.2 Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan.
1. Hipertensi Primer atau Esensial
Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial
yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan
dengan berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut.
a. Genetik, individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan
hipertensi, berisiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini.
b. Jenis kelamin dan usia, laki – laki berusia 35 – 45 tahun dan wanita
pasca menopause berisiko tinggi untuk mengalami hipertensi.
c. Diet, konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung
berhubungan dengan berkembangnya hipertensi.
d. Berat badan, obesitas (> 25% diatas BB ideal) dikaitkan dengan
berkembangnya hipertensi.
e. Gaya hidup, merokok dan konsumsi alkohol dapat meningkatkan
tekanan darah, bila gaya hidup menetap.
2. Hipertensi Sekunder
Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi
sekunder, merupakan peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi
fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid.
Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder antara lain :
penggunaan kontrasepsi oral, coarctation aorta neurogenik (tumor otak,

17
ensefalitis, gangguan psikiatris), kehamilan, peningkatan volume
intravaskuler, luka bakar, dan stress

2.2.3 Manifestasi Klinis


Biasanya tanpa gejala atau tanda – tanda peringatan untuk hipertensi
dan sering disebut “silent killer”. Pada kasus hipertensi berat, gejala yang
dialami klien antara lain : sakit kepala (rasa berat di tengkuk), palpitasi,
kelelahan, vomitting, ansietas, keringat berlebihan, tremor otot, nyeri dada,
epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinitus (telinga berdenging), serta
kesulitan tidur serta meningkatnya tekanan darah > 140/90 mmHg.
Aliran darah pada arteri adalah berdenyut dan cepat. Pada kapiler
aliran lambat dan halus.tekanan darah normal beragam nilainya,
bergantung pada keadaan seseorang.

2.2.4 Pemeriksaan Penunjang


1. EKG, mengetahui adanya hipertrofi ventrikel kiri, gangguan konduksi atau
distritmia
2. CT Scan, mengkaji adanya perdarahan cerebral
3. Hitung darah lengkap (Complete Blood cells Count) meliputi pemeriksaan
hemoglobin, hematokrit untuk menilai viskositas dan indikator faktor
resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
4. Kimia darah
a. BUN, kreatinin: peningkatan kadar menandakan penurunan perfusi atau
faal renal.
b. Serum glukosa : hiperglisemia( diabetes melitus adalah presipitator
hipertensi) akibat dari peningkatan kadar katekolamin.
c. Kadar kalesterol atau trigliserida : peningkatan kadar mengidikasikan
predisposisi pembetukan plaque atheromatus.
d. Kadar serum aldosteron : menilai adanya aldosteronisme primer.
e. Studi tiroid (T3 dan T4 ) : menilai adanya hipertiroidisme yang
berkontribusi terhadap vasokontriksi dan hipertensi.
f. Asam urat : hiperuricemia merupakan implikasi faktor resiko hipertensi
5. Elektrolit
a. Serum potasium atau kalium ( hipokalemia mengindikasikan adanya
aldosteronisme atau efek samping terapi dioretik )
b. Serum kalsium bila meningkat berkontribusi terhadap hipertensi.
6. Urine

18
a. Analisis urine adanya darah, protein, glukosa dalam urine
mengindikasikan disfungsi renal atau diabetes.
7. Radiologi
a. Intra Venous Pyelografi (IVP) : mengidentifikasi penyebab hepertensi
seperti renal phrenchymal disease, urolithiasis, benigna prostate
hyperplasia (BPH)
b. Rontgen toraks : menalai adanya klafikasi obstruktif katup jantung
deposit kalsium pada aorta dan pembesaraan jantung.

2.2.5 Penatalaksanaan
Penanggulangan HT secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis
penatalaksanaan:
a. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB
dapat menurunkan tekanan darah diikuti dengan penurunan aktivitas
renin dalam plasma dan kadar aldosteron dalam plasma.
2) Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti
berjalan, joging, bersepeda atau berenang.
b. Penatalaksanaan farmakologis
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti HT yaitu :
1)Mempunyai efektifitas yang tinggi
2)Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal
3)Memungkinkan penggunaan obat secara oral
4)Tidak menimbulkan intoleransi
5)Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien
6)Memungkinkan penggunaan jangka panjang

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan yang dapat dilaksanakan dimasyarakat. Pelayanan keperawatan
keluarga yang saat ini dikembangkan merupakan bagian dari pelayanan
keperawatan kesehatan masyarakat. Keperawatan keluarga adalah proses
pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup

19
praktik keperawatan. Pelayanan keperawatan keluarga merupakan pelayanan
holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan
Pengkajian Keperawatan Keluarga
Pengkajian keperawatan keluarga dapat menggunakan metode observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik (Maglaya, 2011).
Variabel data dalam pengkajian keperawatan keluarga mencakup :
1. Data umum/Identitas keluarga mencakup nama kepala keluarga, komposisi
anggota keluarga, alamat, agama, suku, bahasa sehari-hari, jarak pelayanan
kesehatan terdekat dan alat transportasi.
1. Kondisi kesehatan semua anggota keluarga terdiri dari nama, hubungan
dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan saat
ini, status gizi, tanda-tanda vital, status imunisasi dasar, dan penggunaan
alat bantu atau protesa serta status kesehatan anggota keluarga saat ini
meliputi keadaan umum, riwayat penyakit atau alergi.
2. Data pengkajian individu yang mengalami masalah kesehatan (Saat ini
sedang sakit) meliputi nama individu yang sakit, diagnosisi medis, rujukan
dokter atau rumah sakit, keadaan umum, sirkulasi, cairan, perkemihan,
pernafasan, musculoskeletal, neurosensori, kulit, istirahat dan tidur, status
mental, komunikasi dan budaya, kebersihan diri, perawatan diri sehari-
hari, dan data penunjang medis indivisu yang sakit (Lab, radiologi, EKG,
USG).
3. Data kesehatan lingkungan mencakup sanitasi lingkungan pemukiman
antara lain ventilasi, penerangan, kondisi lantai, tempat pembuangan
sampah dll.
4. Struktur keluarga ; struktur keluarga mencakup struktur peran, nilai
(value), komunikasi, kekuatan.
5. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga. Variabel ini akan menjawab
tahap perkembangan keluarga, tugas perkembangan keluarga.
6. Fungsi keluarga terdiri dari aspek instrumental dan ekspresif. Aspek
instrumental fungsi keluarga adalah aktivitas hidup sehari-hari seperti
makan, tidur, pemeliharaan kesehatan. Aspek ekspresif fungsi keluarga
adalah fungsi emosi, komunikasi, pemecahan masalah, keyakinan dan lain-
lain.

20
BAB III
Tinjauan Kasus
1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Ny. M
2) Alamat : Jln. Karel Satsuitubun RT. 014 RW. 003
3) Pekerjaan : Guru
4) Pendidikan : Diploma III
5) Komposisi keluarga
Status Imunisasi * Ket
Hub
Jenis B POL DP Hepa Camp
No Nama dengan Umur Pendidikan
kelamin C IO T titis ak
KK
G
1. Ny. M perempu istri 59 Diploma III √ √ √ √ √ Len
an tahun gkap

2. An. D perempu Anak 34 Sarjana √ √ √ √ √ Len


an tahuun gkap

3. An. G perempu Anak 30 Sarjana √ √ √ √ √ Len


an tahun gkap

4. An.J Peremp Anak 21 Kuliah √ √ √ √ √ Len


uan tahun gkap

Ket : * diisi dengan menambahkan tanda cek ()

21
6) Genogram : (dilengkapi dengan keterangan dan dibuat
minimal 3 generasi)

Keterangan :
: Laki- laki

: Laki-laki
: Perempuan

: Meninggal
: Menikah
: Keturunan

: Tinggal Serumah
: Pasien

7) Tipe Keluarga :
Tipe keluarga Ny.M adalah keluarga inti yang terdiri dari ibu dan 3
orang anak

8) Suku Bangsa :
Suku bangsa Ny. M merupakan suku Ambon dan bahasa yang
digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tidak ada kebiasaan

22
keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi
kesehatannya.
9) Agama :
Ny. M menganut agama Kristen, dan keluarga sering berdoa bersama
ketika jam doa dan sebelum makan serta tidur.

10) Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Ny. M berprofesi sebagai seorang guru dengan penghasilan per bulan
Rp4.000.000 yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan keluarga mempunyai tabungan.

Aktifitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga biasanya berkumpul dan pada saat liburan biasanya
melakukan rekreasi di tempat- tempat wisata.

1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan keluarga Ny. M saat ini termasuk keluarga
dengan 2 anak dewasa dan 1 anak dewasa muda
a. Mempertahankan pola komunikasi
Keluarga Ny. M mempunyai 1 anak usia dewasa muda. An. J
dia sangat dekat dengan Ny. M sehingga An. J memiliki
masalah dia akan selalu menceritakan setiap masalah yang
dihadapinya kepada Ny. M agar mendapatkan solusi dari
masalah yang dihadapinya.
b. Memberikan kebebasan dan batasan tanggung jawab
Keluarga Ny. M selalu menerapkan kepada anak- anaknya
untuk dapat bertanggung jawab dalam melakukan segala
sesuatunya, dan juga memberikan kebebasan bagi anak-
anaknya untuk dapat memilih mana yang menurutnya baik
bagi dirinya.

2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :


Berdasarkan hasil wawancara, maka didapat informasi bahwa pada
anak dengan usia dewasa muda, memiliki banyak tekanan yang
cukup berat karea semakin tingginya tingkat pendidikan maka
semakin tinggi pula biaya yang akan dibutuhkan.

23
3) Riwayat Keluarga Inti :
Dalam keluarga Ny. M memiliki riwayat penyakit keturunan
hipertensi. Dan apabila dalam keluarga Ny. M ada yang sakit maka
dengan segera memeriksakan ke pelayanan kesehatan terdekat.

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya :


Ny. M memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan sampai sekarang
tapi anak- anaknya tidak ada yang memiliki penyakit hipertensi.

1.3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah :
Rumah yang di huni Ny. M merupakan rumah sendiri, yang
berukuran 12x10 m2 terdiri dari teras, ruang tamu, ruang keluarga, 5
kamar tidur, dapur, ruang makan, kamar mandi dan WC. Kondisi
kamar mandi dan WC bersih dan lantai terbuat dari keramik, rumah
permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, pintu samping,
jendela, dan ventilasi udara, keluarga memiliki halaman rumah,
sampah keluarga diletakan di tempat sampah tertutup. Kebersihan
rumah cukup, air minum sehari-hari diperoleh dari sanyo dengan
kondisi air bersih yang biasa digunakan untuk mandi dan mencuci.
Kondisi got bersih dan tidak berbau.

2) Denah Rumah

5 3 3 3

24
3 3
1
Keterangan :
1. Ruang tamu
2. Ruang keluarga
3. Kamar tidur
4. Ruang makan
5. Kamar mandi
6. Dapur

3) Karakteristik Lingkungan :
Keluarga Ny. M tinggal di lingkungan yang penduduknya tidak
terlalu padat, mayoritas penduduknya bersuku Ambon, tetangganya
banyak yang berprofesi sebagai PNS. Dan tetangga akrab dengan
keluarga Ny. M dan saling tolong menolong bila kesusahan.

4) Mobilitas Geografis Keluarga


Ny. M sudah lama tinggal di rumah tersebut. Rumah Ny. M jaraknya
100m dari jalan raya, jenis kendaraan yang digunakan biasanya
sepeda motor.

5) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat :


Didalam masyarakat keluarga Ny. M mengikuti ibadah di
lingkungannya.

6) Sistem Pendukung Keluarga


Anggota keluarga Ny. M sehat hanya saja Ny. M yang sakit dan
keluarga selalu mengunakan fasilitas kesehatan yaitu puskesmas.
Keluarga Ny. M sering tolong menolong begitu juga dengan
lingkungan sekitarnya.

25
1.4. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan komunikasi terbuka, dan tiap
angota keluarga mengungkapkan pendapatnya masing- masing.

2) Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga selalu menyelesaikan masalah dengan musyawarah, dan
semua angota keluarga berperan sesuai perannya masing- masing.
Dan apabila masalah tidak dapat terselesaikan dengan musyawarah,
maka keputusan berada di tangan Ny. M

3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)


a) Ny. M sebagai kepala keluarga sekaligus pencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya dismping itu Ny.
M sebagai pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman pada
keluarga
b) Ny.M berperan sebagai istri dan ibu bagi anak-anaknya,
Ny. M sebagai ibu yang memiliki peran untuk mengurusi
rumah dan pendidik anak-anaknya serta bekerja untuk
keperluan keluarganya.
c) An.J berperan sebagai anak kuliah yang harus belajar dan
patuh pada Ny.M
Informal
Setiap anggota keluarga selalu memiliki peran sebagai pendorong
bagi yang lain

4) Nilai Dan Norma Keluarga


Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti berdoa. Dan di dalam keluarga Ny. M ditanamkan
peratuaran bahwa bagi yang pulang ke rumah terlambat maka
segera ijin atau memberi tahu pada pihak keluarga di rumah.

1.5. Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif
Fungsi Afektif Keluarga Ny. M saling mendukung kebutuhan sehingga
dapat terpenuhi kehidupan sehari- hari, dapat menyelesaikan masalah

26
dengan musyawarah dan keputusan keluarga yang terakhir ditentukan
oleh Ny. M sebagai kepala keluarga.
2) Fungsi Sosial
Ny. M dapat membina sosialisasi pada anak-anaknya sehingga dapat
membentuk norma dan aturan-aturan sesuai dengan perkembangan
anak-anaknya, serta dapat meneruskan budaya.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Keluarga Ny. M mengatakan bahwa Ny. M terkena darah tinggi
dengan TD 160/80 mmHg dan tidak boleh makan terlalu banyak
garam, keluarga juga mengetahui penyebab dan makanan
pantangan untuk penderita hipertensi.
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan
Ny. M selalu mengambil keputusan secara tepat seperti halnya
kalau Ny. M sakit ia segera membawa ke puskesmas.
c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Ny. M dengan keluarga akan merawat anggota yang sakit sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya.
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Ny. M mengerti cara memelihara rumah sehat dan pengaruhnya
pada keluarga.
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan yang terdekat dari rumahnya adalah
puskesmas, keuntungan mengunakan fasilitas kesehatan adalah
kesehatan kami dapat teratasi, puskesmas merupakan tempat
pelayanan kesehatan terdekat dengan rumah kami.

4) Fungsi Reproduksi :
Jumlah anak Ny. M adalah 3 orang, Ny. M dalam hal ini tidak
mengikuti program KB.
1.6. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
a) Pendek : Stresor jangka pendek yang dipikir keluarga saat ini
yaitu memikirkan agar penyakit Ny. M dapat sembuh
b) Panjang : Saat ini keluarga Ny. M memikirkan agar anaknya
dapat menyelesaikan pendidikan dibangku perkuliahan.

27
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Keluarga Ny. M selalu melakukan musyawarah dalam
menyelesaikan masalah baik dalam lingkungan keluarga atau
masyarakat.
3) Strategi Koping Yang Digunakan
Keluarga Ny. M apabila ada masalah baik dalam keluarga atau
masyarakat selalu menyelesaikannya dengan musyawarah.

