Anda di halaman 1dari 26

Dosen : Hj.St.Rachmi Misbah.SKp.M.

Kes

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ORANG TUA USIA PERTENGAHAN

Oleh :

KELOMPOK 7

Nur Rezki Hamzah P00320016030 Trie Yuni Puji L. P00320016045

Hidayatullah P00320016016 Ali Amrun P00320016003

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK IDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN ORANG TUA USIA PERTENGAHAN” tepat pada waktu yang
ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa
dibidang akademik, serta untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “GADAR KRITIS”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi
pembaca.
Terima kasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca dan
kita semua.

Kendari, 20 Februari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB II KONSEP TEORI

A. Konsep Teori Asuhan Keperawatan dalam Keluarga.....................................3


B. Konsep Teori pada Asuhan Keperawatan dalam Keluarga.............................7
C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Hipertensi pada Keluarga
dengan Orang Tua Usia Pertengahan.......................................................10

BAB II KONSEP TEORI

A. Kesimpulan...................................................................................................25
B. Saran.............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga merupakan
sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang
erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan. Kesehatan yang
terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba
mencanangkan berbagai program guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program
tersebut dapat berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan.
Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi kunci
utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
sehingga program dapat berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali dari
pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas, perencanaan
keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat
komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga. Membantu dalam menyelesaikan
permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap
perkembangan keluarga (Padila, 2012).

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga orang tua usia pertengahan?
2. Bagaimana konsep teori asuhan keperawatan dalam keluarga?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengan orang tua usia pertengahan?

1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain untuk mengetahui:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga orang tua usia pertengahan
2. Konsep teori asuhan keperawatan dalam keluarga
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga dengan orang
tua usia pertengahan

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Tahap Perkembangan Keluarga Orang Tua Usia Pertengahan


1. Definisi
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian
dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga
yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Keluarga usia pertengahan merupakan salah satu tahap usia pertengahan bagi orang
tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau
kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua memasuki usia
45-55 tahun dan berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18 tahun
kemudian. Biasanya pasangan suami istri dalam usia pertengahan merupakan sebuah
keluarga inti meskipun masih berinteraksi dengan orangtua mereka yang lanjut usia dan
anggota keluarga lain dari keluarga asal mereka dan juga anggota keluarga dari hasil
perkawinan keturunannya.
Dari definisi tentang keluarga usia pertengahan diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa keluarga usia pertengahan adalah keluarga yang usianya 40-60 tahun, dimulai ketika
anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan didalam keluarga.

2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia pada Usia Pertengahan


Sangat diperlukan pasangan suami istri agar mampu menjalani salah satu periode
perkawinan tersebut dengan sukses untuk kemudian menuju usia lanjut, Cukup banyak
pasangan yang merasakan ganjalan atau konflik, baik pada usia dewasa maupun periode
menjelang usia lanjut. Bila konflik itu dibiarkan, katanya, kemungkinan besar pasangan itu
menderita.
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya meninggal tanpa
kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian pasangan akan terus berjuang
untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian nya lagi akan tetap membiarkan
terbengkalai tanpa penyelesaian hingga meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu
mempelajari lebih mendalam dan meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya

3
ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan
sukses untuk menuju usia lanjut."

Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung
koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting
untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan
karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.

3. Masalah yang biasa ditemukan oleh Keluarga Usia Pertengahan


Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang dapat terjadi
pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
1. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang dan
tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak teratur,
pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti merokok,
berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan
preventif.
2. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
3. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
4. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua yang
lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
5. Tugas Perkembangan, usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para
orang tua melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan
yang “terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan
terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga,
dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua
bidang tersebut.

4. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan


1. Pertahankan kesehatan Individu dan Pasangan Usia Pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi
lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka telah

4
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah
tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan
bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau
kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup
yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap
berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati,
kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia
46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
2. Hubungan Serasi dan Memuaskan dengan Anak- Anaknya dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti
sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai
kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur
harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada
tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal
132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka
pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan
dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua.
Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu
orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi,
tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-
sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa

5
berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-
kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan
minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3. Meningkatkan Keakraban Pasangan atau Hubungan Perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman,
1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas
pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara
bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain
yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,
melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman,
1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan
dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan
yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak
dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang
dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia
pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup
berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak
bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.

6
B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
a) Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
b) Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
(2) Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
(3) Data lingkungan
(4) Struktur dan fungsi keluarga
(5) Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
(6) Perkembangan keluarga
b) Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:
(1) Fisik
(2) Mental
(3) Emosi
(4) Sosial
(5) Spirtual
b. Perumusan diagnosis keperawatan

c. Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
e. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.

7
2. Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
a. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan
sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1) Data Umum
Pada data umum, membahas tentang nama serta alamat keluarga, tpi keluarga, suka
bangsa, agama, status social ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dah tahap perkembangan keluarga
Menjelaskan tetanag tahap perkembangan keluaga saat ini dan ttugas
perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti serta riwayat keluarga
sebelumnya
3) Pengkajian lingkungan
Meliputi karakteristik rumah, tetangga, bagaimana interaksi dimasyarakat
4) Struktur keluarga
Meliputi pola komunikasi keluarga, struktur oeran serta nilai atau norma dalam
keluarga
5) Fungsi keluarga
Meliputi fungsi afektif, sfungsi sosialisasi, serta perawatan keluarga
6) Stress dan koping keluarga
Meliputi stressor jangka panjang dan dan jangka pendek, kemmpuan keluarga
berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan dan strategiadaptasi
disfungsional
7) Pemeriksaan fisik

8
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada
b. Tahap Diagnosa
1) Perumusan Diagnosa Keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
a) Diagnose keperawatan actual
b) Diagnose keperawatan keluarga beresiko
c) Diagnose keperawatan keluarga sejahtera/potensialc
c. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
d. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga.
e. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukanintervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.\

9
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi .
Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

C. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga dengan


orang tua usia pertengahan

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. K
2. Pekerjaan KK : PNS
3. Pendidikan KK : SI
4. Agama KK : Islam
5. Alamat : Kec. Nambo, Sulawesi Tenggara

6. Komposisi Anggota Keluarga:

No Nama JK Umur Pddkn Status Imunisasi Penyakit/


BCG DPT PO Hepat Camp Keluhan
LIO itis ak
1 Tn.K L 55 Th SI Hipertensi
2 Ny.S P 53 Th SMA -
3

7. Genogram :

10
Ket :

: laki - laki : pasien

: perempuan :garisperkawinan

: meninggal :garisketurunan

- - - - - : tinggal serumah

8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. K adalah keluarga tradisional yang terdiri dari suami dan istri
beserta anak yang sudah menikah (keluarga usia pertegahan)

9. Suku Bangsa
Buton

10. Agama
Islam

11. Status Sosial Ekonomi


(Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan atau penghasilan kepala
keluarga dan anggota keluarga lain, serta barang-barang yang dimiliki)
Tiap bulan Tn.K dikirimkan uang sebesar Rp.5.000.000 oleh anaknya serta ada
pendapatan dari pekerjaan yang ia miliki.

12. Aktifitas rekreasi keluarga


(Aktifitas rekreasi tidak hanya meliputi aktifitas ke tempat rekreasi bersama
keluarga, namun juga aktivitas lain yang dilakukan yang memberikan rasa
senang, relaks dan terhibur, antara lain menonton TV/ mendengarkan radio)
keluarga Tn.K jarang melakukan rekrasi namun sering melakukan aktivitas
bersama istri seperti menonton TV bersama dan makan bersama.

II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

11
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga usia
pertengahan. Tn.K berusia 54 tahun dan tinggal dengan istrinya Ny.S umur 53
tahun dan salah satu anaknya yang berumur 25 tahun.

2. Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas Perkembangan Keluarga yang sudah terpenuhi:
Tugas Perkembangan Keluarga yang sudah terpenuhi oleh keluarga adalah
 Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
orang tua lansia dari anak-anak
 Memperkokoh hubungan penikahan
Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi:
Tugas Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga Tn.K adalah
menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan,, meskipun lingkungan
tempat tinggal Tn.K sudah bersih dan nyaman tetapi Tn.K masih belum bisa
menghindari makan yang dapat memicu penyakitnya kambuh.

3. Riwayat keluarga inti


(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti meliputi riwayat penyakit
keturunan dan riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga)
Tn.K menderita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.

4. Riwayat keluarga sebelumnya


(Jelaskan riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan isteri)
Pihak dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang mengalami penyakit
keturunan

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
(Jelaskan tentang jenis rumah, status kepemilikan rumah, luas rumah,
jumlah ruangan, penerangan, ventilasi, kebersihan, SPAL, sumber air
minum, dan jamban)
Jenis rumah permanen, status kepemilikan rumah adalah rumah pribadi, jumlah
ruangan ada 5 ruangan, penerangan listrik, ventilasi cukup, rumah tampak bersih,
SPAL baik, sumber air minum adalah air masak, jamban leher angsa

2. Denah Rumah
3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT/RW/Dusun
(Jelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas, kebiasaan/aturan
yang disepakati penduduk setempat, serta karakteristik lingkungan fisik)

12
Tetangga ramah, saling berinteraksi dengan baik.

4. Mobilitas Geografis Keluarga


(Jelaskan adanya kebiasaan berpindah tempat yang dilakukan keluarga)
Keluarga Tn.K sudah menempati rumah sejak berumah tangga sampai sekarang,
dan tidak pernah berpindah-pindah rumah

5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat


(Jelaskan perkumpulan yang diikuti oleh keluarga dan bagaimana interaksi
keluarga dengan masyarakat)
Keluarga Tn.K berkumpul dengan keluarga serta anaknya yang sudah menikah
beserta cucunya kurang lebih satu bulan sekali-dua bulan sekali.

6. Sistem Pendukung Keluarga


(Jelaskan tentang fasilitas yang dimiliki keluarga untuk berobat, dukungan
dari anggota keluarga, serta dukungan sosial atau masyarakat yang bisa
didapatkan)
Keluarga mendapat fasilitas kesehatan dengan ASKES, jika Tn.K sakit maka
keluarga segera membawa ke puskesmas terdekat, Keluarga T.K juga sering
mengikuti kerja bakti yang diadakan didesa tempat ia tinggal.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola Komunikasi Keluarga
(Jelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga)
Dalam kehidupan sehari-hari keluarga Tn.K menggunakan bahasa Indonesia dan
bila ada masalah maka dimusyawarahkan dengan baik dan terbuka.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


(Jelaskan cara pengambilan keputusan dalam keluarga dan kemampuan
anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk
merubah perilaku)
Semenjak Tn.K mengalami penyakit hipertensi, keluarga Tn.K menghindari hal-
hal yang bisa memicu penyakit seperti membatasi mengkonsumsi makanan yang
dapat memicu penyakit Tn. S kambuh.

3. Struktur Peran

13
Dalam keluarga Tn.K peran keluarga sudah berjalan dengan baik karena anak-
anak dan menantu dari Tn.K sangat berperan dalam membantu membiayai
kebutuhan sehari-hari dari Tn.K. Selain itu Ny.S juga masih mampu berperan
sebagai ibu rumah tangga, pengatur keuangan, memasak, dan bersih – bersih
rumah.

4. Nilai dan Norma Keluarga


Keluarga Tn. S sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan norma-norma
yang berlaku di keluarganya.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
(Jelaskan hubungan keakraban antar anggota keluarga, perasaan memiliki,
perhatian dan dukungan antar anggota keluarga, serta bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menyayangi dan menghargai)
Keluarga ini harmonis dan saling menghargai serta anak-anaknya sering
mengirimkan uang untuk keperluan sehari-hari dan seluarga saling menelpon jika
rindu atau ada sesuatu yang diperlukan.

2. Fungsi Sosialisasi
(Jelaskan bagaimana keluarga mengembangkan hubungan sosial dengan
lingkungan, dan bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku di masyarakat)
Keluarga berperan aktif di masyarakat dan sering mengikuti kerja bakti atau
kegiatan-kegiatan yang diadakan didesa mereka.

3. Fungsi Reproduksi
(Jelaskan berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anak, dan metode apa yang digunakan keluarga untuk mengendalikan
jumlah anak)
Anak Tn.S berjumlah dua orang dan keluarga sama sekali tidak menggunakan KB
4. Fungsi Ekonomi
(Jelaskan bagaimana kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan fasilitas dan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan
keluarga)

14
Keluarga Tn.K mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta
selalu menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah dan membakarnya.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga


Jelaskan sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan 5 fungsi perawatan
kesehatan keluarga meliputi :
Masalah/Penyakit : Hipertensi
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn.K sudah mengetahui bahwa dirinya mengalami hipertensi, keluarga Tn.K
juga sudah mengetahui pengertian dan gejala penyakit tersebut.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yg tepat


Tn.K sudah mengetahui akibat yang dapat ditimbulkan dari masalah bila tidak
segera diatasi. Tn. K juga mengatakan ia masih membutuhkan bantuan dari
orang lain dalam membantu merawat kesahatannya.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit


Ny.S tidak begitu mengetahui tindakan yang tepat jika tekanan darah
suaminya kembali tinggi. Anak bungsu dari Tn.S tidak selalu berada di rumah
sebab ia sementara menyelesaikan studinya. Penanganan yang biasa Ny. S
lakukan adalah membawa suaminya di puskesmas terdekat.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara lingkungan
yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit
Anggota keluarga sudah mengetahui lingkungan yang kondusif untuk
perawatan anggota keluarga yang sakit.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
Tn.K memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, terlebih saat ada anggota
keluarga yang sakit.
VI. STRES DAN KOPIMG KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek (< 6 bln )
Masalah jangka pendek yang dipikirkan Tn. K adalah ketika anaknya yang
sudah menikah berserta cucunya tidak mengunjunginya dan ketika penyakit
yang ia derita kambuh.
b. Stressor jangka panjang ( ≥ 6 bln )
Tidak ada masalah jangka panjang yang akan difikirkan oleh Tn.K

2. Respon keluarga terhadap stressor dan Mekanisme Koping yang digunakan

15
a. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn.K terutama Tn.K terkadang mengeluh, namun tetap berprasangka
baik.
b. Strategi koping yang digunakan
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarahkan
dengan anggota keluarga yang lain.

3. Strategi adaptasi disfungsional


Tidak terdapat adaptasi disfungsional pada keluarga Tn.K

VII. PEMERIKSAAN FISIK


(Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga, meliputi
pemeriksaan Head To Toe)
VIII. HARAPAN KELUARGA
(Jelaskan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada dan
mahasiswa yang melakukan praktek)
Keluarga Tn.K berharap agar petugas kesehatan yang ada semakin memberikan
pelayanan kesehatan yang baik serta mahasiswa yang melakukan praktek mampu
melakukan pelayanan terhadap masayarakat dengan baik dan tepat.

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK ANGGOTA KELUARGA

DATA Bpk… Ibu… An…. An…


TTV TD:130/100mmH TD:110/80mmHg
N: 82x/menit
g
P: 20x/menit
N: 86x/menit
P: 22x/menit

Kepala Rambut beruban, Rambut beruban,


tampak bersih, tampak bersih,
tidak ada benjolan tidak ada
dan tidak ada lesi, benjolan dan
klien mengeluh tidak ada lesi
merasa pusing dan
sakit kepala
Leher Tidak ada Tidak ada
pembesaran pembesaran
kelenjar tyroid & kelenjar tyroid &
16
kelenjar limfe kelenjar limfe
Klien mengeluh
tegang disekitar
leher
Aksila S: 35,6OC S: 35,0OC
Dada Simetris dan tidak Simetris dan
ada suara nafas tidak ada suara
tambahan nafas tambahan
Abdomen Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada nyeri tidak ada nyeri
tekan tekan
Ekstermitas Normal Normal
Atas
Ekstermitas Normal Normal
Bawah

Rencana tindakan keperawatan Keluarga Tn.K

Dengan Masalah Hipertensi

Data Dx. Noc Nic


Keperawatan

1 DS : Perilaku 1. Pengetahuan 1. pengajaran proses


- klien mengatakan
kesehatan proses penyakit
sudah mengetahui
cenderung penyakit
penyakitnya,  Karakter spesifik  Kaji tingkat
beresiko
tetapi masih penyakit pengetahuan pasien
berhubungan
belum bisa  Faktor-faktor terkait dengan proses
dengan
menghidari penyebab penyakit yang
kurangnya  Factor resiko
makanan yang spesifik
pemahaman  Tanda dan gejala
2. Kesiapan  Berikan informasi
dapat memicu
Caregiver dalam kepada pasien
penyakitnya

17
kambuh. perawatan di mengenai kondisinya
- Klien mengatakan
rumah sesuai kebutuhan
jarang berkunjung  Edukasi pasien
ke rumah sakit  Pengetahuan mengenai tanda dan
untuk memeriksa tentang peran gejala yang harus
kesehatannya pemberi rawatan dilaporkan kepada
DO :  Pengetahuan
petugas kesehatan
- klien Nampak kapan harus
sesuai dengan
belum sepenuhnya menghubungi
kebutuhan
mengetahui gejala professional  Rujukpasien kepada
dan penyebab dari kesehatan kelompok
penyakitnya 3. perilaku
- TTV : - TD pendukung/agen
kepatuhan diet
130/100 mmhg komunitas lokal
yang disarankan
- N : 86X/menit  Berpatipasi dalam sesuai kebutuhan
- P : 22x/menit
- S : 35,6OC menetapkan 2. Dukungan
tujuan diet yang pengambilan
bisa dicapai keputusan
dengan  Identifikasi tingkat
professional dukungan keluarga
kesehatan dukungan keuangan,
 Memakan dan sumber daya
makanan diet lainnya
sesuai yang  Tentukan hambatan
ditentukan terhadap sistem
dukungan yang tidak
4. status
terpakai dan kurang
kenyamanan
dimanfaatkan
lingkunga  Sediakan layanan
 Kebersihan
dengan sikap peduli
lingkungan
 Kepuasan dengan dan mendukung
 Libatkan keluarga,
lingkungan fisik
5. pengetahuan orang terdekat, dan

18
sumber-sumber teman-teman dalam
pelayanan perawatan dan
kesehatan perencanaan
 Pentingnya  Rujuk pada program
perawatan tindak pencegahan atau
lanjut pengobatan yang
 Strategi untuk sesuai
mengakses
3. peningkatan
layanan kesehatan
keterlibatan keluarga
 Identifikasi
kemampuan anggota
keluarga untuk
terlibat dalam
perawatan pasien
 Monitor struktur dan
peran keluarga
 Fasilitasi
pemahaman
mengenai aspek
medis dari kondisi
pasien pada anggota
keluarga
 Informasikan factor-
faktor yang dapat
meningkatkan
kondisi pasien pada
anggota keluarga
4. manajemen
lingkungan
kenyamanaan
 tentukan tujuan
pasien dan keluarga
dalam mengelola

19
lingkungan dan
kenyamanaan yang
optimal
 ciptakan lingkungan
yang tenang dan
mendukung
 sediakan lingkungan
yang aman dan
bersih.
 berikan sumber-
sumber edukasi yang
relefan dan berguna
mengenai
manajemen penyakit
dan cederah pada
pasien dan keluarga
jika sesuai

5. panduan sistem
pelayanan kesehatan

 jelaskan sistem
perawatan sistem
perawatan kesehatan
segera cara kerja,
dan apa yang bisa
diharapkan pasien
atau keluarg
 bantu pasien atau
keluarga untuk
memilih professional
kesehatan yang tepat
 identifikasi dan

20
fasilitasi kebutuhan
transportasi untuk
mendapatkan
pelayanan kesehatan
 diskusikan hasil
kunjungan dengan
penyedia layanan
kesehatan lain
dengan tepat
2 Ds: Nyeri akut Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
- klien mengeluh 1 mengenali kapan 1 lakukan pengkajian
berhubugan
pusing dan sakit nyeri terjadi nyeri secara
dengan agen
2 menggambarkan
kepala komperensif
cedera biologis
- klien faktor penyebab 2 Dukung istrahat/tidur
1.
mengatakan yang adekuat untuk
2.
skala nyeri 4 1) membantu
- Klien mengeluh 3 ajarkan penggunaan
2)
tegang disekitar teknik non farmakologi
4 bantu keluarga dalam
leher
mencari dan
DO:
menyediakan dukungan
- Klien nampak
sesekali
memegang
lehernya
- Klien nampak
meringis

21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Friedman (1998) mendefinisikan keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga


merupakan sebuah kelompok yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan
erat satu salam alin, saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka
mengcapai tujuan tertentu.

Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap keluarga
sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan
anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa,
tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.

Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan keluarga, catatan perkembangan dan
evaluasi.

B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga
menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan
keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan
pelayanan kesehatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima.
Jakarta: FKUI

Jhonson, R dan Leni, R. 2010. Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Nuha Medika

Padila. 2012. Buku Ajar: Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha Medika

Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu

Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC

23

Anda mungkin juga menyukai