Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN DIARE

Dosen Pengampu: Ns. ZE Yulis. S.Kep,. M.Kes

Disusun Oleh :

NAMA : SITI NUR AMANAH

NIM : 1911011013

KELAS : 4 A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Tidak lupa juga sholawat serta
salam kami panjatkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang menjadi
tauladan dalam menuntut ilmu.

Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UAS Mata
Kuliah “Keperawatabn Anak” yang kami susun dalam bentuk makalah dengan judul
“Diabetes pada anak” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Ns. ZE Yulis. S.Kep,. M.Kes sebagai Dosen Pengampu
keperawatan anak Prodi S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat senang dan terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk perbaikan makalah
ini.

Jember, 31 Juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah

1.3. Tujuan penulisan


BAB II PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Definisi Diare
2.1.2 Etiologi

2.1.3 Manifestasi klinik

2.1.4 Pemeriksaan penunjang

2.2 Pathway

2.3 Asuhan Keperawatan

2.3.2. Pemeriksaan Fisik

2.3.3.Diagnosa

2.3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

2.3.5. Implementasi

2.3.6. Evaluasi

BAB III PENUTUP.............................................................................................15


3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) disertai
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3 kali/ hari) disertai perubahan, dengan atau tanpa
darah dan atau lendir. Diare dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu diare akut dan diare kronik
( Suraatmaja, 2007 ).Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF tahun 2012, di seluruh
dunia terdapat kurang lebih dua miliar kasus penyakit diare setiap tahunnya. 1,9 juta penderitanya
adalah anak – anak yang berusia kurang dari 5 tahun, jika tidak ditangani bisa berujung pada kematian,
utamanya di negara berkembang. Jumlah ini 18% dari semua kematian anak di bawah usia lima tahun
dan berarti bahwa lebih dari 5000 anak-anak mati setiap hari sebagai akibat dari penyakit diare (WGO,
2012)Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus diare yang ditemukan di
Indonesia sekitar 246.835 penderita dengan jumlah kematian 1.289, sebagian besar (70-80%) terjadi
pada anak-anak dengan usia dibawah lima tahun. Penemuan kasus diare di Jawa Tengah ada sekitar
25,22 % per 1000 penduduk (Profil kesehatan Indonesia, 2010) Dari hasil Riset Kesehatan Dasar (2007)
dalam profil kesehatan, (2012), menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian
nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita (25,2%), sedangkan pada golongan semua umur
merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%).
Diagnosis keperawatan yang sering muncul pada pasien yang menderita diare adalah kekurangan
volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi. Peran perawat sebagai pemberi pelayanan keperawatan
pada anak yang dirawat dengan diare, diantaranya memantau asupan dan pengeluaran cairan. Anak
yang mendapatkan terapi cairan melalui intravena perlu pengawasan untuk asupan cairan, kecepatan
tetesan harus diatur untuk memberikan cairan volume yang dikehendaki dalam waktu tertentu dan
lokasi pemberian infus harus dijaga (Wong, 2008).

1.2. Rumusan masalah


1. Apa definisi diare?
2. Bagaimana etiologi diare?
3. Apa saja manifestasi klinik pada diare ?
4. Apa saja pemeriksaan penunjang diare ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi diare
2. Untuk mengetahui etiologi diare
3. Mengetahui manifestasi klinik diare
4. Mengetahui pemeriksaan penunjang diare

BAB II
ISI
2.1. KONSEP DASAR DIARE
2.1.1. Definisi Diare
a. Pengertian Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang
lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.
Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese.
Seseorang dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes, 2016). WHO
(2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek
hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan
diare persisten terjadi selama kuran lebih 14 hari.
2.1.2 Etiologi

Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi
sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena denga sebutan penyakit diare akan
mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada bayi perlu
mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bisa terlambat. Faktor
penyebab diare, antara lain :

a. Factor Infeksi

1). Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.

Meliputi infeksi enteral sebagai berikut :

a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,


Aeromonas, dan sebagainya.

b) Infeksi virus : Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Polomyelitis) Adeno-virus,


Rotavirus, Astovirus, dan lain-lain.
2). Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut
(OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan
ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. Factor malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerasni laktosa, maltose, dan


sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa).

Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa), Lemak dan Protein c.
Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar). Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare,
yaitu :

1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan

2. Menggunakan botol susu

3. Menyimpanan makanan masak pada suhu kamar

4. Air minum tercemar dengan bakteri tinja

5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamaah makanan.

2.1.3 Manifestasi klinik

Manifestasi Klinik Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah
sebagai berikut:

1. Anak cengeng dan gelisah

2. Suhu tubuh meningkat

3. Tinja cair, warna kehijau-hijauan, disertai lendir atau darah

4. Anus dan daerah sekitarnya lecet

5. Muntah
6. Berat badan menurun

7. Dehidrasi

a). Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita belum jatuh
dalam keadaan pre syok, haus.

b). Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB cekung, mata
cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita jatuh pada pre syok/syok.

c). Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun (apatis sampai
koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.

2.1.4 Pemeriksaan penunjang

Menurut Rusepno (2005: 286), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diare
adalah:

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet cilinictest bila terdapat toleransi
glukosa.

c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi

2. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH dan cadangan alkali
atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektronik terutama kadar natrium, kalium dan fosfat dalam serum (terutama pada
penderita diare yang disertai kejang).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif
dan kuatitatif, terutama pada penderita diare kronik.
2.2 Pathway
Piskologi

Infeksi Makanan

Ansiestas
Berkembang diusus
Toksistas tidak dapat diserap

Hipersekresi air dan


elektrolit lemak
Hiperperistatik Malabrobsi KH, protein

Isi usus
Penyerapan makanan Meningkatkan tekanan
osmotik

Pengeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare
2.3 Asuhan Keperawatan

Tanggal pengambilan data : 25 juni 2018 ( Jam 09.00 WIB )

MRS : 25 juni 2018 ( Jam 10.00 WIB )

Ruang : Rawat Inap Anak

No MR : 421909

2.3.1. Laporan kasus

A. Identitas Klien

1. Biodata

1. Nama / Nama Panggilan : Nn. A

2. Tempat Tanggal Lahir / Usia : Kendari , 14 Maret 2002

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Pendidikan : -

6. Alamat : Puuwatu

7. Tanggal Masuk : 24 juni 2018

8. Tanggal Pengkajian : 25 juni 2018

9. Diagnosa Medis : Diare

2. Identitas Orang Tua

1. Ayah

a. Nama / Nama Panggilan : Tn. H

b. Usia : 36 Tahun
c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Wiraswasta

e. Agama : Islam

f. Alamat : Puuwatu

2. Ibu a. Nama / Nama Panggilan : Ny. S

b. Usia : 35 Tahun

c. Pendidikan : SMA

d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

e. Agama : Islam

f. Alamat : Puuwatu

3. Identitas Saudara Kandung : Kalian tidak mempunyai saudara

B. Pengkajian

1. Keluhan Utama BAB ± 3× sehari Encer

2. Riwayat Kesehatan

A. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien dibawah ke puskesmas dengan keluhan BAB encer
yang dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk ke puskesmas, di selingi muntah -
muntah 2 kali sejak 5 hari sebelum masuk ke puskesmas hilang timbul. Pasien rewel (+)
riwayat batuk pilek (-) riwayat minum susu formula (-)

B. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk usia 0-5 tahun) 1. Prenatal Care A. Pemeriksaan
kehamilan Nn. A merupakan anak ibu S anak 1 ( pertama) selama hamil ibu klien
melakuakan pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih 6 × (kali). B. Keluhan selama hamil Ibu
mengatakan selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu selama hamil yaitu
tablet penamabah darah dari bidan.
C. Riwayat yang membahayakan kehamilan Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat
hipertensi dan penyakit DM.

D. Kenaikan berat badan selama hamil Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat
badan naik ± 10 kg.

E. Imunisasi

TT. Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT 2 × selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4
bulan mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua) pada kehamilan 5 bulan.

F. Golongan darah Orang tua mengatakan tidak mengetahui golongan darahnya.

2. Natal

a. Tempat melahirkan di RSUD Abu Nawas Kota kendari

b. Lama dan jenis persalinan Ibu mengatakan persalinannya lama. Sehingga dilakukan
dengan cara operasi caesar

c. Penolongan persalinan Ibu mengatakan persalinan di tolong oleh dokter

d. Cara untuk memudahkan persalianan Dengan cara caesar

e. Komplikasi waktu lahir Tidak ada komplikasi pada saat anak lahir.

3. Post Natal

a. Kondisi bayi BB lahir : 2700 gram PB lahir : 49 cm

b. Penyakit saat lahir Ibu mengatakan pada saat lahir Nn. A tidak mempunyai penyakit.

c. Problem menyusui Ibu megatakan tidak ada masalah saat menyusui .

d. Penyakit yang pernah di alami Sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit yang
berat dan hanya pernah mengalami panas / demam.

e. Kesehatan yang dialami Ibu mengatakan Nn. A tidak pernah mengalami jatuh atau kecelakaan.
f. Riwayat operasi Ibu megatakan Nn. A tidak pernah di lakukan tindakan operasi.

g. Riwayat alergi

h. Ibu megatakan Nn. A tidak mempunyai riwayat alergi.

i. Riwayat pengobatan

j. Ibu klien mengatakan saat Nn. A sakit atau demam sebelum dibawah ke puskesamas untuk
mendapatkan pengobatan.

k. Perkembangan anak di banding saudara-saudaranya

l. Nn. A tidak mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. H dan Ny. S

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

a. Penyakit anggota keluarga Keluarga Nn. A tidak ada yang mengalami penyakit yang menular
seperti TB dan Hipertensi.

2.3.2. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum Klien

1. KU lemah

2. Kesadaran Compos mentis

B. Tanda-Tanda Vital

1. Suhu : 37

2. Nadi : 80 menit

3. Respirasi : 30 menit

4. Tekanan darah : 90/80 Mmhg

C. Antropometri

1. Tinggi badan : 140 cm


2. Berat badan : 35 kg

D. Sistem Pernapasan

1. Hidung : Bersih tidak ada peradangan Kelenjar pada leher : Tidak ada pembengkakan pada leher
2. Dada

A. Bentuk dada : Bentuk dada smetris

B. Perbandingan ukuran anterior-postenor dengan transversal :

C. Gerakan dada : Simetris antara kiri dan kanan

D. Suara napas : Vesikuler

3. Clubbing finger : Normal

E. Sistem Cardio Vasculer

1. Conjungtiva : Pin

2. Suara jantung S1, S2 : Normal

3. Capitarry refilling time : ≤ 3 detik

F. Sistem Pencernaan

1. Sklera : Tidak ada ikterus

2. Mulut : mucosa mulut kering

3. Jumlah gigi :

4. Kemampuan menelan : Tidak ada masalah

5. Abdomen : Peristaltik usus 24x/menit

6. Arus : Tampak kemerahan darah anus

G. Sistem Indra

1. Mata
A. Kelopak mata : Bersih tidak anemis pada kunjungtiva

B. Pemeriksaan virus : -

C. Lapang pandang : -

2. Hidung

A. Penciuman : Tidak ada masalah pada penciuman

3. Telingan

A. Keadaan daun telinga : Bersih tidak ada kelaianan

B. Fungsi pendengaran : Baik tidak terdapat kuman pada lubang telinga.

H. Sistem Saraf

1. Fungsi cesebral

a. Status mental : Baik, tidak ada gangguan

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Bicara ekspresive : -

2. Fungsi Mutorik Nn. A tidak mengalami kelemahan otak, kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah.

3. Fungsi Tensus Nn. A merasakan semula rangsangan yang diberikan

4. Refleks Basep I. Sistem muskulo skeletal

1. Kepala : Tidak ada kelainan

2. Vertebrata : Tidak ada kelaianan

3. Pelvis : Tidak ada kelaianan

4. Lutut : Tidak ada kelaianan

5. Kaki : Kedua kaki normal


6. Tangan : Kedua tangan normal

J. Sistem Intagumen

1. Rambut : Pendek

2. Kulit : Bersih

3. Kuku : Pendek

K. Sistem Endokrin

1. Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan pada kelenjar thyroid

2. Eksliresi urine : -

L. Sistem Perkemihan Tidak ada gangguan pada sistem perkemihan.

M. Sistem Reproduksi Vagina Bersih tidak ada kelaianan

N. Sistem Imun Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi

2.3.3.Diagnosa

Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada penderita diare adalah :

1. Diare b/d proses infeksi, inflamasi diusus

2. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

3. Kerusakan integritas kulit b/d ekspresi / BAB sering

4. Ke tidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhv penurunan intake makanan
Resiko syok (hipovolemi) b/d kehilangan cairan dan elektrolit

2.3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


keperawatan

1 Diare Setelah dilakukan tindakan - Diarhae Menagement

keperawatan 3x24 jam  Evaluasi efek


berhubungan diharapkan Diare pada pasien samping

dengan proses teratasi. pengobatan

Kriteria hasil : terhadap


infeksi, imflentasi
gastrointestinal
usus  Fases berbentuk, BAB
 Ajarkan pasien
sehari sekali tiga kali
untuk menggunakan
 Menjaga daerah sekitar
obat anti diare
rectal dari iritasi
 Evaluasi intake
 Tidak mengalami diare makanan yang
 Menjelaskan penyebab masuk
diare dan rasional  Identifikasi faktor
tindakan penyebab dari diare

 Mempertahankan Monitor tanda dan

turgor kulit gejala diare


 Observasi turgor
kulit secara rutin
 Ukur diare/keluaran
BAB
 Hubungi dokter jika
ada kenaikan bising
usus
 Monitor persiapan
makanan yang aman
2 Kekurangan Setelah dilakukan tindakan Fluid management
volume cairan b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan  Timbang
kehilangan cairan pasien tidak kekurangan cairan. popok/pembalut
aktif Kriteria hasil : jika diperlukan -
 Mempertahankan urine Pertahankan
output sesuai dengan usia catatan intake dan
dan BB , BJ urine normal, output yang akurat
HT normal  Monitor status
 Tekanan darah, nadi, hidrasi
suhu tubuh dalam batas (kelembaban
normal membran mucosa,
 Tidak ada tanda-tanda nadi adekuat,

dehidrasi, elastisitas tekanan darah,

turgor kulit baik, artostatik), jika

membran mucosa diperlukan

lembab, tidak ada rasa  Monitor vital sign


haus yang berlebihan  Monitor status
nutrisi

 Monitor
memasukan
makanan/cairan
dan hitung intake
kalori harian

 Dorong masukan
oral

 Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output

 Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan

 Kolaborasi dengan
dokter
3 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan -Pressure management
integritas kulit b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan  Anjurkan pasien
ekskresi/BAB sering pasien tidak terjadi infeksi untuk menggunakan
Kriteria Hasil : pakaian yang
 Integritas kulit yang baik longgar
bisa di pertahankan  Hindari kerutan
(sensasi, elastisitas, pada tempat tidur
temperatur, hidrasi,  Jaga kebersihan kulit
pigmentasi) agar tetap bersih
 Tidak ada luka/lesi pada dan kering
kulit  Mobilisasi pasien
 Perfusi jaringan baik (ubah posisi pasien)

 Menunjukan pemahaman setiap dua jam

dalam proses perbaikan sekali

kulit dan mencegah  Monitor kulit akan


terjadinya cedera adanya kemerahan.
berulang  Oleskan lotion atau
 Mampu melindungi kulit minyak/baby oil
dan mempertahankan pada daerah yang
kelembaban kulit dan tertekan
perawatan alami.  Monitor status
nutrisi pasien

 Memandikan pasien
dengan sabun dan
air hangat
4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan -Nutrition management
nutrisi kurang dari keperawatan 3x24 jam diharapkan  Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh nutrisi pasien terpenuhi makanan
b/d penurunan Kriteria hasil :  Kolaborasi dengan
intake makanan  Adanya peningkatan berat ahli gizi untuk
badan sesuai dengan menentukan jumlah
tujuan kalori dan nutrisi
 Berat badan ideal sesuai yang dibutuhkan
tinggi badan pasien

 Mampu mengidentifikasi  Anjurkan pasien


kebutuhan nutrisi untuk

 Tidak ada tanda-tanda meningkatkan

malnutrisi intake fe

 Menunjukan peningkatan  Anjurkan pasien

fungsi pengecapan dari untuk

menelan meningkatkan

 Tidak terjadi penurunan protein dan vitamin

berat badan yang berarti C

 Berikan supstansi
gula

 Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori

 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi

 Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
5 Resiko syok Setelah dilakukan tindakan -Syok Prevention
(Hiporvolemi) b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan  Monitor tanda-

kehilangan cairan tidak terjadi syok pada pasien. tanda inadekuat

elektrolit Kriteria hasil : oksigenasi jaringan


 Nadi dalam batas yang  Monitor suhu dan
diharapkan pernafasan
 Irama jantung dalam batas  Monitor input dan
yang diharapkan output
 Frekuensi nafas dalam  Pantau nilai
batas yang diharapkan laboraturim : HB,
 Irama pernafasan dalam HT, AGD, dan
batas yang diharapkan Elektrolit
 Natrium serum dbn  Syok Management
 Kalium serum dbn  Monitor fungsi
 Magnesium serum dbn neurologis
 PH darah serum dbn  Monitor fungsi renal
 Monitor tekanan
nadi
 Monitor status
cairan, input output
 Catat gas darah
arteri dan O2
2.3.5 Implementasi

NO Tanggal/jam Implementasi

Senin25/Juni/2018 1. Menganjurkan kepada ibu klien untuk memberikan


Jam 09.00 obat anti diare pada klien

Jam 09.15 2. Mengopservasi turgor kulit

Jam 11.00 3. Anjurkan klien untuk mengganti pakaian yang longgar


pada klien
Jam 11.15
4. Memonitoring kulit akan adanya kemerahan
Jam 12.30
5. Penatalaksanaan pemberian medikasi infuse

Selasa 26/Juni/2018 1. Menganjurkan klien untuk makan makanan banyak


Jam 09.00 serat

Jam 09.30 2. Mengopservasi turgor kulit

Jam 09.45 3. Anjurkan pada klien untuk mengganti pakaian yang


longgar pada klien
Jam 11.00
4. Memonitoring kulit akan adanya kemerahan
Jam 12.00
5. Penatalaksanaan pemberian medikasi infuse
Jam 12.30

Rabu 27/Juni/2018 1. Menganjurkan kepada klien untuk Meminum obat anti


Jam 09.00 diare

Jam 09.30 2. Mengopservasi turgor kulit

Jam 09.45 3. Memonitoring kulit akan adanya kemerahan

Jam 11.00 4. Penatalaksanaan pemberian medikasi infuse

Jam 12.00

2.3.6. Evaluasi
NO Diagnosis Evaluasi
keperawatan

1 Defisit Nutrisi S:

 Ibu pasien mengatakan anak tidak merasa haus

 Ibu dari sang anak mengatakan porsi makan si anak


bertambah

O:

 Turgor kuliat pasien baik, tidak ada lagi tanda-tanda


dehidrasi

 Pasien terlihat ada perkembangan dalam


mengkonsumsi makanan.

A:

 masalah pasien belum tentu sepenuhnya teratasi

 keluhan pasien belum terpenuhi sepenuhnya

P : Lakukan intervensi kembali

2 Termoregulasi S:
Tidak Efektif
 ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak menangis
lagi dan kelihatan rileks dan tenang, tidak meringik
kesakitan

 Ibu pasien mengatkan badan pasien sudah merasa


membaik
O:

 Keluarga mulai mampu mempertahankan kelembaban


kulit pada klien

 Pemberian Cotri 480 gram, Leoperamide, Oaracetamol,


Vitamin B Kompleks

A:

 keluhan pasien semua belum teratasi

 Diare (sedang)

P : Lakukan intervensi kembali

3 Intolerans S:
Aktifitas
 Keluarga pasien setelah diberi penjelasan beliau
mengerti dan melaksanakan sesuai dengan anjuran

 Klien mengatakan masih ada kemerahan di daerah anus

O:

 Keluarga pasien terlihan tidak cangung dan ragu dalam


memberikan obat dan merawat anaknya dengan baik

 Keluarga mampu melindungi kulit dan


mempertahankan kelembaban kulit

A:

 keluarga pasien masih belum mengerti karena masih


banyak bertanya

 Membaiknya kerusakan integritas kulit

P : Lakukan intervensi kembali

4 Resiko S:
ketidakseimbangan
 Ibu pasien mengatakan anaknya tidak cemas lagi
elektrolit
 Ibu pasien mengatakan BAB anaknya satu kali sehari

O:
 Pasien terlihat adanya tanda kenyamanan

 Pada Kulit sekitar anus klien tidak nampak kemerahan


lagi

A:

 Diare teratasi , integritas kulit yang baik di pertahankan

 Keluhan pasien sudah mulai teratasi

P : Lakukan intervensi kembali

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 juni 2018 didapatkan 3 orang anak dengan kasus
diare di Puskesmas Puuwatu dengan diagnosa keperawatan utama pada anak yaitu dengan kekurangan
volume cairan. Dari hasil pengamatan, perawat sudah melakukan pengkajian yang meliputi identitas
anak dan orang tua, alamat, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik dan diagnostic. Perawat sudah
melakukan tindakan pemasangan infus, memenuhi kebutuhan cairan pada pasien dan perawat
memantau kondisi pasien pada saat overran, pemberian obat, dan saat mengganti infus pasien.

3.2 Saran

1. Pihak pukesmas lebih menyediakan fasilitas dalam melakukan tindakan keperawatan dalam ruangan
khususnya fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh pasien diare dehidrasi sedang.

2. Bagi perawatan ruangan agar lebih memperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan mempertahankan agar intervensi berjalan secra optimal.

3. Lebih memperhatikan masalah yang dia alami pasien khususnya dan mampu bekerja sama dengan
baik dengan perawat ruangan agar implementasi keperawatan yang dijalankan dapat terlaksana dengan
baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Wong Dona L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC : Jakarta Data Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015

Depkes, 2010. Penatalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak. Jakarta : Depkes RI.
Maya & Fida, 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta : D – Medika

Anda mungkin juga menyukai