Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Amin.
Semoga makalah ini memberi wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diperlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho
Allah. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar belakang
Gastroenteritis adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk
cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai defekasi yang meningkat
(Padila, 2013).
Manifestasi klinis penyakit gastroenteritis bervariasi. Berdasarkan salah satu
hasil penelitian yang dilakukan pada orang dewasa, mual (93%), muntah (81%) atau diare
(89%), dan nyeri abdomen (76%) adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh
kebanyakan pasien. Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran mukosa
yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat pada <10%
pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan yang mencakup radang tenggorokan, batuk,
dan rinorea dilaporkan sekitar 10% (Bresee et al, 2012)
Berdasarkan data profil kesehatan 2011, jumlah kasus diare di Jawa Tengah
berdasarkan laporan puskesmas sebanyak 420.587 sedangkan kasus gastroenteritis
dirumah sakit sebanyak 7.648 sehingga jumlah keseluruhan penderita yang terdeteksi
adalah 428.235 dengan jumlah kematian adalah sebanyak 54 orang. Dari laporan
surveilan terpadu tahun 2010 jumlah kasus diare didapatkan 15,3 % di Puskesmas, di
rumah sakit didapat 0,20% pada penderita rawat inap dan 0,05 % pasien rawat jalan. (
Haryawan, 2011).
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, cakupan penemuan dan
penanganan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 51,32%, lebih tinggi
dibandingkan tahun 2012 (42,66%). Pada tingkat kabupaten/kota, diketahui bahwa
cakupan penemuan dan penanganan diare tertinggi adalah Kota Pekalongan (106,85%)
dan terendah adalah Kabupaten Boyolali (16,42%). (Dinkes Jateng, 2014).
B. Tujuan Penulisan Makalah
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
dengan penyakit gastroenteritis
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan definisi gastroenteritis
b. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan patofisiologis gastroenteritis
c. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan manifestasi klinis gastroenteritis
d. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan pemeriksaan penunjang
gatroenteritis
e. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis
f. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan medis
gastroenteritis
g. Mahasiswa mampu mengerti dan menjelaskan penatalaksanaan keperawatan
gastroenteritis
BAB II
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan pada mucosa lambung dan usus halus (Lewis,
2000 ).
Gastroenteritis adalah inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang di
tandai dengan muntah-muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gejala keseimbangan elektrolit ( cecyly, Betz, 2002).
Menurut Ardiansyah (2012) Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus
yang memberikan gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh.
B. Etiologi
1) Faktor infeksi
a. Infeksi Internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama gastroenteritis. meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus,
Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia,
T. hominis) dan jamur (C. albicans)
b. Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan gastroenteritis. seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab gastroenteritis yang terpenting pada bayi dan anak.
3) Faktor Makanan
Gastroenteritis dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
4) Faktor Psikologis
Gastroenteritis dapat terjadi karena faktor psikologis ( rasa takut dan cemas ).
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis klien dengan gangguan gastroenteritis menurut Cecyly dan Betz (2009)
adalah :
1. Diare yang berlangsung lama ( berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara
menetap atau berulang à panderita akan mengalami penurunan berat badan.
2. BAB kadang bercampur dengan darah.
3. Tinja yang berbuih.
4. Konsistensi tinja tampak berlendir.
5. Tinja dengan konsistensi encer bercampur dengan lemak
6. Penderita merasakan sekit perut.
7. Rasa kembung.
8. Mual, kadang-kadang sampai muntah.
9. Kadang-kadang demam.
D. Patofisiologi
Pada manifestasi lanjut dari diare dan hilangnya cairan, elektrolit memberikan
manifestasi pada ketidakseimbanganan asam basa (metabolik asidosis). Hal ini terjadi
karena kehilangan Na-Bikarbonat bersama feses. Metabolisme lemak tidak sempurna
sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh dan terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anoreksia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat
kerana tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya
pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler (Levine, 2009)
E. Pemeriksaan Penunjang
G. Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
1. Dehidrasi Ringan
1 jam pertama 25 – 50 ml / kg BB / hari, kemudian 125 ml / kg BB /oral.
2. Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50 – 100 ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB /hari.
3. Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1
ml : 20 tetes), 16 jam nerikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.
2. Obat- obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa /
karbohidrat lain ( gula, air tajin, tepung beras, dsb ).
A. Pengkajian
1) Identitas /Biodata
a) Identitas Pasien
b) Identitas Penanggung Jawab
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
b) Riwayat kesehatan sekarang
c) Riwayat kesehatan dahulu
d) Riwayat kesehatan keluarga
3) Pola fungsi kesehatan :
a) Pola Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b) Pola Nutrisi dan metabolik
c) Pola Eliminasi
d) Pola aktifitas dan latihan
e) Pola istirahat tidur
f) Pola persepsi sensoris dan kognitif
g) Pola hubungan dengan orang lain
h) Pola reproduksi / seksual
i) Pola persepsi diri dan konsep diri
j) Pola mekanisme koping
k) Pola nilai kepercayaan / keyakinan
4) Pemeriksaan fisik ( head to toe)
a) Data umum
b) Pemeriksaan head to toe
B. Diagnosa Keperawatan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan muntah, hilangnya nafsu
makan.
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi pasien
terpenuhi dengan kriteria hasil: asupan makanan dan cairan adekuat, mempertahankan
berat badan atau pertambahan berat badan, ada kemauan untuk makan, tidak muntah
setelah makan.
Intervensi untuk mengatasi masalah tersebut adalah kaji status nutrisi pasien serta
intake dan outputnya (rasional untuk mengetahui status nutrisi pasien), timbang BB
setiap hari (rasional untuk mengetahui apakah ada penurunan BB atau tidak karena ini
indikator perubahan status nutrisi), observasi dan catat respon terhadap pemberian
makan (rasional untuk mengkaji toleransi pemberian makan), anjurkan untuk
memberikan makanan sedikit tapi sering (rasional untuk mengurangi menekan kerja
gastrik sehingga mengurangi mual dan mencegah resiko muntah), kolaborasi dalam
pemberian obat anti emetik (rasional untuk mencegah muntah dengan menstimulasi
pusat pengaturan muntah chemoreceptor triger zone dan central vomiting centre)
D. Pathways
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare,
dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh.
(Muhamad Ardiansyah, 2012)
B. Saran
Dalam melakukan perawatan Gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat
dan teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka akan mempercepat proses
penyembuhan.
perawat perlu mengetahui tanda gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada
klien, perawat harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga
intervensi yang diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien, perawat harus
mampu berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan keluarga untuk mendukung adanya
proses keperawatan serta dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan pemberian
pendidikan kesehatan pada keluarga tentang penyakit, penyebab diare, pencegahan, dan
penanganan
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, Muhammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Jogyakarta : Diva Press
Bresee, J. S., et al., 2012. The Etiology of Severe Acute Gastroenteritis Among Adults Visiting
Emergency Departments in the United States. The Journal of Infectious Disease. 205 : 1374-
1381.
M.Wilkinson Judith dan R.Ahern Nancy. (2011). Buku Saku Diagnosis keperawatan.Edisi ke-9.
Jakarta: EGC
Cecily Lynn betz & Linda A.Gowden.2009. Buku Saku Keperawatan Pediatrik, ed.5. Jakarta :
EGC