CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK
(GEA)
‘’GASTROENTERITIS AKUT’’
OLEH:
LAPORAN
CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK
Pembimbing Institusi
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dan asuhan keperawatan
“gastrointestinal” dengan baik dan tidak ada halangan apapun. Makalah dan asuhan
keperawatan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah clinical study departemen anak.
Dalam penyusunan makalah dan asuhan keperawatan ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, sehingga kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
telah diberikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns.Rahmawati Maulidia, M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan.
2. Ns. Lila Maria, M.Kep. selaku dosen pembimbing clinical study departemen
keperawatan anak yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah dan asuhan keperawatan ini.
3. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada
kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami dalam penyusunan
makalah dan asuhan keperawatan ini.
Kami menyadari bahwa hasil pekerjaan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu jika tedapat kekurangan kami memohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun makalah dan asuhan keperawatan ini.
Akhirnya, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi gastroenteritis
2. Mengetahui etiologi dari gastroenteritis
3. Mengetahui pemeriksaan diasnostik dari gastrointeritis
4. Mengetahui manifestasi klinis dari gastroenteritis
5. Mengetahui patofisiologi dari gastroenteritis
6. Mengetahui klasifikasi dari gastroenteritis
7. Mengetahui komplikasi dari gastroenteritis
8. Mengetahui penatalaksanaan dari gastroenteritis
9. Mengetahui asuhan keperawatan dari gastroenteritis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009).
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996). Gastroenteritis adalah
peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau
diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3
kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi
yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4
kali sehari.
2.2 ETIOLOGI
Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan
kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau
asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin,
alergi dan sebagainya.
b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno
virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris,
oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,
trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b. Infeksi parenteral
Adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi : Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
Ketidak
Hiperperistatis
seimbangan Kerusakan mukosa
Frekkuensi BAB usus
nutrisi kuRang
dari kebutuhan
tubuh Hilangnya cairan Nyeri akut Demam
dan elektrolit
Hipertermi
Dehidrasi
Tubuh kehilangan
Defekasi sering
cairan
kelembapan
Kekurangan volume
cairan Kemerahan dan elektrosit kulit sekitar
kerusakan
integritas kulit
Resiko infeksi
2.5 KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3. Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif
2.6 KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
2.7 PENATALAKSANAAN
1) Pemberian cairan:
Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.
Jenis cairan yang berikan pada pasien dehidrasi berupa cairan yang berisi NaCl
dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan
sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap)hanya mengandung
garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk
pengobatan sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan
kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh
2) Pengobatan dietetik
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan
b. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tak jenuh).
c. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim).
d. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.
Cara memberikannya :
Hari pertama : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi
ASI/susu formula tapi masih diare diberikan oralit selang-seling.
Hari kedua – keempat : ASI /susu formula rendah laktosa penuh.
Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan
biasa.
3) Obat-obatan
e. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.
Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
f. Obat spasmolitik.
g. Antibiotik (Ngastiyah, 1997).
Do :
Peningkatan sekresi
Demam
Muntah
Diare
Do:
Demam
-
Hipertermi
Output urin
Timbang BB setiap hari dan monitor status
Haus pasien
Peningkatan hematocrit Jaga itake atau asupan yang akurat dan catat
Kehilangan berat badan output pasien
Diare Monitor TTV pasien
Peningkatan suhu tubuh Monitor perubahan BB pasien sebelum dan
sudah di analisis.
Dukung pasien dan keluarga untuk membantu
memberikan makanan dengan baik
Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit
yag diresepkan
Konsultasikan dengan dokter jika tanda gejala
kelebihan volume menetap atau memburuk.
3 Resiko infeksi b.d a. Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi
gangguan interitas definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi. definisi : meminimalakan penerimaan dan tranmisis
kulit agen infeksi
Kode : 0703
Kode : 6540
kemerahan Aktifitas-aktivitas :
jaringan lunak bersihkan lingkungan dengan baik setelah
gejal-gejala gastrointstinal digunakan setiap untuk pasien
b. Penyembuhan Luka : Sekunder peralatan perawatan perpasien sesuai protokol
definisi : tingkat regenari sel dan jaringan kulit intusi
pada luka terbuka insolasi orang yng terkena penyakit menular
kode : 1103 terapkan isolasi sesuai tindakan pencegahan
eritema dikulit sekitar yang sesuai
peradangan kulit ajarkan cuci tangan pada keluarga
kulit melepuh lakukan tindaan pencegahan yang bersifat
universal
gosok kulit pasien dg agen anti bakteri yang
sesuai
pastikan pennagan aseptik
pastikan teknik perawatan luka yang tepat
berikan terapi antibiotik yang sesuai
ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai
bagaiamana menghindari infeksi
perlindungan infeksi
definisi : pencegahan dan deteksi dini infeksi pada
pasien beresiko
kode : 6550
aktifitas-aktifitas :
monitor adanya tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
monitor kerentanan terhadap infeksi
anjurkan asupan cairan dengan tepat
jangan mencoba pengobatan antibiotik untuk
infeksi-infeksi virus
ajarakan pasien dan keluarga pasien mengenai
perbedaan antara infeksi –infeksi virus dan
bakteri
ajarkan pasien dan keluarga mengenai cara
untuk menghindari infeksi
4 Hipertermi b.d a. Keparahan Infeksi Perawatan Demam
dehidrasi definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi. Definisi : managemen gejala dan kondisi terkait yang
berhubungan dnegan peningkatan suhu tubuh di
Kode : 0703
mediasi oleh pirogen endogen
demam
Kode : 3740
ketidakstabilan suhu
Aktifitas-aktifitas:
b. Status Kenyamanan : Fisik
pantau suhu dan ttv lainnya
Definisi : kenyamanan fisik yang berkaitan dengan
monitor warna kulit dan suhu
sensasi tubu dan mekanisme homeostasis .
monitor asupan dan keluaran cairan yang
kode : 2010
dirasakan
skala outcme :
jngan beri aspiren untuk anka”
kontrol terhadap gejala
tutup pasien dg selimut atau pakaian ringan
perawatan pribadi dan kebersihan
atau fase demam.
suhu tubuh
Dorong konsumsi cairan
muntah
Fasilitas istirahat, terapkan pembtasan
demam
aktifitas
diare
Mandikan pasien dg spon hangat dengan hati
hati tingkatkan sirkulasi udara
Pantau komplikasi yang berhubungan dengan
demam, serta tanda -tanda gejala kondisi
penyebab demam
Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau
pada orang tua
Pastian langkah keamanan pasien yang gelisa
atau mengalami delirium
kontrol infeksi
definisi : meminimalakan penerimaan dan tranmisis
agen infeksi
Kode : 6540
Aktifitas-aktivitas :
bersihkan lingkungan dengan baik setelah
digunakan setiap untuk pasien
peralatan perawatan perpasien sesuai protokol
intusi
insolasi orang yng terkena penyakit menular
terapkan isolasi sesuai tindakan pencegahan
yang sesuai
batasi jumlah pengunjung
ajarkan cuci tangan
lakukan tindaan pencegahan yang bersifat
universal
pakai-pakaian ganti atau juba saat menangani
pasien yang infeksi .
gosok kulit pasien dg agen anti bakteri yang
sesuai
pastikan pennagan aseptik
tingkatkan inte nutrisi yang tepat
berikan terapi antibiotik yang sesuai
3.7 IMPLEMENTASI
2 Rabu, 2 November 2016 Resiko Kekurangan menimbang BB setiap hari dan TTD
volume cairan monitoring status pasien
menjaga itake atau asupan yang
akurat dan catat output pasien
Memonitor TTV pasien
Memonitor perubahan BB pasien
sebelum dan sudah di analisis.
mendukung pasien dan keluarga
untuk membantu memberikan
makanan dengan baik
Monitoring reaksi pasien terhadap
terapi elektrolit yag diresepkan
Mengkonsultasikan dengan dokter
jika tanda gejala kelebihan volume
menetap atau memburuk.
3 Kamis, 3 november 2016 Resiko infeksi membersihkan lingkungan TTD
dengan baik setelah digunakan
setiap untuk pasien
menerapkan isolasi sesuai
tindakan pencegahan yang sesuai
mengajarkan cuci tangan pada
keluarga
melakukan tindaan pencegahan
yang bersifat universal
memastikan penaganan aseptik
memastikan teknik perawatan
luka yang tepat
memberikan terapi antibiotik
yang sesuai
mengajarkan pasien dan anggota
keluarga mengenai bagaiamana
menghindari infeksi
monitoring adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
monitorimg kerentanan terhadap
infeksi
mengajarakan pasien dan
keluarga pasien mengenai
perbedaan antara infeksi –infeksi
virus dan bakteri
mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai cara untuk
menghindari infeksi
4 Kamis, 3 november 2016 Hipertermi memantau suhu dan ttv lainnya TTD
monitoring warna kulit dan suhu
monitoring asupan dan keluaran
cairan yang dirasakan
janganlah beri aspiren untuk
anak-anak
menutup pasien dg selimut atau
pakaian ringan atau fase
demam.
mendorong konsumsi cairan
memfasilitas istirahat, terapkan
pembtasan aktifitas
memandikan pasien dg spon
hangat dengan hati hati
tingkatkan sirkulasi udara
memantau komplikasi yang
berhubungan dengan demam,
serta tanda -tanda gejala kondisi
penyebab demam
memastikan tanda lain dari
infeksi yang terpantau pada
orang tua
memastian langkah keamanan
pasien yang gelisa atau
mengalami delirium
membersihkan lingkungan
dengan baik setelah digunakan
setiap untuk pasien
menerapkan isolasi sesuai
tindakan pencegahan yang sesuai
membatasi jumlah pengunjung
mengajarkan cuci tangan
melakukan tindaan pencegahan
yang bersifat universal.
Memastikan pennagan aseptik
meningkatkan inte nutrisi yang
tepat
memberikan terapi antibiotik
yang sesuai
3.8 EVALUASI
O : klien mengalami
Demam, Muntah, dan
Diare
A : Masalah diare teratasi
sebagian
P : intervensi dilakukan
A : Masalah risiko
kekurangan volume cairan
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
3 Kamis, 3 november 2016 Resiko infeksi S:-
O : Turgor kulit < 3
detik,
area bokong terdapat
kemerahan, kelembapan
pada area bokong dan
terdapa demam
A : Masalah resiko infeksi
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
4 Kamis, 3 november 2016 hipertermi S : ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya sempat
demam
O : demam
A :masalah hipertermi
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram
Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi :
1. Infeksi internal
2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,
ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive
3. Infeksi parenteral
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
2. Dietetik.
3. Obat-obatan
Pemberian asuhan keperawatan diperikan untuk penderita diare
B. Saran
Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk perbaikan bagi
penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagi lebih baik dimasa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA