DENGAN GASTRITIS
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa yang
telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bias
menikmati indahnya alam cipataan-Nya. Dan tuhan yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa
yang sangat indah.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami jika
makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran sangat kami
butuhkan guna memperbaiki makalah kami dilain waktu.
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................2
2.1 Definisi...............................................................................................3
2.2 Etiologi...............................................................................................3
2.3 Klasifikasi..........................................................................................4
2.4 Patofisiologi.......................................................................................6
2.6 Komplikasi………………………………………………........…....10
2.8 Penatalaksanaan................................................................................11
A. Pengkajian.........................................................................................12
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................16
C. Intervensi..........................................................................................16
D. Implementasi....................................................................................18
E. Evaluasi............................................................................................18
BAB III TINJAUAN KASUS……………………………………………….19
A. Pengkajian....................................................................................................19
B. Diagnosa Keperawatan...............................................................................27
C. Intervensi.....................................................................................................28
D. Implementasi...............................................................................................31
E. Evaluasi.......................................................................................................34
BAB IV PENUTUP.......................................................................................35
3.1 Kesimpulan..............................................................................................35
3.2 Saran........................................................................................................35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Gangguan pada sistem pencernaan dapat disebabkan oleh pola makan yang
salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan yang memberikan gejala
seperti gastroenteritis, konstipasi, obstipasi maupun ulkus. Gangguan
pencernaan ini banyak disebabkan oleh sebagian besar Enterobacteriaceae,
namun tidak semua Enterobacteriaceae dapat menyebabkan gangguan
pencernaan, seperti Proteus mirabilis yang merupakan flora normal usus
manusia dapat menjadi patogen bila berada di luar usus manusia dan
mengenai saluran kemih (Jawetz, Melnick, Adelberg, 2010). Pada tahun
1995-2002, Enterobacteriaceae menginfeksi 24.179 saluran cerna pasien di
Amerika. Enterobacateriaceae adalah bakteri gram negatif kedua dalam
menginfeksi saluran cerna manusia di rumah sakit setelah
Pseudomonadaceae khususnya spesies Pseudomonas aeruginosa yang paling
banyak ditemukan, kedua bakteri ini ditemukan dalam 4,7 % dalam darah
pasien yang berada di ICU, dan 3,1 % dalam darah pasien yang dirawat di
luar ICU. Pada tahun 1993-2004, dilakukan penelitian di Amerika pada
kurang lebih 75.000 orang, ditemukan 13,5% Enterobacateriaceae dari
seluruh subyek penelitian (Fraser, 2012). Indonesia mempunyai angka
kejadian yang tinggi untuk infeksi saluran pencernaan, contoh diare yang
disebabkan oleh infeksi Escherichia coli yang termasuk keluarga
Enterobacteriaceae, merupakan penyakit yang morbiditasnya cukup tinggi di
Indonesia, walaupun pada tahun 2010 sudah mengalami sedikit penurunan
yaitu dari 423 per 1000 penduduk pada tahun 2006 menurun menjadi 411
per 1000 penduduk pada tahun 2010 (Dinkes, 2010). Manusia terinfeksi
Enterobacteriaceae secara fecal-oral, biasanya melalui makanan dan
minuman yang kurang terjaga kebersihannya, kurang masak, dan atau
individu lainnya (Todar, 2012). Selain itu bakteri Pseudomonas aeruginosa
yang merupakan flora normal saluran intestinal dapat menginfeksi manusia
apabila terjadi ketidakseimbangan bakteri di saluran intestinal manusia,
berupa enteritis yang akan memberikan gejala seperti demam, sakit kepala,
diare (Lessnau, 2012). Menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC), Pseudomonas aeruginosa ditemukan pada sistem pencernaan pasien
dan meningkat sebanyak 20% dalam waktu 72 jam (Lessnau, 2012). Untuk
mencegah terjadinya infeksi saluran cerna ini, para peneliti banyak meyakini
bahwa penggunaan larutan probiotik dapat mencegah infeksi saluran cerna
(WHO, 2001). Lactobacillus adalah salah satu bakteri yang di golongkan
sebagai bakteri probiotik. Lactobacillus merupakan flora usus normal
sehingga aman untuk digunakan sebagai probiotik dan Lactobacillus dapat
melewati asam lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh minuman probiotik dalam menghambat pertumbuhan berbagai
bakteri int
1.3 Tujuan
2.2 Etiologi
1. Stress
Rokok mengandung nikotin yang dapat mengendurkan otot polos di dalam tubuh.
Sfingter esofagus bawah merupakan otot bagian bawah kerongkongan yang
memisahkan kerongkongan dengan lambung yang termasuk ke dalam otot polos.
Gejala maag sering kali dipicu oleh konsumsi makanan tertentu. Ada banyak jenis
makanan dan minuman yang kerap membuat gejala maag kambuh, antara lain:
Makanan tinggi lemak trans atau lemak jenuh, misalnya margarin dan
gorengan
Buah-buahan yang asam, misalnya anggur, jeruk, dan nanas
Makanan pedas
Makanan olahan atau makanan instan, misalnya sosis, mi, dan pasta
Minuman beralkohol
Minuman tinggi kafein, seperti kopi atau minuman bersoda
Cokelat
2.3 Klasifikasi
3. Gastritis atropi
4. Gastritis reaktif
Gastritis reaktif tersering disebabkan pasca operasi daerah antrum atau daerah
pylorus yang mengakibatkan refluks enterogastrik yang menyebabkan enzim
pancreas dan garam empedu menyerang mukosa lambung sehingga mengalami
pengikisan.
2.4 Patofisiologi
3. Anoreksia
5. Sakit kepala
6. Malaise
7. Perut kembung
9. Hemorhagi
a. Nyeri yang hilang timbul pada ulu hati Terjadi akibat peningkatan sekresi
gastrin yang menyebabkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.
Perdarahan pada saluran cerna dapat terjadi akibat dari perlukaan pada organ
pencernaan
Distress epigastrik yang tidak nyata sering berkaitan dengan perasaan gaster
seperti penuh. Respon ini terkait dengan adaptasi psikologi yang berlangsung
lama.
c. Cepat kenyang
3. Gastritis atropi
a. Nyeri epigastrik
Terjadi akibat peningkatan sekresi gastrin, yang menyebabkan iritasi dan muncul
nyeri.
b. Anemia pernisiosa
4. Gastritis reaktif
Ketidaksempurnaan hasil operasi organ abdomen dapat refluks enzim lipase dari
pankreas dan mengakibatkan peningkatan sekresi lambung.
b. Nyeri epigastrium
Rusaknya mukosa oleh enzim atau garam empedu dapat menurunkan ambang
nyeri.
c. Lemah
Lemah dapat diakibatkan oleh penurunan jumlah cairan dan nutrisi oleh muntah
yang berlebihan.
4. Gastritis reaktif
b. Nyeri epigastrium
Rusaknya mukosa oleh enzim atau garam empedu dapat menurunkan ambang
nyeri.
c. Lemah
Lemah dapat diakibatkan oleh penurunan jumlah cairan dan nutrisi oleh muntah
yang berlebihan.
2.6 Komplikasi
2. Pemeriksaan feses
Memeriksa apakah terdapat kuman Helicobacter Pylori dalam feses atau tidak.
Hasil yang positif mengindikasikan terjadi infeksi, dan adanya darah dalam feses
menunjukkan adanya perdarahan pada lambung.
Dalam tes ini dapat terlihat adanya keabnormalan pada saluran cerna bagian atas.
Dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil fleksibel (endoskop)
melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan atas usus kecil.
Tes ini dapat melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Pasien akan diminta menelan cairan barium sebelum dilakukan rontgen.
Cairan ini akan melapisi saluran cerna.
2.8 Penatalaksanaan
1. Keperawatan
Istirahat baring, mengurangi stress, diit lambung yang lunak dan tidak
merangsang, tidak merokok dan minum alkohol.
2. Medis
Antasida meredakan mulas ringan atau dispepsia dengan cara menetralisasi asam
di perut.
Proses keperawatan adalah suatu proses pemecahan masalah yang dinamis dalam
usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui
pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu kebutuhan klien
(Nursalam, 2005).
A. Pengkajian
a. Data dasar (Identitas Klien) : Meliputi nama lengkap nama panggilan, tempat
dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, agama, bahasa yang digunakan, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, alamat, sumber dana/ biaya serta identitas orang
tua.
b. Riwayat kesehatan
1). Keluhan utama : Nyeri ulu hati dan perut sebelah kiri bawah.
5). Genogram : Genogram umumnya dituliskan dalam tiga generasi sesuai dengan
kebutuhan. Bila klien adalah seorang nenek atau kakek, maka dibuat dua generasi
dibawah, bila klien adalah anak-anak maka dibuat generasi keatas. 6) Riwayat
psikososial : Meliputi mekanisme koping yang digunakan klien untuk mengatasi
masalah dan bagaimana motivasi kesembuhan dan cara klien menerima
keadaannya.
7). Pola kebiasaan sehari-hari. Menurut Gordon (2009), pola kebiasaan seharihari
pada pasien gastritis, yaitu :
c. Kebutuhan dasar Kaji pola makan dan minum, pola istirahat dan tidur, eliminasi
dan kebersihan diri dan faktor alergi.
d. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki dengan menggunakan 4 teknik, yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskiltasi. Menurut Doengoes (2000), data dasar pengkajian pasien gastritis
meliputi :
1) Data Subjektif
2) Data objektif
a). Kepala dan muka : Wajah pucat dan sayu (kekurangan nutrisi), wajah berkerut.
b). Mata : Mata cekung (penurunan cairan tubuh), anemis (penurunan oksigen ke
jaringan), konjungtiva pucat dan kering
c). Mulut dan faring : Mukosa bibir kering (peurunan cairan intrasel mukosa) bibir
pecah-pecah, lidah kotor, bau mulut tidak sedap (penurunan hidrasi bibir dan
personal hygiene).
d). Abdomen
1). Inspeksi : Keadaan kulit : warna, elastisitas, kering, lembab, besar dan bentuk
abdomen rata atau menonjol. Jika pasien melipat lutut sampai dada sering
merubah posisi, menandakan pasien nyeri.
2). Auskultasi : Distensi bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, dan
hipoaktif setelah perdarahan.
3). Perkusi : Pada penderita gastritis suara abdomen yang ditemukan hypertimpani
(bisng usus meningkat).
4). Palpasi : Pada pasien gastritis dinding abdomen tegang. Terdapat nyeri tekan
pada region epigastik (terjadi karena distruksi asam lambung) (Doengoes, 2000).
e). Integumen : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan
darah), kelemahan kulit/ membrane mukosa berkeringan (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respon psikologik) (Doengoes, 2000).
1). Endoscopy
3). Laboratorium
5). Gastroscopi.
B. Diagnosa keperawatan
1. (D.0077) nyeri akut b.d agaen pencederaan fisiologis (inflamasi) d.d
mengeluh nyeri
2. ( D.0019) Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan d.d
nafsu makan menurun
3. (D. 0037 ) Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d muntah
C. Rencana Keperawatan
D. Implementasi keperawatan
Menurut Doenges (2000), implementasi adalah tindakan pemberian keperawatan
yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada rencana tindakan
keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan keperawatan yang dilaksanakan
dicatat dalam catatan keperawatan .
E : Evaluasi
Adalah tafsiran dari efek tindakan yang telah diambil untuk menilai
hasil yang telah dicapai dan merupakan fokus ketetapan nilai tindakan
atau asuhan
BAB III
TINJAUAN KASUS
GASTRITIS
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny “L”
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
TTL : Wongkay, 02 oktober 2001
Agama : Kristen protestan
Pendidikan terakhir : Perguruan tinggi
Pekerjaan : pelajar/mahasiswa
Alamat : Wongkay 1, Jaga III kec.Ratahan kab.
Minahasa Tenggara
Suku/bangsa : Indonesia/Minahasa
2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny”T”
Umur : 40 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Wongkay 1, Jaga III kec.Ratahan kab.
Minahasa Tenggara
Agama : Kristen protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hub. Dgn pasien : orang tua
3. RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Seorang permpuan, Ny “L” umur 19 tahun mengeluh nyeri pada
ulu hatinya klien mengeluh mual dan muntah serta tidak napsu
makan.
Kesadaran : compos mentis
TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/i
KU : Lemah
RR : 24 x/menit
Suhu badan : 36,5 °C
BB : 45
Tinggi badan : 160 cm
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan sakit pada bagian ulu hati sejak 2 hari yan lalu.
Kemudian pada keesokan harinya pukul 10.WITA klien belum
sarapanpagi, tiba-tiba mengeluh sakit perut pada bagian ulu hati.
pada jam 14.00 WITA nyeri bertambah hebat ditusuk-tusuk dan
seperti rasa terbakar pada saat 2 jam setelah klien makan siang
yang disertai mual da muntah.skala nyeri 8 menurut (smeltzer. S.C
bare B.G)
Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan bahwa klien sudah pernah mengalami penyakit
semacam ini.klien tidak mempunyai penyakit keturunan DM,TB
paru, hipertensi, maupun penyakit menular.klien tidak pernah
dirawat dirumah sakit sebelumya.
Pengkajian berdasarkan PQRST
P : Nyeri pada saat klien terlambat makan
Q; Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri di rasakan pada bagian ulu hati
S: Skala nyeri 8(berat)
T: Nyeri berlangsung ± 10-15 menit ,lalu kemudian berhenti
sekitar 5 menit, lalu rasa sakit muncul kembali, nyeri bertambah
hebat apabila klien terlambat makan dan sesudah makan.
4. GENOGRAM
Keterangan:
: laki- laki
: perempuan
: klien
: meninggal
:hubungan pernikahan
: hubungan anak
5. Pola kebutuhan
melakukan aktivitas.
1) PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
BB :45 Kg
k. Integument
Inspeksi : keadaan kulit tampak bersih, warna
kulit putih
Palpasi : kulit teraba hangat, tugor kulit
elastic.
PEMERIKSAAN PENUNJANG :-
ANALISA DATA
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan analisa data diatas maka diagnose prioritas dari Ny “L”
adalah:
1. D.0074gangguan rasa nyaman: Nyeri b.d iritasuimukosa lambung d.d
nyeri pada ulu hati
2. D.0019 Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake nutrisi tidak adekuat d.d mual muntah
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
09.00 WITA
Defisit nutrisi D.0019 Mengkaji ulang TTV dan KU
Ketidakseimbangan 10.00 WITA
nutrisi :kurang dari Menjelaskan informasi tentang
kebutuhan tubuh b.d pemenuhan nutrisi
intake nutrisi tidak 11.00 WITA
adekuat d.d mual Mengajurkan pasien makan sedikt tap
muntah serinng
12.00 WITA
Mengkaji makanan yang disukai pasie
.
minggu, 8 agustus D.0074 gangguan rasa 09.00 WITA
2021 nyaman : nyeri b.d Mengkaji ulang TTV dan mengkaji
iritasi mukosa ulang skala nyeri pada pasien
lambung . 10.00 WITA
Memonitior asupan makanan yaitu
seberapa banyak makan yang
dihabiskan klien
Memonitor berat badan, yaitu
mengukur BB klien.
11.00 WITA
Menciptakan lingkungan yang nyama
pads klien
12.00 WITA
Mengatur posisi semi fowler pada
pasien
08.00 -09.00WITA
Defisit nutrisi D.0019 Menganjurkan pasien untuk tidak
Ketidakseimbangan makan Makanan yang mengiritasi
nutrisi :kurang dari lambung
kebutuhan tubuh b.d 09.10-10.00 WITA
intake nutrisi tidak Melakukan oral hygine pada klien
adekuat d.d mual dengan membantu klien menyikat gig
muntah 10.15-11.00WITA
Memberikan klien makanan yang
tinggi serat untuk mencegah konstipas
dan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein
11.15-12.00WITA
Memonitior asupan makanan yaitu
seberapa banyak makan yang
dihabiskan klien
Memonitor berat badan, yaitu
mengukur BB klien.
E.EVALUASI
TGL/JAM DX EVALUASI
09/08/2021 I S:mengatakan nyeri pada ulu hatinya
sudah hilang
O: klien tampak rileks
Klien tampak tidak meringis lagi
TD:110/80 mmHg
N:80x/i
RR:20x/i
SB : 36,8C°
A: masalah teratasi
P: -
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang
secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada
perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian
orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri
gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori)
menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari
ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).
B. Saran
Semoga makalah dan asuhan keperawatan ini bisa bermanfaat bagi banyak
orang, dan kami selaku penyusun makalah ini meminta maaf jika ada salah
kata yang ada di dalam makalah ini. Kami sangat mengharapkan kritik dan
serta saran dari Dosen Pembimbing beserta teman-teman kelompok lain guna
untuk menyempurnakan makalah kami. Terima kasih sudah membaca
makalah kami, dan semoga kita semua diberi kesehatan selalu.