Anda di halaman 1dari 48

EPILEPSI

Dr. Intan Nurswida SpS


HISTORICAL FIGURES
F a m o u s P e o p le w ith E p ile p s y

V an G ogh A lf r e d N o b e l
J u liu s C a e sa r C h a r le s D ic k e n s
N a p o le a n L ord B y ron
A le x a n d e r S h e lly
P e te r th e G r e a t T en n y so n
C h a r le s V D o s to e v s k y
J a m e s M a d is o n S w if t
1%
Joan of A rc L e w is C a r r o ll
A r is to tle F la u b e r t
S o c r a te s M o lie r e
P y th a g o r a s D a n te
Is a a c N e w to n T o ls to y
H an d el T r u m a n C a p o te
T c h a ik o v s k y A g a th a C h r is tie
R ic h a r d B u r to n B la is e P a s c a l

Neurology Department
Muhammad Akbar Hasanuddin University
DEFINISI
 Epilepsi
suatu keadaan yg ditandai oleh bangkitan
epilepsi berulang, berselang lebih dari 24 jam
yg timbul tanpa provokasi.

 Bangkitan epilepsi (epileptic seizure)


manifestasi klinik yg disebabkan oleh aktivitas
listrik otak yg abnormal dan berlebihan dari
sekelompok neuron. Manifestasi klinik ini terjadi
secara tiba-tiba dan sementara perubahan
perilaku yg stereotipik, dpt menimbulkan
gangguan kesadaran, motorik, sensorik, otonom,
ataupun psikik.
EPILEPSY- A CRITICAL BALANCE

EXCITATION INCREASE

INHIBITION DECREASE

SEIZURE

SEIZURE

•Na+ channel antagonists • GABAA agonists


•Ca2+ channel antagonists • Enhanced GABA levels
•Glutamate receptor antagonists • K+ channels modulators
Neurology Department
Feb 4, 2005
Muhammad Akbar Hasanuddin University
What Is the Difference Between Epilepsy &
Seizures?

 A seizure is a brief, temporary


disturbance in the electrical activity of the
brain
 Epilepsy is a disorder characterized by
recurring seizures (also known as “seizure
disorder”)
A seizure is a symptom of epilepsy
A. Bangkitan Parsial B. Bangkitan parsial berkembang
menjadi umum

C. Bangkitan Umum D. Lokasi Bangkitan


ILAE
CLASSIFICATION OF SEIZURES
ILAE
CLASSIFICATION OF SEIZURES
EPIDEMIOLOGI
 80/100.000 penduduk
 Insiden yang tinggi pada bayi dan anak
 Meningkat kembali pada orang tua

9
KEJANG FOKAL

Simpel parsial:


Manifestasi motorik

Somatosensorik dan sensorik khusus

Autonomik

Psikis

Disfasic

Dysmnestic

Cognitif

Afektif

Parsial kompleks


Kejang parsial disertai dengan penurunan kesadaran

Komponen :

Aura

Penurunan kesadaran

Otomatisasi 10
FAKTOR PRESIPITASI
 Stress
 Kurang tidur atau kecapaian
 Siklus tidur yang tidak teratur
 Alkohol atau withdrawal alkohol
 Gangguan metabolik
 Toksin atau obat-obatan
 Siklus menstruasi

11
Neurology Department
Muhammad Akbar Hasanuddin University
Neurology Department
Muhammad Akbar Hasanuddin University
ETIOLOGI EPILEPSI
 Idiopatik: etiologi tdk diketahui, tdk
terdapat lesi struktural di otak, tdk ada
defisit neurologik. Diperkirakan: genetik.
 Simptomatik: bangkitan epilepsi disebabkan
oleh lesi struktural otak, mis: cedera kepala,
infeksi SSP, tumor otak, dll
 Kriptogenik: dianggap simptomatik, tetapi
belum diketahui penyebabnya, ct: West
Syndrome, Lennox-Gestaut Syndrome.
ETIOLOGI
Genetik

Didapat


Trauma

Operasi NS

Infeksi

Penyakit vasculer

Sclerosis hipokampus

Tumor

Neurodegeneratif

Metabolik

Toksin

Congenital


Cortical dysgenesis

Tumor otak

Malformasi vasculer

Trauma perinatal 15
AN APPROACH TO SEIZURES
I s it a s e iz u r e ?

Yes No

I s it s y m p t o m a t i c o f a n a c u t e il ln e s s

No Yes

W h a t is t h e p r o b a b l e c a u s e ? D ia g n o s e a n d T r e a t

n a t u r a l h is t o r y
in v e s t ig a t io n
tre a tm e n t
DIAGNOSIS
 Pasien didiagnosis epilepsi jika mengalami
serangan kejang secara berulang
 Untuk menentukan jenis epilepsinya, selain dari
gejala, diperlukan berbagai alat diagnostik :
EEG
CT-scan
MRI
Lain-lain

Neurology Department
Muhammad Akbar Hasanuddin University
Focal seizures
Absence
seizures
AUTOMATISM
PSYCHOGENIC NON EPILEPTIC SEIZURE
(PSYCHOGENIC SEIZURE / PSEUDO SEIZURE)

 Mirip epileptic seizure


 Kadang-kdang bentuk aneh
 Cetusan emosi
 Jarang melukai diri
 Jarang terjadi pd waktu tidur
PENY YG MENYERUPAI KEJANG
Jenis kelainan Gejala Penyebab
Sinkop (pingsan) hilangnya kesadaran sementara pengurangan aliran
darah otak secara
tiba-tiba
Bangkitan Psikogenik Non- Bangkitan kejang kaku-kaku dan gerakan kejang, gangguan emosional
epileptik (kejang cari dipakai sebagai alat untuk mencari perhatian
perhatian)
Narkolepsi (serangan tidur) Serangan-serangan tidur terjadi beberapa kali dalam bersifat familial
sehari dalam keadaan lingkungan yang sangat
asing.
Sleep apnoea berhentinya pernafasan selama setengah menit atau
lebih, terjadi sampai seratus kali semalam.
Transient ischaemic attack (TIA) Gangguan kesadaran dikaitkan dengan kelemahan pengurangan aliran
(serangan otak sepintas) separuh tubuh, gangguan bicara atau hilangnya darah ke bagian
penglihatan yang terjadi dalam beberapa menit otak tertentu
atau beberapa jam.
Dizzines ( pusing) hilangnya keseimbangan
Migrain (nyeri separuh kepala) nyeri kepala yang hebat, seringkali unilateral, didahului
oleh suatu aura berakhir dalam 15-30 menit.
Trigeminal neuralgia ( nyeri nyeri yang berat dan berulang pada satu sisi wajah Penyebabnya tidak
didaerah pipi) diketahui
Tetanus spasme otot yang berulang, terutama otot rahang dan Infeksi clostridium tetani
leher, dengan kesulitan membuka mulut. Ekspresi
wajah yang khas disebut risus sardonikus. Badan
kaku seperti papan, dan opisthotonus( punggung
seperti busur)
NARKOLEPSI
SLEEP APNOEA
KATAPLEKSI
TETANUS
Seizure first aid
Do or don’t?

Panic
Seizure first aid
Do or don’t?

Call an
ambulance
immediately
Seizure first aid
Do or don’t?

Send for help


Seizure first aid
Do or don’t?

Put something
soft under
their head
Seizure first aid
Do or don’t?

Time how long


the seizure
lasts
Seizure first aid
Do or don’t?
Hold them down
so they don’t
hurt themselves
Seizure first aid
Do or don’t?

Move them
away from the
chair to avoid
injury
Seizure first aid
Do or don’t?

Try to bring
them around
Seizure first aid
Do or don’t?

Put them on their side (in the


recovery position) as soon as
possible
Seizure first aid
Do or don’t?

Stay with them


until they are
fully recovered
and reassure
them
1 Time
the 5 Stay calm
and reassure
4 Keep the
area safe 3 Get help
seizure

Put
something Put them into the recovery
soft under 2 6 position AFTER the shaking
their head has stopped
First Aid for Seizures
 Stay calm and track time
 Protect head, remove glasses, loosen tight neckwear
 Move anything hard or sharp out of the way
 Turn person on one side, position mouth to ground
 Check for epilepsy or seizure disorder ID
 Understand that verbal instructions may not be obeyed
 Stay until person is fully aware and help reorient them
 Call ambulance if seizure lasts more than 5 minutes or if
it is unknown whether the person has had prior seizures
EEG seizure
TERAPI
Prinsip:
 Monoterapi
 Dosis kecil yang dapat mengendalikan kejang
 Jangka panjang
 Ekonomi

08/28/2020 macdoc 42
TABEL OBAT BAGI TIPE-TIPE EPILEPSI

Tipe kejang Lini pertama Lini kedua


Kejang parsial sederhana dan Carbamazepin, valproat, Acetazolamid, clobazam, felbamate,
kompleks fenitoin gabapentin, lamotrigin,
Fokal sekunder general levetiracetam, oxcarbazepin,
Tonik klonik fenobarbital, primidone, tiagabin,
topiramate, vigabatrin
absans Valproat, ethosuximide Acetazolamide, clobazam,
clonazepam, lamotrigin, fenobarbital,
primidone
Absans atypic, tonik klonik valproat Acetazolamid, Carbamazepin,
clobazam, clonazepam,
ethosuksimide, felbamate,
lamotrigine, oxcarbazepine,
fenobarbital, fenitoin, primidone,
topiramat
Myoklonik Valproat Clobazam, clonazepam,
ethosuximide, lamotrigin,
fenobarbital, piracetam, primidon

08/28/2020 macdoc 43
STATUS EPILEPSI
 Kondisi kejang yang berlanjut > 30 menit (terbaru
>5menit)
 Kejang > 2 kali antar kejang pasien tidak sadar

Serial epilepsi
 Kejang > 2 kali dan antara kejang pasien sadar

08/28/2020 macdoc 44
PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS
 Sesuai dengan modifikasi protokol AWGOSE 1993
 Bila setelah menit ke 60 belum teratasi, perawatan
dilakukan di ICU
 Protokol
0 menit
 Perbaiki jalan nafas dan sirkulasi

 Oksigen lewat nasal, monitor EKG, pernafasan, dan temperatur

 Lakukan anamnesis dan pemeriksaan neurologik

 Ambil sampel darah untuk elektrolit, BUN, glukosa, toksikologi, kadar

OAE, gas darah


 Pasang jalur IV dengan larutan NaCl 0,9% dengan tetesan lambat

 Berikan 50 ml Glukosa 40% IV dan 100 mg tiamin IV/IM

 Lakukan rekaman EEG bila ada

 Berikan diazepam 0,3 mg/kgBB IV sampai max. 20 mg dapat diulangi

jika masih kejang setelah 5 mnt.


 Lanjutkan dengan fenitoin IV 18 mg/kgBB disertai monitor EKG dan

tekanan darah selama infus fenitoin (bila kejang teratasi). Bila kejang
belum teratasi berikan fenitoin IV 15-20 mg/kgBB.
PENANGANAN STATUS EPILEPTIKUS
20 – 30 mnt
 Jika kejang menetap intubasi, kateter, rekaman EEG, temperatur

 Beri fenobarbital, dosis rumat 20 mg/kgIV (100 mg/menit)

40 – 60 mnt
 Berikan pentobarbital 5 mg/kgBB IV dosis awal, ditambah terus

sampai kejang berhenti dengan monitoring EEG, dilanjutkan


dengan 1 mg/kg/jam, kecepatan infus lambat setiap 4-6 jam
untuk menentukan apakh kejang suadah teratasi atau tidak ada
komplikasi terhadap tekanan darah, pernafasan
>60 mnt
 Kejang masih menetap dilakukan anestesia dengan pentobarbital,

intubasi, ventilator mekanik


Neurology Department
Muhammad Akbar Hasanuddin University
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai