PENCERNAAN’
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS BONDOWOSO
2022 – 2023
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan
Rahmat serta karunia-Nya semata, sehingga tugas mata kuliah ini dapat
terselesaikan dengan baik.Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
PEPTIKUM’ “
Penulis yakin tanpa adanya bantuan dari semua pihak, maka tugas ini tidak
akan dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Yuana Dwi Agustin, SKM, M.Kes sebagai Ketua Program Studi DIII
2. Bapak Damon Wicaksi, SST, M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah
imbalan dari Allah SWT, dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk bahan perbaikan penulisan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
1.2. Etiologi................................................................................................ 1
1.4. Klasifikasi........................................................................................... 4
1.5. Patofisiologi........................................................................................ 5
1.8. Penatalaksanaan................................................................................... 8
1.9. Pengobatan.......................................................................................... 10
2.1. Pengkajian........................................................................................... 11
2.4. Evaluasi................................................................................................ 24
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 25
3.2. Saran...................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 27
ii
BAB 1
LANDASAN TEORI
meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa
hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung
(Corwin, 2009).
meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai
dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang terkena getah asam
1.2. Etiologi
1
A. Penurunan produksi mukus sebagai penyebab ulkus.
Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi sel-sel parietal
berlebihan pada sel-sel perietalnya terhadap makanan atau zat tersebut atau
mungkin mereka memiliki jumlah sel parietal yang lebih banyak dari
2009).
beberapa bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering
2
ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya
ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan
yang terpajang. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam
telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul.Nyeri tekan
eruktasi asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien
kosong.
dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat
3
d. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus,
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat- obatan. Pasien dapat juga
1.4. Klasifikasi
penyakit saluran cerna lainnya. Pada umur satu bulan, dua tanda utama
gambaran klinis orang dewasa dan sering berupa nyeri perut epigastum,
asam lambung atau enzim proteolitik yang mencolok. Pada masa kanak-
4
kanak, ulkus sekunder dua kali lebih sering dari pada ulkus primer dan
sedangkan pada anak yang lebih besar ulkus ini berhubungan dengan
Ulkus stres sering multipel dengan disertai gastritis dan erosi perdarahan,
Ulkus akibat obat,seperti aspirin dan obat-obatan tira dan non steroid
steroid dalam jangka waktu lama sekitar 25% dari mereka mengalami
ulkus lambung dan lebih banyak lagi mengalami erosi. Suatu penelitian
(Behrnan,Kiegman&Arvin,1996).(Sodikin,2011).
1.5. Patofisiologi
tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan
kerja asam peptin, atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari
5
mukosa. Mukosa yang rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup
bertindak sebagai barier terhadap asam klorida. Sekresi lambung terjadi pada
bau atau rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang
diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli
berlebihan selama malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang
signifikan.
b. Fase lambung ,Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari
6
yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus (Mitchell, Richard N.,
2008)
7
1.7. Pemeriksaan Penunjang
endoskopi. Dengan endoskopi, tidak hanya lapisan usus yang dapat terlihat,
tetapi juga dapat mengambil sampel jaringan untuk biopsy dan dapat
1.8. Penatalaksaan
4. Dorong individu untuk berhenti merokok yang dapat mengiritasi usus dan
memperlambat penyembuhan.
Biasanya, pasien diberi satu atau dua antibiotik, plus anti jamur, atau
8
7. Penatalaksaan stress, teknik relaksasi, atau sedatif dapat digunakkan untuk
resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf terampil dalam jumlah
9
g) Pemberian posisi yang tepat pada pasien, sesuai dengan tingkat
operasi.
terapeutik.
sebelum ambulatory.
1.9. Pengobatan
Salah satu segi pengobatan ulkus duodenalis atau ulkus gastrikum adalah
perut kembung.
10
BAB 2
ASKEP TEORI
2.1. Pengkajian
upaya untuk pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari
pengumpulan data, identitas dan evaluasi status kesehatan klien. Hal-hal yang
a. Identitas klien :
agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis
medis.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tetusuk atau
11
Region, radiation, relief : Penyebaran nyeri terasa di perut
dengan penyakit yang diderita klien saat ini. Memiliki riwayat penyakit
4) Riwayat psikososial
5) Aktivitas sehari-hari
12
d. Pola nutrisi dan cairan
kalsium oksalat dan atau fosfat, hidrasi yang tidak adekuat, tidak minum
e. Pola eliminasi
Biasanya pola istirahat tidur klien akan terganggu karena nyeri yang
dirasakan.
Aktivitas dan latihan klien akan terganggu, karena klien mengalami nyeri
perut.
13
i. Pola seksualitas dan reproduksi
k. Sirkulasi
l. Eliminasi
Gejala dan tanda meliputi nyeri yang sangat, seperti rasa terbakar, nyeri
n. Pemeriksaan Fisik
14
terlihat sangat kesakitan atau merasa nyeri, pucat, dan lemah. Pemeriksaan
optikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata (nervus III),
gangguan dalam memutar bola mata (nervus IV) dan gangguan dalam
bibir, keadaan gusi dan gigi, keadaan lidah, palatum/ langit- langit,
orofaring.
5) Leher, Dikaji posisi trakea, tiroid, suara, kelenjar limpe, vena jugularis,
15
7) Abdomen, Inspeksi bentuk, ada tidaknya pembesaran, auskultasi bising
usus terkadang tidak terdengar, perkusi dengar bunyi hasil perkusi, palpasi
penurunan kekuatan otot akibat nyeri yang dirasakan, dan bengkak pada
tungkai.
Pokja SDKI DPP PPNI, 2017), pada klien dengan ulkus peptikum yaitu:
disfungsi gastrointestinal
16
2.3. Intervensi Keperawatan
makanan,dengan makanan
17
sesuai dengan tujuan tinggi kalori dan tinggi
kesehatan ( 5) protein
diprogram kan
Kolaborasi Kolaborasi
menentukan jumlah
nutrient yang
dibutuhkan,jika perlu.
18
1. Perilaku sesuai dan sehat.
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
3. Ajarkan strategi
untuk meningkatkan
dan sehat
19
intervensi keperawatan (l.03116)
( 5) 1. Hitung kebutuhan
cairan
2. Berikan posisi
modified
Trendelenburg
3. Berikam asupan
20
cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
2. Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
Kolaborasi
1.Kolaborasi
pemberian cairan
isotonis
(mis.NaCL,RL)
2.Kolaborasi
pemberian cairan IV
hipotonis (mis.glukosa
2,5%,NaCL0,4% )
21
(L.02010) diubah
menurun ( 5) Terapeutik
membaik(5) terapeutik
pemberian konseling
Edukasi Informasi
perlunya modifikasi
diet (mis.penurunan
badan pembatasan
natriun atau
cairan,pengurangan
kolesterol).
Kolaborasi
gizi,jika perlu
22
Setalah dilakukan (l.08238)
hasil : hidup
Indikator: analgetik
1. Jelaskan penyebab,
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri.
23
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik,jika perlu.
2.4. Evaluasi
meningkat.
24
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
meluas di bawah epitel atau kerusakan pada jaringan mukosa, sub mukosa
hingga lapisan otot dari suatu daerah saluran cerna yang langsung
saluran cerna akut ataupun kronis,nyeri, dan adanya riwayat keluarga yang
tidak dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidroklorida dan
pepsin).
3.2. Saran
25
perlu kami perbaiki. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
Sehingga kami nantinya bisa terus menghasilkan penelitian dan karya tulis
26
DAFTAR PUSTAKA
https://ranisstikesnhm.blogspot.com/2016/08/asuhan-keperawatan-ulkus-
peptikum.html?m=1
https://books.google.co.id/books?id=pLgyEAAAQBAJ&pg=PA257&lpg=PA257
&dq=googl#v=onepage&q&f=false
Corwin, Elizabeth J., 2009. Ulkus Peptikum. Dalam: Buku Saku Patofisiologi.
Mitchell, Richard N. 2009. Buku Saku Patologis Penyakit Robbins & Cotran, Ed.
7. Jakarta: EGC
27
28
29
30