Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Waktu Pelaksana
12 Agustus 2021
Laporan pendahuluan dan resume ini telah diperiksa, disetujui, dan dievaluasi
oleh pembimbing lahan dan pembimbing pendidikan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang
maha Esa, karena dengan Rahmat dan RidhoNya lah kami dapat menyelesaikan
tugas makalah Keperawatan Medikal Bedah II.
Dalam penyusunan tugas ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka
pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Kami semua menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini,
dan mungkin banyak kata-kata yang kurang tepat. Untuk itu, saran, dan kritik, dari
para pembaca sekalian senantiasa kami nantikan demi kesuksesan tugas kami di
masa yang akan datang. Semoga tugas yang kami buat ini bermanfaat khususnya
bagi para pembaca sekalian. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Wassalamualaikum wr.wb
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah1......................................................................................1
1.3.Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1...............................................................................................DefinisI Gatritis 3
2.2. .............................................................................................Etiologi gastritis 3
2.3 Klasifikasi Gastritis......................................................................................4
2.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................6
2.5 Patofisiologi..................................................................................................7
2.6 Pathway........................................................................................................8
2.7 Pemeriksaan Penunjang................................................................................9
2.8 Komplikasi.................................................................................................10
2.9 Penatalaksanaan..........................................................................................11
2.10 Konsep Asuhan Keperawatan..................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................16
3.1. Kesimpulan................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Masalah
1. Mengetahui Definisi Gastritis
2. Mengetahui Apa saja Etiologi gastritis
3. Mengetahui Apa SajaKlasifikasi Gastritis
4. Mengetahui Klinis Gastritis
5. Mengetahui Bagaiman Patofisiologi
6. Mengetahui WOC Gastritis
7. Mengetahui Komplikasi
8. Mengetahui Penatalaksanaan
BAB II
PEMBAHASAN
2.5 Patofisiologi
Mukosa barrier lambung umumnya melindungi lambung dari
pencernaan terhadap lambung itu sendiri, yang di sebut proses auto digesti
acid, prostaglandin yang memberikan perlindungan ini. Ketika mukosa barrier
ini rusak maka timbul gastritis. Setelah barrier ini rusak terjadilah perlukaan
mukosa dan diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf cholinergic.
Kemudian HCL dapat berdifusi balik kedalam mucus dan menyebabkan luka
pada pembuluh yang kecil, yang mengakibatkan terjadinya bengkak,
perdarahan, dan erosi pada lambung. Alcohol, aspirin dan refluk isi duodenal
diketahui sebagai penghambat difusi barrier.
Perubahan –perubahan patologi yang terjadi pada gastritis termasuk
kongesti vascular, edema, peradangan sel supervisial. Manifestasi patologi
awal dari gastritis adalah penebalan, kemerahan pada membrane mukosa
dengan adanya tonjolan terlipat. Sejalan dengan perkembangan penyakit
dinding dan saluran lambung menipis dan mengecil, atropi gastrik progresif
karena perlukaan mukosa kronik menyebabkan fungsi sel utama dan parietal
memburuk.
Ketiksa fugsi sel sekresi asam memburuk, sumber – sumber factor
instrisiknya hilang. Vitamin B12 tidak dapat terbentuk lebih lama, dan
penumpukan Vitamin B12 dalam badan menipis secara merata yang
mengakibatkan anemi yang berat. Degenerasi mungkin ditemukan pada sel
utama dan parietal sekresi lambung menurun secara berangsur, baik jumlah
maupun konsentrasi asamnya sampai hanya tiggal mucus dengan air. Resiko
terjadinya kanker gastrik yang berkembang dikatakan meningkat setelah satu
episode gastritis akut atau dengan luka yang disebabkan oleh gastritis kronis.
2.6 Pathway
2.7
2.8 Pemeriksaan Penunjang
Jika seseorang merasakan nyeri pada perut sebelah atas disertai mual dan
gejalanya menetap maka dokter akan menduganya gastritis. Bila seseorang
didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan
tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut
meliputi :
1. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti bakteri
Helycobacter pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan
bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang
terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
2. Pemeriksaan Pernapasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi Helycobacter
pylori atau tidak.
3. Pemeriksaan Feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat Helycobacter pylori dalam
feces atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya
infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces.
Hal ini menunjukkan adanya perdarahan pada lambung
4. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran
cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini
dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel
(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan
bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimatirasakan
(anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa
nyaman menjalani tes ini.
Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan,
dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini
memakan waktu lebih kurang 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak
langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu
sampai efek dari anestesi menghilang, lebih kurang satu atau dua jam.
Hampir tidak ada resiko
akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman
pada tenggorokan akibat menelan ondoskop
2.9 Komplikasi
Menurut Ali (2011), komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita
gastritis adalah :
1. Gastritis Akut
Terjadinya perdarahan pada saluran cerna bagian atas berupa
hematomesis dan melena dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus
untuk perdarahan saluran cerna bagian atas, perlu dibedakan dengan tukak
peptic. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama, namun pada
tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi Helicobater pylori, sebesar
100% pada tukak duodenum dan 60 – 90% pada tukak lambung. Diagnosis
dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronik
Komplikasi yang muncul pada gastritis kronik adalah perdarahan
saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan pemeriksaan fisik tidak
dijumpai kelainan.
Pada penderita gastritis kronik dapat terjadi atrofi lambung
menyebabkan gangguan penyerapan terutama vitamin B12 selanjutnya
dapat menyebabkan anemia perniosa. Keduanya dapat dipisahkan dengan
memeriksa antibody terhadap faktor intrinsik. Penderita anemia perniosa
biasanya mempunyai antibody terhadap faktor intrinsik dalam serum atau
cairan gasternya. Selain vitamin B12, penyerapan besi juga dapat
terganggu. Gastritis kronik antrum pylorus dapat menyebabkan
penyempitan daerah antrum pylorus.
2.10 Penatalaksanaan
a. Keperawatan
1) Istirahat
2) Mengurangi stress
3) Diit lunak dan tidak merangsang, tidak merokok, tidak minum alcohol
b. Medis
1) Bila perdarahan lambung : antikoagulan
2) Pemberian obat-obatan anti kolinergik, anti emetic, analgeti, dan
sedative, antasida, antibiotika.
3) Terapi pendukung: intubasi, cairan intra vena.
4) Pembedahan: untuk mengangkat ganggren dan perforasi,
gastrojejunuskopi / reseksi lambung _ mengatasi obstruksi pylorus
2.11 Konsep Asuhan Keperawatan
1 Fokus pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
1) Kebeiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan: merokok,
minum-minuman keras atau obat-obatan
2) Tindakan yang sydah dilakukan
b. Pola nutrisi dan metabolic
1) Adanya hematomisis dan regurgitasi makanan
2) Adanya sendawa dan rasa penuh di egigastrium setalah
makanan
3) Adanya mual, muntah, anoreksi/ tidak dapat makan,
kehilangan/ penurunan berat badan
4) Adanya riwayat minuman alkohol, aspirin, merokok dan
menelan zat-zat beracun
5) Adanya kebiasaan makan yang terlalu pedas atau pengiritasi,
dan tidak teratur makanan
6) Kapan gejala muncul, apakah sebelum atau sesudah makan
7) Adanya riwayat diet yang salah
c. Pola eliminasi
Adanya susah BAB, distensi abdomen, diare dan melena
d. Pola aktifitas latihan
Kemampuan beraktifitas sehari-hari normal atau berkurang
tergantung kondisi pasien
e. Pola tidur dan istirahat
1) Adanya keluhan tidak dapat beristrahat
2) Adanya keluhan sering terbangun pada malam hari karena nyeri
atau regurgitasi makanan.
f. Pola persepsi-kognitif
1) Depresi dan intesitas nyeri tergantung pada penyebabnya (pada
gastritis akut dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada
epigatrik/ nyeri uluhhhati) menelan dan zat beracun dapat
menyebabkan nyeri yang terlokalisir dan nyeri pada waktu
menelan
2) Adanya suara serak pada pagi hari (laringitis)
3) Jika gejala berasal dari menelan zat beracun, ditemukan adanya
keluhan pengecapan
g. Pola coping dan stress toleransi
Adanya keluhan ansietas /stress tingkat tinggi ditempat kerja atau
dirumah
h. Pemeriksaan fisik
1) Kebiasaan: Merokok 1 bungkus / hari, mengkonsumsi makanan
yang pedas
2) Inspeksi : conjungtiva palpebrae inferior; anemik, dehidrasi
(perubahan turgo kulit, membrane mukosa kering), terlihat
menekuk lutut dengan posisi tidur miring
3) Aukultasi : konstipasi / diare
4) Perkusi : hipertimpani
5) Palpasi abdomen : adanya nyeri tekan di daerah epigastrik
2 Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
masukan cairan tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan
karena mual, muntah diare atau pendarahan
b. Nyeri berhubungan dengan perandangan pada mukosa lambung
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrien yang tidak adekuat
d. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan diet dan proses
penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi
e. Ansietas berhubungan dengan pengobatan
3 Intervensi
Diagnose Intervensi Rasional
1. Resiko 1 Penuhi 1. Intake cairan yang
kebutuhan adekuat akan
tinggi
individual. mengurangi resiko
kekurangan Anjurkan klien dehidrasi pasien
untuk minum 2. Menunjukkan status
volume
(dewasa : 40- dehidrasi atau
cairan 60 cc/kg/jam). kemungkinan
2 Awasi tanda- peningkatan
berhubungan
tanda vital, kebutuhan
dengan evaluasi turgor 3. Penggantian
kulit, pengisian cairan. Aktivitas/mu
masukan
kapiler dan ntah meningkatkan
cairan tidak membran tekanan intra
mukosa abdominal dan dapat
cukup dan
3 Pertahankan mencetuskan
kehilangan tirah baring, perdarahan lanjut.
mencegah 4. Mengganti
cairan
muntah dan kehilangan cairan
berlebihan tegangan pada yang hilang dan
defekasi memperbaiki
karena mual,
4 Berikan terapi keseimbanngan
muntah diare IV line sesuai cairan segera.
indikasi 5. Cimetidine dan
atau
5 Kolaborasi ranitidine berfungsi
pendarahan pemberian untuk menghambat
cimetidine dan sekresi asam
ranitidine lambung
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang pada daerah tersebut.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma
fisik dan pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit
dapat juga menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat
menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu
dengan yang lainnnya
DAFTAR PUSTAKA
Beyer. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Pustaka Utama Anonimous
Suyono, Selamet. 2009. Buku Ajaran Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Balai
Penerbitan FK UI
A. Pengkajian
1. Identittas
• Pasien
Nama :Ny. N
Umur :43 tahun
Jenis kelamin :perempuan
Pendidikan :
Pekerjaan :IRT
Status perkawinan :kawin
Agama : Hindu
Suku : Bali
Alamat :Batu dawe
Tanggal masuk :12 Agustus 2021
Tanggal pengkajian: 12
Agustus2021 Diagnosa pasien :
Gastritis
Penanggung jawab
Nama :Ny.K
Hubungan dengan pasien : anak
2. Riwayat keluarga
Genogram
Keterangan genogram
:laki-laki
:perempuan
:meninggal
:pasien
:garis menikah
:garis keturunan
9) Kulit:
Kulit bersih, turgor kulit baik, warna kulit sawo matengCRT <2 detik
5. Analisa Data(SDKI)
NO Tgl Data Etiologi Problem
1 12 DS: Anorekssia Risiko
juli - Pasien mengatakan mual muntah ketidakseimbangan
2021 mual muntah secara cairan
berlebihan
- Pasien mengatakan
tubuh nya lemas, ulu
hati terasa panas
DO:
- TTV
TD:110/80 mmHg
S:36℃
N:88X/mnt
R:21x/mnt
- Pasien tampak pucat
- Pasien tampak lemas
6. Diagnose keperawatan
a. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan anorekssia
mual muntah
b. Nyeri akut berhubungan dengan faktor fisiologis
7. Intevensi keperawatan
Hari/tgl Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
12/7/2021 1 Setelah di lakukan tindakan Menejemen cairan
keperawatan selama 2x24 Menejemen mual
jam diharapkan mual muntah Menejemen muntah
berkurang. Dengan kriteria 1. Berikan asupan cairan,
hasil: sesuai kebutuhan
a. Asupan cairan meningkat 2. Berikan cairan intravena
b. Asupan makanan 3. Kolaborasi pemberian
meningkat diuretic
c. Frekuensi bab membaik 4. monitor mual (mis.
d. Mual muntah menurun Frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahan)
5. anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang
mual
6. identifikasi karakteristik
muntah (mis. Warna,
konsistensi, adanya darah,
waktu, frekuensi dan durasi
7. periksa volume cairan
8. berikn dukungan fisik saat
muntah (mis. Membantu
membungkuk atau
menundukkan kepala)
9. anjurkan membawa
kantong plastic untuk
menampung muntah
12/7/2021 2 Setelah di lakukan tindakan a. Menejemen nyeri
keperawatan selama 2x24 b. Pemantauan nyeri
jam dalam 2 hari diharapkan 1. Identifikasi skala nyeri
nyeri berkurang . Dengan 2. Berikan teknik
kriteria hasil: nonfarmakologis untuk
a. Keluhan nyeri menurun mengurangi rasa nyeri
b. Meringis menurun (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
3. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4. Kolaborasi pemberian
analgesic, jika perlu
5. Monitor kualitas nyeri
(mis. Terasa tajam, tumpul,
diremas-remas, ditimpa
beban berat)
6. Monitor intensitas nyeri
dengan menggunakan skala
8. Implementasi
DX HarI/Tgl Implementasi Respon hasil
1 12/8/2021 1. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk paham yang di ajarkan
memberikan asupan cairan
sesuai yg dianjurkan
1 12/8/2021 2. Memantau asupan Keluarga pasien mengatakan
Makanan ibunya muntah dalam jumlah
banyak
1 12/8/2021 3. Memberikan suplemen Keluarga pasien mengatakan
Makanan sudah diberikan suplemen
makanan dari puaskesmas
1 12/8/2021 4. Memberikan obat anti Keluarga pasien mengatakan
mual muntah sudah diberikan obat mual
dan muntah.
1 13/8/2021 1. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk paham yang di ajarkan
memberikan asupan cairan
sesuai yg dianjurkan
1 13/8/2021 2. Memantau asupan Keluarga pasien mengatakan
Makanan ibunya muntahnya sudah
berkurang
1 13/8/2021 3. Memberikan suplemen Pasien mengatakan tetap
Makanan meminum suplemen
makanan yang diberikan
1 13/8/2021 4. Memberikan obat anti Keluarga pasien mengatakan
mual tetap meminum obat anti
mual. Dan sudah sedikit
tidak mual ketika makan
dalam porsi banyak.
1 13/8/2021 5. menganjurkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga untuk membesikan setiap pagi selalu
mulut pasien, kecuali membersihkan mulut pasien
merangsang mual
1 13/8/2021 6. menganjurkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga pasien untuk selalu membawa kantong
membawa kantong plastic plastic untuk menampung
untuk menampung muntah muntah
2 13/8/2021 1. Mengidentifikasi skala Pasien sudah tidak mengeluh
nyeri nyeri
2 13/8/2021 2. Memonitor kualitas nyeri pasien mengatakan nyeri
seperti diremas-remas
2 13/8/2021 3. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga menggunakan selalu kompres menggunakan
teknik nonfarmakologis air dingin
untuk mengurangi nyeri
2 13/8/2021 4. Memonitor kualitas nyeri Keluarga pasien mengatakan
menggunakan skala pasien sudah tidak meringis
lagi .
2 13/8/2021 1. Mengidentifikasi skala Pasien sudah tidak mengeluh
nyeri nyeri
2 13/8/2021 2. Memonitor kualitas nyeri pasien mengatakan nyeri
seperti diremas-remas
2 13/8/2021 3. Mengajarkan kepada Keluarga pasien mengatakan
keluarga menggunakan selalu kompres menggunakan
teknik nonfarmakologis air dingin
untuk mengurangi nyeri
2 13/8/2021 4. Memonitor kualitas nyeri Keluarga pasien mengatakan
menggunakan skala pasien sudah tidak meringis
lagi .
9. Evaluasi
Hari/tgl dx Evaluasi hari ke 1 Evaluasi hari ke 2
12/08/2021 1 S: S:
1. Keluarga pasien 1. Keluarga pasien
mengatakan pasien mengatakan pasien mual
muntah dalam jumlah dan muntahnya berkurang
banyak O:
O: - TTV
- TTV TD:110/70mmHg
TD:110/70mmHg S:36℃
S:36℃ N:88X/mnt
N:88X/mnt R:21x/mnt
R:21x/mnt - Pasien tampak segar.
- Keluarga pasien A: intervensi teratasi sebagian
tampak paham apa P:intervensi teratasi, pasien
yang di ajarkan pulang
A: intervensi teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
13/08/2021 2 S: S:
Keluarga pasien Keluarga pasien
mengatakan selalu mengatakan jika nyeri
mengajrkan relaksasi selalu dikompres
nafas dalam kepada dengan air dingin
pasien untuk
mengurangi nyeri O:
O: - TTV
- TTV TD:110/70mmHg
TD:110/70mmHg S:36℃
S:36℃ N:88X/mnt
N:88X/mnt R:21x/mnt
R:21x/mnt - Pasien tampak segar
- Pasien nampak segar dan tidak mengeluh
A:intevensi teratasi, pasien nyeri
pulang A: intervensi teratasi sebagian
P: intevensi teratasi, pasien P:intervensi teratasi, pasien
pulang pulang