Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN

CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK
(GEA)
‘’GASTROENTERITIS AKUT’’

OLEH:

AYU PUSPITA SARI (1714314201004)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
NOVEMBER 2020
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN

CLINICAL STUDY
DEPARTEMEN KEPERAWATAN ANAK

Laporan Clinical Study ini telah disetujui oleh


Pembimbing Institusi
Hari/Tanggal:
27 / NOVEMBER / 2020

Pembimbing Institusi

( Ns.lila maria M.kep)


NIK. 07314315080
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dan asuhan keperawatan
“gastrointestinal” dengan baik dan tidak ada halangan apapun. Makalah dan asuhan
keperawatan ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah clinical study departemen anak.
Dalam penyusunan makalah dan asuhan keperawatan ini tentunya tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak, sehingga kami mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang
telah diberikan. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ns.Rahmawati Maulidia, M.Kep. selaku Kaprodi S1 Ilmu Keperawatan.
2. Ns. Lila Maria, M.Kep. selaku dosen pembimbing clinical study departemen
keperawatan anak yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah dan asuhan keperawatan ini.
3. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi semangat dan dukungan kepada
kami.
4. Dan semua pihak yang telah membantu serta membimbing kami dalam penyusunan
makalah dan asuhan keperawatan ini.

Kami menyadari bahwa hasil pekerjaan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu jika tedapat kekurangan kami memohon maaf dan
mengharapkan kritik dan saran yang akan membangun makalah dan asuhan keperawatan ini.
Akhirnya, semoga tugas ini dapat berguna bagi kita semua.

Malang, Desember 2020

Ayu puspita sari


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Penyakit diare atau gastroenteritis merupakan suatu penyakit penting disekitar
masyarakat yang masih merupakan sebab utama kesakitan dan kematian seseorang
terutama pada anak. Hal ini tercemin banyak orang yang menderita penyakit diare atau
gastroenteritis yang masuk keluar dari Rumah Sakit.Akibat dari penyakit diare banyak
faktor diantaranya kesehatan lingkungan, higene perorangan, keadaan gizi, faktor
sosial ekonomi, menentukan serangan penyakit diare, walaupun banyak kasus diare
yang mengalami dehidrasi namun banyak yang meninggal bila tidak dilakukan
tindakan-tindakan yang tepat. Masyarakat pada umumnya selalu menganggap suatu
hal penyakit diare adalah sepele, sedangkan jika mengetahui yang terjadi sebenarnya
banyak penderita diare yang mengalami kematian. Penyakit gastrointeritis merupakan
penyakit yang harus sege ra ditangani karena dapat mengalami dehidrasi berat yang
mengakibatkan syok hipovolemik dan mengalami kematian.
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan  dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009).
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996). Gastroenteritis adalah
peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau
diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali
perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.
Penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu Diare sekresi (secretory
diarrhoe) yang disebabkan oleh infeksi virus dan defisiensi imun dan diare osmotik
yang disebabkan oleh malaborsi makanan.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi gastroenteritis
2. Apa etiologi dari gastroenteritis
3. Apa saja pemeriksaan diasnostik dari gastrointeritis
4. Bagaimana manifestasi klinis dari gastroenteritis
5. Bagaimana patofisiologi dari gastroenteritis
6. Bagaimana klasifikasi dari gastroenteritis
7. Apa saja komplikasi dari gastroenteritis
8. Bagaimana penatalaksanaan dari gastroenteritis
9. Bagaimana asuhan keperawatan dari gastroenteritis

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi gastroenteritis
2. Mengetahui etiologi dari gastroenteritis
3. Mengetahui pemeriksaan diasnostik dari gastrointeritis
4. Mengetahui manifestasi klinis dari gastroenteritis
5. Mengetahui patofisiologi dari gastroenteritis
6. Mengetahui klasifikasi dari gastroenteritis
7. Mengetahui komplikasi dari gastroenteritis
8. Mengetahui penatalaksanaan dari gastroenteritis
9. Mengetahui asuhan keperawatan dari gastroenteritis
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus.
Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus, muntah-muntah
yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan  dehidrasi dan
gangguan keseimbangan elektrolit. (Lynn Betz,2009).
Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996). Gastroenteritis adalah
peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa
disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau
diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3
kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang
memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.
Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen parasitic. Diare adalah defekasi
yang tidak normal baik frekuensi maupun konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 4
kali sehari.

2.2 ETIOLOGI

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut
patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:
a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella,
salmonela, E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings,
stapylococus aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan
kimia makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau
asam), gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin,
alergi dan sebagainya.
b. Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang
mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur
terutama canalida.
2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:
a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan
mineral.
b) Kurang kalori protein.
c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.
Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa
faktor yaitu:
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi
bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno
virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris,
oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,
trichomonas homunis) jamur (canida albicous).
b. Infeksi parenteral
Adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah dua (2) tahun.
2. Faktor malaborsi : Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.
3. Faktor makanan, Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
4. Factor psikologis, Rasa takut dan cemas.
5. Imunodefisiensi, Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.

Diare akut karena infeksi (gastroenteritis) dapat ditimbulkan oleh:

1. Bakteri : Escherichia coli, Salmonella typhi, Salmonella para typhi A/B/C,


Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vivrio cholera, Vibrio eltor, Vibrio
parahemolyticus, Clostridium perfrigens, Campilobacter (Helicobacter) jejuni,
Staphylococcus sp, Streptococcus sp, Yersinia intestinalis, Coccidiosis.
2. Parasit : Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas
hominis, Isospora sp) dan Cacing ( A. lumbricodes, A. duodenale, N. americanus,
T. trichiura, O. velmicularis, S. stercoralis, T. saginata dan T. solium)
3. Virus : Rotavirus, Adenovirus dan Norwalk.
2.3 MANIFESTASI KLINIS
1. Diare.
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
6. Fontanel cekung
7. Kehilangan berat badan
8. Tidak nafsu makan
9. Badan terasa lemah
2.4 PATOFISIOLOGI
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus
enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia
Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa
mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi
enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus
pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari satu klien ke klien yang
lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotik
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan
sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik
dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit
(dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah
Pathway

Infeksi Melabsorsi makanan Faktor psikoogis Makanan beacun

Tekanan osmotik Rangsang saraf


Reaksi inflamasi

Peningkatan sekresi Pergeseran cairan Motilitas usus

Isi rongga usus Hipermotilitas Hipomotilitas

Sekresi air dan elektrolit Bakteri tubuh

Arbsorbsi berkurang Diare

Ketidak
Hiperperistatis
seimbangan Kerusakan mukosa
Frekkuensi BAB usus
nutrisi kuRang
dari kebutuhan
tubuh Hilangnya cairan Nyeri akut Demam
dan elektrolit

Hipertermi
Dehidrasi

Tubuh kehilangan
Defekasi sering
cairan

kelembapan
Kekurangan volume
cairan Kemerahan dan elektrosit kulit sekitar

kerusakan
integritas kulit
Resiko infeksi

2.5 KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1. Berdasarkan lama waktu :
a. Akut : berlangsung < 5 hari
b. Persisten : berlangsung 15-30 hari
c. Kronik : berlangsung > 30 hari
2. Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a. Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b. Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3. Berdasarkan derajatnya
a. Diare tanpa dihindrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dengan dehidrasi berat
4. Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a. Infektif
b. Non infeksif

2.6 KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Mal nutrisi
6. Hipoglikemia
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

2.7 PENATALAKSANAAN

1) Pemberian cairan:
Pemberian cairan pada pasien diare dengan memperhatikan derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.
Jenis cairan yang berikan pada pasien dehidrasi berupa cairan yang berisi NaCl
dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan
sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap)hanya mengandung
garam dan gula (NaCl dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk
pengobatan sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan
kesehatan untuk mencegah dehidrasi lebih jauh
2) Pengobatan dietetik
a. Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan
b. Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tak jenuh).
c. Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim).
d. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.
Cara memberikannya :
 Hari pertama : setelah dehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila diberi
ASI/susu formula tapi masih diare diberikan oralit selang-seling.
 Hari kedua – keempat : ASI /susu formula rendah laktosa penuh.
 Hari kelima : bila tidak ada kelainan pasien dipulangkan. Kembali susu atau makanan
biasa.
3) Obat-obatan
e. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg.
Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
f. Obat spasmolitik.
g. Antibiotik (Ngastiyah, 1997).

2.8 PEMERIKSAAN DIASNOSTIK


1. Pemeriksaan darah tepi lengkap
2. Pemeriksaan, ureum, kreatinin, dan berat jenis plasma
3. Pemeriksaan urine lengkap
4. Pemeriksaan tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
5. Pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
6. Pemeriksaan sediaan darah malaria serta serologi helicobacter jejuni sangat
dianjurkan
7. Duodenal intubation untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan
kualitatif tentang pada diare kronik.
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) & elektrolit
(na, k, ca, dan p serum yang diare disertai kejang)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
 Hari/ tanggal pengkajian : Selasa, 1 November 2016
 Identitas Klien
Nama : An. N ,
Umur : 6 bulan,
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Alamat : Bululawang
Tanggal MRS : 31-10-16
No. RM :009626
Diagnosa Medis : gastroenteritis Akut

 Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. I
Umur : 25 tahun
jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
hubungan dengan Klien adalah sebagai ibu, alamat Bululawang.

 Identitas dan karakteristik keluarga (orang tua dan tipe keluarga)


Nama : Ny. I
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Hubungan dengan Klien adalah sebagai ibu
Alamat : Bululawang
Pendidikan SMA : pekerjaan Ibu Rumah Tangga

 Status ekonomi keluarga


Pendapatan keluarga rata-rata per bulan ≥2.000.000, anggota keluarga yang bekerja
hanya ayah (kepala keluarga)
 Aktivitas dan rekreasi keluarga
Keluarga berekreasi setiap 1 bulan sekali. Hiburan sehari-hari keluarga adalah
menonton tv.
3.2 Riwayat Kesehatan
 Keluhan utama
Ibu dan ayah pasien mengatakan pasien BAB hingga 14x dalam sehari, pasien
sempat demam dan muntah
 Riwayat penyakit saat ini
- Pada tanggal 28 Oktober 2016 pasien BAB sebanyak 3x, encer
dan terdapat ampas sedikit. Pasien dibawa ortunya ke bidan terdekat dan diberi
obat anti diare (tanggal 29 Oktober 2016).
- pada tanggal 29 Oktober 2016 pasien terus BAB hingga 10x
dalam sehari. Akhirnya pasien dibawa ke RSBM pada tanggal 31 Oktober
2016, karena kondisi An. N tidak kunjung membaik dan BAB terus-menerus
 .Riwayat penyakit dahulu
Pasien pernah dibawa ke dokter pada usia 3 bulan karena batuk yang diakibatkan
oleh alergi susu sapi, sehingga pasien harus mengganti susunya dengan susu asi
 .Riwayat keluarga
Keluarga / ortu px tidak memiliki riwayat penyakit menular maupun genetik.
 Riwayat Prenatal, Intranatal, Tumbuh Kembang (khusus pada klien
Anak yang berusia 0-18 tahun
 Riwayat Prenatal (kunjungan pemeriksaan, imunisasi TT)
Ibu rutin memeriksakan kandungannya serta telah mendapat imunisasi
 Riwayat intranatal (jenis persalinan, proses persalinan)
Jenis persalinan : SC, proses melahirkan dilakukan di RSBM.
 Riwayat penyakit / masalah yang pernah di derita selama kehamilan,
melahirkan dan post melahirkan
Tidak ada masalah khusus/ penyakit selama kehamilan, saat melahirkan dan setelah
melahirkan.
 Riwayat psikologis selama hamil
Ibu An. N merasa senang saat dinyatakan hamil dan mendapat support sistem dari
suami dan keluarga besar.
 Riwayat interaksi selama hamil
Saat hamil ibu beraktivitas seperti biasa (bersih-bersih rumah dan memasak)
 Peran dan harapan setelah melahirkan
Harapan ibu dan keluarga saat melahirkan An. N dapat tumbuh sehat dan tidak sakit.
 Riwayat imunisasi Klien
An. N telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai usia imunisasi yang belum
diberikan adalah imunisasi campak (usia 9 bulan)
 Riwayat perkembangan dan pertumbuhan klien
Ibu An. N mengatakan An. N sudah mampu tengkurap
 Riwayat alergi yang dialami klien
An. N alergi terhadap susu sapi (laktosa) sehingga diberikan susu soya, makanan
pendamping yang diberikan atau bubur soya.
 Riwayat mengkonsumsi obat-obatan dalam jangka waktu lama
An. N tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama.
 Riwayat jatuh
Ibu An. N mengatakan An. N tidak pernah jatuh
 Riwayat pengasuhan klien
An. N dirawat oleh ibu dan ayahnya secara langsung sejak dari bayi hingga sebelum
sakit.

3.3 Pemeriksaan fisik


 Keadaan umum
- Keadaan umum : cukup
- Tingkat kesadaran : composmentis
- GCS E4 V5 M6
 Kulit
Turgor kulit elastic < 3 detik, area bokong terdapat kemerahan karena pampers,
kelembapan pada area bokong.
 Kepala dan leher
Distribusi rambut merata, kepala bulat, pelebaran vena jugularis-, pembesaran
kelenjar tiroid -, pembesaran kelenjar limfe -, ubun-ubun datar, massa - , lesi –
 Penglihatan mata
Konjungtiva tidak anemis, skelra tidak ikterik, pupil isokor, reflex cahaya +
 Penciuman dan hidung
Tidak ada sumbatan pada hidung, polip -, peradangan -, secret/ darah -, kesulitan
bernafas -, cuping hidung
 Pendengaran telinga
Telinga simetris, kemampuan mendengar baik, ada daun telinga, ada lubang telinga
 Mulut dan gigi
Mukosa bibir lembab, warna bibir merah muda, edema - , stomatitis -, tidak ada
labio shiziz.
 Dada, pernafasan dan sirkulasi
- Inspeksi : pergerakan dada simetris, tidak ada lesi,
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus +
- Perkusi : tidak ada penumpukan secret., darah -
- Auskultasi : bunyi jantung S1 & S2 tunggal, gallop - , murmur –
- Sirkulasi : CRT < 2 detik, turgor kulit baik, bibir merah muda, ujung jari
warna pink
 Abdomen
- Inspeksi : simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan
- Palpasi : hepatosplenomegali -, massa -, soefl, distensi -
- Auskultasi : bising usus 20x/ menit
- Perkusi : timpani + , pekak pada jaringan padat ( hepar) +
 Daerah vertebra
Nyeri -, vertebra simetris, kelainan posisi tubuh –
 Genetalia dan reproduksi
An. N tidak ada lesi pada genetalia, ruam popok +
 Ekstremitas atas dan bawah
- Kekuatan otot x/5/5/5
- Kelumpuhan tidak
- Kelemahan tidak
3.4 ANALISA DATA

DATA MASALAH ETIOLOGI

Ds : Diare akut Tekanan osmotik

Pasien mengatakan pasien


BAB hingga 14x dalam
Pergeseran cairan
sehari,

Do :
Peningkatan sekresi
Demam
Muntah

Isi rongga usus

Diare

Ds : Kekurangan Voleme Diare


cairan
Pasien BAB sebanyak 3x,
encer dan terdapat ampas
frekuensi BAB
sedikit. Pasien dibawa
ortunya ke bidan terdekat
dan diberi obat anti diare
Dehidrasi
Do :

Pasien tampak lemas


Tubuh kehilangan cairan

Kekurangan volume cairan

Ds : - Resiko infeksi Diare


Do : defekasi
 area bokong
Kelembaban kulit
terdapat
kemerahan Kemerahan dan elektrosit
 kelembapan pada kulit
area bokong.
kerusakan integritas kulit
 demam
Resiko infeksi

Ds: Hipertermi Diare

ibu pasien mengatakan


bahwa anaknya sempat
Kerusakan mukosa
demam

Do:
Demam
-

Hipertermi

3.5 Diagnosis keperawatan :

 Diare b.d inflamasi gastrointestinal


 Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
 Resiko infeksi b.d gangguan interitas kulit
 Hipertermi b.d dehidrasi
3.6 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA NOC NIC

1 Diare b.d inflamasi Kontineni Usus Manajemen Diare


gastrointestinal definisi : mengontrol pengeluaran fases dari usus Definisi : managemen penyembuhan diare

kode : 0500 Kode : 0460

 Mempertahankan pola pengeluaran fases yang Aktifitas”


bisa di prediksi  Tentukan riwyat diare
 Mempertahanka control pengeluaran fases  Intruksikan pasien atau anggota kluarga untuk
 Merespon keinginan BAB secara tepat waktu mencatat wana volume frekuensi dan
 Minum cairan secara adekuat konsistensi tinja

 Memantau jumlah konsitensi fases  Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan


yang sudah di konsumsi sebelumnya
 Identifikasi faktor yang menyebabkan diare
 Monitor tanda dan gejala diare
 Monitor kulit perineum terhadap adanya
iritasi
 Ukur diare atau output pencernaan
 Timbang pasien secara berkala
 Beritahu dokter jika terjadi peningkatan
frekuensi atau suara perut
 Monitor kesiapan makanan yang aman
 Amati tugor kulit secara berkala

2 Kekurangan volume Hidrasi Manajemen Cairan.


cairan b.d Definisi :air yang cukup dalam kompartemen Definisi: meningkatkan keeimbangan cairan dan
kehilangan cairan intraseluler dan ekstraseluler tubuh penceghan komplikasi yang dihasilkan dari tingkat
aktif Kode : 0602 cairan tidak normal atau tidak diinginkan.
Skala outcome :
Kode: 4120
 Membrane mukosa lembab
 Intek cairan Aktifitas-aktifitas :

 Output urin
 Timbang BB setiap hari dan monitor status
 Haus pasien
 Peningkatan hematocrit  Jaga itake atau asupan yang akurat dan catat
 Kehilangan berat badan output pasien
 Diare  Monitor TTV pasien
 Peningkatan suhu tubuh  Monitor perubahan BB pasien sebelum dan
sudah di analisis.
 Dukung pasien dan keluarga untuk membantu
memberikan makanan dengan baik
 Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit
yag diresepkan
 Konsultasikan dengan dokter jika tanda gejala
kelebihan volume menetap atau memburuk.
3 Resiko infeksi b.d a. Keparahan Infeksi Kontrol Infeksi
gangguan interitas definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi. definisi : meminimalakan penerimaan dan tranmisis
kulit agen infeksi
Kode : 0703
Kode : 6540
 kemerahan Aktifitas-aktivitas :
 jaringan lunak  bersihkan lingkungan dengan baik setelah
 gejal-gejala gastrointstinal digunakan setiap untuk pasien
b. Penyembuhan Luka : Sekunder  peralatan perawatan perpasien sesuai protokol
definisi : tingkat regenari sel dan jaringan kulit intusi
pada luka terbuka  insolasi orang yng terkena penyakit menular
kode : 1103  terapkan isolasi sesuai tindakan pencegahan
 eritema dikulit sekitar yang sesuai
 peradangan kulit  ajarkan cuci tangan pada keluarga
 kulit melepuh  lakukan tindaan pencegahan yang bersifat
universal
 gosok kulit pasien dg agen anti bakteri yang
sesuai
 pastikan pennagan aseptik
 pastikan teknik perawatan luka yang tepat
 berikan terapi antibiotik yang sesuai
 ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai
bagaiamana menghindari infeksi
perlindungan infeksi
definisi : pencegahan dan deteksi dini infeksi pada
pasien beresiko
kode : 6550
aktifitas-aktifitas :
 monitor adanya tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal
 monitor kerentanan terhadap infeksi
 anjurkan asupan cairan dengan tepat
 jangan mencoba pengobatan antibiotik untuk
infeksi-infeksi virus
 ajarakan pasien dan keluarga pasien mengenai
perbedaan antara infeksi –infeksi virus dan
bakteri
 ajarkan pasien dan keluarga mengenai cara
untuk menghindari infeksi
4 Hipertermi b.d a. Keparahan Infeksi Perawatan Demam
dehidrasi definisi : keparahan tanda dan gejala infeksi. Definisi : managemen gejala dan kondisi terkait yang
berhubungan dnegan peningkatan suhu tubuh di
Kode : 0703
mediasi oleh pirogen endogen
 demam
Kode : 3740
 ketidakstabilan suhu
Aktifitas-aktifitas:
b. Status Kenyamanan : Fisik
 pantau suhu dan ttv lainnya
Definisi : kenyamanan fisik yang berkaitan dengan
 monitor warna kulit dan suhu
sensasi tubu dan mekanisme homeostasis .
 monitor asupan dan keluaran cairan yang
kode : 2010
dirasakan
skala outcme :
 jngan beri aspiren untuk anka”
 kontrol terhadap gejala
 tutup pasien dg selimut atau pakaian ringan
 perawatan pribadi dan kebersihan
atau fase demam.
 suhu tubuh
 Dorong konsumsi cairan
 muntah
 Fasilitas istirahat, terapkan pembtasan
 demam
aktifitas
 diare
 Mandikan pasien dg spon hangat dengan hati
hati tingkatkan sirkulasi udara
 Pantau komplikasi yang berhubungan dengan
demam, serta tanda -tanda gejala kondisi
penyebab demam
 Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau
pada orang tua
 Pastian langkah keamanan pasien yang gelisa
atau mengalami delirium

kontrol infeksi
definisi : meminimalakan penerimaan dan tranmisis
agen infeksi
Kode : 6540
Aktifitas-aktivitas :
 bersihkan lingkungan dengan baik setelah
digunakan setiap untuk pasien
 peralatan perawatan perpasien sesuai protokol
intusi
 insolasi orang yng terkena penyakit menular
 terapkan isolasi sesuai tindakan pencegahan
yang sesuai
 batasi jumlah pengunjung
 ajarkan cuci tangan
 lakukan tindaan pencegahan yang bersifat
universal
 pakai-pakaian ganti atau juba saat menangani
pasien yang infeksi .
 gosok kulit pasien dg agen anti bakteri yang
sesuai
 pastikan pennagan aseptik
 tingkatkan inte nutrisi yang tepat
 berikan terapi antibiotik yang sesuai
3.7 IMPLEMENTASI

NO HARI DIAGNOSA IMPLEMENTASI NAMA DAN PARAF

1 Rabu, 2 November 2016 Diare  Menentukan riwayat diare terlebih TTD


dahulu
 menginntruksikan pasien atau
anggota kluarga untuk mencatat
warna volume frekuensi dan
konsistensi tinja
 mengevaluasi kandungan nutrisi
dari makanan yang sudah di
konsumsi sebelumnya
 mengidentifikasi faktor yang
menyebabkan diare
 Monitoring tanda dan gejala diare
 Monitoring kulit perineum
terhadap adanya iritasi
 Menguku diare atau output
pencernaan
 menimbang pasien secara berkala
 memberitahu dokter jika terjadi
peningkatan frekuensi atau suara
perut
 Monitoring kesiapan makanan
yang aman
 mengamati tugor kulit secara
berkala

2 Rabu, 2 November 2016 Resiko Kekurangan  menimbang BB setiap hari dan TTD
volume cairan monitoring status pasien
 menjaga itake atau asupan yang
akurat dan catat output pasien
 Memonitor TTV pasien
 Memonitor perubahan BB pasien
sebelum dan sudah di analisis.
 mendukung pasien dan keluarga
untuk membantu memberikan
makanan dengan baik
 Monitoring reaksi pasien terhadap
terapi elektrolit yag diresepkan
 Mengkonsultasikan dengan dokter
jika tanda gejala kelebihan volume
menetap atau memburuk.
3 Kamis, 3 november 2016 Resiko infeksi  membersihkan lingkungan TTD
dengan baik setelah digunakan
setiap untuk pasien
 menerapkan isolasi sesuai
tindakan pencegahan yang sesuai
 mengajarkan cuci tangan pada
keluarga
 melakukan tindaan pencegahan
yang bersifat universal
 memastikan penaganan aseptik
 memastikan teknik perawatan
luka yang tepat
 memberikan terapi antibiotik
yang sesuai
 mengajarkan pasien dan anggota
keluarga mengenai bagaiamana
menghindari infeksi
 monitoring adanya tanda dan
gejala infeksi sistemik dan lokal
 monitorimg kerentanan terhadap
infeksi
 mengajarakan pasien dan
keluarga pasien mengenai
perbedaan antara infeksi –infeksi
virus dan bakteri
 mengajarkan pasien dan keluarga
mengenai cara untuk
menghindari infeksi
4 Kamis, 3 november 2016 Hipertermi  memantau suhu dan ttv lainnya TTD
 monitoring warna kulit dan suhu
 monitoring asupan dan keluaran
cairan yang dirasakan
 janganlah beri aspiren untuk
anak-anak
 menutup pasien dg selimut atau
pakaian ringan atau fase
demam.
 mendorong konsumsi cairan
 memfasilitas istirahat, terapkan
pembtasan aktifitas
 memandikan pasien dg spon
hangat dengan hati hati
tingkatkan sirkulasi udara
 memantau komplikasi yang
berhubungan dengan demam,
serta tanda -tanda gejala kondisi
penyebab demam
 memastikan tanda lain dari
infeksi yang terpantau pada
orang tua
 memastian langkah keamanan
pasien yang gelisa atau
mengalami delirium
 membersihkan lingkungan
dengan baik setelah digunakan
setiap untuk pasien
 menerapkan isolasi sesuai
tindakan pencegahan yang sesuai
 membatasi jumlah pengunjung
 mengajarkan cuci tangan
 melakukan tindaan pencegahan
yang bersifat universal.
 Memastikan pennagan aseptik
 meningkatkan inte nutrisi yang
tepat
 memberikan terapi antibiotik
yang sesuai

3.8 EVALUASI

no Tanggal Diagnosa Evaluasi ket

1 Rabu, 2 November 2016 Diare S : Ibu pasien mengatakan


pasien BAB hingga 14x
dalam sehari.

O : klien mengalami
Demam, Muntah, dan
Diare
A : Masalah diare teratasi
sebagian
P : intervensi dilakukan

2 Rabu, 2 November 2016 kekurangan volume S : Ibu pasien


cairan mengatakan, pasien BAB
sebanyak 3x, encer dan
terdapat ampas sedikit.
Pasien dibawa ortunya ke
bidan terdekat dan diberi
obat anti diare.

O : Pasien terlihat lemas

A : Masalah risiko
kekurangan volume cairan
teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan
3 Kamis, 3 november 2016 Resiko infeksi S:-
O : Turgor kulit < 3
detik,
area bokong terdapat
kemerahan, kelembapan
pada area bokong dan
terdapa demam
A : Masalah resiko infeksi
teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
4 Kamis, 3 november 2016 hipertermi S : ibu pasien mengatakan
bahwa anaknya sempat
demam

O : demam

A :masalah hipertermi
teratasi sebagian

P : lanjutkan intervensi
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram
Etiologi terdiri dari 3 faktor infeksi :

1. Infeksi internal
2. Bakteri penyebab gastroenteritis (diare akut) dibagi dalam dua golongan besar,
ialah bakteri non invasive dan bakteri invasive
3. Infeksi parenteral
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
2. Dietetik.
3. Obat-obatan
Pemberian asuhan keperawatan diperikan untuk penderita diare

B. Saran
Saran dari para pembaca sebagai masukan sangat diperlukan untuk perbaikan bagi
penulis, diharapkan penulis mampu membuat karya tulisanya lagi lebih baik dimasa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges E. Marilynn, Moorhouse F. Mary, Geissler C. Alice. 2000. Rencana Asuhan


Keperawatan Edisi 3. EGC, Jakarta.
Smeltzer and Bare C, 2000, Buku Ajar Medikal Bedah Brunner and Suddarth, Edisi 8,
Volume 2, EGC, Jakarta
Doengoes,2000. Asuhan Keperawatan Maternal/ Bayi. EGC. Jakarta.

Markum.AH. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai