Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

GASTROENTERITIS

Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi

Tugas Pada Mata Ajar Keperawatan Medial Bedah I

DOSEN :

Ns. Devi Susanti, M.Kep., Sp.Kep.M.B

DISUSUN OLEH :

Maulida Fitria Sugiarti 22040

Mufatikhah 22044

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKPER BERKALA WIDYA HUSADA

JAKARTA

2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
kepada kita sehingga kita dapat menyelesaika makalah ini dengan tanpa ada
halangan suatu apapun. Tak lupa pula Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungna kita semua Nabi Agung Muhammad SAW yang
selalu kita nantikan syafaat nya di dunia dan akhirat kelak. Kami membuat
makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini sedikit banyaknya pasti ada kekurangan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi lebih baiknya makalah ini. Kami sebagai penyusun makalah ini
berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun makalah
ini dan bagi pembacanya.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………….……………………………………………. 2


DAFTAR ISI ………………………….………………………………………… 3
BAB I ………………………………………….………………………………… 4
PENDAHULUAN ………………………………….……….…………………... 4
1.1 Latar Belakang1 ……………….…………………………………… 4
1.2 Tujuan ………………………...…………………………………….. 4
BAB II …………………………….…………………………………………….. 5
TINJAUAN TEORI ………………………………….………………………… 5
2.1 Konsep Dasar Penyakit ………………………..……….…………... 5
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ………...…………………………… 8
BAB III ………………………………………………………………………… 17
PENUTUP ……………………………………………………………………... 17
3.1 Kesimpulan ……………….……………………………………….. 17
DAFTAR REFERENSI ………………………………………………………. 18

3
4
BAB I

PENDAULUAN

1.1 Latar Belakang

Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada dinding saluran


pencernaan, terutama usus dan lambung. Gastroenteritis lebih sering
disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Kondisi ini dapat menular melalui
kontak langsung dengan penderita atau konsumsi makanan yang telah
terkontaminasi.
Gastroenteritis merupakan keadaan buang air besar dengan
kestabilan lebih cair dari biasanya, dan frekuensi tiga kali atau lebih dalam
waktu 24 jam, sering tanpa darah, mungkin disertai dengan muntah dan
demam, yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme meliputi bakteri,
virus, parasit, protozoa dan penularannya secara pekal-oral. Gastroenteritis
dapat menular semua usia baik balita, anak-anak, maupun orang dewasa
dengan berbagai kalangan social. (WHO, 2013).
Diare adalah penyabab utama mordibitas dan mortalitas dikalangan
anak- anak kurang dari 5 tahun, secara global terjadi peningkatan kejadian
diare, dan kematian akibat diare kebanyakan terjadi pada balita dari tahun
2015-2018. Pada tahun 2018, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang
sakit dan 499.000 kematian diseluruh dunia, data WHO 2018 menyatakan,
hampir 1,7 miliar kasus diare terjadi dengan angka kematian sekitar 525.000
pada balita dan anak setiap tahunnya ( WHO, 2018).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Gastroenteritis
2. Untuk mengetahui patofisiologi Gastroenteritis
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis Gastroenteritis
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan Gastroenteritis
5. Untuk mengetahui diagnose keperawatan Gastroenteritis
6. Untuk mengetahui intervensi Gastroenteritis

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit

A. Definisi Gastroenteritis
Gastroenteritis , juga dikenal sebagai diare menular atau hanya
sebagai gastro , adalah peradangan pada saluran pencernaan termasuk
lambung dan usus .Gejalanya mungkin termasuk diare , muntah , dan
sakit perut .Demam , kekurangan energi, dan dehidrasi juga dapat
terjadi.Ini biasanya berlangsung kurang dari dua minggu. Meskipun tidak
berhubungan dengan influenza , di AS kadang-kadang disebut "flu perut
"
Gastroenteritis / GEA adalah peradangan pada saluran
pencernaan (termasuk lambung dan usus) yang umumnya disebabkan
karena infeksi virus atau bakteri, dan pada kasus yang lebih jarang
karena parasit dan jamur. Di masyarakat gastroenteritis dikenal dengan
istilah muntaber.
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana feses hasil dari buang
air besar (defekasi) yang berkonsistensi cair ataupun setengah cair dan
kandungan air lebih banyak dari feses pada umumnya. Disertai dengan
mual muntah dan frekuensi dari buang air besar lebih dari 3 kali dalam
sehari. Gastroenteritis / GEA merupakan perubahan pada frekuensi
buang air besar menjadi lebih sering dari normal atau perubahan
konsistensi feses menjadi lebih encer atau kedua-duanya dalam waktu
kurang dari 14 hari. Umumnya disertai dengan beberapa gangguan
saluran cerna seperti mual, muntah, nyeri perut, kadang-kadang disertai
demam.

6
B. Patofisiologi Gastroenteritis
Patofisiologi gastroenteritis terjadi melalui 2 mekanisme antara
lain :
a. Gastroenteritis Akibat Virus

Transmisi gastroenteritis umumnya terjadi melalui rute fekal-oral dari


makanan dan air yang terkontaminasi. Beberapa virus, seperti norovirus,
dapat ditularkan melalui jalur udara. Manifestasi klinis berhubungan
dengan infeksi usus, tetapi mekanisme yang tepat dari terjadinya diare
masih belum jelas.
Studi yang paling banyak dilakukan yaitu pada rotavirus.
Rotavirus melekat dan memasuki enterosit dewasa di ujung vili usus
halus. Virus ini menyebabkan perubahan struktural pada mukosa usus
halus, termasuk pemendekan vili dan infiltrasi sel inflamasi mononuklear
di lamina propria. Infeksi rotavirus menyebabkan gangguan pencernaan
karbohidrat, dan akumulasinya di lumen usus, serta malabsorbsi nutrisi
dan penghambatan reabsorpsi air secara bersamaan, dapat menyebabkan
komponen malabsorbsi diare.
Rotavirus mensekresi suatu enterotoksin yaitu NSP4, yang
menyebabkan aktivasi mekanisme sekretori dari Ca2+ yang dependen
terhadap Cl-. Mobilisasi kalsium intraseluler kalsium akibat ekspresi
NSP4 endogen maupun eksogen dapat menyebabkan sekresi klorida
secara transien.

b. Gastroenteritis Akibat Bakteri

Pada gastroenteritis yang disebabkan oleh bakteri, mekanisme


yang terjadi meliputi invasi mukosa, perlekatan, dan produksi toksin.
Untuk menentukan protokol manajemen gastroenteritis, penting untuk
memahami dengan baik patofisiologi gastroenteritis. Usus halus
memiliki peran penting untuk menyerap cairan. Dalam kasus
gastroenteritis, usus halus gagal dalam menyerap cairan dikarenakan
adanya toksin pada usus.
Faktor virulensi lain yang signifikan pada gastroenteritis akibat
bakteri adalah perlekatan. Beberapa bakteri perlu melekat pada mukosa
usus, terutama pada awal infeksi. Untuk dapat melakukan hal tersebut,
bakteri menghasilkan beberapa faktor perekat dan protein yang
membantu perlekatan yang diperlukan pada dinding usus. Misalnya,
bakteri Vibrio cholerae (kolera) menggunakan jenis adhesin permukaan

7
tertentu untuk dapat menempel pada usus. Contoh lain adalah E. coli
enterotoksigenik yang memproduksi antigen faktor kolonisasi yang
merupakan protein perlekatan. Gejala disentri akibat infeksi shigella dan
E. coli terjadi sebagai akibat dari invasi dan penghancuran mukosa usus
halus.
Faktor virulensi penting terakhir pada gastroenteritis akibat
bakteri adalah produksi toksin, termasuk enterotoksin. Enterotoksin dapat
menyebabkandiareberair karena adanya efek sekretori pada mukosa usus
halus.

C. Manifestasi Klinis Gastroenteritis


Infeksi yang terjadi pada usus menyebabkan gejala
gastrointestinal serta gejala lain apabila terjadi komplikasi ekstra-
intestinal, termasuk manifestasi neurologik. Gejala gastrointestinal bisa
berupa gastroenteritis akut, kram perut, mual dan muntah. Sedangkan
manifestasi sistemik bervariasi tergantung pada penyebabnya. Penderita
gastroenteritis akut cair mengeluarkan feses atau tinja yang mengandung
sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan
elektrolit ini bisa bertambah apabila ada muntah dan keilangan air juga
meningkat bila ada panas. Hal ini menyebabkan dehidrasi, asidosis
metaboli dan hipovolemia (Parera, 2019).
Dehidrasi merupakan kondisi paling berbahaya oleh karena bisa
menyabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kemayian apabila
tidak diobati secara tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas
plasma bisa berupa dehidrasi isotonik, hipertonik atau hipotonik. Derajat
dehidrasi bisa berupa ringan, sedang, bahkan berat (Jufrie et al., 2017)
Menurut Kementerian Kesehatan RI (2021), tanda dan gejala
diare pada anak adalah sebagai berikut: a. Diare akut 1) Diare dehidrasi
berat: letargi/tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum/malas minum,
cubitan kulit perut kembali sangat lambat.2) Diare dehidrasi
ringan/sedang: gelisah, rewel, mudah marah, mata cekung, cubitan kulit
perut kembali lambat, selalu ingin minum/ada rasa haus. 3) Diare tanpa
dehidrasi: keadaan umum baik dan sadar, mata tidak cekung, tidak ada
rasa haus berlebih, turgor kulit normal. b. Diare persisten atau kronis
dengan dehidrasi/tanpa dehidrasi c. Diare disentri: ada darah dalam tinja.

8
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal Mrs dan diagnosa medis
2. Keluhan utama
Buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali sehari, Bab < 4 kali dan cair
(GE tanpa dehidrasi), Bab 4-10 kali dan cair (dehidrasi
ringan/sedang), atau Bab > 10 kali (dehidrasi berat). Apabila GE
berlangsung < 14 hari maka GE tersebut adalah GE akut, sementara
apabila langsung selama 14 hari atau lebih adalah GE persisten.
3. Riwayat kesehatan sekarang
a. Keadaan umum klien. suhu badan mungkin meningkat, nafsu
makan menuru atau tidak ada, dan kemungkinan timbul GE.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan
darah. Warna tinja berubah menjadi kehijauan karena
bercampur empedu.
c. Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering
defekasi dan sifatnya makin lama makin asam.
d. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah GE.
e. Apabila telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka
gejala dehidrasi
f. Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi
dehidrasi.Riwayat kesehatan keluarga
4. Riwayat kesehatan meliputi:
a. Riwayat imunisasi.
b. Riwayat alergi terhadap makanan atau obat obatan
c. Riwayat penyakit yang pernah diderita sebelumnya.

5. Riwayat nutrisi
a. Asupan makanan
b. Keluhan nyeri abdomen.
c. Distensi abdomen, mual, muntah.

9
d. Berat badan biasanya turun.

6. Pola eliminasi
a. Frekuensi defekasi sering 3 kali sehari
b. Feses cair, mengandung lendir dan darah.

10
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: baik, sadar (tanpa dehidrasi). Gelisah,
(dehidrasi ringan dan sedang). Lesu, lungkai atau tidak sadar,
tidak ada urine (dehidrasi berat).
b. Berat badan: klien diare dengan dehidrasi biasanya
mengalami penurunan berat badan: dehidrasi ringan: bila
terjadi penurunan berat badan 5%. Dehidrasi sedang bila
terjadi penurunan berat badan 5-10%.Dehidrasi berat bila
terjadi penurunan berat badan 10-15%.
c. Kulit Untuk mengetahui elastisitas kulit, dapat dilakukan
pemeriksaan turgor kulit, inspeksi kulit perianal apakah
terjadi iritasi. 4) Mulut/lidah Mulut dan lidah biasanya tanpa
dehidrasi.Mulut dan lidah kering (dehidrasi ringan sampai
sedang).Mulut dan lidah sangat kering (dehidrasi berat).
d. Abdomen kemungkinan mengalami distensi, kram, nyeri dan
bising usus yang meningkat

8. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian yang telah di lakukan, maka
kemungkinan Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada
klien dengan Gastroenteritis menurut Suratun & Lusianah (2010.
Hal: 145) adalah sebagai berikut :
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi dan mal absorbsi
usus.
b. Kurang volume cairan berhubungan dengan out put melalui
rute normal (diare berat, muntah), status hipermetabolik dan
pemasukan cairan yang terbatas.
c. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi nutrien, status hipermetabolik.
d. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik usus, diare lama,
iritasi kulit, jaringan.
e. Cemas berhubungan dengan faksot psikologis/rangsangan
simpatit (proses inflamasi), ancaman konsep diri, ancaman
terhadap perubahan status kesehatan.
f. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan
interprestasi informasi, kurang mengingat dan tidak mengenal
sumber informasi.

11
9. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan


Keperawatan
1 Diare Melaporkan 1) Kaji penurunan jumlah
penurunan frekuensi feses, peningkatan
defekasi konsistensi konsistensi feses,
kembali normal penurunan urgensi
BAB.Rasional :
Pengkajian feses
membantu mengevaluasi
efektifitas agen antidiare
dan pembatasan diet.
2) Pertahankan lingkungan
bebas bau untuk klien,
pispot kosongkan dengan
segera, ganti linen yang
bersih, berikan pengharum
ruangan. Rasional : bau
fekal dapat menyebabkan
rasa malu dan kesadaran
diri dan dapat
meningkatkan stres hidup
dengan PIU.
3) Lakukan perawatan
perineal yang baik.
Rasional : Iritasi perineal
karena sering BAB berair
harus dicegah.
4) Turunkan aktivitas fisik
selama episode diare.
Rasional : Penurunan
aktivitas fisik menurunkan
peristaltik usus. 5)
Tentukan hubungan antara
episode diare dan
mencerna makanan
khusus. Rasional :
Mengidentifikasi makanan
yang dapat mengiritasi
dapat menurunkan episode
diare.

12
2 Kurang Pemenuhan 1) Catat karakteristik
Volume Kebutuhan Cairan muntah dan drainase.
Cairan Adekuat Rasional : untuk
membedakan distress
gaster. 2) Observasi tanda
tanda vital setiap 2 jam.
Rasional : perubahan
tekan darah dan nadi
indicator dehidarasi. 3)
Monitor tanda tanda
dehidrasi (membrane
mukosa, turgor kulit,
pengisian kapiler).
Rasional : untuk
mengidentifikasi
terjadinya dehidrasi.
4) Obsarvasi masukan
(intake) dan pengeluaran
(output) cairan. Rasional :
untuk mengetahui
keseimbangan cairan
tubuh.
5) Pertahankan tirah
baring. Rasional : untuk
menurunkan kerja gaster
sehingga mencegah
terjadinya muntah. 6)
Tinggikan kepala tempat
tidur selama pemberian
antasid. Rasional :
mencegah refluks dan
aspirasi antasid.
7) Berikan cairan peroral 2
liter/hari. Rasional :
menetralisir asam
lambung.
8) Jelaskan pada klien
agar menghindari kafein.
Rasional : kafein
merangsang produksi
asam lambung.
9) Berikan cairan
intravena sesuai pram
terapi medik. Rasional :
untuk pergantian

13
cairansesuai derajat
hipovalemi dan
kehilangan cairan
10) Pantau hasil
pemeriksaan haemoglobin
(HB). Rasional : untuk
mengidentifikasi adanya
anemia.
11) Berikan terapi
antibiotik, antasid, Vit K,
sesuai program medik.
Rasional : untuk
mengatasi masalah
gastritis dan hematamisis

3 Gangguan Nutrisi Terpenuhi 1) Timbang Berat Badan


Nutrisi setiap hari. Rasional :
Kurang dari memberikan informasi
Kebutuhan tentang kebutuhan diet.
Tubuh 2) Berikan nutrisi
parenteral total (NPT),
sesuai pesanan. Rasional :
NPT adalah tindakan
pilihan bila terjadi
penurunan berat badan,
kekurangan nutrisi dan
gejala PIU berat.
3) Pertahankan status
puasa. Rasional : Status
puasa menurunkan
aktivitas.
4) Berikan dukungan
psikologis dan keyakinan
pengistirahatan usus.
Rasional : Status puasa
yang lama mengganggu
baik secara sosial maupun
psikologis.
5) Bantu klien untuk
ambulasi dengan tiang
intravena. Rasional :
Ambulasi meningkatkan
rasa sejahtera klien dan
membantu
mempertahankan atau

14
memeperbaiki kondisi
fisik.
4 Nyeri Nyeri dapat Teratasi 1) Ketahui nyeri klien.
Rasional : dengan
mengetahui dan
memvalidasi nyeri klien
dapat membantu
mengurangi ansietas klien,
yang dapat menurunkan
menurunkan nyeri.
2) Minta klien menetapkan
1 sampai kala 5 (1 = tidak
nyeri, 5 = nyeri hebat),
dan tingkat toleransi
nyerinya (1 = dapat
mentoleransi, 5 = tak
dapat mentoleransi sama
sekali). Rasional :
penentuan skala tersebut
memberikan metode yang
baik untuk evaluasi
pengalaman nyeri
subjektif.
3) Tentukan hubungan
antara makan dan minum
serta nyeri abdomen.
Rasional : Klien dapat
menghubungkan makan
atau minum dengan awitan
nyeri abdomen, dan dapat
membatasi masukan untuk
menghindari nyeri.
4) Tetapkan hubungan
antara pasase feses atau
flatus dan nyeri mereda.
Rasional : Nyeri tidak
hilang dengan pasase feses
atau flatus mungkin tanda
obstruksi usus atau
peritonitis.
5) Tetapkan apakah nyeri
terjadi selama malam hari
atau tidak. Rasional :
Kram abdomen atau
keinginan tiba-tiba BAB

15
dapat membangunkan
klien di malam hari.
5 Ansietas Ketakutan Klien 1) Catat petunjuk perilaku
dapat contoh gelisah, mudah
diatasi/diminimalkan terangsang, kurang kontak
mata, perilaku
melawan/menyerang.
Rasional : indicator derajat
takut yang dialami pasien
mis. Pasien akan merasa
tak terkontrol terhadap
situasi atau mencapai
status panik.
2) Dorong pernyataan
takut dan ansietas, berikan
umpan balik. Rasional :
membuat hubungan
terapeutik. Membantu
pasien menerima perasaan
yang normal dapat
membantu pasien merasa
kuarng terisolasi.
3) Beriakan terapi suortif
pada pasien dan keluarga
selama pengobatan.
Rasional : memindahkan
pasien dari stressor luar
meningkatkan relaksasi.
Dorong orang terdekat
tnggal dengan pasien/
Rasional : membantu
menurunkan takut melalui
pengalaman menakutkan
menjadi seorang diri.
4) Kolaborasi : Berikan
obat sesuai indikasi,
Diazepam, klorazepat,
alprazoplam. Rasional :
sedate/tranquilizer dapat
digunakan kadangkadang
untuk menurunkan
ansietas
6 Kurang Klien akan 1) Tinjau ulang proses
Pengetahuan melaporkan penyakit dan harapan
masa depan. Rasional :

16
pemahaman tentang Memberikan pengetahuan
penyakitnya dasar dimana pasien dapat
menentukan pilihan
berdasarkana informasi.
2) Berikan informasi yang
tepat. Rasional : Berat
ringannya keadaan,
penyebab, usia dan
komplikasi yang muncul
akan menentukan tindakan
pengobatan.
3) Identifikasi sumber
stress. Rasional : Faktor
psikogenik seringkali
sangat penting dalam
memunculkan/eksaserbasi
dari penyakit ini
4) Tekankan pentingnya
perencanaan waktu
istirahat. Rasional :
Mencegah munculnya
kelelahan.
5) Instruksikan keluarga
mengenai pencegahan
untuk mencegah penyakit
infeksi. Rasional: untuk
mencegah penyebaran
penyakit.
6) Atur perawatan
kesehatan pasca
hospitalisasi. Rasional :
untuk menjamin
pengkajian dan
pengobatan yang kontinu

17
10. Implementasi Keperawatan

No Diagnosa Implementasi
1 Diare 1) Kaji penurunan jumlah feses, peningkatan
konsistensi feses, penurunan urgensi BAB
2) Pertahankan lingkungan bebas bau untuk
klien, pispot kosongkan dengan segera, ganti
linen yang bersih, berikan pengharum ruangan.
3) Lakukan perawatan perineal yang baik.
4) Turunkan aktivitas fisik selama episode
diare.
5) Tentukan hubungan antara episode diare
dan mencerna makanan khusus.
2 Kurang 1) Catat karakteristik muntah dan drainase.
Volume 2) Observasi tanda tanda vital setiap 2 jam.
Cairan 3) Monitor tanda tanda dehidrasi (membrane
mukosa, turgor kulit, pengisian kapiler).
4) Obsarvasi masukan (intake) dan
pengeluaran (output) cairan.
5) Pertahankan tirah baring.
6) Tinggikan kepala tempat tidur selama
pemberian antasid.
7) Berikan cairan peroral 2 liter/hari.
8) Jelaskan pada klien agar menghindari
kafein.
9) Berikan cairan intravena sesuai pram terapi
medik.
10) Pantau hasil pemeriksaan haemoglobin
(HB).
11) Berikan terapi antibiotik, antasid, Vit K,
sesuai program medik.
3 Gangguan 1) Timbang Berat Badan setiap hari.
nutrisi 2) Berikan nutrisi parenteral total (NPT),
kurang dari sesuai pesanan.
kebutuhan 3) Pertahankan status puasa.
tubuh 4) Berikan dukungan psikologis dan keyakinan
pengistirahatan usus.
5) Bantu klien untuk ambulasi dengan tiang
intravena.
4 Nyeri 1) Ketahui nyeri klien.
2) Minta klien menetapkan 1 sampai kala 5 (1
= tidak nyeri, 5 = nyeri hebat), dan tingkat
toleransi nyerinya (1 = dapat mentoleransi, 5 =
tak dapat mentoleransi sama sekali

18
3) Tentukan hubungan antara makan dan
minum serta nyeri abdomen
4) Tetapkan hubungan antara pasase feses atau
flatus dan nyeri mereda.
5) Tetapkan apakah nyeri terjadi selama
malam hari atau tidak.
5 Cemas 1) Catat petunjuk perilaku contoh gelisah,
mudah terangsang, kurang kontak mata,
perilaku melawan/menyerang.
2) Dorong pernyataan takut dan ansietas,
berikan umpan balik
3) Beriakan terapi suortif pada pasien dan
keluarga selama pengobatan.
4) Dorong orang terdekat tnggal dengan
pasien/
5) Kolaborasi : Berikan obat sesuai indikasi,
Diazepam, klorazepat, alprazoplam
6 Kurang 1) Tinjau ulang proses penyakit dan harapan
Pengetahuan masa depan
2) Berikan informasi yang tepat.
3) Identifikasi sumber stress.
4) Tekankan pentingnya perencanaan waktu
istirahat. Rasional : Mencegah munculnya
kelelahan.
5) Instruksikan keluarga mengenai pencegahan
untuk mencegah penyakit infeksi. Rasional:
untuk mencegah penyebaran penyakit.
6) Atur perawatan kesehatan pasca
hospitalisasi.

11. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian dan pengukuran keberhasilan
tindakan yang telah diberikan kepada klien dan pelayanan asuhan
keperawatan yang di berikan dianggap berhasil dengan semua
masalah telah diatasi.

Definisi : tidak cakupan energi fisiologis atau psikologis untuk


melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau
harus dilakukan batasan karakteristik:
a. Ketidaknyamanan atau dispenea saat beraktivitas melaporkan
kelebihan atau kelemahan secara verbal
b. Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai
respon terhadap aktivitas
c. Perubahan EKG yang menunjukkan artitmia atau iskemia

19
Faktor berhubungan:
a. Tirah dan baring
b. Kelemahan umum
c. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Gaya hidup yang kurang gerak

BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Gastroenteritis / GEA adalah peradangan pada saluran pencernaan


(termasuk lambung dan usus) yang umumnya disebabkan karena
infeksi virus atau bakteri, dan pada kasus yang lebih jarang karena
parasit dan jamur. Di masyarakat gastroenteritis dikenal dengan
istilah muntaber.
Gastroenteritis merupakan keadaan buang air besar dengan
kestabilan lebih cair dari biasanya, dan frekuensi tiga kali atau lebih
dalam waktu 24 jam, sering tanpa darah, mungkin disertai dengan
muntah dan demam, yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme
meliputi bakteri, virus, parasit, protozoa dan penularannya secara
pekal-oral. Gastroenteritis dapat menular semua usia baik balita,
anak-anak, maupun orang dewasa dengan berbagai kalangan social.
(WHO, 2013).

20
DAFTAR RFERENSI

http://repository.pkr.ac.id/1078/1/ASUHAN%20KEPERAWATAN%20PADA%20
Ny%20S%20DENGAN%20GANGGUAN%20SISTIM%20PENCERNAAN%20GE
%20%28GASTROENTERITIS%29%20DI%20RUANG%20HERCULES%20II%2
0RSAU%20dr%20SUKIRMAN%20PEKANBARU.pdf

https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/apa-itu-gastroenteritis

https://en-m-wikipedia-
org.translate.goog/wiki/Gastroenteritis?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&
_x_tr_pto=tc

https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1962/mengenal-gastroenteritis

https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-
hepatologi/gastroenteritis/patofisiologi

21
22

Anda mungkin juga menyukai