4) Strategi Adaptasi Disfungsional


Dalam menghadapi masalah selalu berusaha dan berdoa tapi
pada akhirnya Tuhan yang menentukan.
1.7. Pemeriksaan Fisik
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
1 Ny. M Tekanan darah: 160/80 mmHg Jesisca
Nadi : 82x/mnt
Suhu : 360C
RR: 22x/mnt
BB: 50 kg

Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam dan sedikit
beruban
Kulit: Putih, turgor baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan kurang
baik (kabur ketika melihat)
Hidung: Bersih, fungsi hidung
baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk

2 An. D Tekanan darah: 120/80 mmHg Jesisca


Nadi : 80x/mnt
Suhu : 360C
RR: 22x/mnt

28
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
BB: 53 kg

Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk

3 An. G Tekanan darah: 110/70 mmHg Jesisca


Nadi : 80x/mnt
Suhu : 360C
RR: 20x/mnt
BB: 56 kg

Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan

29
NO NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk

4 An. J Tekanan darah: 110/80 mmHg Jesisca


Nadi : 80x/mnt
Suhu : 360C
RR: 22x/mnt
BB: 55 kg

Kepala: Mesochepal
Rambut: Hitam bersih
Kulit: Sawo matang, turgor
baik
Mata: Simetris, konjungtiva
tidak anemis dan sklera tidak
ikterik, penglihatan baik
Hidung: Bersih, fungsi
penghidu baik
Mulut & tenggorokan: Bersih,
tidak berbau, gigi bersih, tidak
ada nyeri telan
Telinga: Simetris,
pendengaran baik, tidak
menggunakan alat bantu
Leher: Tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid
Dada: Tidak ada wheezing
Perut: Tidak kembung, tidak
nyeri tekan
Ekstermitas : Tidak ada
kelainan bentuk

1.8. Harapan Keluarga


Harapan yang diinginkan keluarga Tn. W yaitu menginginkan agar
anggota keluarganya tidak ada yang sakit-sakitan dan keluarga berharap
kedatangan mahasiswa Akper Pemprov Jatim dapat memberikan informasi
kesehatan sehingga anggota keluarga dapat memelihara kesehatan.

Kediri, 3 juni 2020


Mahasiswa

(Jesisca Silvia M Teurupun)

30
1. perumusan diagnosa keperawatan
Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif : Ny. M Intoleran Aktivitas Pola makan yang tidak
mengatakan tangan pegal sehat
khususnya pada sebelah
kanan keram. Dan pada
bagian tengkuk terasa kaku

b. Obyektif :
Ny. M tampak lemah
- TD : 160/80mmHg
- S : 360C
- N : 82x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- sering mengkonsumsi
makanan yang asin.

2 a. Subyektif : Ny. M Manejemen kesehatan tidak Ketidakmampuan


mengatakan bahwa dirinya efektif keluarga mengambil
tidak mampu untuk keputusan yang tepat
mengontrol pola makannya untuk mengatasi
dengan baik. penyakit hipertensi

b. Obyektif :
Ny. M tampak lemah
- TD : 160/80mmHg
- S : 360C
- N : 82x/mnt
- RR : 22 x/mnt
- Ny. M masih sering
mengkonsumsi makanan yang
asin.

31
2.1 Perumusan Diagnosa Keperawatan
1) Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak
sehat

2.2 Prioritas Masalah


Diagnosa Keperawatan :
Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat

NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN


1 Sifat Masalah : 3 Ny. M mengatakan tangan
Skala pegal khususnya pada
Aktual 3 sebelah kanan keram. Dan
pada bagian tengkuk terasa
kaku.

2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : Harapan keluarga adalah


Skala ingin agar Ny. M cepat
Mudah 2 2 sembuh dan tidak sakit-
sakitan lagi

3 Potensi masalah untuk dicegah : 3 Keluarga mengatakan sudah


Skala tahu cara mencegah
Tinggi 3 terjadinya hipertensi agar
Ny. M tidak kambuh lagi.

4 Menonjolnya masalah : 2 Penyakit Ny. M harus


Skala segera ditangani karena
masalah berat harus segera di tangani 2 penyakit Ny. M sangat
mengganggu aktivitasnya.

Total 4

32
Diagnosa Keperawatan :
1) Manejemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat
untuk mengatasi penyakit hipertensi
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : 2 Ny. M mengatakan bahwa
Skala dirinya tidak mampu untuk
Resiko 2 mengontrol pola makannya
dengan baik.

2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : 1 Harapan keluarga adalah


Skala ingin agar Ny. M cepat
Sebagian 1 sembuh dan tidak sakit-
sakitan lagi, dan agar Ny. M
dapat mengontrol pola
makan dengan baik.

3 Potensi masalah untuk dicegah : 2 Keluarga mengatakan belum


Skala mampu untuk mengambil
Tinggi 3 keputusan yang tepat bagi
Ny. M untuk mengatasi
hipertensi yang diderita.

4 Menonjolnya masalah : 2 Penyakit Ny. M harus


Skala segera ditangani karena
masalah berat harus segera di tangani 2 penyakit Ny. M sangat
mengganggu aktivitasnya.

Total 32/3

Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat

2 Manejemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga


mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit hipertensi .

33
34
iii. rencana keperawatan keluarga
Diagnosa Keperawatan : Intoleran aktivitas berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat.

TUJUAN KRITERIA EVALUASI


NO INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Pemeliharaan 1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
pertemuan 2 x 60
tindakan keperawatan kesehatan 2. Pentingnya mengatur pola makan
menit diharap
keluarga selama 2x7 keluarga : 2. Motivasi 3. Jenis makanan yang dapat dikonsumsi
1. Mampu untuk
jam/hari keluarga untuk
motivasi pasien
mampu memelihara agar dapat mengontrol
mengontrol pola
kesehatan secara 2. Sikap pola makan.
makan dengan
efektif baik. 3. Manfaat
2. Mampu untuk
mengontrol
mengontrol pola
makan pasien. pola makan.

3. Perilaku

iv. tindakan keperawatan keluarga

35
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN /TANGGAL TANGAN
KELUARGA
Intoleran aktivitas berhubungan 5 Juni 2020 - Mengucap salam Jesisca
dengan pola makan yang tidak - Gali pengetahuan keluarga untuk menyebutkan
penatalaksanaan penurunan tensi secara alami
sehat. - Menjelaskan cara menurunkan hipertensi secara alami
- Memberi motivasi keluarga untuk mengulang
- Memberi reinforcement (+) pada keluarga
- Menggali pengetahuan keluarga untuk menyebutkan
penatalaksanaan hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Menjelaskan pengobatan hipertensi apabila sudah tidak
tertahankan
- Beri motivasi pada keluarga untuk mengulang
Reinforcement (+) pada keluarga

v. evaluasi

36
NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KEPERAWATAN KELUARGA TANGAN
5 Juni 2020 Intoleran aktivitas berhubungan Subyektif S : - Klien mengatakan masih merasa kaku Jesisca
dengan pola makan yang tidak pada baian tengkuk

sehat.
O : - Keadaan umum lemah
Obyektif - Keluarga dapat menyebutkan cara
penatalaksanaan penurunan hipertensi
secara alami

Assesment A : - Masalah belum teratasi

Plan
P : - Lanjuntukan intervensi

37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Setelah penulis membahas asuhan keperawatan dengan perbandingan antara


teori dan kasus, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran
sebagai berikut: Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik
lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Saat pengkajian semua anggota keluarga Ny. M berkumpul semua, sehingga


penulis dapat melakukan pengkajian wawancara jarak jauh kesehatan pada
semua anggota keluarga. Di dapatkan kesenjangan di dalam pengkajian yaitu
Ny. M sudah lama tidak pernah berobat kepuskesmas selama beberapa bulan
bulan dan jarang melakukan pemeriksaan penunjang di puskesmas maupun
dirumah sakit.

Diagnosa yang penulis gunakan yaitu intoleran aktivitas, hambatan mobilitas


fisik pada keluarga Ny. M khususnya Ny. M. Perencanaan secara umum
sesuai dengan landasan teori, dan pada saat perencanaan dan skoring semua
keluarga terlibat. Pelaksanaan semua keluarga terlibat dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan walaupun dilakukan secara jarak jauh melalui media
elektronik. Evaluasi keperawatan yang di dapatkan adalah yaitu kurang
pengetahuan, aktivitas yang terganggu pada keluarga khususnya Ny. M yang
menderita Hipertensi dapat tercapai sesuai dengan perencanaan.
4.2 Saran
Dari kesimpulan yang telah didapat, penulis menganggap perlu adanya
peningkatan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang diharapkan agar dapat
membantu pasien dalam mempertahankan dan meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal. Disamping itu penulis memberikan saran
kepada pihak yang diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit Hipertensi dan saran tersebut
diantaranya :

1. Untuk penulis
Dalam penerapan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dapat
melakukan pengkajian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang
optimal dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang kompeten bagi
pasien. Mahasiswa juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang

38
diperolehnya selama proses pembelajaran baik di kampus maupun
dilingkungan masyarakat.
2. Untuk Institusi
Diharapkan kepada institusi untuk melengkapi buku-buku sebagai
referensi dengan tahun penerbitan yang terbaru dengan masalah- masalah
yang berhubungan dengan masalah diatas, sehingga dapat memudahkan
mahasiswa dalam penyusunan penulisan laporan selanjutnya.
3. Untuk Keluarga
Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan merubah gaya hidup
menjadi lebih baik, serta mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
terjangkau dan ekonomis seperti puskesmas atau klinik.

39
Lampiran

satuan acara penyuluhan (sap) hipertensi


Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Tentang Hipertensi
Sasaran : Ny. M dan Keluarga
Metode : Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi
Media : Lembar balik
Waktu : 20 menit
Tempat : Rumah keluarga Ny.M Jln. Karel Satsuitubun RT. 014
RW. 003
Hari dan tanggal : Kamis, 11 Juni 2020

A. TIU ( Tujuan Intruksional Umum )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga Ny. M dapat
memahami tentang penyakit Hipertensi.

B. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus )


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat
menjelaskan kembali :
1. Pengertian Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala Hipertensi
4. Komplikasi Hipertensi
5. Penanganan Hipertensi

C. SASARAN
Ny. M dan Keluarga

D. MATERI
1. Pengertian Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana
seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat
badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan umum. Nilai normalnya
adalah 120/80 mmHg.
2. Penyebab Hipertensi
3. Pola makan yang tidak terkontrol

40
4. Obesitas/kegemukan
5. Stressor tinggi
6. Kurang olah raga
7. Riwayat merokok
8. Riwayat minuman yang mengandung alkohol
9. Keturunan
10. Usia

3. Tanda dan Gejala Hipertensi


1. Peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
2. Sakit kepala
3. Pusing / migrain
4. Sukar tidur
5. Mata berkunang kunang
6. Lemah dan lelah
7. Muka pucat
8. Telinga Berdenging

4. Komplikasi / Bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit


hipertensi
1. Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang
kemudian disertai dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh
darah. Kondisi tersebut disebut aterosklerosis yang dapat menimbulkan
penyakit serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
2. Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan
penyempitan pembuluh darah di mata.
3. Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan
pembuluh darah di ginjal
4. Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja
lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

5. Penanganan Hipertensi
1. Kurangi konsumsi garam
2. Olah raga secara teratur
3. Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang,
tomat, wortel mentimun, melon, dan jeruk (makan makanan yang bergizi)
4. Menurunkan berat badan (bila berat badan lebih /gemuk)

41
5. Menghindari faktor resiko : merokok, minum – minuman beralkohol,
makan makanan berlemak dan stress.
6. Kendalikan kadar kolesterol
7. Kendalikan diabetes
8. Kontrol tekanan darah secara berkala.

E. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

F. MEDIA
1. Lembar balik

G. KRITERIA EVALUASI
1. Kriteria Struktur
a. Peserta yang hadir Ny. M dan Keluarganya RT. 014 RW. 003
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan Rumah warga Ny. M RT. 014
RW. 003
2. Kriteria proses
a. Warga antusias terhadap materi penyuluhan
b. Warga konsentrasi mendengar penyuluhan
c. Warga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara lengkap
dan benar
d. Warga dapat mendemonstrasikan dengan benar
3. Kriteria hasil
a. Pengertian Hipertensi
b. Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Komplikasi Hipertensi
e. Penanganan Hipertensi

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 3 menit Pembukaan :
1. Memberi salam 1. Menjawab salam
2. Perkenalan 2. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan tujuan memperhatikan

42
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
pembelajaran

2 10 menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi Menyimak dan
penyuluhan secara mendengarkan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian
Hipertensi
2. Penyebab Hipertensi
3. Tanda dan Gejala
Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Penanganan
Hipertensi
3 5 menit Evaluasi :
Meminta masyarakat Bertanya dan
untuk menjelaskan menjawab
kembali atau
menyebutkan :
1. Pengertian
Hipertensi
2. Penyebab
Hipertensi
3. Tanda dan Gejala
Hipertensi
4. Komplikasi
Hipertensi
5. Penanganan
Hipertensi
4 2 menit Penutup :
1. Mengucapkan terima  Menjawab salam
kasih dan
mengucapkan salam

43
HIPERTENSI (TEKANAN DARAH TINGGI)

OLEH :
JESISCA SILVIA M TEURUPUN
01.2.17.00612

STIKES RS. BAPTIS KEDIRI


PRODI KEPERAWATAN STRATA I
TAHUN 2020

44
Apakah Hipertensi itu??
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang
mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal.
Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan,
tingkat aktivitas normal dan kesehatan umum. Nilai normalnya adalah 120/80 mmHg.

Apa Penyebabnya??
 Pola makan yang tidak terkontrol
 Obesitas/kegemukan
 Stressor tinggi
 Kurang olah raga
 Riwayat merokok
 Riwayat minuman yang mengandung alkohol

45
 Keturunan
 Usia

Apa saja Tanda dan Gejalanya??


o Peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
o Sakit kepala
o Pusing / migrain
o Sukar tidur
o Mata berkunang kunang
o Lemah dan lelah
o Muka pucat
o Telinga Berdenging

46
Apa saja komplikasinya ??
Tekanan darah tinggi bisa merusak pembuluh darah dan organ- organ lain dalam tubuh. Jika
dibiarkan dan tidak sengaja tidak diobati, maka tekanan darah tinggi bisa menimbulkan
komplikasi seperti berikut :
Aterosklerosis. Tekanan darah tinggi memicu pengerasan arteri, yang kemudian disertai
dengan penimbunan lemak di dinding pembuluh darah. Kondisi tersebut disebut aterosklerosis
yang dapat menimbulkan penyakit serangan jantung, stroke, dan penyakit arteri perifer.
Kehilangan penglihatan. Kondisi ini terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh
darah di mata.
Gagal ginjal. Tekanan darah tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah di ginjal
Gagal jantung. Tingginya tekanan darah membuat jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah ke seluruh tubuh.

47
Bagaimana Penanganannya?
 Kurangi konsumsi garam
 Olah raga secara teratur
 Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel
mentimun, melon, dan jeruk (makan makanan yang bergizi)
 Menurunkan berat badan (bila berat badan lebih /gemuk)
 Menghindari faktor resiko : merokok, minum – minuman beralkohol, makan makanan berlemak
dan stress.
 Kendalikan kadar kolesterol
 Kendalikan diabetes
 Kontrol tekanan darah secara berkala

48
DAFTAR PUSTAKA

Brunner, Suddarth. (2011). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi : 8, Vol : 2.


Jakarta : EGC
Carpenito, L.J., (2012). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Ed. 2.
Jakarta : EGC
Doenges, Marilynn.( 2010 ). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Guyton and Hall .(2014). Buku Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC
Nuer, Sjaifoellah. (2012). Buku Ajar Penyakit Dalam. Ed. 3. Jakarta : Penerbit
FKUI
Price, Anderson Sylvia. (2015). Patofisiologi. Ed. I. Jakarata : EGC

49
50

Anda mungkin juga menyukai