Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang


memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (muntah berak).
(Capital Selekta.edisi 3. 1999).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak
dari biasanya. (FKUI, 1965).
Adapun komplikasi dari gastroenteritis yaitu dehidrasi, syok
hypovolemik yang terdekompensasi, hipokalemia dengan gejala
meteorisme, hipotermi, lemah, hipoglikemia dan intoleransi laktosa selinder
sebagai akibat deferensi enzim iktosa karena kerusakan mukosa usus halus
(Nursalam, 2005).
Angka kejadian gastroenteritis di sebagian besar wilayah Indonesia
hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal
setiap tahun atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2007 di Indonesia, gastroenteritis
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi
serta nomor 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia mengalami
episode diare sebanyak 1,6 – 2 kali per tahun (Piogama, 2008).
Gastroenteritis dianggap akut kalau berlangsung kurang dari 7
hingga 14 hari dan kronik kalau berlangsung lebih dari 2 sampai 3 minggu.
Gastroenteritis infeksius yang akut dan tersebar diseluruh penjuru dunia
menyebabkan lebih dari 4 juta kematian setiap tahunnya pada balita,
khususnya di negara berkembang dan menjadi penyebab utama malnutrisi
kalori, protein dan dehidrasi (Deven, 2007).
Kematian akibat gastroenteritis yang jumlahnya jutaan, mayoritas
disebabkan oleh hal sepele, yaitu habisnya cairan tubuh yang keluar karena
buang air dan muntah. Hilangnya cairan sedikit demi sedikit oleh banyak
orang dianggap hal biasa. Di pelosok desa terutama di daerah Jawa, bahkan
ada yang menganggap bahwa anak gastroenteritis sebagai pertanda akan
bertambah pintar. Padahal jika kekurangan cairan lebih dari 10% dari berat
badan anak atau bayi akan menyebabkan kematian hanya dalam tempo tiga
hari.
Data dari Direktorat Penyehatan Lingkungan Departemen
Kesehatan menyebutkan, pada tahun 2001 angka kematian rata-rata yang
diakibatkan gastroenteritis adalah 23 per 100.000 penduduk, sedangkan
angaka tersebut lebih tinggi pada anak-anak berusia di bawah lima tahun,
yaitu 75 per 100.000 penduduk. Hasil survey pada tahun 2006 menunjukkan
bahwa kejadian gastroenteritis pada semua usia di Indonesia adalah 423 per
1000 penduduk dan terjadi satu-dua kali per tahun pada anak-anak berusia
di bawah lima tahun (Diah, 2008).

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk menjadikan kasus


Gastroenteritis ini sebagai bahan study kasus dengn judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D DENGAN GANGGUAN SISTEM
PENCERNAAN AKIBAT GASTROENTERITIS DI RUANG TULIP KELAS II
RUMAH SAKIT PERTAMINA KLAYAN

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman belajar secara
nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien “Gastroentritis”
melalui perawatan yang komprehensif dan dapat membuat laporan
pelaksanaan pelayanan keperawatan dalam bentuk karya tulis ilmiah.

2. Tujuan Khusus
a) Mendapatkan gambaran tentang pengkajian keperawatan secara
komprehensif pada pasien dengan Gastroenteritis.
b) Dapat mengindentifikasi serta mendiagnosa masalah yang timbul
pada pasien dengan Gastroenteritis.
c) Dapat membuat rencana asuhan keperawatan.
d) Dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara komprehensif.
e) Dapat melaksanakan evaluasi terhadap keberhasilan asuhan
keperawatan yang telah diberikan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
f) Dapat mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan
yang diberikan.

