Anda di halaman 1dari 34

KEBIJAKAN PROMOSI

KESEHATAN

Ratna Diana F, SST., MPH


PERMASALAHAN

MASYARAKAT
BERADA

MASYARAKAT
PERBEDAAN DI MISKIN
3 PENYANGGA
UTAMA:

PENDIDIKAN
PENDAPATAN
KESEHATAN

CATATAN: KES  PENYANGGA POKOK/FONDASI


PARADIGMA PEMBANGUNAN KES
PARADIGMA SEHAT

MASYARAKAT PROMOTIF MENGUTAMAKAN


BERADA PROMOTIF & PREVENTIF,
PREVENTIF TANPA
MENGABAIKAN KURATIF
REHABILITATIF & REHABILITATIF
INDONESIA SEHAT KURATIF

PARADIGMA SAKIT

MASYARAKAT KURATIF MENGUTAMAKAN


MISKIN KURATIF &
REHABILITATIF REHABILITATIF, TANPA
MENGABAIKAN
PREVENTIF PROMOTIF &
PROMOTIF PREVENTIF
MENGENTAS MASYARAKAT MISKIN

MASYARAKAT MASYARAKAT
MISKIN BERADA

PENINGKATAN
PENDIDIKAN

MENINGKATKAN PENINGKATAN
3 PENYANGGA PENDAPATAN
UTAMA MASY.
MISKIN:
PENDIDIKAN PENINGKATAN
KES
PENDAPATAN
KESEHATAN
CATATAN: PENINGKATAN KES SBG FONDASI AKAN
MEMICU PENINGKATAN 2 PENYANGGA LAIN
4
PENINGKATAN KES: MELALUI SUBSIDI YANKES UTK MASYARAKAT

PELAYANAN
PUSKESMAS:

GRATIS

PELAYANAN RUMAH
SAKIT :

GRATIS
SEMUA MASYARAKAT MEMILIKI AKSES KE FASKES DENGAN BPJS
5
• JKN merupakan satu program pembangunan
kesehatan, dimana pembangunan kesehatan
merupakan poin nawacita ke 5 yang
berbunyi ‘Meningkatkan kualitas hidup
manusia Indonesia’.
• Dalam RPJMN III 2015-2019 arah
pembangunan kesehatan dari kuratif
bergerak ke arah promotif dan preventif
dengan visi masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan, yang berarti promkes
adalah salah satu agenda utama dalam
pembangunan kesehatan nasional.
Berdasarkan National Health Account 2011, pengeluran belanja kesehatan Indonesia
menurut fungsinya tahun 2011 yaitu sebagai berikut

Besarnya anggaran belanja yang digunakan


dalam upaya kuratif-rehabilitatif
dikhawatirkan dapat semakin membengkak
dan akan berbahaya bagi pendanaan
Indonesia.
78%
5% upaya
jasa
9% untuk tenaga
kuratif-rehabilitative
kesehatan
administrasi dan manajemen
8% upaya pencegahan penyakit
asuransi Padahal dengan adanya promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat di era JKN
berperan penting dalam menekan angka
kesakitan, sehingga dana kesehatan yang
ada dapat digunakan secara efektif dan
efisien.
Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat dicegah melalui
kegiatan promosi kesehatan

Namun, proses perubahan perilaku di masyarakat tidaklah mudah

Perlu dikembangkan strategi serta langkah-langkah yang dapat


mendukung upaya pemberdayaan masyarakat

Dalam bentuk kebijakan


• Kebijakan nasional promosi kesehatan ditujukan untuk mendukung
tujuan  pembangunan jangka panjang bidang kesehatan 2005-2025
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
• Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan adalah suatu peraturan perundang-
undangan yang diberlakukan sebagai landasan dalam penyelenggaraan upaya
promosi kesehatan yang dilakukan oleh berbagai pihak terkait dalam
meningkatkan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk
hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat,
serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya
kemampuan tersebut
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan
1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke
arah otonomi daerah bidang Kesehatan
• Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan Daerah.
• Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerintah
kepada pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI.

