Kes
Oleh :
KELOMPOK 7
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA DENGAN ORANG TUA USIA PERTENGAHAN” tepat pada waktu yang
ditentukan. Makalah ini bertujuan untuk membina dan mengembangkan potensi mahasiswa
dibidang akademik, serta untuk memenuhi tugas dari mata kuliah “GADAR KRITIS”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca agar makalah ini lebih sempurna dan dapat meningkatkan pengetahuan bagi
pembaca.
Terima kasih dan semoga makalah ini memberikan manfaat positif bagi pembaca dan
kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Makalah..............................................................................................2
A. Kesimpulan...................................................................................................25
B. Saran.............................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan masyarakat. Keluarga merupakan
sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi,
hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial
setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama. Keluarga memiliki keterkaitan yang
erat dengan kesehatan setiap anggotanya (Jhonson dan Leny, 2010).
Kesehatan merupakan kunci utama dalam melakukan berbagai kegiatan. Kesehatan yang
terganggu, akan menghambat setiap orang dalam beraktivitas. Pemerintah berlomba-lomba
mencanangkan berbagai program guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat. Program
tersebut dapat berhasil berkat kerjasama lintas sektor. Salah satunya adalah sektor kesehatan.
Dalam ranah kesehatan, peran dokter, perawat dan tenaga kesehatan lain tentu menjadi kunci
utama. Perawat dituntut terampil dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
sehingga program dapat berjalan dengan baik (Setiadi, 2008).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan serangkaian proses yang diawali dari
pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa, penentuan diagnosa prioritas, perencanaan
keperawatan serta implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan keluarga bersifat
komprehensif, mencakup seluruh anggota keluarga. Membantu dalam menyelesaikan
permasalah keluarga dimulai dari permasalahan fisik hingga masalah dalam tahap
perkembangan keluarga (Padila, 2012).
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini antara lain:
1. Bagaimana konsep tahap perkembangan keluarga orang tua usia pertengahan?
2. Bagaimana konsep teori asuhan keperawatan dalam keluarga?
3. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga
dengan orang tua usia pertengahan?
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan makalah ini antara lain untuk mengetahui:
1. Konsep tahap perkembangan keluarga orang tua usia pertengahan
2. Konsep teori asuhan keperawatan dalam keluarga
3. Asuhan keperawatan keluarga dengan masalah hipertensi pada keluarga dengan orang
tua usia pertengahan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
ditinjau dari seksologi. Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan
sukses untuk menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk mendapatkan
kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor fisik. Karena itu, tiap
pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya kepada dokter secara teratur
sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak mengalami gangguan penyakit, seperti jantung
koroner, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan penting
untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk mereka perhatikan
karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam hubungan suami istri.
4
melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64 tahun.
Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari pada tidak
pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk mengembalikan begitu
banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi, seperti tekanan darah
tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang berkepanjangan, menurunnya kapasitas
vital akibat merokok.
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang dibangkitkan
bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan jantung, stroke, atau
kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang teratur dan kebiasaan hidup
yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk mengurangi kerentanan terhadap
berbagai penyakit juga merupakan kekuatan pendorong yang ampuh. Penyakit hati,
kanker dan stroke merupakan dua pertiga dari semua penyebab kematian antara usia
46 hingga 64 tahun dan sebagai penyebab kamatian urutan ke empat.
2. Hubungan Serasi dan Memuaskan dengan Anak- Anaknya dan Sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga dan
meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini mendatangkan
penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman , 1988, hal 131). Tugas
perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus merasa seperti
sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari posisi sebagai
kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24 jam. Karena umur
harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara khusus terjadi pada
tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam Friedman, 1988, hal
132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak dan cucu mereka
pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui pemberian dorongan
dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan membantu
orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang lebih tua.
Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal memiliki satu
orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal 132). Jadi,
tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah dan sakit-
sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang merasa
5
berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi kebutuhan-
kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-cucu mereka.
Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif dikalangan
minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
3. Meningkatkan Keakraban Pasangan atau Hubungan Perkawinan
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai pasangan
menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam Friedman,
1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi identitas
pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi secara
bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu diuji
kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu sama lain
yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,
melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam Friedman,
1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa ketika timbul
perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan, seringkali berkaitan
dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya. Karakteristik umum
dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan berada dalam kebahagiaan
yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita sejak
dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu sebagai orang
dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam masa usia
pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya hubungan hidup
berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas perkembangan pada lain
pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi yang membangkitkan gerak
bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu jalinan hubungan berkeluarga.
6
B. Teori Asuhan Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga
Tahapan dari proses keperawatan keluaarga meliputi
a) Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.
b) Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah:
(2) Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural
(3) Data lingkungan
(4) Struktur dan fungsi keluarga
(5) Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga
(6) Perkembangan keluarga
b) Yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga adalah:
(1) Fisik
(2) Mental
(3) Emosi
(4) Sosial
(5) Spirtual
b. Perumusan diagnosis keperawatan
c. Penyusun perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan tujuan, identifikasi
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan.
d. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-
sumber daya yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah
e. Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang
sudah dilaksanakan.
7
2. Tahap-tahap Asuhan Keperawatan
a. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
data/informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga
b. Observasi fasilitas rumah
c. Pemeriksaan fisik terhadap anggota keluarga (head to toe)
d. Data sekunder, misalnya hasil laboratorium, hasil X-ray, PAP Smear dan
sebagainya.
Hal2 yang perlu di kaji dalam keluarga adalah:
1) Data Umum
Pada data umum, membahas tentang nama serta alamat keluarga, tpi keluarga, suka
bangsa, agama, status social ekonomi keluarga dan aktivitas rekreasi keluarga
2) Riwayat dah tahap perkembangan keluarga
Menjelaskan tetanag tahap perkembangan keluaga saat ini dan ttugas
perkembangan yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti serta riwayat keluarga
sebelumnya
3) Pengkajian lingkungan
Meliputi karakteristik rumah, tetangga, bagaimana interaksi dimasyarakat
4) Struktur keluarga
Meliputi pola komunikasi keluarga, struktur oeran serta nilai atau norma dalam
keluarga
5) Fungsi keluarga
Meliputi fungsi afektif, sfungsi sosialisasi, serta perawatan keluarga
6) Stress dan koping keluarga
Meliputi stressor jangka panjang dan dan jangka pendek, kemmpuan keluarga
berespon terhadap masalah, strategi koping yang digunakan dan strategiadaptasi
disfungsional
7) Pemeriksaan fisik
8
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada
b. Tahap Diagnosa
1) Perumusan Diagnosa Keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian, yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari:
a) Diagnose keperawatan actual
b) Diagnose keperawatan keluarga beresiko
c) Diagnose keperawatan keluarga sejahtera/potensialc
c. Tahap Intervensi/Tahap Perencanaan Tindakan Keperawatan Keluarga
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan, yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari
setiap tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
d. Tahap Implementasi/Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan perencanaan
mengenai diagnosa yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan keperawatan terhadap
keluarga.
e. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah di berikan, dilakukan penilaian
untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilaksanakan dalam satu
kali kunjungan ke keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional:
S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah
dilakukanintervensi keperawatan, misalnya : keluarga mengatakan nyerinya berkurang.\
9
O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi
keperawatan, misalnya : BB naik 1 kg dalam 1 bulan.
A adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang terkait
dengan diagnosis.
P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari keluarga pada
tahapan evaluasi .
