DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
JURUSAN KEPERAWATAN
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat
dan taufiq-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASKEP
GASTRITIS” tepat pada waktunya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN UTAMA.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar................................................................................................3
a. Definisi.....................................................................................................3
b. Etiologi.....................................................................................................3
c. Patofisiologi..............................................................................................4
d. Komplikasi...............................................................................................5
e. Penatalaksanaan........................................................................................6
A. Kesimpulan..................................................................................................26
B. Saran............................................................................................................26
Daftar Pustaka..................................................................................................27
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gastritis adalah istilah umum untuk serangkaian kondisi dengan
sesuatu dalam peradangan umum pada lapisan usus. Peradangan pada
gastritis adalah konsekuensi dari penyakit dengan bakteri yang
menyebabkan bisul perut. Minum alkohol dan penggunaan penghilang rasa
sakit dapat menyebabkan gastritis. Ada berbagai gejala yang menandai
gastritis. Nyeri sering dialami oleh penderita maag. Nyeri dirasakan di
bagian usus, atau di daerah perut dan sering menjalar ke punggung. Gejala
umum lainnya termasuk mual dan kembung.
Dalam kasus gastritis yang melibatkan mual, mungkin ada muntah
yang berwarna kemerahan, kuning, atau bening dan mungkin termasuk
darah. Muntah darah adalah gejala gastritis yang akut. Indikator gastritis
meliputi sesak napas, nyeri dada, sakit perut parah, dan buang air besar.
Jika salah satu dari gejala berikut terjadi, cari rencana perawatan
keperawatan untuk gastritis. Darah mual, Jumlah muntah kekuningan atau
hijau yang berlebihan, Gerakan usus hitam atau berdarah, Sakit perut
karena demam, Mual dan kesemutan, Detak jantung yang cepat, Keringat
berlebih dan Sesak napas merupakan gejala penyakit gastritis. Ada bentuk
dan berbagai penyebab gastritis. Gastritis terjadi setelah melemahnya
sebagian lapisan lendir atau usus. pencernaan dapat mengobarkan dan
dapat merusak dinding lambung.
Ada dua bentuk gastritis:
- Erosive gastritis - Jenis gastritis ini sangat intens dan melibatkan
peradangan dan perlambatan lapisan usus. Ilustrasi yang baik adalah stres
gastritis, yang mengikuti perubahan akibat penyakit kritis. Gastritis erosif
memiliki awal yang cepat, tetapi ini mungkin membutuhkan waktu lebih
lama dengan gastritis kronis.
- Gastritis Non-Erosive - Jenis ini memerlukan perubahan pada
lapisan usus. Penyebab umum gastritis adalah infeksi H. pylori di lapisan
usus. Beberapa bentuk terjadi ketika sistem kekebalan menyerang lapisan
1
usus, misalnya, gastritis atrofi. Anda dapat menemukan berbagai jenis yang
disebabkan oleh cedera atau kerusakan pada lapisan usus. Salah satu
kasusnya adalah gastritis postgastrektomi, di mana lapisan usus merosot
setelah eliminasi bagian ususnya. Tidak dipahami bagaimana ini terjadi.
Diyakini bahwa gastrektomi dapat menyebabkan refluks yang lebih besar,
reaksi pada saraf vagal, atau penurunan jumlah asam yang dipicu oleh
hormon.
Bentuk lain termasuk:
Gastritis infeksi bukan karena H. pylori Infeksi atau parasit dapat
menyebabkan gastritis pada orang dengan kesulitan yang resisten atau
gangguan jangka panjang. Radiasi gastritis Paparan daerah perut terhadap
radiasi dapat mengiritasi lapisan lambung. Gastritis eosinofilik Jenis
gastritis ini dapat terjadi karena respons alergi. Asal mula reaksi alergi
tidak diketahui. Kelainan Ménétrier Penyakit ini jarang terjadi dan
memerlukan evolusi kista tebal dan lipatan pada dinding usus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar dari Gastritis?
2. Bagaimanan asuhan keperawatan pada penyakit Gastritis?
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mempelajari tentang Asuhan keperawatan
gastritis dengan harapan pembaca khususnya mahasiswa keperawatan bisa
membuat askep tersebut secara baik dan benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Gastritis adalah segala radang mukosa lambung. Gastritis merupakan
keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronis, difusi atau local Gastritis merupakan inflamasi pada
dinding gaster terutama pada lapisan mukosa gaster. Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang
disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya
asam lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari
mukosa lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi
yaitu perut terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan
mukosa lambung yang akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh
kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian
permukaan mukosa lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus
lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang peka
2. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya
sebagai berikut
1. Gastritis Akut Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide merupakan
obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung. Minuman beralkohol
Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci Infeksi virus
oleh sitomegalovirus Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis,
3
phycomycosis Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma,
pembedahan. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan
berbumbu dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan
salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui,
tapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis
kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi. Gastritis infeksi Beberapa agen
infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan manifestasi
peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi hal-hal
berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin, 2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherje
b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
3. PATOFISIOLOGI
Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan
terjadi :
a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.
b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan
4
HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.
2. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang
berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan
terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi
kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel
pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi
intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis
serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser. D. Manifestasi Klinik
1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,
perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemia
2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya
sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan
4. KOMPLIKASI
5
5. PENATALAKSANAAN
Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi Berikan terapi antasida dan
antibiotik Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil Berikan
analgesik jenis cair topikal.
1. Pengkajian
Anamnesa meliputi :
1) Identitas Pasien
a. Nama :
b. Usia :
c. Jenis kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin
d. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan
e. Alamat :
f. Suku/bangsa :
g. agama :
h. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/
minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap
gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
i. Riwayat sakit dan kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat penyakit saat ini
3) Riwayat penyakit dahulu
2) Pemeriksaan fisik : Review of System
a. B 1 (breath) : takhipnea
b. B 2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
c. B 3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.
d. B 4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.
e. B 5 (bowel) : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati,
tidak toleran terhadap makanan pedas.
f. B 6 (bone) : kelelahan, kelemahan
6
3) Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H.
Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa
pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam
hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena
infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia
yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea
diubah oleh urease H. Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan
karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding
lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam
feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya
darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam
lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada
saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil
yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam
esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan
terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk
memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada
jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter
akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.
Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien
biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi
harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang
lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini.
Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada
tenggorokan akibat menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau
penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan
cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di
rontgen.
7
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan
tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung.
Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan
dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis
basal mengukur BAO (basal acid output) tanpa perangsangan. Uji
ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger-
Elison (suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam
jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam
maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat
yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin.
Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
4) Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya, kecemasan terhadap penyakit.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual
dan muntah).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan intake asupan gizi.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan
kurangnya informasi.
5. nyeri berhungangan dengan stress asam lambung.
3. Intervensi Keperawatan
1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual
dan muntah).
Tujuan :
Mencegah output yang berlebih dan mengoptimalkan intake cair.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh
mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna
merah muda, input dan output seimbang.
8
Intervensi :
intevensi Rasional
Penuhi kebutuhan individual.
Anjurkan klien untuk minum
(Dewasa : 40-60 cc/kg/jam).
1. Berikan cairan tambahan IV 1. Mengganti kehilangan cairan
sesuai indikasi. Awasi tanda- dan memperbaiki
tanda vital, evaluasi turgor keseimbangan cairan dalam
kulit, pengisian kapiler dan fase segera.
membran mukosa.
2. Kolaborasi pemberian 2. Menunjukkan status
cimetidine dan ranitidine dehidrasi atau kemungkinan
kebutuhan untuk peningkatan
penggantian cairan.
3. Intake cairan yang adekuat 3. Cimetidine dan ranitidine
akan mengurangi resiko berfungsi untuk menghambat
dehidrasi pasien. sekresi asam lambung
9
2. Dengan tranfusi albumin diharapkan
2. Koloborasi kadar albumin dalam darah kembali normal
transfusi sehingga kebutuhan nutrisi kembali normal.
albumin.
intervensi Rasional
. 1 Tingkatkan tirah baring 1. Tirah baring dapat
atau duduk dan berikan obat meningkatkan stamina tubuh
sesuai dengan indikasi. pasien sehinggga pasien
dapat beraktivitas kembali.
10
2. Berikan lingkungan yang 2. Lingkungan yang nyaman
tenang dan nyaman. dan tenang dapat mendukung
pola istirahat pasien.
3. Ajarkan klien metode 3. Klien dapat beraktivitas
penghematan energy untuk secara bertahap sehingga
aktivitas (lebih baik duduk tidak terjadi kelemahan
daripada berdiri saat
melakukan aktivitas)
11
CONTOH ASKEP
12
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn A
Umur : 56 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SD
Status : Kawin
Identitas penanggung jawab
Nama : ny. N
Umur : 27 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : SMA
Status : Kawin
Hubungan dengan pasien : anak
2. Diagnosa Medis : Gastritis
3. Waktu Dan Tempat
Tgl masuk rumah sakit :19 september 2016
Tgl pengkajian :21 september 2016
Tempat Praktik :RSUD Pelabuhanratu
5. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Saat masuk Rumah sakit : Klien datang Ke IGD RSUD Pelabuhan
ratu jam 19.00 tanggal 19 september 2016 dengan keluhan nyeri pada
ulu hati 4 hari yang lalu disertai mual muntah
b. Saat pengkajian (PQRST) : Pada tanggal 21 september 2016
dilakukan pengkajian, klien mengeluh nyeri pada ulu hati, dengan
skala nyeri 5 disertai mual muntah
c. Keluhan penyerta : Klien mengatakan tidak nafsu makan.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Pernah di rawat di Rumah sakit : Klien mengatakan pernah
dirawat di rumah sakit 3 tahun yang lalu, dengan penyakit yang
sama
2) Obat-obatan yang pernah digunakan : Obat-obatan yang sering
digunakan ketika di rumah biasanya obat dari warung.
3) Tindakan (operasi) : Klien mengatakan belum pernah melakukan
operasi.
4) Alergi : Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan
maupun alergi obat-obatan.
13
5) Kecelakaan : Klien mengatakan pernah mengalami kecelakaan 3
tahun yang lalu.
6) Imunisasi : Keluarga mengatakan klien di imunisasi pada saat
masih kecil.
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Menejemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
1) Tingkat pengetahuan kesehatan/penyakit
Pasien mengatakan pasien tidak mengetahui tentang penyakit yang
dideritanya.
2) Perilaku untuk mengatasi masalah kesehatan
Anak pasien mengatakan jika sakit selalu berobat ke puskesmas.
3) Factor factor resiko sehubungan dengan kesehatan
Anak pasien mengatakan pasien sering tidak mau makan.
b. Pola Istirahat Tidur
Sebelum Sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit kebutuhan
tidur pasien tidak terganggu. Tidur ±7-8 jam. Mulai pukul 21.00-05.00,
tidur dengan nyenyak, tidak gelisah, dan tidak sering terjaga pada
malam hari.
Selama Sakit :Anak pasien mengatakan selama sakit kebutuhan tidur
pasien terganggu. Tidurnya tidak teratur, mulai pukul 19.00, kadang
hanya 1-2 jam kemudian terbangun, lalu tidur lagi. Pasien sering
merasa gelisah, tidurnya tidak nyenyak, dan sering terjaga pada malam
hari karena nyeri pada perutnya dan pasien merasa nyei pada luka di
bokongnya.
c. Pola Nutrisi Metabolik
Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit makan dan
minum pasien tidak mengalami masalh. Makan 3x/hari dengan nasi,
sayur, dan lauk dan habis 1 porsi. Tidak mula dan tidak muntah.
Minum ± 6-8 gelas/hari.
Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit nafsu makan
pasien menurun. Makan 3x/hari namun sedikit sedikit dan tidak habis.
Kadang pasien mengeluh mual dan ingin muntah. Minum hanya
sedikit, 3-4 gelas/hari.
d. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit :Anak pasien mengatakan, sebelum sakit BAB pasien
teratur, 1x/hari, tidak keras dan tidak cair. BAK sering, 5-6x/hari dan
tidak nyeri saat BAK.
Selama Sakit :Anak pasien mengatakan, selama sakit BAB pasien
tidak teratur, kadang 3 hari baru BAB. BAK hanya sedikit.
Pasien terpasang kateter, urin hanya sekitar 300 cc/hari.
e. Pola Kognitif Perseptual
14
Sebelum sakit :Anak pasien mengatakan pasien dapat berkomunikasi
dengan baik dengan orang lain, dan mengerti apa yang dibicarakan
,berespon dan berorientasi dengan baik dengan orang-orang sekitar”.
Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien masih
dapat berkomunikasi dan berespon dengan baik. Akan tetapi selama
sakit pasien jarang berbicara, berbicara hanya seperlunya saja.
f. Pola Konsep Diri
Gambaran diri : Anak pasien mengatakan pasien tidak pernah
mengeluh dengan kondisi tubuhnya.
Identitas diri : Anak pasien mengatakan pasien masih dapat
mengenali dirinya sendiri.
Peran diri : Anak pasien mengatakan pasien berperan sebagai ibu
rumah tangga dan bekerja sebagai pedagang.
Ideal diri : Anak pasien mengatakan pasien selalu mengatakan ingin
hidup dengan baik, sehat, dan ingin melihat anaknya bahagia. Dan saat
ini ibu berharap ingin cepat sembuh.
Harga diri : Anak pasien mengatakan di rumah pasien sangat dihargai
oleh anak, menantu, dan keluarga.
g. Toleransi Stres Koping
Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan jika mengalami masalah
pasien selalu bercerita dengan anak anaknya atau keluarganya dan
menyelesaikan masalah secara bersama sama.
Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit jika mengalami
masalah masih selalu bercerita pada anaknya. Dan jika merasa tidak
nyaman atau sakit pasien selalu mengatakan pada anaknya.
h. Pola reproduksi-seksualitas
Pasien berjenis kelamin perempuan. Suami pasien sudah meninggal.
Pasien memiliki 2 anak perempuan.
i. Pola Hubungan peran
Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan
anak anaknya maupun keluarga lainnya sangat baik dan tidak ada
masalah. Pasien berperan sebagai ibu rumah tangga dan bekerja
sebagai pedagang.
Selama sakit : Anak pasien mengatakan hubungan pasien dengan
anak dan keluarganya tetap baik dan tidak ada masalah. Selama sakit
pasien dirawat di rumah sakit sehingga tidak bisa bekerja seperti
biasanya.
j. Pola Nilai dan Keyakinan
Sebelum sakit : Anak pasien mengatakan sebelum sakit pasien selalu
sholat 5 waktu.
Selama sakit : Anak pasien mengatakan selama sakit pasien belum
pernah sholat karena kondisi sakitnya.
15
7. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem pernafasan
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, pola nafas normal. fokal
fremitus normal, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa. suara paru
sonor. suara paru vesikuler, tidak terdengar wheezing dan ronkhi
b. Sistem kardiovaskular
Tidak nampak retraksi dada, bentuk dada simetris, tak nampak
penggunaan otot bantu nafas, tidak ada massa, ictus cordis tampak
pada itercosta ke 5, tidak ada nyeri tekan, tidak teraba massa, pulse
teraba kuat, batas-batas jantung normal, suara redup, suara paru
reguler, tidak terdengar gallop.
c. Sistem pencernaan .
abdomen flat, simetris, auskultasi gaster normal, peristaltik usus 5x/
menit. Suara lambung tympani, batas hepar normal, ada nyeri tekan di
abdomen bagian kiri, tidak terasa pembesaran hepar, tak teraba adanya
massa. Mukosa Bibir tampak kering. Lidah tampak putik dan kotor.
d. Sistem perkemihan
Karakteristik urine/BAK jernih, frekuensi 2-3 sehari,tidak ada nyeri
pinggang, tidak terpasang alat bantu BAK, tidak ada darah, bau khas,
tidak ada benjolan.
e. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfatik
f. Sistem genetalia
Klien tidak terpasang DC
g. Sistem musculoskeletal
Pergerakan sendi normal, kekuatan otot penuh, tidak ada edema, turgor
kulit baik, tidak ada deformitas, tidak ada nyeri gerak, nyeri tekan,
tidak ada pembengkakan pada sendi,tidak menggunakan alat bantu,
tidak ada fraktur, kemampuan ADL mandi, berpakaian, eliminasi,
mobilisasi di tempat tidur, pindah, ambulasi normal.
h. Sistem integumen
Turgor kulit baik, tidak ada sianosis/anemis, warna kulit sawo matang,
tidak ada luka, tak ada edema, tidak ada memar, benjolan,lesi.
i. Sistem persarafan
Tidak ada tremor, reflex cahaya pupil bagus, pupil isokor 3 mm, gerak
bola mata bebas ke segala arah, GCS 15, Kesadaran compos mentis,
orientasi waktu, tempat, orang normal. Brudzinki negatif, kaku kuduk
negatif.
16
8. Terapi Obat
a. Peroral : Sukralfat, Paracetamol
b. Parenteral : RL/12 jam
17
Pasien sering merasa
gelisah, tidurnya tidak
nyenyak, dan sering terjaga
pada malam hari karena
nyeri pada perutnya
DO :
Keadaan Umum : Lemah,
gelisah, wajah terlihat
menahan nyeri.
RR : 32x/menit. RESIKO
Irama nafas irregular Pertahanan INFEKSI
P : nyeri timbul saat tubuh primer
makan Q: nyeri terasa yang tidak
seperti mau muntah R: adekuat
nyeri di ulu hati S: 4 T: (integritas
hilang timbul. kulit tidak
Nyeri tekan pada daerah utuh)
ulu hati
Leukosit 18.100/cmm
DS :
pasien merasa nyeri pada
luka di bokonnya
DO :
TD : 91/61 mmHg, Suhu :
38,8°C , RR : 32x/menit.
Terdapat luka di daerah
bokong atas, luka lembab,
kemerahan di daerah
sekitar luka.
Akral hangat
Leukosit 18.100/cmm
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. A Ruang/Unit :
No. Register : 144766 D. Medis : Gastritis
NO DX Prioritas Diagnosa Keperawatan
18
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tanggal No Tujuan keperawatan (nic) Rencana tindakan TTD/
/waktu dx (noc) nama
1 Setelah dilakukan Pain Management :
tindakan keperawatan 1. Observasi
selama …x 24 jam, reaksi nonverbal
diharapkan nyeri dari
berkurang sampai ketidaknyamana
dengan hilang dengan n
criteria hasil: 2. Kaji nyeri
Pain Control : secara
1. Pasien dapat komprehensif
mengontrol nyeri meliputi ( lokasi,
2. Pasien melaporkan karakteristik,
nyeri berkurang atau dan onset,
hilang durasi,
3. Frekuensi nafas frekuensi,
dbn (16-24x/menit) kualitas,
4. Skala 0-1 dari 4 intensitas nyeri )
5. Pasien tidak gelisah 3. Kaji skala
6. Leukosit dbn (4000- nyeri
10.000 /cmm) 4. Gunakan
komunikasi
terapeutik agar
klien dapat
mengekspresika
n nyeri
5. Kaji factor
yang dapat
menyebabkan
nyeri timbul
6. Anjurkan
pada pasien
untuk cukup
istirahat
7. Control
lingkungan yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
8. Monitor tanda
tanda vital
9. Ajarkan
tentang teknik
19
nonfarmakologi
(relaksasi) untuk
mengurangi
nyeri
10. Jelaskan factor
factor yang
dapat
mempengaruhi
nyeri
11. Kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian obat
Setelah dilakukan Infection Control :
tindakan keperawatan 1. Observasi dan
selama …x 24 jam, laporkan tanda
diharapkan tidak terjadi dan gejala
infeksi, dengan criteria infeksi seperti
hasil : kemerahan,
Risk Control : panas, nyeri,
1. Suhu tubuh dbn tumor.
(36-37°C ) 2. Kaji tanda
2. Frekuensi nafas tanda vital
dbn (!6-24x/menit) 3. Lakukan
3. Tidak terjadi teknik perawatan
infeksi lebih laanjut luka yang tepat
4. Tidak ada tanda 4. Tingkatkan
tanda inflamasi nutrisi dan
(rubor, dolor, kalor, cairan
tumor, fungsiolesa) 5. Monitor
5. Pasien dan temperature
keluarga mengetahui tubuh
tindakan yang tepat 6. Gunakan
untuk mencegah srategi untuk
infeksi mencegah
6. Pasien dan infeksi
keluarga dapat nosokomial
mengetahui tanda 7. Anjurkan
dan gejala infeksi untuk istirahat
7. Pasien dan yang adekuat
keluarga dapat 8. Batasi
mengetahui cara pengunjung bila
perawatan luka yang perlu
tepat 9. Ajarkan pada
8. Integritas kulit klien dan
membaik keluarga cara
20
perawatan luka
yang tepat
10. Jelaskan pada
klien dan
keluarga
bagaimana
mencegah
infeksi
11. Jelaskan pada
klien dan
keluarga tanda
dan gejala
infeksi
12. Anjurkan dan
ajarkan pada
klien dan
keluarga
mencuci tangan
dengan sabun
13. Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian terapi
obat
21
teknik relaksasi sedikit berkurang
nafas dalam pada
pasien untuk
mengurangi nyeri
17.00 1&2 Menganjurkan DS : pasien
klien untuk mengatakan “iya”
beristirahat DO : pasien terlihat
gelisah
18.00 2 Memberikan DO : obat ranitidine
injeksi ranitidin 25 25 mg masuk
mg melalui inj.selang
infus
19.00 2 Menganjurkan DS : keluarga pasien
pada keluarga mengatakan pasien
untuk memberikan hanya mau makan
makan pasien sedikit karena
sedikit sedikit tapi perutnya merasa
sering dan nyeri dan mual
menganjurkan
untuk minum yang
cukup
19.30 2 Melihat luka di DS : keluarga pasien
bokong pasien, mengatakan “mbak
mencatat adanya ini lukanya lembab”
kemerahan di
sekitar luka atau
adanya tanda tanda
inflamasi lainnya
20.00 2 Menjelaskan pada DS : pasien
pasien dan keluarga mengatakan nyeri
tentang tanda dan pada lukanya
gejala infeksi serta DO :luka lembab,
bagaimana cara kemerahan di daerah
mencegah sekitar luka
terjadinya infeksi DS : keluarga pasien
mengatakan “iya
mbak, saya
mengerti.
Terimakasih”
22
Urin : 300 cc
DO : Obat furosemid
21.00 Memberikan 20 mg masuk
injeksi furosemid melalui inj.selang
20mg Melihat infuse
DS : keluarga pasien
mengatakan
“terimakasih mbak”
07.00 1&2 kondisi pasien dan DS : keluarga pasien
menanyakan mengatakan pasien
keluhan yang sering terlihat
dirasakan pasien. gelisah dan
mengatakan pasien
sering mengeluh
merasa tidak
nyaman/nyeri pada
perutnya
08.00 2 Menganjurkan DO : skala nyeri 3,
pada pasien untuk pasien terlihat
segera tidur gelisah
Menanyakan pada DS : pasien
keluarga pasien mengatakan “iya”
kondisi dan
keluhan pasien
09.30 2 Memberikan DS : keluarga pasien
pengertian pada mengatakan pasien
keluarga pasien, masih terlihat
mengakhiri gelisah dan sulit
tindakan tertidur. Pasien juga
(mengucapkan mengeluh perutnya
terimakasih dan masih terasa tidak
salam) nyaman dan kadang
nyeri pada luka di
bokongnya
10.00 1 Menutup tirai dan DS : keluarga pasien
membatasi mengatakan “sama
pengunjung sama mbak, dan
terimakasih juga’
10.25 Mengukur TD, DO : TD: 127/88
suhu, menghitung mmHg
nadi dan RR Nadi : 71x/menit
Suhu : 37,1°C
RR : 26x/menit
Menayakan kondisi DS : pasien
dan keluhan pasien mengatakan
23
perutnya kadang
kadang masih terasa
nyeri, dan lukanya
perih
Menanyakan pada DS : keluarga pasien
keluarga makan mengatakan tadi
dan minum pasien malam pasien
terlihat gelisah dan
beberapa kali
terbangun
Melakukan DS : keluarga pasien
perawatan luka mengatakan pasien
pada pasien sudah makan, namun
hanya sedikit karena
pasien masih
mengeluh mual,
minum sudah 1 gelas
(240 cc)
Mengajarkan pada DS : pasien
keluarga teknik mengeluh nyeri
perawatan luka DO : luka masih
yang tepat lembab, masih
kemerahan di sekitar
luka
Menjelaskan pada DS : keluarga pasien
pasien dan keluarga mengatakan “iya
mengenai factor mbak, saya
factor yang dapat mengerti.
menimbulkan nyeri Terimakasih”
dan memperparah
nyeri
Memberikan DS : pasien
injeksi ranitidin 25 mengatakan “Iya”
mg
Persiapan DO : obat ranitidin
Pasien akan 25 mg masuk
dipindahkan melalui inj.selang
infus
DS : Keluarga
pasien mengatakan
“terimakasih’’
24
F. EVALUASI KEPERAWATAN
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi /
peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari
beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada
lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh
bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan
dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.
Gastritis yang terjadi tiba – tiba (akut) biasanya mempunyai gejala
mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang
berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang
ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi
sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.
B. Saran
Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan
minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter
pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres
fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang
mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak
lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres
tersebut.
Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita
lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan
resiko infeksi pada lapisan lambung.
26
DAFTAR PU STAKA
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8
EGC, Jakarta
https://stikesmukla.ac.id/downloads/makalah/ASUHAN%20KEPERAWATAN
%20PASIEN%20dengan%20GASTRITIS.pdf
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/296894-asuhan-keperawatan-pada-tn-
k-dengan-diag-1806590f.pdf
27