Oleh kelompok 2A :
Chintya Selvira Siahaan (P07520221013)
Dina Rahmani Harahap (P07520221014)
Esra Suryani Napitu (P07520221018)
Flora Vebiola Aritonang (P07520221019)
KELAS 1A
JURUSAN SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
2022
Kata Pengantar
Puji syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat tuhan yang maha pemurah
lagi maha penyayang,karena berkat rahmatnya dan hidyahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah dengan judul “MEKANISME
ADAPTASI SEL,INTERAKSI GENETIK DAN LINGKUNGAN ( ASKEP ULKUS
PEPTIKUM).
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugass yang diberikan oleh
ibu Tiurlan Doloksaribu,S.Kep,Ns,M.kep dalam Mk Patologi. Selain itu,makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana asuhan kepeperawatan
pada pasien ulkus peptikum.
Saya mengucapkan terimakasih kepada ibu Tiurlan Doloksaribu,selaku dosen mata
kuliah Patologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan saya sesuai degan bidang yang saya tekuni.
Saya menyadari,makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu,saya sangat mengharapkan krtitik dan saran yang membangun semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik dimasa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2
A. Definisi Ulkus Peptikum................................................................................2
B. Etiologi ..........................................................................................................2
C. Patofisiologi ..................................................................................................3
D. Menifestasi klinis...........................................................................................3
E. Asuhan keperawatan......................................................................................4
BAB III PENUTUPAN............................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................8
B. Saran...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................9
BAB II PENDAHULUAN
C. Tujuan pembahasan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui apa itu ulkus
peptikum dan bagaimana cara memberikan asuhan keperawatan pada pasien penderita
ulkus peptikum tersebut.
BAB II PEMBAHASAN
D. Patofisiologi
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan pepsin). Erosi yang
terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau berkenaan
dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat
mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap asam klorida. Sekresi
lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a. Sefalik Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa
makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang
saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan
sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara
konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli
gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada
keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama
malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
b. Fase lambung Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan
kimiawi dan mekanis terhadap reseptor di dinding lambung. Pemicu stres menyebabkan
sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
c. Fase usus Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap
menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada
manusia, sekresi lambung adalah campuran mukopolisakarida dan mukoprotein yang
disekresikan secara kontinu melalui kelenjar mukosa. Mukus ini mengabsorpsi pepsin
dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan 12 secara
kontinu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang
dimulai dari rangsangan lambung dan usus (Mitchell, Richard N., 2008).
E. Asuhan keperawatan
PENGKAJIAN
a) Identitas
Pasien
1. Nama pasien
2. Umur
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Status perkawinan
7. Agama
8. Suku
9. Alamat
- Penanggung
1. Nama penanggung
2. Hubungan dengan pasien
3. Pekerjaan
4. Alamat
e) Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum
o Tingkat kesadaran GCS
• Tanda-tanda vital
• Keadaan fisik
Kepala dan leher
Dada
Payudara dan ketiak
Abdomen
Genitalia
Integument
Ekstremitas
Pemeriksaan neurologist
DIAGNOSA
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
terhadap gangguan visceral usus.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia,
mual dan muntah.
4. Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat
INTERVENSI
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder
terhadap gangguan visceral usus.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan nyeri
pada pasien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil : menggunakan obat-obatan sesuai resep,mengalami penurunan
nyer,menggantikan aspirirn dengan aetaminofen ( Tylenol),menghindari obat yang
dijual bebas yang mengandung asam asetilsalisilat,mentaati pembatasan yang
dianjurkan,mengidentifikasi makanandan minuman yang dihindari,mentati jadual
makan dan kudapan secara teratur,berhenti merokok dan berpartisispasi dalam program
penghentian merokok bila perlu.
Tindakan/ intervensi Rasional
1. Berikan terapi obat-obatan sesuai program:
a. antagonis histamine
b. Garam antibiotic /bismuth
c. Agen sitoprotektif
d. Inhibitor pompa proton
e. Antasida
f. Antikolinergik
1. Anjurkan menghindari obat-obatan yang dijual bebas
2. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan/minuman yang mengiritasi lapisan
lambung ,kafein dan alcohol.
3. Anjurkan pasien untuk menggunakan makan dan kudapan pada interval yang
teratur.
4. Anjurkan pasien untuk berhenti merokok
5. Farmakoterapi membantu menguranginya sebagai berikut:
a. Obat-obatan yang mengandung salisilat mengiritasi mukosa lambung.
b.Makanan/minuman yang mengandung kafein merangsang sekresi asam
hidroklorida.
c. Jadwal makan yang teratur membantu mempertahankan partikel makanan
di dalam lambung ,yang membantu menetralisasi keasaman sekresi
lambung.
1. Merokok merangsang kemungkinan kekambuhan ulkus
a. Ntagonis histamine mempengaruhi sekresi asam lambung.
b. Antibiotik diberikan bersamaan dengan garam bismuth mematikan H.Pylori.
c. Agen sitoprotektif melindungi mukosa lambung.
d. Inhibitor pompa proton menurunkan asam lambung.
e. Antasida menetralisasi keasaman sekresil lambung.
f. Antikolinergik menghambat bpelepasan asam lambung.
2. Anjurkan makanan dimakan pada jadwal waktu teratur ,hindari kudapan sebelum
waktu tidur
3.Dorong makanan pada lingkungan yang rileks
4.Makanan yang tidak mengiritasi mengurangi nyeri epigastrik
5.Makan teartur membantu menetralisasi sekresi lambung ,kudapan sebelum waktu
tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
6.Lingkungan yang rileks kurang menimbulkan ansietas.Menurunkan ansietas membatu
menurunkan sekresi asam hidroklorida
EVALUASI
Diagnosa Evaluasi
Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan dan refleks spasme otot sekunder terhadap
gangguan visceral usus. S: Pasien mengatakan bahwa nyerinya telah berkurang.
O : P:Trauma jaringan dan reflex spasme otot
A : Tujuan tercapai,masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia ditandai dengan kelemahan otot S:
Pasien mengatakan bahwa dia sudah dapat melakukan aktivitas sendiri
O : TTV normal, pasien terlihat tidak lemas lagi
A : tujuan tercapai,masalah teratasi
P :Pertahankan kondisi
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual
dan muntah S: Pasien mengatakan dia sudah memiliki tenaga
O: BB stabil
A: tujuan tercapai,masalah teratasi
P: Pertahankan kondisi
Kurang pengetahuan mengenai pencegahan gejala dan penatalaksanaan kondisi
berhubungan dengan informasi yang tidak adekuat S: Pasien mengatakan sudah
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan tidak merasa cemas lagi.
O: Pasien tampak mengangguk saat diberi penjelasan dan saat ditanya pasien bisa
menjawab
A: Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Ulkus peptikum atau yang dikenal dengan maag merupakan gangguan penyakit
yang disebabkan kerusakan pada lapisan mukosa,submucosa sampai lapisan otot saluran
cerna yang disebabkan aktifitas pepsin atau asam lambung. Ulkus juga dapat disebabkan
beberapa kondisi,salah satunya ulkus diinduksi stress oksidatif yaitu kondisi dimana
terjadinya ketidakseimbangan Antara produksi oksigen reaktif dan kemampuan system
biologi untuk mendetoksifikasi reaktif intermediet,yang bisa menyebabkan kerusakan
oksidatif protein,lipid dan DNA (priya et al.,2012).
Ulkus lambung sering terjadi karena sering mengonsumsi obat analgetik dan
kortikosteroid. Aspirin menyebabkan iritasi dinding mukosa, demikian juga dengan
NSAID lain danglukokortikosteroid. Obat-obat ini menyebabkan ulkus dengan
menghambat perlindungan prostaglandin secara sistemik atau di dinding usus. Ulkus
peptikum disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara faktor pengiritasi epitel
gaster dengan mekanisme pertahanan mukos lambung.
Gejala ulkus terdapat nyeri,pirosis ( nyeri ulu hati), muntah,konstipasi dan pendarahan.
Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan pepsin).
Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
a. Sefalik Fase
b. Fase lambung
c. Fase usus
B. Saran
Harapan saya kepada para pembaca supaya dapat memberi sebuah kritikan atau saran
terhadap karya makalah ini,karena makalah ini mempunyai suatu kelebihan dan
kekurangan yang sifatnya mendidik dan membimbing.
DAFTAR PUSTAKA
annisa, y. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ULKUS PEPTIKUM YANG DI. 13.
annisa, y. (2020). asuhan keperawatan pada klien ulkus peptikum yang di rawat dirumah sakit.
2.
Dr. Rahmat Hermawan, M. (2018). Ilmu faal dasar (fisiologi). yogyakarta: graha ilmu.
raehana, n. s. (2021). efek gastroprotektif pemberian kunyit(curuma domestika Val.) dari ulkus
lambung fiinduksi oleh NSAID. Jurnal medika hutama, 1056.