Tahapan Evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang di lakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
I. DATA UMUM
1. Nama KK : Tn. K
2. Pekerjaan KK : PNS
3. Pendidikan KK : SI
4. Agama KK : Islam
5. Alamat : Kec. Nambo, Sulawesi Tenggara
7. Genogram :
10
Ket :
: perempuan :garisperkawinan
: meninggal :garisketurunan
- - - - - : tinggal serumah
8. Tipe Keluarga
Keluarga Tn. K adalah keluarga tradisional yang terdiri dari suami dan istri
beserta anak yang sudah menikah (keluarga usia pertegahan)
9. Suku Bangsa
Buton
10. Agama
Islam
11
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan keluarga usia
pertengahan. Tn.K berusia 54 tahun dan tinggal dengan istrinya Ny.S umur 53
tahun dan salah satu anaknya yang berumur 25 tahun.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
(Jelaskan tentang jenis rumah, status kepemilikan rumah, luas rumah,
jumlah ruangan, penerangan, ventilasi, kebersihan, SPAL, sumber air
minum, dan jamban)
Jenis rumah permanen, status kepemilikan rumah adalah rumah pribadi, jumlah
ruangan ada 5 ruangan, penerangan listrik, ventilasi cukup, rumah tampak bersih,
SPAL baik, sumber air minum adalah air masak, jamban leher angsa
2. Denah Rumah
3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RT/RW/Dusun
(Jelaskan tentang karakteristik tetangga dan komunitas, kebiasaan/aturan
yang disepakati penduduk setempat, serta karakteristik lingkungan fisik)
12
Tetangga ramah, saling berinteraksi dengan baik.
3. Struktur Peran
13
Dalam keluarga Tn.K peran keluarga sudah berjalan dengan baik karena anak-
anak dan menantu dari Tn.K sangat berperan dalam membantu membiayai
kebutuhan sehari-hari dari Tn.K. Selain itu Ny.S juga masih mampu berperan
sebagai ibu rumah tangga, pengatur keuangan, memasak, dan bersih – bersih
rumah.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
(Jelaskan hubungan keakraban antar anggota keluarga, perasaan memiliki,
perhatian dan dukungan antar anggota keluarga, serta bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menyayangi dan menghargai)
Keluarga ini harmonis dan saling menghargai serta anak-anaknya sering
mengirimkan uang untuk keperluan sehari-hari dan seluarga saling menelpon jika
rindu atau ada sesuatu yang diperlukan.
2. Fungsi Sosialisasi
(Jelaskan bagaimana keluarga mengembangkan hubungan sosial dengan
lingkungan, dan bagaimana keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan
perilaku di masyarakat)
Keluarga berperan aktif di masyarakat dan sering mengikuti kerja bakti atau
kegiatan-kegiatan yang diadakan didesa mereka.
3. Fungsi Reproduksi
(Jelaskan berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah
anak, dan metode apa yang digunakan keluarga untuk mengendalikan
jumlah anak)
Anak Tn.S berjumlah dua orang dan keluarga sama sekali tidak menggunakan KB
4. Fungsi Ekonomi
(Jelaskan bagaimana kemampuan keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan, papan serta sejauh mana keluarga memanfaatkan fasilitas dan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya peningkatan kesehatan
keluarga)
14
Keluarga Tn.K mampu mencukupi kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta
selalu menjaga lingkungan dengan cara membuang sampah dan membakarnya.
15
a. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga Tn.K terutama Tn.K terkadang mengeluh, namun tetap berprasangka
baik.
b. Strategi koping yang digunakan
Keluarga dalam menghadapi masalah ini dengan cara memusyawarahkan
dengan anggota keluarga yang lain.
