Anda di halaman 1dari 12

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:

Rosi Novia Sari


J210 101 026

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
 

 

NASKAH PUBLIKASI

PENGALAMAN KELUARGA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


KESEHATAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSPEKTIF
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL PADA PASIEN
YANG DIRAWAT DI RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

Rosi Novia Sari*


Abi Muhlisin S.KM., M.Kep**
Agus Sudaryanto S.Kep., Ns., M.Kes**

Abstrak

Pengambilan keputusan kesehatan dari keluarga sangat diperlukan agar


pasien segera mendapat perawatan lanjutan dari tenaga kesehatan dengan baik.
Anggota keluarga pasien dengan berbagai latar belakang pengetahuan, budaya,
social ekonomi dapat mempengaruhi bagaimana keputusan yang diambil,
termasuk keluarga dengan latar belakang suku Jawa dalam mengambil keputusan
berkaitan dengan perawatan pasien di RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Tujuan
penelitian adalah mengetahui pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan
kesehatan yang berhubungan dengan perspektif keperawatan transkultural di
rumah sakit pku muhammadiyah surakarta. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel penelitian adalah
pasien yang dirawat dibangsal bedah yang akan dilakukan tindakan medis
sebanyak 11 pasien, sedangkan pada anggota keluarga diambil 4 responden.
Pengambilan sampel mengunakan cara purposive, yaitu skema pencuplikan non-
random dengan retriksi dimana peneliti memilih sampel berdasarkan
pertimbangan (judgment). Data penelitian diperoleh dengan wawancara mendalam
dan Fokus group discussion. Analisis data menggunakan analisis content. Hasil
penelitian adalah pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan tindakan
medis diputuskan dari semua anggota keluarga yang ada. Keputusan keluarga
diambil dengan cara diskusi dengan anggota keluarga yang kebetulan berada di
rumah sakit saat mengantar pasien. Penanggung jawab pengambilan keputusan
tidak terikat oleh orang tua atau kepala keluarga, yaitu dapat dilakukan oleh anak,
cucu, kakak dalam keluarga hal ini.
Kata kunci : Pengambilan Keputusan Kesehatatan, Keperawatan Transkultural

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

FAMILY EXPERIENCE OF MAKING DECISION RELATED TO


HEALTH NURSING PERSPECTIVE ON TRANSCULTURAL IN
PATIENTS NURSED PKU MUHAMMADIYAH HOSPITAL OF
SURAKARTA

Abstract
The health of the family in making decision is needed, so patients will get
immediate continuation of health care well. Family members of patients with a
variety of background knowledge, culture, social economy can affect how
decisions are taken, including a family with a Javanese background in making
decisions related to patient care in PKU Muhammadiyah hospitals of Surakarta.
The objective of study wass to know Family Experience of Making Decision
Associated With The Health Perspectives Transcultural Nursing Hospital PKU
Muhammadiyah Surakarta. This research uses descriptive qualitative research
design with a phenomenological approach. The research sample was all patients
with surgical medical procedures as 11 patients, family members were taken 4
respondents. Taking sample was using purposive sampling method, non-random
sampling with select a sample based on (judgment). Data were obtained with in-
depth interviews and Focus group discussions. Analysis of the data using content
analysis. The results families take a decisions as independent, it is not depend a
family member. Family decision is taken by discussions. Person in charge of
decision-making is not bound by a parent or head of the family, which can be
done by children, grandchildren, brothers in this family.
Key words: Decision Making Nursing, Transcultural Nursing.
PENDAHULUAN didasari oleh pemahaman tentang
adanya perbedaan nilai-nilai kultural
Keperawatan sebagai profesi yang melekat dalam masyarakat.
memiliki landasan body of knowledge Di Indonesia masih
yang kuat, yang dapat dikembangkan menjunjung tinggi nilai kekeluargaan,
serta dapat diaplikasikan dalam dalam keluarga terdapat lima fungsi
praktek keperawatan. Perkembangan dasar keluarga, yaitu: fungsi
teori keperawatan terbagi menjadi 4 afektif, sosialisasi, reproduksi,
level perkembangan yaitu metha ekonomi dan perawatan kesehatan.
theory, grand theory, midle range Dalam hal ini keluarga merupakan
theory dan practice theory. Salah satu kunci utama bagi kesehatan dan
teori yang diungkapkan pada midle konsep-konsep penyakit serta perilaku
range theory adalah Transcultural sehat- sakit. Oleh karena itu, keluarga
Nursing Theory (Pratiwi, 2011). Teori terlibat langsung dalam mengambil
yang berasal dari disiplin ilmu keputusan dan terapeutik pada setiap
antropologi yang kemudian tahap sehat-sakit anggota keluarga.
dikembangkan dalam konteks Fungsi utama keluarga dalam hal ini
keperawatan. Konsep keperawatan adalah pemeliharaan perawatan

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

kesehatan keluarga yaitu mencegah menjadi pedoman serta pembelajaran


terjadinya gangguan kesehatan atau manusia.
merawat anggota keluarga yang sakit Konsep Keluarga
sesuai dengan fungsi utama tersebut, Keluarga adalah kumpulan dua
keluarga mempunyai tugas di dalam individu atau lebih yang terikat oleh
bidang kesehatan yang perlu dipahami darah, perkawinan, atau adopsi yang
dan dilakukan oleh keluarga yaitu: tinggal dalam satu rumah atau jika
mengenal masalah kesehatan setiap terpisah tetap tetap memperhatikan
anggotanya, membuat keputusan untuk satu sama lain (Muhlisin, 2012).
melakukan tindakan yang tepat bagi Keluarga adalah dua orang atau lebih
keluarga, memberikan perawatan pada yang dibentuk berdasarkan ikatan
anggota keluarga yang sakit, perkawinan yang sah, mampu
mempertahankan suasana rumah yang memenuhi kehidupan spiritual dan
sehat dan mempertahankan hubungan materil, bertaqwa kepada Tuhan,
dengan menggunakan fasilitas memiliki hubungan yang selaras
kesehatan masyarakat (Muhlisin, seimbang antara keluarga dan
2012). masyarakat (Sudiharto, 2007). WHO
1969 (dalam Efendi, 2009)
Tujuan Penelitian menyatakan bahwa keluarga adalah
Adapun tujuan penelitian ini anggota rumah tangga yang saling
adalah untuk mengetahui pengalaman berhubungan melalui pertalian darah,
keluarga dalam pengambilan adopsi atau perkawinan.
keputusan kesehatan yang
berhubungan dengan perspektif Pengambilan keputusan
keperawatan transkultural di rumah Pengambilan keputusan adalah
Sakit pku muhammadiyah surakarta. suatu produk dari pemikiran kritis
yang bertujuan untuk memecahkan
TINJAUAN TEORI masalah (Gitosudarmo, 2000).
Pengalaman Pengambilan keputusan (decision
Pengalaman diartikan sebagai making ) merupakan salah satu bentuk
sesuatu yang pernah dialami (dijalani, perbuatan berpikir dan hasil dari
dirasai, ditanggung) (KBBI, 2005). perbuatan. (Mar’at, 2009).
Pengalaman dapat diartikan juga Pengambilan Keputusan adalah proses
sebagai memori episodic, yaitu memilih tindakan tertentu dalam
memori yang menerima dan menghadapi masalah atau menangani
menyimpan peristiwa yang terjadi atau kesempatan yang ada (Konopaske,
dialami individu pada waktu dan 2007). Untuk membuat keputusan,
tempat tertentu, yang berfungsi seorang harus mengenali dan
sebagai referensi otobiografi. Menurut mendefinisikan adanya masalah atau
Notoadmojo (2003) Pengalaman situasi dan menganalisis pilihan yang
merupakan hal yang tidak dapat ada, mencocokan tiap pilihan
dipisahkan dari kehidupan manusia konsekuensi dari keputusan yang
sehari – harinya. Pengalaman juga diambil, dan membuat keputusan
sangat berharga bagi setiap manusia, akhir. Walaupun sebuah kriteria
dan pengalaman juga dapat diberikan mengikuti langkah- langkah tertentu,
kepada siapa saja untuk digunakan dan pengambilan keputusan dapat

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

melangkah mundur dan maju dalam studi formal dan praktik dalam
mempertimbangkan semua kriteria. keperawatan yang difokuskan pada
Pengambilan keputusan mengarah perbedaan studi budaya yang melihat
kepada pengambilan kesimpulan yang adanya perbedaan dan kesamaan
didukung oleh bukti dan alasan. dalam perawatan, kesehatan dan pola
Kondisi yang memicu perlunya sebuah penyakit didasari atas nilai-nilai
keputusan adalah adanya masalah jika budaya, kepercayaan dan praktik
tidak ada masalah, tidak perlu diambil budaya yang berbeda di dunia, dan
keputusan. Hal ini menekankan menggunakan pengetahuan untuk
pentingnya penetapan target dan memberikan pengruh budaya yang
tujuan. spesifik dan / atau perawatan yang
universal pada masyarakat.
Tindakan Keperawatan Langsung Tujuan keperawatan transkultural
dan Tidak Langsung adalah mengubah nama-nama
Menurut Pratiwi (2004), professional dan praktik yang bersifat
tindakan keperawatan langsung dan tradisional monokultural ke arah
tidak langsung di definisikan sebagai multibudaya dan macam-macam
berikut: bentuk yang holistic dan kemanusiaan
a. Tindakan keperawatan langsung dalam perawatan kesehatan, sehingga
Tindakan Keperawatan perawatan diterima pasien sebagai hal
Langsung adalah tindakan yang yang sama dengan nilai-nilai budaya
diberikan oleh perawat yang ada pasien sendiri.
hubungan secara khusus dengan Menurut Leininger dalam
kebutuhan- kebutuhan fisik, Basford (2006), ada tiga hal yang
psikologis,dan spiritual. Contoh dari berhubungan dengan keputusan dan
keperawatan langsung, menyuntik tindakan yang dipakai untuk
pasien, medikasi, memandikan pasien, meyakinkan bahwa pelayanan
memasang infuse, memasang NGT, keperawatan memberikan penyesuaian
memasang kateter, dan sebagainya tentang nilai dan norma, yaitu:
b. Tindakan Keperawatan Tidak a. Budaya asuhan kultural
Langsung Keputusan dan tindakan dirancang
Tindakan kepetawatan tidak untuk membantu, mendukung, atau
langsung adalah tindakan keperawatan meningkatkan kemampuan pasien
yang terkait dengan pasien tetapi tidak untuk memelihara atau
langsug diberikan pada paisen.Contoh mempertahankan kesehatan
dari keperawatan tidak langsung menyembuhkan sakit atau
adalahmenyiapkan alat, membuat kematian.
rencana keperawatan, melaporkan b. Akomodasi asuhan kultural
kondisi pasien, overan jaga, membaca Keputusan dan tindakan dirancang
catatan pasien, dokumentasi. untuk membantu, mendukung, atau
meningkatkan kemampuan pasien
Keperawatan Transkultural untuk mengadaptasi atau
Leininger dalam Basford merundingkan kemampuan atau
(2006) mendefinisikan transkultural di kepuasan status kesehatan atau
keperawatan sebagai bidang kematian.
kemanusiaan dan pengetahuan pada c. Pemolaan ulang asuhan kultural

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

Keputusan dan tindakan dirancang sampel berdasarkan pertimbangan


untuk membantu, menyokong atau (judgment) tertentu sedemikian rupa
menampukan pasien untuk sehingga sampel yang dicuplik
mengubah cara hidup ke pola yang mewakili populasi.
baru atau berbeda yang secara Kriteria sampel dalam
budaya berarti dan memuaskan pemilihan sampel ini adalah pasien
atau mendukung kemanfaatan dan yang di rawat diruang bedah, yang
pola hidup sehat. dilakukan tindakan medis, tindakan
Dalam keperawatan budaya ini keperawatan, pengobatan, bersedia
keluarga perlu dilibatkan, faktor menjadi responden, usia responden
kekeluargaan perlu diketahui untuk >17 tahun, pasien dan keluarga klien
mengetahui latar belakang keluarga dapat bekerjasama (kooperatif).
masing- masing. Beberapa contoh Instrumen yang digunakan dalam
yang perlu dikaji dalam kekerabatan penelitian ini yaitu pedoman
(sudiharto, 2007) : wawancara mendalam (WM) dan
(1)Hubungan dalam keluarga, (2)status Pedoman Focuse Group Discussion
dalam keluarga, (3)tindakan apa yang (FGD) atau Diskusi Kelompok
dilakukan jika ada anggota keluarga Terarah (DKT), analisis isi. Analisis
ada yang sakit, (4)tipe keluarga, isi (content analysis)
(5)pengambilan keputusan.
Pembahasan
METODELOGI PENELITIAN 1. Pengambil keputusan saat
Penelitian ini menggunakan dirawat di rumah sakit atau
jenis penelitian kualitatif desain rawat inap
deskriptif dengan pendekatan Berdasarkan hasil penelitian
fenomenologi (Moleong, 2011). dari FGD dan wawancara mendalam
Penelitian kualitatif adalah penelitian diperoleh data bahwa lima belas
yang bermaksud untuk memahami informan mengenai penanggung jawab
fenomena tentang apa yang dialami dalam perawatan pada pasien adalah
oleh subjek penelitian misalnya empat responden adalah anak, tujuh
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan informan pengambilan keputusan
dan lainnya secara holistik dan dengan suami (kepala keluarga). Dua informan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata pengambilan keputusan istri. Menurut
dan bahasa, pada suatu konteks khusus (Efendi, 2010) dalam struktur keluarga
yang alamiah dan dengan dominasi pengambilan keputusan
memanfaatkan berbagai metode patriakal yaitu dominasi pengambilan
alamiah (Moleong, 2011). Populasi keputusan ada dipihak suami,
dalam penelitian ini adalah semua sedangkan dominasi matriakal yaitu
pasien yang dirawat dibangsal bedah dominasi pengambilan keputusan ada
yang akan dilakukan tindakan medis ( dipihak istri. Satu informan
hemodialisa, operasi, transfuse darah), pengambilan keputusannya kakak dan
dan melibatkan keluarga dalam satu informan adalah cucu yang
mengambil keputusan sampel diambil tinggal bersama nenek dan kakek.
dengan cara purposive, yaitu skema Keputusan yang diambil dari
pencuplikan non-random dengan responden berkaitan dengan peran
retriksi dimana peneliti memilih yang dilakukan dalam keluarga

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

tersebut. Pengambilan keputusan yang khususnya pasien yang mengalami


harus segera diambil berkaitan dengan sakit kronis.
kondisi kesehatan pasien. Semakin 2. Pengambil keputusan saat
cepat pengambilan keputusan yang dilakukan tindakan medis
diambil tanpa mengesampingkan (operasi, hemodialisa), tindakan
pertimbangan tertentu dapat membantu keperawatan (DC, NGT,
pasien untuk segera mendapatkan pemasangan infuse, Oksigenasi)
perawatan oleh tenaga kesehatan dan pengobatan (injeksi insulin).
secara baik. Konopaske (2007) Hasil penelitian mengenai
pengambilan keputusan adalah proses tindakan keperawatan seperti pada
memilih tindakan tertentu dalam responden 1 memperlihatkan bahwa
menghadapi masalah atau menangani untuk tindakan seperti rontgen, rekam
kesempatan yang ada. jantung, pasang selang pipis dilakukan
Berdasarkan data yang diperoleh diskusi dengan keluarga untuk
dari wawancara kepada seluruh mengetahui peranan keluarga dalam
responden adalah keluarga dari suku tindakan yang akan diberikan petugas
Jawa. Keluarga bagi semua suku kesehatan pada salah satu keluarga
bangsa dijadikan sebagai basis untuk penyembuhan, dari itulah
pembudayaan setiap individu yang keluarga melakukan diskusi, demikian
menjadi anggotanya. Dasar dari juga yang dilakukan oleh responden
enkulturasi tersebut adalah norma- kelima, bahwa anggota keluarga yang
norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah, dan sakit setelah dilakukan operasi BPH.
adat-istiadat yang berlaku dalam Tindakan pasien yang mempercayakan
kehidupan masyarakat. Seperti kaidah- tindakan yang dilakukan oleh tenaga
kaidah dalam masyarakat Jawa, tata kesehatan menunjukkan bahwa
krama berfungsi untuk mengatur teknonologi kesehatan belum
kelakuan manusia, mengatur dimengerti oleh pasien, sedangkan
keselarasan dalam masyarakat, teknologi kesehatan bertujuan agar
mengatur hubungan formal dengan proses perawatan berdapat berjalan
Tuhan, dan kaidah moral (sikap 'nrima, dengna baik.
sabar, waspada dan prasaja). Sehingga Teknologi kesehatan tidak
pembudayaan (penjawaan) kepada semuanya bisa diterima oleh
setiap individu Jawa berdasarkan masyarakat secara general. Leininger
prinsip rukun, hormat yang (2002) dalam Pratiwi (2011),
dihubungkan dengan kekuasaan menjelaskan tentang dilema dalam
adikodrati, sehingga terciptalah memperkenalkan ilmu pengetahuan
jumbuhing kawula-gusti untuk dan teknologi dalam pelayanan
mencapai kehidupan tatatentrem. kesehatan yakni penolakan terhadap
Proses keputusan yang akan pelayanan kesehatan dan penolakan
diambil dalam sebuah keluarga, terhadap alat perawatan. Tugas tenaga
partisispasi anggota keluarga sangat kesehatan harus dapat menjelaskan
diperlukan, artinya jika salah satu sehingga pasien dan keluarga pasien
anggota keluarga yang sakit, maka dapat menerima perawatan yang
anggotakeluarga yang lain membutuhkan alat kesehatan yang
berpartisipasi untuk membantu baik.
meringankan beban bagi pasien, 3. Proses pengambilan keputusan

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

Responden penelitian yang berdasarkan nama orang tua yaitu ayah


semuanya adalah dari keluarga dari atau bapak. Faktor lain penanggung
suku Jawa masih sangat kuat jawab yaitu orang tua adalah ayah
kekeluargaannya. Sebagai cucu tertua, sebagai tulang punggung mencari
responden ini bertanggung jawab nafkah. Berkaitan dengan tanggung
kepada nenek/ kakeknya. Hubungan jawab terhadap pasien adalah segala
keluarga yang tidak secara langsung keputusan perawatan pada pasien tidak
seperti orang tua dengan anak terlepas dari masalah biaya perawatan.
mengartikan bahwa kuatnya hubungan Oleh karena itu suami atau ayah
emosional ikut berperan dalam adalah pemegang tanggung jawab
masalah keperawatan kepada pasien. penuh pada pasien.
Hasil wawancara memperlihatkan Penanggung jawab lainnya adalah
bahwa anggota keluarga yang sakit anak tertua. Hal ini lebih disebabkan
sedapat mungkin dan secepat mungkin karena kondisi orang tua yaitu ayah
mendapatkan perawatan yang baik. dari segi kesehatan mulai menurun.
Anggota keluarga berkumpul dan Anak tertua dipercaya oleh keluarga
mendiskusikan tindakan apa yang sebagai pengganti ayah. Dasar
harus diambil baik masalah biaya, penilaian orang tua adalah anak tertua
dimana tempat perawatan bagi pasien. lebih berpengalaman dalam hal
Tindakan anggota keluarga ini dapat komunikasi dengan orang lain
dimasukkan dalam istilah carring. dibandingkan anggota keluarga lain
Sujana (2008) caring secara umum yang lebih muda usianya. Berbeda
dapat diartikan sebagai suatu halnya dengan informan yang
kemampuan untuk berdediksi bagi memegang tanggung jawab. Hal ini
orang lain, pengawasan dengan lebih disebabkan responden tinggal
waspada, perasaan empati pada orang dengan nenek dan terpisah dengan
lain dan perasaan cinta atau orang tua. Pasien yang sakit
menyayangi. memerlukan segera pertolongan dan
4. Masalah biaya perawatan dilakukan oleh cucu. Namun dari hasil
Berdasarkan hasil penelitian penelitian bahwa tanggung jawab cucu
bahwa masalah penanggung jawab belum sepenuhnya diberikan.
masalah biaya adalah suami, anak Responden ini hanya lebih diberi
tertua dan cucu. Bagi suami, tanggung jawab dalam hal menemani
penanggung jawab masalah kesehatan pasien selama dirawat di rumah sakit,
pasien lebih didasakan pada status sedangkan orang tua tetap bertanggung
kepala keluarga. Kepala keluarga jawab meskipun tidak berada
merupakan pimpinan tertinggi dalam langsung di samping pasien berkaitan
keluarga. Dalam kultur Jawa bahwa dengan keputusan perawatan.
bapak merupakan panutan yang harus Berdasarkan hasil penelitian yang
dihormati. Keputusan yang diambil telah dilakukan, dari 11 informan
adalah keputusan yang terbaik bagi diperoleh informasi sebanyak 8
keluarga. Hal ini menjadi penting anggota keluarga dirawat di bangsal
bahwa nama keluarga yang akan kelas III. Hal ini berkaitan dengan
dikenal adalah nama bapak. Suami tingkat kemampuan anggota keluarga
sebagai pendamping istri dan sebagai pasien yang sanggup untuk membiayai
orang tua anak-anak akan dikenal perawatan pasien di bangsal kelas III.

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

Pemilihan tempat perawatan ini juga berkembang di masyarakat Jawa


hasil dari keputusan yang diambil oleh menjadikan tradisi bahwa pasien tidak
keluarga yang pada akhirnya boleh pulang di hari Sabtu terus
diharapkan tidak banyak membenai berkembang. Menurut Taylor (1989)
dari segi biaya perawatan. Hasil dalam Sudiharto (2007) bahwa
penelitian, terdapat satu informan yang karakteristik budaya mencakup
menggunakan program Jamkesmas. manusia mempelajari budaya
Jamkesmas adalah program bantuan sepanjang pengalam hidupnya, orang
sosial untuk pelayanan kesehatan bagi tua menularkan budaya kepada anak-
masyarakat miskin dan tidak mampu. anaknya, berinteraksi pada manusia
Program ini diselenggarakan secara lain, interaksi dengan manusia lain
nasional agar terjadi silang dalam dapat mengembangkan budaya dan
rangka mewujudkan pelayanan budaya selalu mengalami adaptasi
kesehatan yang menyeluruh bagi setiap saat. Niels (2005) menyatakan
masyarakat miskin (Depkes RI, 2008). tradisi adalah kebiasaan dalam adat
Terdapat tiga pasien yang istiadat yang diwariskan leluhur
mengunakan pelayanan jaminan dengan tata cara tertentu yang
kesehatan dari pemerintah kota berkaitan dengan mitos atau
Surakarta yaitu PKMS, jaminan kepercayaan. kepercayaan tersebut
kesehatan daerah. sedangkan dua adat kebiasaan turun-temurun (dari
responden mendapat asuransi nenek moyang) yang masih dijalankan
kesehatan dari rumah sakit PKU dalam masyarakat. Nilai- nilai dan
Muhammdiyah karena informan norma- norma yang diyakini individu
anggota karyawan di Rumah Sakit tampak dalam masyarakat kehidupan
tersebut. Menurut Ali (2002) Asuransi sehari- hari (Mayer, 2003).
adalah suatu perjanjian dengan Menurut Subinarto (2008), mitos
seseorang penanggung mengikatkan adalah informasi yang sebenarnya
diri kepada seorang tertanggung salah tetapi dianggap benar, yang telah
dengan menerima suatu premi, untuk diyakini, beredar, dan populer di
memberikan penggantian kepadanya masyarakat. Mitos cepat sekali
karena suatu kerugian, kerusakan atau berkembang di masyarakat, padahal
kehilangan keuntungan yang kebenarannya masih dipertanyakan
diharapkan, yang mungkin akan dan sering tidak akurat atau tidak
dideritanya karena suatu peristiwa sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
yang tak tentu. Terdapat lima Banyak masyarakat yang percaya
responden dalam perawatan kepada mitos karena mereka sulit
menggunakan biaya dari sendiri mendapatkan informasi yang akurat
(keluarga). dan biasanya malas untuk mencari
5. Hari saat pulang bagi pasien  serta mendapatkan informasi yang
Data penelitian mengenai hari benar, oleh sebab itu mereka dengan
waktu pulang dari perawatan di rumah mudahnya menerima segala informasi
sakit menunjukkan empat anggota yang sifatnya desas-desus atau gosip
keluarga masih mempercayai mitos semata.
mengenai pantangan bagi pasien yang
dirawat di rumah sakit saat pulang
pada hari Sabtu. Kepercayaan yang

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

 

Kesimpulan Pengambilan keputusan yang


Berdasarkan hasil penelitian dilakukan oleh cucu, lebih disebabkan
melalui wawancara mendalam dan anggota keluarga lain kurang
pembahasan, peneliti mengambil memahami mengenai perawatan yang
kesimpulan: akan dilakukan di rumah sakit,
Anggota keluarga yang sehingga cucu yang dianggap
mempunyai pasien yang dirawat di RS mempunyai pengetahun yang cukup
PKU Muhammdiyah Surakarta dapat diberi tanggung jawab dalam
mempunyai pengalaman yang berbeda pengambilan keputusan.
sesuai dengan jenis penyakit yang
diderita pasien, namun secara Saran
keseluruhan bahwa anggota keluarga 1. Bagi Tenaga Kesehatan
mempunyai pengalaman tersendiri Diharapkan rumah sakit dapat
selama merawat pasien di rumah sakit. bekerja sama kepada keluarga pasien
Pengalaman tersebut diperoleh dari dalam pengambilan keputusan dan
tindakan keperawatan seperti menghormati setiap keputusan yang
pemasangan NGT, pemasangan DC diambil oleh anggota keluarga
dan pemasangan infus. Tindakan 2. Bagi Anggota keluarga
medis seperti operasi dan hemodialisa. Diharapkan anggota keluarga untuk
Tindakan pengobatan meliputi injeksi lebih total dalam membantu perawatan
obat (antibiotik, anti nyeri), therapy pasien baik selama perawatan di
injeksi insulin. rumah maupun di rumah sakit,
Pengalaman keluarga dalam sehingga pasien tetap merasa
pengambilan keputusan tindakan mendapat dukungan keluarga dengan
medis, tindakan keperawatan dan baik.
pengobatan diputuskan dari semua 3. Bagi peneliti selanjutnya
anggota keluarga yang ada. Keputusan Peneliti selanjutnya diharapkan
keluarga diambil dengan cara diskusi dalam melakukan wawancara lebih
dengan anggota keluarga yang mendalam, sehingga hasil penelitian
kebetulan berada di rumah sakit saat lebih bersifat bisa lebih menggali,
mengantar pasien. Penanggung jawab lebih akurat sehingga bisa
pengambilan keputusan tidak terikat mendapatkan informasi secara luas
oleh orang tua atau kepala keluarga, dan mendalam dari penelitian ini.
yaitu dapat dilakukan oleh anak, cucu,
kakak dalam keluarga hal ini. Daftar pustaka
Berdasarkan keputusan yang
diambil, pengambil keputusan Ali. T (2002). Dasar- dasar Asuransi
terbanyak adalah suami, hal ini karena Kesehatan Bagian A. Jakarta:
suami adalah kepala keluarga dan yang Perhimpunan Ahli
bekerja mencari nafkah. Pengambil Management Jaminan dan Ahli
keputusan anggota keluarga selain Asuransi Kesehatan Indonesia.
suami adalah anak. Anak sebagai
Bassford, Lynn. (2006). Teori dan
pengambil kputusan disebabkan anak
Praktek Keperawatan
sudah bekerja dan menjadi
Pendekatan Integral pada
penanggung jawab dalam hal biaya
Asuhan Pasien. Jakarta:
kesehatan yang dikeluarkan.

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari
10 
 

Penerbit Buku Kedokteran Niels. M, 2005. “Sinkretisme Agama


EGC. atau Agama Asia Tenggara”
Jakarta: Yayasan Ilmu-ilmu
Depkes RI, (2008) Peraturan Menteri Sosial..
Kesehatan Republik Indonesia
nomor 903/Menkes/Per/V/2008 Pratiwi, Arum. (2005). Manajemen
tentang Pedoman Pelaksanaan Asuhan Keperawatan , UMS.
Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat. Pratiwi, Arum. (2011). Buku Ajar
Keperawatan Transkultural.
Effendi&Mahfudhi.2009. Yogjakarta: Gosyen
Keperawatan Kesehatan Publishing.
Komunitas Teori dan Praktek
dalam Keperawatan. Jakarta: Subinarto D. 2008. Manusia dan
Salemba Medika Fenomena Budaya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Gitosudarmo. I, 2000. Perilaku
Keorganisasian. Yogyakarta: Sudiharto. (2007). Asuhan
UGM Keperawatan Keluarga dengan
Pendekatan Transkultural.
Konopaske, R. 2006.Proses Dan Jakarta : EGC.
Manajemen Organisasi, Edisi
Ketujuh. Erlangga Sujana, S, R. 2008. Caring Menurut
Watson.
Mar’at, S. 2009. Psikologi
Perkembangan, Bandung: PT.   http://mhs.blog.ui.edu/rani.setian
Remaja Rosda Karya. i/2010/10/. diakses tanggal 20
September 2012 pada Jam 19.35
Mayer, R.C.,2003. Variasi Agama di
Jawa: Suatu Pendekatan
Antropologi. Jakarta: PT Rosi Novia Sari* : Mahasiswa S1
Rajagrafindo Persada. Keperawatan Transfer Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Moleong, J. 2011. Metodologi Muhammadiyah Surakarta.
Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung : PT Remaja Abi Muhlisin S.KM., M.Kep ** :Staf
Rosda Karya. pengajar Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Mubarak. 2009. Ilmu Keperawatan
Komunitas Pengantar dan Agus Sudaryanto S.Kep, Ns.
Teori. Jakarta: Salemba M.Kes**: Staf pengajar Fakultas Ilmu
Medika Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Muhlisin, 2012. Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.

Pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan


dengan perspektif keperawatan transkultural pada pasien yang dirawat di rumah
sakit Pembina kesejahteraan umat muhammadiyah Surakarta – Rosi Novia Sari

Anda mungkin juga menyukai