MUTTAQIN HAMZAH
N201901174
KELAS BAHTERAMAS
c. Definisi Gastritis
Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang bersifat
akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh di perut, tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah
(Suratun SKM, 2010).
Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut
berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering
kali di sebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan-makanan
yang mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi).
(Smeltzer,2011).
Gatritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang
hadir dengan inflamasi mukosa lambung (Joyce M. Black & Jane
Hokanson Hawks, 2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding
lambung, yang disebabkan oleh iritasi mukosa lambung. (Pricilla
LeMonne, dkk, 2015).
d. Etiologi
1) Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (aspirin, asteroid
kortikosteroid).
2) Konsumsi alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.
3) Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat
menyebabkan kerusakan pada mukosa gaster dan dapt
menimbulkan edema serta pendarahan.
4) Kondisi stres atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan
kerusakan susunan sistem saraf pusat) merangsang peningkatan
produksi HCL lambung.
5) Infeksi oleh bakteri seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,
Salmonella, dan lain-lain.
6) Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi
penularan kuman di komunitas, karena anti biotik tersebut mampu
mengeradikasiminfeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase
keberhasilannya sangat rendah.
7) Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan
Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien
immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,
biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur,
mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.
e. Patofisiologi
Inflamasi dalam waktu yang lama pada lambung disebabkan baik
oleh bakteri H. Phylory, Obat-obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida
steroid digitalis) dan kafein. Obat-obatan tersebut dapat mengganggu
pembentukan sawat mukosa lambung, sedangkan bakteri H. Phylory
akan melekat pada epitel lambung yang berakibat menghancurkan
lapisan mukosa lambung sehingga dapat menurunkan barrier lambung
terhadap asam dan pepsin.
Salah satu yang menyebabkan inflamasi dalam waktu yang lama
adalah kafein. Kafein dapat menurunkan produksi bikarbonat yang
dapat berakibat menurunkan produksi bikarbonat yang dapat berakibat
menurunkan kemampuan protekstif terhadap asam.
Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan
berakibat difusi kembali, asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan
terjadi inflamasi dan erosi mukosa lambung. Inflamasi akan membuat
nyeri epigastrium akan memunculkan masalah nyeri akut sehingga
menurunkan sensori untuk makan dan akan berakibat menjadi
anoreksia, mual, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, muntah, kekurangan volume cairan, erosi mukosa lambung
akan menurunkan tonus dan peristaltik lambung serta mukosa
lambung akan kehilangan integritas jaringan.
Dari menurunnya tonus dan peristaltik lambung, maka akan terjadi
refluk isi duodenum ke lambung yang akan menyebabkan mual, serta
dorongan ekpulsi isi lambung ke mulut dan akhirnya muntah. Dengan
adanya anoreksia, mual, dan muntah akan memunculkan masalah
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu
dengan adanya muntah, mukosa lambung kehilangan integritas
jaringan berakibat terjadinya perdarahan yang akan memunculkan
masalah kekurangan volume cairan (Joyce M. Black & Jane Hokanson
Hawks, 2014).
f. Manifestasi Klinis
Pada beberapa pasien, gangguan ini tidak menimbulkan gejala
yang khas. Manifestasi klinis gastritis akut dan kronis hampir sama,
diantaranya yaitu :
1) Manifestasi gastritis akut
- Anoreksia.
- Nyeri pada epigastrium.
- Mual dan muntah.
- Perdarahan saluran cerna.
- Anemia.
2) Manifestasi gastritis kronis
- Mengeluh nyeri ulu hati.
- Anoreksia.
- Nausea.
g. Penatalaksanaan
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila
pasien mampu makan melalui mulut, diet mengandung gizi
dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara
parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah
serupa dengan prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran
gastrointestinal atas. Bila gastritis diakibatkan oleh mencerna
makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri dari
pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung
mencakup intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan
intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi.
(Smeltzer dkk., 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Black Joyce M. dan Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Buku2. Jakarta: Elsevier
Lemonne P, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Alih Bahasa:
Anggelina B. Yudha E. Editor Edisi Bahasa Indonesia: Iskandar M. Edisi 5
Vol. 2. Jakarta. EGC
Smeltzer Susan C. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 12. Jakarta : EGC
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. N
b. Alamat : Siompu, Buton Selatan
c. Pekerjaan KK : Nelayan
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi Keluarga :
f. Genogram :
48 38 ? ?
24 21
Keterangan :
: Laki-Laki ? : Tidak Diketahui
: Perempuan : Garis Perkawinan
: Meninggal : Garis Keturunan
: Pasien
: Tinggal satu rumah
Tipe keluarga : Nuclear Family (Keluarga Inti) adalah keluarga
yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
g. Kewarganegaraan/suku bangsa: Indonesia/Buton.
h. Agama : Islam
i. Status sosial: Sumber pendapatan keluarga di peroleh dari gaji
berjualan koran Tn. N dan 2 orang anaknya (Anak ke 1 dan Ke 2)
j. Aktivitas rekreasi keluarga : Rekreasi di luar rumah kadang-kadang
tidak pernah dilakukan, biasanya keluarga Tn. B menghabiskan
waktu bersama di rumah dengan menonton TV bersama.
k. Riwayat tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia remaja.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn. N adalah tahap
perkembangan keluarga anak usia remaja.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
1) Tn. N mengatakan sebagai kepala keluarga mempunyai
riwayat sakit hipertensi, asam urat, dan kolestrol. Tn. N
sering mengalami pusing dan sakit pada tengkuknya sejak
beberapa tahun yang lalu, rasa sakit pada persendian, dan
ada pembengkakan pada punggung kakinya, rutin control
ke puskesmas sebulan 3x dan mengambil obat, makan
maupun kebutuhan dasar lainnya mempunyai penyakit
hipertensi pada saat pengkajian :
TD : 170/90 mmHg S : 360 C
N : 80x/menit P : 20x/menit
2) Ny. W sering mengalami pusing dan sakit kepala karena
Ny. S mengalami anemia, Ny. W juga kadang mengalami
sakit pada persendian kakinya. Ny. W juga memiliki
riwayat penyakit asam urat.
3) Tn. E sering mengalami sakit pada tulang punggung karena
efek sering kerja dan lelah juga.
4) Nn, N mempunyai riwayat sakit gastritis sejak beberapa
tahun yang lalu, dia juga sering mengalami sakit punggung
dan tulang belakang karena efek sering angkat berat berupa
seprei, farlak, dan kasur di tempat kerjanya.
2. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Nn. N menderita gastritis tapi keluarga yang lain tidak menderita
gastritis.
3. Keadaan lingkungan
a. Karakteristik rumah :
Memiliki sirkulasi udara yang baik, memiliki system sanitasi yang
baik, dan memiliki penerangan ruangan yang baik.
Dapur Kamar
Mandi
Kamar
Kamar Tidur
Ruang
Tidur TV Kamar
Tidur
Ruang
Tamu
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Anggota keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-hari dan mendapatkan informasi kesehatan
dari internet.
b. Struktur peran keluarga
Tn. N sebagai kepala keluarga, Ny. W sebagai istri, Tn. E, dan Nn.
N sebagai anak.
c. Nilai dan norma keluarga
Keluarga percaya bahwa hidup sudah ada yang mengatur,
demikian pula sehat dan sakit keluarga juga percaya bahwa tiap
sakit ada obatnya, bila ada keluarga yang sakit di bawa ke RS atau
puskesmas terdekat.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afeksi
Hubungan antara keluarga baik, jika ada anggota keluarga yang
sakit maka salah satu anggota keluarga membawa anggota keluarga
yang sakit ke RS atau Puskesmas terdekat.
b. Fungsi social
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah terutama pada
malam hari dan hubungan dalam keluarga baik.
c. Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak, kadang di goreng, dan di
santan. terdiri dari nasi, ikan, sayur, tempe, tahu dengan frekuensi
3x sehari dan bila ada anggota keluarga sakit keluarga merawat dan
mengantar ke RS atau puskesmas terdekat. Dalam merawat Nn. N,
keluarga masih memberikan makanan yang sama dengan anggota
keluarga yang lain tetapi tidak menyediakan makanan yang pedas
untuk Nn. N dan hanya menyediakan makanan yang lembek.
d. Fungsi reproduksi
Nn. N belum menikah.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak, dan biaya untuk berobat.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stresor yang dimiliki
1. Stressor jangka pendek
Nn. N mengatakan rasa nyeri pada ulu hatinya.
2. Stressor jangka panjang
Nn. N sering khawatir karena sakit maag yang sering kambuh.
b. Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor
Jika ada anggota keluarga yang sakit maka salah satu anggota
keluarga menyarankan untuk memeriksakannya ke petugas
kesehatan.
c. Strategi koping yang digunakan
Kadang - kadang anggota keluarga bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
7. Strategi adaptasi yang disfungsi
Bila Nn. N merasakan sakit pada ulu hatinya, maka Nn. N berhenti
untuk melaksanakan pekerjaannya dan bergegas minum obat antasida
dan segera makan.
8. Pemeriksaan fisik
a) Pemeriksaan Fisik Tn. N
Tekanan Darah :170/90 mmHg.
Nadi : 80x/menit.
Suhu :360 C.
Pernapasan : 20x/menit
Berat Badan : 85 Kg
Tinggi Badan : 155 cm.
Hasil pemeriksaan laboratorium:
- Gula : 95 mg/dl
- Asam Urat : 6,6 mg/dl
Kepala:
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Rambut Nampak bersih dan beruban.
- Tidak ada benjolan.
Mata :
- Simetris.
- Tidak menggunakan kacamata.
- Konjungtiva pucat.
- Wajah Nampak keriput.
Hidung
- Pernapasan normal.
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada secret.
Mulut :
- Mukosa bibir lembab.
- Gigi Nampak kuning.
- Tidak ada stomatitis.
Telinga :
- Ada gangguan pendengaran.
- Tidak ada cairan yang keluar dari telinga.
Leher :
- Tidak adanya pembesaran kelenjar tyroid.
- Tidak adanya pembesaran vena jugularis.
- Tidak ada nyeri tekan.
Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Perut nampak buncit.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 2x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih kekuning-kuningan, bau khas
amoniak.
Dada :
- Simetris.
- Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada tarikan intracostae vocal feminus dada kiri dan
kanan.
Perut :
- Ada nyeri tekan di daerah epigastrium.
- Tidak ada benjolan.
- Terdengar suara timpani.
Ekstremitas atas atas :
- Tidak ada edema.
- Masih dapat bergerak aktif.
Ekstremitas bawah :
- Tidak adanya edema pada kaki.
- Masih dapat bergerak aktif.
Eliminasi :
- BAB : Biasanya 1x/hari, konsistensi padat.
- BAK : ≥4x-5x/hari, warna putih, bau khas amoniak.
9. Harapan keluarga :
Keluarga berharap pada petugas kesehatan agar meningkatkan mutu
pelayanan dan membantu masalah Nn. N
FORMAT DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Analisis Data
DO :
- TTV :
TD : 80/90 mmHg.
N : 85x/menit.
S : 360 C.
P : 20x/menit
- Wajah Nn. N agak pucat.
- Ada nyeri tekan di daerah
epigastrium.
- Klien nampak meringis.
- Skala nyeri 3 (skala ringan).
2. DS : Nn. N sering khawatir karena Ansietas.
sakit maag yang sering kambuh.
DO :
- Klien dan Ny. W Nampak
khawatir.
- Klien dan Ny. W Nampak
gelisah.
- Ny. W nampak sering
bertanya tentang penyakit
Nn. N.
2. Prioritas Masalah
Skoring : Nyeri Akut
b) Terapeutik
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri misalnya suhu ruangan,
kebisingan, dan pencahayaan.
c) Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat.
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
2. Ansietas Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan rumah Dukungan Keyakinan
berhubungan dengan kunjungan rumah 3x, diharapkan rasa khawatir Nn. F a) Observasi
disfungsi system 3x, diharapkan terhadap penyakitnya berkurang - Identifikasi keyakinan dan masalah klien.
keluarga. tingkat ansietas dengan criteria hasil : - Monitor kesehatan fisik dan mental klien.
menurun. - Rasa khawatir cukup menurun.
- Perilaku gelisah cukup
menurun. b) Terapeutik
- Berikan harapan yang realistis sesuai
prognosis.
c) Edukasi
- Jelaskan bahaya atau resiko yang terjadi
akibat keyakinan positif.
- Jelaskan alternative yang berdampak
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan.
- Berikan penjelasan yang relevan dan
mudah di pahami.
P: Intervensi dilanjutkan.
2. Ansietas berhubungan - Mengidentifikasi keyakinan dan masalah klien. S: Klien mengatakan masih khawatir dengan
dengan disfungsi system - Memonitor kesehatan fisik dan mental klien. penyakit gastritisnya.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis sesuai
prognosis. O: Klien Nampak khawatir dan bertanya tentang
- Menjelaskan bahaya atau resiko yang terjadi kondisinya.
akibat keyakinan positif.
- Menjelaskan alternative yang berdampak positif A: Masalah belum teratasi.
untuk memenuhi keyakinan dan perawatan.
- Memberikan penjelasan yang relevan dan mudah P : Intervensi dilanjutkan.
di pahami.
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Implementasi Catatan Perkembangan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Minggu, 02 Agustus 2020 S : Keluarga klien mengatakan nyeri yang di rasakan sudah
dengan agen pencedera Pukul 09.00 WIB mulai berkurang.
fisiologis. - Mengidentifikasi skala nyeri. O:
- Memonitor efek samping penggunaan - Klien masih nampak meringis.
obat. - Skala nyeri 3 (skala ringan).
- Menganjurkan memonitor nyeri secara - TTV :
mandiri. TD : 100/90 mmHg
- Menganjurkan menggunakan analgetik N : 80x/menit.
secara tepat. S : 360C.
- Mengajarkan teknik non farmakologis P : 20x/menit.
untuk mengurangi rasa nyeri.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Intervensi dilanjutkan.
2. Ansietas berhubungan - Memonitor kesehatan fisik dan mental S : Klien mengatakan rasa cemasnya sudah berkurang.
dengan disfungsi system klien.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis O : Klien nampak tenang.
sesuai prognosis.
- Menjelaskan bahaya atau resiko yang A : Masalah sebagian teratasi.
terjadi akibat keyakinan positif.
- Menjelaskan alternative yang berdampak P : Intervensi dilanjutkan.
positif untuk memenuhi keyakinan dan
perawatan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa
No Implementasi Catatan Perkembangan
Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Senin, 03 Agustus 2020 S : Klien mengatakan sudah tidak merasakan nyeri pada ulu
dengan agen pencedera Pukul 09.30 WIB hatinya.
fisiologis. - Mengidentifikasi skala nyeri.
- Menganjurkan menggunakan analgetik O:
secara tepat. - Klien Nampak tenang.
- Mengajarkan teknik non farmakologis - TTV :
untuk mengurangi rasa nyeri. TD : 120/80 mmHg.
N : 80x/menit.
P : 20x/menit.
S : 36,50C
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
2. Ansietas berhubungan - Memonitor kesehatan fisik dan mental S : Klien mengatakan sudah tidak khawatir lagi dengan
dengan disfungsi system klien. kondisinya saat ini.
keluarga. - Memberikan harapan yang realistis
sesuai prognosis. O : Klien Nampak tenang dan rileks.
- Memberikan penjelasan yang relevan
dan mudah di pahami. A : Masalah teratasi teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
-
-
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : Gangguan Pencernaan (Gastritis)
Hari/Tanggal : Rabu, 05 Agustus 2020
Waktu : ± 45 menit
Tempat : Rumah Pasien
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
A. ANALISA SITUASIONAL
1. Peserta
2. Ruangan
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL
C. MATERI PENYULUHAN
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran
Pengkajian
1 Pembukaan 2 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab
mengucapkan salam dan salam dan
perkenalan. mendengarkan
2. Menyampaikan topik dan perkenalan.
tujuan penyuluhan kepada 2. Mendengarkan
sasaran. penyampaian
3. Kontrak waktu untuk topik dan
kesepakatan penyuluhan tujuan.
dengan sasaran. 3. Menyetujui
kesepakatan
pelaksanaan
pendidikan
kesehatan.
1. Leaflet
F. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.
G. EVALUASI
1. Apa pengertian penyakit gastritis?
2. Apa penyebab dari penyakit gastritis?
3. Apa tanda dan gejala dari penyakit gastritis?
4. Bagaimana cara pencegahan penyakit gastritis?
5. Bagaimana cara penatalaksanaan yang baik pada penyakit gastritis?
6. Jenis-jenis makanan apa saja yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita gastritis?
B. Penyebab Gastritis
2. Kembung
Gejala/ Tanda-tanda
Gastritis (maag)
Pengobatan
obat tradisional yaitu kunyit 2 siun kemudian diparut dan campurkan air
secukupnya kemudian diminum 2 kali dalam sehari.
Mengatasi Nyei Uluhati Tehnik Relaksasi Caranya