17
kambuh. perawatan di mengenai kondisinya
- Klien mengatakan
rumah sesuai kebutuhan
jarang berkunjung Edukasi pasien
ke rumah sakit Pengetahuan mengenai tanda dan
untuk memeriksa tentang peran gejala yang harus
kesehatannya pemberi rawatan dilaporkan kepada
DO : Pengetahuan
petugas kesehatan
- klien Nampak kapan harus
sesuai dengan
belum sepenuhnya menghubungi
kebutuhan
mengetahui gejala professional Rujukpasien kepada
dan penyebab dari kesehatan kelompok
penyakitnya 3. perilaku
- TTV : - TD pendukung/agen
kepatuhan diet
130/100 mmhg komunitas lokal
yang disarankan
- N : 86X/menit Berpatipasi dalam sesuai kebutuhan
- P : 22x/menit
- S : 35,6OC menetapkan 2. Dukungan
tujuan diet yang pengambilan
bisa dicapai keputusan
dengan Identifikasi tingkat
professional dukungan keluarga
kesehatan dukungan keuangan,
Memakan dan sumber daya
makanan diet lainnya
sesuai yang Tentukan hambatan
ditentukan terhadap sistem
dukungan yang tidak
4. status
terpakai dan kurang
kenyamanan
dimanfaatkan
lingkunga Sediakan layanan
Kebersihan
dengan sikap peduli
lingkungan
Kepuasan dengan dan mendukung
Libatkan keluarga,
lingkungan fisik
5. pengetahuan orang terdekat, dan
18
sumber-sumber teman-teman dalam
pelayanan perawatan dan
kesehatan perencanaan
Pentingnya Rujuk pada program
perawatan tindak pencegahan atau
lanjut pengobatan yang
Strategi untuk sesuai
mengakses
3. peningkatan
layanan kesehatan
keterlibatan keluarga
Identifikasi
kemampuan anggota
keluarga untuk
terlibat dalam
perawatan pasien
Monitor struktur dan
peran keluarga
Fasilitasi
pemahaman
mengenai aspek
medis dari kondisi
pasien pada anggota
keluarga
Informasikan factor-
faktor yang dapat
meningkatkan
kondisi pasien pada
anggota keluarga
4. manajemen
lingkungan
kenyamanaan
tentukan tujuan
pasien dan keluarga
dalam mengelola
19
lingkungan dan
kenyamanaan yang
optimal
ciptakan lingkungan
yang tenang dan
mendukung
sediakan lingkungan
yang aman dan
bersih.
berikan sumber-
sumber edukasi yang
relefan dan berguna
mengenai
manajemen penyakit
dan cederah pada
pasien dan keluarga
jika sesuai
5. panduan sistem
pelayanan kesehatan
jelaskan sistem
perawatan sistem
perawatan kesehatan
segera cara kerja,
dan apa yang bisa
diharapkan pasien
atau keluarg
bantu pasien atau
keluarga untuk
memilih professional
kesehatan yang tepat
identifikasi dan
20
fasilitasi kebutuhan
transportasi untuk
mendapatkan
pelayanan kesehatan
diskusikan hasil
kunjungan dengan
penyedia layanan
kesehatan lain
dengan tepat
2 Ds: Nyeri akut Kontrol Nyeri Manajemen nyeri
- klien mengeluh 1 mengenali kapan 1 lakukan pengkajian
berhubugan
pusing dan sakit nyeri terjadi nyeri secara
dengan agen
2 menggambarkan
kepala komperensif
cedera biologis
- klien faktor penyebab 2 Dukung istrahat/tidur
1.
mengatakan yang adekuat untuk
2.
skala nyeri 4 1) membantu
- Klien mengeluh 3 ajarkan penggunaan
2)
tegang disekitar teknik non farmakologi
4 bantu keluarga dalam
leher
mencari dan
DO:
menyediakan dukungan
- Klien nampak
sesekali
memegang
lehernya
- Klien nampak
meringis
21
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terdapat 8 tahap perkembangan keluarga yaitu tahap keluarga pemula, tahap keluarga
sedang mengasuh anak, tahap keluarga dengan anak usia pra sekolah, tahap keluarga dengan
anak usia sekolah, tahap keluarga dengan anak remaja, tahap keluarga dengan anak dewasa,
tahap keluarga usia pertengahan, dan tahap keluarga lanjut usia.
Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
prioritas masalah, rencana asuhan keperawatan keluarga, catatan perkembangan dan
evaluasi.
B. Saran
1. Mahasiswa agar menambah pengetahuan sengan membaca berbagai referensi sehingga
menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan keluarga.
2. Seluruh perawat agar meningkatkan pengetahuan tanteng asuhan keperawatan
keluarga, agar dapat diaplikasikan di lingkungan sekitar serta dikembangkan di tatanan
pelayanan kesehatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 1998. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; Riset, Teori dan Praktek. Edisi Kelima.
Jakarta: FKUI
Setiadi. 2008. Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Jogjakarta: Graha Ilmu
Sylvia A, Price & Loraraine M, Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 1. Jakarta: EGC
23