Nama Mahasiswa:
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
peyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan .......................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
5. Manifestasi Klinis
a. Gastritis akut
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai
sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala
yang sangat mencolok adalah :
a) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai
terjadi renjatan karena kehilangan darah.
b) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis.
Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan
dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.
c) Kadang – kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.
d) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.
e) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.
f) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan
gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat,
keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.
c. Gastritis kronis
1) Bervariasi dan tidak jelas
2) Perasaan penuh, anoreksia
3) Distress epigastrik yang tidak nyata
4) Cepat kenyang
6. Pemeriksaan Diagnostik
a) EGD (Esofagogastriduodenoskopi) yaitu tes diagnostik kunci untuk perdarahan GI
atas, dilakukan untuk melihat sisi perdarahan / derajat ulkus jaringan / cedera.
b) Minum barium dengan foto rontgen yaitu dilakukan untuk membedakan diganosa
penyebab / sisi lesi.
c) Analisa gaster yaitu dapat dilakukan untuk menentukan adanya darah, mengkaji
aktivitas sekretori mukosa gaster, contoh peningkatan asam hidroklorik dan
pembentukan asam nokturnal penyebab ulkus duodenal. Penurunan atau jumlah
normal diduga ulkus gaster, dipersekresi berat dan asiditas menunjukkan sindrom
Zollinger-Ellison.
d) Angiografi yaitu vaskularisasi GI dapat dilihat bila endoskopi tidak dapat disimpulkan
atau tidak dapat dilakukan. Menunjukkan sirkulasi kolatera dan kemungkinan isi
perdarahan.
e) Amilase serum yaitu meningkat dengan ulkus duodenal, kadar rendah diduga gastritis
(Doengoes, 1999, hal: 456).
7. Penatalaksanaan
Pengobatan gastritis meliputi :
a) Mengatasi kedaruratan medis yang terjadi
b) Mengatasi atau menghindari penyebab apabila dapat dijumpai
c) Pemberian obat-obat antasid atau obat-obat ulkus lambung yang lain (Soeparman,
1999, hal 96)
Pada gastritis, penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan :
a. Gastritis akut
Instruksikan pasien untuk menghindari alkohol.
Bila pasien mampu makan melalui mulut diet mengandung gizi dianjurkan.
Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral.
Bila perdarahan terjadi, lakukan penatalaksanaan untuk hemoragi saluran
Gastromfestinal.
Untuk menetralisir asam gunakan antasida umum.
Untuk menetralisir alkali gunakan jus lemon encer atau cuka encer.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangren atau
perforasi.
Reaksi lambung diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilorus.
b. Gastritis kronis
Dapat diatasi dengan memodifikasi diet pasien, diet makan lunak diberikan sedikit
tapi lebih sering.
Mengurangi stress
H. Pylori diatasi dengan antiobiotik (seperti tetraciklin ¼, amoxillin) dan gram
bismuth (pepto-bismol).
8. Komplikasi
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA)
Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut, yaitu perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock
hemoragik, terjadi ulkus, kalau prosesnya hebat dan jarang terjadi perforasi.
Gangguan penyerapan vitamin B 12
Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan vitamin
B12, akibat kurang pencerapan, B12 menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan
besi terganggu dan penyempitan daerah antrum pylorus.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
b) Aktivitas / Istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas
c) Sirkulasi
Gejala:
Hipotensi (termasuk postural)
takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)
kelemahan / nadi perifer lemah
pengisian kapiler lambar / perlahan (vasokonstriksi)
warna kulit : pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
kelemahan kulit / membran mukosa = berkeringat (menunjukkan status
syok, nyeri akut, respons psikologik)
d) Integritas ego
Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
Tanda : tanda ansietas, misal : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.
e) Eliminasi
Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastro interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka
peptik / gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola
defekasi / karakteristik feses.
Tanda : nyeri tekan abdomen, distensi
Bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah perdarahan.
Karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-kadang
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, penggunaan antasida).
Haluaran urine : menurun, pekat.
f) Makanan / Cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga obstruksi
pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
Masalah menelan : cegukan, Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan
darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit
buruk (perdarahan kronis).
g) Neurosensori
Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).
h) Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres samar-
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri
epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam
setelah makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri
sampai / atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan
bila lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus
duodenal). Tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).
Faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu
(salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
i) Keamanan
Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan
sirosis / hipertensi portal)
j) Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat
diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal :
trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang
lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999,
hal: 455).
2. Analisa data
-monitor kadar
elektrolit
-monitor efek
samping pemberian
suplemen elektrolit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan -berat badan Observasi
membaik -identifikasi status
nutrisi
-indeks massa tubuh
(IMT) membaik -identifikasi alergi
dan toleransi
-frekuensi makan makanan
membaik
-identifikasi makanan
- bising usus yang disukai
membaik
Identifikasi
-tebat l lipatan kulit kebutuhan kalori dan
trisep membaik jenis nutrien
Membran mukosa
membaik -identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
-monitor asupan
makanan
-Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
-Identifikasi penagruh
budaya terhadap
respon nyeri
-Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
-Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
-Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
3. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan (kehilangan aktif) berhubungan dengan perdarahan,
mual, muntah dan anoreksia.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
intake asupan gizi.
4. Nyeri berhubungan dengan inflamasi lambung
4. Intervensi
Untuk mencegah
mual, nyeri dan rasa
tidak nyaman.
3 Setelah dilakukan tindakan Kaji penyebab Digunakan sebagai
keperawatan selama 3x24 timbulnya nyeri atau dasar tindakan
jam diharapkan nyeri klien terjadinya nyeri. selanjutnya
berkurang dengan
Kriteria hasil: Catatan karakteristik Mengetahui seberapa
Klien mengatakan nyeri nyeri meliputi durasi, jauh nyeri dan
berkurang lokasi dan intensitasnya menentukan
Klien tampak rileks tanda- (skala 0-10) etiologinya serta
tanda vital : TD, nadi mengantisipasi terjadi
dalam batas normal komplikasi.
Observasi tanda-tanda
vital Mengetahui keadaan
umum klien
Ciptakan suasana
perawatan yang tenang. Mengurangi stimulus
yang tidak diinginkan
Ajarkan tehnik rileksasi
dan nafas dalam Dapat mengurangi
ketegangan syaraf
sehingga klien lebih
rilex dan nyeri
berkurang.
Kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian Medikamentosa dapat
obat analgetik mengurangi nyeri.
5. Evaluasi
Dx 1 : klien mampu mempertahankan volume cairan adekuat dengan dibuktikan oleh
mukosa bibir lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler berwarna merah muda, input
dan output seimbang
Dx 3 : klien mengatakan nyeri berkurang, klien tampak rileks, tanda-tanda vital : TD,
nadi dalam batas normal
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau
meningkatnya asam lambung sehingga mengakibatkan atau peradangan dari mukosa lambung
seperti triris atau nyeri ulu hati. gejala yang gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan
mules. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu : gastritis akut dan kronis. Gastritis akut (inflamasi
mukosa lambung) paling sering akibatkan oleh diit, misal, makan terlalu banyak, terlalu cepat,
makan makanan yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alkohol, aspiron, refluks empedu atau terapi radiasi, inflamasi lambung yang
berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri
helicobacter pylori. Manifestasi klinis gastritis antara lain anorexia, mual, muntah,nyeri
epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena.
Gastritis bisa disembuhkan tetapi tidak bisa sembuh total. Gastritis adalah penyakit yang
dapat kambuh apabila si penderita tidak makan teratur, terlalu banyak makan, atau sebab lain.
Biasanya untuk meredakan atau menyembuhkannya penderita harus meminun obat jika
diperlukan. Tetapi gastritis dapat di cegah, yaitu dengan cara makan teratur, makan
secukupnya, cuci tangan sebelum makan dan jajan sembarangan.
SARAN
Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan para pembaca
mengenai penyakit gastritis. Kami selaku pembaca pula mengharapkan kritik dan saran bagi
yang pembaca untuk kebikan makalah kami
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddarth. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.
Jakarta :EGC.
Doenges, Marilynn E. Mary frances moorhouse dan alice C geisser. 1999. Rencana Asuhan
Keperawatan : pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta :
EGC.
Mansjoer,arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3, jilid 1. Jakarta : Media aesculapius
Price, Sylvia A lorraine M. Wilson. 1994. Patofiologi. Konsrp klinis proses-proses penyakit.
Jakarta : EGC.