Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Ns. Fadhila, M.Kep

Disusun oleh :

KELOMPOK IV

{SEMESTER : VII / D}

1. Niken Apdiningsih

2. Nur Farah Nabila

3. Nurul Fadhilah

4. Nuzula Ulfa

5. Nur Afni

PRODI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LHOKSEUMAWE
2020

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat
dan rahamat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
keperawatan gerontik ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Diare”. Tujuan
penulisan asuhan keperawatan ini untuk memenuhi tugas Keperawatan gerontik.
Dalam penyusunan tugas ini banyak sekali pihak yang membantu hingga
menyelesaikan tugas ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,yang telah membantu
sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.
Dalam Proses penulisan tugas ini penulis telah berusaha sebaik
mungkin.Namun demikian penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca demi penyempurnaan
dari tugas ini sangat penulis harapkan.
Harapan penulis, semoga tugas ini dapat berguna bagi semua pihak.

Lhokseumawe, 26 November 2020

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI...........................................................................................................3
B. ETIOLOGI.........................................................................................................3
C. PATOFISIOLOGI..............................................................................................4
D. MANIFESTASI KLINIS...................................................................................5
E. KOMPLIKASI...................................................................................................5
F. PENATALAKSANAAN...................................................................................6
G. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS.........................................................8
1. PENGKAJIAN.............................................................................................8
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN.................................................................9
3. INTERVENSI..............................................................................................9

BAB III TINJAUAN KASUS


1. PENGKAJIAN...........................................................................................11
2. DIAGNOSA..............................................................................................13
3. INTERVENSI KEPERAWATAN.............................................................15
4. IMPLEMENTASI......................................................................................16
5. EVALUASI................................................................................................17

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................18
B. SARAN............................................................................................................18

3
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang
berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di
Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan
fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan
masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap
kesehatan pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang
menyerang masyarakat karena kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun
kebiasaan yang buruk yang mencemari lingkungan tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di lingkungan bebas
tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman
Hippocrates. Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah
kesehatan utama masyarakat Indonesia.
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian
dan dapat menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama
kematian pada diare adalah dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan
garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI, 1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak
segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses
asuhan Keperawatan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam
memecahkan masalah pada Tn.”M” dengan diare.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Diare yang dialami oleh pasien
Tn.”M”.

1
b) Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Diare.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami defekasi berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam
frekuensi yang sering (Lynda Juall, 2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA,
2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan
situasi dimana seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti
melilit atau mulas kemudian defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan
tidak berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus dengan frekuensi
lebih dari 3 kali.

B. ETIOLOGI
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1. Faktor Infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
- Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
- Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
- Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles,
protozoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas
homonis), jamur (candida albicans).
- Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan,
seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada
bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.
2. Faktor Malabsorbsi 

3
- Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan -
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).Pada
bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
- Malabsorbsi lemak
- Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan 
- Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan. 
4. Faktor Psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare tidak karena peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare pula.
Patogenesis diare akut :
a. Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
b. Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus.
c. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

4
d. Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronis :
Lebih koplek  dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri,
parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
a) Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia).
b) Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
c) Hipoklikemia
d) Gangguan sirkulasi darah.

D. MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu
makan berkurang atau tidak ada.
1) Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
2) Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
3) Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin
lama makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat
makin banyak asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh
usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa
dan elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-
ubun cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

E. KOMPLIKASI
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sebagai berikut :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Rinjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot, lemak, bradikardia -

5
, perubahan elektrokardiagram).
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktasi.
6. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik).

F. PENATALAKSANAAN
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2. Dietetik (cara pemberian makanan)
3. Obat-obatan.
1. Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya
dan keadaan umum.
a. Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral
berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk
diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml
g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium
50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
b. Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan
kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan
stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung
berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan
sesuai dengan umur dan BB-nya.
- Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
- Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral Selanjutnya : 125 ml/kg -

6
BB / hari
- Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde) selanjutnya 125
ml / kg BB / hari
- Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari
7 kg jenis makanan :
- Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
- Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak
tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu
dengan tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang /
tidak sejuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja
dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
/ karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
- Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
- Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut
lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada
manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
- Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas
bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.

7
G. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi
atau komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat mendapatkan
dua tipe data yaitu :
a) Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan
persepsi klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup
perasaan ansietas, ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
- Pasien mengeluh diare terus menerus
- Pasien mengatakan feses encer/cair
- Pasien mengeluh mulas
b) Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan
pengamatan atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
- Pasien terlihat tampak lemas
- Pasien terlihat memegangi area perutnya
Pola Kesehatan Fungsional
a. Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan sebelum
makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b. Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c. Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per hari.
d. Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b. Tanda vital
- Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan

8
- Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
- Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
- TD menurun karena dehidrasi
- RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
- Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
- Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c. Mata: cekung
d. Mulut: mukosa kering
e. Abdomen: turgor jelek
f. Kulit: kering, kapilari refil > 2’

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.
2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar
dan encer.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
menurunnya intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

3. INTERVENSI
N TUJUAN &
DIAGNOSA INTERVENSI
O KRITERIA HASIL
1 Diare akut Tujuan : Diare dapat 1. Bowel elimination :
berhubungan teratasi dalam jangka  Pantau frekuensi dan
dengan infeksi waktu secepatnya pola defekasi
bakteri  Monitor kebutuhan
Hasil yang diharapkan :
cairan Monitor
a. Konsistensi feses keseimbangan cairan
berbentuk  Anjurkan klien untuk
b. Tidak ada keluhan meningkatkan cairan
mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas

Kurangnya Tujuan :   1. Kaji intake dan output, otot


2
volume cairan Keseimbangan cairan dan observasi frekuensi

9
berhubungan dapat dipertahankan defekasi, karakteristik, jumlah
dengan dalam batas normal. dan faktor pencetus
seringnya buang Hasil yang diharapkan : Rasional : menentukan
air besar dan a. Pengisien kembali kehilangan dan kebutuhan
encer. kapiler < dari 2 cairan.
detik 2. Kaji TTV
b. Turgor elastik Rasional : membantu
c. Membran mukosa mengkaji kesadaran pasien.
lembab 3. Kaji status hidrasi, ubun-
d. Berat badan tidak ubun, mata, turgor kulit, dan
menunjukkan membran mukosa.
penurunan Rasional : menentukan
kehilangan dan kebutuan
cairan
Tujuan        :  1. Timbang BB tiap hari
3 Perubahan
Anak-anak toleran diet Rasional : mengevaluasi
Nutrisi Kurang
yang sesuai. keefektifan dalam pemberian
Dari Kebutuhan
Hasil yang diharapkan : nutrisi./
Tubuh
- BB dalam batas 2. Pembatasan aktifitas selama
Berhubungan
normal fase sakit akut
Dengan
- Tidak terjadi Rasional : mengurangi reyurtasi.
Menurunnya
kekambuhan diare. 3. Jaga kebersihan mulut
Intake Dan
pasien
Menurunnya
Rasional : mulut yang bersih
Absorbsi
meningkatkan nafsu makan.
Makanan Dan
4. Monitor intake dan output
Cairan.
Rasional : observasi kebutuhan
nutrisi.

10
BAB IV
TINJAUAN KASUS

Kasus
Tn. M Berusia 65 Tahun datang Ke RSUD Sutomo, dengan lemas akibat Diare
sejak dua hari yang lalu. Tn. M sehari yang lalu meminum susu yang didapatkan
dari posyandu lansia. Tn. M hanya membeli obat diare di kios terdekat sudah
diminum tapi belum bisa sembuh. Kemudian Tn.M diantar anaknya ke RSUD
Sutomo. Dari hasil pemeriksaan didapatkan : TD: 110/70 mmHg, RR: 24x/menit,
HR: 72x/menit, Bising usus: 35 x/menit, perkusi terdengar hipertimpani.

1. PENGKAJIAN
a) Biodata
Tanggal pengkajian : 15 Maret 2017
Tanggal MRS : 14 Maret 2017
Nama : Tn. M
Usia : 65 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pensiun
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Duda
Alamat : Surabaya
Agama : islam
Diagnosa medis : Diare
b) Keluhan Utama
Tn.M mengatakan buang air besar dengan konsistensi cair dan frekuensi
sering (lebih dari 3 kali perhari).
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
Tn. M mengatakan sejak 2 hari sebelum dbawa ke rumah sakit klien buang air
besar dengan konsistensi cair dan frekuensi sering ( > 3x/hari), badan terasa
lemas, perut terasa mules, dan badan terasa demam. Klien sudah minum obat

11
diare namun belum berhenti kemudian klien memutuskan ke RSUD sutomo
diantar anaknya.
d) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
- Penyakit yang pernah dialami.
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya, klien hanya
mengalami sakit seperti pegal pegal, flu, dan sedikit pusing, tapi klien
bisa sembuh sendiri dengan obat-obat yang dibelinya sendiri di apotik atau
di kios kios terdekat
- Riwayat operasi
Klien mengatakan tidak pernah dilakukan tindakan operasi
- Riwayat alergi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami alergi terhadap obat-obatan
atau makanan tertentu.
e) Riwayat/Keadaan Psikososial
1) Bahasa sehari-hari : bahasa Jawa dan bahasa Indonesia
2) Persepsi klien tentang penyakitnya : klien mengatakan sakit yang dialami
saat ini merupakan sakit yang wajar dialami oleh orang yang sudah lanjut
usia.
3) Konsep diri :
- Gambaran diri
Klien mengatakan tidak mengalami masalah dengan gambaran diri
- Ideal diri
Klien selalu berdoa kepada Tuhan YME agar selalu diberi kesabaran
dalam menghadapi setiap sakit yang dialaminya dan semoga cepat
diberikan kesembuhan
- Harga diri
Klien merasa selama sakit anaknya selalu ada menemani dirinya, sehingga
klien selalu optimis untuk melakukan pengobatan demi mencapai
kesembuhan.
- Peran diri
Klien merupakan seorang duda, karena istri tercinta telah meninggal dunia
sejak 6 tahun yang lalu akibat penyakit ginjal. Dari pernikahannya, klien

12
memiliki 4 orang anak dan mereka telah memiliki keluarga masing-
masing.
- Aktualisasi diri
Dalam kesehariannya, klien masih sering mengikuti kegiatan di sekitar
rumahnya.
f) Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran composmentis, klien nampak lemah
2) Breath : Inspeksi : RR: 24x/menit, reguler, pergerakan dada
kanan-kiri simetris, Perkusi : terdengar sonor, Palpasi : steam fremitus
7-7 sama kanan-kiri, Auskultasi : terdengar vesikuler
3) Blood : BP: 110/70 mmHg, HR: 100x/menit, Suhu : 39,3
o
C , Akral hangat, merah, kering
4) Brain : Tingkat kesadaan klien : composmentis, GCS 4-5-
6, Klien masih mampu mengenali tempat (di RSUD Sutomo ), orang
(datang bersama anaknya), waktu (tanggal 15 Maret 2017).
5) Bowel : Auskultasi : bising usus 35x/menit, Perkusi :
terdengar hipertimpani, Klien mengatakan mengalami BAB sering dan
mencret, disertai rasa mules
6) Bladder : Klien mengatakan dalam sehari biasanya BAK
sekitar 8x/hari, dengan total volume mencapai 1500ml/hari, warna kuning
jernih, dan tidak mengalami kesulitan saat BAK
7) Bone and Integumen : Saat dilakukan pengkajian, klien mengatakan tidak
mengalami keluhan pada tulang maupun persendiannya., Turgor kulit
menurun]

2. DIAGNOSA
 Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan output yang berlebih

NS. DIAGNOSIS : 00195 Resiko Ketidakseimbangan elektrolit

(NANDA-I)
Domain : 2. Nutrisi
Kelas : 5. Hidrasi
DEFINITION :

13
Kerentanan mengalami perubahan kadar elektrolit
serum, yang dapat mengganggu kesehatan

 Haus
 Kelemahan
 Kulit kering
 Membran mukosa kering
 Peningkatan frekuensi nadi
 Peningkatan hematrokit
 Peningkatan kosentrasi urine
 Peningkatan suhu tubuh
DEFINING  Penurunan berat badan tiba-tiba
CHARACTERISTICS  Penurunan haluaran urine
 Penurunan pengisian vena
 Penurunan tekanan darh
 Penurunan tekanan nadi
 Penurunan turgor kulit
 Penurunan turgor lidah
 Penurunan volume nadi
 Perubahan status mental

 Diare
RELATED FACTORS:  Gangguan mekanisme pengaturan
 Kekurangan volume cairan
Subjective data entry Objective data entry
1. Demam 1. BAB frekuensi >3x sehari
2. Lemas 2. Nadi 80 x/menit
3. Perut mules 3. TD : 110/70 mmhg
AS

4. RR : 24x/menit
5. HR : 72x/menit
6. bising usus : 35x/menit
7. Suhu 38 ͦ C
Client Ns. Diagnosis (Specify):
DIAGNOSIS

Diagnostic: Resiko Ketidakseimbangan elektrolit

Related to:
Statement: Kekurangan volume cairan

14
3.INTERVENSI KEPERAWATAN

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDIKATOR

MANAJEMEN Observation : HIDRASI 1. Turgor kulit (4)


CAIRAN DAN 2. Kelembapan membran
ELEKTROLIT 1. Monitor status hidrasi Definisi :
2. Mengobservasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tekanan mukosa (4)
darah, RR setiap 3 jam atau lebih sering Keadekuatan cairan
ruang intraseluler dan 3. Pemasukan cairan (4)
3. Mengobservasi BB setiap hari
Definisi: pengaturan ekstraseluler dari tubuh 4. Haus (4)
4. Mengkaji membrane mukosa, mata dan kulit
dan pencegahan 5. Monitor terhadap kehilangan cairan yang disebabkan dari 5. Kehilangan BB (4)
komplikasi diare 6. Diare (4)
perubahan tingkat
cairan dan atau
Action:
elektrolit
1. Tingkatkan masukan oral
2. Tunjang pemasukan nutrisi dan cairan yang adekuat
3. Pertahankan larutan intravena yang mengandung elektrolit
pada aliran yang tetap

Health Education :

1. Memberikan penjelasan tentang penyebab diare

15
2. Memberikan penjelasan kepada keluarga untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan makanan yang dikonsumsi
3. Memberikan penjelasan pada pasien/keluarga tentang hal-
hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi diare
4. Memberikan penjelasan kepada keluarga agar anak
diberikan cukup minum dan makanan yang mengandung
serat (sayur-sayuran)

Collaboration :

Memberikan terapi cairan intravena & obat-obatan untuk diare


( L BIO, Zing, Ranitidin)

4.IMPLEMENTASI
N TANGGAL/
TINDAKAN
O JAM
Pengkajian : mengkaji status cairan Memberikan :
1
09-02- 1. Mengukur tanda vital a. Makan sesuai selera
2017/09.00 Respon / hasil : b. Cairan sesuai resep
WIB
 Nadi 92 x/menit Respon : Telah memberikan anjuran kepada pasien untuk
 RR 40 x/menit mengurangi aktifitas berat yang berlebih dan
 TD 120/40 mmHg mengkonsumsi banyak air seperi minum air putih,jus
 S 38 C jambu, minuman isotonik.

2. Telah melihat catatan asupan cairan, kalori pasien, 3. Telah memberikan infus perhari 750 cc serta tetesan
infus 750/24jam = 31 tetesan infus/menit
pasien telah mendapat asupan dan cairan yang cukup -

16
1. Mengukur tanda vital 3. Membantu pasien tehnik distraksi relaksasi
2
Respon / hasil : Respon : Nyeri sedikit berkurang
 Nadi 110 x/menit
03-02- 4. Melakukan Kolaborasi dengan ahli gizi
 RR 40 x/menit
2017/10.00
WIB  TD 99/65 mmHg Ahli gizi menyarankan : Makan sedikit namun sering serta

 S 36,6 C banyak minum air putih.

 BB 9 kg
2. Membantu pasien memberi makan
Respon : Pasien makan 3x sehari , porsi habis

5. EVALUASI
MASALAH
TANGGAL/ CATATAN PERKEMBANGAN
KEPERAWATAN /
JAM S:
KOLABRATIF O:
 Ibu mengatakan An. B tidak diare
Risiko 03-02-
 Pasien sudah tidak mual muntah  S : 37 c
ketidakseimbangan 2017/10.00
 Nafsu makan membaik  Nadi 110 x/menit
elektrolit WIB
 Demam sudah tidak ada  RR 40 x/menit
 Namun batuk masih ada  TD 99/65 mmHg
 S 36,6 C
A:  BB 9 kg

17
Masalah Belum Teratasi
P:
Intervensi Dilanjutkan

18
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Diare merupakan penyakit yang umumnya diakibatkan oleh infeksi atau dapat
disebabkan oleh faktor makanan maupun psikologis pada anak yang dapat
menyebabkan dehidrasi, syok, dan kematian. Berdasarkan pada hasil pembahasan
dapat disimpulkan bahwa gangguan kekurangan volume cairan pada Bayi dapat
teratasi dibuktikan dengan mukosa lembab, anak tidak rewel, tidak tampak lemah,
cairan tubuh mulai seimbang, dan turgor kulitnya elastis.

B. SARAN
Pada kasus diare pada lansia, sebaiknya diperhatikan dengan benar intake ,maupun
output serta TTV dan pelaksanaan yang utama yaitu dehidrasi yang benar.
Bagi para kerabat terdekat untuk selalu memantau intake serta output keluarga nya
yang dirawat misalkan makan dan minum segera bawa ke Rumah Sakit jika demam
tidak turun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin,Arif. 2008. Buku Ajar asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Imunologi.


Jakarta: Salemba Medika.
Carpenito, Lynda Jual-Moyet. 2008. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10.
Jakarta: EGC.
Herdman, T. Heather. 2015. NANDA International Inc. Nursing diagnoses: definitions
& classification. Jakarta: EGC.

Widagdo. 2012. Masalah dan Tatalaksanaan Penyakit Anak dengan Demam. Jakarta:
Sagung Seto.

20
21

Anda mungkin juga menyukai