Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN ANAK

PATOFISIOLOGI DAN ASUHAN KEPERAWATAN


“DIARE”
Dosen pengampuh : Ns. Nurfadhila, S.Kep.,M.Kes

DISUSUN OLEH :

 RISNAWATI
 KHAIRUNNISA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES BINA GENERASI POLEWALI


MANDAR TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat limpahan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan
baik dalam pembuatan makalah ini. Namun berkat bimbingan arahan serta bantuan berbagai
pihak atau teman kelompok akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Kelompok menyadari bahwa penulis makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kelompok mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kelompok berharap
semoga makalh ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan tenaga keperawatan
pada khususnya dan meningkatkan perawatan pada pasien.

Polewali Mandar, 7 mei 2022

penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i


DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN TEORI
A. Definisi ................................................................................................. 2
B. Etiologi ................................................................................................. 2
C. Patofiisologi ........................................................................................ 2
D. Pathway .............................................................................................. 5
E. Manifestasi klinik ................................................................................6
F. Komplikasi ......................................................................................... 6
G. Pemeriksaan penunjang .......................................................................7
H. Prognosis ............................................................................................ 7
I. Asuhan keperawatan .......................................................................... 8
1. Tinjauan kasus ............................................................................. 8
2. Diagnosa ...................................................................................... 10
3. Nanda nicnoc ............................................................................... 10
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13


BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyaki diare masih menjadi penyebab kematian balita (bayi dibawah 5 tahu) terbesar
didunia. Menurut catatan UNICEF, setiap detik 1 balita meninggal karena diare. Diare sering
kali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal ditingkat global dan nasional fakta
menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh 2 juta anak didunia setiap
tahun, sedangkan di indonesia, menururt Surkesnas (2001) diare merupakan salah satu
penyebab kematian ke 2 rebesar dibalita.
Solusi dalam hal ini adalah memberikan pengajaran kepada oeang tua mengenai kesehatan
dan perawatan anak dan bayi dirumah. Namun dalam menjalankannya seseirang harus
mengetahui banyak hal seperti penyesuaian terhadap kehidupan, pengkajian klinis dan yang
pasti asuhan keperawatan pada bayi baru lahir
(pengkajian,perencanaan,intervensi,implementasi,dan evaluasi). Memalui maklah ini
pembaca dapat mengetahu tentang asuhan apa saja yang akan diberikan kepada bayi dan anak
yang menderita penyakit diare.

B. Tujuan
Agar mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami tentang :
1. Pengertian anak dengan diare
2. Etiologi anak dengan diare
3. Patofisiologi anak dengan diare
4. Manifestasi klinik dengan diare
5. Asuhan keperawatan anak dengan diare.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Diare adalah buang air besar yang terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya nampak sehat,
dengan frekuensi tiga kali atau lebih perhari , disertai perubahan tinja menjadi cair, atau tanpa
lendir dan darah . apa bila pada diare mengeluarakan cairan melebihi pemasukan maka akan
terjadi defisit cairan tubuh ,maka akan terjadi dehidrasi. Berdasarkan derajat dehidrasi maka
diare dapat dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi, diare dehirasi ringan sedang dan diare
dehidrasi berat. Pada dehidrasi berat terjadi defisit cairan sama dengan atau lebih 10% berat
badan . anak dan terutama bayi memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita dehidrasi
dibandingkan orang dewasa.

B. ETIOLOGI

1. Virus
Merupakan penyebab diare akut terbanyak pada anak (70-80%). Beberapa jenis
virus penyebab diare akut antara lain Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 pada
manusia, Norwalk virus, Astrovirus, Adenovirus (tipe 40,41), Small bowel
structured virus, Cytomegalovirus.
2. Bakteri
Enterotoxigenic E. Coli (ETEC), enterepathogenic E. Coli (EPEC),
enteroaggregative E. Coli (EaggEC), enteroinvasive E. Coli (EHEC), shigella
spp., campylobacter jejuni (helicobacter jejuni), vibrio cholerae 01,dan V.
Cholerae 0139, salmonella (non-thypoid).
3. Protozoa
Giardia lambila, entamoeba histolytica, cryptosporidium spp., isospora belli,
cyclospora cayatanensis.
4. Helminths
Strongyloides stercoralis, schistosoma spp., capilaria philippinensis, trichuris
trichuria.

C. PATOFISIOLOGI
Diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis dan dan pstofisiologi menjadi diare diare non
inflamasi dan diare inflamasi. Diare inflamasi disebabkan invasi bakteri dan sitotoksin
dikolon dengan manifestasi sindroma disentri dengan diare yang disertai lendir dan darah.
Gejala klinis yang menyertai keluhan abdomen seperti mulas sampai seperti nyeri seperti
kolik, mual, munyah, demam, tenesmus, serta gejala dan tanda dehidrasi.
Pada diare non inflamasi, diare disebabkan oleh enetertoksin yang mengakibatkan diare caie
dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah. Keluhan abdomen biasanya minimal atau
tidak sama sekali, namun gejala dan tanda dehidrasi cepat timbul terutma pada kasus yang
mendapat cairan pengganti. Pada pemeriksanaa tinja secara rutin tidak ditemukan leukosit.
Mekanisme terjadinya diare yang akut maupun yang kronik dapat dibagi menjadi kelompok
osmotik, sekretorik, eksudatif dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi bila ada bahan
yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari
plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi
laktase atau akibat garam magnesium.
Diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang atau
sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya
toksin toksin kolera atau pengaruh garam empedu , asam lemak rantai pendek, atau laksantif
non osmotik. Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptida
(VIP)
Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan kerusakan mukosa baik usu halus maupun
usus besar. Inflmasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non seperti
gluten sensitive enteropathy, inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi.
Kelompok lain adalah gangguan lain motilitas yang mengakibatkan waktu tansit usus
menjadi lebih cepat. Hal ini terjadi pada keadaan tirotoksitosis, sindroma usus iriabel atau
diabetes melitus.
Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri paling tidak ada
dua mekanisme yang bekerja penignkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus.
Infeksi bakteri menyebabkan inflamasi dan mengeluarkan toksin yang terjadinya diare.
Infeksi bakteri yang infasif mengkibatkan perdaran atau adanya leukosit dalam fases.
Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan
bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, invasi mukosa, dan produksi
enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme
tersebut untuk dapat mengatasi pertahanan mukosa usus.
Infeksi Makanan psikologi

Perkembangan diusu Toksik tak dapat diserap Ansietas

Hiperperistatik Malabssorbsi KH, Lemak,protein

Penyerapan makanan Mening tekanan osmotik


diusus menurun
Pergeseran air dan elektrolit ke
usus

Diare

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Mual muntah

Hilang cairan & elktrolit Kerusakan integritas kulit


berlebihan perianal Nafsu makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi
Gangguan keseimbangan Asidosis metabolik kurang dari kebutuhan tubuh
cairan & elktrolit
Sesak
Dehidrasi

Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume cairan Resiko syok (hipovolemi)


D. Pathway

Infeksi Malabsorbsi Makanan

Kuman masuk dan Tekanan osmotic Toksin tidak dapat


berkembang dalam meningkat diabsorbsi
usus

Pergeseran air dan Hiperistaltik


Toksin dalam dinding elektrolit ke rongga usus
ususu halus
Kemampuan absorbsi
Isi rongga usus menurun
Hipersekresi air dan meningkat
elektrolit usus meningkat

Gastoenteris Diare

BAB sering dengan Inflamasi saluran


konsistensi encer pencernaan

Kemerahan dan Cairan banyak Agen pirogenic Mual dan muntah


gatal keluar

Suhu tubuh Anoreksia


Kulit disekitar anus Dehidrasi meningkat
lecet dan iritasi
Defisit nutrisi
Resiko Hipertermia
Gangguan ketidakseimbangan
integritas kulit cairan dan elektrolit
E. MANFISTASI KLINIK

Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah dan/atau demam,


tenesmus,hematochezia,nyeri perut atau kejang perut. Diare yang berlangsung bebrapa saat
tanpa penganggulangan medis adekuat dapat menyebabkan kematian karena kekurangan
cairan tubuh yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi
berupa asidosis metabolik lanjut.
Kehilangan cairan menyebabkan haus, berat badan berkurang,mata cekung,lidanh
kering,tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun,sera suara serak. Keluhan dan gejala ini
disebabkan deplesi air yang isotonik. Kehilagan bikarbonat akan menurunkan pH darah.
Penueunan ini merangsang pusat pernapasan, sehingga frekuensi napas lebih cepat dan lebih
dalam (Kuassmaul). Reaksi ini adalah usaha tubuh untuk mengeluarkan asam karbonat agar
pH dapat naik kembali normal. Pada keadaan asidosis metabolik yang tidak dikompensasi,
bikarbonat, standar juga rendah, pCO2 normal, dan base excess sangat negatif.
Gangguan kardiovaskular pada hipovolemia berat dapat beruoa renjatan dengan tanda-tanda
denyut nadi cepat,tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, wajah
pucat,ujung-ujung ekstremitas dingin,dan kadang sianosis. Kehilangan kalium juga dapat
menimbulkan aritmia jantung.
Penurunan tekanan drah akan menyebabkan fungsi ginjal menurun dan akan timbul anuria;
bila tidak seger diatasi akan timbul penyulit berupa nelrosis tubulus ginjal akut, yang berarti
gagal ginjal akut. Bila keadaan asidosis metabolik menjadi lebih berat, akan terjadi
pemusutan sirkulasi paru-paru dan dapat menyebabkan edema paru pada pasien yang
menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkal.

F. KOMPLIKASI

Komplikasi utama diare adalah dehidrasi dan gangguan fungsi kardiovaskular akibat
hipovolemia berat. Kejang dapat terjadi dengan adanya demam tinggi, terutama pada infeksi
shigella. Abses intestine dapat terjadi pada infeksi shigella dan salmonella, terutama pada
demam tifoid, yang dapat memicu terjadinya dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit dan
instabilitas vascular, serta syok. Diperkirakan 10% pasien yang mederita demam tifoid akan
menjadi penyebar kuman S.typhi selama 3 bulan, dan 4% akan menjadi karier kronik pada
anak cukup rendah.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Rehidrasi cairan
Pada keadaan awal dapat diberikan sediaan cairan/bubuk hidrasi peroral setiap
kali diare. Pemberian hidrasi melalui cairan infus dapat menggunakan sediaan
berupa ringer lactat ataupun NaCI isotonis.
2. Pengaturan asupan makanan
Pemberian asupa makanan diberikan secara normal, sebaiknya dalam porsi kecil
namun dengan frekuensi yang lebih sering. Pilih makanan yang mengandung
mikronutrien dan enery (pemenuhan kebutuhan kalori dapat diberikan bertahap
sesuai toleransi pasien). Menghindari maknan atau minuman ynag mengandung
susu karena dapat terjadinya toleransi laktosa, demikian juga makanan yang pedas
ataupun mengandung lemak yang tinggi.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

pemeriksaan laboratorium dan diagnostic untuk diare yaitu :


1. Kultur feses: dapat mengindikasikan adanya bakteri.
2. Feses untuk adanya ovum dan parasit: dapat mengindikasikan adanya parasite.
3. Feses untuk panel atau kultur virus: untuk menentukan adanya rotavirus atau virus lain.
4. Feses untuk darah samar: dapat positif jika inflamasi atau ulserasi terdapat di saluran GI.
5. Feses untuk leukosit: dapat positif pada kasus inflamasi atau infeksi.
6. pH feses/mengurangi zat: untuk melihat apakah diare disebabkan oleh intoleransi
karbohidrat.
7. Panel elektrolit: dapat mengindikasikan dehidrasi.
8. Radiografi abdomen (KUB): adanya feses di usus dapat mengindikasikan konstipasi atau
impaksi feses (massa feses yang imobil dan mengeras); tingkat cairan-udara dapat
mengindikasikan obstruksi usus.

I. PROGNOSIS

Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatn yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare infeksius sangant baik dengan
morbiditas dan mortalis minimal. Seperti kebnyakan penyakit, morbiditas dan
mortalitas terutama pada anak-anak dan pada lanjut usi. Di Amerika Serikat,
mortalitas berhubungan dengan diare infeksius < 1,0%. Pengecualiannya pada infeksi
EHEC denagn mortalitas 1,2% yang berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik.
J. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian keperawatan
a. Riwayat kesehatan. Kaji riwayat sakit saat ini dan keluhan utama. Informasi
penting yang berkaitan dengan riwayat diare antara lain: jumlah dan frekuensi
defekasi. Lama gejala, volume fases, gejala terkait (nyeri abdomen,
kram,mual,muntah,demam), adanya darah atau mucus di fases. Gali riwayat medis
saat ini dan sebelumnya untuk faktor resiko seperti: kemungkinan pajanan
terhadap agens infeksius (air sumur, binatang ternak, kehadiran ditempat penitipan
anak), riwayat diet, riwayat keluarga dengan gejla serupa, perjalanan baru-baru ini
, usia anak (untk mengidentifikasi etiologic umum untuk kelompok usia tersebut).
b. Pemeriksaan fisik. Inspeksi. Kaji dehidrasi anak yang mengalami diare.
Obserbvasi penampilan umum dan warna kulit anak. Pada dehidrasi ringan, anak
dapat tampak normal. Pada dehidrasi sedang, mata mengalami penurunan
produksi air mata atau lingkar mata cekung. Membrane mukusa juga dapat kering.
Status mental dapat diperburuk dengan dehidrasi sedang hingga berat, yang
dibuktikan dengan lesu atau letargi. Auskultasi. Auskultasi bising usus untuk
mengkaji adanya bising usus hipoaktif atau hiperaktif. Bising usus hipoaktif
untuk mengindikasikan obstruksi atau peritonitis. Bising usu hiperaktif dapat
mengindikasikan diare /gastroentertis. Perkusi. Perhatikan adanya abnormalitas.
Adanya abnormalitas pada pemeriksaan untuk diagnosis diare akut atau kronik
dapat mengindikasikan proses patologis. Nyeri pantul atau nyeri tidak ditemukan
saat palpasi, jika tidak ditemukan, hal ini dapat mengindikasikan apendisitis atau
peritonitis.
2. Diagnosa keperawatan
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan cairan yang berlebihan dari
traktur GI ke dalam fases atau muntahan.
b. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kehilalnagn cairan yang tidak adekuat.
c. Risiko menularkan infeksi yang berhubungan dengan mikroorganisme yang
manginvasi traktus GI.
d. Risiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi karena defekasi
yang sering dan fases yang cair.
e. Ansietas berhubungan dengan keterpisahan anak dari orang tuanya, lingkungan
yang tidak biasa, dan prosedur yang menimbulkan distress.
f. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan krisis situasi dan kurangnya
pengetahuan.
TINJAUAN KASUS

1) Pengkajian keperawatan

Identitas klien
Tanggal pengkajian : 5 maret 2019
Tgl masuk RS : 3 maret 2019 , pada pukul 23.30 WIB du ruang Anggek, nomor
rekam medis 10017849 dengan diagnosa medis Diare

Nama klien : By. Ny.S,


Nama panggilan : An. L
Umur : 6 bulan
Jenis kelamin : perempuan
TTL : Jakarta, 25 Agustus 2018
Agama : islam
Suku : Jawa

Identitas orang tua (ibu)


Nama ibu klien : Ny. S
Umur : 40 tahun
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : ibu rumah tangg
Agama : islam
Suku : jawa
Alamat : Jl. Kp. Bulak sentul RT/RW 005/017, Kel. Harapan jaya, kec.
Bekasi utara.

 Resume
Bayi datang keruang Anggrek dari IGD dengan keluhan bab cair sudah 2 hari lebih
dari 8 x /hari, batuk dan terdapat suptum. Masalah yang muncul yaitu bersihan jalan
nafas tidak efektif dan hipovolemia. Tindakan keperawatan mandiri yang sudah
dilakukan adalah timbang berat bedan (BB), pantau tanda-tanda vital (TTV), pantau
tanda dehidrasi, pantau intake cairan, mengkaji keluhan, tindakan kolaborasi yaitu
membrikan terapi obat cetafotaxime, zink, lacto B, ondancentrone, RL mikro 20
tpm/24 jam.
 Data fokus
Data subyektif : bayi tampak BAB konsistensi cair dan berwarna kuning, mulut
tampak kering, warna bibir tampak pucat, bibir kering, turgor kulit tidak elastis, warna
kulit pucat, derjat dehidrasi yaitu 11,5 % artinya dehidrasi berat, suara nafas ronkhi
positif, batuk terdapat sputum, bising usus usus 28x/menit, frekuensi nadi 110x/menit,
leukosit 27%, natrium 154 mmol/L, klorida 134mmol/L, kontak mata negatif, anak
tidak pernah tersenyum ketika melihat mainan lucu, anak tidak pernah mengeluarkan
suara gembira bernada tinggi.

