GASTROENTERITIS
DOSEN :
DISUSUN OLEH :
Mufatikhah 22044
JAKARTA
2023
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
kepada kita sehingga kita dapat menyelesaika makalah ini dengan tanpa ada
halangan suatu apapun. Tak lupa pula Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungna kita semua Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafaat nya di dunia dan akhirat kelak. Kami membuat
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini sedikit banyaknya pasti ada kekurangan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi lebih baiknya makalah ini. Kami sebagai penyusun makalah ini
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun makalah
ini dan bagi pembacanya.
2
DAFTAR ISI
3
4
BAB I
PENDAULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Gastroenteritis
2. Untuk mengetahui patofisiologi Gastroenteritis
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Gastroenteritis
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Gastroenteritis
5. Untuk mengetahui diagnose keperawatan Gastroenteritis
6. Untuk mengetahui intervensi Gastroenteritis
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi Gastroenteritis
Gastroenteritis , juga dikenal sebagai diare menular atau hanya
sebagai gastro , adalah peradangan pada saluran pencernaan termasuk
lambung dan usus .Gejalanya mungkin termasuk diare , muntah , dan
sakit perut .Demam , kekurangan energi, dan dehidrasi juga dapat
terjadi.Ini biasanya berlangsung kurang dari dua minggu. Meskipun tidak
berhubungan dengan influenza , di AS kadang-kadang disebut "flu perut
"
Gastroenteritis / GEA adalah peradangan pada saluran
pencernaan (termasuk lambung dan usus) yang umumnya disebabkan
karena infeksi virus atau bakteri, dan pada kasus yang lebih jarang
karena parasit dan jamur. Di masyarakat gastroenteritis dikenal dengan
istilah muntaber.
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana feses hasil dari buang
air besar (defekasi) yang berkonsistensi cair ataupun setengah cair dan
kandungan air lebih banyak dari feses pada umumnya. Disertai dengan
mual muntah dan frekuensi dari buang air besar lebih dari 3 kali dalam
sehari. Gastroenteritis / GEA merupakan perubahan pada frekuensi
buang air besar menjadi lebih sering dari normal atau perubahan
konsistensi feses menjadi lebih encer atau kedua-duanya dalam waktu
kurang dari 14 hari. Umumnya disertai dengan beberapa gangguan
saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut, kadang-kadang disertai
demam.
6
B. Patofisiologi Gastroenteritis
Patofisiologi gastroenteritis terjadi melalui 2 mekanisme antara
lain :
a. Gastroenteritis Akibat Virus
7
tertentu untuk dapat menempel pada usus. Contoh lain adalah E. coli
enterotoksigenik yang memproduksi antigen faktor kolonisasi yang
merupakan protein perlekatan. Gejala disentri akibat infeksi shigella dan
E. coli terjadi sebagai akibat dari invasi dan penghancuran mukosa usus
halus.
Faktor virulensi penting terakhir pada gastroenteritis akibat
bakteri adalah produksi toksin, termasuk enterotoksin. Enterotoksin dapat
menyebabkandiareberair karena adanya efek sekretori pada mukosa usus
halus.
8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal Mrs dan diagnosa medis
2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan cair
(GE tanpa dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau Bab > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE
berlangsung < 14 hari maka GE tersebut adalah GE akut, sementara
apabila langsung selama 14 hari atau lebih adalah GE persisten.
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keadaan umum klien. suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan menuru atau tidak ada, dan kemungkinan timbul GE.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GE.
e. Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi
f. Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi.Riwayat kesehatan keluarga
4. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat imunisasi.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat obatan
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya.
5. Riwayat nutrisi
a. Asupan makanan
b. Keluhan nyeri abdomen.
c. Distensi abdomen, mual, muntah.
9
d. Berat badan biasanya turun.
6. Pola eliminasi
a. Frekuensi defekasi sering 3 kali sehari
b. Feses cair, mengandung lendir dan darah.
10
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah,
(dehidrasi ringan dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar,
tidak ada urine (dehidrasi berat).
b. Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan: dehidrasi ringan: bila
terjadi penurunan berat badan 5%. Dehidrasi sedang bila
terjadi penurunan berat badan 5-10%.Dehidrasi berat bila
terjadi penurunan berat badan 10-15%.
c. Kulit Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah
terjadi iritasi. 4) Mulut/lidah Mulut dan lidah biasanya tanpa
dehidrasi.Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan sampai
sedang).Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
d. Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan
bising usus yang meningkat
8. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang telah di lakukan, maka
kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada
klien dengan Gastroenteritis menurut Suratun & Lusianah (2010.
Hal: 145) adalah sebagai berikut :
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi
usus.
b. Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui
rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan
pemasukan cairan yang terbatas.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
d. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama,
iritasi kulit, jaringan.
e. Cemas berhubungan dengan faksot psikologis/rangsangan
simpatit (proses inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman
terhadap perubahan status kesehatan.
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan
interprestasi informasi, kurang mengingat dan tidak mengenal
sumber informasi.
11
9. Intervensi Keperawatan
12
2 Kurang Pemenuhan 1) Catat karakteristik
Volume Kebutuhan Cairan muntah dan drainase.
Cairan Adekuat Rasional : untuk
membedakan distress
gaster. 2) Observasi tanda
tanda vital setiap 2 jam.
Rasional : perubahan
tekan darah dan nadi
indicator dehidarasi. 3)
Monitor tanda tanda
dehidrasi (membrane
mukosa, turgor kulit,
pengisian kapiler).
Rasional : untuk
mengidentifikasi
terjadinya dehidrasi.
4) Obsarvasi masukan
(intake) dan pengeluaran
(output) cairan. Rasional :
untuk mengetahui
keseimbangan cairan
tubuh.
5) Pertahankan tirah
baring. Rasional : untuk
menurunkan kerja gaster
sehingga mencegah
terjadinya muntah. 6)
Tinggikan kepala tempat
tidur selama pemberian
antasid. Rasional :
mencegah refluks dan
aspirasi antasid.
7) Berikan cairan peroral 2
liter/hari. Rasional :
menetralisir asam
lambung.
8) Jelaskan pada klien
agar menghindari kafein.
Rasional : kafein
merangsang produksi
asam lambung.
9) Berikan cairan
intravena sesuai pram
terapi medik. Rasional :
untuk pergantian
13
cairansesuai derajat
hipovalemi dan
kehilangan cairan
10) Pantau hasil
pemeriksaan haemoglobin
(HB). Rasional : untuk
mengidentifikasi adanya
anemia.
11) Berikan terapi
antibiotik, antasid, Vit K,
sesuai program medik.
Rasional : untuk
mengatasi masalah
gastritis dan hematamisis
14
memeperbaiki kondisi
fisik.
4 Nyeri Nyeri dapat Teratasi 1) Ketahui nyeri klien.
Rasional : dengan
mengetahui dan
memvalidasi nyeri klien
dapat membantu
mengurangi ansietas klien,
yang dapat menurunkan
menurunkan nyeri.
2) Minta klien menetapkan
1 sampai kala 5 (1 = tidak
nyeri, 5 = nyeri hebat),
dan tingkat toleransi
nyerinya (1 = dapat
mentoleransi, 5 = tak
dapat mentoleransi sama
sekali). Rasional :
penentuan skala tersebut
memberikan metode yang
baik untuk evaluasi
pengalaman nyeri
subjektif.
3) Tentukan hubungan
antara makan dan minum
serta nyeri abdomen.
Rasional : Klien dapat
menghubungkan makan
atau minum dengan awitan
nyeri abdomen, dan dapat
membatasi masukan untuk
menghindari nyeri.
4) Tetapkan hubungan
antara pasase feses atau
flatus dan nyeri mereda.
Rasional : Nyeri tidak
hilang dengan pasase feses
atau flatus mungkin tanda
obstruksi usus atau
peritonitis.
5) Tetapkan apakah nyeri
terjadi selama malam hari
atau tidak. Rasional :
Kram abdomen atau
keinginan tiba-tiba BAB
15
dapat membangunkan
klien di malam hari.
5 Ansietas Ketakutan Klien 1) Catat petunjuk perilaku
dapat contoh gelisah, mudah
diatasi/diminimalkan terangsang, kurang kontak
mata, perilaku
melawan/menyerang.
Rasional : indicator derajat
takut yang dialami pasien
mis. Pasien akan merasa
tak terkontrol terhadap
situasi atau mencapai
status panik.
2) Dorong pernyataan
takut dan ansietas, berikan
umpan balik. Rasional :
membuat hubungan
terapeutik. Membantu
pasien menerima perasaan
yang normal dapat
membantu pasien merasa
kuarng terisolasi.
3) Beriakan terapi suortif
pada pasien dan keluarga
selama pengobatan.
Rasional : memindahkan
pasien dari stressor luar
meningkatkan relaksasi.
Dorong orang terdekat
tnggal dengan pasien/
Rasional : membantu
menurunkan takut melalui
pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
4) Kolaborasi : Berikan
obat sesuai indikasi,
Diazepam, klorazepat,
alprazoplam. Rasional :
sedate/tranquilizer dapat
digunakan kadangkadang
untuk menurunkan
ansietas
6 Kurang Klien akan 1) Tinjau ulang proses
Pengetahuan melaporkan penyakit dan harapan
masa depan. Rasional :
16
pemahaman tentang Memberikan pengetahuan
penyakitnya dasar dimana pasien dapat
menentukan pilihan
berdasarkana informasi.
2) Berikan informasi yang
tepat. Rasional : Berat
ringannya keadaan,
penyebab, usia dan
komplikasi yang muncul
akan menentukan tindakan
pengobatan.
3) Identifikasi sumber
stress. Rasional : Faktor
psikogenik seringkali
sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi
dari penyakit ini
4) Tekankan pentingnya
perencanaan waktu
istirahat. Rasional :
Mencegah munculnya
kelelahan.
5) Instruksikan keluarga
mengenai pencegahan
untuk mencegah penyakit
infeksi. Rasional: untuk
mencegah penyebaran
penyakit.
6) Atur perawatan
kesehatan pasca
hospitalisasi. Rasional :
untuk menjamin
pengkajian dan
pengobatan yang kontinu
17
10. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
1 Diare 1) Kaji penurunan jumlah feses, peningkatan
konsistensi feses, penurunan urgensi BAB
2) Pertahankan lingkungan bebas bau untuk
klien, pispot kosongkan dengan segera, ganti
linen yang bersih, berikan pengharum ruangan.
3) Lakukan perawatan perineal yang baik.
4) Turunkan aktivitas fisik selama episode
diare.
5) Tentukan hubungan antara episode diare
dan mencerna makanan khusus.
2 Kurang 1) Catat karakteristik muntah dan drainase.
Volume 2) Observasi tanda tanda vital setiap 2 jam.
Cairan 3) Monitor tanda tanda dehidrasi (membrane
mukosa, turgor kulit, pengisian kapiler).
4) Obsarvasi masukan (intake) dan
pengeluaran (output) cairan.
5) Pertahankan tirah baring.
6) Tinggikan kepala tempat tidur selama
pemberian antasid.
7) Berikan cairan peroral 2 liter/hari.
8) Jelaskan pada klien agar menghindari
kafein.
9) Berikan cairan intravena sesuai pram terapi
medik.
10) Pantau hasil pemeriksaan haemoglobin
(HB).
11) Berikan terapi antibiotik, antasid, Vit K,
sesuai program medik.
3 Gangguan 1) Timbang Berat Badan setiap hari.
nutrisi 2) Berikan nutrisi parenteral total (NPT),
kurang dari sesuai pesanan.
kebutuhan 3) Pertahankan status puasa.
tubuh 4) Berikan dukungan psikologis dan keyakinan
pengistirahatan usus.
5) Bantu klien untuk ambulasi dengan tiang
intravena.
4 Nyeri 1) Ketahui nyeri klien.
2) Minta klien menetapkan 1 sampai kala 5 (1
= tidak nyeri, 5 = nyeri hebat), dan tingkat
toleransi nyerinya (1 = dapat mentoleransi, 5 =
tak dapat mentoleransi sama sekali
18
3) Tentukan hubungan antara makan dan
minum serta nyeri abdomen
4) Tetapkan hubungan antara pasase feses atau
flatus dan nyeri mereda.
5) Tetapkan apakah nyeri terjadi selama
malam hari atau tidak.
5 Cemas 1) Catat petunjuk perilaku contoh gelisah,
mudah terangsang, kurang kontak mata,
perilaku melawan/menyerang.
2) Dorong pernyataan takut dan ansietas,
berikan umpan balik
3) Beriakan terapi suortif pada pasien dan
keluarga selama pengobatan.
4) Dorong orang terdekat tnggal dengan
pasien/
5) Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi,
Diazepam, klorazepat, alprazoplam
6 Kurang 1) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan
Pengetahuan masa depan
2) Berikan informasi yang tepat.
3) Identifikasi sumber stress.
4) Tekankan pentingnya perencanaan waktu
istirahat. Rasional : Mencegah munculnya
kelelahan.
5) Instruksikan keluarga mengenai pencegahan
untuk mencegah penyakit infeksi. Rasional:
untuk mencegah penyebaran penyakit.
6) Atur perawatan kesehatan pasca
hospitalisasi.
11. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian dan pengukuran keberhasilan
tindakan yang telah diberikan kepada klien dan pelayanan asuhan
keperawatan yang di berikan dianggap berhasil dengan semua
masalah telah diatasi.
19
Faktor berhubungan:
a. Tirah dan baring
b. Kelemahan umum
c. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Gaya hidup yang kurang gerak
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
20
DAFTAR RFERENSI
http://repository.pkr.ac.id/1078/1/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PADA%20
Ny%20S%20DENGAN%20GANGGUAN%20SISTIM%20PENCERNAAN%20GE
%20%28GASTROENTERITIS%29%20DI%20RUANG%20HERCULES%20II%2
0RSAU%20dr%20SUKIRMAN%20PEKANBARU.pdf
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gastroenteritis
https://en-m-wikipedia-
org.translate.goog/wiki/Gastroenteritis?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&
_x_tr_pto=tc
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1962/mengenal-gastroenteritis
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-
hepatologi/gastroenteritis/patofisiologi
21
22