Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 5

Nurul dharma fitria


Paskaria evisma
Ramdani
Wahyuni B
 Perubahan normal musculoskeletal adalah perubahan yang
terkait usia pada lansia termasuk penurunan tinggi
badan, redistribusi massa otot
dan lemaksubkutan, peningkatan porositas tulang, atrofi ot
ot, pergerakan yang lambat, pengurangan kekuatan dan ke
kauansendi- sendi.

 Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara


perlahan- lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti d
an mempertahankan fungsi normalnyasehingga tidak dapat
bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita(Nugroho, 2000)

 Fraktur adalah kondisi terputusnya kontinuitas jaringan


tulang yang disebabkan trauma langsung maupun tidak
langsung. (Cindy Natasia,2011)
Menurut Helmi( 2002)
 Fraktur akibat peristiwa traumatik
Disebabkan oleh trauma yang tiba-tiba mengenai
tulang dengan kekuatan yang besar.

 Fraktur patologis.
Disebabkan oleh kelainan tulang sebelumnya
akibat kelainan patologis di dalam tulang.

 Fraktur stress
Disebabkan oleh trauma yang terus menerus
pada suatu tempat tertentu
 Fraktur terjadi bila interupsi dari kontinuitas
tulang, biasanya fraktur disertai cidera jaringan
disekitar ligamen, otot, tendon, pembuluh darah
dan persyarafan. Tulang yang rusak
mengakibatkan perioteum pembuluh darah pada
korteks dan sumsum tulang serta jaringan lemak
sekitarnya rusak. Ketika terjadi kerusakan
tulang,tubuh mulai melakukan proses
penyembuhan utnuk memperbaiki cidera. Tahap
ini merupakan tahap awal pembentukan tulang.
Berbeda dengan jaringan lain, tulang dapat
mengalami regenerasi tanpa menimbulkan bekas
luka.
Ada empat konsep dasar dalam menangani
fraktur,yaitu :
 Rekognisi
 Reduksi
 Retensi
 Pada kelompok usia lanjut kejadian fraktur paling banyak disebabkan
oleh osteoporosis dan peristiwa terjatuh.

 Peristiwa terjatuh dapat didefinisikan sebagai perubahan posisi tiba-tiba


dan tidak disengaja yang menyebabkan seseorang mendarat pada objek
dibawahnya, baik pada benda, pada lantai atau pada tanah

 Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan berkurangnya


massa tulang dan adanya perubahan mikro arsitektur jaringan tulang yang
menyebabkan menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan
tulang, sehingga tulang mudah patah.

 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, 200 juta
penduduk di seluruh dunia berusia di atas 40 tahun menderita
osteoporosis dan berisiko mengalami fraktur. Sebagian besar kejadian
fraktur pada penderita yang berusia 45 tahun atau lebih disebabkan oleh
osteoporosis. Pada kelompok lansia, kejadian fraktur lebih banyak terjadi
pada wanita karena perubahan hormon yang terjadi pada saat menopause
Penkajian dengan lansia dengan gangguan pada
sistem musculosleletal adalah sebagai berikut :

 Kegiatan yang mampu dilakukan klien


 Lingkungan yang tidak kondusif seperti penerangan
yng kurang, lantai yang licin,tersandung alas kaki
yang pas,kursi roda yang tidak terkunci, jalan
menurun / adanya tangga.
 Menkaji kekuatan otot
 Kemampuan berjalan
 Kebiasaan olahraga
 Kesulitan/ketergantungan dalam melakukan aktivitas
pemenuhan kebutuhan sehari-hari
 Masalah keperawatan pada lansia dengan
gangguan pada sistem musculoskletas adalah
sebagai berikut :
 Gangguan aktivitas sehari-hari
 Kurangnya perawatan diri
 Imobilisasi
 Kurangnya pengetahuan
 Resiko cidera : jatuh
 Cemas
 Nyeri sendi dan tulang
 Intervensi keperawatan untuk lansia dengan gangguan sistem
muscoloskleletal adalah sebagai berikut :
 Identivikasi faktor-faktor penyebab
 Anjurkan untuk menggunakan alat-alat bantu berjalan,misalnya
tongkat atau kurso roda
 Gunakan kacamata jika berjalan atau melakukan aktivitas
 Lakukan kegiatan fisik sesuai kemampuan
 Lakukan latihan gerak aktif dan pasif
 Latih klien untuk pindah dari tempat tidur kekursi dan
sebaliknya.
 Sediakan penerangan yang cukup
 Sediakan pegangan pada tangan tangga dan kamar mandi
 Beri motivasi dan reinforcement
 Pertahankan lingkungan yang aman pertahankan
kenyamanan,baik dalam keadaan istirahat maupun beraktivitas
 Kolaborasi untuk pengibatan lebih lanjut
 Seorang ibu berusia 70 tahun di bawa ke UGD dengan
keluhan nyeri pada daerah pangkal pha sebelah kanan
dan kaki tidak bisa digerakkan. Sebelumnya pasien
jatuh dan paha kakan membentur bak mandi dikamar
mandi,setelah terjatuh pasien tidak mampu untuk
bangun sendiri dan dittolong oleh anak korban.
Bagian kepala tidak terbentur,tidak ada nyeri
kepala,tidak ada mual dan muntah. Pasien diketahui
tidak menderita darah tinggi dan kencing manis.
Pasien sehari hari cukup aktif,masih bisa melakukan
kegiatan sehari-hari sendiri sebelum kejadian ini.
Saat di UGD diketahui K/U tampak sakit sedang
,kesadaran compos mentis. TD 140/90mmhg, HR
90x/menit,RR 20x/menit,suhu 37, saturasi oksigen
99%. Tampak adanya perubahan bentuk pada bagian
paha kanan, tampak benkak dan nyeri pada
penekanan
 Nyeri sendi dan tulang
 Imobilisasi
 Gangguan aktivitas sehari-hari

INTERVENSI KEPERAWATAN
 Identivikasi faktor-faktor penyebab
 Anjurkan untuk menggunakan alat-alat bantu berjalan,misalnya
tongkat atau kurso roda.
 Lakukan latihan gerak aktif dan pasif
 Latih klien untuk pindah dari tempat tidur kekursi dan
sebaliknya.
 Sediakan penerangan yang cukup
 Beri motivasi dan reinforcement
 Pertahankan lingkungan yang aman pertahankan
kenyamanan,baik dalam keadaan istirahat maupun beraktivitas
 Kolaborasi untuk pengibatan lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai