Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP KDM

KEBUTUHAN KEAMANAN DAN KENYAMANAN


PADA PASIEN GASTRITIS

Dosen Pembimbing :
Mumpuni DN, SST, M.Si

Disusun Oleh :
Firda Surya Ajjannah
192102012

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG

PROGAM STUDI DIII KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus sebagai tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.
Nama : Firda Surya Ajjannah
NIM : 192102012
Telah dikonsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Praktik Klinik Keperawatan I pada
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang pada :
Hari :
Tanggal :

Jombang, ............................
Pembimbing Akademik

Mumpuni DN. SST, M. Si


NIK.....................................
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan. (Potter
& Perry, 2006)
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat
atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebuut. (Asmadi,
2008)
Menurut (Mardella, ester, Riskiyah & Mulyaningrum, 2013) gangguan rasa nyaman
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan keadaan sseseorang mnegeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak mnyenangkan selama satu detik
sampai dengan kurang dari enam bulan
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan
c. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensasi yang tidak
nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada
seluruh bagian perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak

B. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab
gangguan rasa nyaman adalah :
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional dan lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulasi lingkungan
f. Efek terapi (misalnya medikasi, radiasi dan kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan

Penyebab gangguan rasa nyaman(mual) berhubungan dengan gejala penyakit sering


kali dikaitkan dengan adanya gangguan pada lambung, salah satunya gejala penyakit
Gastritis.
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti
perut/lambung dan itis yang bebrarti inflamasi/peradangan.Gastritis adalah inflamasi dari
mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492). Gastritis adalah segala
radang mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Price & Wilson
2006). Berdasarkan berbagai pendapat tokoh diatas, gastritis dapat juga diartikan sebagai
suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi
dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradanngan pada lambung. Biasanya peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori.
Gastritis menurut jenisnya terbagi menjadi 2, yaitu (David Ovedorf 2002):
a.       Gastritis Akut
Disebabkan karna mencerna asam atau alkali yang dapat menyebabkan mukosa menjadi
ganggren atau proforasi. Gastritis akut dibagi menjadi dua gartis besar yaitu:
1)       Gastritis Eksogen Akut (biasanya disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, seperti bahan
kimia misalnya: lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid mekanis iritasi bakterial obat
analgetik, anti inflamasi terutama aspirin(aspirin yang dosis rendah sudah dapat
menyebabkan erosi mukosa lambung).
2)       Gastritis Endogen Akut (adalah gastritis yang disebabkan oleh kelainan badan.)
b.      Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung atau oleh bakteri Helicobacter pylory (H.Pylory).Gastritis kronik dikelompokan lagi
dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan gastritis kronis tipe A jika mampu
menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan
penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi gastrik mempengaruhi produksi antibodi. Anemi
pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.Tipe ini dikaitkan
dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung.

Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain:


1)        Infeksi bakteri . Sebagian besar populasi di dunia teinfeksi oleh bakteri H.Pylori yang
hidup di bagian lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya
dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan
tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh bakteri ini.
2)        Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.Obat analgesic anti inflamasi
nomsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxendapat menyebabkan peradangan
pada lambung dengan cara mengurangi prostalglandin yang bertugas melindungi dinding
lambung. Jika pemaikaian pbat-obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya
masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaian dilakukan secara terus menerus atau
pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritisd dan peptic ulcer.
3)        Penggunaan alcohol secara berlebihan. Alcohol dapat mengiritasi dan mengikis
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap aam
lambung walaupun pada kondisi normal.
4)        Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan
dan gastritis.
5)        Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar, atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
6)        Kelainan aoutoimune.Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika system kekebalan
tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan
peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kenlenjar-
kelenjar penghasil asam lambung dan mengganggu produksi factor intrinsic (yaitu sebuah zat
yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat
mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat
mempengaruhi seluruh system dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama
pada orang tua.
7)        Crohn’s disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis
pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari crohn’s disease
(yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok dari pada gejala-
gejala gastritis.
8)        Radiasi dan Kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi
dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang
menjadi gastritis dan peptic ulcer.ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang
terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut
menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar
penghasil asam lambung.
9)        Penyakit bile refluk. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-
lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati ketika dilepaskan, empedu akan melewati
serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot
sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir
balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, balik ke dalam
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam
lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis.
10)    Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan kondisi kesehatan lainnya
seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa
lambung. Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung,
dan enzim pepsin. Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin mencerna
protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya dari
cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan lambung di dalamnya.
Inflamasi mukosa terjadi ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam
lambung, enzim pepsin, dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada
fase akut, infeksi atau inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan penderita.
Pada fase ini terjadi erosi superfisial, di mana permukaan mukosa lambung menampakkan
eritema dan edema. Umumnya, gastritis fase ini beronset akut, dan cepat berakhir.
Inflamasi dapat menyeluruh (pan gastritis), atau sebagian lambung saja (antral gastritis).
Inflamasi dapat berupa nodul-nodul kecil, sebagai tanda akut atau subakut gastritis, yang asal
muasalnya belum jelas. Nodul inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang
telah berepitelialisasi atau menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema.

Manisfestasi Klinis
1.      Gastritis akut :
a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c. Muntah serta cegukan
d. Dapat terjadi kolik dan diare
e. Peningkatan Suhu Tubuh
f. Takikardi

2.      Gastritis kronis :
a. Tipe A : Asimtomatis
b. Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa, Rasa pahit
dalam mulut, Mual dan muntah

Komplikasi
1.      Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik.Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah
H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2.      Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi
vitamin B12

Penatalaksanaan gastritis secara umum adalah menghilangkan faktor utama yaitu


etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan. Namun secara
spesifik dapat dibedakan sebagai berikut:
1)   Gastritis Akut:
a. Pantang minum alkohol dan makan sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi
diet yang tidak mengiritasi. 
b. Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
c. Jika terdapat perdarahan, penatalaksanaannya serupa dengan hemoragie yang terjadi
pada saluran gastrointestinal bagian atas. 
d. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan
asam dengan antasida umum, misalnya aluminium hidroksida, antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan sukralfat (untuk sitoprotektor).
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer
atau cuka yang di encerkan.
f. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya perforasi.

2) Gastritis Kronis :
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan
garam bismuth (pepto bismol)

C. Patofisiologi
1. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terjadi dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
2. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap
3. Status nutrisi
Keadaan status nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu
4. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
5. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
6. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok

D. Gejala Klinis
a. Vakolasi
Mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur
b. Ekspresi wajah
Meringis, mengeletuk gigi, mengernyit dahi, menutup mata dan mulut rapat,
menggigit bibir
c. Gerakan tubuh
Gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan,
gerakan ritmik atau gerakan menggosok, gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi sosial
Menghindari percakapan, fokus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan
rasa mual, menghindar kontak sosial, penurunan rentang perhatian

E. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol dari diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman(mual) atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan
tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
ketidaknyamanan.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hipnosisi
diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri atau mual melalui pengaruh
sugesti positif dan dapat mengurangi distraksi. Mengurangi persepsi nyeri atau
mual adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan
membuang atau mencegah stimulus yang dirasakan.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus prhatian terhadap nyeri atau
mual ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi visual,
distraksi pendengaran, distraksi pernafasan, dan distraksi intelektual.

F. Fokus Pengkajian
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
◦Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah dan lemah
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi
lambat
c. Perkusi : suara abdomen hypertimpani
d. Auskultasi : tekanan darah menurun
◦pemeriksaan penunjang
1. USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
2. Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapan
mengganggu rasa nyaman klien

G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman(mual)
2. Nyeri akut

H. Intervensi Keperawatan dan Rasional

No Intervensi Rasional
1. 1. Identifikasi pengalaman mual 1. Untuk mengidentifikasi keefektifan
2. Identifikasi dampak mual intervensi yang diberikan
terhadap kualitas hidup(mis. Nafsu 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
makan, aktifitas, tangguang jawab dan mencegah mual
peran dan tidur 3. Untuk mengurangi efek mual dan
3. Identifikasi faktor penyebab mencegah muntah
mual(mis. Pengobatan dan 4. Untuk menghindari efek mual
prosedur) 5. Untuk mengurangi mual pada
4. Anjurkan istirahat dan tidur yang sentralnya
cukup
5. Kolaborasi pemberian antlemetik
2. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk memilih intervensi yang
durasi, frekuensi, kaulitas, intensitas cocok dan untuk mengevaluasi
nyeri keefektifan dari terapi yang diberikan
2. Identifikasi pengetahuan dan 2. Dapat mengurangi ansietas dan rasa
keyakinan tentang nyeri takut, sehingga mengurangi persepsi
3. Berika teknik nonfarmakologis akan intensitas rasa sakit
untuk mengurangi rasa nyeri 3. Tindakan ini memungkinkan klien
4. Kolaborasi pemberian anlgetik untuk mendapatkan rasa kontrol
terhadap nyeri
4. Memberikan penurunan nyeri/tidak
nyaman

I. Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika

Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC

Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman


.
https://www.alomedika.com/penyakit/gastroentero-hepatologi/gastritis

Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. (2016)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
STIKES PEMKAB JOMBANG
Jalan dr. Sutomo No. 75-77 Telp / Fax (0321) 870214, 850028 - JOMBANG
PROGRAM STUDI : S-1 KEPERAWATAN, D-III KEPERAWATAN,
D-III KEBIDANAN, PENDIDIKAN PROFESI
NERS

FORMAT PENGKAJIAN PADA USIA DEWASA


Seorang laki-laki berusia 40 tahun datang ke RS dengan keluhan mual dan perut terasa
perih, klien tampak gelisah dan merintih. Hasil pengkajian didapatkan N : 80x/menit, RR :
22x/menit, TD : 110/70 mmHg, Suhu : 37,5°C

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Karanglo, Jombang
No. Register : 101.8680
Tanggal MRS : 18 Januari 2021
Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2021
Diagnosa Medis : Gastritis
Penanggung Jawab : ASKES/ASTEK/JAMSOSTEK/JPS/SENDIRI

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Klien mengeluh mual dan perut terasa perih
Riwayat MRS : klien dibawa ke IGD dengan keluhan 1 minggu yang lalu perutnya
terasa perih, panas dan muntah dengan S : 37°C, N : 80x/menit, RR : 22x/menit, TD :
110/70 mmHg
Upaya yang telah dilakukan : klien mengatakan meredakan rasa mual dengan minum
air hangat
Terapi / operasi yang pernah dilakukan : tidak pernah
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit yang pernah diderita:
Klien mengatakan bahwa pernah dirawat di RS dengan penyakit yang sama (gastritis)
Obat-obat yang biasa dikonsumsi: Mylanta, Promag
Kebiasaan berobat : klien mengatakan sesekali berobat di klinik
Alergi : Tidak ada riwayat alergi baik makanan maupun obat-obatan
Kebiasaan merokok / alkohol : klien merokok sehari 3-5 batang
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan tidak ada anggota yang mempunyai penyakit seperti yang diderita
klien dan tidak ada yang mempunyai penyakit menular atau keturunan (DM,
Hipertensi)
Genogram :

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah

4. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Klien mengatakan lingkungan yang ditempati bersih nyaman dan klien mengatakan
rumahnya dekat persawahan
5. Riwayat Kesehatan Lainnya : -
Alat Bantu yang dipakai : Tidak ada

I. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON


NO POLA SEBELUM MRS SAAT DI RS
1. Pola persepsi terhadap kesehatan-
managemen kesehatan: Klien mengkonsumsi klien menggunakan
 Penggunaan obat: bebas / resep, obat promag dan obat sesuai resep
penggunaan fasilitas kesehatan mylanta dokter
 Rekreasi klien menghabiskan klien hanya bisa
 Gosok gigi waktu libur bersama beraring dan sesekali

 Cuci rambut keluarga duduk


klien menggosok gigi klien gosok gigi 1x
 Merokok / alkohol
2x sehari, cuci rambut sehari, tidak cuci
 Adakah alergi obat
2 hari sekali, merokok rambut, tidak
sehari 3-5 batang, dan merokok
tidak punya riwayat
alergi
2. Pola nutrisi metabolis:
 Diet khusus, adakah anjuran diet Tidak ada anjuran diet Klien dapat makan
sebelumnya. klien minum kopi dari RS porsi yang
 Makanan / minuman kesukaan atau sehari 3 gelas, makan disajikan tidak habis,
yang tidak disukai, jumlah, lahap 3x sehari, hanya dimakan 4
frekwensi, jenis. masakan diolah sendok selama 2 hari
 Nafsu makan. dengan digoreng, di RS selera makan

 Cara memasak: cara menyimpan, rebus, panggang, berkurang

cara pemberian makanan. bakar Ada rasa mual dan

 Keluhan: alergi / nausea / klien tidak ada muntah dan tidak

pantangan / anoreksia / kelelahan / riwayat alergi dan kesulitan dalam

vomiting / nyeri kronis / kesulitan tidak ada kesulitan menelan

menelan. menelan
pengetahuan klien
 Pengetahuan klien tentang nutrisi.
tentang nutrisi baik
 Berat badan naik turun selama 6
berat badan stabil
bulan terakhir.
klien tidak ada
 Adakah riwayat penyakit kulit yang
penyakit kulit
mengalami sulit penyembuhan.
3. Pola eliminasi:
 BAB: frekwensi, konsistensi, BAB 1x sehar dengan Selama 2 hari di RS
jumlah, warna, zat yang menyertai, pada pagi hari dengan klien mengatakan
kesulitan dan upaya untuk konsistensi lembek, BAB dengan
mengatasi masalah. warna kuning, bau frekuensi 2x sehari,
 BAK: frekwensi, konsentrasi, khas dan tidak ada konsistensi
jumlah, warna, zat yang menyertai, keluhan. keras(berbentuk bulat-
kesulitan dan upaya untuk Klien BAK ±2-6x bulat kecil, warna
mengatasi masalah. sehari dengan warna hitam, bau khas dan
 Pengguanaan alat bantu kateter. kuning,bau khas, dan klien mengeluh sulit
tidak ada kesulitan untuk BAB
BAK Klien mengatakan
BAK dengan
frekunesi 5-6x sehari
warna kekuningan,
bau khas dan tidak ada
keluhan BAK
4. Pola aktivitas dan latihan:
 Jenis aktivitas sehari-hari. Klien bekerja setiap Klien hanya dapat
 Ativitas untuk penggunaan waktu hari sebagai pedagang berdiam diri di tempat
senggang. dalam waktu tidur karena adanya
 Kebiasaan latihan. senggang klien rasa sakit di daerah

 Upaya pergerakan sendi menghabiskan waktu perut


untuk keluarga dan
 Kesulitan yang dihadapi dan upaya
tidak ada kesulitan
untuk mengatasinya
dalam menjalankan
aktivitas
5. Pola istirahat tidur:
 Lamanya tidur, frekwensi, jatuh Klien mengatakan Selama 2 hari di RS
tidur dalam waktu. biasa tidur malam ±6- klien tidur ±3-4
 Suasan lingkungan yang 7 jam/hari, klien tidak jam/hari, klien
mendukung untuk tidur. mempunyai masalah mengatakan kalau
 Keluhan yang berhubungan dengan dalam beristirahat malam sering
tidur: insomnia / mimpi tidur / terbangun karena
bangun terlalu awal. suasana yang panas
 Uapya untuk mengatasi masalah
tidur.
6. Pola sensori dan kognitif: Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
7. Pola persepsi dan konsep diri
 Gambaran diri Klien mengatakan Klien merasa tidak
o Respon verbal dan non verbal menyukai dan percaya diri karena
yang negatif disebabkan mensyukuri semua badannya terlihat
perubahan fungsi dan struktur anggota tubuhnya semakin kurus
tubuh.
o Tidak mau melihat / menyentuh
bagian badannya yang
mengalami perubahan fungsi.
 Ideal diri Klien ingin penyakit Klien berharap

o Emosi tidak responsif yang diderita tidak penyakit yang diderita


semakin parah segera sembuh dan
o Tidak dapat mengontrol diri
sehingga dapat dapat baeraktivitas
terhadap rangsangan
melakukan aktivitas lagi
o Menarik diri terhadap pergaulan
 Identitas diri
Klien tidak lupa Klien tetap tidak lupa
o Merasa kebingungan terhadap
dengan identitas dan identitasnya
jenis kelamin
jati dirinya
o Merasa yang kosong
 Harga diri
Perilaku asertif Perilaku asertif
o Kontak mata jarang dilakukan
o Perilaku asertif
o Banyak bergantung pada
pendapat orang lain
o Terdapat riwayat sering tidak
sukses didalam hidup Klien melakukan Kewajiban sebagai
 Peran diri kewajiban sebagai tulang punggung
o Primer suami yang menjadi keluarga terhambat
o Sekunder tulang punggung karena klien tidak
o Tersier keluarga bekerja

8. Pola hubungan-peran:
 Hubungan dengan anggota Klien sangat senang Klien tampak diam,
keluarga bergurau dengan sesekali berbincang
 Hubungan dengan teman sebaya keluarga, klien dengan istri dan
 Peran: dikenal dengan sosok kerabat yang

o Di rumah yang humoris dan menjenguk


klien sering
o Di sekolah
bersosialisasi dengan
o Di masyarakat
masyarakat
9. Pola seksualitas Klien tidak Klien tidak
mengalami gangguan mengalami gangguan

10. Pola penanganan masalah stress


 Penyebab stress Klien bingung karena Klien ingin segera
 Mekanisme pembelaan terhadap penyakit yang diderita sembuh dan tidak
stress sering kambuh khawatir karena telah
 Adaptasi terhadap stress ditangani oleh dokter

11. Pola keyakinan-nilai


 Kepercayaan terhadap agamanya Klien sholat 5 waktu, Klien sholat 5 waktu
 Dampak keyakinan terhadap upaya mempunyai keyakinan di atas bed sambil
penyembuhan yang kuat sehingga duduk
 Dampak sakit terhadap ritualnya klien yakin
penyakitnya akan
sembuh

Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi : perut bagian atas sekitar ulu hati
Intensitas :6
Frekuensi : hilang timbul saat epigastrium ditekan
Kualitas : tinggi
Durasi : hilang timbul
Penjalaran : bagian kiri abdomen
Faktor-faktor pencetus : merokok, terlalu banyak mengkonsumsi kafein
Cara menghilangkan : mengurangi kebiasaan merokok dan minum kopi
Faktor-faktor yang berhubungan : telat makan dan tidak rutin
Dampak pada aktivitas : aktivitas terganggua akibat adanya rasa mual dan nyeri
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : ya, klien tampak mengerutkan muka
Menjaga area yang sakit : ya, klien memegangi bagian perut
Respons emosional : baik
Penyempitan focus : tidak ada
Perubahan TD : dari 130/70 mmHg menjadi 110/70mmHg
Nadi : lebih cepat

II. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)


1. Keadaan umum :
keadaan umum pasien lemah dimana pasien merasa mual dan panas di daerah perut
2. Tanda-tanda vital
 Suhu : 37,5°
 Nadi : 80x/menit
 Pernafasan : 22x/menit
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
3. Kepala
 Rambut : bersih tidak tampak adanya ketombe, terdapat uban
 Muka : simetris, tidak ada luka
 Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis
 Telinga : simetris tidak ada luka
 Hidung dan sisnus-sinus : simetris tidak ada secret
 Mulut-faring : bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada
perdarahan dan pembengkakan gusi
 Leher : tidak terdapat pembesaran vena jugularis
4. Dada
 Inspeksi : bentuk simetris, tidak menggunakan otot bantu pernafasan
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
 Paru
o Palpasi : tidak ada nyeri tekan
o Perkusi : sonor
o Auskultasi : tidak terdapat ronkhi dan wheezing
 Jantung
o Amati dan palpasi : tidak ada pembengkakan
o Auskultasi : bunyi jantung lup-lup
5. Abdomen
 Inspeksi : tidak tampak pembesaran abdomen
 Auskultasi : bising usus 30x/menit
 Palpasi : terdapat nyeri tekan pada abdomen(ulu hati)
 Perkusi : timpani
6. Genetalia laki-laki
 Inspeksi : tidak tampak keluhan
 Palpasi : tidak ada keluhan
7. Genetalia wanita
 Inspeksi :-
8. Anus
 Inspeksi : tidak tampak keluhan
9. Punggung
 Inspeksi : tidak terdapat luka
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Ekstremitas
 Inspeksi : terpasang infus pada tangan kiri, tida ada oedem
 Palpasi : tidak ada keluhan

III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum ada dilakukan pemeriksaan penunjang sampai dalam pengkajian

IV. TERAPI

 Infus RL 20 tpm
 Ranitidin 2x1 mg
 Antasida 3x500 mg
 Paracetamol 3x500 mg/hari
 Injeksi cefotaxim 1gr
ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
20-1- DS : Klien mengeluh mual Gejala penyakit Gangguan rasa nyaman
2021 dan perut terasa perih gastritis
DO :
 mengeluh mual
 gelisah
 tampak merintih
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 37,5°C

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO
TANGGAL DIAGNOS DIAGNOSA KEPERAWATAN
A
20-1-2021 1 Gangguan rasa nyaman b.d gejala penyakit gastritis ditandai
dengan :
DS : Klien mengeluh mual dan perut terasa perih
DO :
 mengeluh mual
 gelisah
 tampak merintih
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 37,5°C
INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman b.d Tujuan : Manajemen mual
gejala penyakit gastritis ditandai Setelah dilakukan tindakan 1.03117
dengan : keperawatan 1x24 jam, Observasi :
DS : Klien mengeluh mual dan diharapkan masalah gangguan 1. identifikasi
perut terasa perih rasa nyaman dapat teratasi pengalaman mual
DO : Kriteria hasil : 2. identifikasi dampak
 mengeluh mual  mual menurun mual terhadap
 gelisah  gelisah menurun kualitas hidup
 tampak merintih  merintih menurun 3. identifikasi faktor
N : 80x/menit penyebab mual
RR : 22x/menit 4. monitor asupan
TD : 110/70 mmHg nutrisi dan kalori
Suhu : 37,5°C Terapeutik :
1. kendalikan faktor
lingkungan penyebab
mual
2. kurangi atau
hilangkan keadaan
penyebab mual
Edukasi :
1. anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
2. ajarkan penggunaan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengatasi mual
Kolaborasi :
1. kolaborasi pemberian
antiemetik dengan
dokter
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
DIAGNOSA PUKUL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TTD
KEPERAWATAN PERAWAT
Gangguan rasa nyaman b.d 08.00 Mengidentifikasi pengalaman mual Firda
gejala penyakit gastritis 08.30 Mengidentifikasi dampak mual terhadap Tika
ditandai dengan : kualitas hidup
DS : Klien mengeluh mual 09.00 Mengidentifikasi faktor penyebab mual Ika
dan perut terasa perih 09.45 Memonitor asupan nutrisi dan kalori Firda
DO : 10.15 Mengendalikan faktor lingkungan Tika
 mengeluh mual penyebab mual
 gelisah 10.30 Mengurangi atau menghilangkan keadaan Ika
penyebab mual
 tampak merintih
11.00 Menganjurkan istirahat yang cukup Firda
N : 80x/menit
11.30 Mengajarkan penggunaan teknik Tika
RR : 22x/menit
nonfarmakologis untuk mengatasi mual
TD : 110/70 mmHg
13.00 Kolaborasi pemberian antiemetik dengan Firda
Suhu : 37,5°C
dokter
CATATAN PERKEMBANGAN
PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx. KEP
(S O A P)
1. 21-1-2021 Gangguan rasa S : Klien mengatakan sudah tidak merasa mual
nyaman b.d gejala
penyakit gastritis O:
ditandai dengan : - Tidak mengeluh mual
DS : Klien - Tidak lagi gelisah
mengeluh mual dan - Klien tampak sehat dan tidak lagi
perut terasa perih merintih
DO :
 mengeluh A : Masalah gangguan rasa nyaman teratasi
mual
 gelisah P : Intervensi dihentikan
 tampak
merintih
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
TD : 110/70mmHg
Suhu : 37,5°C

Anda mungkin juga menyukai