Diharapkan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat optimal


berupa keadaan sehat dan produktif.
2. Promosi Kesehatan Terpadu

• Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri  terpadu dengan program


kesehatan sejak dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional 
Tercermin dalam koordinasi penyusunan anggaran

• Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah Daerah


mengajukan Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan
Anggaran kepada Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut digunakan
untuk merealisasikan program yang telah tersusun dalam bidang kesehatan
terutama upaya peningkatan kesehatan dengan promosi kesehatan
3. Promosi Kesehatan Harus Berlandaskan Paradigma Sehat

• Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model
pembangunan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang
bersifat lintas sektor dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus
pada penyembuhan atau pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
4. Promosi kesehatan harus didukung oleh peraturan dan perundang-
undangan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, subsidi, dll

• Kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan
No. 1193/MENKES/SK/X/2004
• Kebijakan dimaksud didukung juga dengan surat keputusan Mentri Kesehatan No.
1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang pedoman pelaksanaan promosi kesehatan di daerah
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 585/MENKES/SK/V/2007
tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012 tentang Petunjuk
Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
• Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa Puskesmas adalah Unit
Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
• Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian
tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat
pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan
di Indonesia.
• Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia, untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
• Upaya kesehatan tersebut dikelompokkan
ke dalam dua kategori, yaitu
• Upaya kesehatan wajib.
• Promosi Kesehatan
• Kesehatan Lingkungan
• Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
• Perbaikan Gizi Masyarakat
• Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
• Pengobatan
• Upaya kesehatan pengembangan, upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang
harus mengandung kemitraan

• Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam mencapai


tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan kemitraan
tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan
Pemberdayaan.
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina
pemberdayaan masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan
lain; bina suasana dan advokasi tingkat kabupaten/kota
• Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota
berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.

 
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi
kesehatan kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh
kabupaten/Kota; bina suasana dan advokasi tingkat provinsi.
• Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan yang
ada di dinas kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan
Standar; fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana
dan advokasi tingkat nasional

• Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional dan pedoman


standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas dan koordinasi promosi
kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah dengan adanya bina suasana dan
advokasi.
• Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah Permenkes dan
Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance
• Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan kerjasama
lintas sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan LSM.

10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta  pendayagunaan data


dalam perencanaan dan desain
• Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui tentang
kebutuhan kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan adalah
pemerintah daerah sehingga diperlukan langkah otonomi / desentralisasi
terkait pelaksanaan promosi kesehatan
11. Profil promosi kesehatan  sarana penyedia data dan
benchmarking

• Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan


lintas sektor antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang
muncul atau sesuai sasaran.
12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara
bertahap

• Upaya pemberdayaan masyarakat harus melalui tahapan, dimulai dari


upaya mengenalkan apa yang jadi masalah terkait kesehatan,
menumbuhkan keinginan masyarakat untuk mau mengikuti promosi
kesehatan dan pada akhirnya masayarakat dapat melaksanakan upaya
promosi kesehatan secara mandiri untuk kesehatan.
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan infrastruktur
(utamanya SDM)  tenaga ujung tombak harus Ditingkatkan jumlah dan mutunya

14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan  profesionalisme


dan kesejahteraan

15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai.


PERAN PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN PROMOSI
KESEHATAN
1. Peran perawat dalam tatanan individu dan keluarga

• Peran perawat dalam promosi kesehatan kepada individu dan keluarga antara lain :
• Edukator. Perawat memberikan pendidikan kesehatan melalui penyuluhan kesehatan.
• Role Model. Perawat akan memberikan contoh tentang cara mempertahankan
kesehatan. Peran ini sejalan dengan peran sebagai edukator.
• Fasilitator. Perawat akan membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi individu atau keluarga
2. Peran perawat dalam tatanan sarana kesehatan dan institusi pendidikan

• Di lingkungan Puskesmas upaya promosi kesehatan lebih ditekankan


daripada di rumah sakit. Promosi kesehatan di puskesmas dilakukan
agar masyarakat mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
sebagai bentuk pemecahan masalah-maslah kesehatan yang dihadapi.
• Di lingkungan Rumah Sakit, pelaksanaan asuhan keperawatan khususnya
dalam upaya promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan pasien, klien dan kelompok-kelompok masyarakat agar
pasien dapat mandiri dalam mempercepat kesembuhan dan rehabilitasi,
mencegah masalah-masalah kesehatan dan mengembangkan upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh
untuk dan bersama mereka sesuai sosial budaya mereka serta didukung
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
• Di lingkup institusi pendidikan, peran perawat pendidik dalam upaya promosi
kesehatan tidak kalah besarnya. Dalam kurikulum bahkan silabus yang disusun
selalu ada dimasukkan pengajaran tentang simulasi pendidikan baik setting
individu, kelompok bahkan komunitas pada tahap pendidikan akademik. Di
keadaan nyata mahasiswa serta dosen keperawatan sering kali melakukan kegiatan
pengabdian masyarakat yang umumnya juga menggambarkan upaya promosi
kesehatan seperti pendidikan kesehatan pada kelompok tertentu dan penyuluhan
pada masyarakat umum.
• Peran perawat dalam tatanan program/petugas kesehatan
• Kegiatan yang dilakukan terintegrasi sesuai fungsi manajemen
meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pengawasan
pengendalian dan penilaian, yang dilakukan diberbagai tingkat
administrasi baik dipusat, propinsi maupun kabupaten/ kota. Kegiatan
tersebut memuat strategi promosi kesehatan yaitu pemberdayaan
masyarakat, bina suasana dan advokasi
Kegiatan integrasi promosi kesehatan
• Kegiatan yang dilakukan dalam berbagai tatanan rumah tangga, bina
suasana dan advokasi yang meliputi :
• Integrasi promosi kesehatan dengan program KIA dan Anak
• Integrasi promosi kesehatan dengan program gizi masyarakat
• Integrasi promosi kesehatan dengan program lingkungan sehat
• Integrasi promosi kesehatan dengan program jaminan pemeliharaan kesehatan
(JPK).
• Integrasi promosi kesehatan dengan program pencegahan dan penanggulangan
penyakit tidak menular (P2PTM).
PERAN BERBAGAI PIHAK DALAM PROMOSI
KESEHATAN
PERAN TINGKAT PUSAT

• Ada 2 unit utama di tingkat Pusat yang terkait dalam Promosi Kesehatan, yaitu Pusat Promosi
Kesehatan dan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
• Pengelolaan promosi kesehatan di tingkat Pusat perlu mengembangkan tugas dan juga tanggung
jawab antara lain:
• Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang terkait dengan kegiatan promosi
kesehatan secara nasional
• Mengkaji metode dan teknik-teknik promosi kesehatan yang efektif untuk pengembangan model promosi
kesehatan di daerah
• Mengkoordinasikan dan mengsinkronisasikan pengelolaan promosi kesehatan di tingkat pusat
• Menggalang kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan lain yang terkait
• Melaksanakan kampanye kesehatan
• Bimbingan teknis, fasilitasi, monitoring dan evaluasi
Peran Tingkat Propinsi

• Sebagai unit yang berada dibawah secara sub-ordinasi Pusat, maka peran
tingkat Provinsi, khususnya kegiatan yang diselenggarakan oleh Dinas
Kesehatan Provinsi antara lain sebagai berikut:
• Menjabarkan kebijakan promosi kesehatan nasional menjadi kebijakan promosi kesehatan
local (provinsi)
• Meningkatkan kemampuan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan promosi kesehatan,
terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar mampu ber-PHBS.
• Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat pada level provinsi
• Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam pencapaian PHBS dalam level Provinsi
Peran Tingkat Kabupaten

• Promosi Kesehatan yang diselenggarakan di tingkat Kabupaten, khususnya yang


dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dapat mencakup hal-hal sebagai
berikut:
• Meningkatkan kemampuan Puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya dalam
penyelenggaraan promosi kesehatan, terutama dibidang penggerakan dan pemberdayaan
masyarakat agar mampu ber-PHBS.
• Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat
• Membangun suasana yang kondusif dalam upaya melakukan pemberdayaan masyarakat
untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
• Menggalang dukungan dan meningkatkan kemitraan dari berbagai pihak serta
mengintegrasikan penyelenggaraan promosi kesehatan dengan lintas program dan lintas
sektor terkait dalam pencapaian PHBS.
TUGAS INDIVIDU
• Buatlah rangkuman (tulis tangan) terkait intisari dari peraturan-
peraturan berikut ini:
• Kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan surat keputusan Menteri
Kesehatan No. 1193/MENKES/SK/X/2004
• Kebijakan dimaksud didukung juga dengan surat keputusan Mentri Kesehatan
No. 1114/MENKES/SK/VII/2005 Tentang pedoman pelaksanaan promosi
kesehatan di daerah
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di Puskesmas
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun 2012
tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai