Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

JUDUL KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA AN “A” DENGAN KELUHAN DIARE DI


RUANG POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT SITI KHADIJAH
PALEMBANG TAHUN 2022

OLEH :

PUTRI AMALIA
154012113042

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus
yang berjudul “Asuhan kebidanan pada bayi “f” dengan kejang demam diruang
madinah rumah sakit islam siti khadijah palembangTahun 2022” dengan baik dan
tepat waktu.
Pada pembuatan laporan ini Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada seluruh dosen pembimbing terutama pada program studi
diploma kebidanan,yang telah mengatur segala proses dinas dirumah sakit islam
siti khadijah Palembang.
Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Pendahuluan masih jauh dari
kesempurnaan, Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Palembang, Desember 2022

Putri Amalia

I
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi.......................................................................................................................
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN......................................................................
A. Konsep Dasar Teori.................................................................................................
a. Definisi .....................................................................................................
b. Etiologi .....................................................................................................
c. Fisiologi .....................................................................................................
d. Patofisiologi .....................................................................................................
e. Manifestasi Klinik................................................................................................

f. Penatalaksanaa.....................................................................................................
.....................................................................................................
.......................................................................10
B. Asuhan Kebidanan...................................................................................................
a. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan..............................................................
b. Pendokumentasian secara SOAP.........................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis
lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan
masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat
untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare
tersebut.
Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan
pada umumnya. Banyaknya penyakit-penyakit lingkungan yang menyerang masyarakat karena
kurang bersihnya lingkungan disekitar ataupun kebiasaan yang buruk yang mencemari
lingkungan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan penyakit yang dibawa oleh kotoran yang ada di
lingkungan bebas tersebut baik secara langsung ataupun tidak langsung yaitu melalui perantara.
Penyakit diare merupakan suatu penyakit yang telah dikenal sejak jaman Hippocrates.
Sampai saat ini, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat
Indonesia.
Diare merupakan penyakit berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian dan dapat
menimbulkan letusan kejadian luar biasa (KLB). Penyebab utama kematian pada diare adalah
dehidrasi yaitu sebagai akibat hilangnya cairan dan garam elektrolit pada tinja diare (Depkes RI,
1998). Keadaan dehidrasi kalau tidak segera ditolong 50-60% diantaranya dapat meninggal.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan
Kebidanan nyata serta mendapatkan pengalaman dalam memecahkan masalah pada An “A”
dengan Gastroenteritis atau diare.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tentang kasus Gastroenteritis yang dialami oleh pasien

3
An.”A”.
b. Untuk mengetahui alternatif pengobatan pada pasien dengan Gastroenteritis (diare).

C. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam laporan ini ditulis dengan metode observasi,
dengan teknik pengumpulan data, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam
medis).

D. Sistematika Penulisan
Dalam Asuhan Kebidanan pada pasien An. ‘’A” dengan Gastroenteritis (diare)
BAB I : Pendahuluan
BAB II : Tinjauan Teori
BAB III : Tinjauan Kasus
BAB IV : Pembahasan
BAB V : Penutup
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori
a. Definisi

Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall, 2012).

Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).

Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian defekasi
berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara terus- menerus
dengan frekuensi lebih dari 3 kali.

b. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
1.   Faktor infeksi
a.  Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
-   Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler, tersinia,
aeromonas, dsb.
-   Ifeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
-   Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protozoa
(Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur
(candida albicans).
b.  Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis
media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis
dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2
tahun.

2.   Faktor malabsorbsi 

5
-   Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan
sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
-   Malabsorbsi lemak
-   Malabsorbsi protein

3.   Faktor makanan 


Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.   Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

c. Fisiologi

d. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1.   Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

6
2.   Gangguan sekresi
Akibat gangguan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
tidak karena peningkatan isi rongga usus.

3.   Gangguan motilitas usus


Hiper akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan, sehingga timbul diare, sebaliknya jika peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan
diare pula.

Patogenesis diare akut :


-     Masuknya jada renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung.
-     Jasad renik tersebut berkembangbiak (multiplikasi) di dalam usus halus.
-     Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
-     Akibat toksin hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Patogenesis diare kronis :


Lebih koplek  dan faktor-faktor yang menimbulkan wabah infeksi, bakteri,
parasit, malabsorbsi, malnutrisi, dll.
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
-     Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengatakan terjadinya
gangguan keseimbangan asam basa (osidosis, metabolik, hipokalamia).
-     Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
-     Hipoklikemia
-     Gangguan sirkulasi darah.

7
e. Manifestasi Klinik
Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nasfu makan berkurang
atau tidak ada.
-     Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau lendir darah.
-     Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur empedu
-     Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama
makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak
asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena
lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila
pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput
lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

f. Penatalaksanaan
Medik :
Dasar pengobatan diare adalah :
1.   Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah pemberianya.
2.   Dietetik (cara pemberian makanan)
3.   Obat-obatan.

1)  Pemberian cairan
Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan
keadaan umum.
a.   Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan
yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena
pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6
bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap
sering disebut : oralit.

8
b.   Cairan parontenal
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan
pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada
umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi,
yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.
-     Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
-    Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral
selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
-     Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)
selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
-     Dehidrasi berat
Tergantung pada umur dan BB pasien.

2)   Pengobatan dietetik
Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan BB kurang dari 7 kg
jenis makanan :
-     Susu (ASI adalah susu laktosa yang mengandung laktosa rendah dan asam lemak
tidak jenuh, misalnya LLM, al miron).
-     Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat (nasitim), bila anak tidak
mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
-     Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan
tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak sejuh.

3)   Obat-obatan

9
Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan /
tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat
lain (gula, air tajin, tepung beras sbb).
-     Obat anti sekresi
Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg.
Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari
-     Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak
beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat
pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya
untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
-     Antibiotik
Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila
penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari.
Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis,
bronkitis / bronkopneumonia.

B. ASUHAN KEBIDANAN (TEORITIS)


a. Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan
Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan verifikasi atau
komunikasi data tentang klien selama pengkajian perawat mendapatkan dua tipe
data yaitu :
a) Data subjektif : pengumpulan data dari sumber primer/ klien) merupakan persepsi
klien tentang masalah kesehatannya biasanya mencangkup perasaan ansietas,
ketidaknyamanan fisik atau stress mental.
-Pasien mengeluh diare terus menerus
-Pasien mengatakan feses encer/cair
-Pasien mengeluh mulas
b) Data objektif: (pengumpulan data dari sumber sekunder) merupakan pengamatan
atau pengukuran yang dibuat oleh pengumpul data.
-Pasien terlihat tampak lemas
-Pasien terlihat memegangi area perutnya

10
Pola kesehatan fungsional
a.   Pemeliharaan kesehatan
Personal hygiene kurang : kebiasaan memelihara kuku, cuci tangan sebelum
makan, makanan yang dihidangkan tidak tertutup, makanan basi.
b.   Nutrisi dan metabolik
Hipertermi, penuturan berat badan total sampai 50%, dnoteksia, muntah.
c.   Eliminasi BAB
Feces encer, frekuensi bervariasi dari > dari 3 sampai 8 kali per hari.
d.   Aktifitas
Kelemahan tidak toleran terhadap aktifitas.
e. Sensori
Nyeri ditandai rasa sakit pada abdomen.

Pemeriksaan Fisik
a.   Keadaan umum
Tampak lemah dan kesakitan.
b.   Tanda vital
Berat badan menurun 2% dehidrasi ringan
Berat badan menurun 5% dehidrasi sedang
Berat badan menurun 8% dehidrasi berat
TD menurun karena dehidrasi
RR meningkat karena hipermetabolisme, cepat dan dalam (kusmoul)
Suhu meningkat bila terjadi reaksi inflmasi
Nadi meningkat (nadi perifer melemah)
c.   Mata: cekung
d.   Mulut: mukosa kering
e.   Abdomen: turgor jelek
f.   Kulit: kering, kapilari refil > 2’

B. DIAGNOSA KEBIDANAN

11
1.   Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri.
2. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan seringnya buang air besar dan
encer.
3.   Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan menurunnya
intake dan menurunnya absorbsi makanan dan cairan.

C. INTERVENSI
1. Diagnosa : Diare akut berhubungan dengan infeksi bakteri
Tujuan : Diare dapat teratasi dalam jangka waktu secepatnya
Hasil yang diharapkan :
a. Konsistensi feses berbentuk
b. Tidak ada keluhan mengenai diare
c. Tidak terjadi lemas
2. Diagnosa     : Kurangnya volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan
seringnya buang air besar dan encer.
Tujuan        :  Keseimbangan cairan dapat dipertahankan dalam batas normal.
Hasil yang diharapkan :
a.       Pengisien kembali kapiler < dari 2 detik
b.      Turgor elastik
c.       Membran mukosa lembab
d.      Berat badan tidak menunjukkan penurunan.
Intervensi :   
- Kaji intake dan output, otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah
dan faktor pencetus
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuhan cairan.
-  Kaji TTV
Rasional : membantu mengkaji kesadaran pasien.
-  Kaji status hidrasi, ubun-ubun, mata, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : menentukan kehilangan dan kebutuan cairan.
- Ukur BB setiap hari

12
Rasional : mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi.
-  Anak diistirahatkan
Rasional : meningkatkan sirkulasi.
- Kolaborasi dengan pemberian cairan parenteral
Rasional : meningkatkan konsumsi yang lebih.
- Pemberian obat antidiare, antibiotik, anti emeti dan anti piretik sesuai program.
Rasional : menurunkan pergerakan usus dan muntah.

3. Diagnosa     : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan menurunnya intake absorbsi makanan.
Tujuan        :  Anak-anak toleran diet yang sesuai.
Hasil yang diharapkan :
-BB dalam batas normal
-Tidak terjadi kekambuhan diare.
Intervensi :   
-Timbang BB tiap hari
Rasional : mengevaluasi keefektifan dalam pemberian nutrisi./
- Pembatasan aktifitas selama fase sakit akut
Rasional : mengurangi reyurtasi.
- Jaga kebersihan mulut pasien
Rasional : mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
-Monitor intake dan output
Rasional : observasi kebutuhan nutrisi.

D. PELAKSANAAN
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana
asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan yang lebih dibuat,
dimana tindakan yang dilakukan mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.

E. EVALUASI

13
1) Pasien tidak diare lagi
2) Konsistensi feces berbentuk dan tidak cair
3) Pasien tidak merasa mulas

14
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 18 desember 2022 pukul 09.00 Wita, di
Ruang Poliklinik Rumah Sakit Siti Khotijah Palembang dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik, dan dokumentasi (rekam medis).

1. PENGUMPULAN DATA

ASUHAN KEBIDANAN PADA AN “A” DENGAN KELUHAN DIARE DI RUANG


POLIKLINIK ANAK RUMAH SAKIT SITI KHADIJAH PALEMBANG TAHUN 2022

Pengkajian Data, Tanggal :18 Desember 2022


Tempat :Rumah Sakit Islam Siti Khodijah
Waktu :09:00 Wib
Kunjungan Ke :

I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama Bayi :An. A
Umur Bayi :2 Tahun
Jenis Kelamin :Laki laki

Nama Ibu :Ny.P Nama Suami :Tn.A


Umur :23 tahun Umur :24 Tahun
Pendidikan :SMA Pendidikan :SMA
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Wirausaha
Agama :Islam Agama :Islam

15
Alamat :Lr Pelita lr loben 1 palam Rt 036/09

B. Alasan datang : Ibu mengatakan sudah BAB 5x sejak jam 7 pagi

C. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu Ibu


No Tahun Tempat Usia Jenis Penolong Penyulit K.U Anak
Partus Partus Kehamilan Persalinan Masa JK BB PB Keadaan
Nifas
1 2020 Bidan Aterm Spontan Bidan Tidak Baik ♂ 32 50 Baik
ada 00 cm
gr
2
3
4
5

D. Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada

E. Riwayat Kesehatan yang Lalu : 1 bulan lalu yang anak batuk dan pilek

F. Pola Nutrisi
ASI Eksklusif : Ya
Lama Pemberian ASI : 9 bulan
MP-ASI sejak umur : Diatas 6 bulan
Porsi makan sehari – hari : 3x/hari
Pola minum sehari – hari : 4 Gelas/hari

G. Pola Eliminasi
- BAK : 3x/hari
- BAB : 5x/hari Konsistensi : Encer

16
H. Pola Istirahat : 3 jam siang hari, 11 jam malam hari

I. Riwayat Imunisasi
Jenis Imunisasi Pemberian Ke / Tanggal Pemberian Ket
I II III IV
BCG 09-07-2020 lengkap
Hepatitis B 09-06-2020 10-08-2020 10-09-2020 10-10-2020 lengkap
Polio 09-07-2020 lengkap
DPT 10-08-2020 10-09-2020 10-10-2020 lengkap
Campak 11-03-2021 lengkap

J. Riwayat Psikososial : Anak aktif bermain

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda Vital
T : 36,6⸰c
P :20 x/menit
N :100 x/menit
d. Kepala : Normal, tidak ada kelainan
e. Muka : Normal,tidak ada kelainan
f. Mata : Simetris, konjungtiva merah mudah, sklera tidak ikterik
g. Hidung : Normal, pernapasan baik
h. Mulut : Normal,bersih
i. Telinga : Normal,Simetris,bersih,
j. Dada : Normal, pernapasan baik
k. Abdomen : Normal, tidak ada kelainan, tidak ada kembung/kolik
l. Kulit : Normal, turgor kulit baik
m. Genetalia : Normal, tidak ada kelainan

17
n. Tungkai / Ekstremitas : Normal, tidak ada kelainan, gerak aktif

2. Pemeriksaan Antropometri
- Berat Badan : 10 kg
- Panjang Badan : 80 cm
- Lingkar Kepala : 50 cm
- Lingkar Dada : 56 cm
- LILA : 16 cm

3. Pemeriksaan Penunjang (Dilakukan jika ada indikasi)


Lab: Antigen

III. ANALISA DATA


An. A usia 2 Tahun dengan D

IV. PENATALAKSANAAN
Pukul 10:15 : Menginformasikan hasil pemeriksaan
Pukul 10:20 : Menfasilitasi imunisasi campak
Pukul 10:30 : Memberikan KIE tentang efek samping dari imunisasi campak
Memberikan KIE tentang obat penurun panas jika demam setelah imunisasi
Memberikan KIE kepada ibu untuk tetap memberikan asi dan makanan
tambahan yang lebih padat
Pukul 10:40 : Menyepakati kunjungan selanjutnya

18
Palembang, 20…
Mengetahui,
Pembimbing CI Lapangan Pembimbing Akademik

(……………………………..) (……………………………)

Mahasiswa

(………………………………..)

19
BAB IV
PEMBAHASAN

Kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus ( pengkajian, perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi).
Pada tinjauan teori di perencanaan keperawatan terdapat kesenjangan dengan tinjauan
kasus. Pada perencanaan di tinjauan teori terdapat rencana untuk mengkaji intake dan output,
otot dan observasi frekuensi defekasi, karakteristik, jumlah dan faktor pencetus tetapi pada
tinjauan kasus tidak terdapat rencana untuk mengkaji intake dan output, otot dan observasi
frekuensi defekasi, karaktreristik, jumlah dan faktor pencetus.

20
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diare merupakan keadaan ketika individu mengalami atau berisiko mengalami defekasi
berupa feses cair atau feses tidak berbentuk dalam frekuensi yang sering (Lynda Juall,
2012).
Diare adalah pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk (NANDA, 2012).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa diare merupakan situasi dimana
seorang individu mengalami sensasi rasa sakit perut seperti melilit atau mulas kemudian
defekasi berupa feses yang encer atau lunak dan tidak berbentuk serta dikeluarkan secara
terus- menerus dengan frekuensi lebih dari 3 kali.
Pada kasus Tn. H pasien mengalami diare karena infeksi bakteri, setelah diberikan asuhan
keperawatan 1x24 jam diadapatkan :
S : pasien mengatakan sudah tidak lemas lagi, pasien mengatakan BAB 2x sehari, bau
khas feses warna kuning, konsistensi lembek.
O : bising usus pasien 10x/ menit.
A : tujuan no 1, 2, 3, 4, 5, 6 tercapai, masalah diare teratasi.
P : pertahankan kondisi pasien

B. SARAN
Kami harap laporan ini dapat berguna untuk semua yang membacanya, untuk pasien yang
mengalami diare diharapkan untuk banyak minum sebagai pengganti cairan elektrolit
seperti oralit dan norit.

21
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Doengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai