Anda di halaman 1dari 47

ASKEP KELUARGA NN.

N DENGAN TAHAP TUMBUH KEMBANG


KELUARGA DENGAN ANAK USIA REMAJA DENGAN KASUS
GASTRITIS DI SIOMPU BUTON SELATAN

MUTTAQIN HAMZAH
N201901174

KELAS BAHTERAMAS

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN NERS


STIKES MANDALA WALUYA
KENDARI
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
1. LP Kasus Gastritis
a. Definisi Tumbuh Kembang Keluarga dengan Anak Usia Remaja
Tumbuh kembang keluarga dengan anak usia remaja adalah Anak
usia antara 13 tahun – 21 tahun, tujuannya untuk memberikan
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk
mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.

b. Tugas Perkembangan Keluarga yang Harus Dicapai Pada


Keluarga Anak Usia Remaja
Tugas perkembangan :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
b) Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
c) Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang
tua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab.
Seringkali muncul konflik orang tua dan remaja.

c. Definisi Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh di perut, tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
(Suratun SKM, 2010).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut
berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering
kali di sebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan-makanan
yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi).
(Smeltzer,2011).
Gatritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang
hadir dengan inflamasi mukosa lambung (Joyce M. Black & Jane
Hokanson Hawks, 2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding
lambung, yang disebabkan oleh iritasi mukosa lambung. (Pricilla
LeMonne, dkk, 2015).

d. Etiologi
1) Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (aspirin, asteroid
kortikosteroid).
2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
3) Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat
menyebabkan kerusakan pada mukosa gaster dan dapt
menimbulkan edema serta pendarahan.
4) Kondisi stres atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan sistem saraf pusat) merangsang peningkatan
produksi HCL lambung.
5) Infeksi oleh bakteri seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,
Salmonella, dan lain-lain.
6) Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi
penularan kuman di komunitas, karena anti biotik tersebut mampu
mengeradikasiminfeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase
keberhasilannya sangat rendah.
7) Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan
Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien
immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,
biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.

e. Patofisiologi
Inflamasi dalam waktu yang lama pada lambung disebabkan baik
oleh bakteri H. Phylory, Obat-obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida
steroid digitalis) dan kafein. Obat-obatan tersebut dapat mengganggu
pembentukan sawat mukosa lambung, sedangkan bakteri H. Phylory
akan melekat pada epitel lambung yang berakibat menghancurkan
lapisan mukosa lambung sehingga dapat menurunkan barrier lambung
terhadap asam dan pepsin.
Salah satu yang menyebabkan inflamasi dalam waktu yang lama
adalah kafein. Kafein dapat menurunkan produksi bikarbonat yang
dapat berakibat menurunkan produksi bikarbonat yang dapat berakibat
menurunkan kemampuan protekstif terhadap asam.
Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan
berakibat difusi kembali, asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan
terjadi inflamasi dan erosi mukosa lambung. Inflamasi akan membuat
nyeri epigastrium akan memunculkan masalah nyeri akut sehingga
menurunkan sensori untuk makan dan akan berakibat menjadi
anoreksia, mual, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, muntah, kekurangan volume cairan, erosi mukosa lambung
akan menurunkan tonus dan peristaltik lambung serta mukosa
lambung akan kehilangan integritas jaringan.
Dari menurunnya tonus dan peristaltik lambung, maka akan terjadi
refluk isi duodenum ke lambung yang akan menyebabkan mual, serta
dorongan ekpulsi isi lambung ke mulut dan akhirnya muntah. Dengan
adanya anoreksia, mual, dan muntah akan memunculkan masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu
dengan adanya muntah, mukosa lambung kehilangan integritas
jaringan berakibat terjadinya perdarahan yang akan memunculkan
masalah kekurangan volume cairan (Joyce M. Black & Jane Hokanson
Hawks, 2014).
f. Manifestasi Klinis
Pada beberapa pasien, gangguan ini tidak menimbulkan gejala
yang khas. Manifestasi klinis gastritis akut dan kronis hampir sama,
diantaranya yaitu :
1) Manifestasi gastritis akut
- Anoreksia.
- Nyeri pada epigastrium.
- Mual dan muntah.
- Perdarahan saluran cerna.
- Anemia.
2) Manifestasi gastritis kronis
- Mengeluh nyeri ulu hati.
- Anoreksia.
- Nausea.

g. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung
mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan
intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
(Smeltzer dkk., 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Black Joyce M. dan Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Buku2. Jakarta: Elsevier
Lemonne P, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Alih Bahasa:
Anggelina B. Yudha E. Editor Edisi Bahasa Indonesia: Iskandar M. Edisi 5
Vol. 2. Jakarta. EGC
Smeltzer Susan C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta : EGC
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. N
b. Alamat : Siompu, Buton Selatan
c. Pekerjaan KK : Nelayan
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi Keluarga :

No Nama Hub. Umur Pendidikan Status Imunisasi Ket


Dengan KK
BCG Polio DPT Hep Campak
1. Tn. N Suami 48 Thn SMA     

2. Ny. W Istri 38 Thn SMA     

3. Tn. E Anak 24 Thn SMA     

4. Nn. N Anak 21 Thn SMA     

f. Genogram :

48 38 ? ?

24 21

Keterangan :
: Laki-Laki ? : Tidak Diketahui
: Perempuan : Garis Perkawinan
: Meninggal : Garis Keturunan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
Tipe keluarga : Nuclear Family (Keluarga Inti) adalah keluarga
yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
g. Kewarganegaraan/suku bangsa: Indonesia/Buton.
h. Agama : Islam
i. Status sosial: Sumber pendapatan keluarga di peroleh dari gaji
berjualan koran Tn. N dan 2 orang anaknya (Anak ke 1 dan Ke 2)
j. Aktivitas rekreasi keluarga : Rekreasi di luar rumah kadang-kadang
tidak pernah dilakukan, biasanya keluarga Tn. B menghabiskan
waktu bersama di rumah dengan menonton TV bersama.
k. Riwayat tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia remaja.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Tn. N mengatakan sebagai kepala keluarga mempunyai
riwayat sakit hipertensi, asam urat, dan kolestrol. Tn. N
sering mengalami pusing dan sakit pada tengkuknya sejak
beberapa tahun yang lalu, rasa sakit pada persendian, dan
ada pembengkakan pada punggung kakinya, rutin control
ke puskesmas sebulan 3x dan mengambil obat, makan
maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 170/90 mmHg S : 360 C
N : 80x/menit P : 20x/menit
2) Ny. W sering mengalami pusing dan sakit kepala karena
Ny. S mengalami anemia, Ny. W juga kadang mengalami
sakit pada persendian kakinya. Ny. W juga memiliki
riwayat penyakit asam urat.
3) Tn. E sering mengalami sakit pada tulang punggung karena
efek sering kerja dan lelah juga.
4) Nn, N mempunyai riwayat sakit gastritis sejak beberapa
tahun yang lalu, dia juga sering mengalami sakit punggung
dan tulang belakang karena efek sering angkat berat berupa
seprei, farlak, dan kasur di tempat kerjanya.
2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Nn. N menderita gastritis tapi keluarga yang lain tidak menderita
gastritis.
3. Keadaan lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki system sanitasi yang
baik, dan memiliki penerangan ruangan yang baik.

Denah Rumah Dalam Bentuk Gambar

Dapur Kamar
Mandi
Kamar
Kamar Tidur
Ruang
Tidur TV Kamar
Tidur
Ruang
Tamu

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Hubungan antar tetangga dan komunitas RW baik, saling bantu
membantu, bila ada kerja bakti atau ada tetangga yang membangun
rumah di kerjakan saling gotong royong.
c. Mobilitas keluarga
Sebagai penduduk kota Sulawesi Tenggara, Kendari Nn. N dan
keluarganya tidak pernah transmigrasi maupun imigrasi.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Nn. N berangkat kerja pukul 08.00 dan pulang pada pukul 18.00
dan sangat jarang berinteraksi dengan tetangga di sekitar rumahnya
karena merasa lelah seharian bekerja.
e. Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga 4 orang, dan Nn. N jarang ke puskesmas

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-hari dan mendapatkan informasi kesehatan
dari internet.
b. Struktur peran keluarga
Tn. N sebagai kepala keluarga, Ny. W sebagai istri, Tn. E, dan Nn.
N sebagai anak.
c. Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur,
demikian pula sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap
sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit di bawa ke RS atau
puskesmas terdekat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi
Hubungan antara keluarga baik, jika ada anggota keluarga yang
sakit maka salah satu anggota keluarga membawa anggota keluarga
yang sakit ke RS atau Puskesmas terdekat.
b. Fungsi social
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah terutama pada
malam hari dan hubungan dalam keluarga baik.
c. Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak, kadang di goreng, dan di
santan. terdiri dari nasi, ikan, sayur, tempe, tahu dengan frekuensi
3x sehari dan bila ada anggota keluarga sakit keluarga merawat dan
mengantar ke RS atau puskesmas terdekat. Dalam merawat Nn. N,
keluarga masih memberikan makanan yang sama dengan anggota
keluarga yang lain tetapi tidak menyediakan makanan yang pedas
untuk Nn. N dan hanya menyediakan makanan yang lembek.
d. Fungsi reproduksi
Nn. N belum menikah.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak, dan biaya untuk berobat.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stresor yang dimiliki
1. Stressor jangka pendek
Nn. N mengatakan rasa nyeri pada ulu hatinya.
2. Stressor jangka panjang
Nn. N sering khawatir karena sakit maag yang sering kambuh.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka salah satu anggota
keluarga menyarankan untuk memeriksakannya ke petugas
kesehatan.
c. Strategi koping yang digunakan
Kadang - kadang anggota keluarga bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
7. Strategi adaptasi yang disfungsi
Bila Nn. N merasakan sakit pada ulu hatinya, maka Nn. N berhenti
untuk melaksanakan pekerjaannya dan bergegas minum obat antasida
dan segera makan.
8. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Fisik Tn. N
Tekanan Darah :170/90 mmHg.
Nadi : 80x/menit.
Suhu :360 C.
Pernapasan : 20x/menit
Berat Badan : 85 Kg
Tinggi Badan : 155 cm.
Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Gula : 95 mg/dl
- Asam Urat : 6,6 mg/dl
Kepala:
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut Nampak bersih dan beruban.
- Tidak ada benjolan.
Mata :
- Simetris.
- Tidak menggunakan kacamata.
- Konjungtiva pucat.
- Wajah Nampak keriput.
Hidung
- Pernapasan normal.
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada secret.
Mulut :
- Mukosa bibir lembab.
- Gigi Nampak kuning.
- Tidak ada stomatitis.
Telinga :
- Ada gangguan pendengaran.
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Leher :
- Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak adanya pembesaran vena jugularis.
- Tidak ada nyeri tekan.
Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Perut nampak buncit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 2x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih kekuning-kuningan, bau khas
amoniak.

b) Pemeriksaan Fisik Ny. W


Tekanan Darah : 100/80 mmHg.
Nadi : 80x/menit.
Suhu : 36,50 C.
Pernapasan : 20x/menit
Berat Badan : - Kg
Tinggi Badan : 160 cm.
Kepala:
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut Nampak bersih dan bergelombang..
- Tidak ada benjolan.
Mata :
- Simetris.
- Menggunakan kacamata.
- Konjungtiva pucat.
- Wajah Nampak keriput.
Hidung
- Pernapasan normal.
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada secret.
Mulut :
- Mukosa bibir lembab.
- Gigi Nampak kuning dan ompong.
- Tidak ada stomatitis.
Telinga :
- Tidak ada gangguan pendengaran.
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Leher :
- Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak adanya pembesaran vena jugularis.
- Tidak ada nyeri tekan.
Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Tidak adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 2x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih kekuning-kuningan, bau khas
amoniak.

c) Pemeriksaan Fisk Tn. E


Tekanan Darah :120/80 mmHg.
Nadi : 80x/menit.
Suhu :36,50 C.
Pernapasan : 20x/menit
Berat Badan : - Kg
Tinggi Badan : 170 cm.
Kepala:
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut Nampak bersih dan lurus.
- Tidak ada benjolan.
Mata :
- Simetris.
- Tidak menggunakan kacamata.
- Konjungtiva merah.
Hidung
- Pernapasan normal.
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada secret.
Mulut :
- Mukosa bibir lembab.
- Gigi Nampak putih.
- Tidak ada stomatitis.
Telinga :
- Tidak ada gangguan pendengaran.
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Leher :
- Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak adanya pembesaran vena jugularis.
- Tidak ada nyeri tekan.
Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Tidak adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 2x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih, bau khas amoniak.

d) Pemeriksaan Fisik Nn. N


Tekanan Darah : 80/90 mmHg.
Nadi : 85x/menit.
Suhu : 360 C.
Pernapasan : 20x/menit
Berat Badan : 45 Kg
Tinggi Badan : 162 cm.
Kepala:
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut Nampak bersih dan beruban.
- Tidak ada benjolan.
Mata :
- Simetris.
- Tidak menggunakan kacamata.
- Konjungtiva pucat.
- Wajah Nampak keriput.
Hidung
- Pernapasan normal.
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada secret.
Mulut :
- Mukosa bibir lembab.
- Gigi Nampak kuning.
- Tidak ada stomatitis.
Telinga :
- Ada gangguan pendengaran.
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Leher :
- Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak adanya pembesaran vena jugularis.
- Tidak ada nyeri tekan.

Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Ada nyeri tekan di daerah epigastrium.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Tidak adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 1x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih, bau khas amoniak.

9. Harapan keluarga :
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Nn. N
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisis Data

No. Data Diagnosa Keperawatan


1. DS : Nyeri Akut
- Nn. N mengatakan rasa nyeri
pada ulu hatinya.
- Nn, N mempunyai riwayat sakit
gastritis sejak beberapa tahun
yang lalu.

DO :
- TTV :
 TD : 80/90 mmHg.
 N : 85x/menit.
 S : 360 C.
 P : 20x/menit
- Wajah Nn. N agak pucat.
- Ada nyeri tekan di daerah
epigastrium.
- Klien nampak meringis.
- Skala nyeri 3 (skala ringan).
2. DS : Nn. N sering khawatir karena Ansietas.
sakit maag yang sering kambuh.

DO :
- Klien dan Ny. W Nampak
khawatir.
- Klien dan Ny. W Nampak
gelisah.
- Ny. W nampak sering
bertanya tentang penyakit
Nn. N.

2. Prioritas Masalah
Skoring : Nyeri Akut

No KRITERIA SKOR BOBO PERHITUN PEMBENARAN


T GAN
1. Sifat masalah 3 3 3/3x1=1 Tidak/kurang sehat.
- Ancaman kesehatan. 2
- Tidak/kurang sehat. 3
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah 2 2 2/2x2=2 Kebiasaan keluarga jika
dapat diubah: Nn. F sakit, maka Nn. F
2
- Dengan mudah. di sarankan untuk
1
- Hanya sebagian. istirahat, minum obat,
- Tidak dapat 0 dan segera makan.
3. Potensial masalah untuk 2 3 2/3x1=0,6 Penjelasan yang tepat
dicegah : dapat membantu klien
- Tinggi. 3 dan keluarga klien untuk
- Cukup. 2 memahami penyakitnya.
- Rendah. 1
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/3x1-0,6 Keluarga Nn. F
- Masalah berat harus 2 menyediakan makanan
ditangani. yang sama dengan
- Masalah tidak perlu 1 keluarga lain tetapi tidak
segera ditangani. menyediakan makanan
- Masalah tidak didak 0 yang pedas untuk Nn. F.
dirasakan.
TOTAL 4,2
Skoring : Ansietas

No KRITERIA SKOR BOBO PERHITUN PEMBENARAN


T GAN
1. Sifat masalah 3 2 3/3x2=2 Rasa cemas dapat
- Ancaman kesehatan. 2 memperburuk keadaan.
- Tidak/kurang sehat. 3
- Krisis 1
2. Kemungkinan masalah 2 1 2/2x1=1 Pemberian penjelasan
dapat diubah: yang tepat dapat
2
- Dengan mudah. membantu menurunkan
1
- Hanya sebagian. rasa cemas.
- Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk 2 2 2/3x2=1,3 Penjelasan yang tepat
dicegah : dapat membantu klien
- Tinggi. 3 untuk mengurangi rasa
- Cukup. 2 cemasnya.
- Rendah. 1
4. Menonjolnya masalah: 2 1 2/3x1-0,6 Keluarga Nn. F
- Masalah berat harus 2 menyadari bahwa dengan
ditangani. istirahat yang cukup serta
- Masalah tidak perlu 1 makan dengan teratur
segera ditangani. dapat mengurangi rasa
- Masalah tidak 0 cemas klien.
dirasakan.
TOTAL 4,9
FORMAT PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil
No Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan
Umum Khusus
Keluarga
1. Nyeri akut Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan rumah Manajemen Nyeri
berhubungan dengan kunjungan rumah 3x diharapkan tingkat nyeri
a) Observasi
agen pencedera 3x diharapkan menurun dengan criteria hasil :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
fisiologis kondisi klien - Keluhan nyeri Nn. F cukup
frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri.
membaik. menurun.
- Identifikasi skala nyeri.
- Meringis Nn. F menurun.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri.
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup.
- Monitor efek samping penggunaan obat.

b) Terapeutik
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri misalnya suhu ruangan,
kebisingan, dan pencahayaan.

c) Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat.
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Ansietas Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan rumah Dukungan Keyakinan
berhubungan dengan kunjungan rumah 3x, diharapkan rasa khawatir Nn. F a) Observasi
disfungsi system 3x, diharapkan terhadap penyakitnya berkurang - Identifikasi keyakinan dan masalah klien.
keluarga. tingkat ansietas dengan criteria hasil : - Monitor kesehatan fisik dan mental klien.
menurun. - Rasa khawatir cukup menurun.
- Perilaku gelisah cukup
menurun. b) Terapeutik
- Berikan harapan yang realistis sesuai
prognosis.

c) Edukasi
- Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi
akibat keyakinan positif.
- Jelaskan alternative yang berdampak
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan.
- Berikan penjelasan yang relevan dan
mudah di pahami.

FORMAT PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN


No Diagnosa
Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi
. Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 01-08-2020 - Mengidentifikasi lokasi, S : Klien mengatakan merasakan nyeri
berhubungan dengan kunjungan rumah karakteristik, durasi, pada ulu hatinya.
agen pencedera 3x diharapkan frekuensi, kualitas, dan
fisiologis tingkat nyeri intensitas nyeri. O
menurun dengan - Mengidentifikasi skala - Lokasi nyeri di daerah epigastrium,
criteria hasil : nyeri. durasi >5 menit, nyeri seperti
- Keluhan - Mengidentifikasi faktor ditusuk-tusuk.
nyeri Nn. F yang memperberat dan - Skala nyeri 3 (skala ringan).
cukup memperingan nyeri. - Faktor yang memperberat nyeri
menurun. - Mengidentifikasi yaitu terlambat makan dan makan
- Meringis Nn. pengetahuan dan keyakinan makanan yang pedas serta yang
F menurun. tentang nyeri. memperingan nyeri yaitu makan
- Mengidentifikasi pengaruh bubur dan minum obat antasida.
nyeri pada kualitas hidup. - Klien mengetahui bahwa
- Memonitor efek samping penyakitnya itu disebabkan karena
penggunaan obat. terlambat makan.
- Mengontrol lingkungan - Klien mengetahui bahwa dengan
yang memperberat rasa kondisnya sekarang, dia tidak fokus
nyeri misalnya suhu untuk bekerja.
ruangan, kebisingan, dan - Klien nampak meringis
pencahayaan. - TTV
- Menjelaskan penyebab,  TD : 80/90 mmHg.
periode, dan pemicu nyeri.  Nadi : 85x/menit.
- Menganjurkan memonitor  Suhu : 360 C.
nyeri secara mandiri.  Pernapasan : 20x/menit
- Menganjurkan
menggunakan analgetik A: Masalah belum teratasi.
secara tepat.
- Mengajarkan teknik non P: Intervensi dilanjutkan.
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Ansietas Setelah dilakukan 01-08-2020 - Mengidentifikasi S : Klien mengatakan masih khawatir
berhubungan dengan kunjungan rumah keyakinan dan masalah dengan kondisi penyakit gastritisnya.
disfungsi system 3x, diharapkan klien.
keluarga. rasa khawatir Nn. - Memonitor kesehatan fisik O: Klien Nampak khawatir dan bertanya
F terhadap dan mental klien. tentag kondisinya.
penyakitnya - Memberikan harapan yang
berkurang dengan realistis sesuai prognosis. A: Masalah belum teratasi.
criteria hasil : - Menjelaskan bahaya atau
- Rasa resiko yang terjadi akibat P: Intervensi dilanjutkan.
khawatir keyakinan positif.
cukup - Menjelaskan alternative
menurun. yang berdampak positif
- Perilaku untuk memenuhi
gelisah cukup keyakinan dan perawatan.
menurun. - Memberikan penjelasan
yang relevan dan mudah
di pahami.
FORMAT EVALUASI
Diagnosa
No Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan - Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Klien mengatakan merasakan nyeri pada ulu
dengan agen pencedera frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri. hatinya.
fisiologis. - Mengidentifikasi skala nyeri.
- Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan O
memperingan nyeri. - Lokasi nyeri di daerah epigastrium, durasi >5
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan menit, nyeri seperti ditusuk-tusuk.
tentang nyeri. - Skala nyeri 3 (skala ringan).
- Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada kualitas - Faktor yang memperberat nyeri yaitu
hidup. terlambat makan dan makan makanan yang
- Memonitor efek samping penggunaan obat. pedas serta yang memperingan nyeri yaitu
- Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa makan bubur dan minum obat antasida.
nyeri misalnya suhu ruangan, kebisingan, dan - Klien mengetahui bahwa penyakitnya itu
pencahayaan. disebabkan karena terlambat makan.
- Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri. - Klien mengetahui bahwa dengan kondisnya
- Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri. sekarang, dia tidak fokus untuk bekerja.
- Menganjurkan menggunakan analgetik secara - Klien nampak meringis
tepat. - TTV
- Mengajarkan teknik non farmakologis untuk  TD : 80/90 mmHg.
mengurangi rasa nyeri.  Nadi : 85x/menit.
 Suhu : 360 C.
 Pernapasan : 20x/menit

A: Masalah belum teratasi.

P: Intervensi dilanjutkan.
2. Ansietas berhubungan - Mengidentifikasi keyakinan dan masalah klien. S: Klien mengatakan masih khawatir dengan
dengan disfungsi system - Memonitor kesehatan fisik dan mental klien. penyakit gastritisnya.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis sesuai
prognosis. O: Klien Nampak khawatir dan bertanya tentang
- Menjelaskan bahaya atau resiko yang terjadi kondisinya.
akibat keyakinan positif.
- Menjelaskan alternative yang berdampak positif A: Masalah belum teratasi.
untuk memenuhi keyakinan dan perawatan.
- Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah P : Intervensi dilanjutkan.
di pahami.
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa
No Implementasi Catatan Perkembangan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Minggu, 02 Agustus 2020 S : Keluarga klien mengatakan nyeri yang di rasakan sudah
dengan agen pencedera Pukul 09.00 WIB mulai berkurang.
fisiologis. - Mengidentifikasi skala nyeri. O:
- Memonitor efek samping penggunaan - Klien masih nampak meringis.
obat. - Skala nyeri 3 (skala ringan).
- Menganjurkan memonitor nyeri secara - TTV :
mandiri.  TD : 100/90 mmHg
- Menganjurkan menggunakan analgetik  N : 80x/menit.
secara tepat.  S : 360C.
- Mengajarkan teknik non farmakologis  P : 20x/menit.
untuk mengurangi rasa nyeri.
A : Masalah sebagian teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan.
2. Ansietas berhubungan - Memonitor kesehatan fisik dan mental S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah berkurang.
dengan disfungsi system klien.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis O : Klien nampak tenang.
sesuai prognosis.
- Menjelaskan bahaya atau resiko yang A : Masalah sebagian teratasi.
terjadi akibat keyakinan positif.
- Menjelaskan alternative yang berdampak P : Intervensi dilanjutkan.
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan.

CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Implementasi Catatan Perkembangan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Senin, 03 Agustus 2020 S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada ulu
dengan agen pencedera Pukul 09.30 WIB hatinya.
fisiologis. - Mengidentifikasi skala nyeri.
- Menganjurkan menggunakan analgetik O:
secara tepat. - Klien Nampak tenang.
- Mengajarkan teknik non farmakologis - TTV :
untuk mengurangi rasa nyeri.  TD : 120/80 mmHg.
 N : 80x/menit.
 P : 20x/menit.
 S : 36,50C

A : Masalah teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
2. Ansietas berhubungan - Memonitor kesehatan fisik dan mental S : Klien mengatakan sudah tidak khawatir lagi dengan
dengan disfungsi system klien. kondisinya saat ini.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis
sesuai prognosis. O : Klien Nampak tenang dan rileks.
- Memberikan penjelasan yang relevan
dan mudah di pahami. A : Masalah teratasi teratasi.

P : Intervensi dihentikan.
-
-
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Gangguan Pencernaan (Gastritis)
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Agustus 2020
Waktu : ± 45 menit
Tempat : Rumah Pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien

Penyuluh : Muttaqin Hamzah

A. ANALISA SITUASIONAL

1. Peserta

Pasien dan keluarga pasien

2. Ruangan

Ruangan tamu luas dengan pasien 1


orang beserta ibu pasien.
3. Penyuluh

Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Stikes Mandala Waluya


Kendari
Mampu mengkomunikasikan materi penyuluhan dengan baik
dan menggunakan metode yang sesuai

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dan


keluarga dapat memahami dan mengerti tentang konsep
gastritis.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang gastritis,


keluarga pasien diharapkan dapat :
a. Menjelaskan pengertian gastritis

b. Menjelaskan penyebab gastritis

c. Menjelaskan tanda dan gejala gastritis

d. Menjelaskan cara pencegahan gastritis

e. Menjelaskan penatalaksanaan gastritis

f. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang di anjurkan dan tidak tidak


dianjurkan

C. MATERI PENYULUHAN

a. Pengertian penyakit gastritis

b. Penyebab penyakit gastritis


c. Tanda dan gejala penyakit gastritis
d. Cara pencegahan penyakit gastritis
e. Cara penatalaksanaan penyakit gastritis
f. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita gastritis

D. KEGIATAN PENYULUHAN

Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 2 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab
mengucapkan salam dan salam dan
perkenalan. mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan perkenalan.
tujuan penyuluhan kepada 2. Mendengarkan
sasaran. penyampaian
3. Kontrak waktu untuk topik dan
kesepakatan penyuluhan tujuan.
dengan sasaran. 3. Menyetujui
kesepakatan
pelaksanaan
pendidikan
kesehatan.

2 Kegiatan 10 1. Mengkaji ulang 1. Menjawab


Inti menit tingkat pengetahuan sasaran. pertanyaan dari
2. Menjelaskan penyuluh
pengertian Gastritis 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan penyebab materi yang
Gastritis. disampaikan
4. Menjelaskan tanda dan gejala 3. Menanyakan
Gastritis. hal-hal yang
5. Jenis-jenis makanan yang belum dipahami
dianjurkan dan tidak
dianjurkan bagi penderita
gastritis
6. Menjelaskan cara
penatalaksanaan Gastritis.
7. Menjelaskan makanan yang
dianjurkan dan tidak
dianjurkan bagi pasien
dengan penyakit Gastritis.
8. Menanyakan sasaran apakah
mengerti atau tidak.
9. Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk
menanyakan hal-hal yang
belum dipahami.
10. Menjelaskan tentang hal- hal
yang belum dipahami.
3 Evaluasi/ 3 menit 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab
Penutup kepada sasaran tentang materi pertanyaan
yang telah disampaikan oleh 2. Mendengarkan
penyuluh. kesimpulan
2. Memberikan reinforcement 3. Menjawab salam
positif
3. Menyimpulkan materi
4. Menutup acara dengan
mengucapkan salam

E. MEDIA DAN ALAT PENYULUHAN

1. Leaflet

F. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.

G. EVALUASI
1. Apa pengertian penyakit gastritis?
2. Apa penyebab dari penyakit gastritis?
3. Apa tanda dan gejala dari penyakit gastritis?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit gastritis?
5. Bagaimana cara penatalaksanaan yang baik pada penyakit gastritis?
6. Jenis-jenis makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita gastritis?

Lampiran Materi Penyuluhan Gastritis


A. Pengertian Gastritis

Menurut (Nuari N. A., 2015), Gastritis yang biasanya orang


awam mengatakannya maag adalah peradangan yang terjadi
dilambung akibat meningkatnya sekresi asam lambung
mengakibatkan iritasi/perlukaan pada lambung.
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam
lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam
sesudah makan biasanya kadar glukosa dalam darah telah banyak
terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan
pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang
telat makan sampai 2-3 jam, maka asam yang menumpuk dalam
lambung akan semakin banyak dan berlebih. Hal ini dapat
menyebabkan luka atau iritasi pada dinding lambung sehingga
timbul rasa perih.

B. Penyebab Gastritis

Menurut (Rendi, 2012), dalam buku Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah Penyakit Dalam, didapatkan penyebab dari gastritis
diantaranya:
1. Stress
2. Usia

3. Pola makan yang tidak baik. Misalnya terlambat makan, makan


makanan yang pedas, asam yang dapat merangsang asam
lambung contoh cabe, cuka, sambal, ketan dan lain-lain. Makan
terlalu banyak atau cepat, dan makanan yang terinfeksi oleh
bakteri helicobakter phylory.
4. Merokok

5. Mengkonsumsi alcohol atau minuman berkafein

6. Mengkonsumsi obat-obatan dalam dosis yang tinggi.


Contohnya aspirin dan antalgin. (aspirin dalam dosis rendah
sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung)
7. Keracunan makanan.

C. Tanda dan Gejala

Menurut (Rendi, 2012), dalam buku Asuhan Keperawatan


Medikal Bedah Penyakit Dalam, didapatkan tanda dan gejala dari
gastritis diantaranya:
1. Mual dan muntah

2. Kembung

3. Nyeri seperti terbakar pada perut bagian atas

4. Nafsu makan menurun secara drastis, wajah pucat, suhu badan


naik, keluar keringat dingin
5. Sering sendawa terutama bila dalam keadaan lapar

6. Terkadang disertai sakit kepala

7. Bila gastritis sudah parah, makan akan terjadi luka pada


lambung sehingga menyebabkan perdarahan. Gejala yang timbul
saat lambung sudah terdapat luka adalah muntah darah atau
terdapat darah pada feses.
D. Cara Pencegahan Penyakit Gastritis

Menurut (Muttaqin, 2011), dalam buku Gangguan


Gastrointestinal, didapatkan cara pencegahan penyakit gastritis:
1. Jaga pola makan secara baik dan teratur. Hindari menunda
waktu makan karena akan mengakibatkan produksi asam
lambung meningkat
2. Makan makanan yang bersih, sehat dan bergizi. Hindari
makanan yang merangsang kerja lambung. Contohnya
makanan pedas, asam, dan kopi
3. Hindari stress yang berlebihan. Anda dapat mengalihkan rasa
stress dengan berolahraga yang baik bagi tubuh
4. Tidak merokok

5. Tidak mengkonsumsi alcohol

6. Hindari penggunaan obat-obatan terutama yang mengiritasi


lambung misalnya aspirin.

E. Penatalaksanaan Penyakit Gastritis

Menurut (Muttaqin, 2011), dalam buku Gangguan


Gastrointestinal jika anda mengalami atau mempunyai riwayat
gastritis, hal-hal yang dapat anda lakukan antara lain adalah:
1. Makan dengan porsi kecil tapi sering. Contoh makanan adalah
snack atau makanan ringan.
2. Makan teratur dan tepat waktu

3. Dianjurkan minum air hangat jika terjadi mual dan muntah

4. Minumlah obat antasida (obat maag) jika gastritis kambuh

5. Istirahat yang cukup

6. Kalau merokok, hentikan merokok


7. Segera periksakan ke dokter jika nyeri tidak kunjung hilang.

F. Jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Menurut (Muttaqin, 2011), dalam buku Gangguan Gastrointestinal,


didapatkan bahwa jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan diantaranya:
Makanan yang dianjurkan:

a. Sumber hidrat arang atau karbohidrat: bubur, kentang rebus,


biscuit dan tepung-tepungan yang dibuat bubur atau pudding.
b. Sayur yang tak berserat dan tidak menimbulkan gas: labu
kuning, labu siam, wortel, brokoli
c. Buah-buahan yang tidak asam dan tidak beralkohol : pisang, pepaya,
tomat

Makanan yang tidak dianjurkan:

a. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung:


nasi keras, ketan, jagung, ubi talas.
b. Sumber Protein Hewani: daging yang berlemak,ikan asin, ikan pindang.

c. Sayuran tertentu (sawi, kol, nangka muda,nanas)

d. Buah-buahan tertentu (nangka, pisang ambon, durian)

e. Minuman yang mengandung soda dan alkohol: soft drink,


tape, susu, anggur putih dan kopi.

f. Makanan yang secara langsung merusak dinding lambung


yaitu makanan yang mengandung cuka dan pedas, merica.
Makanan yang sulit dicerna yang dapat memperlambat pengosongan
lambung. Karena hal ini dapat menyebabkan peningkatan
peregangan di lambung yang akhirnya dapat meningkatkan asam
lambung antara lain makanan berlemak, kue tart, coklat dan keju.
Gejala dyspepsia
GASTRITIS
berupa nyeri
ATAU MAAG
uluhati, mual,
kembung, muntah.
Infeksi kuman kadang ditemukan
Helicobacter pylori , pula perdarahan
Stress psikologis, obat saluran cerna
analgetik berupa muntah
antiinflamasi, darah dan buang
Pengertian
Gastritis adalah suatu terutama aspirin, air besar dengan
istilah kedokteran Bahan kimia, darah, kemudian
untuk suatu keadaan misalnya lisol, disusul dengan
inflamasi jaringan Merokok, Alkohol, tanda-tanda
mukosa (jaringan Stres fisis yang anemia sesudah
lunak) lambung. disebabkan luka perdarahan.
Gastritis atau yang bakar, sepsis trauma,
lebih dikenal dengan pembedahan,
maag kerusakan saraf,
Penyebab Refluk usus–lambung,
Endotoksin.

Gejala/ Tanda-tanda
Gastritis (maag)
Pengobatan

Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi makanan


lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan asam,
berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida sebelum
makan
Pengoabatan Tradisional

obat tradisional yaitu kunyit 2 siun kemudian diparut dan campurkan air
secukupnya kemudian diminum 2 kali dalam sehari.
Mengatasi Nyei Uluhati Tehnik Relaksasi Caranya

Tarik napas dalam-dalam kemudian tahan selama 1 sampai 2 detik kemudian


hembuskan secara perlahan-lahan melalui mulut. Lakukan beberapa kali sampai
nyeri berkurang atau tidak nyeri lagi

Anda mungkin juga menyukai