C. MANFAAT

a. Bagi Penulis
Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai berikut:
 Mengetahui lebih lanjut lagi tentang penyakit Gastritis
 Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus Gastroenteritis dengan baik
dan benar

b. Bagi Pendidikan
Sebagai koleksi tambahan buku- buku diperpustakaan dan sebagai
kerangka acuan dalam pembuatan Asuhan Keperawatan.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam laporan akhir ini yang tersusun adalah
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang:
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Manfaat Penelitian
D. Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


Membahas tentang konsep dasar penyakit secara teoritis,
terdiri dari:
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
D. Tanda Dan Gejala
E. Penatalaksanaan
F. Komplikasi

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. PENGERTIAN
 Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala
diare dengan atau tanpa disertai muntah (muntah berak).
(Capital Selekta.edisi 3. 1999)
 Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk
tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya. (FKUI, 1965)
 Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam- macam, virus dan parasit yang patogen.
(Whaley & Wong’s, 1995)
B. ETIOLOGI
a) Faktor Infeksi :
 Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama.
 Infeksi Bakteri yaitu vibrio coma, E.coli, saimonella, campylobacter, yersenia,
aeromonas, dan sebagainya.
 Infeksi virus yaitu Enterovirus (virus echo, coxsackie, Poliomyelitis) Adenovines,
Rotavirus, Astrovirus.
 Infeksi Parasit yaitu Cacing, Protozoa, Jamur, serta kebiasaan mengelola
makanan.
 Infeksi Parenteral yaitu infeksi bagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti
: OMA, Tonsilofaringitis, Paroncopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya sering
terjadi pada bayi/anak kurang dari 2 tahun.

b) Faktor Malabsorbsi :
 Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi Laktosa, Maltosa, dan
Sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi
dan anak, yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
 Malabsorbsi lemak
 Malabsorbsi protein

c) Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan dan pola
makanan yang salah
d) Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (Jarang, tapi dapat terjadi pada anak-
anak).
e) Malnutrisi
f) Gangguan imunologi
C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis adalah:


 Gangguan Osmotik, adanya makanan dan zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.

 Gangguan sekresi, akibat rangsangan tertentu (misalnya toxin) pada dinding


usus, akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus,
yang selanjutnya timbul gastroenteritis karena terdapat peningkatan isi rongga
usus.

 Gangguan Motilitas usus, Hyperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya


kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul gastroenteritis.
Sebaliknya bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan dan selanjutnya dapat menimbulkan gastroenteritis.

 Gastroenteritis dapat disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri secara langsung
atau oleh efek dari nurotoxin yang diproduksi oleh bakteria. Infeksi ini
menimbulkan peningkatan produksi air dan garam kedalam lumen usus dan juga
peningkatan motilitas, yang menyebabkan sejumlah besar makanan yang tidak
dicerna dan cairan dikeluarkan. Dengan gastroenteritis yang hebat sejumlah besar
cairan dan elektrolit dapat hilang, menimbulkan dehidrasi, hyponatremi, dan
hypokalemia.

Berdasarkan cairan yang hilang tingkat dehidrasi terbagi menjadi:


1) Dehidrasi ringan, jika kekurangan cairan 5% atau 25 ml/kg/bb.
2) Dehidrasi sedang, jika kekurangan cairan 5- 10% atau 75 ml/kg/bb.
3) Dehidrasi berat, jika kekurangan cairan 10- 15% atau 125 ml/kg/bb.
D. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala gastroenteritis dibagi menjadi 2, sebagai berikut:
a) Tanda dan gejala secara umum:
 Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair/ encer.
 Turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun).
 Mata cekung.
 Membran mukosa kering.
 Demam.
 Nafsu makan berkurang
 Mual dan muntah
 Lemah
 Pucat
 Nyeri abdomen
 Perih di ulu hati
 Perubahan tanda- tanda vital, nadi dan napas cepat
 Menurun atau tidak adanya pengeluaran urine
 Penurunan berat badan
 Peristaltik meningkat
 Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Rehidrasi
Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara
cepat kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti dengan
cara memberi oralit untuk pengobatan sementara sebelum ke rumah sakit dan
mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2. Diatetik
Pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan penyembuhan
dan menjaga kesehatan, memberikan bahan makanan yang mengandung kalori,
protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih. Makanan harus ditingkatkan
selama diare untuk menghindari efek buruk pada status gizi.

3. Obat- obatan:
 Obat anti sekresi
 Obat anti spasmolitik
 Obat antibiotik
 Obat anti diare
 Obat antiemetik

F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat)
2. Renjatan hipovolemik
3. Kejang
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
7. Hipokalemia
8. Hipoglikemia
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. D


DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN AKIBAT
GASTROENTERITIS DI RUANG TULIP KELAS 2 RUMAH SAKIT
PERTAMINA KLAYAN CIREBON

I. PENGKAJIAN

a. Identitas Klien
Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki- laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Management
Pekerjaan : Karyawan PT Gajah Tunggal Tbk.
Tanggal Masuk : 6 Februari 2015
Tanggal Pengkajian : 6 Februari 2015
No. Medrek : A15020279
Diagnosa Medis : Gastroenteritis
Alamat : Desa Cikalahang blok II Kecamatan
Dukupuntang - Cirebon

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. Y
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : S1 Akuntansi
Pekerjaan : Pegawai Bank BRI
Hubungan Dengan Klien : Adik Ipar

c. Keluhan Utama
Nyeri pada bagian perut (mules).

d. Riwayat Kesehatan Sekarang


Klien datang ke Instalasi Gawat Darurat pada hari Jum’at tanggal 6 Februari 2015
pada pukul 14. 50 WIB dengan keluhan nyeri pada bagian perut (mules) dan anus
akibat diare. Nyeri dirasakan seperti diperas pada daerah perut dan anus terasa
perih dan panas terutama setelah buang air besar (BAB). Mules dirasakan hilang
timbul, biasanya mules dan nyeri paa anus akan berkurang sekitar 5 menit setelah
BAB , dan nyeri dirasakan kembali bertambah sekitar 20 menit setelah BAB.
Klien mengatakan BAB sudah lebih dari 10x pada hari dilakukan pengkajian (6
Februari 2015) dengan konsistensi cair dan bau khas yang tajam. Klien
menceritakan bahwa diare (BAB terus menerus) dirasakan sejak kemarin malam
(5 Februari 2015) pada pukul 22.00 WIB setelah makan bakso dan gorengan.
Klien juga mengeluh demam (suhu: 38o C) disertai mual dan muntah, dengan
skala nyeri 6 yaitu nyeri sedang (skala nyeri menurut hayward).

e. Riwayat Kesehatan Dahulu


Klien mengatakan pernah mengalami penyakit yang sama, tetapi tidak sampai
dirawat di Rumah Sakit. Klien hanya mengkonsumsi obat warung dan sembuh
beberapa jam setelah minum obat. Klien tidak pernah menderita penyakit yang
serius, dan belum pernah dirawat di Rumah Sakit.

f. Keadaan Kesehatan Keluarga


Menurut keterangan klien, sekitar 6 bulan yang lalu anaknya yang kedua,
mengalami penyakit yang sama dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Plumbon
selama 4 hari.
g. Data Psikososial
Hubungan klien dengan keluarga baik, selama klien dirawat istrinya selalu
menemani klien, begitupun anak dan adik iparnya yang menemani setelah pulang
bekerja atau sekolah. Hubungan dengan masyarakat juga baik, terlihat beberapa
tetangga klien yang datang menengok klien di rumah sakit pada jam- jam besuk.

h. Data Spiritual
Klien beragama Islam, klien percaya bahwa Allah SWT. tidak pernah tidur dan
akan segera memberi kesembuhan kepada klien. Klien yakin bahwa setiap
penyakit pasti ada obatnya dan Allah akan segera memberikan kesembuhan
asalkan mau berusaha dan berdo’a.

i. Aktivitas kehidupan sehari- hari


Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit
a) Makan
 Frekuensi  3x/ hari  3x/ hari
 Jumlah  1 Porsi habis  ½ porsi tidak habis
 Jenis  
Nasi, sayur, Bubur, sayur, buah
lauk pauk
b) Minum
 Frekuensi  Jika haus  Jika haus
 Jumlah  8-9 gelas/ hari 2- 3 gelas/ hari
 Jenis  Air putih, kopi Air putih, susu
c) Personal Hygine
 Mandi  2x/ hari  Belum pernah
 Gosok Gigi  2x/ hari  Belum pernah
 Mencuci rambut  3x/ minggu  Belum pernah
 
