Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN RESIKO


KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA KASUS GASTRITIS
DI RUANG IGD PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Disusun Oleh :

LINDA ADE PRATAMA


034STYC18

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM PROGRAM
STUDI S1 KEPERAWATAN MATARAM
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR PRAKTIK MAHASISWA


TINGKAT III SEMESTER VI PRODI S1 KEPERAWATAN DI
RUANG IGD PUSKESMAS TANJUNG KARANG

Waktu Pelaksana
12 Agustus 2021

Laporan pendahuluan dan resume ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi
oleh pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengetahui

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Lahan

(Supriyadi., S.Kep., Ners., M.Kep) (Nanang sukirman.,S.Kep Ners)


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang
maha Esa, karena dengan Rahmat dan RidhoNya lah kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Keperawatan Medikal Bedah II.
Dalam penyusunan tugas ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Kami semua menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini,
dan mungkin banyak kata-kata yang kurang tepat. Untuk itu, saran, dan kritik, dari
para pembaca sekalian senantiasa kami nantikan demi kesuksesan tugas kami di
masa yang akan datang. Semoga tugas yang kami buat ini bermanfaat khususnya
bagi para pembaca sekalian. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb

Mataram,12 Agustus 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah1......................................................................................1
1.3.Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1...............................................................................................DefinisI Gatritis 3
2.2. .............................................................................................Etiologi gastritis 3
2.3 Klasifikasi Gastritis......................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................6
2.5 Patofisiologi..................................................................................................7
2.6 Pathway........................................................................................................8
2.7 Pemeriksaan Penunjang................................................................................9
2.8 Komplikasi.................................................................................................10
2.9 Penatalaksanaan..........................................................................................11
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................16
3.1. Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya di
derita oleh kalangan remaja, khsusnya penyait ini meingat pada kalangan
mahasiswa. Disebabkan oleh berbagai factor misalnya tidak teraturnya pola
makan, gaya hidup yang salah dan meningatan atifitas (tugas perkuliahan)
sehingga mahasiswa tersebut tida sempat untuk mengatur pola makan dan
malas untuk makan.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tida nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala, dan mual yang dapat megganggu
aktifitas sehari-hari, rasa ta nyaman di epigastrium, nausea, muntah, perih atau
sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik
atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan, bersendawa, dan
kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil (kedinginan), cegukan
(hiccups)
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bias juga disertai muntah darah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Gastritis ?
2. Apa saja Etiologi gastritis?
3. Apa Saja Klasifikasi Gastritis?
4. Manifestasi Klinis Gastritis ?
5. Bagaiman Patofisiologi Gastritis ?
6. WOC Gastritis?
7. Apa Saja Komplikasi ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan Gastritis ?
9. Bagaiman Konsep Asuhan Keperawatan ?

1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui Definisi Gastritis
2. Mengetahui Apa saja Etiologi gastritis
3. Mengetahui Apa SajaKlasifikasi Gastritis
4. Mengetahui Klinis Gastritis
5. Mengetahui Bagaiman Patofisiologi
6. Mengetahui WOC Gastritis
7. Mengetahui Komplikasi
8. Mengetahui Penatalaksanaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Gastritis


Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta
Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749) Gastritis merupakan
keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia A Price hal 422).
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa
perih dan mulas.
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan – kerusakan erosi. Sedangkan gastritis kronik
adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan oleh ulkus benigna atau
maligna dari lambung, atau oleh bakteri H. pylori (Deden & Tutik, 2010).

2.2 Etiologi Gastritis


Penyebab utama dari gastritis adalah makanan dan minuman yang
panas yang merusak mukosa lambung, misalnya: alkohol, salisilat, keracunan
makanan yang mengandung toksin (Suyono, 2009).
Penyebab lain dari penyakit gastritis adalah Infeksi bakteri
Helycobacter Pylori, virus (termasuk herpes simpleks), jamur dan parasit :
sebagian besar penyebab gastritis atau gastritis adalah akibat infeksi bakteri
Helycobacter Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Hingga sekarang tidak dapat dimengerti
bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan
tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau
minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi Helycobacter
pylori
ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan
penyebab tersering terjadinya gastritis.
Selain itu, pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat
analgesik Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS) seperti antalgin, asam
mefenamat, aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan
pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas
melindungi dinding lambung. Penggunaan alkohol secara berlebihan, alkohol
dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat
dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi
normal. Kelainan autoimmune, sistem kekebalan yang menyerang sel – sel
normal lambung yang menyebabkan kerusakan dinding lambung (Suyono,
2009).

2.3 Klasifikasi Gastritis


1. Gastritis Akut
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam
atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau
perforasi. Pembentukan jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan
obstruksi pylorus (Brunner, 2015). Salah satu bentuk gastritis akut yang
manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit yang berat adalah gastritis
erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis hemoragik karena pada
penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam berbagai
derajat dan terjadi drosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa
lambung pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa
lambung tersebut (Suyono, 2009).
a. Gastritis Akut Erosif
Menurut Hirlan dalam Suyono (2009), gastritis akut erosif
adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan-kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan
yang terjadi tidak lebih dalam dari pada mukosa muskularis.
Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat efek samping dari
pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena
sebab yang tidak diketahui.
Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian
kadang-kadang dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni
perdarahan saluran cerna bagian atas. Penderita gastritis akut erosif
yang tidak mengalami pendarahan sering diagnosisnya tidak tercapai
(Suyono, 2009).
b. Gastritis Akut Hemoragik
Ada dua penyebab utama gastritis akut hemoragik; Pertama
diperkirakan karena minum alkohol atau obat lain yang menimbulkan
iritasi pada mukosa gastrik secara berlebihan (aspirin atau NSAID
lainnya). Meskipun pendarahan mungkin cukup berat, tapi pendarahan
pada kebanyakan pasien akan berhenti sendiri secara spontan dan
mortalitas cukup rendah. Kedua adalah stress gastritis yang dialami
pasien di Rumah Sakit, stres gastritis dialami pasien yang mengalami
trauma berat berkepanjangan atau penyakit berat lainnya (Suyono, 2009).
Pengikisan mukosa lambung akibat stres merupakan lesi
hemoragik majemukpada lambung proksimal yang timbul dalam
keadaan stress fisiologi parah dan tak berkurang. Berbeda dengan
ulserasi menahun yang lebih biasa pada traktus gastrointestinalis atas,
ia jarang menembus profunda ke dalam mukosa dan tak disertai
dengan infiltrasi sel radang menahun. Tanpa profilaksis efektif, erosi
stress akan berlanjut dan bersatu dalam 20% kasus untuk membentuk
beberapa ulserasi yang menyebabkan perdarahan gastrointestinalis
atas dari keparahan yang mengancam nyawa. Keadaan ini dikenal
sebagai gastritis hemoragik akut (Suyono, 2009).
2. Gastritis Kronis
Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi
pada lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel
radang kronik, yaitu limfosit dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan
secara histologis sebagai peningkatan jumlah limfosit dan sel plasma pada
mukosa lambung. Derajat paling ringan gastritis kronis adalah gastritis
superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar cekungan
lambung. Kasus
yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa yang lebih
dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi
kronis) dan metaplasia intestinal (Chandrasoma, 2005).
Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua
tipe, yaitu tipe A yang merupakan gastritis autoimun yang terutama
mengenai tubuh dan berkaitan dengan anemia pernisiosa; dan tipe B yang
terutama meliputi antrum dan berkaitan dengan infeksi Helicobacter pylori.
Terdapat beberapa kasus gastritis kronis yang tidak tergolong dalam kedua
tipe tersebut dan penyebabnya tidak diketahui (Chandrasoma, 2005).
Menurut Hirlan dalam Suyono (2009), klasifikasi histologi yang sering
digunakan membagi gastritis kronik menjadi:
a. Gastritis kronik superficial
Apabila dijumpai sebukan sel-sel radang kronik terbatas pada lamina
propria mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-
kelenjar mukosa, sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh. Sering
dikatakan gastritis kronik superfisialis merupakan permulaan gastritis
kronik.
b. Gastritis kronim, k atrofik
Sebukan sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai dengan
distorsi dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih nyata. Gastritis atrofik
dianggap sebagai kelanjutan gastritis kronik superfisialis.

2.4 Manifestasi Klinis


Beberapa tanda dan gejala pada gastritis
a. Nyeri seperti terbakar
b. Nyeri ulu hati setelah makan
c. Anoreksia
d. Mual, muntah dan cegukan
e. Sakit kepala
f. Malaise
g. Perut kembung
h. Rasa asam di mulut
i. Hemorhagi
j. Kolik usus dan diare
(Deden & Tutik,
2010)

Menurut Inayah (2004), manifestasi klinik pada penderita gastritis


adalah sebagai berikut :
1. Tanda dan gejala gastritis akut
a. Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan abdomen yang tidak
jelas seperti mual, muntah dan anoreksia sehingga menyebabkan
pemenuhan kebutuhan nutrisi harian berkurang, intake nutrisi tidak
adekuat, kehilangan cairan dan elektrolit. Pada beberapa orang didapat
keluhan yang lebih berat seperti nyeri epigastrium, muntah,
perdarahan dan hematemesis yang menimbulkan manifestasi
kecemasan secara individu (Muttaqin, 2011).
2. Tanda dan gejala gastritis kronis
b. Gastritis sel plasma
c. Nyeri yang menetap pada daerah epigastrium
d. . Nausea sampai muntah ampedu

2.5 Patofisiologi
Mukosa barrier lambung umumnya melindungi lambung dari
pencernaan terhadap lambung itu sendiri, yang di sebut proses auto digesti
acid, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barrier
ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barrier ini rusak terjadilah perlukaan
mukosa dan diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf cholinergic.
Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan menyebabkan luka
pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan terjadinya bengkak,
perdarahan, dan erosi pada lambung. Alcohol, aspirin dan refluk isi duodenal
diketahui sebagai penghambat difusi barrier.
Perubahan –perubahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk
kongesti vascular, edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi
awal dari gastritis adalah penebalan, kemerahan pada membrane mukosa
dengan adanya tonjolan terlipat. Sejalan dengan perkembangan penyakit
dinding dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi gastrik progresif
karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama dan parietal
memburuk.
Ketiksa fugsi sel sekresi asam memburuk, sumber – sumber factor
instrisiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan
penumpukan Vitamin B12 dalam badan menipis secara merata yang
mengakibatkan anemi yang berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel
utama dan parietal sekresi lambung menurun secara berangsur, baik jumlah
maupun konsentrasi asamnya sampai hanya tiggal mucus dengan air. Resiko
terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat setelah satu
episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis.

2.6 Pathway

2.7
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan
gejalanya menetap maka dokter akan menduganya gastritis. Bila seseorang
didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut
meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri
Helycobacter pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter
pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam
feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces.
Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa
nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini
memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu
sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resiko
akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman
pada tenggorokan akibat menelan ondoskop

5. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas


Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit
pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium
terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi
saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen (Beyer, 2011).

2.9 Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa
hematomesis dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus
untuk perdarahan saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak
peptic. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama, namun pada
tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobater pylori, sebesar
100% pada tukak duodenum dan 60 – 90% pada tukak lambung. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronik
Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan
saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak
dijumpai kelainan.
Pada penderita gastritis kronik dapat terjadi atrofi lambung
menyebabkan gangguan penyerapan terutama vitamin B12 selanjutnya
dapat menyebabkan anemia perniosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan
memeriksa antibody terhadap faktor intrinsik. Penderita anemia perniosa
biasanya mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau
cairan gasternya. Selain vitamin B12, penyerapan besi juga dapat
terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus dapat menyebabkan
penyempitan daerah antrum pylorus.
2.10 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Istirahat
2) Mengurangi stress
3) Diit lunak dan tidak merangsang, tidak merokok, tidak minum alcohol
b. Medis
1) Bila perdarahan lambung : antikoagulan
2) Pemberian obat-obatan anti kolinergik, anti emetic, analgeti, dan
sedative, antasida, antibiotika.
3) Terapi pendukung: intubasi, cairan intra vena.
4) Pembedahan: untuk mengangkat ganggren dan perforasi,
gastrojejunuskopi / reseksi lambung _ mengatasi obstruksi pylorus
2.11 Konsep Asuhan Keperawatan
1 Fokus pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1) Kebeiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan: merokok,
minum-minuman keras atau obat-obatan
2) Tindakan yang sydah dilakukan
b. Pola nutrisi dan metabolic
1) Adanya hematomisis dan regurgitasi makanan
2) Adanya sendawa dan rasa penuh di egigastrium setalah
makanan
3) Adanya mual, muntah, anoreksi/ tidak dapat makan,
kehilangan/ penurunan berat badan
4) Adanya riwayat minuman alkohol, aspirin, merokok dan
menelan zat-zat beracun
5) Adanya kebiasaan makan yang terlalu pedas atau pengiritasi,
dan tidak teratur makanan
6) Kapan gejala muncul, apakah sebelum atau sesudah makan
7) Adanya riwayat diet yang salah
c. Pola eliminasi
Adanya susah BAB, distensi abdomen, diare dan melena
d. Pola aktifitas latihan
Kemampuan beraktifitas sehari-hari normal atau berkurang
tergantung kondisi pasien
e. Pola tidur dan istirahat
1) Adanya keluhan tidak dapat beristrahat
2) Adanya keluhan sering terbangun pada malam hari karena nyeri
atau regurgitasi makanan.
f. Pola persepsi-kognitif
1) Depresi dan intesitas nyeri tergantung pada penyebabnya (pada
gastritis akut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
epigatrik/ nyeri uluhhhati) menelan dan zat beracun dapat
menyebabkan nyeri yang terlokalisir dan nyeri pada waktu
menelan
2) Adanya suara serak pada pagi hari (laringitis)
3) Jika gejala berasal dari menelan zat beracun, ditemukan adanya
keluhan pengecapan
g. Pola coping dan stress toleransi
Adanya keluhan ansietas /stress tingkat tinggi ditempat kerja atau
dirumah
h. Pemeriksaan fisik
1) Kebiasaan: Merokok 1 bungkus / hari, mengkonsumsi makanan
yang pedas
2) Inspeksi : conjungtiva palpebrae inferior; anemik, dehidrasi
(perubahan turgo kulit, membrane mukosa kering), terlihat
menekuk lutut dengan posisi tidur miring
3) Aukultasi : konstipasi / diare
4) Perkusi : hipertimpani
5) Palpasi abdomen : adanya nyeri tekan di daerah epigastrik
2 Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan
karena mual, muntah diare atau pendarahan
b. Nyeri berhubungan dengan perandangan pada mukosa lambung
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrien yang tidak adekuat
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses
penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
e. Ansietas berhubungan dengan pengobatan

3 Intervensi
Diagnose Intervensi Rasional
1. Resiko 1 Penuhi 1. Intake cairan yang
kebutuhan adekuat akan
tinggi
individual. mengurangi resiko
kekurangan Anjurkan klien dehidrasi pasien
untuk minum 2. Menunjukkan status
volume
(dewasa : 40- dehidrasi atau
cairan 60 cc/kg/jam). kemungkinan
2 Awasi tanda- peningkatan
berhubungan
tanda vital, kebutuhan
dengan evaluasi turgor 3. Penggantian
kulit, pengisian cairan. Aktivitas/mu
masukan
kapiler dan ntah meningkatkan
cairan tidak membran tekanan intra
mukosa abdominal dan dapat
cukup dan
3 Pertahankan mencetuskan
kehilangan tirah baring, perdarahan lanjut.
mencegah 4. Mengganti
cairan
muntah dan kehilangan cairan
berlebihan tegangan pada yang hilang dan
defekasi memperbaiki
karena mual,
4 Berikan terapi keseimbanngan
muntah diare IV line sesuai cairan segera.
indikasi 5. Cimetidine dan
atau
5 Kolaborasi ranitidine berfungsi
pendarahan pemberian untuk menghambat
cimetidine dan sekresi asam
ranitidine lambung

2.Nyeri 1 Puasakan 1 Mengurangi


pasien di 6 inflamasi pada
berhubungan
jam pertama, mukosa lambung,
dengan 2 Dilatasi gaster dapat
terjadi bila
perandangan 2 Berikan pemberian makanan
makanan lunak setelah puasa terlalu
pada mukosa
sedikit demi cepat,
lambung sedikit dan 3 Posisi yang tepat dan
berikan dirasa nyaman oleh
minuman klien dapat
hangat, mengurangi resiko
klien terhadap nyeri.
3 Atur posisi
yang nyaman 4 Dapat membuat
bagi klien klien jadi lebih baik
dan melupakan
nyeri.
4 Ajarkan teknik
distraksi dan
reklasasi. 5 Analgetik dapat
memblok reseptor
nyeri pada susunan
5 Kolaborasi
saraf pusat.
dalam
pemberian
analgetik.

3.Perubahan 1 Anjurkan 1. Menjaga nutrisi tetap


pasien untuk terpenuhi dan
Nutrisi makan sedikit mencegah terjadinya
kurang dari demisedikit mual dan muntah
dengan porsi yang berlanjut.
kebutuhan kecil namun 2. Untuk
Tubuh sering. mempermudah
2 Berikan pasien dalam
berhubungan makanan yang
mengunyah
Dengan lunak dan
makanan.
makanan yang
masukan di sukai 3. kebersihan mulut
nutrien yang pasien/di akan merangsang
gemari. nafsu makan pasien.
tidak adekuat 3 lakukan oral 4. Mengetahui status
higyne 2x nutrisi pasien
sehari 5. Mempercepat
4 timbang BB pemenuhan
pasien setiap kebutuhan nutrisi
hari dan pantau dengan pemberian
turgor menu yang tepat
kulit,mukosa sasaran.
bibir dll
5 Konsultasi
dengan tim ahli
gizi dalam
pemberian
menu.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit
dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat
menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu
dengan yang lainnnya
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta:


Salemba Medika

Darmawan, Deden & Tutik Rahayuningsih. 2010. Keperawatan Medikal Bedah


(Sistem Pencernaan). Yogyakarta : Gosyen Publishing

Ali. 2011. Gastritis. Jakarta: EGC

Beyer. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Pustaka Utama Anonimous

Suyono, Selamet. 2009. Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Penerbitan FK UI

Chandrasoma. 2005. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Pencernaan.


Jakarta: EGC

Silvia. 2010. Gangguan Sistem Pencernaan. Jakarta: EGC

Inayah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Pencernaan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN TN.W DENGAN DIAGNOSA GASTRITIS
DI RUANG RAWAT INAP PUSKESMAS CAKRANEGARA
KASUS
Seorang wanita berusia 43 tahun datang ke ugd pada tanggal 12 Agustus 2021
pada pukul 10:50 dengan diagnose medis gastritis. Pasien mengeluh mual,
muntah, lemas, nafas terasa berat dan ulu hati terasa panas dengan TD : 110/80
mmHg.

A. Pengkajian
1. Identittas
• Pasien
Nama :Ny. N
Umur :43 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :IRT
Status perkawinan :kawin
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat :Batu dawe
Tanggal masuk :12 Agustus 2021
Tanggal pengkajian: 12
Agustus2021 Diagnosa pasien :
Gastritis
 Penanggung jawab
Nama :Ny.K
Hubungan dengan pasien : anak
2. Riwayat keluarga
 Genogram

 Keterangan genogram
:laki-laki

:perempuan

:meninggal

:pasien

:garis menikah
:garis keturunan

……. :garis serumah


3. Status kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh muntah
b) Keluhan sekarang
Pasien datang ke puskesmas tanjung karang pada tanggal 12 Agustus
2021 jam 10.50 dan di berikan penanganan cek suhu tubuh 36
TD:110/80 mmHg N:88x/mnt pasien mengatakan mual, muntah, nafas
berat, dan ulu hati panas
c) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan memang memiliki penyakit gastritis sejak 2 tahun
lalu
d) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengindap penyakit
gastritis

1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pasien mengatakan rutin berobat ke pelayanan kesehatan terdekat dan
rutin mengkonsumsi obat yang di berikan di puskesmas.
2) Pola nutrisi
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit biasanya makan 3x
dalam sehari dengan porsi yang banyak
Saat sakit: pasien mengatakan selama sakit tidak ada nafsu makan.
Dalam sehari hanya makan 3x sedok dan pasien mengatakan
merasa mual ketika makan.
3) Pola istirahat/tidur
Sebelum sakit: pasien mengatakan tidur 6-7 jam per hari
Saat sakit: pasien mengatakan tidurnya kurang karena demam, pasien
hanya tidur dari jam 8-10 malam.
4) Pola eliminasi
Sebelum sakit: BAB: pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan
konsentrasi normal
BAK: pasien mengatakan BAK5-6x sehari
Saat sakit :BAB : pasien mengatakan jarang BAB, BAB 1X dalam 3
hari dengan konsentrasi keras dan pasien mengatakan BAK nya
normal
5) Pola aktivitas
Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit melakukan kegiatan
menjadi ibu rumah tangga
Saat sakit: pasien mengatakan penurunan aktivitas sudah tidak mampu
berjalan sendiri harus dengan bantuan keluarganya dan
pasien mengatakan tubuhnya merasa lemas ketika berjalan.
6) Konsep diri
a) Identitas diri: pasien mengataka seorang perempuan berusia 43
tahun
b) Gambaran diri: pasien mengatakan tidak menyukai badannya yang
lemah
c) Ideal diri: pasien berharap agar tubuhnya tetap sehat dan mampu
melakukan aktivitas seperti biasanya.
d) Peran diri: pasien mengatakan seorang kepala rumah tangga
7) Sexsual dan reproduksi
Pasien sudah tidak ada nafsu melakukan seksual di karenakan
kekurangan aktivitas
8) Pola peran dan hubungan
Pasien mengatakan bahwa pasangan selalu mensupport dan
mendapingi dalam kepatuhan penggunaan obat dan gaya hidup yang
baik.
9) Manajemen koping stress
Pasien mengatakan memendam dan lebih berfikir positif
10) System nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan dirinya beragama hindu dan selalu berdoa kepada
tuhan untuk kesembuhannya.
4. Pemeriksaan fisik
1) TTV
TD:110/80mmHg
S:36℃
N:88X/mnt
R:21x/mnt
Keadaan Umum: CM
2) Kepala
Inspeksi: rambut bersih, tampak tidak ada ketombe dan uban
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
3) Mata, telinga, hidung
Mata: inpeksi: simetris, konjungtiva anemis, tidak ada kotoran, dan
tidak menggunakan alat bantu
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Hidung: inspeksi: simestris, tidak ada secret pada hidung.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada hidung
Telinga: inspeksi: tidak ada serumen pada telinga, tidak ada bantuan
alat pendengaran
Inspeksi: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
4) Mulut: inspeksi: tampak kering,gigi agak kekuningan, lidah terlihat
kotor dan tidak ada sariawan
5) Leher: inspeksi: tidak ada terlihat benjolan tiroid
Palpasi: tidak ada nyeri tekan pada leher
6) Dada
Inspeksi: simetris kiri dan kanan
Palpasi: pengembangan simetris kiri dan kanan
Auskultasi: vesikuler
7) Abdomen
Inspeksi: tidak terdapat lesi
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
8) Genetalia
Tidak ada gangguan pada genetalia karena tidak ada keluhan.

9) Kulit:
Kulit bersih, turgor kulit baik, warna kulit sawo matengCRT <2 detik

5. Analisa Data(SDKI)
NO Tgl Data Etiologi Problem
1 12 DS: Anorekssia Risiko
juli - Pasien mengatakan mual muntah ketidakseimbangan
2021 mual muntah secara cairan
berlebihan
- Pasien mengatakan
tubuh nya lemas, ulu
hati terasa panas
DO:
- TTV
TD:110/80 mmHg
S:36℃
N:88X/mnt
R:21x/mnt
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemas

2 DS Faktor Nyeri akut


- Pasien mengeluh nyeri fisiologis
pada bagian ulu hati
DO
- TTV
TD:110/80mmHg
S:36℃
N:88X/mnt
R:21x/mnt
- Keadaan umum:
Lemah
- Tampak meringis
- Skala nyeri 8

6. Diagnose keperawatan
a. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan anorekssia
mual muntah
b. Nyeri akut berhubungan dengan faktor fisiologis
7. Intevensi keperawatan
Hari/tgl Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
12/7/2021 1 Setelah di lakukan tindakan Menejemen cairan
keperawatan selama 2x24 Menejemen mual
jam diharapkan mual muntah Menejemen muntah
berkurang. Dengan kriteria 1. Berikan asupan cairan,
hasil: sesuai kebutuhan
a. Asupan cairan meningkat 2. Berikan cairan intravena
b. Asupan makanan 3. Kolaborasi pemberian
meningkat diuretic
c. Frekuensi bab membaik 4. monitor mual (mis.
d. Mual muntah menurun Frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahan)
5. anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
6. identifikasi karakteristik
muntah (mis. Warna,
konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan durasi
7. periksa volume cairan
8. berikn dukungan fisik saat
muntah (mis. Membantu
membungkuk atau
menundukkan kepala)
9. anjurkan membawa
kantong plastic untuk
menampung muntah
12/7/2021 2 Setelah di lakukan tindakan a. Menejemen nyeri
keperawatan selama 2x24 b. Pemantauan nyeri
jam dalam 2 hari diharapkan 1. Identifikasi skala nyeri
nyeri berkurang . Dengan 2. Berikan teknik
kriteria hasil: nonfarmakologis untuk
a. Keluhan nyeri menurun mengurangi rasa nyeri
b. Meringis menurun (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
3. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
5. Monitor kualitas nyeri
(mis. Terasa tajam, tumpul,
diremas-remas, ditimpa
beban berat)
6. Monitor intensitas nyeri
dengan menggunakan skala

8. Implementasi
DX HarI/Tgl Implementasi Respon hasil
1 12/8/2021 1. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk paham yang di ajarkan
memberikan asupan cairan
sesuai yg dianjurkan
1 12/8/2021 2. Memantau asupan Keluarga pasien mengatakan
Makanan ibunya muntah dalam jumlah
banyak
1 12/8/2021 3. Memberikan suplemen Keluarga pasien mengatakan
Makanan sudah diberikan suplemen
makanan dari puaskesmas
1 12/8/2021 4. Memberikan obat anti Keluarga pasien mengatakan
mual muntah sudah diberikan obat mual
dan muntah.
1 13/8/2021 1. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk paham yang di ajarkan
memberikan asupan cairan
sesuai yg dianjurkan
1 13/8/2021 2. Memantau asupan Keluarga pasien mengatakan
Makanan ibunya muntahnya sudah
berkurang
1 13/8/2021 3. Memberikan suplemen Pasien mengatakan tetap
Makanan meminum suplemen
makanan yang diberikan
1 13/8/2021 4. Memberikan obat anti Keluarga pasien mengatakan
mual tetap meminum obat anti
mual. Dan sudah sedikit
tidak mual ketika makan
dalam porsi banyak.
1 13/8/2021 5. menganjurkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk membesikan setiap pagi selalu
mulut pasien, kecuali membersihkan mulut pasien
merangsang mual
1 13/8/2021 6. menganjurkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga pasien untuk selalu membawa kantong
membawa kantong plastic plastic untuk menampung
untuk menampung muntah muntah
2 13/8/2021 1. Mengidentifikasi skala Pasien sudah tidak mengeluh
nyeri nyeri
2 13/8/2021 2. Memonitor kualitas nyeri pasien mengatakan nyeri
seperti diremas-remas
2 13/8/2021 3. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga menggunakan selalu kompres menggunakan
teknik nonfarmakologis air dingin
untuk mengurangi nyeri
2 13/8/2021 4. Memonitor kualitas nyeri Keluarga pasien mengatakan
menggunakan skala pasien sudah tidak meringis
lagi .
2 13/8/2021 1. Mengidentifikasi skala Pasien sudah tidak mengeluh
nyeri nyeri
2 13/8/2021 2. Memonitor kualitas nyeri pasien mengatakan nyeri
seperti diremas-remas
2 13/8/2021 3. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga menggunakan selalu kompres menggunakan
teknik nonfarmakologis air dingin
untuk mengurangi nyeri
2 13/8/2021 4. Memonitor kualitas nyeri Keluarga pasien mengatakan
menggunakan skala pasien sudah tidak meringis
lagi .

9. Evaluasi
Hari/tgl dx Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 2

12/08/2021 1 S: S:
1. Keluarga pasien 1. Keluarga pasien
mengatakan pasien mengatakan pasien mual
muntah dalam jumlah dan muntahnya berkurang
banyak O:
O: - TTV
- TTV TD:110/70mmHg
TD:110/70mmHg S:36℃
S:36℃ N:88X/mnt
N:88X/mnt R:21x/mnt
R:21x/mnt - Pasien tampak segar.
- Keluarga pasien A: intervensi teratasi sebagian
tampak paham apa P:intervensi teratasi, pasien
yang di ajarkan pulang
A: intervensi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

13/08/2021 2 S: S:
Keluarga pasien Keluarga pasien
mengatakan selalu mengatakan jika nyeri
mengajrkan relaksasi selalu dikompres
nafas dalam kepada dengan air dingin
pasien untuk
mengurangi nyeri O:
O: - TTV
- TTV TD:110/70mmHg
TD:110/70mmHg S:36℃
S:36℃ N:88X/mnt
N:88X/mnt R:21x/mnt
R:21x/mnt - Pasien tampak segar
- Pasien nampak segar dan tidak mengeluh
A:intevensi teratasi, pasien nyeri
pulang A: intervensi teratasi sebagian
P: intevensi teratasi, pasien P:intervensi teratasi, pasien
pulang pulang

Anda mungkin juga menyukai