DENGAN DIARE
Disusun Oleh :
NIM : 1911011013
KELAS : 4 A
Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas UAS Mata
Kuliah “Keperawatabn Anak” yang kami susun dalam bentuk makalah dengan judul
“Diabetes pada anak” dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa
mengucapkan terimakasih kepada Ns. ZE Yulis. S.Kep,. M.Kes sebagai Dosen Pengampu
keperawatan anak Prodi S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat senang dan terbuka untuk menerima kritik dan saran untuk perbaikan makalah
ini.
Penulis
DAFTAR ISI
2.2 Pathway
2.3.3.Diagnosa
2.3.5. Implementasi
2.3.6. Evaluasi
BAB II
ISI
2.1. KONSEP DASAR DIARE
2.1.1. Definisi Diare
a. Pengertian Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi buang air besar yang
lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang lebih encer.
Diare merupakan gangguan buang air besar atau BAB ditandai dengan BAB lebih dari 3 kali sehari
dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai dengan darah atau lendir (Riskesdas, 2013).
Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi fese.
Seseorang dikatakan menderita bila feses berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga
kali, atau buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam (Dinkes, 2016). WHO
(2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek
hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan
diare persisten terjadi selama kuran lebih 14 hari.
2.1.2 Etiologi
Ngastiyah (2014), mengatakan diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain
penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari
penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain diluar saluran pencernaan. Tetapi
sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare”, karena denga sebutan penyakit diare akan
mempercepat tindakan penanggulangannya. Penyakit diare terutama pada bayi perlu
mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bisa terlambat. Faktor
penyebab diare, antara lain :
a. Factor Infeksi
1). Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak.
Pada bayi dan anak terpenting dan tersering (intoleransi laktosa), Lemak dan Protein c.
Faktor makanan, makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis, rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar). Selain kuman, ada beberapa prilaku yang dapat meningkatkan resiko terjadinya diare,
yaitu :
1. Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4-6 bulan pertama dari kehidupan
5. Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja, atau sebelum
menjamaah makanan.
Manifestasi Klinik Menurut staf pengajar IKA FKUI (2000: 285), manifestasi klinik diare adalah
sebagai berikut:
5. Muntah
6. Berat badan menurun
7. Dehidrasi
a). Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% dan BB, turgor masih baik, penderita belum jatuh
dalam keadaan pre syok, haus.
b). Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8% dari BB, turgor kulit menurun, UUB cekung, mata
cowong, nadi cepat, nafas cepat dan dalam (kusmoul), penderita jatuh pada pre syok/syok.
c). Dehidrasi berat: kehilangan cairan 8-10 % dari BB, turgor jelek, kesadaran turun (apatis sampai
koma), otot kaku, sianosis, nadi cepat, nafas cepat dan dalam, penderita jatuh pada pre syok/syok.
Menurut Rusepno (2005: 286), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diare
adalah:
1. Pemeriksaan tinja
b. PH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet cilinictest bila terdapat toleransi
glukosa.
2. Pemeriksaan keseimbangan asam basa dalam darah dengan menentukan PH dan cadangan alkali
atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
4. Pemeriksaan elektronik terutama kadar natrium, kalium dan fosfat dalam serum (terutama pada
penderita diare yang disertai kejang).
5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif
dan kuatitatif, terutama pada penderita diare kronik.
2.2 Pathway
Piskologi
Infeksi Makanan
Ansiestas
Berkembang diusus
Toksistas tidak dapat diserap
Isi usus
Penyerapan makanan Meningkatkan tekanan
osmotik
Diare
2.3 Asuhan Keperawatan
No MR : 421909
A. Identitas Klien
1. Biodata
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
6. Alamat : Puuwatu
1. Ayah
b. Usia : 36 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Alamat : Puuwatu
b. Usia : 35 Tahun
c. Pendidikan : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat : Puuwatu
B. Pengkajian
2. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang Klien dibawah ke puskesmas dengan keluhan BAB encer
yang dialami sejak 5 hari yang lalu sebelum masuk ke puskesmas, di selingi muntah -
muntah 2 kali sejak 5 hari sebelum masuk ke puskesmas hilang timbul. Pasien rewel (+)
riwayat batuk pilek (-) riwayat minum susu formula (-)
B. Riwayat Kesehatan Lalu (Khusus untuk usia 0-5 tahun) 1. Prenatal Care A. Pemeriksaan
kehamilan Nn. A merupakan anak ibu S anak 1 ( pertama) selama hamil ibu klien
melakuakan pemeriksaan rutin ke bidan kurang lebih 6 × (kali). B. Keluhan selama hamil Ibu
mengatakan selama hamil tidak pernah sakit, obat yang diminum ibu selama hamil yaitu
tablet penamabah darah dari bidan.
C. Riwayat yang membahayakan kehamilan Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat
hipertensi dan penyakit DM.
D. Kenaikan berat badan selama hamil Ibu klien mengatakan selama kehamilan berat
badan naik ± 10 kg.
E. Imunisasi
TT. Ibu mengatakan melakukan imunisasi TT 2 × selama kehamilan. Pada usia kehamilan 4
bulan mendapatakan TT 1 (Pertama), TT 2 (dua) pada kehamilan 5 bulan.
2. Natal
b. Lama dan jenis persalinan Ibu mengatakan persalinannya lama. Sehingga dilakukan
dengan cara operasi caesar
e. Komplikasi waktu lahir Tidak ada komplikasi pada saat anak lahir.
3. Post Natal
b. Penyakit saat lahir Ibu mengatakan pada saat lahir Nn. A tidak mempunyai penyakit.
d. Penyakit yang pernah di alami Sebelum klien dirawat tidak pernah mengalami penyakit yang
berat dan hanya pernah mengalami panas / demam.
e. Kesehatan yang dialami Ibu mengatakan Nn. A tidak pernah mengalami jatuh atau kecelakaan.
f. Riwayat operasi Ibu megatakan Nn. A tidak pernah di lakukan tindakan operasi.
g. Riwayat alergi
i. Riwayat pengobatan
j. Ibu klien mengatakan saat Nn. A sakit atau demam sebelum dibawah ke puskesamas untuk
mendapatkan pengobatan.
l. Nn. A tidak mempunyai saudara, anak pertama dari Tn. H dan Ny. S
a. Penyakit anggota keluarga Keluarga Nn. A tidak ada yang mengalami penyakit yang menular
seperti TB dan Hipertensi.
1. KU lemah
B. Tanda-Tanda Vital
1. Suhu : 37
2. Nadi : 80 menit
3. Respirasi : 30 menit
C. Antropometri
D. Sistem Pernapasan
1. Hidung : Bersih tidak ada peradangan Kelenjar pada leher : Tidak ada pembengkakan pada leher
2. Dada
1. Conjungtiva : Pin
F. Sistem Pencernaan
3. Jumlah gigi :
G. Sistem Indra
1. Mata
A. Kelopak mata : Bersih tidak anemis pada kunjungtiva
B. Pemeriksaan virus : -
C. Lapang pandang : -
2. Hidung
3. Telingan
H. Sistem Saraf
1. Fungsi cesebral
c. Bicara ekspresive : -
2. Fungsi Mutorik Nn. A tidak mengalami kelemahan otak, kekuatan otot ekstremitas atas dan
bawah.
J. Sistem Intagumen
1. Rambut : Pendek
2. Kulit : Bersih
3. Kuku : Pendek
K. Sistem Endokrin
2. Eksliresi urine : -
2.3.3.Diagnosa
4. Ke tidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhv penurunan intake makanan
Resiko syok (hipovolemi) b/d kehilangan cairan dan elektrolit
Monitor
memasukan
makanan/cairan
dan hitung intake
kalori harian
Dorong masukan
oral
Berikan
penggantian
nesogatrik sesuai
output
Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
Kolaborasi dengan
dokter
3 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan -Pressure management
integritas kulit b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan Anjurkan pasien
ekskresi/BAB sering pasien tidak terjadi infeksi untuk menggunakan
Kriteria Hasil : pakaian yang
Integritas kulit yang baik longgar
bisa di pertahankan Hindari kerutan
(sensasi, elastisitas, pada tempat tidur
temperatur, hidrasi, Jaga kebersihan kulit
pigmentasi) agar tetap bersih
Tidak ada luka/lesi pada dan kering
kulit Mobilisasi pasien
Perfusi jaringan baik (ubah posisi pasien)
Memandikan pasien
dengan sabun dan
air hangat
4 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan -Nutrition management
nutrisi kurang dari keperawatan 3x24 jam diharapkan Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh nutrisi pasien terpenuhi makanan
b/d penurunan Kriteria hasil : Kolaborasi dengan
intake makanan Adanya peningkatan berat ahli gizi untuk
badan sesuai dengan menentukan jumlah
tujuan kalori dan nutrisi
Berat badan ideal sesuai yang dibutuhkan
tinggi badan pasien
malnutrisi intake fe
menelan meningkatkan
Berikan supstansi
gula
Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
5 Resiko syok Setelah dilakukan tindakan -Syok Prevention
(Hiporvolemi) b/d keperawatan 3x24 jam diharapkan Monitor tanda-
NO Tanggal/jam Implementasi
Jam 12.00
2.3.6. Evaluasi
NO Diagnosis Evaluasi
keperawatan
1 Defisit Nutrisi S:
O:
A:
2 Termoregulasi S:
Tidak Efektif
ibu pasien mengatakan bahwa anaknya tidak menangis
lagi dan kelihatan rileks dan tenang, tidak meringik
kesakitan
A:
Diare (sedang)
3 Intolerans S:
Aktifitas
Keluarga pasien setelah diberi penjelasan beliau
mengerti dan melaksanakan sesuai dengan anjuran
O:
A:
4 Resiko S:
ketidakseimbangan
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak cemas lagi
elektrolit
Ibu pasien mengatakan BAB anaknya satu kali sehari
O:
Pasien terlihat adanya tanda kenyamanan
A:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Survey awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 25 juni 2018 didapatkan 3 orang anak dengan kasus
diare di Puskesmas Puuwatu dengan diagnosa keperawatan utama pada anak yaitu dengan kekurangan
volume cairan. Dari hasil pengamatan, perawat sudah melakukan pengkajian yang meliputi identitas
anak dan orang tua, alamat, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik dan diagnostic. Perawat sudah
melakukan tindakan pemasangan infus, memenuhi kebutuhan cairan pada pasien dan perawat
memantau kondisi pasien pada saat overran, pemberian obat, dan saat mengganti infus pasien.
3.2 Saran
1. Pihak pukesmas lebih menyediakan fasilitas dalam melakukan tindakan keperawatan dalam ruangan
khususnya fasilitas yang sangat dibutuhkan oleh pasien diare dehidrasi sedang.
2. Bagi perawatan ruangan agar lebih memperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan mempertahankan agar intervensi berjalan secra optimal.
3. Lebih memperhatikan masalah yang dia alami pasien khususnya dan mampu bekerja sama dengan
baik dengan perawat ruangan agar implementasi keperawatan yang dijalankan dapat terlaksana dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Wong Dona L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol 2. EGC : Jakarta Data Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara, 2015
Depkes, 2010. Penatalaksanaan Penyakit Diare Pada Anak. Jakarta : Depkes RI.
Maya & Fida, 2012. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta : D – Medika