Menggunting 1x/ minggu  Belum pernah
kuku
d) Istirahat – Tidur
 
Kebiasaan Menonton TV Menonton TV
sebelum tidur
 Waktu  21.00 – 04.00  Tidak teratur
 Lama  7 jam  Tidak teratur
e) Eliminasi
 BAK  4x/ hari  3x/ hari
 BAB  1x/ hari  10x/ hari
f) Rekreasi
 Rekreasi  3x/ tahun  Tidak pernah
 Olahraga  2x/ minggu  Tidak pernah
g) Kebiasaa/
ketergantungan
 Alkohol  Tidak pernah  Tidak pernah
 Obat- obatan  Diapet  Mengkonsumsi
 Rokok  1 
bungkus/ Tidak pernah
hari
 Kopi  2 gelas/ hari  Tidak pernah

j. Data Pemeriksaan Umum


1. Pemeriksaan Fisik
Penampilan : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Berat Badan : 68 Kg
Tinggi Badan : 178 Cm
Tekanan Darah : 120/ 80mmHg
Respirasi : 28x/ menit
Nadi : 90x/ menit
Suhu Tubuh : 38oC

2. Kepala
Bentuk : Bulat
Kelainan : Tidak ada kelainan
Keadaan Rambut : Pendek, sedikit beruban, bersih, tidak bau
Kulit Kepala : Bersih, tidak ada luka

3. Mata
Sclera : Ikterik
Konjungtiva : Anemis
Kornea : Normal
Lensa : Normal
Pupil : Isokor
Refleks Cahaya : Refleks baik
Kelainan : Tidak ada kelainan

4. Telinga
Fungsi Pendengaran : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan

5. Hidung
Fungsi Penciuman : Normal
Bentuk : Simetris
Serumen : Ada sedikit
Kelainan : Tidak ada kelainan

6. Mulut
Fungsi Pengecapan : Normal, dapat membedakan rasa
Kebersihan Gigi : Kurang baik
Mukosa Bibir : Kering
Kelainan : Tidak ada kelainan

7. Leher
Kelenjar Getah Bening : Tidak ada pembengkakan
Kelenjar Tyroid : Tidak ada pembengkakan
Pergerakan Leher : Normal

8. Dada
Bentuk : Simetris
Suara napas : Vasikuler
Frekuensi napas : 28x/ menit
Nyeri : Tidak ada nyeri
Kelainan : Napas cepat

9. Abdomen
Bising Usus : 14x/ menit
Kelainan : Hiperperistaltik

10. Kulit
Warna Kulit : Sawo matang
Tekstur Kulit : Kering, turgor kulit menurun

11. Pemeriksaan Diagnostik


a. Laboratorium

No Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Darah (Haematologi)
6
1. Haemoglobin 17,0 g/ dL 13- 16 g/ dL
F
2. Hematokrit 51% 40- 48 %
E
3. Leukosit 8,9rb/ mm3 3,5- 10rb/ mm3
B
4. Trombosit 211rb/ mm3 150- 400rb/ mm3
R
U Kimia Klinik (elektrolit)
A
5. R Natrium (Na) 140,0 mEq/ 135- 155 mEq/ L
I L
6. Kalium (K) 3,4 mEq/ L 3,5- 5,5 mEq /L
2
0 Feses (Makroskopis)
1
7. 5 Darah Negatif Negatif
8. Warna Coklat -
9. Lendir Negatif Negatif
10. Konsistensi Encer Lembek

Feses (Mikroskopis)

11. Eritrosit 0- 1/ LPB 0- 1/ LPB


12. Leukosit 3- 6/ LPB 0- 5/ LPB
13. Kista Negatif Negatif
14. Jamur Negatif Negatif
15. Cacing Negatif Negatif
16. Telur cacing Negatif Negatif
17. Serabut Negatif Negatif
18. Amoeba Negatif Negatif

12. Penatalaksanaan
 Terafi Obat- Obatan
No Nama Obat Dosis Cara Sediaan
Pemberian
1. Vomizol 1 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
2. Vomceran 3 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
3. Antrain 3 x 1 Intra Vena Ampul
ampul
4. Lodia 2 x 1 Peroral Tablet
tablet
5. Fladex 3 x Peroral Tablet
500mg
6. Infus futrolit 20 TPM Intra Vena Flabot

 Terafi Diet
Bubur Biasa

II. ANALISA DATA


No. Data Fokus Etiologi Masalah
1. DS: Klien mengeluh badanya Makanan pedas dan berminyak Peningkatan suhu
panas. Saat kening diraba tubuh.
panasnya sangat terasa.
Gangguan motilitas usus
DO :
 Badan klien terasa panas saat
dipalpasi. Hiperperistaltik
 Bibir klien kering dan pecah-
pecah.
 TTV: Gangguan penyerapan makanan
T : 120/ 80 mmHg
P : 90x/ menit
R : 28x/ menit Pengeluaran feses cair berlebih
S : 38o C
Dehidrasi

Peningkatan suhu tubuh


2. DS: Klien mengeluh perutnya Gangguan rasa
mules. Mules terasa saat ingin Gangguan motilitas usus nyaman : nyeri
BAB, dan hilang sekitar 5
menit setelah BAB, anus juga
sering terasa perih setelah
Hiperperistaltik
BAB.

DO:
 Klien terlihat meringis dan Nyeri pada abdomen
memegangi perutnya saat (mules)
terasa mules.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat memposisikan
dirinya pada posisi yang Pengeluaran feses encer
nyaman. sering

Kerusakan integritas kulit pada


daerah anus
3. DS: Klien mengatakan buang Makanan pedas dan berminyak Risiko
air besar cair sudah lebih dari kekurangan
10x, pada hari dilakukan volume cairan
pengkajian disertai mual dan Gangguan motilitas usus dan elektrolit
muntah.
DO:
 Klien terlihat lemah Hiperperistaltik
 Klien terlihat sering ke kamar
mandi untuk BAB
 Turgor kulit menurun Gangguan penyerapan makanan
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis Pengeluaran feses encer sering
 Berat badan sebelum sakit: 72 dan intake cairan kurang
Kg, setelah sakit 68 Kg.
 Minum 2- 3 gelas/ hari
 Hasil laboratorium pemeriksaan Kekurangan volume cairan dan
feses secara makroskopis: elektrolit
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh badanya panas. Saat kening diraba panasnya
Sangat terasa.
DO :
 Badan klien terasa panas saat dipalpasi.
 Bibir klien kering dan pecah- pecah.
 TTV:
T : 120/ 80 mmHg R : 28x/ menit
P : 90x/ menit S : 38o C

2) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan mules dan kerusakan


integritas kulit pada daerah anus, ditandai dengan:
DS: Klien mengeluh perutnya mules. Mules terasa saat ingin BAB,
dan hilang sekitar 5 menit setelah BAB, anus juga sering terasa
perih setelah BAB.
DO:
 Klien terlihat meringis dan memegangi perutnya saat terasa mules.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat memposisikan dirinya pada posisi yang nyaman.

3) Risiko kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan


pengeluaran feses yang sering dan intake cairan yang kurang, ditandai dengan:
DS: Klien mengatakan buang air besar cair sudah lebih dari 10x,
pada hari dilakukan pengkajian disertai mual dan muntah.

DO:
 Klien terlihat lemah
 Klien terlihat sering ke kamar mandi untuk BAB
 Turgor kulit menurun
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis
 Berat badan sebelum sakit: 72 Kg, setelah sakit 68 Kg.
 Minum 2- 3 gelas/ hari
 Hasil laboratorium pemeriksaan feses secara makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Diagnosa medis : Gastroenteritis
No. Medrek : A15020279

N Diagnosa Keperawatan Tujuan Intevensi


o
1. Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan
berhubungan dengan tindakan keperawatan, Monitori suhu tubuh klien.
dehidrasi, ditandai dengan: diharapkan:
DS: Klien 
mengeluh Suhu tubuh klien
badanya panas. Saat kening normal. 36,5 – 37, 2oC Berikan kompres air hangat.
diraba panasnya 
sangat Membran mukosa
terasa. lembab
DO :  Turgor kulit baik/ Kolaborasikan dengan
 Badan klien terasa panas normal dokter pemberian obat anti
saat dipalpasi. piretik.
 Bibir klien kering dan
pecah- pecah.
 TTV:
T : 120/ 80 mmHg Anjurkan klien minum yang
P : 90x/ menit banyak.
R : 28x/ menit
S : 38o C

2. Gangguan rasa nyaman : Setelah dilakukan


nyeri berhubungan dengan tindakan keperawatan,
mules dan kerusakan diharapkan: Kaji skala nyeri klien.
 Klien melaporkan nyeri
integritas kulit pada daerah
anus, ditandai dengan: dan mules berkurang/
DS: Klien mengeluh hilang.
perutnya mules.  Klien tampak rileks dan
Mules
terasa saat ingin BAB, dan dapat istirahat. Posisikan klien pada posisi
hilang sekitar 5 
menit Klien tidak gelisah yang nyaman.
setelah BAB, anus juga ataupun meringis
sering terasa perih setelah menahan sakit.
BAB.
DO: Informasikan kepada klien
 Klien terlihat meringis dan pentinganya masukan
memegangi perutnya saat nutrisi dan cairan yang
terasa mules. adekuat.
 Wajah terlihat pucat.
 Klien terlihat memposisikan
dirinya pada posisi yang Kolaborasikan dengan
nyaman. dokter pemberian obat anti
nyeri.

Observasi TTV
3. Risiko kekurangan volume Setelah dilakukan
cairan dan elektrolit tindakan keperawatan, Kaji adanya dehidrasi.
berhubungan dengan klien menunjukan
pengeluaran feses yang tanda- tanda
sering dan intake cairan pemenuhan cairan dan Catat intake dan output
yang kurang, ditandai elektroliat yang cairan.
dengan: adekuat. Ditandai
DS: Klien mengatakan dengan:
 Mukosa bibir lembab
buang air besar cair sudah Ukur berat badan setiap
 Turgor kulit normal
lebih dari 10x, pada hari hari.
dilakukan  Mata tidak cekung
pengkajian
disertai mual dan muntah.  Konjungtiva ananemis
 BAB tidah lebih dari 1x
DO: dalam satu hari. Kolaborasikan dengan
 Klien terlihat lemah  TTV normal dokter pemberian cairan
 Turgor kulit menurun parenteral.
 Mukosa bibir kering
 Mata cekung
 Konjungtiva anemis
 Berat badan sebelum sakit:
72 Kg, setelah sakit 68 Kg. Anjurkan klien banyak
 Minum 2- 3 gelas/ hari minum dan mengkonsumsi
 Hasil laboratorium buah- buahan.
pemeriksaan feses secara
makroskopis:
* Darah : negatif
* Warna : coklat Observasi TTV
* Lendir : negatif
* Konsistensi : encer
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. D
Umur : 48 Tahun
Diagnosa medis : Gastroenteritis
No. Medrek : A15020279

No Tanggal No. Dx Implementasi Nama dan


Keperawatan paraf
1 7 Jam : 11. 30 WIB
Februari Memonitori suhu tubuh klien.
2015 *Hasil: 39, 2o C

DX. 1 Jam : 11. 35 WIB


Memberikan kompres air hangat.

Jam : 13.00 WIB


Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian obat anti piretik.
*Antrain 3x 1 ampul

Jam : 13. 00 WIB


Menganjurkan klien minum yang banyak.

2 7 Jam : 08. 00 WIB


Februari DX. 2 Mengkaji skala nyeri klien.
2015 * Skala nyeri: 5 yaitu nyeri sedang (Skala
nyeri menurut Hayward)

Jam : 08. 15 WIB


Memposisikan klien pada posisi yang
nyaman.

Jam : 08. 20 WIB


Menginformasikan kepada klien
pentinganya masukan nutrisi dan cairan
yang adekuat.
Jam : 10.00 WIB
Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian obat anti nyeri.
* Vomizol : 1x 1 ampul
* Vomceran : 3x 1 ampul
* Fladex : 3x 500 mg
* Lodia : 2x 1 tablet
Jam : 11.30 WIB
Mengobservasi TTV:
T : 110/ 80 mmHg
P : 98x/ menit
R : 26x/ menit
S : 39, 2o C
3 7 Jam : 13. 10 WIB
Februari DX. 3 Mengkaji adanya dehidrasi.
2015 * Klien kehilangan 5% berat badannya
(dehidrasi ringan). Menurut keterangan
klien, sekitar 1 minggu sebelum sakit klien
menimbang berat badannya, hasilnya adalah
72 Kg, dan berat badannya sekarang adalah
68 Kg.

Jam : 13. 30 WIB


Catat intake dan output cairan.
*Intake:
 Minum : 3 gelas
 Makan : habis ¼ porsi dari ½ porsi

*Output:
 BAB : 8x
 BAK : 2x
Jam : 13. 35 WIB
Mengukur berat badan setiap hari.
* Hasil pengukuran : 68 Kg

Jam : 10. 00 WIB


Mengkolaborasikan dengan dokter
pemberian cairan parenteral.
* Infus : futrolit 20 TPM

Jam : 13.00 WIB


Menganjurkan klien banyak minum dan
mengkonsumsi buah- buahan.

Jam : 11. 30 WIB


Mengobservasi TTV:
T : 110/ 80 mmHg
P : 98x/ menit
R : 26x/ menit
S : 39,2o C
VI. EVALUASI KEPERAWATAN

No Dx. Tanggal, Evaluasi (SOAP)


Keperawatan Waktu
7 Februari S : Klien mengeluh badanya panas.
2015,
O : Badan klien terasa panas saat di palpasi, bibir klien
DX. 1 Jam 14. 00 kering dan pecah- pecah, suhu tubuh 39,2o C
WIB
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan:
 Monitori suhu tubuh klien.
 Berikan kompres air hangat.
 Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti piretik.
 Anjurkan klien minum yang banyak.
7 Februari S : Klien mengatakan nyaman dengan posisi setengah
2015, telungkup (Sim), mules dan nyeri masih sering terasa.

Jam 14. 00 O : Klien terlihat nyaman dengan posisi Sim, klien


DX. 2 WIB terlihat meringis dan memegangi perut saat mules terasa.

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan:
 Kaji skala nyeri klien.
 Posisikan klien pada posisi yang nyaman.
 Informasikan kepada klien pentinganya masukan nutrisi
dan cairan yang adekuat.
 Kolaborasikan dengan dokter pemberian obat anti nyeri.
 Observasi TTV
7 Februari S : Klien mengatakan BAB sudah sedikit bekurang, hari
2015, ini klien BAB 6x terhitung sejak pagi sampai jam 14.30,
tidak muntah, dan minum hanya 3 gelas.
Jam 14. 00
DX. 3 WIB O : Klien terlihat lemah, mukosa bibir kering, mata
cekung, berat badan 68 Kg, turgor kulit menurun, TTV:
T : 110/ 80 mmHg R : 26x/ menit
P : 98x/ menit S : 39,2o C

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan:
 Kaji adanya dehidrasi.
 Catat intake dan output cairan.
 Ukur berat badan setiap hari.
 Kolaborasikan dengan dokter pemberian cairan
parenteral.
 Anjurkan klien banyak minum dan mengkonsumsi buah-
buahan.
 Observasi TTV
VII. CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx Tanggal Implementasi Evaluasi Nama
Keperawatan dan
Paraf
1 8 Jam : 11.30 WIB S : Klien mengeluh
Februari Memonitori suhu tubuh klien. badanya panas.
2015 *Hasil: 39, 2o C
Jam O : Badan klien terasa
09. 00 Jam: 11. 35 WIB panas saat di palpasi, bibir
WIB Memberikan kompres air klien kering dan pecah-
hangat. pecah, suhu tubuh 39,2o C
Jam : 13. 00 WIB A : Masalah belum teratasi
Mengkolaborasikan dengan P : Intervensi dilanjutkan:
 Monitori suhu tubuh klien.
dokter pemberian obat anti
piretik.  Berikan kompres air hangat.
*Antrain 3x 1 ampul  Kolaborasikan dengan
dokter pemberian obat anti
Jam : 13. 00 WIB piretik.
 Anjurkan klien minum yang
Menganjurkan klien minum
yang banyak. banyak.

2 8 Jam : 08. 00 WIB S : Klien mengatakan


Februari Mengkaji skala nyeri klien. nyaman dengan posisi
2015 * Skala nyeri: 5 yaitu nyeri setengah telungkup (Sim),
Jam sedang (Skala nyeri menurut mules dan nyeri masih
09. 00 Hayward) sering terasa.
WIB
Jam : 08. 15 WIB O : Klien terlihat nyaman
Memposisikan klien pada dengan posisi Sim, klien
posisi yang nyaman. terlihat meringis dan
memegangi perut saat mules
Jam : 08. 20 WIB terasa.
Menginformasikan kepada
klien pentinganya masukan A : Masalah belum teratasi
nutrisi dan cairan yang P : Intervensi dilanjutkan:
adekuat.  Kaji skala nyeri klien.
 Posisikan klien pada posisi
Jam : 10. 00 WIB yang nyaman.
Mengkolaborasikan  Informasikan kepada klien
dengan
dokter pemberian obat anti pentinganya masukan nutrisi
nyeri. dan cairan yang adekuat.
* Vomizol : 1x 1 ampul
* Vomceran : 3x 1 ampul
* Fladex : 3x 500 mg
* Lodia : 2x 1 tablet  Kolaborasikan dengan
dokter pemberian obat anti
Jam : 11. 30 WIB nyeri.
Mengobservasi TTV:  Observasi TTV
T : 110/ 80 mmHg
P : 98x/ menit
R : 26x/ menit
S : 39, 2o C
3 9 Jam : 13. 10 WIB S : Klien mengatakan BAB
Februari Mengkaji adanya dehidrasi. sudah sedikit bekurang, hari
2015 * Klien kehilangan 5% berat ini klien BAB 6x terhitung
Jam badannya (dehidrasi ringan). sejak pagi sampai jam
09. 00 Menurut keterangan klien, 14.30, tidak muntah, dan
WIB sekitar 1 minggu sebelum minum hanya 3 gelas.
sakit klien menimbang berat
badannya, hasilnya adalah 72
Kg, dan berat badannya O : Klien terlihat lemah,
sekarang adalah 68 Kg. mukosa bibir kering, mata
cekung, berat badan 68 Kg,
Jam : 13. 30 WIB turgor kulit menurun, TTV:
Catat intake dan output T : 110/ 80 mmHg
cairan. R : 26x/ menit
*Intake: P : 98x/ menit
 Minum : 3 gelas S : 39,2o C
 Makan : habis ¼ porsi dari
½ porsi
*Output: A : Masalah belum teratasi
 BAB : 8x P : Intervensi dilanjutkan:
 BAK : 2x  Kaji adanya dehidrasi.
 Catat intake dan output
Jam : 13.35 WIB cairan.
 Ukur berat badan setiap hari.
Mengukur berat badan setiap
hari.  Kolaborasikan dengan
* Hasil pengukuran : 68 Kg dokter pemberian cairan
parenteral.
Jam : 10. 00 WIB  Anjurkan klien banyak
Mengkolaborasikan dengan minum dan mengkonsumsi
dokter pemberian cairan buah- buahan.
parenteral.  Observasi TTV
* Infus : futrolit 20 TPM

Jam : 13. 00 WIB


Menganjurkan klien banyak
minum dan mengkonsumsi
buah- buahan.

Jam : 11. 30 WIB


Mengobservasi TTV:
T : 110/ 80 mmHg
P : 98x/ menit
R : 26x/ menit
S : 39,2o C

Anda mungkin juga menyukai