Anda di halaman 1dari 8

TERAPI MODALITAS DAN

KOMPLOMENTER

Dosen pengampu :

Ns. Heri Tribowo,skm.S.kep,m.kes

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Khoiriyah yusufi (202001005)


2. Anisa Ramadhani (202001008)
3. Muhammad Syahru A F (202001017)
4. Siti maimunah syafitri (202001037)
5. Fitri Nikmatul Maulida (202001046)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BINA SEHAT PPNI KAB.MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2023/2024


TERAPI AKUPRESUR
UNTUK MENGURANGI MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL
(SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


Akupresur juga diartikan sebagai menekan titik-titk prnyembuhan
menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh
Pengertian
untuk penyembuhan diri secara alami.
Akupresur dapat digunakan untuk mengatasi mual muntah pada awal
Tujuan
kehamilan

PROSEDUR
PELAKSANAAN 1. Persiapan Responden
a. Ibu hamil sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam
posisi yang nyaman.
b. Ibu dalam kedaan rileks, tidak emosional ( marah, takut, terlalu
gembira atau sedih ), terlalu lapar atau terlalu kenyang.

2. Persiapan Terapis
a. Sebelum melakukan akupresur memcuci tangan terlebih dahulu,
kuku jari tidak boleh panjang dan tanjam.
b. Pemijat dalam keadaan bebas bergerak dengan posisi yang nyaman
sehingga bisa melakukan pemijatan dengan bebas dan tepat
c. Menggunakan alat bantu pijat tidak tajam, tidak menyakitkan dan
bersih dalam hal ini terapis melakukan pemijatan dengan
menggunakan ibu jari.
d. Tidak memijat daerah luka atau bengkak.

3. Persiapan lingkungan
a. Ruangan tempat pemijatan hendaknya tidak pengap dan mempunyai
sirkulasi yang baik.
b. Pemijatan dilakukan ditempat bersih
4. Fase Kerja
a. Pijat pada daerah untuk titik akupresur
b. Cari titik p6 yang berada didaerah pergelangan tangan yaitu 3 jari
dari daerah distal pergelangan tangan antara dua tendon (flexor
carpi radialis dan otot palmaris longus).

c. Cari titik ST 36 yang berada didaerah lutut yaitu 3 atau 4 jari dari
bawah lutut.

d. Jumlah pijatan menyesuaikan dengan kondisi yang dialami pasien,


apabila kondisi energi dalam tubuh lemah, maka pijatan dikuatkan
dengan jumlah pijatan 30 kali. Apabila kondisi energi yang ada
dalam tubuh terlalu kuat, maka dilemahkan dengan jumlah pijatan
50 kali.
5. Fase Terminasi
a. Melakuakan evaluasi
b. Mencuci tangan
c. Dokumentasi tindakan
TERAPI RENDAM AIR HANGAT
PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN MASALAH
EDEMA KAKI ( SOP)

Tujuan : a. Untuk mengurangi edema

b. Memperlancar sirkulasi darah

Alat dan Bahan : • Baskom sedang

• Air hangat suhu 40o - 43oC

• Handuk kecil

• Thermometer air

No SOP RASIONALISIS
1. Memberikan informed consent Informed consent yaitu untuk melindungi dan
meningkatkan otonomi pasien, mencegah tindakan
manipulative dan pemaksaan, serta meningkatkan
pengambilan keputusan rasional, (Felenditi, 2017).
2. Fase Orientasi Memberikan salam dan tersenyum pada klien,
melakukan validasi (kognitif, psikomotor, afektif),
memperkenalkan nama perawat, menanyakan nama
panggilan kesukaan klien, menjelaskan tanggung
jawab perawat dan klien, menjelaskan peran
perawat dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu
yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan yang
dilakukan, menjelaskan kerahasiaan (Nurjannah,
2014).
3. Memberikan salam pada Menyampaikan informasi mengenai rencana
responden tindakan yang akan dilakukan berupa keuntungan
dan kerugian yang akan didapatkan, tanpa paksaan
(Kementerian Kesehatan RI, 2016)
4. Memberikan penjelasan pada Komunikasi awal yang dilakukan melalui salam
responden tentang tindakan yang merupakan awal dari komunikasi terapeutik yang
akan dilakukan diharapkan dapat membangun hubungan kerja sama
yang dit andai dengan tukar menukar perilaku,
perasaan, pikiran, dan pengalaman ketika membina
hubungan (Kementerian Kesehatan RI, 2016)
5. Melakukan observasi edema Untuk mengetahui seberapa tingkat derajat edema
sebelum tindakan terapi rendam sebelum dilakukan tindakan (Selli J, Rully H, & Isye
air hangat F, 2017)
6. Fase kerja Fase kerja merupakan fase dimana perawat mulai
melakukan pekerjaan/melaksanakan kontrak
tindakan yang telah disepakati (Nurjannah, 2013).
7. Menyiapkan alat-alat : baskom Memudahkan dalam melaksanakan prosedur (Toha
sedang, air hangat suhu 40o - Machsun, Dera Alfiyanti & Mariyam, 2018).
43oC, handuk kecil,
thermometer air.
8. Mencuci tangan Menghilangkan kotoran dan menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit tangan serta
mencegah penyebaran mikroorganisme penyebab
infeksi yang ditularkan melalui tangan. Mencuci
tangan juga salah satu pencegahan penyakit karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun tidak langsung (World Health
Organization, 2020; Kementerian Kesehatan RI,
2018)
9. Mengatur posisi pasien dengan Mengatur posisi pasien dengan duduk di kursi,
duduk di kursi Untuk meningkatan suplai darah arteri ke
eksteremitas bawah, pengurangan kongesti vena,
mengusahakan vasodilatasi pembuluh darah,
pencegahan komperesi vaskuler (Aris, dkk 2015)
10. Masukkan air hangat yang Memasukan air hangat dengan suhu 39-40oC untuk
bersuhu 39-40o kedalam baskom meningkatkan aliran darah pada bagian kaki (Rika,
dengan volume air 15 cm dkk, 2017)
11. Rendam kaki pada baskom yang Untuk mengurangi edema, meningkatkan relaksasi
sudah berisi air hangat selama 15 otot, menyehatkan jantung, mengendorkan otototot,
menit menghilangkan stres, meningkatkan permeabilitas
kapiler (Christina, dkk 2016)
12. Keluarkan kaki setelah Mengeringkan kaki setelah dilakukan perendaman
dilakukan perendaman dengan dgn air hangat dapat mencegah terjadinya kerusakan
air hangat dan keringkan dengan pada kulit (Kemenkes RI, 2016)
handuk.
13. Melakukan observasi edema Untuk mengetahui apakah tingkat derajat edema
setelah dilakukan tindakan berkurang atau hilang setelah dilakukan tindakan
rendam air hangat (Selli J, Rully H, & Isye F, 2017)
14. Mencuci tangan kembali Menghilangkan kotoran dan menghambat atau
membunuh mikroorganisme pada kulit tangan serta
mencegah penyebaran mikroorganisme penyebab
infeksi yang ditularkan melalui tangan. Mencuci
tangan juga salah satu pencegahan penyakit karena
tangan seringkali menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun tidak langsung (World Health
Organization, 2020; Kementerian Kesehatan RI,
2018)
15. Melakukan evaluasi tindakan Terminasi merupakan akhir pertemuan antara
yang telah dilakukan perawat dan klien. Mengevaluasi pencapaian tujuan
interaksi yang telah dilakukan, evaluasi ini disebut
evaluasi objektif, Melakukan evaluasi subjektif
dengan cara menanyakan perasaan klien setelah
berinteraksi dengan perawat. Menyepakati tindak
lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan
(Stuart & Sunenden 2013).
16. Mendokumentasi hasil tindakan Menghindari kesalahan, tumpang tindih, dan
yang telah dilakukan ketidaklengkapan informasi dalam asuhan
keperawatan. Terbinanya koordinasi yang baik dan
dinamis antara sesama atau dengan pihak lain
melalui dokumentasi keperawatan yang efektif.
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tenaga
keperawatan. Terjaminnya kualitas asuhan
keperawatan (Ali, 2010)
17. Berpamitan dengan klien Berpamitan merupakan salah satu bagian dari
komunikasi terapeutik fase terminasi, dalam hal ini
perawat harus dapat mengetahui keberhasilan
dirinya dalam mencapai tujuan dari terapi yang telah
diberikan dan ungkapan perasaan dari klien.
Berpamitan juga merupakan salah satu bentuk
kesopanan yang ditunjukkan seseorang untuk
mengakhiri sebuah interaksi (Kementerian
Kesehatan RI, 2016)

Anda mungkin juga menyukai