2) Diagnosa keperawatan
1. Bersihkan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum.
2. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan yang aktif
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif
5. Gangguan pertumbuhan perkembangan berhubungan dengan ketidakmampuan
fisik.

3). Nanda nicnoc

Perawatan diri
Diare NOC NIC
Definisi : pasase feses yang lunak dan  bowel elimination Diarhe management
tidak berbentuk  fluid balance
- evaluasi efek samping
 hydration
Batsan karakteristik pengobatan terhadap
 electrolyte and acid
 Nyeri abdomen sedikitnya tiga gastrointesnal
base balance
kali defekasi per hari
- ajarkan pasien untuk
 Kram
menggunakan obat antidiare
 Bising usus hiperaktif kriteria hasil:
 Ada dorongan - instruksikan
 fases berbentuk,
pasien/keluarga untuk
Faktor yang berhubungan BAB sehari sekali
mencatat warna jumlah,
tiga hari
 Psikologis frekuenai dan konsistensi
 menjaga Daerah
- Ansietas dari feses
sekitar rectal dari
- Tingkat stress tinggi iritasi - evaluasi intake makanan
 Situasional  tidak mengalami yang masuk
- Efek samping obat diare
- identifikasi faktor penyebab
- Penyalahgunaan alkohol  menjelaskan
dari diare
- Kontaminan penyebab diare dan
- Penyalahgunaan laksatif rasional tindakan - monitor tanda dan gejala
- Radiasi toksin  mempertahankan diare
- Melakukan perjalanan turgor kuli
- observasi turgor kulit
- Siang makan
secara rutin
 Fasiologis
- Proses infeksi dan parasit - ukur diare/keluaran BAB
- Infismasi dan iritasi
- hubungi dokter jika ada
- metabsobrsi
kenanikan bising usus
- instruksikan pasien untuk
makan rendah serat, tinggi
protein dan tinggi kalor jika
memungkinkan
- instruksikan untuk
menghindari laksative
- ajarkan tekhnik
menurunkan stress
- monitor persiapan makanan
dan minum.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik dinegara berkembang maupun
negara maju. Sebian besar bersifat self limiting sehingga hanya perlu diperhatikan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Bila ada tanda gejala diate akut karena infeksi
bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial secara empirik, yang kemudian dapat
dilanjutkan dengan terapi spesifik sesuai dengan hasil kultur. Pengobatan sinomatik
dapat dapat diberikan karena efektif dan cukup aman bila diberikan sesuai dengan
aturan. Prognosis diare akut infeksi bakteri baik, dengan morbiditas yang minimal.
Dengan higiene dan sanitasi yang baik merupakan pebcegahan untuk penularan diare
infeksi bakteri.

B. Saran
Dengan melaksanakan asuhan keperawatan pada diare, maka perlu adanya saran
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, adapun sebagai
berikut:
1. Untuk mahasiswa dan mahasiswi diharapkan untuk lebih memahami tentang
asuhan keperawatan anak dengan diare sehingga dalam melakukan asuhan
keperawatan lebih komperhensif
2. Untuk perawat diharapkan untuk meningkatkan konssep keperawatan anak dengan
cara diskusi, seminar dan pengadaan buku-buku (perpustakaan kecil)yang
berkaitan dengan masalah-masalah keperawatan anak sehingga dalam melakukan
proses keperawatan RS lebih komperhensif
3. Untuk keluarga diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dengan mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, L. Z. (2015). departemen ilmu penyakit dalam fakultas kedokteran . Tatalaksana Duare Akut,
42, 504-508.

Umar Zein, K. H. (2004). penyakit diare. diare akut diseababkan bakteri, 1-15.

Zuraidi Sukma Abdillah, I. D. (n.d.). asuhan keperawatan pada anak dengan diare. akademi
keperawatan, 118-136. Retrieved from
http://akper-pasarrebo.e-jurnal.id/nurs/article/download/64/39/

Anda mungkin juga menyukai