PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
meningkat dan konsistensi tinja lebih lembek dan cair dan bersifat mendadak
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang tepat dan efektif utama di
yang abnormal dan penurunan konsistensi tinja selama kurang dari 2 sampai 3
hal ini disebabkan sanitasi dan hygine yang masih buruk, walaupun demikian
penyebab – penyebab lain dari gastroenteritis akut perlu diwaspadai dan perlu
berkembang, dan juga sebagai salah satu penyebab utama tingginya angka
kesakitan data kematian anak di dunia, secara umum diperkirakan lebih dari 10
juta anak berusia kurang dari 5 tahun meninggal setiap tahunnya didunia sekitar
buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga
kali atau lebih dalam peroide 24 jam. Gastroenteritis merupakan keluhan yang
sering ditemukan pada dewasa. Diperkirakan pada orang dewasa setiap tahunnya
USA, diperkirakan 8.000.000 pasien berobat kedokter dan lebih dari '250.000
pasien dirawat di rumah sakit tiap tahunnya (1,5% merupakan pasien dewasa)
gastroenteritis dapat disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi
dan dapat pula disebabkan karena enterovirus (semasa badan dalam keadaan daya
kelompok umur baik balita, anak – anak dan orang dewasa dengan berbagai
golongan sosial. Secara global terjadi peningkatan kejadian diare dan kematian
akibat diare pada balita dari tahun 2015 – 2017. Pada tahun2015, gastroenterioritis
menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan 499.000 kematian di seluruh dunia
terjadi pada anak – anak dengan kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap
merupakan penyakit potensial kajadian luar biasa yang sering disertai dengan
luar biasa diare tiap tahun dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Data kementrian
ditangani instansi kesehatan di Indonesia menurun tiap tahunnya. Pada tahun 2016
Pada tahun 2015 jumlah kasus yang ditangani 4.017.861 orang sedangkan pada
tahun 2014 jumlah penanganan kasus diare oleh instansi kesehatan adalah
8.490.976 orang.
Hasil data yang diperoleh dari Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota
penyakit gastroenteritis akut yang terjadi selama 3 bulan terakhir dari bulan
keselamatan pasien.
(GEA) di Ruang Anyelir RSD Gunung Jati Kota Cirebon Tahnun 2019.
B. Rumusan Masalah
gastroenteritis dapat disebabkan karena makanan beracun atau yang sudah basi
dan dapat pula disebabkan karena enterovirus (semasa badan dalam keadaan
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah mampu melakukan asuhan
GEA (Gastroestentis Akut) di Ruang Anyelir RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
2. Tujuan Khusus
(Gastroestentis Akut).
D. Manfaat Penulisan
keperawatan pasa pasien GEA (Gastroestentis Akut), selain itu karya tulis ilmiah
ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara mengaplikasikan ilmu yang
Penulisan karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa dan
para pembaca khususnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pada pasien
gastreoenteritis akut.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN
halus. Gastroenteritis akut ditandai dengan diare, dan pada beberapa kasus,
memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan seringkali
disertai peningkatan suhu tubuh. Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan
dan keenceran BAB dimana frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya
yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang
inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen parasitic dengan defekasi yang tidak normal baik frekuensi maupun
konsistensinya, frekuensi diare lebih dari 3 kali sehari, dengan konsistensi cair.
B. ETIOLOGI
DI kutip dari Smeltzer and Bare, 2010. Ada beberapa penyebab dari
gastroenteritis, diantaranya :
1. Faktor infeksi
a) Infeksi bakteri :
dan sebagainya.
b) Infeksi virus :
bakteri.
6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. MANIFESTASI KLINIS
2. Muntah.
3. Demam.
4. Nyeri abdomen
6. Fontanel cekung
D. PATOFISIOLOGI
(makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam
rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu
menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air
dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan mutilitas usus yang
asam basa (asidosis metabolik dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah (Smeltzer and Bare,
2010).
E. EPIDEMIOLOGI
ditemui. Penyakit ini lebih sering mengenai anak – anak. Anak – anak di Negara
Penyakit ini mengenal 3 – 5 miliar anak setiap tahun dan menyebabkan sekitar
1.525 juta kematian pertahun atau merupakan 12% dari seluruh penyebab
kematian pada anak – anak pada usia di bawah 5 tahun (Chow et a, 2010).
Pada orang dewasa diperkirakan 179 juta kasus gastroenteritis akut terjadi
setiap tahun dengan angka rawat inap 500.000 dan lebih dari 5000 mengalami
angka rawat inap yang lebih tinggi dibandingkan dengan Negara maju memiliki
status gizi dan layanan kesehatan primer yang lebih baik (Chow et al, 2010).
rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak 96,278 kasus dengan angka kematian
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
sistemik
dianjurkan
8. Pemeriksaan darah 5 darah perifer lengkap, analisis gas darah (gda) &
1. Kehilangan BB
2. Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dijepit antara ibu jari dan telunjuk
Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diare
assay (ELISA) menditeksi giardiasis dan tes serologic amebiasis, dan foto x-ray
abdomen. Pasien dengan diare karena virus,biasanya memiliki jumlah dan hitung
pasien dengan infeksi bakteri terutama pada infeksi bakteri yang infasif ke
pemeriksaaan tinja dilakukan untuk mellihat adanya leukosit dalam tinja yang
(Sudoyo,2007:408).
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penggantian cairan intra vena ( IV bolus 500ml normal salin untuk
muntah.
500mg.
dehidrasi (Sudoyo,2007).
1) Pengkajian keperawatan
1. Pengkajian Primer
a. Airway
karakteristik adanya mual dan muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,
Diagnosa keperawatan :
Masalah keperawatan atau diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA
dengan kode Diagnose (D.0001) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b/d sekresi
yang tertahan
1) Kaji adanya penyumbatan jalan napas seperti air ludah, muntahan, dan
secret.
muntahan.
Siapkan alat bantu untuk menolong jalan napas jika perlu, jika terjadi
perburukan jalan napas segera hubungi ahli anestesi dan bawa ke ICU.
b. Breathing
Diagnosa keperawatan :
dengan kode Diagnose (D.0005) Pola Napas Tidak Efektif b/d abnormalitas
Emergency treatment :
> 92%
4) Auskultasi dada
c. Circulation
Pada klien GED ditemukan penurunan kadar kalium darah di bawah 3,0
Diagnosa keperawatan :
dengan kode Diagnose (D.0008) Penurunan curah jantung b/d adanya disritmia
4) Pasang infuse
d. Disability
Pada klien GED terjadi penurunan tingkat kesadaran karena
dehidrasi dengan gejala seperti gelisah, kulit yang lembab, lengket dan
dingin dan berkeringat tidak muncul sampai total volume darah yang hilang
hipovolemik.
Diagnosa keperawatan :
Emergency treatment :
pasien
e. Exposure
Diagnosa keperawatan :
Emergency treatment :
sensitivitas
9) Berikan anti diare seperti codein atau loperamide sampai hasil kultur
dikeahui
2. Pengkajian sekunder
a. Identitas
b. Keluhan utama
lender saja, konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu penegeluaran : 3-
5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari (diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari
(diare kronis).
e. Riwayat nutrisi
Diare
DS : Diare Hipertermia
DO : Suhu tubuh diatas
Output cairan dan elektrolit berlebih
normal 36-37ºC
Kulit merah Dehidrasi
Kulit teraba hangat
Hipertermia
Takikardia
Takipnea