Dosen Pembimbing :
Mumpuni DN, SST, M.Si
Disusun Oleh :
Firda Surya Ajjannah
192102012
Laporan kasus sebagai tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada Program Studi DIII
Keperawatan STIKES Pemkab Jombang.
Nama : Firda Surya Ajjannah
NIM : 192102012
Telah dikonsulkan dan di revisi sebagai laporan kasus Praktik Klinik Keperawatan I pada
Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang pada :
Hari :
Tanggal :
Jombang, ............................
Pembimbing Akademik
A. Definisi
Kenyamanan atau rasa aman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan
penampilan sehari-hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu rangsangan. (Potter
& Perry, 2006)
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis. Pemenuhan kebutuhan
keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat
atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan kebutuhan tersebuut. (Asmadi,
2008)
Menurut (Mardella, ester, Riskiyah & Mulyaningrum, 2013) gangguan rasa nyaman
dapat dibagi menjadi 3 yaitu :
a. Nyeri akut
Nyeri akut merupakan keadaan sseseorang mnegeluh ketidaknyamanan dan
merasakan sensasi yang tidak nyaman, tidak mnyenangkan selama satu detik
sampai dengan kurang dari enam bulan
b. Nyeri kronis
Nyeri kronis adalah keadaan individu mengeluh tidak nyaman dengan adanya
sensasi nyeri yang dirasakan dalam kurun waktu yang lebih dari enam bulan
c. Mual
Mual merupakan keadaan pada saat individu mengalami sensasi yang tidak
nyaman pada bagian belakang tenggorokan, area epigastrium atau pada
seluruh bagian perut yang bisa saja menimbulkan muntah atau tidak
B. Etiologi
Dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI, 2016) penyebab
gangguan rasa nyaman adalah :
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional dan lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan)
d. Kurangnya privasi
e. Gangguan stimulasi lingkungan
f. Efek terapi (misalnya medikasi, radiasi dan kemoterapi)
g. Gangguan adaptasi kehamilan
Patofisiologi gastritis dimulai dari infeksi atau inflamasi pada lapisan mukosa
lambung. Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung,
dan enzim pepsin. Asam lambung bertugas memecah makanan, dan enzim pepsin mencerna
protein. Lapisan mukosa lambung diliputi oleh lapisan tebal mukus yang melindunginya dari
cairan asam lambung yang dapat melumerkan dan mengikis jaringan lambung di dalamnya.
Inflamasi mukosa terjadi ketika lapisan mukosa mengalami inflamasi, produksi asam
lambung, enzim pepsin, dan zat-zat pelindung lainnya menjadi berkurang. Awalnya, pada
fase akut, infeksi atau inflamasi yang terjadi adalah sub-klinik pada kebanyakan penderita.
Pada fase ini terjadi erosi superfisial, di mana permukaan mukosa lambung menampakkan
eritema dan edema. Umumnya, gastritis fase ini beronset akut, dan cepat berakhir.
Inflamasi dapat menyeluruh (pan gastritis), atau sebagian lambung saja (antral gastritis).
Inflamasi dapat berupa nodul-nodul kecil, sebagai tanda akut atau subakut gastritis, yang asal
muasalnya belum jelas. Nodul inflamasi ini diperkirakan merupakan gambaran erosi yang
telah berepitelialisasi atau menyembuh, namun masih mungkin terjadi edema.
Manisfestasi Klinis
1. Gastritis akut :
a. Ulserasi superficial yang menimbulkan hemorragie
b. Ketidaknyamanan abdomen (mual, anoreksia)
c. Muntah serta cegukan
d. Dapat terjadi kolik dan diare
e. Peningkatan Suhu Tubuh
f. Takikardi
2. Gastritis kronis :
a. Tipe A : Asimtomatis
b. Tipe B :Mengeluh anoreksia, Sakit ulu hati setelah makan, Bersendawa, Rasa pahit
dalam mulut, Mual dan muntah
Komplikasi
1. Gastritis Akut
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna
bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syock
hemoragik.Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran
klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah
H. pylory, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90 % pada tukak lambung. Diagnosis
pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
2. Gastritis Kronis
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karena gangguan absorpsi
vitamin B12
2) Gastritis Kronis :
a. Modifikasi diet, reduksi stress, dan farmakoterapi.
b. H. phylory mungkin diatasi dengan antibiotik (mis; tetrasiklin atau amoxicillin) dan
garam bismuth (pepto bismol)
C. Patofisiologi
1. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terjadi dari kebutuhan terhadap oksigen akan
mempengaruhi keamanan pasien
2. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata pencahayaan
dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan pasien rawat inap
3. Status nutrisi
Keadaan status nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan
penyakit, demikian sebaliknya dapat berisiko terhadap penyakit tertentu
4. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan
kenyamanan
5. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang
penyakit
6. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional
Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok
D. Gejala Klinis
a. Vakolasi
Mengaduh, menangis, sesak nafas, mendengkur
b. Ekspresi wajah
Meringis, mengeletuk gigi, mengernyit dahi, menutup mata dan mulut rapat,
menggigit bibir
c. Gerakan tubuh
Gelisah, imobilisasi, ketegangan otot, peningkatan gerakan jari dan tangan,
gerakan ritmik atau gerakan menggosok, gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi sosial
Menghindari percakapan, fokus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan
rasa mual, menghindar kontak sosial, penurunan rentang perhatian
E. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stress.
Teknik relaksasi memberikan individu kontrol dari diri ketika terjadi rasa tidak
nyaman(mual) atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam imajinasi
terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran, berkonsentrasi pada kesan
tersebut sehingga secara bertahap klien dapat mengurangi rasa
ketidaknyamanan.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan
individu informasi tentang respon fisiologis misalnya tekanan darah. Hipnosisi
diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri atau mual melalui pengaruh
sugesti positif dan dapat mengurangi distraksi. Mengurangi persepsi nyeri atau
mual adalah suatu cara sederhana untuk meningkatkan rasa nyaman dengan
membuang atau mencegah stimulus yang dirasakan.
c. Teknik distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus prhatian terhadap nyeri atau
mual ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu distraksi visual,
distraksi pendengaran, distraksi pernafasan, dan distraksi intelektual.
F. Fokus Pengkajian
a. Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
2) Membuka mata lebar-lebar
3) Menggigit bibir bawah
b. Verbal
1) Menangis
2) Berteriak
c. Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernapasan
d. Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasikan tempat atau rasa yang tidak
nyaman
◦Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah dan lemah
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi
lambat
c. Perkusi : suara abdomen hypertimpani
d. Auskultasi : tekanan darah menurun
◦pemeriksaan penunjang
1. USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman pada
bagian perut
2. Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapan
mengganggu rasa nyaman klien
G. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman(mual)
2. Nyeri akut
No Intervensi Rasional
1. 1. Identifikasi pengalaman mual 1. Untuk mengidentifikasi keefektifan
2. Identifikasi dampak mual intervensi yang diberikan
terhadap kualitas hidup(mis. Nafsu 2. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
makan, aktifitas, tangguang jawab dan mencegah mual
peran dan tidur 3. Untuk mengurangi efek mual dan
3. Identifikasi faktor penyebab mencegah muntah
mual(mis. Pengobatan dan 4. Untuk menghindari efek mual
prosedur) 5. Untuk mengurangi mual pada
4. Anjurkan istirahat dan tidur yang sentralnya
cukup
5. Kolaborasi pemberian antlemetik
2. 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Untuk memilih intervensi yang
durasi, frekuensi, kaulitas, intensitas cocok dan untuk mengevaluasi
nyeri keefektifan dari terapi yang diberikan
2. Identifikasi pengetahuan dan 2. Dapat mengurangi ansietas dan rasa
keyakinan tentang nyeri takut, sehingga mengurangi persepsi
3. Berika teknik nonfarmakologis akan intensitas rasa sakit
untuk mengurangi rasa nyeri 3. Tindakan ini memungkinkan klien
4. Kolaborasi pemberian anlgetik untuk mendapatkan rasa kontrol
terhadap nyeri
4. Memberikan penurunan nyeri/tidak
nyaman
I. Daftar Pustaka
Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Potter & Ferry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan
Praktik Edisi 4. Jakarta: EGC
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. S
Umur : 40 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/ Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SMA
Alamat : Karanglo, Jombang
No. Register : 101.8680
Tanggal MRS : 18 Januari 2021
Tanggal Pengkajian : 20 Januari 2021
Diagnosa Medis : Gastritis
Penanggung Jawab : ASKES/ASTEK/JAMSOSTEK/JPS/SENDIRI
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
: tinggal serumah
menelan. menelan
pengetahuan klien
Pengetahuan klien tentang nutrisi.
tentang nutrisi baik
Berat badan naik turun selama 6
berat badan stabil
bulan terakhir.
klien tidak ada
Adakah riwayat penyakit kulit yang
penyakit kulit
mengalami sulit penyembuhan.
3. Pola eliminasi:
BAB: frekwensi, konsistensi, BAB 1x sehar dengan Selama 2 hari di RS
jumlah, warna, zat yang menyertai, pada pagi hari dengan klien mengatakan
kesulitan dan upaya untuk konsistensi lembek, BAB dengan
mengatasi masalah. warna kuning, bau frekuensi 2x sehari,
BAK: frekwensi, konsentrasi, khas dan tidak ada konsistensi
jumlah, warna, zat yang menyertai, keluhan. keras(berbentuk bulat-
kesulitan dan upaya untuk Klien BAK ±2-6x bulat kecil, warna
mengatasi masalah. sehari dengan warna hitam, bau khas dan
Pengguanaan alat bantu kateter. kuning,bau khas, dan klien mengeluh sulit
tidak ada kesulitan untuk BAB
BAK Klien mengatakan
BAK dengan
frekunesi 5-6x sehari
warna kekuningan,
bau khas dan tidak ada
keluhan BAK
4. Pola aktivitas dan latihan:
Jenis aktivitas sehari-hari. Klien bekerja setiap Klien hanya dapat
Ativitas untuk penggunaan waktu hari sebagai pedagang berdiam diri di tempat
senggang. dalam waktu tidur karena adanya
Kebiasaan latihan. senggang klien rasa sakit di daerah
8. Pola hubungan-peran:
Hubungan dengan anggota Klien sangat senang Klien tampak diam,
keluarga bergurau dengan sesekali berbincang
Hubungan dengan teman sebaya keluarga, klien dengan istri dan
Peran: dikenal dengan sosok kerabat yang
Nyeri / Ketidaknyamanan
Subjektif (Gejala)
Lokasi : perut bagian atas sekitar ulu hati
Intensitas :6
Frekuensi : hilang timbul saat epigastrium ditekan
Kualitas : tinggi
Durasi : hilang timbul
Penjalaran : bagian kiri abdomen
Faktor-faktor pencetus : merokok, terlalu banyak mengkonsumsi kafein
Cara menghilangkan : mengurangi kebiasaan merokok dan minum kopi
Faktor-faktor yang berhubungan : telat makan dan tidak rutin
Dampak pada aktivitas : aktivitas terganggua akibat adanya rasa mual dan nyeri
Obyektif (Tanda)
Mengkerutkan muka : ya, klien tampak mengerutkan muka
Menjaga area yang sakit : ya, klien memegangi bagian perut
Respons emosional : baik
Penyempitan focus : tidak ada
Perubahan TD : dari 130/70 mmHg menjadi 110/70mmHg
Nadi : lebih cepat
III.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Belum ada dilakukan pemeriksaan penunjang sampai dalam pengkajian
IV. TERAPI
Infus RL 20 tpm
Ranitidin 2x1 mg
Antasida 3x500 mg
Paracetamol 3x500 mg/hari
Injeksi cefotaxim 1gr
ANALISA DATA
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
20-1- DS : Klien mengeluh mual Gejala penyakit Gangguan rasa nyaman
2021 dan perut terasa perih gastritis
DO :
mengeluh mual
gelisah
tampak merintih
N : 80x/menit
RR : 22x/menit
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 37,5°C